You are on page 1of 7

KARAKTERISTIK PORI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERMEABILITAS

PADA TANAH VERTISOL ASAL JENEPONTO SULAWESI SELATAN

The Characteristics of Soil Pores and The Relationship with Permeability of Vertsiol from
Jeneponto District of South Sulawesi
*
Masria, **Christianto Lopulisa, **Hazairin Zubair, **Burhanuddin Rasyid
*
Mahasiswa program Doktor pascasarjana Universitas Hasanuddin
**
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
(Corresponding email; masriadimyati@yahoo.co.id)

ABSTRACT PENDAHULUAN

This study aims to determine the Porositas tanah didefinisikan sebagai ruang
characteristics of soil pores and the fungsional yang menghubungkan tubuh tanah
relationship of pore characteristics with soil dengan lingkungannya (Lal dan Shukla,
permeability. Soil samples were collected 2004). Pori tanah memegang peranan
from Punagaya Village, Bangkala District, penting dalam menentukan sifat fisik, kimia
Jeneponto Regency, South Sulawesi. Soil dan biologi tanah (Pagliai et al., 2004;
samples were taken from 20 observation Hajnos et al., 2006; Oorts et al., 2007;
points representing two types of land use ie Smucker et al., 2007; Munkholm et al., 2012;
cultivated land and fallow field at a depth of Sleutel et al., 2012).
0-60 cm. Soil analysis (pH, organic material, Sistem pori tanah sangat dipengaruhi
C-organic, cation exchange capacity, bulk oleh banyak faktor seperti jumlah bahan
density and soil texture), Pore characteristics organik, jenis dan jumlah liat, kelembaban,
(porosity, pore distribution and pore pemadatan tanah dan manajemen tanah
stability), and permeability. Analysis of soil (Kutilek et al., 2006; Wairiu and Lal, 2006;
properties and pore characteristics was Chun et al., 2008; Churchman et al., 2010).
descriptive, while the relationship between Karakteristik pori menggambarkan
pore characteristics and permeability was jumlah, ukuran, distribusi, kontinuitas dan
analyzed by single or multiple regression and stabilitas pori tanah (Kay, 1990).
correlation analysis. The results showed that Karakteristik pori tanah sangat berperan
the permeability of soil vertisol 0.29 cm/h besar dalam menentukan pergerakan air
(slow) and the average value of soil pore dalam tanah (Hillel, 1980; Kay, 1990) dan
characteristics of vertisol as follows: porosity mempengaruhi kemampuan tanah dalam
ranged 56.49%, fast drainage pore 4.35%, meretensi air (Elrick et al., 2004). Sebagai
water pore available 17.8% And 32.5% micro suatu sistem, masing-masing karakter akan
pores, and 36.46% pore stability. Based on saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
the regression and correlation test, it is Setiap perubahan pada satu karakter akan
known that Porosity and porosity and pore mempengaruhi karakter yang lain. Perubahan
stability index have the greatest influence on terhadap pori akan mengurangi jumlah,
permeability. ukuran dan kuantinuitas pori (Wahyunie,
2009).
Keywords: Pore Characteristics, Air menempati ruang pori di dalam
Permeability, Vertisol tanah. Berdasarkan diameter ruangnya
Jongerius (1957) membagi pori tanah
menjadi 3 kelas, yakni : makropori dengan menyebabkan penghancuran dan pergerakan
diameter ≥ 90 mm, mesopori (90-30 mm) dan liat yang menyebabkan tersumbatnya pori, ini
mikropori (< 30 µm). Air yang terikat pada merupakan fenomena yang dapat
mikropori merupakan air higrokopis atau mengganggu kestabilan pori karena
tidak tersedia bagi tanaman. mengurangi ukuran dan jumlah pori. Dengan
Pergerakan air dalam tanah atau demikian selain jumlah pori, karakter pori
konduktivitas hidraulik tanah terbagi atas lain yakni distribusi ukuran pori dan stabilitas
dua, yakni konduktivitas hidraulik jenuh pori merupakan karakter pori yang sangat
(permeabilitas) dan konduktivitas hidraulik penting diamati.
tidak jenuh. Permeabilitas tanah sangat Oleh karena itu pemahaman tentang
dipengaruhi oleh karakteristik pori terutama karakteristik pori pada tanah mengembang
kestabilan pori yang ditentukan oleh seperti vertisol menjadi penting dalam
kestabilan agregat tanahnya. Pori yang berada hubungannya dengan pergerakan air.
dalam agregat tanah yang stabil akan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mempercepat bergeraknya air, pada pori yang karakteristik pori tanah (Jumlah, distribusi
berada dalam agregat tanah yang tidak stabil, dan stabilitas pori) pada tanah vertisol dan
maka pori akan mudah tertutup akibat Mengetahui karakteristik pori yang paling
hancurnya agregat tanah dan menghambat mempengaruhi pergerakan air pada tanah
pergerakan air. vertisol.
Bentuk dan jumlah pori sangat
dipengaruhi oleh kandungan liat tanah METODOLOGI
