Professional Documents
Culture Documents
Fisiologi Sistem Respirasi
Fisiologi Sistem Respirasi
Disusun Oleh:
Nama : Annida Legi
NIM : 1304617032
Kelompok :2
Kelas : Pendidikan Biologi A
Dosen Pengampu : Dr. Rusdi, M.Biomed.
Asisten : Mia Tanti Annisa
- Upper respiratory tract: this includes the nose, and the beginning of the trachea (the
section that takes air in and lets it out)
- Lower respiratory tract : this includes the trachea, the bronchi, broncheoli, and the
lungs (the act of breathing takes place in this part of the system)
the organs of the lower respiratory tract are locate in the chest activity. They are
delineated and protected by the ribcage, the chest bone (sternum), and the muscles
between the ribs and the diaphragm (that constitute a muscular partition between the
chest and the abdominalcavity). These are the explanation of respiratory tract organs:
- The trachea : the tube connecting the throat to the bronchi
- The bronchi : the trachea divides into two bronchi (tubes). One leads to the left
lung, the other to the right lung. Inside the lungs each of the bronchi divides into
smaller bronci
- The broncheoli : the bronchi branches off into smaller tubes called broncheoli
which end in the pulmonary alveolus
- Pulmonary alveoli : tiny sacs (air sacs) delineated by a single-layer membrane with
blood capillaries at the other hand.
As we breathe, oxygen enters the nose or mouth and passes the sinuses, which are
hollow spaces in the skull that help regulate the temperature and humidity of the air we
breathe. From the sinus, air passes through the trachea, also called the windpipe, and
into the bronchial tubes, which are the two tubes that carry air into each lung (each one
is called a bronchus). The bronchial tubes are lined with tiny hairs called cilia that move
back and forth, carrying mucus up and out. Mucus is a sticky fluid that collects dust,
germs and other matter that has invaded the lungs and is what we expel when we sneeze
and cough.
The bronchial tubes split up again to carry air into the lobes of each lung. The right
lung has three lobes while the left lung has only two, to accommodate room for the
heart, according to the American Lung Association. The lobes are filled with small,
spongy sacs called alveoli, which is where the exchange of oxygen and carbon dioxide
occurs. The alveolar walls are extremely thin (about 0.2 micrometers) and are
composed of a single layer of tissues called epithelial cells and tiny blood vessels called
pulmonary capillaries. Blood in the capillaries picks up oxygen and drops off carbon
dioxide. The oxygenated blood then makes its way to the pulmonary vein. This vein
carries oxygen-rich blood to the left side of the heart, where it is pumped to all parts of
the body. The carbon dioxide the blood left behind moves into the alveoli and gets
expelled in our exhaled breath. The diaphragm, a dome-shaped muscle at the bottom of
the lungs, controls breathing and separates the chest cavity from the abdominal cavity.
When air gets taken in, the diaphragm tightens and moves downward, making more
space for the lungs to fill with air and expand. During exhalation, the diaphragm
expands and compresses the lungs, forcing air out.
Respirasi dapat diartikan sebagai proses peningkatan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organisme dengan
lingkungannya atau merupakan proses yang dilakukan oleh organisme untuk
menghasilkan energi dari hasil metabolisme (Triastuti et.al, 2009). Ada dua macam
respirasi yaitu, respirasi eksternal (luar) dan respirasi internal (dalam). Respirasi luar
meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme
dengan lingkungannya. Respirasi internal disebut juga pernapasan seluler karena
pernapasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerob
dan anaerob.
Respirasi sel berlangsung dalam 4 tahap yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus rebs, dan transport elektron. Dari ke-4 tahap respirasi teresebut, hanya glikolisis
yaitu pemecahan glukosa menjadi asam piruvat yang berlangsung secara anaerob. Pada
tahap dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs, oksigen diperlukan untuk membentuk
CO2. Sedangkan pada tahap transport elektron, oksigen diperlukan sebagai penerima
elektron terakhir membentuk radikal oksigen dan bereaksi dengan H+ membentuk air.
Energi dalam tubuh berasal dari oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein.
