You are on page 1of 10

ISSN : 2579-7301

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI


PADA IBU POST PARTUM DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SUKORAME KOTA KEDIRI

Astri Dwi Ningrum, Ira Titisari, Finta Isti Kundarti, Arika Indah Setyarini

*= Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Jurusan Kebidanan, Kampus Kediri

ABSTRACT
The decrease of breast milk production of postpartum mother in the early breast
feeding process that become a problem for mother to provide breast milk early on her
baby. Based on a preliminary study of the lowest exclusive breastfeeding rate coverage in
the Kediri city is at Sukorame Public Health Center. This is because many postpartum
mothers who felt less that give their milk formula or food other than breast milk in early
lactation. The breast milk production could be stimulated by the use of intervention
marmet technique. The purpose of this study was to investigate the influence of giving
marmet technique to the breast milk production of the postpartum mother. This study is a
quasi-experimental research design with post-test only control group design. The
population in this study were all post partum mothers who met the inclusion criteria for the
study in BPM working area of Sukorame Public Health Center Kediri City. The sampling
technique is consecutive sampling with a sample of 26 respondents. Data collection was
done by dividing into 2 groups: the experimental group and the control group and to assess
the breast milk production using the observation sheet of breast milk production. Data
analysis technique used is the Fisher Exact Test Test. The results obtained p value count
(0.0074) < = (0.05) then H0 is rejected, meaning that there is the effect of giving marmet
technique to the breast milk production. The conclusion of this study was the Marmet
technique affects breast milk production of post partum mother. Giving Marmet technique
can be applied to help the adequacy of breast milk production. Suggestions researchers is
that all medical person can continue to support the improvement of service quality by
taking into account maternal postpartum milk production that can impact the breastfeeding
process.

Keywords: marmet technique, breast milk production, post partum

PENDAHULUAN kecil dan lebih kencang dari pada ibu


Laktasi adalah keseluruhan proses yang tidak menyusui. Masa laktasi
menyusui mulai dari Air Susu Ibu (ASI) mempunyai tujuan meningkatkan
di produksi sampai proses bayi pemberian ASI eksklusif dan
menghisap dan menelan ASI. Sementara meneruskan pemberian ASI sampai anak
itu, yang dimaksud manajemen laktasi umur 2 tahun secara baik dan benar
ialah suatu upaya yang dilakukan oleh serta anak mendapatkan kekebalan
ibu, ayah, dan keluarga untuk tubuh secara alami (Prasetyono, 2009).
menunjang keberhasilan menyusui. ASI adalah makanan bayi ciptaan
Ruang lingkup pelaksanaan manajemen Tuhan sehingga tidak dapat digantikan
laktasi dimulai pada masa kehamilan, dengan makanan dan minuman yang lain.
setelah persalinan, dan masa menyusui ASI merupakan makanan bayi yang
bayi. Aktivitas menyusui bayi dapat terbaik dan setiap bayi berhak
merangsang rahim untuk mengecil. mendapatkan ASI, dan untuk
Pemeriksaan dokter pada akhir minggu mempromosikan pemberian ASI, maka
ke-6, biasanya rahim berukuran lebih Kementerian Kesehatan telah menerbitkan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 46


