You are on page 1of 25

Perencanaan & Desain Fisik

Rumah Sakit
Program Studi
Kajian Administrasi Rumah Sakit
Program Pascasarjana - URINDO
2011
Syafiul A. Syaaf, Ir., MARS
Tujuan Umum
Memahami proses pendirian maupun
pengembangan rumah sakit yang sesuai
dengan kebutuhan dan permintaan, serta
mampu menjalankan dan mengorganisir
proses perencanaan RS
Memahami operasional rumah sakit sejalan
dengan kaidah manajemen dan kaidah
pelayanan medik secara umum
Tujuan Khusus
Dapat menyusun program pembangunan
maupun pengembangan rencana rumah
sakit

Agar peserta dapat melakukan kajian atau


menilai perencanaan pembangunan dan
pengembangan suatu rumah sakit yang
dilakukan oleh pihak ke tiga
Proses Perancangan
Rumah Sakit
Proses Perancangan
Tahap 1 & 2
The Needs Assessment
Team
Establishes an overall plan
of the needs
1
Planners the range of services
target population
End Users
catchments area
financial feasibility
scale of hospital

Briefing Team

Planners
Prepare key document
2 translates the requirements into
End Users functions, activities, space distribution
program and relationsips

Architects/
Engineers
Tahap 3 & 4
Design team

Pools the expertise


starting from preliminary and
3 development designs and produce
End Users technical specification, tendering
document, and detailed working drawing

Architects/
Engineers

Construction team

Builder
Implementation of design
4 from approved drawing and technical
End Users specification

Architects/
Engineers
Tahap 5
Commissioning team

The commissioning team


staffs the hospital
5
commissions and procures the
equipment
prepare for its operation
End Users
and staff
Roles of members of the team
Ø The Health Planner establishes the need for the hospital, its role in the community and
the services it will offer
Ø The Functional Planner establishes the functioning of the different departments and of
the hospital as a whole
Ø The Financial Planner establishes the financial feasibility of the project
Ø The Physical Planner establishes the relation of the hospital to the town and the
community that it serves
Ø The Architect and engineering consultants provide professional planning, design and
supervision of construction
Ø The Builder/Contractor produces the hospital in its physical from using materials, labour
and construction equipment
Ø The Procurement staff and the personnel staff from part of the commissioning team
which prepares the hospital for operation by procuring material and recruiting staff
Ø The Client/User is the owner and final user of the hospital
Skematik Tahapan Perancangan
Tahap 1 →Ide atau konsep
Pemilik mempunyai keinginan untuk mendirikan suatu rumah sakit
dengan maksud dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya,
dengan demikian visi dan misi dari rumah sakit tersebut secara umum
harus sudah ada terlebih dahulu untuk dilanjutkan kedalam bentuk
studi, apakah keinginan tersebut layak atau tidak (Stakeholder)

Tahap 2 → Studi Kelayakan


Keinginan pemilik ditindak lanjuti bersama dengan end user dan
planners untuk dituangkan dalam bentuk studi, disebut dengan Studi
Kelayakan (Feasibility Study) yang ditinjau dari berbagai aspek,
seperti kependudukan, sosio-ekonomi, morbiditas dan mortalitas,
fasilitas layanan serta seberapa besar biaya investasi yang
dibutuhkan, apakah investasi tersebut layak atau tidak.
(Stakeholder, End user and Planners) → Ijin Prinsip
→ UKL-UPL/AMDAL yang sesuai dengan tingkatan dari rumah sakit.
Tahap 3a →Rencana Operasional
Mengacu dari hasil studi kelayakan, Organisasi/Operator bersama
dengan end user serta planners menyusun rencana operasional
rumah sakit yang biasanya dibuat untuk kurun waktu 5 tahun.
Mencakup perlatan (medik & non medik), SDM, Keuangan dan
strategi pencapaian.

Tahap 3b → Master Plan & Detail


desain
Bersamaan dengan rencana operasional, dibuat Master Plan fisik dan
Detail Disain dari rumah sakit, pada tahapan ini team yang terlibat
juga adalah organisasi/operator, end user dan arsitek serta ahli teknik
lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan fisik
rumah sakit.
Tahap 4a →Pra-Operasional
Pada tahapan ini, merupakan tindak lanjut dari persiapan operasional
rumah sakit yang telah dibuat bersama oleh organisasi/operator, end
user dan planners dalam hal sistem dan prosedur serta persiapan
sumber daya manusia (recruitment, diklat dll).

