Professional Documents
Culture Documents
2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
ABSTRACT
Exclusive breastfeeding was the providing breast milk (ASI) without any food or
drinks other than breast milk, except for drugs, vitamins, or mineral drops. Most mothers
often experience problems in implementing exclusive breastfeeding. These were some of
the factors causing the low exclusive breastfeeding for newborns. One of the main
reasons low breast milk provision in the community is unsmooth breast milk production.
Rooming-in concept care is to increase breast milk production. The purpose was to
determine the correlation between the implementation of rooming-in care the breast milk
production in post-cesarean mothers. This study was a correlational analytic study with a
cross-sectional approach method. The sample in this study was nonprobability sampling
with consecutive sampling with a total sample of 53 respondents. Data analysis is using
Spearman Rank analysis. The results of the Spearman Rank analysis showed that the p-
value was 0,000, the means that the hypothesis of this study was accepted, which means
that there was a correlation between the implementation combined care with the
production of breast milk for post-cesarean section mothers with a correlation coefficient
of 0.830. The results of this study have implications in the form of improving the quality
of patient safety (patient safety) and patient satisfaction with maternal and child services.
85
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
target pada rencana strategis (renstra) inisiasi menyusui dini (IMD) dan
yang ditetapkan oleh Kementerian frekuensi menyusui (Kadir, 2014).
Kesehatan (Kemenkes) RI yaitu 50%, Frekuensi menyusui merupakan salah
maka capaian ASI ekslusif di Indonesia satu faktor eksternal yang mudah
masih belum memenuhi target. Provinsi dilakukan oleh ibu untuk meningkatkan
Bali sebagai salah satu provinsi yang produksi ASI. Frekuensi menyusui
maju dan kerap kali menjadi tolak ukur untuk meningkatkan produksi ASI salah
dalam perihal kesehatan, sudah mampu satunya adalah dengan konsep rawat
memenuhi pada target renstra Kemenkes gabung (Kadir, 2014).
2019 dengan cakupan ASI eksklusif Konsep rawat gabung adalah salah
sebesar 50% tersebut. Cakupan satu metode yang ditawarkan oleh
pemberian ASI eksklusif di Provinsi petugas kesehatan agar bayi terus
Bali pada tahun 2016 sebesar 60%, bersama-sama ibunya selama 24 jam.
tahun 2017 sebesar 59,7%, tahun 2018 Rawat gabung antara ibu dan bayi akan
sebesar 69,9%. Capaian cakupan ASI menjalin segera proses lekat (early
eksklusif Provinsi Bali tahun 2018 infant - mother bonding) sebagai akibat
tertinggi dicapai oleh Kabupaten sentuhan badan antara ibu dan bayinya
Gianyar (78,6%), diikuti oleh Kabupaten (Kadir, 2014). Ibu yang segera dan
Jembrana (76,3%), Kabupaten Bangli sering menyusui bayinya akan
(75,6%), Kabupaten Klungkung merangsang produksi hormon oksitosin.
(75,6%), Kabupaten Karangasem Hormon oksitosin ini sangat
(69,2%), Kabupaten Buleleng (68,6%) berpengaruh pada keadaan emosi ibu.
dan yang paling kecil capaian cakupan Meningkatnya hormon oksitosin ini
ASI eksklusif adalah kota Denpasar dan membuat perasaan ibu tenang, bahagia
Kabupaten Tabanan masing-masing tidak cemas dan meningkatkan produksi
sebesar 61,9% (Dinkes Bali, 2018). ASI sehingga bayi lebih puas
Salah satu penyebab utama mendapatkan ASI (Astutik, 2014).
rendahnya cakupan ASI di masyarakat Studi pendahuluan yang dilakukan
adalah produksi ASI yang tidak lancar. oleh peneliti pada tanggal 10 Agustus
Faktor yang mempengaruhi produksi 2020 dengan cara observasi selama dua
ASI dapat berasal dari internal dan hari terhadap tiga ibu postpartum Sectio
eksternal individu. Faktor internal Caesarea yang menjalani rawat gabung
meliputi kondisi fisik, psikologis, dari hari pertama didapatkan bahwa dua
pengetahuan ibu dan faktor fisik bayi orang mengatakan air susunya belum
sedangkan faktor eksternal diantaranya keluar sampai hari kedua dan satu ibu
86
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
mengatakan air susunya sudah keluar. penelitian sampai kurun waktu tertentu,
Hasil observasi juga mendapatkan sehingga jumlah klien yang diperlukan
ternyata ibu yang mengatakan air susu terpenuhi (Nursalam, 2013). Besarnya
belum keluar sampai hari kedua sampel dalam penelitian ini adalah 53
menjalani rawat gabung penggal waktu orang.