ISSN : 2579-7301

surat keputusan Menteri Kesehatan membuktikan pemberian ASI mendukung


nomor: 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang anak meraih pendidikan lebih tinggi. Hasil
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi senada diperoleh riset yang dilakukan di
di Indonesia. Pada tahun 2012 telah terbit Denmark pada 3.203 anak. Anak yang
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33 menyusu ASI kurang dari satu bulan
tentang Pemberian ASI Eksklusif dan memiliki tingkat IQ lebih rendah
telah diikuti dengan diterbitkannya 2 (dua) dibanding yang memperoleh ASI hingga
Peraturan Menteri Kesehatan yaitu : 7-9 bulan. ASI juga meningkatkan daya
Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tentang tahan tubuh anak. Berdasarkan riset yang
Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus dimuat dalam buletin Lancet pada tahun
Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu 2013 diungkapkan, pemberian ASI bisa
Ibu dan Permenkes Nomor 39 Tahun menekan kematian balita hingga 13 persen
2013 tentang Susu Formula Bayi dan (Widiani, 2013).
Produk Bayi Lainnya (Depkes gizi, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Anak-anak yang mendapat ASI Siregar (2004) menunjukkan bahwa
eksklusif 14 kali lebih mungkin untuk pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh
bertahan hidup dalam enam bulan pertama berbagai faktor antara lain ASI tidak
kehidupan dibandingkan anak yang tidak segera keluar setelah melahirkan /
disusui. Mulai menyusui pada hari produksi ASI kurang, kesulitan bayi
pertama setelah lahir dapat mengurangi dalam menghisap, keadaan puting susu
risiko kematian bayi baru lahir hingga 45 ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja,
persen. Selain manfaat bagi bayi, ibu yang dan pengaruh/promosi pengganti ASI.
memberikan ASI eksklusif juga Colin dan Scott (2002) dalam
berkecenderungan lebih kecil untuk penelitiannya yang dilakukan di Australia
menjadi hamil lagi dalam enam bulan menjelaskan bahwa 29 persen ibu post
pertama setelah melahirkan dan lebih partum berhenti menyusui karena
cepat pulih dari persalinan. Meskipun produksi ASI berkurang. Kenyataan di
manfaat-manfaat dari menyusui ini telah lapangan menunjukkan produksi dan
didokumentasikan di seluruh dunia, hanya ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari
39 persen anak-anak di bawah enam bulan pertama setelah melahirkan menjadi
mendapatkan ASI eksklusif pada tahun kendala dalam pemberian ASI secara dini.
2012. Angka global ini hanya meningkat Menurut Cox (2006) disebutkan bahwa
dengan sangat perlahan selama beberapa ibu yang tidak menyusui bayinya pada
dekade terakhir, sebagian karena hari-hari pertama menyusui disebabkan
rendahnya tingkat menyusui di beberapa oleh kecemasan dan ketakutan ibu akan
negara-negara besar, dan kurangnya kurangnya produksi ASI serta kurangnya
dukungan untuk ibu menyusui dari pengetahuan ibu tentang proses menyusui
lingkungan sekitar (Unicef, 2013). (Mardiyaningsih, 2010).
Data Riset Kesehatan Dasar Teknik marmet mengeluarkan ASI
(Riskedas) 2013 menunjukkan cakupan secara manual dan membantu refleks
ASI di Indonesia hanya 42 persen. Angka pengeluaran susu (Milk Ejection Reflex)
ini jelas berada di bawah target WHO telah bekerja bagi ribuan ibu dengan cara
yang mewajibkan cakupan ASI hingga 50 yang tidak dimiliki sebelumnya. Bahkan
persen. Angka kelahiran di Indonesia ibu menyusui berpengalaman yang telah
mencapai 4,7 juta per tahun, maka bayi mampu mengeluarkan ASI diungkapkan
yang memperoleh ASI selama enam bulan akan menghasilkan lebih banyak susu
hingga dua tahun, tidak mencapai dua juta dengan metode ini. Ibu yang sebelumnya
jiwa. Angka ini menandakan hanya sedikit telah mampu mengeluarkannya hanya
anak Indonesia yang memperoleh sedikit, atau tidak sama sekali,
kecukupan nutrisi dari ASI. Riset Eropa mendapatkan hasil yang sangat baik

