You are on page 1of 7

Aquatic Science & Management, Vol. 1, No.

1, 10-16 (April 2013) ISSN 2337-4403


Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi e-ISSN 2337-5000
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index jasm-pn00031

Feeding behaviour and bioerosion: the ecological role of the rock-


boring urchin, Echinometra mathaei (de Blainville, 1825),
in Okinawa reef flat
Perilaku makan dan bioerosi: peranan ekologis bulu babi, Echinometra mathaei
(de Blainville, 1825), pada rataan karang Pulau Okinawa

Noar Muda Satyawan1*, Shelly Tutupoho2, Yusli Wardiatno1, and Makoto Tsuchiya2
1
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan (PS. SDP), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus FPIK-IPB, Darmaga, Bogor 16680, Indonesia
2
Faculty of Science, University of the Ryukyus, Nishihara, Okinawa 903-0213, Japan
*E-mail: noarmudasatyawan@yahoo.com

Abstract: Erosion rate on corals due to activities of other biota is called bioerosion. The rock-boring urchin,
Echinometra mathaei, when it is abundant, plays a significant role in benthic ecosystems, including biological
processes like coral erosion. During feeding, E. mathaei erodes calcium carbonate besides grazing on algae
living on coral, so it plays an important role in both organic and inorganic carbons in coral reefs. The urchin E.
mathaei actively feeds during the night time (nocturnal grazer). Although in Okinawa four types (A-D) of the
urchin exist, the research only focused on the types A and B. Type A of E. mathaei produced 0.44951 g feces per
day on average while type B produced 0.38030 g feces per day. CaCO3 analysis in feces and gut contents
showed bioerosion rate of E. mathaei type A was 0.64492 g/individu/day, and 0.54436 g/individu/day in type B.
There were no significant differences in bioerosion impact of E. mathaei type A and B©

Keywords: feeding behavior; bioerosion; rock-boring urchin; coral reefs; Okinawa.

Abstrak: Laju erosi pada karang yang disebabkan oleh biota, dikenal dengan bioerosi. Bulu babi jenis Echinometra
mathaei, ketika melimpah, menjadi sangat berpengaruh terhadap ekosistem bentik termasuk proses biologi
seperti erosi karang. Selama aktivitas makan, E. mathaei menggerus kalsium karbonat dalam proporsi yang besar
di samping alga yang tumbuh menempel pada karang sehingga memiliki peran penting dalam siklus karbon
organik dan anorganik di ekosistem terumbu karang. Bulu babi E. mathaei aktif mencari makan pada malam hari
(nocturnal grazer). Meskipun di Okinanawa ada 4 tipe (A-D), pada eksperimen kali ini memfokuskan pada tipe
A dan B saja. Tipe A E. mathaei rata-rata memproduksi 0,44951 g feses/hari dan tipe B memproduksi 0,38030 g
feses/hari. Berdasarkan analisis CaCO3 yang dilakukan pada feses dan isi lambung, laju bioerosi yang
disebabkan oleh E. mathaei tipe A sebesar 0,64492 g/individu/hari sedangkan tipe B sebesar 0,54436
g/individu/hari. Tidak terdapat perbedaan dampak bioerosi yang signifikan antara E. mathaei tipe A dan B©

Kata-kata kunci: perilaku makan; bioerosi; bulu babi; terumbu karang; Okinawa.

PENDAHULUAN peran dalam pembentukan sedimen, pemeliharaan


keragaman biota dengan membentuk mikro habitat
Pemeliharaan ekosistem terumbu karang bergantung dan menyediakan sumber makanan serta mendaur
pada keseimbangan antara konstruksi dan destruksi. ulang Ca2+ dan C (Carreiro-Silva and McClanahan,
Konstruksi terutama melalui kalsifikasi dan 2001; Tribollet and Golubic, 2011). Tinjauan
pertumbuhan karang. Destruksi terdiri atas erosi tentang efek bioerosi dan peran ekologi oleh
fisika, kimia dan biologi. Erosi karena faktor ekinoid pada ekosistem terumbu karang disajikan
biologi dipertimbangkan sebagai penyebab utama dengan komprehensif oleh Samarco (1996).
degradasi karang bila dibandingkan dengan erosi Laju erosi pada karang yang disebabkan oleh
lainnya. Erosi fisika (badai) hanya bersifat biota, dikenal dengan bioerosi. Bulu babi, ketika
sementara dan terbatas sedangkan erosi kimia dapat melimpah, menjadi sangat berpengaruh terhadap
diabaikan karena kondisi kimia air laut yang ekosistem bentik termasuk proses biologi seperti
sebenarnya. Erosi karena faktor biologi memainkan erosi karang. Taring bulu babi dikenal dengan

