You are on page 1of 26

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

Disusun Oleh:
Nama : Annida Legi
NIM : 1304617032
Kelompok :2
Kelas : Pendidikan Biologi A
Dosen Pengampu : Dr. Rusdi, M.Biomed.
Asisten : Mia Tanti Annisa

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
I. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa mampu:
1. Mengetahui sistem respirasi pada beberapa jenis ikan.
2. Menganalisis perbedaan organ-organ respirasi pada beberapa jenis ikan.
3. Menganalisis pengaruh lingkungan tempat hidup ikan dengan organ-organ respirasi
ikan.
4. Mengetahui proses terjadinya oksidasi jaringan pada katak
5. Mengetahui permeabelitas paru-paru terhadap gas.
6. Mengetahui alat-alat atau organ-organ pernapasan pada beberapa jenis ikan
termasuk alat bantu pernapasan lainnya.
7. Mengetahui organ respiratori amphibi.

II. KAJIAN PUSTAKA


The human respiratory system is a series of organs responsible for taking in oxygen
and expelling carbon dioxide. The primary organs of the respiratory system are
the lungs, which carry out this exchange of gases as we breathe. The lungs work with
the circulatory system to pump oxygen-rich blood to all cells in the body. The blood
then collects carbon dioxide and other waste products and transports them back to the
lungs, where they're pumped out of the body when we exhale, according to
the American Lung Association.
The human body needs oxygen to sustain itself. After only about five minutes
without oxygen, brain cells begin dying, according to the National Institute of
Neurological Disorders and Stroke, which can lead to brain damage and ultimately
death. In humans, the average breathing, or respiratory rate, mostly depends on age. A
newborn's normal breathing rate is about 40 to 60 times each minute and may slow to
30 to 40 times per minute when the baby is sleeping, according to Stanford Children's
Health. The average resting respiratory rate for adults is 12 to 16 breaths per minute,
and up to 40 to 60 breaths per minute during exercise, according to the European
Respiratory Society.
Parts of the respiratory system
The respiratory system is divided into:

- Upper respiratory tract: this includes the nose, and the beginning of the trachea (the
section that takes air in and lets it out)
- Lower respiratory tract : this includes the trachea, the bronchi, broncheoli, and the
lungs (the act of breathing takes place in this part of the system)

the organs of the lower respiratory tract are locate in the chest activity. They are
delineated and protected by the ribcage, the chest bone (sternum), and the muscles
between the ribs and the diaphragm (that constitute a muscular partition between the
chest and the abdominalcavity). These are the explanation of respiratory tract organs:
- The trachea : the tube connecting the throat to the bronchi
- The bronchi : the trachea divides into two bronchi (tubes). One leads to the left
lung, the other to the right lung. Inside the lungs each of the bronchi divides into
smaller bronci
- The broncheoli : the bronchi branches off into smaller tubes called broncheoli
which end in the pulmonary alveolus
- Pulmonary alveoli : tiny sacs (air sacs) delineated by a single-layer membrane with
blood capillaries at the other hand.

