Professional Documents
Culture Documents
2 C DISAINKOMPRESORbb
2 C DISAINKOMPRESORbb
net/publication/295857601
2c DISAIN KOMPRESOR
CITATIONS READS
0 2,822
1 author:
Abdul Wahid
University of Indonesia
58 PUBLICATIONS 44 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Synthesis of Renewable Diesel from Palm Oil and Jatropha Curcas Oil through Hydrodeoxygenation using NiMo/Zal View project
All content following this page was uploaded by Abdul Wahid on 25 February 2016.
Plunger
Positive
Displacement
Gear
Rotary Screw
Kompresor Vane
Radial
Flow
Axial Flow
Centrifugal
Kinetic Mixed
(Dynamic) Flow
Peripheral (Regenerative Special High Head,
Turbine) Low Flow
Tahapan Perhitungan Kompresor
(Single Stage)
INPUT:
1. Tekanan Masuk (P1)
2. Suhu Masuk (T1) 1. Discharge
3. Rasio Kompresi (R) Temperature
4. Laju Alir Gas (q) (TD)
5. Berat Molekul Gas 2. Diameter
6. Efisiensi Isentropik,
HITUNG: Impeller
7. Tip Speed (u)
1. Specific Gravity ()
2. Rasio Kapasitas Panas (k)
3. Faktor Kompresibilitas (Z),
4. kW/stage
5. Compressor Speed (N),
6. Mechanical Losses (WL),
7. DAYA TOTAL
Panduan Seleksi Kompresor
Panduan Pemilihan Drivers Kompresor
Figure 15.1 General Range of Application of
Compressor
Daya Kompresor
Persamaan termodinamika dasar
15.1
Isentropic
Tahap compression
berikutnya
Gas cooling
Persamaan Umum
15.4
Figure 15.2(a) Enthalpy-Entropy Diagram for a 0.65-0.75 Relative
Density Sweet Natural Gas (METRIC)
Figure 15.2(b) Enthalpy-Entropy Diagram for a 0.65-0.75 Relative
Density Sweet Natural Gas (ENGLISH)
Efisiensi Menyeluruh
Compressor Head
PV constant
1
T1Z a R P2
h 1 1
MW P1
∆h dan R
Specific Gravity (SG)
𝑀𝑊𝑔𝑎𝑠
SG=
𝑀𝑊𝑎𝑖𝑟
• MWair = 28.97
Rasio Kapasitas Panas ()
y C
i pi
y C 1.99
i pi
15.6
Hubungan kW/Stage dan h
T1Z a R P2 P
1 1
R
h 1 1 T1 1 Z a
MW P1 MW 1 P1
2
P2
1
hMW
T1 1 Z a
1 P1
R
1
A Ps P2
kW / Stage q T1 1 Z a
E 1 Ts P1
A MW q Ps
kW / Stage h
E R Ts
Faktor Kompresibilitas (Z)
Discharge Temperature (TD)
1
P2
1
TD T1 1
P1
15.9
Eisen
atau
T1 P2
1
Eisen 1
TD T1 P1
Nilai isentropic efficiency (Eisen)
• Kompresor sentrifugal: 0.7 – 0.75
• Kompresor resiprokal: 0.7 – 0.75 (HS = high speed)
• Kompresor resiprokal: 0.83 – 0.90 (LS = low speed)
Figure 15.4(a) Simple Correlation for Estimating
Compressor Power (Metric)
Figure 15.4(b) Simple Correlation for
Estimating Compressor Power (English)
Konversi
Ps Ta
Qa Q.10
5
15.10
Pa Ts
15.11
Estimasi Daya Kompresor dengan Nomograf
Relasi Eisen dan Epoly
n 1 1
15.12
n .E poly
1
P2
1
P1
Eisen 15.13
n 1
P2
P1
n 1
Figure 15.6 Relasi Eisen dan Epoly
Relasi ds dan Ns
Mechanical Losses
2
N
WL FL
1000
gc Z R T
us
MW
Diameter Impeller (Estimasi)
q
d
0.050u
Compressor Speed
60u
N
d
Figure 15.9 Kurva Karakteristik Kompresor
Sentrifugal
SURGE
• SURGE: Fenomena ketidakstabilan yang terjadi pada
saat laju alir rendah (lihat Kurva Karakteristik Kompresor)
• Surge melibatkan keseluruhan sistem, bukan hanya
kompresor, yakni semua kumpulan komponen yang
dilewati oleh aliran masuk (upstream) dan keluar
(downstream) dari fluida
• Kompresor tidak dapat mencapai tekanan keluar
sedemikian rupa sehingga terjadi serangkaian aliran balik
Choke (Sumbatan)
• Choke (efek “dinding batu” atau “stonewall” effect)
membatasi kapasitas kompresor
• Kondisi ini disebabkan oleh laju alir membatasi gas yang
melalui “mata” impeller pertama
• Aliran ini selalu lebih besar dari disain dan biasanya tidak
akan terjadi di bawah 115-120% rated capacity