Tahap 4b → Konstruksi Fisik


Pada tahap pembangunan fisik oleh kontraktor dan masa
pemeliharaan ini berkaitan erat dengan kegiatan pra-operasi, karena
pada waktu selesainya konstruksi bangunan akan diadakan serah
terima bangunan ke pemilik yang diwakili oleh organisasi/operator
untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatannya.
Tahap 5 → Pembukaan & Peresmian

Merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses pembangunan rumah


sakit untuk diteruskan dalam kegiatan layanan kesehatan sesuai
dengan maksud dan tujuan awal pendirian rumah sakit yang akan
dijalankan oleh Organisasi/operator pelayanan kesehatan dalam hal
ini adalah pengelola rumah sakit → Ijin Operasional

❑ UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 44 TAHUN 2009 → TENTANG RUMAH SAKIT

❑ PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 147/MENKES/PER/I/2010
TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT
Kriteria Lokasi &
Luasan
Rumah Sakit
Syafiul A. Syaaf, Ir., MARS
Program Pasca Sarjana URINDO
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit
Kriteria Pemilihan Lokasi
• PPARS (Depkes)
Dapat dijangkau dengan mudah
Tersedianya infra struktur (air, listrik, gas, komunikasi dst)
Tidak tercemar dan tidak mencemari lingkungan
Tersedia area untuk pengembangan
Memenuhi PerDa setempat (Peruntukan, KDB, KLB, parkir, dst)
• DHGD (WHO)
15 – 30 menit perjalanan
Dalam kelompok pelayanan umum
Tersedianya infra struktur (air, listrik, gas, komunikasi, pembuangan
limbah)
Ratio TT/lahan
✓ 25 tt → 2 ha (800m2/tt)
✓ 100 tt → 4 ha (400m2/tt)
✓ 200 tt → 7 ha (350m2/tt)
✓ 300 tt → 10 ha (333m2/tt)
Pertimbangan Lahan
• Peruntukan Lahan (sosial, campuran/mixed use)
• KDB (Koefisien Dasar Bangunan) / BC (Building Coverage)
/Plot Ratio → areal lahan yang diijinkan untuk dibangun (20% -
70%)
• KDH (Koefisien Dasar Hijau) areal hijau yang diharuskan/tanah
• KLB (Koefisien Lantai Bangunan) / FAR (Floor Area Ratio) → Luas
lantai total bagunan yang diijinkan (1 – 5)
• GSB (Garis Sempadan Bangunan)
• Ketinggian Bangunan (Maks 4 Lantai, maks 8 Lantai atau lebih)
• Topografi (kontur tanah → datar atau miring)
• Kondisi Tanah (struktur bangunan) → Soil Test
Contoh Building Coverage
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) / BC (Building Coverage)
/Plot Ratio → areal lahan yang diijinkan untuk dibangun (30% -
60%)
KDB = Luas Lahan x Ijin
= (100 x 200) x 50%
Luas Lt. Dsr
→ 10.000 m2 = 20.000 x 50%
200 m
= 10.000 m2
GSB Luas lantai dasar yang boleh
(Garis Sempadan Bangunan) dibangun

100 m
Contoh Koefisien Lantai Bangunan

KLB (Koefisien Lantai Bangunan) / FAR (Floor Area Ratio) → Luas


lantai total bagunan yang diijinkan 1.5 - Ketinggian Maksimal 10
Lantai
KLB = Luas Lahan x Ijin
= 20.000 x 1.5
= 30.000 m2
Luas lantai Seluruhnya yang boleh
dibangun (tidak termasuk basement /
parkir)
GSB
Luas Podium (1 lt) → 10.000 m2
(Garis Sempadan Bangunan)
Luas per Lantai Tower (8 lt) → 2.500 m2
Etimasi Luas Bangunan
8.1 m2

17.1 m2
1. Wards
2. Dayrooms, solarium
3. Tea kitchen, baths, toilets
4. Examinations, laboratory, pharmacy 28.5 m2
5. Corridors

1. Administration
2. Stairs, lifts 42.0 m2
3. Ancillary rooms, basement, top flor
4. Plant, heating, pumps

1. Kitchen etc
2. Surgical departemen
3. x-ray departemen
4. Treatment rooms
5. Staff section
6. Special accomodation
7. Lecture and research facilities
Standar/dasar luasan
Standar/dasar luasan
Pra-Kiraan Kebutuhan Luas Bangunan & Tanah
Rasio luas bangunan RS dengan Tempat Tidur
1 T. Tidur : 75 m2
Kapasitas RS yang akan dibuat
100 TT dibutuhkan luas bang 7,500 m2
Estimasi luasan & Bya
Ketinggian bangunan 1 Lantai
Luas Lantai dasar 7,500 m2
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) 30%
Luas Lahan yang dibutuhkan untuk Bangunan RS 25,000 m2
Total Luas Tanah yang dibutuhkan +/- 25,000 m2

Pra-kiraan Biaya Investasi Rumah Sakit

BIAYA PROYEK
a. Biaya tanah Rp. 0
25,000 x 0
b. Biaya pra konstruksi Rp. 3,737,500,000
- Set Up Organisasi dan bya lain-lain 500,000,000
- Perijinan (Ijin prinsip, IMB) 437,500,000
- Konsultan Manajemen RS 750,000,000
- Amdal, UKL/UPL 100,000,000
- Konsultan Perencana Bangunan 3.50% 1,050,000,000
- Konsultan Manajemen Konstruksi 3.00% 900,000,000
c. Biaya Konstruksi Bangunan Rp. 30,000,000,000
7,500 x 4,000,000 /m2
d. Peralatan med/non medik Rp. 30,000,000,000
100% dari bya konstruksi

Total Biaya Proyek Rp. 63,737,500,000

Biaya/Tempat Tidur Rp 637,375,000


Terima Kasih
Syafiul A. Syaaf, Ir., MARS
Program Pasca Sarjana URINDO
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit

You might also like