You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.

2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

PENGARUH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN PRODUKSI


ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA

Ni Nyoman Tri Susanthi1, Komang Yogi Triana2,


3
Ni Made Dwi Ayu Martini
1,2,3
STIKES Bina Usada Bali
Email: trisusanthi10@gmail.com

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding was the providing breast milk (ASI) without any food or
drinks other than breast milk, except for drugs, vitamins, or mineral drops. Most mothers
often experience problems in implementing exclusive breastfeeding. These were some of
the factors causing the low exclusive breastfeeding for newborns. One of the main
reasons low breast milk provision in the community is unsmooth breast milk production.
Rooming-in concept care is to increase breast milk production. The purpose was to
determine the correlation between the implementation of rooming-in care the breast milk
production in post-cesarean mothers. This study was a correlational analytic study with a
cross-sectional approach method. The sample in this study was nonprobability sampling
with consecutive sampling with a total sample of 53 respondents. Data analysis is using
Spearman Rank analysis. The results of the Spearman Rank analysis showed that the p-
value was 0,000, the means that the hypothesis of this study was accepted, which means
that there was a correlation between the implementation combined care with the
production of breast milk for post-cesarean section mothers with a correlation coefficient
of 0.830. The results of this study have implications in the form of improving the quality
of patient safety (patient safety) and patient satisfaction with maternal and child services.

Keywords: breast milk production, post caesarean, rooming-in

PENDAHULUAN pemberian ASI eksklusif kepada bayi


Menyusui eksklusif merupakan baru lahir (Rochmah et al., 2012).
pemberian Air Susu Ibu (ASI) tanpa Data WHO tahun 2016 menyatakan
disertai makanan atau minuman selain bahwa cakupan ASI eksklusif di seluruh
ASI kecuali obat-obatan, vitamin, atau dunia hanya sekitar 36% selama periode
mineral tetes. ASI merupakan nutrisi 2007-2014. Hasil Riset Kesehatan Dasar
alamiah terbaik bagi bayi karena (Riskesdas), cakupan pemberian ASI
mengandung kebutuhan energi dan zat eksklusif di Indonesia pada tahun 2010
yang dibutuhkan selama enam bulan sebesar 29,3%, tahun 2013 sebesar 38%
pertama kehidupan bayi. Akan tetapi, dan tahun 2018 sebesar 37,3% (Badan
kebanyakan ibu sering mengalami Penelitian dan Pengembangan
masalah dalam pelaksanaan ASI Kesehatan, 2018). Data Riskesdas
eksklusif. Hal ini menjadi salah satu tersebut menunjukkan bahwa pada tahun
faktor penyebab rendahnya cakupan 2018 terjadi penurunan pemberian ASI
eksklusif dan jika dibandingkan dengan