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 47


ISSN : 2579-7301

dengan teknik ini. Teknik Marmet marmet terhadap produksi ASI, sehingga
mengembangkan metode pijat dan peneliti tertarik untuk melakukan
stimulasi untuk membantu kunci reflek penelitian tentang “Pengaruh pemberian
keluarnya ASI. Keberhasilan dari teknik teknik marmet terhadap produksi ASI
ini adalah kombinasi dari metode pijat dan pada ibu post partum di BPM Wilayah
pengeluaran ASI. Teknik ini efektif dan Kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri.”
tidak menimbulkan masalah (Hormann,
2006). Teknik marmet ini merupakan METODE PENELITIAN
salah satu cara yang aman yang dapat Penelitian ini menggunakan jenis
dilakukan untuk merangsang payudara penelitian Quasy-Eksperiment. Rancangan
untuk memproduksi lebih banyak ASI penelitian yang digunakan Post Only
(Nurdiansyah, 2011). Design with control group, yaitu suatu
Berdasarkan studi pendahuluan, pengukuran hanya dilakukan pada saat
peneliti memperoleh data dari Dinkes terakhir penelitian dengan cara melibatkan
Kota Kediri berupa data cakupan ASI kelompok kontrol di samping kelompok
eksklusif Kota Kediri tahun 2011 dan eksperimen (Notoatmodjo, 2010).
tahun 2012. Data tersebut menunjukkan Populasi dalam penelitian ini adalah
bahwa terjadi penurunan pencapaian ASI semua ibu post partum yang memenuhi
eksklusif di Kota Kediri. Hal ini juga kriteria inklusi selama penelitian di BPM
terjadi pada pencapaian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukorame Kota
Puskesmas Sukorame Kota Kediri, Kediri. Berdasarkan tafsiran persalinan
dimana pada tahun 2011 hanya tercapai pada bulan Juni terdapat 27 ibu bersalin.
42,2 % dan pada tahun 2012 turun Teknik sampling yang digunakan dalam
menjadi 29,44 %, dimana posisi tersebut penelitian ini adalah Consecutive
merupakan posisi terendah cakupan ASI Sampling dengan jumlah sampel 26
eksklusif di wilayah Kota Kediri. Hasil responden. Penelitian ini dilakukan mulai
cakupan tersebut tentunya masih jauh dari tanggal 9 Juni sampai dengan 12 Juli
target yang ditetapkan oleh Dinas 2014. Tempat yang digunakan untuk
Kesehatan Kota Kediri yaitu sebesar 95%. penelitian adalah 6 BPM yang aktif
Menurut keterangan dari Puskesmas melayani persalinan di Wilayah Kerja
Sukorame, hal ini disebabkan karena Puskesmas Sukorame Kota Kediri.
banyaknya ibu post partum yang merasa Instrumen penelitian yang digunakan
produksi ASInya kurang sehingga dalam penelitian ini adalah timbangan
memberikan susu formula atau makanan untuk mengukur berat badan dan lembar
selain ASI. Hasil studi pendahuluan yang observasi untuk menilai produksi ASI.
dilakukan pada 2 BPM yang aktif Analisa data bivariat dilakukan dengan
melayani persalinan yaitu pada BPM menggunakan uji Fisher Exact Test.
Endang Sumaningdyah diketahui bahwa
dari 9 ibu post partum, 6 ibu sudah HASIL PENELITIAN
memberikan susu formula karena produksi Dibawah ini diuraikan hasil dari
ASI kurang dan 3 ibu masih memberikan penelitian mengenai Pengaruh Pemberian
ASI secara eksklusif. Sedangkan studi Teknik Marmet Terhadap Produksi ASI
pendahuluan yang dilakukan di BPM pada Ibu Post Partum di BPM Wilayah
Kurniawati diketahui bahwa dari 5 ibu Kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri.
post partum, 3 ibu sudah memberikan
susu formula dan 2 ibu masih memberikan
ASI secara eksklusif.
Dengan melihat latar belakang di atas,
maka dirasa perlu untuk memberikan
intervensi berupa pemberian teknik

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 48


ISSN : 2579-7301

Tabel 1.1 Karakteristik Ibu Post Berdasarkan tabel diatas, dapat


Partum Berdasarkan Umur di disimpulkan bahwa karakteristik
BPM Wilayah Kerja Puskemas responden berdasarkan pendidikan
Sukorame Kota Kediri terbanyak responden bekerja sebagai ibu
No. Usia Frekuensi Persentase rumah tangga yaitu sebanyak 14 orang
(Tahun) (%) responden (53,84%).
1 <20 2 7,69%
2 20-35 17 65,38% Tabel 1.4 Karakteristik Produksi ASI
3 >35 7 26,92% Pada Ibu Post Partum Yang
Jumlah 26 100%
Tidak Diberikan Teknik Marmet
di BPM Wilayah Kerja
Berdasarkan tabel diatas, dapat Puskesmas Sukorame Kota Kediri
diketahui bahwa karakteristik responden No. Produksi Frekuensi Persentase
berdasarkan umur terbanyak berusia 20-35 ASI pada (%)
tahun yaitu sebanyak 17 responden hari ke-7
(65,38%). 1 Produksi 7 53,84%
ASI
Tabel 1.2 Karakteristik Ibu Post cukup
Partum Berdasarkan Pendidikan 2 Produksi 6 46,15%
di BPM Wilayah Kerja ASI tidak
Puskesmas Sukorame Kota Kediri cukup
No. Pendidikan Frekuensi Persentase Jumlah 13 100%
(%)
1 Tidak 1 3,84% Berdasarkan tabel diatas, dapat
sekolah diketahui bahwa produksi ASI pada ibu
2 SD 4 15,38% post partum kelompok yang tidak
3 SMP 8 30,76% diberikan teknik marmet di BPM Wilayah
4 SMA 8 30,76% Kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri
5 Akademi 0 0% sebanyak 7 orang responden produksi
6 Perguruan 5 19,23% ASInya cukup (53,84%).
Tinggi
Jumlah 26 100%
Tabel 1.5 Karakteristik Produksi ASI
Pada Ibu Post Partum Yang
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
Diberikan Teknik Marmet di
bahwa karakteristik responden
BPM Wilayah Kerja Puskesmas
berdasarkan pendidikan terbanyak
Sukorame Kota Kediri
responden berpendidikan SMA sebanyak
No Produksi ASI Frekuen Persenta
8 orang responden (30,76%) dan SMP . pada hari ke-7 si se (%)
sebanyak 8 orang responden (30,76%). 1 Produksi ASI 13 100%
cukup
Tabel 1.3 Karakteristik Ibu Post 2 Produksi ASI 0 0%
partum Berdasarkan Pekerjaan di tidak cukup
BPM Wilayah Kerja Puskesmas Jumlah 13 100%
Sukorame Kota Kediri
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase Berdasarkan data dari tabel di atas,
(%) dapat dijelaskan bahwa sebanyak 13 orang
1 Ibu rumah 14 53,84% responden atau seluruh responden pada
tangga kelompok perlakuan produksi ASInya
2 Swasta 5 19,23% cukup (100%).
3 Wiraswasta 2 0,07%
4 PNS 5 19,23%
Jumlah 26 100%