Karbohidrat, lemak, dan protein dapat disimpan dalam tubuh sebagai sumber energi
cadangan. Karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen di hati, di otot, dan di jaringan
lain (common metabolic pool). Bila tubuh kekurangan suplai makanan sumber energi,
maka sumber energi cadangan di dalam tubuh akan segera dibongkar. Pertama adalah
glikogenolisis (penguraian glikogen menjadi glukosa 1 fosfat), kedua lipolisis
(penguraian lemak dari jaringan dan ditransfer ke hati, tempat berlangsungnya
glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa dari bahan non karbohidarat), ketiga
adalah proteolisis (penguraian protein menjadi asam amino ditransfer ke hati, seperti
langkah kedua).
Glukoneogenesis sangat penting karena sumber energi untuk sel saraf, sel darah,
dan sel ginjal yang tidak memiliki cadangan energi. Glikogen dalam tubuh hanya
bertahan sebagai sumber energi selama 1,5 hari. Oleh karena itu bila dalam waktu 36
jam tubuh kekurangan kerbohidrat, maka lemak dan protein akan diubah menjadi
glukosa (glukoneogenesis) agar sel saraf, sel ginjal, sel darah, dan sel lainnya tidak mati
karena kekurangan energi.
Glukosa, asam lemak, dan asam amino yang diasorbsi oleh usus halus akan dibawa
oleh darah ke jaringan. Glukosa akan mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Asam
piruvat akan mangalami dekarboksilasi menjadi asetil koenzim A. Sedangkan asam
amino dapat langsung diubah menjadi asetil koenzim A. Koenzim A selanjutnya masuk
ke matriks mitokondria tempat berlangsungnya siklus Krebs. Hasil oksidasi seluler
dalam mitokondria ini adalah:
1. Energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP dan ada yang hilang ke
lingkungan dalam bentuk panas. ATP dapat disimpan dalam bentuk keratin
fosfat (fosfokeratin)
2. Karbondioksida (CO2)
3. Air (H2O)
Karbon dioksida (CO2) yang terbentuk di mitokondria selanjutnya ditransfer ke
sitosol dan berdifusi ke cairan ekstra sel, dan selanjutnya masuk ke pembuluh darah
kapiler. Dari kapiler, CO2 dibawa ke paru-paru oleh darah dalam bentuk CO2 terlarut,
HbCO2, dan H2CO3. Pengangkutan CO2 paling banyak dalam bentuk H2CO3 di ertrosit.
Hal ini disebabkan pembentukan H2CO3 dikatalis oleh karbonat anhidrase yang ada di
dalam eritrosit. Setelah sampai di kapiler paru-paru, CO2 berdifusi ke alveoli.
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh
tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan
respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan
yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia
yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O + ATP (Tobin, 2005)
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen
yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena
oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk
menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju
metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur,
spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005). Laju konsumsi oksigen dapat
ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander.
Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju
konsumsi oksigennya.
Terdapat 2 mekanisme Respirasi yaitu:
- mekanisme inspirasi: yaitu pembesaran rongga torax yang di ikuti
mengembangnya paru-paru sehingga tekanan dalam paru-paru lebih rendah dari
tekanan udara luar, akibatnya udara akan mengalir masuk ke dalam paru-paru.
- mekanisme ekspirasi: yaitu pengecilan dari rongga thorax dan paru-paru yang
diikuti oleh pengeluaran udara dari paru-paru.
- Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang
pendek dan sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari lengkung insang,
berfungsi untuk menyaring air pernapasan. Pada ikan-ikan herbivora pemakan
plankton, tapis insangnya rapat dan ukurannya panjang. Hal ini sesuai dengan
fungsinya sebagai alat penyaring makanan. Sedangkan pada ikan-ikan
karnivora, tapis insang tersebut jarang-jarang dan berukuran pendek
Ikan-ikan bertulang sejati memiliki insang yang ditutup oleh penutup insang
(apparatus opercularis). Tutup insang ini terdapat di sebelah kanan dan kiri
bagian belakang dari kepala, berbentuk seperti setengah membundar. Tutup
insang terdiri atas:
Selain insang dan paru-paru, beberapa jenis ikan tertentu memiliki alat
pernapasan tambahan yang berupa:
2) Arborescent organ, berbentuk seperti bunga karang. Pada ikan lele (Clarias
batrachus (Linnaeus, 1758)) alat pernapasan tambahan ini terletak di bagian
atas depan insang.