85
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

target pada rencana strategis (renstra) inisiasi menyusui dini (IMD) dan
yang ditetapkan oleh Kementerian frekuensi menyusui (Kadir, 2014).
Kesehatan (Kemenkes) RI yaitu 50%, Frekuensi menyusui merupakan salah
maka capaian ASI ekslusif di Indonesia satu faktor eksternal yang mudah
masih belum memenuhi target. Provinsi dilakukan oleh ibu untuk meningkatkan
Bali sebagai salah satu provinsi yang produksi ASI. Frekuensi menyusui
maju dan kerap kali menjadi tolak ukur untuk meningkatkan produksi ASI salah
dalam perihal kesehatan, sudah mampu satunya adalah dengan konsep rawat
memenuhi pada target renstra Kemenkes gabung (Kadir, 2014).
2019 dengan cakupan ASI eksklusif Konsep rawat gabung adalah salah
sebesar 50% tersebut. Cakupan satu metode yang ditawarkan oleh
pemberian ASI eksklusif di Provinsi petugas kesehatan agar bayi terus
Bali pada tahun 2016 sebesar 60%, bersama-sama ibunya selama 24 jam.
tahun 2017 sebesar 59,7%, tahun 2018 Rawat gabung antara ibu dan bayi akan
sebesar 69,9%. Capaian cakupan ASI menjalin segera proses lekat (early
eksklusif Provinsi Bali tahun 2018 infant - mother bonding) sebagai akibat
tertinggi dicapai oleh Kabupaten sentuhan badan antara ibu dan bayinya
Gianyar (78,6%), diikuti oleh Kabupaten (Kadir, 2014). Ibu yang segera dan
Jembrana (76,3%), Kabupaten Bangli sering menyusui bayinya akan
(75,6%), Kabupaten Klungkung merangsang produksi hormon oksitosin.
(75,6%), Kabupaten Karangasem Hormon oksitosin ini sangat
(69,2%), Kabupaten Buleleng (68,6%) berpengaruh pada keadaan emosi ibu.
dan yang paling kecil capaian cakupan Meningkatnya hormon oksitosin ini
ASI eksklusif adalah kota Denpasar dan membuat perasaan ibu tenang, bahagia
Kabupaten Tabanan masing-masing tidak cemas dan meningkatkan produksi
sebesar 61,9% (Dinkes Bali, 2018). ASI sehingga bayi lebih puas
Salah satu penyebab utama mendapatkan ASI (Astutik, 2014).
rendahnya cakupan ASI di masyarakat Studi pendahuluan yang dilakukan
adalah produksi ASI yang tidak lancar. oleh peneliti pada tanggal 10 Agustus
Faktor yang mempengaruhi produksi 2020 dengan cara observasi selama dua
ASI dapat berasal dari internal dan hari terhadap tiga ibu postpartum Sectio
eksternal individu. Faktor internal Caesarea yang menjalani rawat gabung
meliputi kondisi fisik, psikologis, dari hari pertama didapatkan bahwa dua
pengetahuan ibu dan faktor fisik bayi orang mengatakan air susunya belum
sedangkan faktor eksternal diantaranya keluar sampai hari kedua dan satu ibu

86
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

mengatakan air susunya sudah keluar. penelitian sampai kurun waktu tertentu,
Hasil observasi juga mendapatkan sehingga jumlah klien yang diperlukan
ternyata ibu yang mengatakan air susu terpenuhi (Nursalam, 2013). Besarnya
belum keluar sampai hari kedua sampel dalam penelitian ini adalah 53
menjalani rawat gabung penggal waktu orang.
(intermeitten) sedangkan ibu yang Pengumpulan data menggunakan
mengatakan air susunya sudah keluar lembar observasi untuk pelaksanaan
dari hari pertama menjalani rawat rawat gabung dan kuesioner untuk data
gabung purna waktu (kontinu). produksi ASI. Data diproses dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah analisa data univariat berupa tabel
untuk mengetahui hubungan distribusi frekuensi dan analisa bivariat
pelaksanaan rawat gabung dengan yaitu uji Spearman Rank.
produksi ASI pada ibu post sectio
caesarea. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
METODE Tabel 1. Karekteristik Responden
Berdasarkan Umur
Desain penelitian ini adalah analitik
N Minimum Maximum Mean
korelasional dengan metode pendekatan Umur 53 20,00 35,00 28,905
cross sectional. Variabel bebas yaitu
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
pelaksanaan rawat gabung, sedangkan
bahwa dari 53 responden, umur minimal
variabel terikat yaitu produksi ASI.
responden yaitu pada umur 20 tahun dan
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat
maksimal berumur 35 tahun serta rata-
inap Rumah Sakit X Denpasar yang
rata umur responden berada pada masa
sudah dilaksanakan pada bulan Oktober
dewasa awal (26-35 tahun) yaitu 28,9
sampai November 2020. Populasi dalam
tahun.
penelitian adalah semua ibu post section
Tabel 2. Karakteristik responden
caesarea di ruang rawat inap Rumah Berdasarkan Pendidikan
Sakit. Frekuensi Persentase
Pendidikan
(n) (%)
Sampel dalam penelitian ini diambil
SMP 1 1,9
menggunakan teknik sampling yang
SMA 25 47,2
digunakan adalah nonprobability PT 27 50,9
sampling secara consecutive sampling Total 53 100,0
yaitu teknik pemilihan sampel dengan
menetapkan subjek yang memenuhi Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
kriteria penelitian dimasukkan dalam bahwa dari 53 responden, sebagian besar