(intermeitten) sedangkan ibu yang Pengumpulan data menggunakan
mengatakan air susunya sudah keluar lembar observasi untuk pelaksanaan
dari hari pertama menjalani rawat rawat gabung dan kuesioner untuk data
gabung purna waktu (kontinu). produksi ASI. Data diproses dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah analisa data univariat berupa tabel
untuk mengetahui hubungan distribusi frekuensi dan analisa bivariat
pelaksanaan rawat gabung dengan yaitu uji Spearman Rank.
produksi ASI pada ibu post sectio
caesarea. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
METODE Tabel 1. Karekteristik Responden
Berdasarkan Umur
Desain penelitian ini adalah analitik
N Minimum Maximum Mean
korelasional dengan metode pendekatan Umur 53 20,00 35,00 28,905
cross sectional. Variabel bebas yaitu
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
pelaksanaan rawat gabung, sedangkan
bahwa dari 53 responden, umur minimal
variabel terikat yaitu produksi ASI.
responden yaitu pada umur 20 tahun dan
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat
maksimal berumur 35 tahun serta rata-
inap Rumah Sakit X Denpasar yang
rata umur responden berada pada masa
sudah dilaksanakan pada bulan Oktober
dewasa awal (26-35 tahun) yaitu 28,9
sampai November 2020. Populasi dalam
tahun.
penelitian adalah semua ibu post section
Tabel 2. Karakteristik responden
caesarea di ruang rawat inap Rumah Berdasarkan Pendidikan
Sakit. Frekuensi Persentase
Pendidikan
(n) (%)
Sampel dalam penelitian ini diambil
SMP 1 1,9
menggunakan teknik sampling yang
SMA 25 47,2
digunakan adalah nonprobability PT 27 50,9
sampling secara consecutive sampling Total 53 100,0
yaitu teknik pemilihan sampel dengan
menetapkan subjek yang memenuhi Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
kriteria penelitian dimasukkan dalam bahwa dari 53 responden, sebagian besar
87
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
88
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
dapat melakukan semua perawatan dasar Dominan ibu post section caesarea
bagi bayinya. Bayi bisa rawat gabung melaksanakan rawat gabung kontinu
bersama ibunya dalam satu kamar disebabkan oleh beberapa faktor
sepanjang siang dan malam hari sampai diantaranya faktor dalam diri ibu sendiri
keduanya keluar dari Rumah Sakit seperti pengalaman melahirkan dan
(Indrayani, 2016). sikap ibu menyusui. Faktor ini sangat
Tujuan rawat gabung adalah agar ibu besar mempengaruhi niat ibu dalam
dapat menyusui bayinya sedini mungkin melaksanakan rawat gabung untuk
kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat menyusui bayinya sesegera mungkin
dan memahami cara perawatan bayi dan sesering mungkin (Kementerian
yang benar seperti yang dilakukan oleh Kesehatan RI, 2014). Selain faktor
petugas, ibu mempunyai pengalaman tersebut, dipengaruhi juga oleh faktor
dalam merawat bayinya sendiri selagi tata laksana rumah sakit berupa adanya
ibu masih di rumah sakit dan ibu kebijakan RS dan ibu juga sudah
memperoleh bekal keterampilan diberikan edukasi baik oleh dokter dan
merawat bayi serta menjalankannya perawat untuk melakukan rawat gabung
setelah pulang dari rumah sakit. jika kondisi memungkinkan (Pusadatin
Hasil penelitian ini sesuai dengan Kemenkes RI, 2014).
hasil penelitian Arasta (2012) dimana Produksi ASI pada Ibu Post Sectio
Caesarea di Ruang Rawat Inap
hasil penelitiannya mengungkapkan
Rumah Sakit X Denpasar
bahwa dari 35 responden yang
Hasil penelitian ini menunjukkan
melakukan rawat gabung dalam kriteria
bahwa sebanyak 36 responden (67,9%)
ya sebanyak 54,3% dan kriteria tidak
produksi ASI ibu post sectio caesarea
sebanyak 45,7%. Hal ini membuktikan
pada kategori cukup. Proses laktasi atau
bahwa responden di Polindes Harapan
menyusui adalah proses pembentukan
Bunda Desa Kaligading Kecamatan
ASI yang melibatkan hormon prolaktin
Boja Kabupetan Kendal banyak yang
dan hormon oksitosin. Hormon prolaktin
melakukan rawat gabung. Hasil
selama kehamilan akan meningkat akan
penelitian Musafa’ah et al. (2017) yang
tetapi ASI belum keluar karena masih
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
terhambat hormon estrogen yang tinggi.
responden (84%) ibu nifas di ruang
Pada saat melahirkan, hormon estrogen
melati RSUD Kabupaten Jombang
dan progesterone akan menurun dan
dilakukan rawat gabung sejumlah 42
hormon prolactin akan lebih dominan
responden.
89
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
90
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
91
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
92