You are on page 1of 9

Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1

Pebruari 2014
ISSN : 2338 - 4336

EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS TABIR SURYA SEBAGAI PELINDUNG


Spodoptera litura NUCLEAR POLYHEDROSIS VIRUS DARI SINAR
ULTRAVIOLET

Yayang Cahyaning Bulan1), Mintarto Martosudiro1), Tutung Hadi Astono1), Bedjo2)

1. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145
2. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Jl. Raya Kendalpayak km 8, Malang
65101

ABSTRACT

This research aims was to determine the effectiveness of various types of


sunscreen ingredients such as kaolin, sunblock SPF 24, aloe vera extract, cucumber
extract and yam extracts as protective SlNPV JTM 97 C from ultraviolet rays. The
experiment was conducted at the Laboratory of Plant Pests and Diseases in Research
Institute of Legumes and Tuber Crops (BALITKABI), Kendalpayak Malang, from April
to July 2013. This research used completely randomized design (CRD) with 6
treatments and 3 replications. The treatment used SlNPV isolates with concentration of
2.5 x1011 added to: 1) aquades, 2) kaolin, 3) sunblock SPF 24, 4) aloe vera extract, 5)
cucumber extract, and 6) yam extract. The concentration each of them is 5% in SlNPV
suspension. The results showed that the addition of kaolin, sunblock SPF 24, and aloe
vera extracts againts SlNPV JTM 97 C isolate was able to maintain the effectiveness of
SlNPV JTM 97 C with mortality rate of larvae was 93,33 %-100 % while percentage of
pupae formation of SlNPV JTM 97 C isolates added with aloe vera extract treatment
was 3,33 % . Kaolin, sunblock SPF 24 and aloe vera extract can be used as protective
material of SlNPV against virus damage from UV rays.

Keywords : SlNPV JTM 97 C, kaolin, sunscreen, S. litura

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan berbagai jenis bahan tabir
surya yaitu kaolin, sunblock SPF 24, ekstrak lidah buaya, ekstrak mentimun dan ekstrak
bengkuang sebagai pelindung SlNPV JTM 97 C dari sinar ultraviolet. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Balai Tanaman Kacang-
Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI), Kendalpayak Malang mulai bulan April–
Juli 2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 6 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu isolat
SlNPV dengan konsentrasi 2,5x1011 yang ditambahkan dengan: 1) aquades, 2) kaolin, 3)
sunblock SPF 24, 4) ektrak lidah buaya, 5) ekstrak mentimun, dan 6) ekstrak bengkuang
masing-masing 5% dalam suspensi SlNPV. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penambahan kaolin, sunblock SPF 24, dan ektrak lidah buaya pada isolat SlNPV JTM
97 C mampu menjaga keefektifan SlNPV JTM 97 C dengan tingkat kematian larva
93,33%-100%, sedangkan persentase pembentukan pupa pada perlakuan isolat SlNPV
JTM 97 C yang ditambah ekstrak lidah buaya sebesar 3,33%. Kaolin, sunblock SPF 24

61
Yayang et al., Efektivitas Beberapa Jenis Tabir Surya…

dan ektrak lidah buaya dapat digunakan sebagai bahan pelindung SlNPV terhadap
kerusakan virus dari sinar UV.