87
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

responden mempunyai pendidikan akhir produksi ASI responden pada kategori


di perguruan tinggi yaitu sebanyak 27 cukup yaitu sebanyak 36 orang (67,9%).
orang (50,9%). Tabel 6. Hasil Analisa Hubungan
Pelaksanaan Rawat Gabung
Tabel 3. Karakteristik Responden
Dengan Produksi Asi Pada
Berdasarkan Paritas
Ibu Post Sectio Caesarea
Frekuensi Persentase
Paritas Produksi_ASI p
(n) (%) Rawat Total r
Kurang Cukup
Anak 1 10 18,9 Gabung
n % n % n %
Anak 2-4 43 81,1
Kontinu 4 10 36 90 40 100
0,830 0,001
Total 53 100,0 Intermitten 13 100 0 0 13 100
Total 17 32,1 36 67,9 53 100
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
dari 53 responden, sebagian besar Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan
responden melahirkan anak ke 2-4 yaitu dari perhitungan Spearman Rank,
sebanyak 43 orang (81,1%). didapatkan nilai p sebesar 0,000, dimana
Tabel 4. Pelaksanaan Rawat Gabung nilai p hitung (0,001) lebih kecil dari
pada Ibu Post Sectio tingkat signifikan yang ditetapkan (0,05)
Caesarea
Pelaksanaan sehingga dapat disimpulkan bahwa
Frekuensi Persentase
Rawat hipotesis dari penelitian ini adalah Ha:
(n) (%)
Gabung
ada hubungan pelaksanaan rawat gabung
Kontinu 40 75,5
Intermitten 13 24,5 dengan produksi ASI ibu post caesarea
Total 53 100,0 di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X
Denpasar dengan koefisien korelasi
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
sebesar 0,830 yang berarti mempunyai
bahwa dari 53 responden, sebagian besar
korelasi kuat dan bersifat postif yang
responden melaksanakan rawat gabung
berarti bahwa arah yang sama antar
kontinu yaitu sebanyak 40 orang
variabel, artinya jika variabel satu besar
(75,5%).
maka variabel dua semakin besar pula.
Tabel 5. Produksi ASI pada Ibu Post
Sectio Caesarea Pembahasan
Frekuensi Persentase Pelaksanaan Rawat Gabung pada Ibu
Produksi ASI
(n) (%) Post Sectio Caesarea di Ruang Rawat
Kurang 17 32,1 Inap Rumah Sakit X Denpasar
Cukup 36 67,9 Hasil penelitian ini menunjukkan
Total 53 100,0 bahwa sebanyak 40 responden (75,5%)
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan melaksanakan rawat gabung kontinu.
bahwa dari 53 responden, sebagian besar Rawat gabung adalah sistem rawat bayi
yang disatukan dengan ibu sehingga ibu