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 49


ISSN : 2579-7301

Tabel 1.6 Tabel Silang Pengaruh produksi ASI yang tidak cukup, dengan
Pemberian Teknik Marmet kriteria 4 responden mendapatkan hasil
Terhadap Produksi ASI Pada Ibu penurunan berat badan bayi melebihi 10%
Post Partum di BPM Wilayah dari berat badan saat lahir dan 2
Kerja Puskesmas Sukorame Kota responden mendapatkan frekuensi buang
Kediri air kecil kurang dari 6 kali dalam sehari.
Sedangkan dari 7 responden yang
No. Kelompok Produksi ASI Jumlah mendapatkan produksi ASI cukup, 4
ASI ASI responden mendapatkan berat badan bayi
Cukup Tidak yang meningkat dari berat badan saat
Cukup lahir, 1 responden mendapatkan berat
1 Diberikan 13 0 13 badan yang tetap dari berat badan saat
teknik lahir, dan 2 responden mengalami
marmet peunurunan berat badan bayi tetapi tidak
2 Tidak 7 6 13 melebihi 10 % dari berat badan bayi saat
diberikan
lahir.
teknik
marmet Terdapatnya 7 responden kelompok
Jumlah 20 6 26 kontrol yang mendapatkan produksi ASI
cukup dapat disebabkan salah satunya
Berdasarkan tabel 4.6 dari 26 orang karena faktor usia ibu. Berdasarkan hasil
responden ibu post partum di BPM penelitian sebagian besar responden (6
Wilayah Kerja Puskemas Sukorame Kota responden) pada kelompok kontrol yang
Kediri diketahui bahwa seluruh responden mendapatkan produksi ASI cukup berada
(13 orang responden) yang diberi teknik dalam rentang umur 20-35 tahun. Umur
marmet produksi ASInya cukup, ibu berpengaruh terhadap produksi ASI.
sedangkan responden yang tidak diberi Ibu yang umurnya muda lebih banyak
teknik marmet, sebanyak 7 orang memproduksi ASI dibandingkan dengan
responden produksi ASInya cukup dan 6 ibu yang sudah tua (Soetjiningsih, 2005).
orang responden produksi ASInya tidak Menurut Biancuzzo (2003) bahwa ibu-ibu
cukup. yang lebih muda atau umurnya kurang
Hasil uji Fisher Exact test didapatkan dari 35 tahun lebih banyak memproduksi
hasil p hitung = 0,0074 < = 0,05 ASI dari pada ibu-ibu yang lebih tua.
Fenomena adanya hambatan dalam
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang
pengeluaran ASI pada awal menyusui
artinya ada pengaruh pemberian teknik
menjadi kendala dalam pemberian ASI
marmet terhadap produksi ASI pada ibu secara dini. Salah satu penyebab produksi
post partum di BPM wilayah kerja ASI kurang adalah masih kurangnya
Puskesmas Sukorame Kota Kediri asupan nutrisi untuk mendukung proses
menyusui (Soetjiningsih, 2005). Proses
PEMBAHASAN produksi ASI membutuhkan asupan
1. Produksi ASI Pada Ibu Post Partum nutrisi yang cukup dari ibu menyusui
Yang Tidak Diberi Teknik Marmet sehingga proses produksi ASI dapat
di BPM Wilayah Kerja Puskesmas berjalan dengan lancar (Roesli, 2008).
Sukorame Kota Kediri Hasil penelitian yang dilakukan Rahayu
Berdasarkan hasil penelitian pada ibu (2012) yang berjudul faktor – faktor yang
post partum yang tidak diberikan teknik mempengaruhi produksi ASI pada ibu
marmet di BPM wilayah kerja Puskesmas nifas diperoleh hasil faktor makanan
Sukorame Kota Kediri, didapatkan hasil mempunyai pengaruh signifikan
bahwa sebanyak 7 responden terhadap produksi ASI (ρ=0,018).
mendapatkan produksi ASI cukup,
sedangkan 6 responden didapatkan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 50