Kata kunci : SlNPV JTM 97 C, kaolin, tabir surya, S. litura

PENDAHULUAN mengandung flavonoid yang berfungsi


sebagai pelindung partikel virus dengan
SlNPV merupakan patogen serangga menyerap sinar UV.
yang dapat digunakan untuk Dengan adanya bahan-bahan seperti
mengendalikan ulat grayak (S. litura). sunblock, kaolin, ekstrak umbi
Kendala pemanfaatan SlNPV sebagai bengkuang, mentimun, dan lidah buaya
biopestisida adalah mudah terdegradasi yang diduga memiliki khasiat sebagai
sinar ultraviolet yang dapat menurunkan pelindung SlNPV dari sinar ultraviolet.
keefektifan NPV (Arifin, 2010). Oleh Sehingga penelitian ini dilakukan
karena itu diperlukan bahan yang dapat bertujuan untuk mengetahui efektivitas
melindungi SlNPV dari pengaruh sinar tabir surya sunblock, kaolin, ekstrak umbi
ultraviolet (UV). bengkuang, mentimun dan lidah buaya
Menurut Sariani (2012), tabir surya sebagai bahan pelindung SlNPV dari
sunblock merupakan bahan kimia yang radiasi sinar ultraviolet.
dapat melindungi keefektifan NPV dari
pengaruh radiasi sinar UV yang dapat BAHAN DAN METODE
menyebabkan NPV inaktivasi. Sedangkan
menurut Bedjo (2012), penambahan bahan Waktu dan Tempat
tween dan kaolin pada HaNPV dengan Penelitian dilakukan di Sub-
dosis bahan pembawa 5, 10, 20, dan 40 ml Laboratorium Toksiologi, Jurusan HPT,
atau g/ha menunjukkan tingkat mortalitas FP UB Malang dan Laboratotium Hama
yang tinggi yaitu antara 63–90%. Tetapi Penyakit Tumbuhan Balai Penelitian
penggunaan bahan-bahan kimia sebagai Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-
pelindung NPV bedampak negatif Umbian (BALITKABI), Kendalpayak,
terhadap lingkungan. Oleh karena itu Kabupaten Malang. Penelitian
diperlukan bahan pelindung NPV yang dilaksanakan pada bulan April-Juli 2013.
lebih ramah terhadap lingkungan.
Menurut Rohmawati (2008; Alat dan Bahan
Lukitaningsih, 2009; dan Tarigan dkk., Alat yang digunakan mikroskop,
2008), pada lidah buaya, bengkuang, dan cawan petri, tabung reaksi, sentrifugasi,
mentimun terdapat kandungan saponin laminar UV, gelas ukur, haemocytometer,
dan flavonoid. Saponin dan flavanoid kamera, gunting, botol plastik (vial
merupakan metabolit sekunder tanaman plastik) berdiameter 5 cm dan tinggi 5 cm
yang dapat berperan sebagai bahan aktif untuk tempat uji larva S. litura, nampan,
yang dapat melindungi kerusakan pertikel toples plastik dengan diameter 20 cm dan
virus dari paparan sinar UV matahari tinggi 30 cm untuk pembiakan telur S.
sehingga dapat mempertahankan virulensi litura sampai menjadi larva, toples plastik
NPV. Hal ini didasarkan pada penelitian 15 cm dan tinggi 20 cm untuk pembiakan
Samsudin (2011), yang menyatakan imago S. litura, timbangan, kertas label,
bahwa filtrat bengkuang mengandung kain saring, mortar, sendok, kuas kecil,
saponin yang mampu melindungi partikel kain kasa, kapas, tissue, hand sprayer,
SeNPV sebagai reflektan, Sedangkan shaker, corong buctner, dan vacum rotary
molase, filtrat kunyit dan filtrat teh hijau evaporator.