10
Satyawan et al.: feeding behaviour and bioerosion: the ecological role of the rock-boring urchin…

“Aristotle’s lantern”, yang merupakan struktur MATERIAL DAN METODE


kompleks skeleton yang berperan dalam
memperoleh makanan (de Ridder and Lawrence, Observasi lapangan
1982). Variasi dalam ukuran lentera adalah relatif Observasi lapangan dilakukan pada pesisir
terhadap ukuran tubuh dari Echinometra mathaei pantai Minatogawa, Pulau Okinawa, selama bulan
yang ditemukan (Black et al.,1984). Selama Agustus 2012.
aktivitas makan, ekinoid menggerus kalsium
karbonat dalam proporsi yang besar di samping alga Perilaku makan bulu babi
yang tumbuh menempel pada karang mati yang Meskipun di Okinawa tersedia empat tipe
membuatnya menjadi penting dalam bulu babi E. mathaei, namun pada eksperimen ini
memperkirakan besarnya siklus karbon organik dan digunakan dan dibandingkan tipe A dan B.
anorganik pada terumbu karang (Bak, 1994). Eksperimen laboratorium telah dilakukan untuk
Lambung bulu babi berisikan alga berkapur, mengkaji aktivitas makan bulu babi. Karang dengan
partikel karang, fragmen duri bulu babi, dan lubang-lubang yang berisikan bulu babi diambil dari
cangkang gastropoda yang membentuk sebagian lapangan dan kemudian ditempatkan di dalam
besar bahan anorganik (Black et al., 1984). Feses akuarium. Aktivitas bulu babi diamati setelah
bulu babi mengandung 73% CaCO3 yang berasal dilakukan aklimasi dalam akuarium selama 2 hari.
dari erosi karang, 20 % merupakan material organik Aktivitas makan diamati untuk menyelidiki perilaku
dan 7% merupakan material organik terlarut (Mills bulu babi. Sepuluh bulu babi (5 individu E. mathaei
et al., 2000). Laju bioerosi oleh ekinoid yang tipe A, 5 individu E. mathaei tipe B) diamati selama
diestimasi melalui analisis isi lambung E. mathaei 24 jam dengan interval waktu pengamatan selama 1
pada Atol Enewetak, berkisar antara 0,07 dan 0,26 jam. Aktivitas bulu babi yang diamati meliputi
kg CaCO3 per m2 per tahun (Russo, 1980) sampai aktivitas makan dan istirahat. Ketika duri bulu babi
dengan 8,32 kg CaCO3 per m2 per tahun untuk E. teramati dalam kondisi aktif menempel pada
mathaei pada rataan karang La Reunion (Conand et dinding lubang menangkap partikel-partikel
al., 1998). Kukubo (1993) mengestimasi laju erosi makanan dan bulu babi terlihat memproduksi feses,
CaCO3 oleh E. mathaei tipe B pada rataan karang dikategorikan sebagai aktifitas “makan/meliang”;
Mizugama, Pulau Okinawa sebesar 0,1093 g/hari dan apabila teramati dalam kondisi tidak aktif,
dengan rata-rata diameter cangkak maksimum 25,3 dikategorikan sebagai aktifitas “istirahat”.
mm.
Bulu babi E. mathaei kebanyakan ditemukan Produksi feses dan analisis isi lambung
pada lokasi yang bersuhu hangat (Russo, 1977). Laju erosi diestimasi dari E. mathaei tipe A
Sepanjang garis pantai Pulau Okinawa dapat dan B yang berada di dalam lubang. Untuk menjaga
ditemukan bervariasi bulu babi E. mathaei yang lingkungannya agar sealami mungkin, akuarium
memiliki distribusi yang luas mulai dari Jepang disinari dengan lampu fluorescent 250 lux selama
bagian tengah sampai dengan bagian selatan 12 jam, dan air disirkulasikan. Satu sampai lima
Australia merupakan jenis yang paling melimpah. hari setelah bulu babi diletakkan dalam lubangnya,
Populasi jenis ini di pesisir Okinawa terbagi sedimen di dalam lubang dikumpulkan dan pada
menjadi 4 tipe (A-D) yang didasarkan pada hari terakhir isi lambung diambil dan ditempatkan
perbedaan morfologi, ekologi dan karakteristik dalam botol sampel. Kemudian sampel dibilas
embrio (Uehara, 1990). Penelitian ini dilakukan dengan Double Distilled Water (DDW) tiga kali
untuk memperkirakan dampak bioerosi yang untuk melepaskan NaOH yang terkandung dalam
disebabkan oleh perilaku makan E. mathaei yang sampel. Kemudian sampel dikeringkan dalam oven
menggambarkan perananan ekologisnya pada pada suhu 60oC selama 24 jam. Setelah ditimbang,
rataan karang Pulau Okinawa. Pada penelitian ini, sampel diberi perlakuan dengan HCl 2N untuk
kajian menekankan pada perilaku makan dan menghilangkan CaCO3 yang terkandung dalam
bioerosi jenis E. mathaei tipe A dan B. sampel. Setelah itu, sampel dibilas dengan DDW,
dikeringkan dan kemudian ditimbang kembali.
Berat awal sebelum diberi perlakuan dengan HCl
merupakan berat kering feses yang diproduksi oleh
bulu babi. Perbedaan antara berat sebelum dengan
setelah diberi perlakuan dengan HCl merupakan
estimasi dari CaCO3 yang terkandung dalam feses
dan isi lambung (Kukubo, 1993).
11
Aquatic Science & Management, Vol. 1, No. 1 (April 2013)