ISSN : 2579-7301

Hasil penelitian ini menunjukkan diberikan teknik marmet di BPM wilayah


bahwa sebanyak 26 ibu post partum kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri,
mengatakan tidak tarak makanan sehingga didapatkan hasil bahwa seluruh responden
konsumsi makanan pada responden (100%), yaitu sebanyak 13 orang
harusnya tercukupi dan kebutuhan nutrisi responden yang diberi teknik marmet
pada ibu dapat terpenuhi serta tidak mendapatkan produksi ASI yang cukup.
menjadi penghalang pada kecukupan Berdasarkan hasil observasi produksi
produksi ASI Ibu post partum. Masih ASI dilihat dari indikator berat badan
adanya 6 responden pada kelompok bayi, sebagian besar responden (8 orang
kontrol dengan produksi ASI tidak cukup responden) didapatkan hasil berat badan
diperlukan lebih dalam lagi untuk bayi yang meningkat dari berat badan saat
pemantauan konsumsi makanan selama di lahir, 2 responden mendapatkan berat
rumah. Makanan merupakan bahan yang badan yang tetap dari berat badan saat
penting untuk proses produksi ASI. lahir, dan 3 orang responden mendapatkan
Makanan yang kurang memenuhi berat badan bayi yang menurun tetapi
jumlah kebutuhan ibu per hari tidak melebihi 10% dari berat badan bayi
menyebabkan produksi ASI tidak cukup. saat lahir. Sedangkan berdasarkan
Karena dalam proses produksi ASI frekuensi buang air kecil, didapatkan
diperlukan kandungan gizi makanan seluruh responden frekuensi buang air
untuk mendapatkan jumlah ASI yang kecilnya 6-8 kali dalam sehari. Pencapaian
dibutuhkan oleh bayi. dari produksi ASI yang cukup dari seluruh
Selain faktor yang mempengaruhi responden ini kemungkinan dapat
produksi ASI seperti makanan dan gizi dipengaruhi oleh pemberian teknik
ibu saat menyusui, produksi ASI juga marmet yang dilakukan oleh peneliti
dipengaruhi oleh faktor psikis. Kondisi kepada responden 2 kali dalam sehari
jiwa ibu yang selalu dalam keadaan selama 7 hari.
tertekan, sedih, kurang percaya diri dan Menurut Dalzell (2010) dengan
berbagai bentuk ketegangan emosional melakukan teknik marmet dapat
akan menurunkan volume ASI bahkan membantu kunci reflek pengeluaran ASI
tidak akan terjadi produksi ASI. Oleh (letdown reflex) yang efektif dalam hari-
karena itu untuk memproduksi ASI yang hari pertama menyusui, karena tebalnya
baik, ibu harus dalam keadaan tenang konsistensi kolostrum dan ketika susu
(Kristiyansari, 2009). matang diproduksi. Teknik Marmet
Berdasarkan teori faktor psikologis mengembangkan metode pijat dan
ibu merupakan faktor yang penting stimulasi untuk membantu kunci reflek
dimana dukungan dari orang terdekat dan pengeluaran ASI. Keberhasilan dari teknik
lingkungan, sangat mempengaruhi ini adalah kombinasi dari metode pijat dan
kesiapan psikologis ibu untuk menyusui. pengeluaran ASI yang membantu refleks
Kondisi jiwa ibu yang tenang dan tidak pengeluaran susu (Milk Ejection Reflex)
cemas dapat membantu meningkatkan sehingga ibu menyusui yang sebelumnya
kepercayaan diri sehingga ibu dapat hanya mampu mengeluarkan ASI sedikit
menyusui dengan baik. atau tidak sama sekali, mendapatkan hasil
yang sangat baik dengan teknik ini
2. Produksi ASI Pada Ibu Post Partum (Hormann, 2006).
Yang Diberi Teknik Marmet di BPM Hasil penelitian ini menunjukkan
Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame bahwa pemberian teknik marmet
Kota Kediri mempengaruhi produksi ASI ibu post
Berdasarkan hasil penelitian yang partum yang dapat dicapai oleh seluruh
dilakukan pada tanggal 9 Juni -12 Juli responden perlakuan. Pada sebagian ibu
2014 terhadap ibu post partum yang post partum dapat terjadi hambatan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 51