(Zaffar dan S.G. Lu, 2015). Tanah Vertisol
merupakan tanah dengan kandungan liat Lokasi Pengambilan contoh tanah terletak di
yang tinggi. Kandungan liat pada vertisol dusun Bajipamae Desa Punagaya
lebih dari 30 % di semua horison, dengan kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.
montmorillonit sebagai mineral liat yang Sebanyak 20 contoh tanah diambil dari
dominan (FAO, 1990). Salah satu sifat Vertisol yang berkembang di atas batu kapur.
penting dari montmorillonit adalah sifat Lahan tempat pengambilan contoh tanah
mengembang dan mengerut yang kadarnya dipilih dari dua tipe penggunaan lahan yaitu
berhubungan dengan perubahan kandungan lahan yang diberakan (B) dan tegalan (T)
air tanah. Proses mengembang dan yang hanya ditanami satu kali dalam setahun.
mengkerut pada tanah dengan kandungan Pengambilan contoh tanah dilakukan secara
liat tinggi secara nyata mempengaruhi utuh dengan menggunakan ring sampel, dan
perubahan pori tanah (Balbino et al., 2002; agregat utuh pada kedalaman 0-20 cm
Alaoui et al., 2011). Contoh tanah utuh dipergunakan
Karakterisasi pori yang paling sering untuk analisis Bulk Density dengan metode
dilakukan adalah distribusi ukuran pori gravimetri, permeabilitas dengan metode
(Cameron and Buchan, 2006; Munkholm et tinggi air konstan/konstan head method
al., 2012; Strong et al., 2004). Distribusi (Klute dan Dirksen, 1986), dan distribusi
ukuran pori sangat penting dalam memahami ukuran pori dengan menggunakan metode
berbagai proses dalam tanah seperti Pressure Plate aparatus pada pF 1, pF 2, pF
ketersediaan dan pergerakan air dalam tanah 2,54 dan pF 4,2 (Persamaan kapilaritas dan
(Lipiec et al., 2006, 2012; Pagliai et al., kurva pF) (Danielson and Sutherland, 1985).
2004; Six et al., 2004; Strong et al., 2004). Jumlah pori ditetapkan berdasarkan nilai
Proses mengembang dan mengerut pada bobot isi dan bobot jenis partikel dengan
tanah liat seperti Vertisol dapat menggunakan metode gravimetrik sebagai
berikut: Jumlah pori (% volume) = (1-
BI/BJP) X 100 % , dimana BI adalah berat isi Total porositas akan mengalami peningkatan
(bulk density) dan BJP adalah berat jenis tergantung pada jumlah dan jenis material
partikel tanah sebesar 2,65 (Hillel, 1986). bahan organik yang ditambahkan. Sumber
Penetapan stabilitas pori berdasarkan pada utama bahan organik pada lahan budidaya
nilai stabilitas agregat, karena pori-pori dilokasi penelitian berasal dari sisa
berada pada agregat tanah. Penetapan brangkasan tanaman jagung yang ditanam
stabilitas agregat dan distribusi ukuran satu kali setahun. Garza et al (2009)
agregat mengikuti De Leenheer dan De melaporkan bahwa penambahan bahan
Boodt (1959) dalam De Boodt, De Leenheer, organik berupa residu jagung mampu
dan Kirkham (1961). Selanjutnya ditetapkan meningkatkan total porositas pada tanah
indeks stabilitas agregatnya. Hasil analisis Vertisol.
sifat-sifat tanah dan karakteristik selanjutnya
dianalisis secara deskriptif untuk melihat Sebaran Pori
bagaimana sifat tanah dan karakteristik pori
pada tanah Vertisol, sementara hubungan Sebaran pori drainase cepat pada tanah
karakteristik pori dengan pergerakan air dilokasi penelitian rata-rata 4,35 atau
dianalisis dengan menggunakan Regresi dan berkisar 1-16 % , rata-rata pori air tersedia
Korelasi baik tunggal maupun berganda. 17,8 % atau berkisar 8-24 % dan rata-rata
pori mikro 32,5 % atau berkisar 28-37 %.
Berdasarkan sebaran tersebut diketahui
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa pori-pori mikro menempati ruang
terbanyak di dalam pori tanah. Sistem pori
Karakteristik Pori pada Tanah Vertisol tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik
tanah, tipe dan kandungan liat, kelembaban,
Porositas pemadatan dan managemen tanah (Kutilek et
al., 2006; Wairiu dan Lal, 2006; Chun et al.,
Dari hasil analisis porositas tanah diketahui 2008; Churchman et al., 2010). Distribusi
bahwa porositas tanah vertisol asal Jeneponto ukuran pori merupakan kombinasi dari
berkisar antara 49.05 sampai 64.90 % atau tekstur dan struktur tanah (Balbino et al.,
jika dirata-ratakan berkisar 56.49 %. Dimana 2002; Bruand et al., 2004). Tanah-tanah yang
nilai rata-rata porositas tanah pada lahan didominasi fraksi pasir akan mempunyai
budidaya sebesar 57,45 % lebih besar pori makro (porous), tanah dengan dominasi
dibandingkan lahan yang bera sebesar 55,85 debu akan banyak mempunyai pori meso
% (Tabel 1). (agak porous), sementara tanah dengan fraksi
liat akan mempunyai banyak pori mikro
Tabel 1. Karakteristik Pori Tanah Vertisol (kecil) atau tidak porous (Hanafiah, 2007).
Kandungan liat tanah vertisol di lokasi
penelitian berkisar 59-91 %.