3) Diverticula, lipatan kulit pada bagian mulut dan ruang pharynx, misalnya
pada ikan gabus (Channa striata (Bloch, 1793))
2. Cara Kerja
A. Pengamatan Alat Pernapasan Ikan
1. Diamati insang masing-masing ikan (jumlah lembaran) dan organ tambahan
pernapasannya seperti labirin
2. Masing-masing ikan dibedah secara hati-hati dan diamati bentuk gelembung
renang ikan jika ada
B. Pengamatan Oksidasi Jaringan
1. Dibuat campuran metylen blue dan NaCl 0,7% dengan perbandingan 1:1000
2. Diinjeksikan 2 ml metylen blue ke dalam saccus lymphaticus dorsalis katak,
biarkan selama 30 menit
3. Disiapkan katak lainnya tanpa diberikan perlakuan sebagai kontrol untuk
pembanding
4. Kedua katak dibedah dan diamati perubahan organ-organ dalam tubuh katak
seperti pankreas, hati, jantung, ginjal
C. Permeabilitas Paru-Paru terhadap Gas
1. Katak dibedah kemudian ditekan parunya hingga kempis
2. Paru katak diikat dengan benang halus di daerah bronkus dan dipotong di
daerah trakea
3. Masukkan paru katak ke dalam air kapur dan letakkan pemberat agar paru
katak tidak mengambang di permukaan air kapur
4. Diamati perubahan yang terjadi pada paru katak
IV. HASIL PENGAMATAN
Insang
Rigi - rigi
Gelembung Renang
Insang
Labirin
Gambar 2. Alat Respirasi pada Ikan Gurame
Bekas gelembung
renang
Insang
Insang
Labirin
Gelembung Renang
Gambar 6. Alat respirasi pada ikan gabus (I: Insang, L: Labirin)
pankreas
HbO2 Hb + O2
Hb + Met MetHb
Metilen biru yang diikat oleh hemoglobin akan diserap ke jaringan, sehingga akan terjadi
kematian jaringan (hipoksia) karena jaringan kekurangan oksigen sehingga tidak dapat
memproduksi energi, maka kemampuan sel eritrosit semakin lama semakin tidak dapat
mempertahankan ikatan Hb dengan metilen biru menyebabkan organ menjadi warna biru.
Hipoksia adalah kekurangan O2 di tingkat jaringan. Ketika campuran metilen biru dan
hemoglobin pecah maka hemoglobin akan masuk ke pembuluh darah sehingga peredaran darah
tidak dapat bekerja secara maksimal dan melepaskan metilen biru ke pembuluh darah dan
proses oksidasi jaringan pun terhenti, 15 menit kemudian setelah pos mortal, terlihat warna
jaringan semakin pucat karena proses oksidasi jaringan terhenti.
Kegiatan 3. Permeabilitas paru-paru terhadap gas
Paru yang digunakan adalah paru katak yang terdiri dari dua paru (di sebelah kanan dan
di sebelah kiri tubuh katak). Paru katak berwarna merah muda ketika diambil dari besar laju
aliran udara, karena udara terus mengalir sampai tekanan intra alveolus seimbang dengan
tekanan atmosfer. Sel-sel alveolus mengeluarkan suatu zat yang dinamakan surfaktan paru,
suatu fosfolipoprotein yang berada di antara molekul-molekul air dan menurunkan tegangan
permukaan, sehingga compliance paru dapat meningkat dan mencegah kecenderungan alveolus
untuk kolaps. Maka dari itu, ketika paru katak dimasukkan kedalam air kapur yang memiliki
banyak gas CO2 tidak membuat paru katak menjadi kolaps. Setelah paru katak menjadi
mengembang, air kapur menjadi cukup bening karena gas CO2 didalam air kapur telah masuk
kedalam alveolus secara difusi. Sehingga hanya tertinggal sedikit CO2 didalam air kapur serta
terbentuk endapan Ca(OH)2
Paru katak tersusun atas jaringan epitel pipih selapis, sehingga bisa terjadi pertukaran
gas melalui membran paru yang tersusun dari jaringan tersebut. Setelah paru ditekan, paru
katak yang diikatkan dengan benang halus di daerah bronkus bertujuan agar aliran darah dari
pembuluh darah tidak mengalir ke dalam paru dan tercipta tekanan udara antara lingkungan
dengan bagian dalam paru. Paru yang sudah diikatkan dipotong pada bagian atasnya untuk
dimasukkan ke dalam air kapur (larutan CaCO3).