88
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

dapat melakukan semua perawatan dasar Dominan ibu post section caesarea
bagi bayinya. Bayi bisa rawat gabung melaksanakan rawat gabung kontinu
bersama ibunya dalam satu kamar disebabkan oleh beberapa faktor
sepanjang siang dan malam hari sampai diantaranya faktor dalam diri ibu sendiri
keduanya keluar dari Rumah Sakit seperti pengalaman melahirkan dan
(Indrayani, 2016). sikap ibu menyusui. Faktor ini sangat
Tujuan rawat gabung adalah agar ibu besar mempengaruhi niat ibu dalam
dapat menyusui bayinya sedini mungkin melaksanakan rawat gabung untuk
kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat menyusui bayinya sesegera mungkin
dan memahami cara perawatan bayi dan sesering mungkin (Kementerian
yang benar seperti yang dilakukan oleh Kesehatan RI, 2014). Selain faktor
petugas, ibu mempunyai pengalaman tersebut, dipengaruhi juga oleh faktor
dalam merawat bayinya sendiri selagi tata laksana rumah sakit berupa adanya
ibu masih di rumah sakit dan ibu kebijakan RS dan ibu juga sudah
memperoleh bekal keterampilan diberikan edukasi baik oleh dokter dan
merawat bayi serta menjalankannya perawat untuk melakukan rawat gabung
setelah pulang dari rumah sakit. jika kondisi memungkinkan (Pusadatin
Hasil penelitian ini sesuai dengan Kemenkes RI, 2014).
hasil penelitian Arasta (2012) dimana Produksi ASI pada Ibu Post Sectio
Caesarea di Ruang Rawat Inap
hasil penelitiannya mengungkapkan
Rumah Sakit X Denpasar
bahwa dari 35 responden yang
Hasil penelitian ini menunjukkan
melakukan rawat gabung dalam kriteria
bahwa sebanyak 36 responden (67,9%)
ya sebanyak 54,3% dan kriteria tidak
produksi ASI ibu post sectio caesarea
sebanyak 45,7%. Hal ini membuktikan
pada kategori cukup. Proses laktasi atau
bahwa responden di Polindes Harapan
menyusui adalah proses pembentukan
Bunda Desa Kaligading Kecamatan
ASI yang melibatkan hormon prolaktin
Boja Kabupetan Kendal banyak yang
dan hormon oksitosin. Hormon prolaktin
melakukan rawat gabung. Hasil
selama kehamilan akan meningkat akan
penelitian Musafa’ah et al. (2017) yang
tetapi ASI belum keluar karena masih
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
terhambat hormon estrogen yang tinggi.
responden (84%) ibu nifas di ruang
Pada saat melahirkan, hormon estrogen
melati RSUD Kabupaten Jombang
dan progesterone akan menurun dan
dilakukan rawat gabung sejumlah 42
hormon prolactin akan lebih dominan
responden.

89
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

sehingga terjadi sekresi ASI (Pusadatin sehingga mempengaruhi perilaku ibu


Kemenkes RI, 2014). dalam menyusui dini yang
Air Susu Ibu (ASI) yang diproduksi mempengaruhi produksi ASI (Pusadatin
setelah melahirkan pada hari pertama Kemenkes RI, 2014). Faktor-faktor yang
adalah berupa kolostrum dengan volume mempengaruhi produksi ASI antara lain
10-100cc, dan pada hari ke dua sampai faktor faktor rawat gabung dan faktor
ke empat akan meningkat dengan pengalaman melahirkan serta faktor
volume sekitar 150-300ml/24 jam. kondisi fisik ibu dan bayi. Hal ini
Produksi ASI setelah 10 hari dan disebabkan produksi ASI yang cukup
seterusnya melahirkan sampai bayi akan berperan dalam proses laktasi
berusia tiga bulan atau disebut dengan (Haryono & Setianingsih, 2014).
ASI matur, ASI dapat berproduksi Hubungan Pelaksanaan Rawat
Gabung Dengan Produksi Asi Pada
sekitar 300-800ml/hari, dan ASI akan
Ibu Post Sectio Caesarea
terus meningkat pada hari atau minggu
Hasil penelitian ini menunjukkan
seterusnya (Pusadatin Kemenkes RI,
bahwa hipotesis dari penelitian ini
2014). Produksi ASI ibu post section
diterima yaitu ada hubungan
caesarea dalam kategori cukup
pelaksanaan rawat gabung dengan
dipengaruhi oleh beberapa faktor
produksi ASI ibu post sectio caesarea di
diantaranya status fisik ibu, kondisi
ruang rawat inap dengan koefisien
psikologis ibu, faktor konsisi bayi itu
korelasi sebesar 0,830 yang berarti
sendiri, dukungan social dan faktor
mempunyai korelasi kuat dan sifat
lainnya.
korelasi bersifat postif yang berarti
Hasil penelitian Musafa’ah et al.
bahwa arah yang sama antar variabel,
(2017) yang menunjukkan bahwa
artinya jika variabel satu besar maka
hampir setengahnya produksi ASI
variabel dua semakin besar pula.
responden (36%) dalam kategori baik
Melihat aspek fisiologis, rawat gabung
yakni sejumlah 18 responden. Selain itu,
akan membuat terjalinnya proses lekat
penelitian dari Nurliawati (2010) juga
(bonding) antara ibu dan bayi yang
menyatakan bahwa hampir setengahnya
sangat mempengaruhi perkembangan
produksi ASI responden (36%) dalam
psikologis bayi selanjutnya karena
kategori baik (Nurliawati, 2010).
kehangatan tubuh ibu merupakan stimuli
Produksi ASI ibu post sectio
mental yang mutlak diperlukan oleh bayi
caesarea pada kategori baik disebabkan
yang memberikan rasa aman, terlindungi
oleh karena ibu dominan sudah pernah
dan percaya pada orang lain (basic trust)
mempunyai pengalamana melahirkan
dan merupakan dasar terbentuknya rasa