Stabilitas Pori

Stabilitas pori tanah berkisar 28,33-51,28 %


dan tergolong dalam kelas indeks stabilitas
tidak mantap sampai agak mantap. Secara
umum stabilitas agregat tanah sangat
Keterangan : PDC (pori drainase cepat), PAT (Pori air ditentukan oleh jumlah bahan organik di
tersedia), PM (pori mikro) dalam tanah. Siklus bahan organik sangat
berperanan dalam mempengaruhi agregasi mempunyai koefisen keragaman > 100 %
tanah melalui proses humifikasi, aktivitas (Jury et al., 1989; Wilding, 1985).
mikrorganisme tanah dan eksudat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme tanah. Tabel 2. Nilai rata-rata Permeabilitas Tanah
Bravo-Garza dan Bryan (2005) melaporkan
bahwa terdapat korelasi antara pengurangan Parameter Nilai
agregat dan kehilangan C organik akibat Permeabilitas 0,2975
peningkatan penggunaan lahan, tetapi tidak sd 0,20165
ada hubungan yang ditemukan untuk CV 67,68 %
parameter yang sama pada lahan yang tidak N 20
terganggu. Untuk melihat hubungan antara
Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik pori dengan permeabilitas tanah
karakteristik khas dari smektit pada peran dilakukan analisis regresi dan korelasi baik
bahan organik dalam pembentukan agregat. secara tunggal dan ganda, yang disajikan
Proses mengembang dan mengerut pada pada Tabel 3.
smektit dapat mempengaruhi proses Berdasarkan analisis regresi dan
mineralisasi bahan organik dan korelasi tunggal diketahui bahwa ruang pori
perkembangan mikrobial (Six et al., 2000). total mempunyai hubungan yang lebih besar
Smektit meningkatkan perlindungan terhadap dibandingkan indeks stabilitas pori, Pori
bahan organik karena adanya ikatan drainase cepat dan pori air tersedia. Tabel 3
kompleks antara bahan organik dan liat menunjukkan bahwa permeabilitas tanah
(Ranson et al., 1998 dalam Bravo-Garza et meningkat dengan makin besarnya ruang pori
al., 2009 ) dan jebakan bahan organik dan total dan stabilitas agregat dengan koefisen
mikroba dalam agregat (Golchin et al., korelasi sebesar 0,61. Begitu juga dengan
1994). Perubahan pori akibat proses pori drainase cepat dan pori air tersedia yang
mengembang dan mengerut mempengaruhi semakin meningkatkan pergerakan air
aktivitas mikroba yang akhirnya dengan meningkatnya stabilitas agregat.
mempengaruhi tingkat dan hasil mineralisasi Ruang pori drainase cepat merupakan
(Baldock, 2002 dalam Bravo-Garza et al., ruang pori dengan selang ukuran diameter
2009). Pemberian bahan organik pori lebih besar daripada ruang pori drainase
meningkatkan pembentukan makroagregat maupun ruang pori tersedia. Seperti telah
(>200 mm), akan tetapi proses mengembang disebutkan oleh Korevaar et al. (1983), ruang
dan mengerut mempengaruhi pembentukan pori yang paling berpengaruh terhadap
dan stabilisasi makroagregat (Bravo-Garza et permeabilitas adalah ruang pori terbesar
al., 2009). yang masih terisi air, sehingga ruang pori
drainase cepat bersama stabilitas agregat
Hubungan Karakteristik Pori dengan berkorelasi/berpengaruh paling besar
Pergerakan Air pada Tanah Vertisol terhadap permeabilitas. Semakin banyak
proporsi ruang pori dengan selang ukuran
Rata-rata nilai permeabilitas tanah lebih besar dan makin stabil pori di dalam
(konduktivitas hidraulik jenuh) sebesar 0,29 agregat tanah, maka lebih banyak ruang pori
cm/jam atau tergolong lambat, dengan yang dapat menghantarkan air sehingga
koefisien variasi 67,68 %. Dengan nilai permeabilitas makin besar.
koefisien variasi sebesar 67,68 % tergolong
normal, sebab permeabilitas tanah dan
karakteristik pergerakan gas dan air dapat
Tabel 3. Regresi antara Karakteristik Pori hydrodynamic perspective. Soil Till.
dengan Pergerakan Air Tanah Res. 115-116: 1-15.