62
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Februari 2014

Bahan yang digunakan adalah isolat dilakukan pengadukan menggunakan


SlNPV JTM 97 C (diperoleh dari Dr.Ir. shaker selama 30 menit. Hasil
Bedjo, MP. Balai Tanaman Kacang- perendaman (maserasi) disaring sebanyak
Kacangan dan Umbi-umbian, Malang), 3 kali dengan corong buctner yang
telur dan larva S. litura instar-3, daun dilapisi kertas saring dan ditampung
kedelai untuk pakan S. litura, ekstrak dengan erlenmeyer. Filtrat hasil
lidah buaya, ekstrak umbi bengkuang, penyaringan diuapkan dengan vacum
ekstrak mentimun, kaolin dan sunblock rotary evaporator.
SPF 24 (sebagai bahan pelindung SlNPV
dari radiasi UV), aquades, dan bayclin. Persiapan bahan kaolin dan sunblock
SPF 24
Rancangan Percobaan Kaolin diperoleh dari Sub-
Percobaan menggunakan rancangan laboratorium BALITKABI dan sunblock
acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan SPF 24 dibeli ditoko kosmetik komersil.
dan 3 ulangan. Setiap perlakuan Masing-masing bahan tersebut digunakan
digunakan 30 larva S. litura instar-3. dengan konsentrasi 5% dalam suspensi
Perlakuan yang diberikan yaitu aplikasi SlNPV.
SlNPV konsentrasi 2,5x 1011 dicampur
masing-masing bahan: aquades (kontrol), Pembuatan Isolat SlNPV
kaolin, sunblock SPF 24, ekstrak lidah Larva yang telah terinfeksi SlNPV
buaya, ekstrak mentimun, dan ekstrak JTM 97 C ditumbuk hingga halus
bengkuang dengan konsentrasi 5% dalam menggunakan mortar dengan ditambahkan
suspensi SlNPV. 1 ml aquades. Selanjutnya suspensi kasar
yang diperoleh disentrifugasi
Persiapan Penelitian menggunakan alat sentrifugasi dengan
kecepatan 3500 rpm selama 15 menit
Persiapan larva S. litura sebanyak 2 kali pengulangan, hingga
Larva S. litura yang digunakan diperoleh supernatant yang relatif bersih
dalam penelitian ini diperoleh dari hasil untuk dijadikan sebagai stok suspensi
rearing. Telur-telur S. litura yang polyhedral.
dikumpulkan dari lapang kemudian telur-
telur tesebut dipelihara sampai larva Pengenceran Isolat SlNPV
instar-3 untuk serangga uji. Pengenceran isolat SlNPV dilakukan
sebanyak lima kali (10-1, 10-2, 10-3,10-4
Pembuatan ekstrak lidah buaya, dan 10-5). Sebanyak 1 ml larutan stok
mentimun dan bengkuang NPV dilarutkan ke dalam 9 ml aquadest
Masing-masing bahan ekstrak yaitu pada tabung reaksi berlabel 10-1. Suspensi
daun lidah buaya, umbi bengkuang, dan tersebut dikocok sampai homogen
buah mentimun sebanyak 200 gr dicuci selanjutnya diambil 1 ml untuk
dan dipotong kecil-kecil. Selanjutnya ditempatkan ke tabung reaksi yang
masing-masing bahan tersebut diblender berlabel 10-2 dan dilarutkan ke dalam 9 ml
hingga halus. Daun lidah buaya, umbi aquadest. Pengenceran NPV terus
bengkuang, dan buah mentimun yang dilakukan sampai pengenceran kelima dan
telah halus, masing-masing direndam diperoleh konsentrasi PIB diperoleh
dalam pelarut etanol 70% dengan konsentrasi 2,5x1011 PIB/ml.
perbandingan 1:10. Lidah buaya direndam
48 jam, sedangkan umbi bengkuang dan
mentimun direndam 24 jam dengan

63
Yayang et al., Efektivitas Beberapa Jenis Tabir Surya…

Pelaksanaan Penelitian Keterangan:


B = Persentase berhenti makan larva
Perlakuan Isolat SlNPV JTM 97 C S. litura.
Masing-masing tabir surya yaitu b= Jumlah larva S. litura uji yang
kaolin, sunblock SPF 24, ekstrak lidah berhenti makan
buaya, ekstrak mentimun,dan ekstrak n = Jumlah larva uji
bengkuang sebanyak 1 ml ditambahkan
kedalam 20 ml sunpensi SlNPV sehingga Kematian (mortalitas) larva S. litura.
konsentrasi bahan pelindung 5%. Pengamatan mortalitas larva S.
litura dimulai 24 jam setelah inokulasi
Kontaminasi Isolat SlNPV JTM 97 C (JSI) sampai larva menjadi pupa. Menurut
Isolat SlNPV JTM 97 C yang telah Bedjo (2008), persentase mortalitas larva
ditambahkan dengan masing-masing S. litura dihitung menggunakan rumus:
beberapa jenis tabir surya
dikontaminasikan pada daun kedelai
ukuran 3x3 cm melalui pencelupan P = p x 100 %
(dipping) daun kedelai selama 5 detik ke n
dalam suspensi SlNPV. Kemudian daun
kedelai ditiriskan dan dikering anginkan Keterangan:
selama 30 detik. Selanjutnya daun kedelai P = Persentase kematian larva S.
yang telah dikontaminasikan SlNPV litura.
dipaparkan selama 4 jam dibawah sinar p = Jumlah larva S. litura uji yang
UV dengan panjang gelombang 290 nm. mati
Daun kedelai yang telah dipaparkan n = Jumlah larva uji
selanjutnya dimasukan ke dalam vial
plastik yang sudah berisi 1 larva S. litura Larva S. litura membentuk pupa dan
instar-3. Pada tahap selanjutnya daun imago
kedelai yang telah habis diganti dengan Larva S. litura yang membentuk
daun kedelai tanpa perlakuan kontaminasi pupa dan imago diamati setiap hari setelah
virus sebagai pakan larva S. litura. pemberian perlakuan. Menurut Bedjo
Kemudian perubahan yang terjadi pada (2008), persentase larva S. litura
larva S. litura diamati sesuai dengan membentuk pupa dan imago dihitung
parameter pengamatan. menggunakan rumus:

Pengamatan I = i x 100 %
n
Larva S. litura berhenti makan
Pengamatan gejala larva S. litura Keterangan:
instar 3 yang berhenti makan dilakukan I = Persentase larva S. litura
pada 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, membentuk pupa dan imago
22, 24 jam setelah inokulasi (JSI). i = Jumlah larva S. litura uji yang
Menurut Bedjo (2008), persentase larva S. membentuk pupa dan imago
litura berhenti makan dihitung dengan n = Jumlah larva uji
menggunakan rumus:

B = b x 100 %
n

64
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Februari 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN Kaolin berpengaruh sebagai


pellindung SlNPV disebabkan kaolin
Larva S. litura Berhenti Makan memiliki sifat daya hantar panas yang
Hasil pengamatan terhadap tingkat rendah, sehingga dapat melindungi SlNPV
larva S. litura berhenti makan dengan dari pengaruh sinar UV yang dapat
beberapa macam tabir surya yang menurunkan keefektifan SlNPV. Menurut
ditambahkan ke isolat SlNPV JTM 97 C Kusuma (2012), sifat-sifat mineral kaolin
(Tabel 1) menunjukan jika perlakuan adalah berat jenis 2,6 - 2,63 gr/cc, plastis,
penambahan kaolin, sunblock SPF 24, mempunyai daya hantar panas dan listrik
lidah buaya, dan ekstrak bengkuang yang rendah.
berpengaruh sebagai pelindung SlNPV Penggunaan sunblock SPF 24,
dari sinar UV terhadap larva S. litura ekstrak lidah buaya dan ekstrak
berhenti makan sedangkan penggunaan bengkuang berpengaruh sebagai
ekstrak mentimun tidak berpengaruh pelindung SlNPV dari sinar UV terhadap
sebagai pelindung SlNPV dari sinar UV. berhenti makan larva S. litura disebabkan
Berdasarkan uji F pada taraf kesalahan 5% sunblock memliki khasiat dapat dapat
pengunaan kaolin yang ditambahkan ke menghamburkan dan menyerap sinar UV
isolat SlNPV JTM 97 C memilki (Sariani, 2012), sedangkan pada lidah
persentase tertinggi 70% larva berhenti buaya dan bengkuang terdapat kandungan
makan yang berbeda nyata dengan saponin dan flavonoid yang berperan
perlakuan kontrol yang menunjukan sebagai UV protektan (Samsudin, 2011).
persentase 16,66% saat pengamatan 24
jam setelah inokulasi (JSI).