As we breathe, oxygen enters the nose or mouth and passes the sinuses, which are
hollow spaces in the skull that help regulate the temperature and humidity of the air we
breathe. From the sinus, air passes through the trachea, also called the windpipe, and
into the bronchial tubes, which are the two tubes that carry air into each lung (each one
is called a bronchus). The bronchial tubes are lined with tiny hairs called cilia that move
back and forth, carrying mucus up and out. Mucus is a sticky fluid that collects dust,
germs and other matter that has invaded the lungs and is what we expel when we sneeze
and cough.
The bronchial tubes split up again to carry air into the lobes of each lung. The right
lung has three lobes while the left lung has only two, to accommodate room for the
heart, according to the American Lung Association. The lobes are filled with small,
spongy sacs called alveoli, which is where the exchange of oxygen and carbon dioxide
occurs. The alveolar walls are extremely thin (about 0.2 micrometers) and are
composed of a single layer of tissues called epithelial cells and tiny blood vessels called
pulmonary capillaries. Blood in the capillaries picks up oxygen and drops off carbon
dioxide. The oxygenated blood then makes its way to the pulmonary vein. This vein
carries oxygen-rich blood to the left side of the heart, where it is pumped to all parts of
the body. The carbon dioxide the blood left behind moves into the alveoli and gets
expelled in our exhaled breath. The diaphragm, a dome-shaped muscle at the bottom of
the lungs, controls breathing and separates the chest cavity from the abdominal cavity.
When air gets taken in, the diaphragm tightens and moves downward, making more
space for the lungs to fill with air and expand. During exhalation, the diaphragm
expands and compresses the lungs, forcing air out.
Respirasi dapat diartikan sebagai proses peningkatan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organisme dengan
lingkungannya atau merupakan proses yang dilakukan oleh organisme untuk
menghasilkan energi dari hasil metabolisme (Triastuti et.al, 2009). Ada dua macam
respirasi yaitu, respirasi eksternal (luar) dan respirasi internal (dalam). Respirasi luar
meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme
dengan lingkungannya. Respirasi internal disebut juga pernapasan seluler karena
pernapasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerob
dan anaerob.
Respirasi sel berlangsung dalam 4 tahap yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus rebs, dan transport elektron. Dari ke-4 tahap respirasi teresebut, hanya glikolisis
yaitu pemecahan glukosa menjadi asam piruvat yang berlangsung secara anaerob. Pada
tahap dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs, oksigen diperlukan untuk membentuk
CO2. Sedangkan pada tahap transport elektron, oksigen diperlukan sebagai penerima
elektron terakhir membentuk radikal oksigen dan bereaksi dengan H+ membentuk air.
Energi dalam tubuh berasal dari oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein.
Karbohidrat, lemak, dan protein dapat disimpan dalam tubuh sebagai sumber energi
cadangan. Karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen di hati, di otot, dan di jaringan
lain (common metabolic pool). Bila tubuh kekurangan suplai makanan sumber energi,
maka sumber energi cadangan di dalam tubuh akan segera dibongkar. Pertama adalah
glikogenolisis (penguraian glikogen menjadi glukosa 1 fosfat), kedua lipolisis
(penguraian lemak dari jaringan dan ditransfer ke hati, tempat berlangsungnya
glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa dari bahan non karbohidarat), ketiga
adalah proteolisis (penguraian protein menjadi asam amino ditransfer ke hati, seperti
langkah kedua).
Glukoneogenesis sangat penting karena sumber energi untuk sel saraf, sel darah,
dan sel ginjal yang tidak memiliki cadangan energi. Glikogen dalam tubuh hanya
bertahan sebagai sumber energi selama 1,5 hari. Oleh karena itu bila dalam waktu 36
jam tubuh kekurangan kerbohidrat, maka lemak dan protein akan diubah menjadi
glukosa (glukoneogenesis) agar sel saraf, sel ginjal, sel darah, dan sel lainnya tidak mati
karena kekurangan energi.
Glukosa, asam lemak, dan asam amino yang diasorbsi oleh usus halus akan dibawa
oleh darah ke jaringan. Glukosa akan mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Asam
piruvat akan mangalami dekarboksilasi menjadi asetil koenzim A. Sedangkan asam
amino dapat langsung diubah menjadi asetil koenzim A. Koenzim A selanjutnya masuk
ke matriks mitokondria tempat berlangsungnya siklus Krebs. Hasil oksidasi seluler
dalam mitokondria ini adalah:
1. Energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP dan ada yang hilang ke
lingkungan dalam bentuk panas. ATP dapat disimpan dalam bentuk keratin
fosfat (fosfokeratin)
2. Karbondioksida (CO2)
3. Air (H2O)
Karbon dioksida (CO2) yang terbentuk di mitokondria selanjutnya ditransfer ke
sitosol dan berdifusi ke cairan ekstra sel, dan selanjutnya masuk ke pembuluh darah
kapiler. Dari kapiler, CO2 dibawa ke paru-paru oleh darah dalam bentuk CO2 terlarut,
HbCO2, dan H2CO3. Pengangkutan CO2 paling banyak dalam bentuk H2CO3 di ertrosit.
Hal ini disebabkan pembentukan H2CO3 dikatalis oleh karbonat anhidrase yang ada di
dalam eritrosit. Setelah sampai di kapiler paru-paru, CO2 berdifusi ke alveoli.
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh
tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan
respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan
yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia
yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O + ATP (Tobin, 2005)
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen
yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena
oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk
menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju
metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur,
spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005). Laju konsumsi oksigen dapat
ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander.
Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju
konsumsi oksigennya.
Terdapat 2 mekanisme Respirasi yaitu:
- mekanisme inspirasi: yaitu pembesaran rongga torax yang di ikuti
mengembangnya paru-paru sehingga tekanan dalam paru-paru lebih rendah dari
tekanan udara luar, akibatnya udara akan mengalir masuk ke dalam paru-paru.
- mekanisme ekspirasi: yaitu pengecilan dari rongga thorax dan paru-paru yang
diikuti oleh pengeluaran udara dari paru-paru.

Dikenal dua macam mekanisme pernapasan, yaitu:


1. Pernapasan dada
Inspirasi terjadi di otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang-tulang
rusuk terangkat ke atas, demikian pula tulang dada ikut terangkat ke atas. Akibatnya
rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada menyebabkan paru-paru ikut
membesar, akibatnya tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar
masuk. Ekspirasi terjadi jika otot-otot antar tulang rusuk relaksasi, yaitu tulang
rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan semula sehingga rongga dada
mengecil. Oleh karena itu volume paru-paru berkurang maka tekanan udara dalam
pru-paru bertambah, akibatnya udara keluar.
2. Pernapasan perut
Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya agak
mendatar, rongga dada membesar, maka paru-paru ikut membesar. Akibatnya
tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara dari luar akan masuk.
Ekspirasi terjadi jika otot diafragma mengendur, rongga dada mengecil dan paru-
paru pun ikut mengecil, volume paru-paru berkurang, tekanan udara dalam paru-
paru bertambah akibatnya udara keluar.
Respirasi (bernapas) adalah proses pengambilan O2 dan pengeluaran
CO2. Setiap hewan memiliki sistem respirasi dan proses fisiologi respirasi
yang berbeda.Secara ekologis, perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor
luar, terutama konsentrasi O2 yang ada di habitat danjuga berhubungan dengan
tingkat kerumitan anatomi tubuh hewan tersebut, yaitu “Hewan-hewan air
mengambil O2 darigas yang terlarut dalam air yang berkonsentrasi rendah, hewan
dapat mengambil O2 melalui permukaan tubuh,tetapi hewan besar
memerlukan alat khusus untuk menghisap oksigen” (Schmidt-Nielsen, 1990:5).
Organ respirasi katak berupa paru-paru yang berjumlah sepasang dan memiliki
organ respirasi sekunderberupa kulit (ketika di air). Sifat elastik paru bergantung
pada jaringan ikat elastik di dalam paru dan pada interaksi tegangan permukaan
alveolus/surfaktan paru.
Insang merupakan organ respirasi utama pada ikan, bekerja dengan mekanisme
difusi permukaan dari gas-gas respirasi (oksigen dan karbondioksida) antara darah
dan air. Oksigen yang terlarut dalam air akan diabsorbsi ke dalam kapiler-kapiler
insang dan difiksasi oleh hemoglobin untuk selanjutnya didistribusikan keseluruh
tubuh. Karbondioksida dikeluarkan dari sel dan jaringan untuk dilepaskan ke air di
sekitar insang (Saputra dkk., 2013).
Struktur histologi insang terdiri dari beberapa lamela primer dan satu lamela
primer terdiri dari beberapa lamela sekunder. Ukuran panjang dan lebar lamela
sekunder cenderung hampir sama. Sel-sel pernapasan ikan hanya terdiri dari dua
atau tiga lapis epitel yang terletak di membran basal. Sel-sel tersebut terbungkus
oleh selaput epidermis yang tipis dan bersifat semipermeabel (Sukarni dkk., 2012)
Insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk
dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di
dalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamela, rigi-rigi insang (gill
rakers), dan lengkung insang (arcus branchialis). Struktur histologi insang terdiri
dari beberapa lamela primer dan satu lamela primer terdiri dari beberapa lamela
sekunder. Ukuran panjang dan lebar lamela sekunder cenderung hampir sama. Sel-
sel pernapasan ikan hanya terdiri dari dua atau tiga lapis epitel yang terletak di
membran basal. Sel-sel tersebut terbungkus oleh selaput epidermis yang tipis dan
bersifat semipermeabel (Sukarni dkk., 2012).
Ikan gabus termasuk golongan ikan yang mempunyai alat bantu pernapasan
(breating organ) yaitu labirin, terletak di bagian atas insang, berfungsi untuk
menghirup udara dari atmosfer (Chandra dan Banerjee, 2004; Muslim dan
Syaifudin, 2012).
Organ Respirasi pada Ikan
a. Organ Utama
Pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon
dioksida oleh suatu organisme hidup. Untuk dapat bernapas maka diperlukan
organ pernapasan. Pada ikan, proses pernapasan umumnya dilakukan dengan
menggunakan insang (branchia). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan
tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang ikan juga mengalami
perkembangan sebagaimana organ-organ lainnya. Pada stadium larva, insang
belum sempurna dan belum dapat berfungsi. Untuk dapat bernafas, larva ikan
biasanya menggunakan kantung telur (yolk sac) atau pada beberapa ikan
tertentu menggunakan insang luar.
Insang ikan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- Filamen insang (hemibranchia = gill filament), berwarna merah, terdiri dari
jaringan lunak, berbentuk seperti sisir, melekat pada lengkung insang. Banyak
mengandung kapiler-kapiler darah sebagai cabang dari arteri branchialis dan
merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari dalam air.

- Tulang lengkung insang (arcus branchialis = gill arch), merupakan tempat


melekatnya filamen dan tapis insang, berwarna putih, dan memiliki saluran
darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat
keluar dan masuk ke dalam insang.

- Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang
pendek dan sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari lengkung insang,
berfungsi untuk menyaring air pernapasan. Pada ikan-ikan herbivora pemakan
plankton, tapis insangnya rapat dan ukurannya panjang. Hal ini sesuai dengan
fungsinya sebagai alat penyaring makanan. Sedangkan pada ikan-ikan
karnivora, tapis insang tersebut jarang-jarang dan berukuran pendek

Ikan-ikan bertulang sejati memiliki insang yang ditutup oleh penutup insang
(apparatus opercularis). Tutup insang ini terdapat di sebelah kanan dan kiri
bagian belakang dari kepala, berbentuk seperti setengah membundar. Tutup
insang terdiri atas:

- Operculum, yang tersusun atas empat potong tulang, yaitu:

o os operculare, merupakan tulang yang paling besar dan letaknya paling


dorsal.

o os preoperculare, merupakan tulang kecil yang melengkung seperti


sabit dan terletak paling cranial.

o os interoperculare, merupakan tulang kecil yang terletak di antara os


operculare dan os preoperculare.
o os suboperculare, merupakan bagian tulang yang terletak paling caudal

- Membrana branchiostega, merupakan selaput tipis yang melekat pada


operculum dan berakhir bebas di tepi belakang dari operculum. Berfungsi
sebagai klep untuk menahan agar supaya air tidak masuk ke dalam rongga
insang dari arah belakang.

- Radii branchiostega, merupakan tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian


ventral pharynx, dan berfungsi untuk menyokong membrana branchiostega.
Ikan-ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) tidak memiliki tulang-tulang
penutup insang. Insang ikan tersebut berada di dalam rongga dan berhubungan
keluar melalui celah-celah insang yang berjumlah sekitar 5 – 7 buah.
b. Organ Pernapasan Tambahan
Ada beberapa jenis ikan tertentu yang selain bernapas dengan insang juga
menggunakan paru-paru sebagai organ pernapasannya. Ikan-ikan yang
mempunyai organ paru-paru adalah ikan paru-paru Australia (Neoceratodus
forsteri (Krefft, 1870)), ikan paru-paru Afrika Timur (Protopterus annectens
annectens (Owen, 1839)), dan ikan paru-paru Amerika Selatan (Lepidosiren
paradoxa Fitzinger, 1837).

Selain insang dan paru-paru, beberapa jenis ikan tertentu memiliki alat
pernapasan tambahan yang berupa:

1) Labyrinth, lipatan membran seperti bunga mawar yang merupakan derivat


dari lengkung insang. Pada ikan betok (Anabas testudineus (Bloch, 1792)),
organ labyrinth terletak di bagian atas insang dan terdapat saluran yang
menghubungkan labyrinth dan insang.