90
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

percaya diri pada bayi. Penelitian melati RSUD Kabupaten Jombang


kualitatif Bennett dan Sheridan dalam (Musafa’ah et al., 2017).
(Pusadatin Kemenkes RI, 2014) Hubungan antara pelaksanaan rawat
menyimpulkan bahwa secara umum ibu gabung dengan produksi ASI ini
yang mendapatkan perawatan rawat disebabkan dukungan dari suami dan
gabung (rooming in) menganggap hal keluarga serta lingkungan seperti rumah
tersebut merupakan pengalaman yang sakit dan petugas yang mendukung
positif. Salah satu partisipan dilakukannya menyusui dini dan
mengungkapkan bahwa rawat gabung program rawat gabung sehingga
(rooming in) dapat meningkatkan kelekatan serta kedekatan ibu dan bayi
kedekatan kepada bayinya rawat gabung dapat terjalin sesering mungkin sehingga
(rooming in) sangat penting untuk ibu dapat menyusui bayinya baik siang
meningkatkan kepercayaan diri ibu saat maupun malam hari sehinga akan
membawa bayinya pulang ke rumah. Ibu merangsang produksi ASI dalam mamae
pun akan merasa bangga karena dapat ibu (Pusadatin Kemenkes RI, 2014).
memberikan yang terbaik bagi bayinya.
Aspek fisiologis yaitu bayi dapat KESIMPULAN DAN SARAN
disusui dengan frekuensi yang lebih Kesimpulan
sering dan menimbulkan refleks Pelaksanaan tindakan rawat gabung
prolaktin memacu proses produksi ASI berhubungan erat dengan peningkatan
dan refleks oksitosin yang membantu produksi ASI sehingga bayi baru lahir
pengeluaran ASI dan mempercepat akan mendapatkan asupan nutrisi yang
involusi Rahim (Kosim, 2012). adekuat. Hal ini tidak terlepas dari faktor
Hasil penelitian ini sesuai denga hasil bonding dari ibu dan bayi yang dapat
peneltian yang menyatakan ada lebih banyak saat ibu dan bayi dilakukan
hubungan pelaksanan rawat gabung rawat gabung, dibandingkan dirawat
dengan perilaku ibu dalam memberikan terpisah. Rawat gabung sangat penting
ASI Eksklusif di Polindes Harapan untuk meningkatkan kepercayaan diri
Bunda Desa Kaligading Kecamatan ibu saat membawa bayinya pulang ke
Boja Kabupaten Kendal (Arasta, 2012). rumah. Ibu pun akan merasa bangga
Selain itu penelitian lain juga karena dapat memberikan yang terbaik
menyatakan terdapat hubungan yang bagi bayainya. Bayi dapat disusui
signifikan antara rawat gabung dengan dengan frekuensi yang lebih sering dan
produksi ASI pada ibu nifas di ruang menimbulkan refleks prolactin yang
memacu proses produksi ASI dan