Tabel 1. Persentase larva S. litura yang berhenti makan pada perlakuan Isolat SlNPV
yang ditambahkan beberapa jenis tabir surya

Larva S. litura yang berhenti makan (%)


Perlakuan Pengamatan pada…(JSI)
6 24
P1(kontrol ) 0,00 a 16,66 a
P2 (kaolin) 3,33 a 70 c
P3 (lidah buaya) 0,00 a 53,33 bc
P4 (mentimun) 0,00 a 33,33 ab
P5 (bengkuang) 0,00 a 46,66 bc
P6 (sunblock SPF 24) 0,00 a 56,66 bc

Sumber Data : Data Primer, dianalisis tahun 2013


Keterangan: JSI: Jam Setelah Inokulasi, angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang
sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT, sebelum dilakukan analisis
data ditransformasi dengan rumus Arcsin √x+0.5

65
Yayang et al., Efektivitas Beberapa Jenis Tabir Surya…

Tabel 2. Persentase kematian (mortalitas) larva S. litura pada perlakuan Isolat


SlNPV yang ditambahkan beberapa jenis tabir surya
Kematian Larva S. litura (%)
Perlakuan Pengamatan pada….(JSI)
∑ ∑ 24 JSI ∑ 192
larva larva % larva % kematian
mati kematian mati
P1(kontrol) 30 5 16,66 a 22 73,33 a
P2 (kaolin) 30 21 70 c 30 100 b
P3 (lidah buaya) 30 16 53,33 bc 28 93,33 ab
P4 (mentimun) 30 10 33,33 ab 26 86,66 ab
P5 (bengkuang) 30 14 46,66 bc 27 90 ab
P6 (sunblock SPF 24) 30 17 56,66 bc 28 93,33 ab
Sumber Data : Data primer, dianalisis tahun 2013
Keterangan: JSI: Jam Setelah Inokulasi, angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom
yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT, sebelum
dianalisis data ditransformasi dengan rumus Arcsin √x+0.5

a b c d

Gambar 1. Gejala kematia larva S. litura akibat infeksi SlNPV

Hasil pengamatan terhadap tingkat litura, sedangkan perlakuan isolat SlNPV


kematian larva S. litura dengan beberapa yang ditambahkan ekstrak lidah buaya,
macam tabir surya yang ditambahkan ke mentimun, bengkuang, sunblock SPF 24
isolat SlNPV JTM 97 C disajikan pada tidak berbeda nyata dengan perlakuan
Tabel 2. Hasil analisis perlakuan kontrol kontrol.
dengan perlakuan isolat SlNPV yang Hal ini menunjukan jika
ditambahkan kaolin berbeda nyata. penggunaan bahan-bahan tersebut sebagai
Persentase kematian larva S. litura saat pelindung SlNPV dari sinar UV tidak
192 JSI pada perlakuan kontrol sebesar berpengaruh terhadap kematian larva S.
73,33% sedangkan perlakuan isolat yang litura. Hal ini disebabkan isolat SlNPV
ditambahkan kaolin sebesar 100%. Hal ini JTM 97 C yang digunakan pada penelitian
menunjukan jika perlakuan isolat yang ini memiliki tingkat virulensi yang tinggi
ditambahkan tabir surya kaolin (Athihah, 2007). Meskipun perlakuan
berpengaruh sebagai pelindung SlNPV isolat SlNPV yang ditambahkan ekstrak
dari sinar UV terhadap kematian larva S. lidah buaya, mentimun, bengkuang,