2) Arborescent organ, berbentuk seperti bunga karang. Pada ikan lele (Clarias
batrachus (Linnaeus, 1758)) alat pernapasan tambahan ini terletak di bagian
atas depan insang.

3) Diverticula, lipatan kulit pada bagian mulut dan ruang pharynx, misalnya
pada ikan gabus (Channa striata (Bloch, 1793))

4) Alat pernapasan tambahan berupa tabung, misalnya pada ikan


Heteropneustes microps (Günther, 1864) dan jenis catfish lainnya.

5) Dinding bagian dalam dari operculum yang banyak mengandung


pembuluh darah, misalnya pada ikan blodok (Periophthalmus kalalo
Lesson, 1831).

Gambar Anatomi Sistem Pernapasan Ikan


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan


a. Nampan bedah j. Alat suntik
b. Alat bedah k. Gelas kimia 250 ml
c. 2 ekor katak l. Air kapur
d. Belut m. Kain lap
e. Ikan Gabus (Channa striata) n. NaCl 0,7%
f. Ikan Sapu-sapu p. Alkohol
g. Ikan Mas (Cyprinus carpio) q. Benang halus
h. Ikan Lele (Clarias sp.) r. Metylen blue
i. Ikan Gurame (Osphronemus goramy)

2. Cara Kerja
A. Pengamatan Alat Pernapasan Ikan
1. Diamati insang masing-masing ikan (jumlah lembaran) dan organ tambahan
pernapasannya seperti labirin
2. Masing-masing ikan dibedah secara hati-hati dan diamati bentuk gelembung
renang ikan jika ada
B. Pengamatan Oksidasi Jaringan
1. Dibuat campuran metylen blue dan NaCl 0,7% dengan perbandingan 1:1000
2. Diinjeksikan 2 ml metylen blue ke dalam saccus lymphaticus dorsalis katak,
biarkan selama 30 menit
3. Disiapkan katak lainnya tanpa diberikan perlakuan sebagai kontrol untuk
pembanding
4. Kedua katak dibedah dan diamati perubahan organ-organ dalam tubuh katak
seperti pankreas, hati, jantung, ginjal
C. Permeabilitas Paru-Paru terhadap Gas
1. Katak dibedah kemudian ditekan parunya hingga kempis
2. Paru katak diikat dengan benang halus di daerah bronkus dan dipotong di
daerah trakea
3. Masukkan paru katak ke dalam air kapur dan letakkan pemberat agar paru
katak tidak mengambang di permukaan air kapur
4. Diamati perubahan yang terjadi pada paru katak
IV. HASIL PENGAMATAN

Kegiatan 1. Pengamatan Alat Pernapasan Ikan

Insang

Rigi - rigi
Gelembung Renang

Gambar 1. Alat Respirasi pada Ikan Mas

Insang

Labirin
Gambar 2. Alat Respirasi pada Ikan Gurame

Bekas gelembung
renang

Insang

Gambar 3. Alat Respirasi pada Ikan Sapu – Sapu

Insang

Gambar 4. Alat Respirasi Belut


Insang

Labirin

Gambar 5. Alat Respirasi pada Ikan Lele

Gelembung Renang
Gambar 6. Alat respirasi pada ikan gabus (I: Insang, L: Labirin)

Jenis Ikan Insang Alat Repirasi Tambahan


Ikan Mas 4 lembar filament Gelembung udara tipe fisostomus
berwarna merah muda
Ikan Gurame 4 lembar filament Labirin berbentuk mawar
berwarna merah pekat
Ikan Lele 4 lembar filament Labirin berbentuk karang atau
berwarna merah pucat runcing melingkar
Ikan Gabus 4 lembar filament Labirin berbentuk karang atau
berwarna merah pucat runcing melingkar
Ikan Sapu – sapu 8 lembar filament Gelembung renang
berwarna merah pekat
Belut 3 lembar filament Kulit
berwarna merah
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Alat Respirasi Ikan
Kegiatan 2. Pengamatan Oksidasi Jaringan

pankreas

Gambar 7. Katak yang diberi metilen blue

Gambar 8. Katak kontrol (tidak diberi metilen blue)

Katak disuntik dengan Metilen Blue Katak Kontrol


Organ
Hidup Mati Mati
Hati merah Hijau kehitaman Merah kehitaman
Otot pink segar Putih kekuningan
Syaraf - - -
Jantung Pink muda Pink pucat, mengecil Merah pucat,
mengecil
Darah Merah segar Merah hitam, Merah, mengental
mengental
pankreas Coklat tua Ungu kehitaman Kuning pucat
Ginjal Merah tua, kuning Merah pucat Merah pucat
Paru - Paru Ungu muda, Hitam, mengempis Merah pucat,
gelembung besar mengecil
Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan Oksidasi Jaringan

Kegiatan 3. Permeabilitas paru-paru terhadap gas

Gambar 9. Paru – paru katak

Gambar 10. Paru – paru katak (di rendam di air kapur)