[
Gambar 1. Persentase aktivitas istirahat dan makan Echinometra mathaei tipe A

Analisi data mathaei akan tetap berada di dalam lubang selama


Analisis of variance (ANOVA) satu arah makanan masih tersedia dan mereka akan keluar
digunakan untuk mendeteksi signifikansi perbedaan bila dalam keadaan lapar. Dalam penelitian ini,
antara produksi feses dan dampak bioerosi pada sangat ditekankan bahwa E. mathaei merupakan
siang dan malam hari dan juga perbedaan dampak grazer nokturnal. Hasil ini sangat dekat dengan
erosi yang disebabkan oleh kedua tipe E. mathaei laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa E.
tersebut pada α = 0,05 (Fowler and Cohen, 1990). mathaei makan selama malam hari dan lambung
akan ditemukan kosong selama siang hari (Ogden,
1980; Russo, 1980; Bak, 1990).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi feses
Perilaku makan Produksi feses menggambarkan aktivitas
Sepuluh individu E. mathaei (5 individu tipe makan bulu babi. Gambar 3 menunjukkan
A dan 5 individu tipe B) telah diamati untuk perbedaan jumlah feses yang diproduksi pada waktu
menggambarkan perilaku makan masing-masing siang dan malam hari. Pada waktu siang, E. mathaei
tipe tersebut. Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan tipe A diperkirakan menghasilkan 0,36392 g feses
aktivitas makan masing-masing tipe. Kedua tipe sedangkan tipe B menghasilkan 0,14365 g feses.
tersebut kebanyakan aktif mencari makan pada Pada waktu malam kedua tipe memproduksi feses
waktu malam (19.00–05.00) yang diindikasikan lebih banyak dibandingkan dengan waktu siang.
dengan produksi feses dan aktivitas duri serta kaki Selama malam hari, tipe A memproduksi 0,46194 g
tabung. Feses tidak hanya diproduksi pada malam feses sedangkan tipe B memproduksi 0,23665 g
hari, tetapi juga pada siang hari dengan intensitas feses.
yang lebih rendah. Rata-rata total produksi feses oleh kedua tipe
Hart and Chia (1990) menemukan bahwa E. E. mathaei ditunjukkan pada Gambar 4. E. mathaei

Gambar 2. Persentase aktivitas istirahat dan makan Echinometra mathaei tipe B

12
Satyawan et al.: feeding behaviour and bioerosion: the ecological role of the rock-boring urchin…

Gambar 3. Perbandingan jumlah feses yang


Gambar 5. Proporsi CaCO3 dalam feses dan isi
dihasilkan Echinometra mathaei Tipe A dan Tipe B
lambung Echinometra mathaei
pada siang dan malam hari