91
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

refleks oksitosin yang membantu Dasar. In Laporan Nasional 2018.


http://labdata.
pengeluaran ASI dan mempercepat
litbang.kemkes.go.id/images/downlo
involusi Rahim. Hasil analisa statistik ad/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasi
onal_RKD2018_FINAL.pdf
dalam penelitian diperoleh bahwa antara
Dinkes Bali. (2018). Profil Kesehatan
hubungan pelaksanaan rawat gabung Provinsi Bali 2018. Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, 1–129.
berhubungan secara positif dengan
https://www.diskesbali prov.go.id
produksi ASI ibu post caesarea dengan Haryono, & Setianingsih. (2014).
Manfaat Asi Eksklusif Untuk Buah
hasil p hitung < 0,05. Sehingga dapat
Hati Anda. Gosyen Publishing.
disimpulkan bahwa adanya hubungan Indrayani. (2016). Asuhan Persalinan
dan bayi Baru Lahir. CV. Trans Info
pelaksanaan rawat gabung dengan
Media.
produksi ASI pada ibu post sectio Kadir, A. (2014). Menelusuri Akar
Masalah Rendahnya Persentase
caesaria di Rumah Sakit X Denpasar
Pemberian Asi Eksklusif Di
dapat diterima. Indonesia. 1.
Kementerian Kesehatan RI. (2014).
Saran
infodatin-ibu.pdf. Pusdatin
Hasil penelitian diharapkan dapat Kementerian Kesehatan RI.
Kosim. (2012). Buku Ajar Neonatologi.
dijadikan acuan di dalam pemberian
IDAI.
asuhan keperawatan pada ibu post sectio Musafa’ah, M., A, S. R. D., & Kholis,
A. H. (2017). Hubungan Rawat
caesarea sehingga dapat meningkatkan
Gabung Dengan Produksi Asi Pada
mutu pelayanan keperawatan terhadap Ibu Nifas Di Ruang Melati Rsud
Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmiah
ibu dan bayi. Bagi ibu post section
Keperawatan (Scientific Journal of
caesarea diharapkan dapat menjadi Nursing), 3(2), 59–66.
http://journal.stikespemkab
tambahan informasi dalam mengatasi
jombang.ac.id/index.php/jikep/article
permasalahan menyusui di rumah. /view/108
Nurliawati, E. (2010). faktor yang
Berhubungan dengan Produksi ASI
DAFTAR PUSTAKA pada Ibu Pasca Sectio Sesarea di
Wilayah Kota dan Kabupaten
Arasta, L. D. (2012). Hubungan Tasikmalaya. Universitas Indonesia.
Pelaksanaan Rawat Gabung Dengan Nursalam. (2013). Metodologi
Perilaku Ibu Dalam Memberikan Asi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Eksklusif Di Polindes Harapan Salemba Medika.
Bunda Desa Kaligading Kecamatan Pusadatin Kemenkes RI. (2014). Situasi
Boja Kabupaten Kendal Tahun 2010. Kesehatan Ibu (Vol. 33, Issue 2).
Jurnal Komunikasi Kesehatan (Edisi https://doi.org/10.7326/0003 -4819-
4), 3(01). http://www.e- 128-9-199805010-00016
journal.akbid-purworejo.ac.id/ Rochmah, Elita, Dahlia, & Heni. (2012).
index.php/jkk4/article/view/44 Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita.
Astutik. (2014). Payudara dan Laktasi. EGC.
Salemba Medika.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan

92

You might also like