Balbino, L. C., Bruand, A., Brossard, M.,


Grimaldi, M., Hajnos, M. and
Guimar~aes, M. F. 2002. Changes in
porosity and microaggregation in
clayey Ferralsols of the Brailian
Keterangan : RPT (ruang pori total), ISA (indeks stabilitas Cerrado on clearing for pasture. Eur. J.
agregat), PDC (pori drainase cepat), PAT (pori
air tersedia). Soil Sci. 53: 219-230.

Lebih rendahnya pengaruh ruang pori Bravo-Garza, M.R., Bryan, R.B., 2005. Soil
air tersedia dibanding ruang pori drainase properties along cultivation and fallow
cepat time sequences on Vertisols in
bersama stabilitas pori dalam agregat; karena Northeastern Mexico. Soil Science
ruang pori air tersedia terdiri dari ruang pori Society of America Journal 69, 473–
makro dan sebagian ruang pori mikro yang 481.
dapat mengikat air secara kuat sehingga
dapat menghambat pergerakan air. Air dalam Cameron, K. C. and Buchan, G. D. 2006.
ruang pori kapiler (ruang pori air tersedia) Porosity and pore size distribution. In
dapat bergerak apabila ada tekanan Lal, R. (ed.) Encyclopedia of Soil
(potensial) hidrolik yang tinggi. Keadaan ini Science. CRC Press, Boca Raton. pp.
dapat tercapai bila lapisan tanah di atas ruang 1350-1353.
pori air tersedia tersebut mencapai jenuh
dengan ketebalan tertentu. Chun, H. C., Gim¶enez, D. and Yoon, S. W.
2008. Morphology, lacunarity and
KESIMPULAN entropy of intra-aggregate pores:
Aggregate size and soil management
1. Nilai rata-rata karakteristik pori tanah effects. Geoderma. 146: 83-93.
vertisol sebagai berikut porositas berkisar
56,49 %, pori drainase cepat sebesar 4,35 Dixon J.B, 1991. Roles of Clays in Soils.
%, pori air tersedia 17,8 % dan pori mikro Applied Clay Science, (5); 489-503.
32,5 %, dan stabilitas pori sebesar 36,46
%. De Boodt, M., De Leenheer, L., dan
2. Berdasarkan uji regresi dan korelasi Kirkham, D. 1961. Soil aggregate
diketahui bahwa karakter Porositas dan stability indexes and crop yield. Soil
kombinasi porositas dan indeks stabilitas Sci. 91:138-146.
pori mempunyai pengaruh terbesar
terhadap permeabilitas tanah. Hanafiah, K, A., 2007. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Hillel, D., 1980. Fundamentals of Soil


Physics. Academic Press. New York.
Alaoui, A., Lipiec, J. and Gerke, H. H. 2011.
A review of the changes in the soil pore Hajnos, M., Lipiec, J., ¶Swieboda, R.,
system due to soil deformation: A SokoÃlowska, Z. and Witkowska-
Walczak, B. 2006. Complete Munkholm, L. J., Heck, R. J. and Deen, B.
characterization of pore size 2012. Soil pore characteristics assessed
distribution of tilled and orchard loamy from X-ray micro-CT derived images
soil using water retention curve, and correlations to soil friability.
mercury porosimetry, nitrogen Geoderma. 181-182: 22-29
adsorption, and water desorption
methods. Geoderma. 135: 307-314. Oorts, K., Bossuyt, H., Labreuche, J.,
Merckx, R. and Nicolardot, B. 2007.
Jury, W.A., Sposito, G. And R.E. White. Carbon and nitrogen stocks in relation
1989. A Transfer Function Model of to organic matter fractions, aggregation
Solute Transport Through Soil. I. and pore size distribution in no-tillage
Fundamental Conceps. Water and conventional tillage in northern
Resources Research. 22 : 243-247. France. Eur. J. Soil Sci. 58: 248-259.

