A geyser (US /ˈɡaɪzər/; UK /ˈɡiːzə/ or /ˈɡaɪzə/[1][2]) is a spring characterized by intermittent

discharge of water ejected turbulently and accompanied by steam.

The formation of geysers is due to particular hydrogeological conditions, which exist in only
a few places on Earth, so they are a fairly rare phenomenon. Generally all geyser field sites
are located near active volcanic areas, and the geyser effect is due to the proximity of magma.
Generally, surface water works its way down to an average depth of around 2,000 metres
(6,600 ft) where it contacts hot rocks. The resultant boiling of the pressurized water results in
the geyser effect of hot water and steam spraying out of the geyser's surface vent (a
hydrothermal explosion).

Over one thousand known geysers exist worldwide. At least 1,283 geysers have erupted in
Yellowstone National Park, Wyoming, United States, and an average of 465 geysers are
active there in a given year.[3][4] A geyser's eruptive activity may change or cease due to
ongoing mineral deposition within the geyser plumbing, exchange of functions with nearby
hot springs, earthquake influences, and human intervention.[5]

Jet-like eruptions, often referred to as cryogeysers, have been observed on several of the
moons of the outer solar system. Due to the low ambient pressures, these eruptions consist of
vapor without liquid; they are made more easily visible by particles of dust and ice carried
aloft by the gas. Water vapor jets have been observed near the south pole of Saturn's moon
Enceladus, while nitrogen eruptions have been observed on Neptune's moon Triton. There are
also signs of carbon dioxide eruptions from the southern polar ice cap of Mars. In the latter
two cases, instead of being driven by geothermal energy, the eruptions seem to rely on solar
heating via a solid-state greenhouse effect.
Sebuah geyser (US / ɡaɪzər /; Inggris / ɡiːzə / atau / ɡaɪzə / [1] [2]) adalah semi ditandai dengan debit
intermiten air dikeluarkan turbulently dan disertai dengan uap.

Pembentukan geyser adalah karena kondisi hidrogeologi tertentu, yang ada hanya beberapa tempat
di Bumi, sehingga mereka adalah fenomena yang cukup langka. Umumnya semua situs lapangan
geyser yang terletak di dekat daerah gunung berapi aktif, dan efek geyser adalah karena kedekatan
magma. Umumnya, air permukaan bekerja dengan cara turun ke kedalaman rata-rata sekitar 2.000
meter (6.600 kaki) di mana kontak batu panas. Mendidih dihasilkan dari hasil air bertekanan dalam
efek geyser air panas dan uap penyemprotan keluar dari geyser ini ventilasi permukaan (ledakan
hidrotermal).

Lebih dari seribu geyser dikenal ada di seluruh dunia. Setidaknya 1.283 geyser meletus di
Yellowstone National Park, Wyoming, Amerika Serikat, dan rata-rata 465 geyser aktif ada pada tahun
tertentu. [3] [4] geyser AN aktivitas letusan dapat mengubah atau berhenti karena pengendapan
mineral yang sedang berlangsung dalam pipa geyser, pertukaran fungsi dengan mata air panas di
dekatnya, pengaruh gempa, dan campur tangan manusia. [5]

Jet-seperti letusan, sering disebut sebagai cryogeysers, telah diamati pada beberapa bulan dari luar
tata surya. Karena tekanan ambient rendah, letusan ini terdiri dari uap tanpa cairan; mereka dibuat
lebih mudah terlihat oleh partikel debu dan es yang dilakukan tinggi-tinggi oleh gas. Jet uap air telah
diamati dekat kutub selatan Saturnus Enceladus bulan, sedangkan letusan nitrogen telah diamati di
bulan Neptunus Triton. Ada juga tanda-tanda letusan karbon dioksida dari topi es kutub selatan
Mars. Dalam dua kasus terakhir, bukannya didorong oleh energi panas bumi, letusan tampaknya
mengandalkan pemanasan matahari melalui efek rumah kaca solid-state.