tipe A memproduksi 0,44951 g feses/hari dan tipe B Erosi CaCO3 oleh E. mathaei
memproduksi 0,38030 g feses/hari. ANOVA Pengukuran kandungan CaCO3 pada feses
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara dan saluran pencernaan hewan laut ekinoid sebagai
jumlah feses yang dihasilkan pada siang dan malam indikator bioerosi pada terumbu karang
hari oleh tipe A (p=0,008) dan tipe B (p= 0,007) diperkenalkan oleh Mokady et al. (1996). Gambar 5
tetapi tidak berbeda secara signifikan untuk total menunjukkan proporsi CaCO3 dalam feses dan isi
feses harian yang dihasilkan oleh kedua tipe E. lambung E. mathaei. Feses dan isi lambung E.
mathaei tersebut. mathaei mengandung 80,20 % CaCO3 dan 19,80 %
Produksi feses terkait dengan produksi material organik dan anorganik. Hasil ini
sedimen dalam lingkungan perairan. Hasil ini mendekati hasil yang diperoleh Mills et al. (2000)
menunjukkan bahwa produksi feses untuk E. yang melaporkan bahwa persentase kandungan
mathaei tipe A sekitar 0,44953 g/hari dan 0,38030 yang terdapat dalam isi lambung E. mathaei terdiri
g/hari untuk tipe B. Feses E. mathaei menyediakan atas 73% CaCO3, 20% material organik dan 7%
makanan untuk biota yang berasosiasi di dasar material organik terlarut. Black et al. (1984)
lubang. Schooppe and Werding (1996) melaporkan menemukan proporsi yang serupa yaitu 73% bahan
beberapa biota yang berasosiasi di dalam lubang E. anorganik dan 27% bahan organik dalam isi
mathaei seperti bintang mengular (Ophiothrix lambung Echinometra spp. yang dikumpulkan dari
synoecina), kepiting (Clastotoechus gorgonensis), Pulau Rottnest, Australia Barat.
dan ikan Acyrtus rubiginosus. Spesies udang kecil Erosi CaCO3 pada siang dan malam hari
Athanas indicus juga ditemukan berasosiasi dalam ditunjukkan pada Gambar 6. Sekitar 0,12786 g erosi
lubang E. mathaei (Bruce, 1982; Tsuchiya and CaCO3 yang disebabkan oleh E. mathaei tipe A
Nishihira, 1985). selama waktu siang dan 0,22681 g selama waktu
malam. E. mathaei tipe B menyebabkan erosi

Gambar 6. Perbandingan erosi CaCO3 akibat aktivitas


Gambar 4. Total feses harian yang dihasilkan oleh makan Echinometra mathaei Tipe A dan Tipe B pada
Echinometra mathaei Tipe A dan Tipe B siang dan malam hari