66
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Februari 2014

sunblock SPF 24 tidak berbeda nyata Pada pembentukan imago,


dengan perlakuan kontrol tetapi persentase persentase penambahan ekstrak mentimun
kematian larva S. litura lebih tinggi ke isolat SlNPV memiliki persentase yang
dibanding perlakuan kontrol. lebih rendah yaitu sebesar 3,33%
dibandingkan dengan penambahan ekstrak
Pembentukan Pupa dan Imago S. litura bengkuang yaitu sebesar 6,66%. Dari hasil
Hasil pengamatan terhadap tingkat keseluruhan penambahan beberapa jenis
pembentukan stadia pupa dan imago S. tabir surya ke isolat SlNPV, perlakuan
litura dengan beberapa macam tabir surya kontrol yang tanpa ditambahkan tabir
yang ditambahkan ke isolat SlNPV JTM surya memiliki persentase terbesar untuk
97 C disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan stadia pupa dan imago S. litura yaitu
uji F pada taraf kesalahan 5% pada sebesar 23,33 %.
perlakuan SlNPV yang ditambahkan Dari hasil penelitian menunjukan
kaolin dan sunblock SPF 24 jika penggunaan tabir surya kaolin,
perkembangan larva S. litura menjadi sunblock SPF 24 dan ekstrak lidah buaya
pupa dan imago tidak terbentuk yang berpengaruh sebagai pelindung SlNPV
berbeda nyata dengan perlakuan kontrol dari sinar UV sehingga dapat
yang masih membentuk pupa dan imago. mempertahankan persistensi SlNPV yang
Hal ini disebabkan proses infeksi lanjutan menyebabkan virulensi SlNPV tetap
dari SlNPV yang mempengaruhi tinggi. Menurut Athihah (2007),
perkembangan larva. menyatakan bahwa persentase pupa dan
Persentase pupa pada perlakuan imago yang terbentuk semakin rendah
SlNPV yang ditambahkan ekstrak lidah setelah infeksi SlNPV maka akan semakin
buaya yaitu 3,33% dan tidak terbentuk tinggi tingkat virulensinya dan sebaliknya
imago. Penambahan ekstrak bengkuang ke jika persentase pupa dan imago yang
isolat SlNPV memiliki persentase stadia terbentuk semakin tinggi maka virulensi
pupa 6,66% dan penambahan ekstrak virus tersebut rendah.
mentimun memiliki stadia pupa sebesar
10% yang tidak berbeda nyata dengan
perlakuan kontrol.

Tabel 3. Persentase larva S. litura menjadi pupa dan imago setelah aplikasi SlNPV yang
ditambahkan beberapa jenis tabir surya

No Perlakuan Isolat ∑ Pupa Pupa (%) Imago (%)


1 P1(kontrol) 7 23,33 b 23,33 b
2 P2 (kaolin) - 0a 0a
3 P3 (lidah buaya) 1 3,33 ab 0a
4 P4 (mentimun) 3 10 ab 3,33 ab
5 P5 (bengkuang) 2 6,66 ab 6,66 ab
6 P6 (sunblock SPF - 0a 0a
24)
Sumber Data : Data Primer, dianalisis tahun 2013
Keterangan: angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak
berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT, sebelum dilakukan analisis data ditransformasi dengan
rumus Arcsin √x+0.5