ISSN : 2579-7301

pengeluaran ASI pada hari pertama Bowles (2011) menyatakan bahwa


setelah persalinan sehingga terjadi untuk produksi ASI dan kelancaran
perubahan perilaku dalam masyarakat pengeluaran ASI memerlukan rangsangan
khususnya ibu-ibu yang cenderung pada otot-otot payudara agar kelenjar
menolak menyusui bayinya sendiri dan payudara bekerja dengan lebih efektif,
lebih memilih menggunakan susu formula sehingga otot-otot akan berkontraksi lebih
dengan alasan produksi ASInya hanya baik dan kontraksi yang baik ini
sedikit atau tidak keluar sama sekali. diperlukan dalam proses laktasi.
Keadaan ini tentu memberikan dampak Rangsangan pada otot-otot payudara ini
negatif terhadap status kesehatan, gizi dapat dilakukan dengan pemijatan atau
serta tingkat kecerdasan anak. Oleh karena masase payudara salah satunya melalui
itu, untuk menanggulangi permasalahan pemberian teknik marmet ini.
tersebut perlu dilakukan upaya preventif Berdasarkan penelitian ini didapatkan
dan promotif dalam meningkatkan bahwa seluruh responden mendapatkan
penggunaan ASI. produksi ASI yang cukup. Hal ini dapat
Pembentukan air susu sangat disebabkan salah satunya melalui
dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan diberikannya rangsangan pada otot-otot
kontrol laktasi serta penekanan fungsi payudara agar bekerja lebih efektif
laktasi. Pada seorang ibu yang menyusui melalui pemberian teknik marmet yang
dikenal 2 refleks yang masing-masing dapat merangsang refleks pengaliran / let
berperan sebagai pembentukan dan down refleks yang memicu keluarnya ASI.
pengeluaran air susu refleks prolaktin dan Sehingga dengan dilakukannya teknik
refleks “Let down” (Proverawati, 2010). marmet pada ibu post partum dapat
Produksi ASI yang rendah bisa membantu meningkatkan kecukupan
diakibatkan dari kurang sering menyusui produksi ASI pada ibu post partum.
atau memerah payudara dan memijat
payudara. Teknik marmet merupakan 3. Pengaruh Pemberian Teknik
kombinasi antara cara memerah ASI dan Marmet Terhadap Produksi ASI
memijat payudara sehingga reflek Pada Ibu Post Partum di BPM
keluarnya ASI dapat optimal. Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame
Pengosongan ASI dari sinus laktiferus Kota Kediri
yang terletak di bawah areola diharapkan Berdasarkan hasil analisa uji Fisher
akan merangsang pengeluaran hormon Exact Test didapatkan hasil p hitung =
prolaktin yang merangsang mammary 0,0074 < = 0,05 sehingga H0 ditolak
alveoli untuk memproduksi ASI. Makin dan H1 diterima yang artinya ada
banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan pengaruh pemberian teknik marmet
dari payudara maka akan semakin banyak terhadap produksi ASI pada ibu post
ASI akan diproduksi (Astutik, 2014). partum di BPM wilayah kerja Puskesmas
Mardiyaningsih (2010) dalam Sukorame Kota Kediri.
penelitiannya menjelaskan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan
kombinasi teknik marmet dan pijat bahwa proporsi ibu dengan produksi ASI
oksitosin efektif dalam meningkatkan cukup ditemukan paling banyak pada
produksi ASI ibu post seksio sesarea, kelompok umur 20-35 tahun dengan
dimana ibu post seksio sesarea yang responden sebanyak 15 orang (75%) dari
mendapatkan intervensi kombinasi teknik seluruh responden (20 orang) yang
marmet dan pijat oksitosin berpeluang mendapatkan produksi ASI cukup. Umur
11,5 kali lebih besar produksi ASI nya merupakan salah satu faktor yang dapat
lancar dibandingkan dengan kelompok mempengaruhi produksi ASI, ibu yang
kontrol. usianya lebih muda akan lebih banyak
memproduksi ASI dibandingkan dengan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 52