V. PEMBAHASAN

Kegiatan 1. Pengamatan Alat Pernapasan Ikan


Alat respirasi ikan pada ikan mas, gurame, lele, gabus, sapu – sapu dan belut adalah insang
yang terdiri dari empat filament. Insang pada ikan merupakan komponen penting dalam
pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengerasdengan
beberapa filamen insang di dalamnya. Setiap filamen insang terdiri atas banyak lamela yang
merupakan tempat pertukaran gas. Pada filament terdapat pembuluh darah yang memiliki
banyak kapiler yang memungkinkan O2 dan co2 berdifusi masuk dan keluar dari insang. Insang
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah (Dwidjo,1980).
Pada ikan mas terdapat empat filament insang yang terdiri dari lamella – lamella. Insang
bertekstur sangat halus dan berwarna merah muda kecoklatan. Hal ini disebabkan ikan yang
telah di amati sudah mengalami kematian kurang lebih 3 – 4 jam sehingga darah sudah
membeku. Lengkung insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang
ini tumbuh pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernapasan yang melalui
insang. Pada ikan mas tidak ditemukan labirin, yang berarti ikan mas hidup di tempat yang
memiliki cukup banyak oksigen. Ikan mas memiliki gelembung renang yang bertipe fisostomus
karena terdapat saluran yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan. Salah satu
contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas tersimpan dalam rongga insang
yang terlindung oleh tutup insang (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang
yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk
menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen
insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena
mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di
tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung. Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut
dalam air melalui insang secara difusi. Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah
ke seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari
jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus
dan berulang-ulang. Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui
mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
Pada ikan gurame memiliki insang yang terdiri dari empat filament berwarna merah pekat.
Pada ikan gurame terdapat alat respirasi tambahan berupa labirin yang terletak di rongga
insang. Labirin pada ikan gurame berbentuk bunga mawar dengan besar yang tak menentu
bergantung pada ukuran kepala ikan gurame. Labirin memiliki tekstur keras dan warna merah
muda. Sedangkan, insang pada ikan gurame memiliki empat filament yang juga berwarna
merah pekat, sedikit lebih tua dari warna labirin. Labirin berfungsi untuk gurame dapat
menghirup langsung oksigen dari udara sehingga membatu gurame untuk hidup di perairan
yang rendah oksigen.
Pada ikan lele insangnya berwarna merah pekat dengan filament pendek. Warna merah
pada insnag disebabkan adanya pembuluh darah yang membawa darah kaya akan oksigen
sehingga menyebabkan viskositas darah yang rendah. Hal ini dikarenakan ikan lele hidup di
daerah minim oksigen. Selain insang terdapat alat respirasi tambahan berupa labirin. Labirin
pada ikan lele terletak dibagian belakang kepalanya dengan bentuk seperti bunga karang.
Labirin ini juga berfungsi untuk menyimpan cadangan O2 sehingga ikan lele tahan terhadap
kondisi yang kekurangan O2. Labirin berwarna merah muda dibandingkan dengan warna
labirin ikan gurame dikarenakan oksigen yang diperlukan ikan lele lebih banyak dibandingkan
ikan gurame. Sehingga, eritrosit yang dibutuhkan juga lebih banyak. Labirin juga berfungsi
memperluas penyerapan oksigen dan menyimpan oksigen. Pada ikan lele juga ditemukan
empat helai filament pada insang yang tersusun atas lamella. Selain alat pernapasan tersebut,
ikan lele diketahui tidak memiliki gelembung renang.
Pada ikan gabus memiliki empat filament insang yang berwarna merah muda. Terdapat
juga, gelembung renang yang bertipe fisostomus. Gelembung renang terdiri dari dua kantong
gas yang terletak pada bagian dorsal, memiliki dinding fleksibel yang berkontraksi dan
berkembang berdasarkan tekanan ambien. Gelembung renang merupakan organ internal yang
dipenuhi oleh gas yang berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung
sehingga mampu menghemat energi untuk berenang. Pada praktikum ini tidak ditemukan
labirin.
Pada ikan sapu – sapu memiliki insang yang terdiri dari filament yang tersusun atas
lamella. Ikan sapu – sapu memiliki empat helai filament. Alat pernafasan tambahan juga
ditemukan pada ikan gabus ini, yaitu diverticula. Diverticula adalah lipatan kulit pada bagian
mulut dan ruang pharynx. Bentuk gelembung renangnya adalah predatory characin. Alat
tambahan lainnya adalah gelembung renang. Gelembung renang terdiri dari dua kantong gas
yang terletak pada bagian dorsal, memiliki dinding fleksibel yang berkontraksi dan
berkembang berdasarkan tekanan ambien. Gelembung renang merupakan organ internal yang
dipenuhi oleh gas yang berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung
sehingga mampu menghemat energi untuk berenang. Selain itu, pada ikan gabus juga
ditemukan aboresens atau labirin yang membantu mengikat oksigen.
Gelembung renang berwarna putih bening dan berhubungan langsung dengan saluran
pencernaan. Gelembung renang juga tersambung dengan labirin telinga bagian dalam dengan
Weberian. Saluran ini berfungsi untuk memberikan informasi yang tepat tentang tekanan air
dan kedalaman serta meningkatkan pendengaran. Gelembung renang merupakan organ internal
yang dipenuhi oleh gas yang berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya
apung sehingga mampu menghemat energy untuk berenang. Fungsi lain gelembung renang
adalah digunakan sebagai ruang beresonansi untuk memproduksi atau menerima suara. Udara
yang merupakan isi dari gelembung renang terdiri dari campuran nitrogen, oksigen, dan
karbondioksida. Gerakan gelembung renangnya memutar searah pembuluh darah. Gelembung
renangnya bisa kembang kempis. Gelembung renang berwarna putih bening dengan tipe
physostomus, yaitu gelembung renang yang berhubungan dengan saluran pencernaan
(esophagus).
Alat pernafasan tambahan berupa kulit dimiliki oleh ikan belut. Belut mampu hidup dalam
lumpur dalam genangan air tawar, atau pada aliran-aliran air yang kurang deras. Bila tidak ada
lingkungan yang demikian, belut masih mampu bertahan hidup dilingkungan yang becek dan
gelap. Berdasarkan ketahanannya mempertahankan hidup di dua alam, para ahli
menggolongkan belut dalam kelompok air breathing fishes, yaitu ikan yang mampu mengambil
oksigen langsung dari udara selama musim kering tanpa air disekelilingnya. Hal ini
dimungkinkan karena belut memiliki alat pernafasan tambahan, yakni berupa kulit tipis
berlendir yang terdapat di rongga mulut. Alat tersebut berfungsi untuk menyerap oksigen
secara langsung dari udara. Selain itu, belut juga memiliki insang pada bagian kepalanya.
Insang sangat kecil dan berwarna merah, sebagaimana umummnya insang pada ikan lainnya.
Pada belut insang juga terdiri dari filament yang berjumlah delapan.
Berdasarkan lingkungannya dapat diketahui bahwa ikan gurame, ikan lele dan ikan gabus
berada pada lingkungan yang kurang memiliki oksigen sehingga pada ikan tersebut memiliki
organ tambahan berupa labirin yang mamapu menyimpan oksigen. Pada ikan mas dan ikan
sapu – sapu tidak ditmukan labirin, namun terdapat gelembung renang yang berfungsi untuk
membantu motilitas ikan dan menyimpan oksigen. Pada ikan belut, memiliki alat resppirasi
tambahan berupa kulit sehingga belut sangatlah licin. belut berada pada lingkungan yang
berlumpur.