Air kapur terlihat lebih keruh dan adanya gelembung, menandakan adanya CO2 setelah
ditiup oleh praktikan. Setelah dimasukkan, ternyata paru katak menjadi mengembang. Hal ini
karena, adanya perbedaan tekanan parsial gas CO2 antara di dalam air kapur dengan di dalam
paru. Air kapur terlihat lebih keruh dan adanya gelembung, menandakan adanya CO2 setelah
ditiup oleh praktikan. Setelah dimasukkan, ternyata paru katak menjadi mengembang. Hal ini
karena, adanya perbedaan tekanan parsial gas CO2 antara di dalam air kapur dengan di dalam
paru. Tekanan parsial ini tidak terlalu beda jauh, karena gas yang terdapat di dalam air kapur
ada yang menguap ke udara, tetapi masih tersisa gas yang terlarut didalam air kapur, sehingga
tekanan tetap terjadi walau tidak begitu besar.
Tekanan parsial ini tidak terlalu beda jauh, karena gas yang terdapat di dalam air kapur
ada yang menguap ke udara, tetapi masih tersisa gas yang terlarut didalam air kapur, sehingga
tekanan tetap terjadi walau tidak begitu besar. Tekanan CO2 pada larutan CaCO3 (air kapur)
lebih besar dibandingkan dengan tekanan CO2 di dalam alveolus, sehingga CO2 berdifusi dari
dalam larutan CaCO3 ke dalam alveoli sesuai dengan selisih tekanan sehingga paru-paru terlihat
menggembung karena terisi oleh CO2 yang terdapat dalam larutan air kapur. Serta, paru katak
menjadi berwarna merah pucat karena adanya akumulasi CO2 ke dalam paru.
VI. KESIMPULAN
1. Organ respirasi pada ikan terdiri dari insang, labirin, dan swim bladder
2. Pada beberapa jenis ikan, tidak ditemukan labirin, swim bladder, ataupun keduanya
3. Bentuk dan jenis insang, labirin dan swim bladder pada ikan berbeda-beda. Beberapa
ikan memiliki labirin bertipe lembaran, beberapa yang lain memiliki labirin bertipe
bentuk seperti karang.
4. Rata-rata swim bladder pada ikan berbentuk bulat lonjong panjang
5. Alat respirasi utama pada katak adalah paru-paru, sedangkan alat respirasi tambahannya
adalah kulit
6. Saat uji permeabilitas, paru-paru katak menjadi mengembang saat direndam di air kapur
karena karbon dioksida dari air kapus berdifusi ke dalam paru-paru katak.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second
edition. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies.
Villee, Claude A., Warren F., Walker, Jr. Robert, and D. Barnes. 1984. Zoologi
Umum. Jakarta: Erlangga.
Weichert and K. Charles . 1959. Elements of Chordate Anatomy. New York: Mc Grow
Hill.
Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy. Second
edition. San Francisco: W. H. Freeman and Company.
SOAL
1. Mengapa keluar masuknya o2 dan co2 dari organ respirasi ke jaringan dan
sebaliknya berlangsung secara difusi?
Jawab :
Karena mengikuti penurunan gradient konsentrasi dari zat-zat terlarut. Dinding
kapiler tidak membatasi lewatnya konstituen apapun kecuali protein plasma,
tingkat pertukaran untuk setiap zat terlarut secara independen diatur oleh
tingkat gradient konsentrasi antara darah dengan jaringan di sekitarnya. Apabila
sel-sel meningkatkan aktivitas mereka, maka sel-sel tersebut akan
meningkatkan penggunaan O2 dan pembentukan CO2. Hal ini menimbulkan
gradient konsentrasi Odan CO2 yang lebih besar antara sel dan darah, sehingga
lebih banyak O2 yang berdifusi ke luar dari darah untuk masuk ke dalam sel
dan lebih banyak CO2 yang yang mengalir dalam arah sebaliknya.
4. Sebutkan membran respirasi atau pada bagian apa pertukaran O2 dan CO2
berlangsung pada ikan, katak, reptilia, burung dan mamalia!
Jawab :
Ikan = Insang (branchia), gelembung renang (saccus pneumaticus), labirin.
Katak = Kulit, paru-paru (pulmo) tepatnya pada bagian trakea,
bronchus,bronchiolus.
Reptilia = paru-paru (trakea, bronchua,selat kompleks).
Burung = kantung udara (pundi-pundi hawa) dan paru-paru (trachea, bronchus
,parabronkhus, kapiler-kapiler udara).
Mamalia = paru-paru (trakhea, bronchus, bronkheoli, alveoli).