ISSN : 2579-7301

ibu yang usianya lebih tua (Biancuzzo, dikarenakan dua hal yaitu ASI yang penuh
2003). Pendapat lain oleh Pudjiati (2005) dan saluran ASI yang tersumbat. ASI
bahwa ibu yang berumur 19-25 pada yang tidak langsung keluar setelah
umunya dapat menghasilkan cukup ASI melahirkan adalah hal yang wajar, karena
dibandingkan dengan ibu yang berumur itu ibu post partum harus memancing
30 tahun ke atas. keluarnya ASI salah satunya melalui
Penelitian yang dilakukan oleh Moore teknik marmet. Teknik marmet
dan Coty (2006) menunjukkan bahwa merangsang reflek keluarnya ASI (let
keberhasilan menyusui tidak ditentukan down reflex) yang merangsang reflek
dari tingkat pendidikan ibu akan tetapi pengaliran produksi ASI.
oleh informasi tentang menyusui yang Hasil penelitian ini sudah sesuai
diterima ibu pada saat prenatal. Ibu post dengan teori, didukung pula dengan
partum ternyata membutuhkan pendidikan adanya hasil penelitian Setiawandari
tentang menyusui pada saat prenatal dan (2013) yang membuktikan bahwa teknik
informasi yang diberikan harus konsisten marmet berpengaruh dalam meningkatkan
dan realistis. Hasil penelitian ini juga produksi ASI ibu post partum. Jika teknik
menujukkan bahwa ibu yang produksi marmet ini diterapkan oleh ibu post
ASInya cukup sebagian besar partum maka masalah menyusui yang
berpendidikan rendah. Sebanyak 11 orang muncul pada hari-hari pertama kelahiran
responden (55%) yang mendapatkan seperti ASI tidak lancar, ASI belum keluar
produksi ASI cukup memiliki pendidikan yang menyebabkan ibu memutuskan
yang rendah. untuk memberikan susu formula kepada
Tingkat pendidikan seseorang tidak bayinya dapat diatasi sehingga dapat
dapat dijadikan pedoman bahwa seseorang meningkatkan angka cakupan pemberian
akan berhasil pada saat proses menyusui. ASI pada satu jam pertama kelahiran
Akan tetapi informasi yang benar dan bahkan pemberian ASI eksklusif.
diterima tentang proses menyusui
sebelumnya akan menentukan SIMPULAN DAN SARAN
keberhasilan proses menyusui. Seseorang Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
yang mempunyai pendidikan rendah akan pemberian teknik marmet terhadap
tetapi dia memperoleh informasi yang produksi ASI pada ibu post partum di
benar tentang menyusui maka dia akan BPM Wilayah Kerja Puskesmas
berhasil dalam proses menyusui. Sukorame Kota Kediri yang dilakukan
Pengetahuan yang memadai akan pada tanggal 9 Juni sampai 12 Juli 2014
meningkatkan rasa percaya diri ibu pada maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
saat menyusui. Rasa percaya diri inilah 1. Seluruh responden yang diberi teknik
yang akan memperlancar produksi ASI marmet mendapatkan produksi ASI
pada masa laktasi, sehingga pendidikan yang cukup pada hari ke-7.
kesehatan tentang menyusui yang 2. Sebagian besar responden yang tidak
diberikan kepada ibu pada saat masa diberi teknik marmet mendapatkan
kehamilan dapat membantu ibu untuk produksi ASI yang cukup pada hari
mempunyai keyakinan bahwa dia akan ke-7.
berhasil dalam proses menyusui. 3. Ada pengaruh pemberian teknik
Terjadinya penyulit pada saat marmet terhadap produksi ASI pada
dilakukan proses laktasi tentunya akan ibu post partum di BPM Wilayah
sangat merugikan ibu maupun bayi. Kerja Puskesmas Sukorame Kota
Fenomena yang ditemukan di lapangan Kediri.
bahwa produksi ASI menurun pada awal
meyusui. Pada umumnya masalah tidak Berdasarkan hasil penelitian dan
keluar atau terhambatnya produksi ASI kesimpulan yang telah dirumuskam di atas

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 53


ISSN : 2579-7301

maka perlu disampaikan saran sebagai Depkes gizi. 2013. PEKAN ASI SEDUNIA
berikut : 2013.
1. Bagi Tempat Penelitian http://www.gizikia.depkes.go.id/arc
Dengan adanya hasil penelitian ini hives/8659. Diakses pada tanggal 3
diharapkan dapat digunakan sebagai Februari 2014.
peningkatan mutu pelayanan ibu post Derni, M. 2007. Serba-serbi Menyusui.
partum dengan memperhatikan Depok: WaRM Publishing
produksi ASI yang dapat berdampak Dewi, V. 2012. Asuhan Kebidanan pada
pada proses pemberian ASI, misal Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
dengan mengadakan sosialisasi teknik Gibney, M.J. 2008. Gizi kesehatan
marmet pada ibu saat ANC / masa Masyarakat. Terjemahan oleh
kehamilan. Andry Hartono,dkk. Jakarta: EGC.
2. Bagi Institusi Pendidikan Hidayat, AAA. 2007. Metode Penelitian
Dengan adanya hasil penelitian ini Keperawatan dan Teknik Analisis
diharapkan dapat digunakan untuk Data. Jakarta: Salemba Medika.
menambah wawasan dan informasi Hormann, E. 2006. Breastfeeding an
serta data dasar untuk penelitian Adopted Baby and Relactation.
selanjutnya. United States of America: La Leche
3. Bagi peneliti selanjutnya League International.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan Kristiyansari, W. 2009. ASI, Menyusui &
dapat dilakukan penelitian lanjutan Sadari. Yogyakarta: Muha Medika.
dengan membandingkan antara La Leche League International. 27
intervensi teknik marmet dan breast Oktober 2003. Manual Expression
care, menyusui dini dan teratur untuk of Breast Milk Marmet Technique.
meningkatkan produksi ASI pada ibu http://lllrochester.weebly.com/uploa
post partum. ds/7/9/5/4/795404/marmet_techniqu
e_tearoff.pdf. Diakses pada tanggal
13 Februari 2014.
DAFTAR PUSTAKA Mardiyaningsih, E. 2010. Efektifitas
kombinasi teknik marmet dan pijat
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan oksitosin terhadap Produksi asi ibu
Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka post seksio di rumah sakit wilayah
Rihama. jawa tengah. Depok: FIK UI.
Astutik, R. 2014. Payudara dan Laktasi. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/
Jakarta: Salemba Medika. 20282666-
Biancuzzo, M. 2003. Breastfeeding the T+Eko+Mardiyaningisih.pdf.
newborn: Clinical strategies for Diakses pada tanggal 13 Februari
nurses. St. Louis: Mosby. 2014.
Bowles, B.C., 2011. Breast Massage A Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusui
“Handy” Multipurpose Tool to Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Promote Breastfeeding Succes. Laktasi. Jakarta: Trans Info Medika.
United States: Lactation Consultan Moore, E. R., Coty, M.B. 2006.
Association. Prenatal and postpartum focus
http://www.clinicallactation.org/site groups with primiparas:
s/default/files/articlepdf/CL2- breastfeeding attitudes, support,
4bowles.pdf. Diakses pada tanggal barriers, self-efficacy, and
13 Februari 2014. intention. Journal Pediatrics Health
Dalzell, J. 2010. Breastfeeding. United Care 20, 35-46.
Kingdom: Radcliffe Publishing Ltd.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 54