67
Yayang et al., Efektivitas Beberapa Jenis Tabir Surya…

KESIMPULAN Laboratorium. [Skripsi]. Malang,


Fakultas Pertanian. Universitas
Kaolin, sunblock SPF 24 dan Brawijaya. hlm. 31-35.
ekstrak lidah buaya dapat melindungi Bedjo. 2008. Potensi Berbagai Isolat
SlNPV JTM 9 C dari pengaruh sinar Spodoptera litura Nuclear
ultraviolet yang dapat menurunkan Polyhedrosis Virus (SlNPV) Asal
keefektifan SlNPV, sedangkan ekstrak Jawa Timur untuk Pengendalian
mentimun dan ekstrak bengkuang yang Spodoptera litura F.
ditambahkan ke isolat SlNPV JTM 97 C (Lepidoptera: Noctuidae) pada
tidak dapat melindungi SlNPV dari Tanaman Kedelai.[Tesis].
pengaruh sinar UV. Isolat SlNPV yang Malang, Fakultas Pertanian.
ditambahkan dengan kaolin, sunblock SPF Universitas Brawijaya. hlm. 103.
24 dan ekstrak lidah buaya menyebabkan Bedjo. 2012. Peningkatan Efektifitas
kematian larva S. litura 93,33-100%. Helicoverpa armigera Nuclear
Polyhedrosis Virus dengan
UCAPAN TERIMAKASIH Beberapa Bahan Pembawa Untuk
Mengendalikan Hama Polong
Puji dan syukur Alhamdulilah Kedelai Helicoverpa armigera
penulis panjatkan kepada Allah SWT atas (Hubner). Buletin palawija. 23:
limpahan kasih sayang serta hidayah-Nya 38-43.
sehingga penulis bisa menyelesaikan Kusuma, P. 2012. Material Teknik
penelitian. Penulis mengucapkan terima (Makalah Tentang Keramik ).
kasih kepada Bapak Dr. Ir. Mintarto Surabaya, Fakultas Teknik Sipil
Martosudiro, MS., Bapak Prof. Dr. Ir. Dan Perencanaan Jurusan Desain
Tutung Hadiastono, MS., dan Bapak Dr. Produk. Institut Teknologi
Ir. Bedjo, MP. atas arahan, bimbingan dan Adhitama.
saran yang diberikan selama penyusunan Lukitaningsih, E. 2009. The Exploration
hasil penelitian. Ucapan terimakasih juga of Whitening and Sun Screening
penulis sampaikan kepada kedua orang Compounds in Bengkoang Roots
tua, adik, dan Cahyo Hadi Putranto yang (Pachyrhizus erosus). Ph.D. diss.
selalu memberikan semangat, dukungan Univ. of Julius-Maximillians,
dan doa. Würzburg. 115 p.
Rohmawati, N. 2008. Efek Penyembuhan
Luka Bakar Dalam Sediaan Gel
DAFTAR PUSTAKA Ekstrak Etanol 70% Daun Lidah
buaya (Aloe vera L.) pada Kulit
Arifin, M. 2010. Bioinsektisida SlNPV Punggung Kelinci New Zealand.
untuk Mengendalikan Ulat [Skripsi]. Surakarta. Universitas
Grayak Mendukung Swasembada Muhammadiyah. hlm. 2-3.
Kedelai. Jurnal Pengembangan Samsudin. 2011. Uji Patologi dan
Inovasi Pertanian. 5(1): 19-31. Perbaikan Kinerja Spodoptea
Athihah, W. R. 2007. Uji Virulensi exigua Nucleopolyhedro Virus
Spodoptera Litura Nuclear (SeNPV). [Tesis]. Bogor, Institut
Polyhedral Virus (SlNPV) Isolat Pertanian Bogor. hlm. 24-88.
Sumatera Selatan terhadap Sariani, E. 2012. Keefektifan Penggunaan
Spodoptera litura Fabricus Sunblock Komersil Sebagai
(Lepidoptera: Noctuidae) pada Pelindung Ultraviolet untuk
Tanaman Kedelai Glicyn Max di Spodoptera litura

68
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Februari 2014

Nucleopolyhedro Virus (SlNPV). Fitokimia Tumbuhan yang


[Skripsi]. Bogor, Fakultas Digunakan oleh Pedagang Jamu
Pertanian. Institut Pertania Gendong untuk Merawat Kulit
Bogor. hlm. 19. Wajah di Kecamatan Medan
Tarigan, J. Br., CF. Zuhro, dan H. Baru. J. Biologi Sumatera 3: 1-6.
Sihotang. 2008. Skrining

69

You might also like