Kay, D. 1990. Rates of changes of soil Pagliai, M., Vignozzi, N. and Pellegrini, S.
structure under different cropping 2004. Soil structure and the e®ect of
systems. Adv. Soil Sci. 12:1-52. management practices. Soil Till. Res.
Kutilek, M., Jendele, L. and 79: 131-143.
Panayiotopoulos, K. P. 2006. The Six, J., E.T. Elliott, dan K. Paustian. 1999.
influence of uniaxial compression upon Aggregate and soil organic matter
pore size distribution in bi-modal soils. dynamics under conventional and no-
Soil Till. Res. 86: 27-37. tillage system. Soil Sci. Soc. Am.J.
63:1350-1358.
Lal, R. dan M. K. Shukla. 2004. Principles of
Soil Physics. Marcel Dekker, Inc.New Sleutel, S., Bouckaert, L., Buchan, D., Van
York Loo, D., Cornelis, W.M. and Sanga, H.
G. 2012. Manipulation of the soil pore
Klute, A. dan C. Dirksen. 1986. Hydraulic and microbial community structure in
conductivity and diffusivity: laboratory soil mesocosm incubation studies. Soil
methods. In A. Klute (eds) Methods of Biol. Biochem. 45: 40-48.
Soil Analysis. Am. Soc.Agron. Inc,
Soil Sci. Soc. Am. Inc Madison, Smucker, A. J. M., Park, E. J., Dorner, J. and
Wisconsin USA. Horn, R. 2007. Soil micropore
development and contributions to
Lipiec, J., Hajnos, M. and Swieboda, R. soluble carbon transport within
2012. Estimating effectsof compaction macroaggregates. Vadose Zone J.
on pore size distribution of soil 6:282-290.
aggregates by mercury porosimeter.
Geoderma. 179-180: 20-27. Schjonning, P., Christensen, B.T.,
Carstensen, B., 1994. Physical and
Munkholm, L. J., Heck, R. J. and Deen, B. chemical properties of a sandy loam
2012. Soil pore characteristics assessed receiving animal manure, mineral
from X-ray micro-CT derived images fertilizer or no fertilizer for 90 years.
and correlations to soil friability. Eur. J. Soil Sci. 45, 257–268.
Geoderma. 181-182: 22-29.
Wahjunie, E.D., Haridjaja, O., Soedodo, H.,
Sudarsono. 2006. Pergerakan Air
Tanah pada Pori Berbeda dan
Pengaruhnya pada Ketersediaan Air
bagi Tanaman. Jurnal Tanah dan Iklim
(28) : 15-26.

Wairiu, M. and Lal, R. 2006. Tillage and


land use effects on soil microporosity
in Ohio, USA and Kolombangara,
Solomon Islands. Soil Till. Res. 88: 80-
84.

Wanjari, R.H., Ravankar, H.N., Mishra, B.,


Saha, M.N., Singh, Y.V., Sahi, D.K.,
Sarap, P.A., 2005. Long-term effect of
fertilizer and manure application on
soil organic carbon storage, soil quality
and yield sustainability under sub-
humid and semi-arid tropical India.
Field Crops Res. 93, 264–280.
Wilding, L.P. 1985. Spatial Variability : Its
Documentation, Accomodation, and
Implication to Soil Surveys. P. 166-
189. In Nielsen, D.R., and J. Bouma
(eds). Soil Spatial Variability.
Proceeding of the Workshop ISSS and
SSSA, Las Vegas, N.V. 30 November-
1 December 1984. PUDOC,
Wageningen. The Netherlands.

Tiarks, A.E., Mazurak, A.P., Chesnin, L.,


1974. Physical and chemical properties
of soil associated with heavy
applications of manure from cattle
feedlots. Soil Sci. Soc. Am. Proc. 38,
826–830.

Zaffar, M., Gao, L.S. 2015. . Pore Size


Distribution of Clayey Soils and Its
Correlation with Soil Organic Matter.
Pedhospere (25) 240-249.

You might also like