ISSN : 2579-7301

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Soetjiningsih. 2005. ASI, Petunjuk Untuk


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC
Rineka Cipta Sugiyono. 2012. Statistika Untuk
Nugroho, T. 2011. ASI dan Tumor Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Payudara. Yogyakarta: Nuha Suryawati, C. 2007. Faktor Sosial Budaya
Medika. dalam Praktik Perawatan
Nurdiansyah, N. 2011. Buku Pintar Ibu Kehamilan, Persalinan, dan Pasca
dan Bayi. Jakarta: Bukune. Persalinan di Kecamatan Bangsri
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Kabupaten Jepara.
Metodologi Penelitian Ilmu http://ejournal.undip.ac.id/index.php
Keperawatan Pedoman Skripsi, /jpki/article/view/2800. Diakses
Tesis, dan Instrume Penelitian tanggal 18 Juli 2014.
keperawatan. Jakarta: Salemba Unicef Indonesia. 2013. ASI adalah
Medika. penyelamat hidup paling murah dan
Prasetyono, D. 2009. Buku Pintar ASI efektif di dunia.
eksklusif pengenalan, praktik, dan http://www.unicef.org/indonesia/id/
pemanfaatannya. Jogjakarta: Diva media_21270.html. Diakses pada
Press. tanggal 3 februari 2014.
Proverawati, A. 2010. Kapita Selekta ASI Weiss, E. 2006. The better Way to
dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Breastfeed. LCCE.CLC.
Medika. Widiani, R. 2013. Cakupan ASI 42
Pudjiadi. 2005. Ilmu gizi klinis pada anak Persen, Ibu Menyusui Butuh
Edisi 4. Jakarta: FK UI. Dukungan.
Rahayu, D. 2012. Faktor – Faktor yang http://health.kompas.com/read/2013/
Mempengaruhi Produksi ASI pada 12/21/0917496/Cakupan.ASI.42.Per
Ibu sen.Ibu.Menyusui.Butuh.Dukungan.
Nifas.http://stikesbaptis.ac.id/utama/ Diakses pada tanggal 3 Februari
index.php?option=com_docman&ta 2014.
sk=doc_download&gid=17&Itemid Widuri, H. 2013. Cara Mengelola ASI
=111.Diakses tanggal 18 Juli 2014. Eksklusif Bagi Ibu Bekerja.
Ramaiah, S. 2006. ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Jakarta: Buana Ilmu Populer. Wiji, R.N. 2013. ASI dan Panduan Ibu
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Medika.
Sears, W. 2007. The Baby Book,
Everything You Need to Know About
Your Baby From Birth to Age Two.
Terjemahan oleh Dwi karyani, dkk.
Jakarta: SERAMBI ILMU
SEMESTA.
Setiawandari. 2013. Perbedaan Pengaruh
Teknik Marmet Dengan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI
Ibu Postpartum Di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Ibi Surabaya.
http://s2mkk.pasca.uns.ac.id/?m=20
1404&paged=5. Diakses tanggal 18
Juli 2014.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 55

You might also like