Kegiatan 2. Pengamatan Oksidasi Jaringan


Pada praktikum oksidasi jaringan digunakan bahan berupa katak dan juga metilen blue.
Katak yang digunakan ada dua jenis, yaitu katak yang diberi perlakuan dan katak kontrol.
Katak yang diberi perlakuan akan diinjeksikan dengan Metilen Blue selanjutnya akan dibedah
dalam keadaan tetap hidup dan dibandingkan dengan katak kontrol.
Penggunaan Metilen Blue juga dimaksudkan sebagai indikator bahwa telah terjadi proses
oksidasi pada jaringan katak. Metilen Blue akan dicampur dengan NaCl, pencampuran metilen
blue dengan NaCl dilakukan karena adanya NaCl dalam tubuh katak sehingga metilen blue
dapat larut dalam cairan tubuh, jadi NaCl berfungsi sebagai perantara mengalirnya metilen blue
ke dalam jaringan tubuh katak.
Selanjutnya katak yang diberikan perlakuan akan diinjeksikan dengan Metilen Blue pada
bagian saccus lymphaticus dorsalis. Penginjeksian dilakukan didaerah tersebut dikarenakan
katak memiliki saccus lymphaticus yang ukurannya lebih besar jika dibandingkan dengan
bagian lain, sehingga akan memudahkan dalam proses penginjeksian Metilen Blue untuk dapat
masuk ke dalam jaringan tubuh katak. Selain itu, penginjeksian didaerah saccus lymphaticus
memiliki tujuan untuk mengurangi resiko kematian pada katak saat dilakukan percobaan,
karena dalam percobaan ini katak haruslah dalam keadaan setengah sadar agar Metilen Blue
dapat dialirkan keseluruh jaringan tubuh melalui pembuluh darah.
Diketahui juga bahwa pada kantung limfa terdapat banyak saluran, sehingga ketika cairan
metilen diinjeksikan pada kantung limfa maka cairan tersebut dapat menyebar dengan cepat
dan akan memudahkan proses oksidasi jaringan didalamnya. Kantung limfa memiliki afinitas
lebih tinggi sehingga ketika metilen blue diinjeksikan, hemoglobin akan mengikat metilen blue
bukannya oksigen yang akan membentuk metilen hemoglobin. Setelah 30 menit, metilen blue
akan tersebar keseluruh tubuh.
Setelah itu katak kontrol dan katak perlakuan dibedah dalam keadaan hidup. Berdasarkan
hasil pengamatan didapatkan hasil yang berbeda antara katak yang diberi perlakuan dengan
katak kontrol.
Penginjeksian metilen biru dan NaCl dilakukan dibagian saccus lymphaticus karena
ukurannya lebih besar dibanding bagian lain. Selain ukurannya yang lebih besar, injeksi di
saccus lymphaticus juga bertujuan untuk mencegah terjadinya kematian pada katak. Di dalam
kantung limfa terdapat banyak saluran sehingga cairan yang disuntikkan pada kantung limfa
akan menyebar dengan cepat dan memudahkan proses oksidasi jaringan di dalamnya. Kantung
limfa ini memiliki afinitas lebih tinggi sehingga oksigen diikat oleh hemoglobin lalu oksigen
masuk ke sepanjang pembuluh darah. Ketika metilen biru disuntikkan maka hemoglobin akan
mengikat metilen biru daripada oksigen. selanjutnya metilen biru akan masuk ke eritrosit dan
diikat oleh hemoglobin membentuk metilen hemoglobin. Setelah kurang lebih 30 menit metilen
biru dari kantung limfa akan beredar ke seluruh organ dan jaringan pembedahan di katak.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, warna dari berbagai jaringan katak yang diberi
perlakuan dengan menginjeksikan metilen biru + NaCl berbeda dengan katak yang tidak diberi
perlakuan apapun (control). Pada waktu pos mortal, seluruh jaringan di katak kontrol memiliki
warna merah cerah, sedangkan pada katak perlakuan hampir semua jaringan-jaringannya
mengalami perubahan warna menjadi biru, merah, hingga kuning kebiruan. Pemeriksaan juga
dilakukan 15 menit setelah pos mortal dan didapatkan hasil bahwa tubuh katak kontrol menjadi
merah pucat. Sementara itu, pada katak yang diberi perlakuan, seluruh jaringan yang diamati
mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat atau lebih gelap.
Perubahan warna terjadi karena tekanan O2 dalam darah menurun sehingga ikatan HbO2
terurai. Selain itu pada kantung limfe memiliki afinitas lebih tinggi sehingga oksigen diikat
oleh hemoglobin lalu oksigen masuk ke sepanjang pembuluh darah. Metilen biru memiliki
afinitas lebih tinggi daripada gas oksigen terhadap hemoglobin. Sehingga ketika disuntikkan
metilen biru, yang diikat oleh hemoglobin bukan oksigen tetapi metilen biru. Sementara itu,
warna organ-organ pada katak control tetap merah segar, karena oksigen dapat berikatan
dengan hemoglobin dalam eritrosit membentuk oksihemoglobin. Hemoglobin adalah suatu
pigmen (berwarna merah) karena berikatan dengan oksigen dan berwarna biru apabila
mengalami deoksigenasi.
Dengan demikian, darah arteri yang teroksigenasi sempurna tampak merah, dan darah vena
yang telah kehilangan sebagian oksigennya di jaringan memperlihatkan rona kebiruan. Di
pembuluh darah, metilen biru yang memiliki afinitas (daya ikat) yang lebih tinggi dibandingkan
oksigen menyebabkan terbentuknya ikatan metHb (methemoglobin) sehingga warna organ
menjadi kebiruan. Itulah tandanya bahwa telah terjadi deoksidasi jaringan, karena suplai
oksigen di jaringan berkurang drastis akibat penambahan metilen biru. Metilen biru yang telah
masuk pembuluh darah akan masuk ke eritrosit dan diikat oleh hemoglobin dan membentuk
metilenhemoglobin (MetHb) dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