13
Aquatic Science & Management, Vol. 1, No. 1 (April 2013)

sebelumnya. Perbedaan ukuran, metode dan lokasi


pengambilan sampel diduga menjadi penyebab
perbedaan hasil estimasi dengan laporan
sebelumnya. Dalam penelitian ini, CaCO3
diestimasi melalui sedimen feses dan isi lambung
sedangkan laporan sebelumnya kebanyakan
menganalisis CaCO3 berdasarkan isi lambung saja.
Dalam penelitian ini, CaCO3 yang diestimasi dari isi
lambung saja sebesar 0,29025 g dan 0,24515 g
CaCO3/hari. Hasil ini dekat dengan hasil yang
diperoleh Mills et al. (2000) yang melaporkan
bahwa isi lambung E. mathaei dengan diameter
rata-rata 35 mm sebesar 0,32 g/hari.
Implikasi perilaku makan jenis bulu babi ini
dapat mencerminkan peran ekologinya pada habitat
yang ditempati. Mokady et al. (1996)
Gambar 7. Erosi harian CaCO3 oleh Echinometra
memperkirakan bahwa akitivitas bioerosi E.
mathaei Tipe A dan Tipe B
mathaei dan D. setosum di ekosistem terumbu
CaCO3 sebesar 0,10907 g pada waktu siang dan karang Laut Merah terkonversi menjadi sedimen
0,19014 g pada waktu malam. ANOVA karbonat sebesar 7-11% dari proses kalsifikasi pada
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara terumbu karang dangkal dan sebesar 13-22% dari
erosi CaCO3 pada siang dan malam hari untuk tipe proses kalsifikasi terumbu karang di bagian yang
A (p=0,001) dan tipe B (p=0,010). Gambar 7 lebih dalam. Temuan mereka menekankan pada
menunjukkan rata-rata erosi harian oleh E. mathaei pentingnya bioerosi bulu babi sebagai faktor
tipe A dan B. Sekitar 0,64492 g/hari erosi CaCO3 pembentuk struktur di terumbu karang. Pentingnya
yang disebabkan oleh E. mathaei tipe A dan bioerosi ekinoid sebagai faktor pembatas
0,54436 g/hari oleh E. mathaei tipe B. ANOVA pertumbuhan karang telah didengungkan oleh
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dampak Glynn et al. (1979). Selain itu, aktivitas bioerosinya
erosi yang signifikan antara E. mathaei tipe A dan juga dianggap memiliki peran menentukan terhadap
tipe B. komposisi komunitas karang melalui kontrol
Laju bioerosi oleh bulu babi, yang diestimasi terhadap larva karang yang baru menetap
melalui isi lambung E. mathaei pada Atoll (Sammarco, 1980; 1982).
Enewetak, berkisar dari 0,07 sampai dengan 0,26 kg
CaCO3/individu/tahun (Russo, 1980). Dowing and
El-Zhar (1987) memperkirakan laju erosi sebesar KESIMPULAN
0,9 sampai dengan 1,4 g CaCO3/hari pada Teluk
Arab. Bak (1990) menemukan erosi yang Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan
disebabkan oleh E. mathaei sebesar 0,14 g/hari pada maka dapat disimpulkan bahwa E. mathaei aktif
Tiahura. Kukubo (1993) mengestimasi laju erosi mencari makan pada malam hari (nokturnal grazer).
yang disebabkan oleh E. mathaei pada rataan E. mathaei tipe A rata-rata memproduksi 0,44951 g
karang Mizugama Pulau Okinawa sebesar 0,1093 feses/hari dan tipe B memproduksi 0,38030 g
g/hari dengan rata-rata diameter maksimum bulu feses/hari. Berdasarkan analisis CaCO3 yang
babi 25,3 mm. Sementara itu, Makody et al. (1996) dilakukan pada feses dan isi lambung, laju bioerosi
menyebutkan aktivitas bioerosi oleh E. mathaei di yang disebabkan oleh E. mathaei tipe A sebesar
ekosistem karang Laut Merah sebesar 120 0,64492 g/individu/hari sedangkan tipe B sebesar
mg/ind/hari dibandingkan dengan jenis Diadema 0,54436 g/individu/hari. Tidak terdapat perbedaan
setosum sebesar 310 mg/ind/hari. dampak bioerosi yang signifikan antara E. mathaei
Dalam penelitian ini, ditemukan laju erosi tipe A dan tipe B. Aktivitas makan dan meliang E.
yang disebabkan oleh E. mathaei tipe A sebesar mathaei berperan dalam pembentukan sedimen,
0,64492 g/individu/hari atau sekitar 0,235 pemeliharaan keragaman biota dengan membentuk
kg/individu/tahun sedangkan tipe B sebesar mikro habitat dan menyediakan sumber makanan
0,54436 g/individu/hari atau sekitar 0,198 serta mendaur ulang Ca2+ dan C di perairan.
kg/individu/tahun. Hasil yang diperoleh 5 sampai 6
kali lebih besar bila dibandingkan dengan hasil
14
Satyawan et al.: feeding behaviour and bioerosion: the ecological role of the rock-boring urchin…