• Kecepatan maksimum dibatasi oleh bilangan MACH
(kecepatan suara) dari gas
Choke (Sumbatan)
• Secara teori, efek choke akan terjadi pada harga ini,
tetapi prakteknya biasanya adalah membatasi disain pada
bilangan Mach 0.80-0.90
• Gas terringan yang dikompresi di mana choke menjadi
masalah yang signifikan adalah propylene
• Propana, butana, dan freon memiliki kecepatan Mach
sekitar 200 m/s pada -40oC
• Kompresi gas yang lebih ringan dari propana, choke
bukan menjadi perhatian praktis
Anti Surge Control
Contoh 15.1
1. Compressor Head
MWgas = ()(MWair)
2. Compressor Power
std m 3 /d Ps T1
q
86400
P
T Z a m 3 /s
1 s
3. Compressor Discharge Temperature (15.9)
4. Number of Impellers
5. Diameter Impeller (Estimasi)
std m3 /d Ps T1
q Z a m3 /s
86400 P1 Ts
6. Specific Diameter and Speed
RECIPROCATING
COMPRESSOR
Prinsip
Reciprocating
Compressor
Prosedur Kerja
Delivery pressure
Induced volume
Swept/displacement volume
Inlet pressure
Approximate
Valve
Losses
Prosedur Kerja
• Titik A menggambarkan akhir dari gaya kompresi
• Garis ABC menggambarkan gaya masuk total
– Bagian AB menggambarkan ekspansi gas yang terperangkap antara
piston dan ujung silinder pada tekanan P2
– Tidak ada gas baru yang masuk silinder hingga gas ini berekspansi ke
tekanan P1 (titik B)
– Volume V1 (garis BC) menggambarkan gas baru yang masuk pada gaya
masuk (suction stroke)
– Kapasitas silender tetap pada volume V1
– Volume ini, tergantung pada rasio kompresi (P2/P1) dan Volume Vc
Perpindahan Piston
dan Efisiensi Volumetrik
• Volume yang digambarkan oleh garis ABC disebut
perpindahan piston (piston displacement): volume gas
yang dapat dikompresi jika tidak ada ekspansi gas atau
Vd
• Besarnya tergantung pada ukuran piston, kecepatan dan
panjang gaya, serta apakah piston tunggal atau ganda
• Efisiensi volumetrik = V1/Vd
– Turun dengan naiknya rasio kompresi dan naiknya Vc
Rasio Kompresi per Langkah (R)
15.20
• Kurva A untuk unit yang integral atau dapat dipisahkan yang besar, pada rasio
kompresi rendah, operasi jalur perpipaan besar yang khas
• Kurva B untuk laju < 600 rpm
• Kurva C untuk laju > 900 rpm
• Tekanan masuk > 200 kPa (abs.) efisiensi 15-20% lebih rendah dari yang
ditunjukkan
Example 15.2
• 280 000 std m3/d (9.9 MMscfd) gas yang memiliki MW
20.3 ditekan dari 700 – 6000 kPa [101 – 870 psia] pada
kompresor integral laju rendah (low speed integral
compressor).
• Suhu masuk langkah pertama dan kedua adalah 40oC
[104oF] dan 45oC [113oF].
• Jatuh tekanan antar-langkah sebesar 40 kPa.
• Estimasikan keperluan dayanya!
1. Tekanan dan Rasio Kompresi
2. E, Z, k, dan m
• Gunakan Fig. 15.12 dan 15.13
– Fig. 15.12 pada R = 2.96 line B, maka E = 0.852
– Fig. 15.13 pada = gas/udara = MWgas/Mwudara = 20.3/28.97= 0.70 line B,
maka E = 0.98
E = (0.852)(0.98) = 0.835
• Faktor kompresibilitas (Fig. 15.3)
– 1st stage ZI = 1.0 dan ZD = 0.98
– 2nd stage ZI = 0.955 dan ZD = 0.945
• Rasio kapasitas panas (k) gunakan grafik di Rule of Thumb hlm.
115 pada MW = 20.3 k = 1.26 dan m = (k-1)/k = 0.206
3.a Daya Kompresor
3.b Daya Kompresor
3.c Daya Kompresor
Efisiensi Volumetrik
15.21
Volumetric Rate Gas
15.22
Displacement Volume
Example 15.3
• Menggunakan harga-harga pada contoh sebelumnya,
estimasikan ukuran silinder untuk kompresor berikut
• Speed = 400 rpm
• Stroke = 21.6 cm [8.5 in.]
• Normal clearence
– 1st stage = 7%
– 2nd stage = 12%
• Asumsikan: 2 silinder per stage dan semua
silindernya double-acting
1st Stage
2nd Stage
Load
15.24