HbO2 Hb + O2
Hb + Met MetHb
Metilen biru yang diikat oleh hemoglobin akan diserap ke jaringan, sehingga akan terjadi
kematian jaringan (hipoksia) karena jaringan kekurangan oksigen sehingga tidak dapat
memproduksi energi, maka kemampuan sel eritrosit semakin lama semakin tidak dapat
mempertahankan ikatan Hb dengan metilen biru menyebabkan organ menjadi warna biru.
Hipoksia adalah kekurangan O2 di tingkat jaringan. Ketika campuran metilen biru dan
hemoglobin pecah maka hemoglobin akan masuk ke pembuluh darah sehingga peredaran darah
tidak dapat bekerja secara maksimal dan melepaskan metilen biru ke pembuluh darah dan
proses oksidasi jaringan pun terhenti, 15 menit kemudian setelah pos mortal, terlihat warna
jaringan semakin pucat karena proses oksidasi jaringan terhenti.
Kegiatan 3. Permeabilitas paru-paru terhadap gas

Paru yang digunakan adalah paru katak yang terdiri dari dua paru (di sebelah kanan dan
di sebelah kiri tubuh katak). Paru katak berwarna merah muda ketika diambil dari besar laju
aliran udara, karena udara terus mengalir sampai tekanan intra alveolus seimbang dengan
tekanan atmosfer. Sel-sel alveolus mengeluarkan suatu zat yang dinamakan surfaktan paru,
suatu fosfolipoprotein yang berada di antara molekul-molekul air dan menurunkan tegangan
permukaan, sehingga compliance paru dapat meningkat dan mencegah kecenderungan alveolus
untuk kolaps. Maka dari itu, ketika paru katak dimasukkan kedalam air kapur yang memiliki
banyak gas CO2 tidak membuat paru katak menjadi kolaps. Setelah paru katak menjadi
mengembang, air kapur menjadi cukup bening karena gas CO2 didalam air kapur telah masuk
kedalam alveolus secara difusi. Sehingga hanya tertinggal sedikit CO2 didalam air kapur serta
terbentuk endapan Ca(OH)2

Paru katak tersusun atas jaringan epitel pipih selapis, sehingga bisa terjadi pertukaran
gas melalui membran paru yang tersusun dari jaringan tersebut. Setelah paru ditekan, paru
katak yang diikatkan dengan benang halus di daerah bronkus bertujuan agar aliran darah dari
pembuluh darah tidak mengalir ke dalam paru dan tercipta tekanan udara antara lingkungan
dengan bagian dalam paru. Paru yang sudah diikatkan dipotong pada bagian atasnya untuk
dimasukkan ke dalam air kapur (larutan CaCO3).
Air kapur terlihat lebih keruh dan adanya gelembung, menandakan adanya CO2 setelah
ditiup oleh praktikan. Setelah dimasukkan, ternyata paru katak menjadi mengembang. Hal ini
karena, adanya perbedaan tekanan parsial gas CO2 antara di dalam air kapur dengan di dalam
paru. Air kapur terlihat lebih keruh dan adanya gelembung, menandakan adanya CO2 setelah
ditiup oleh praktikan. Setelah dimasukkan, ternyata paru katak menjadi mengembang. Hal ini
karena, adanya perbedaan tekanan parsial gas CO2 antara di dalam air kapur dengan di dalam
paru. Tekanan parsial ini tidak terlalu beda jauh, karena gas yang terdapat di dalam air kapur
ada yang menguap ke udara, tetapi masih tersisa gas yang terlarut didalam air kapur, sehingga
tekanan tetap terjadi walau tidak begitu besar.