REFERENSI HART, L.J. and CHIA, F. (1990) Effect of food


supplay and body size on the foraging
BAK, R.P.M. (1990) Patterns of echinoid behavior of the burrowing sea urchin
bioerosion in two Pacific coral reef lagoons. Echinometra mathaei (de Blainville). Journal
Marine Ecology Progress Series, 66, pp. 267- of Experimental Marine Biology and
272. Ecology, 135, pp. 99-108.
BAK, R.P.M. (1994) Sea urchin bioerosion on coral KUKUBO, A. (1993) Residence and erosive
reefs: place in the carbonate budget and activity in the burrowing urchin Echinometra
relevant variables. Coral Reefs, 13, pp. 99- mathaei. Unpublished Thesis (MSc),
103. University of the Ryukyus, Japan.
BLACK, R., CODD, C., HEBBERT, D., VINK, S. MILLS, S.C., PEYROT-CLAUSADE, M. and
and BURT, J. (1984) The functional FONTAINE, M.F. (2000) Ingestion and
significance of the relative size of aristotle’s transformation of algal turf by Echinometra
lantern in the sea urchin Echinometra mathaei on Tiahura fringing reef (French
mathaei (de blainville). Journal of Polynesia). Journal of Experimental Marine
Experimental Marine Biology and Ecology, Biology and Ecology, 254, pp. 71-84.
11, pp. 81-97. MOKADY, O., LAZAR, B. and LOYA, Y. (1996)
BRUCE, A.J. (1982) The shrimps assosiated with Echinoid bioerosion as a major structuring
Indo-West Pacific echinoderms, with the force of Red Sea coral reefs. The Biological
description of a new species in the genus Bulletin, 190, pp. 367-372.
Periclimenes Costa, 1844 (Crustacea: OGDEN, J.C. (1977) Carbonate-sediment
Pontoniidae). Memoirs of the Australian production by parrotfish and sea urchins on
Museum, 16, pp. 191-216. Caribbean reefs. In: FROST, S. and WEISS.
CARREIRO-SILVA, M. and McCLANAHAN, M. (eds.) Caribbean reef systems: holocene
T.R. (2001) Echinoid bioerosion and and ancient. American Association
herbivory on Kenyan coral reefs: the role of Petroleum Geological Special Paper 4, pp.
protection from fishing. Journal of 281-288.
Experimental Marine Biology and Ecology, RUSSO, A.R. (1977) Water flow and the
262, pp. 133-153. distribution and abundance of echinoids
CONAND, C., HEEB, M., PEYROT-CLAUSADE, (genus Echinometra) on Hawaiian reef.
M. and FONTAINE, M.F. (1998) Bioerosion Australian Journal of Marine and
by the sea urchin Echinometra on La Freshwater Research, 28 (6), pp. 693-702.
Re´union reefs (Indian Ocean) and RUSSO, A.R. (1980) Bioerosion by two rock
comparison with Tiahura reefs (French boring echinoids (Echinometra mathaei and
Polynesia). In: MOOI, R. and TELFORD, M. Echinostrephusa ciculatus) on Enewetak
(eds.) Echinoderms. San Francisco, pp. 609- Atoll, Marshall Islands. Journal of Marine
615. Research, 38, pp. 99-110.
DE RIDDER, C. and LAWRENCE, J.M. (1982) SAMMARCO, P. W. (1980) Diadema and its
Food and feeding mechanisms: Echinoidea. relationships to coral spat mortality. Grazing
In: JANGOUX, M. and LAWRENCE, J.M. competition and biological disturbance.
(eds.) Echinoderm nutrition. Rotterdam: A.A. Journal of Experimental Marine Biology and
Balkema, pp. 57-l15. Ecology, 45, pp. 245-272.
DOWING, N. and EL-ZAHR, C.R. (1987) Gut SAMMARCO, P. W. (1982) Echinoid grazing as a
evacuation and filling rates in the rock boring structuring force in coral communities: whole
sea urchin, Echinometra mathaei. Bulletin of reef manipulations. Journal of Experimental
Marine Science, 41, pp. 579-584. Marine Biology and Ecology, 61, pp.31-55.
FOWLER, J. and COHEN, L. (1990) Practical SAMARCO, P.W. (1996) Comments on coral reef
statistics for biology. Canada: John Wiley & regeneration, bioerosion, biogeography, and
Sons. chemical ecology: future directions. Journal
GLYNN, P.W., WELLINGTON, G.M. and of Experimental Marine Biology and
BIRKELAND, C. (1979) Coral growth in the Ecology, 200, pp. 135-168.
Galapagos: limitation by sea urchins. Science, SCHOOPPE, S. and WERDING, B. (1996) The
203, pp. 47-49. boreholes of sea urchin genus Echinometra
(Echinodermata: Echinoidea: Echinometri-

15
Aquatic Science & Management, Vol. 1, No. 1 (April 2013)

dae) as a microhabitat in Tropical South dispersion pattern in two types of the sea
America. Marine Ecology, 17 (1-3), pp. 181- urchin, Echinometra mathaei (Blaineville).
186. Gallaxea, 4, pp. 37-48.
TRIBOLLET, A. and GOLUBIC, S. (2011) Reef UEHARA, T. (1990) Speciation in Echinometra
bioerosion: agent and processes in coral mathaei. Iden, 44 (7), pp. 47-53.
reef: an ecosystem in transition. Springer
Science+Business Media. Diterima: 14 Mei 2013
TSUCHIYA, M. and NISHIHIRA, B. (1985) Disetujui: 17 Mei 2013
Agonistic behaviour and its effect on

16

You might also like