Tekanan parsial ini tidak terlalu beda jauh, karena gas yang terdapat di dalam air kapur
ada yang menguap ke udara, tetapi masih tersisa gas yang terlarut didalam air kapur, sehingga
tekanan tetap terjadi walau tidak begitu besar. Tekanan CO2 pada larutan CaCO3 (air kapur)
lebih besar dibandingkan dengan tekanan CO2 di dalam alveolus, sehingga CO2 berdifusi dari
dalam larutan CaCO3 ke dalam alveoli sesuai dengan selisih tekanan sehingga paru-paru terlihat
menggembung karena terisi oleh CO2 yang terdapat dalam larutan air kapur. Serta, paru katak
menjadi berwarna merah pucat karena adanya akumulasi CO2 ke dalam paru.

VI. KESIMPULAN
1. Organ respirasi pada ikan terdiri dari insang, labirin, dan swim bladder
2. Pada beberapa jenis ikan, tidak ditemukan labirin, swim bladder, ataupun keduanya
3. Bentuk dan jenis insang, labirin dan swim bladder pada ikan berbeda-beda. Beberapa
ikan memiliki labirin bertipe lembaran, beberapa yang lain memiliki labirin bertipe
bentuk seperti karang.
4. Rata-rata swim bladder pada ikan berbentuk bulat lonjong panjang
5. Alat respirasi utama pada katak adalah paru-paru, sedangkan alat respirasi tambahannya
adalah kulit
6. Saat uji permeabilitas, paru-paru katak menjadi mengembang saat direndam di air kapur
karena karbon dioksida dari air kapus berdifusi ke dalam paru-paru katak.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas


Perikanan.Bogor: IPB.

Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Ujungpandang: Jurusan


Perikanan Universitas Hasanuddin.

Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Chang, R. 1996. Essential Chemistry. USA: Mc Graw Hill Company, Inc.

Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second
edition. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies.

Triastuti, J., L. Sulmartiwi dan Y. Dhamayanti. 2009. Ichtyologi. Surabaya: Fakultas


Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.

Villee, Claude A., Warren F., Walker, Jr. Robert, and D. Barnes. 1984. Zoologi
Umum. Jakarta: Erlangga.

Weichert and K. Charles . 1959. Elements of Chordate Anatomy. New York: Mc Grow
Hill.

Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy. Second
edition. San Francisco: W. H. Freeman and Company.
SOAL

1. Mengapa keluar masuknya o2 dan co2 dari organ respirasi ke jaringan dan
sebaliknya berlangsung secara difusi?
Jawab :
Karena mengikuti penurunan gradient konsentrasi dari zat-zat terlarut. Dinding
kapiler tidak membatasi lewatnya konstituen apapun kecuali protein plasma,
tingkat pertukaran untuk setiap zat terlarut secara independen diatur oleh
tingkat gradient konsentrasi antara darah dengan jaringan di sekitarnya. Apabila
sel-sel meningkatkan aktivitas mereka, maka sel-sel tersebut akan
meningkatkan penggunaan O2 dan pembentukan CO2. Hal ini menimbulkan
gradient konsentrasi Odan CO2 yang lebih besar antara sel dan darah, sehingga
lebih banyak O2 yang berdifusi ke luar dari darah untuk masuk ke dalam sel
dan lebih banyak CO2 yang yang mengalir dalam arah sebaliknya.

2. Buatlah kurva disosiasi HbO2!

3. Jelaskan secara singkat mekanisme sintesis ATP di dalam sel!


Jawab :
NADH menggerakkan secara bolak-balik elektron berenergi tinggi yang
diekstarsi dari makanan selama gikolisis dan dan siklus Krebs ke
rantaitransport electron, yang ada di dalam membrane dalam mitokondria. Sebagian
besar sitokrom danpembawa electron lain dari rantai tersebutdikumpulkan
dalm tiga kompleks. Dua pembawa yang bergerak ubiqinon dan sitorom c,
bergerak cepat di sepanjang membrane, yang mengangkut electron di antara ketiga
kompleks besar tersebut. Begitu setiap kompleks menerima kemudian
melepaskan electron, kompleks tersebut memompa ion hydrogen (proton)
darimatriks mitokondria ke dalam ruang antar membrane. Dengan demikian,
energy kimiawiyang dipanen dari makanan ditransformasimenjadi gaya
gerak proton, suatu gradient H+ melintasi membrane. Ion hydrogen
menyelesaiakan rangkaiannya dengan mengalir menuruni gradiennya melalui
saluran H+ dalamATPsintase, kompleks protein yang ada di dalam membrane.
ATPsintase ini menangkap gayagerak proton untuk memfosforilasi ADP,
dan membentuk ATP. Kompleks ATPsintase terdiriatas 3 bagian utama
yaitu: silinder di dalam membrane dalam mitokondria, tombol yang
menonjol ke matriks mitokondria dan batang internal yang menghubungkan
keduanya. Apabila ion hydrogen mengalir melalui gradiennya, ion ini
menyebabkan silinder dan batang yang terkait berputar, seperti aliran air
yang mendesak dan memutar kincir air. Batang yang berputar ini
menyebabkan perubahan konformasi pada tombol yang mengaktifkan tempat-
tempat katalitik dimanaADP dan anorganik bergabung menjadi ATP.

4. Sebutkan membran respirasi atau pada bagian apa pertukaran O2 dan CO2
berlangsung pada ikan, katak, reptilia, burung dan mamalia!
Jawab :
Ikan = Insang (branchia), gelembung renang (saccus pneumaticus), labirin.
Katak = Kulit, paru-paru (pulmo) tepatnya pada bagian trakea,
bronchus,bronchiolus.
Reptilia = paru-paru (trakea, bronchua,selat kompleks).
Burung = kantung udara (pundi-pundi hawa) dan paru-paru (trachea, bronchus
,parabronkhus, kapiler-kapiler udara).
Mamalia = paru-paru (trakhea, bronchus, bronkheoli, alveoli).

You might also like