You are on page 1of 9

Indonesian Journal for Health Sciences

Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32


ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online) 24

KORELASI KARAKTERISTIK DENGAN PENYEBAB


KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN
DI RSU DENISA GRESIK
Renny Novi Puspitasari
Program Studi Farmasi,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Delima Persada Gresik

ABSTRAK
Kata Kunci : Abstract: Premature rupture of membrane (PROM) is rupture of the membrane
before the birth time. It can happen in the end of pregnancy as well as the early
Karakteristik, pregnancy (premature pregnancy). The incident of PROM at Denisa Public
Ketuban Pecah Dini, Hospital Gresik reach 31%. PROM is high risk pregnancy, it was caused of
Ibu Bersalin predisposition factors such as incompeten cervix, uterus overdistension, the
abnormal position, CPD, and infection. The purpose of this research is to identify
the correlation of characteristics with causes of PROM at Denisa Public
Hospital Gresik.This research is using analytics method by using simple random
sampling. The sampel has been taken of 59 respondents from 143 of population,
it begining of march 2017 until march 2018. The variable of this research is
characteristics and the causes of PROM. The measurement tools were used
check list and data was analyzedusing chi square test with the alpha of 5%. The
result showed that the factors that cause premature rupture of membranes in this
study include: incompetent cervix, uterine overdistention, location
abnormalities, CPD and infection. Maternal age correlates with incompetent
cervical events, CPD and infections, while maternal work is associated with
location abnormalities.So that risk screening at the beginning of pregnancy and
routine ANC examination is very necessary.
Abstrak: Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput sebelum waktu
kelahiran. Ini bisa terjadi pada akhir kehamilan maupun pada awal kehamilan
(kehamilan prematur). Insiden KPD di Rumah Sakit Umum Denisa Gresik
mencapai 31%. KPD merupakan kehamilan risiko tinggi, hal itu disebabkan oleh
faktor predisposisi seperti inkompeten serviks, kelebihan rahim, posisi abnormal,
CPD, dan infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
hubungan karakteristik dengan penyebab KPD di Rumah Sakit Umum Denisa
Gresik. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan menggunakan
simple random sampling. Sampel telah diambil sejumlah 59 responden dari 143
populasi, mulai dari Maret 2017 hingga Maret 2018. Variabel penelitian ini
adalah karakteristik dan penyebab KPD. Alat ukur digunakan adalah checklist
dan data dianalisis menggunakan uji chi square dengan alpha 5%. Faktor
penyebab ketuban pecah dini dalam penelitian ini meliputi : serviks inkompeten,
overdistensi uterus, kelainan letak, CPD, dan infeksi. Umur ibu berkorelasi
dengan kejadian serviks inkompeten, CPD, dan Infeksi, sedangkan pekerjaan ibu
berhubungan dengan kelainan letak. Sehingga skrining risiko saat awal
kehamilan dan pemeriksaan ANC rutin sangat diperlukan.
Copyright © 2019. Indonesian Journal for Health Sciences,
http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/, All rightsreserved

Penulis Korespondensi : Cara Mengutip :


Renny Novi Puspitasari, Puspitasari, Renny Novi. Korelasi
Program Studi Farmasi Stikes Delima Persada, Karakteristik dengan Penyebab Ketuban Pecah
Gresik, Indonesia. Dini pada Ibu Bersalin di RSU Denisa Gresik.
Email: rennyNpuspitosari@yahoo.co.id J. Heal. Sci., vol.3, no.1, pp. 24-32, 2019.

journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini (KPD) sampai dengan Desember tahun 2017 di
didefinisikan sebagai pecahnya selaput RSU Denisa Gresik terdapat 108
ketuban secara spontan sebelum kejadian KPD pada 597 persalinan yaitu
terjadinya tanda-tanda persalinan sekitar 18%. Sedangkan hasil studi
(Prawiroharjo, 2008). Selaput ketuban pendahuluan yang telah dilakukan pada
berfungsi menghasilkan air ketuban dan bulan Februari-Maret tahun 2018
melindungi janin dari infeksi. Dalam terdapat 50 kejadian KPD pada 160
keadaan normal, selaput ketuban pecah persalinan yaitu sekitar 31,25% (Data
dalam proses persalinan (Prawiroharjo, Rekam Medis RSU Denisa, 2018).
2009). Ketuban pecah dini merupakan Dapat disimpulkan bahwa kejadian
sumber persalinan prematuritas. Selain KPD di RSU Denisa Gresik pada tahun
itu dapat dijumpai juga sebagai sumber 2018 mengalami peningkatan. Adapun
infeksi puerperalis (nifas), peritonitis, penyebab terjadinya ketuban pecah dini
septicemia, dan partus kering atau dry yaitu serviks inkompeten (paritas;
labor (Manuaba, 2010). Infeksi dalam curretage), overdistensi (hidramnion;
rahim membahayakan ibu dan janin yang hamil ganda), disproporsi sefalo pelvis,
akan menyebabkan penyulit pada infeksi, dan kelainan letak (lintang;
persalinan bahkan kematian. Infeksi pada sungsang) (Sujiyatini,2009). Komplikasi
ibu bisa terjadi pada masa antenatal, paling sering terjadi pada ketuban pecah
intranatal dan postnatal. Salah satu dini sebelum usia kehamilan 37 minggu
penyebab infeksi adalah infeksi pada adalah sindrom distress pernapasan, yang
masa nifas yang dapat terjadi karena terjadi pada 10- 40% bayi baru lahir.
pertolongan persalinan yang tidak bersih Resiko infeksi meningkat pada kejadian
dan aman, partus lama, ketuban pecah ketuban pecah dini. Semua ibu hamil
dini atau sebelum waktunya dan dengan ketuban pecah dini sebaiknya
sebagainya (Prawiroharjo, 2008). dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
Ketuban pecah dini termasuk dalam korioam-nionitis (radang pada korion dan
kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan amnion) selain itu kejadian prolaps atau
dalam mengelola ketuban pecah dini keluarnya tali pusat dapat terjadi pada
akan mengakibatkan meningkatnya ketuban pecah dini (Sujiyatini, 2009).
angka kesakitan dan kematian ibu Resiko infeksi ibu dan bayi
maupun bayinya. Penatalaksanaan meningkat pada ketuban pecah dini. Pada
ketuban pecah dini tergantung pada usia ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi
kehamilan. Jika usia kehamilan tidak dapat terjadi septikemia pneumonia,
diketahui secara pasti segera lakukan omfalitis. Selain itu, dengan pecahnya
pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk ketuban terjadi oligohidramnion yang
mengetahui usia kehamilan dan letak menekan tali pusat sehingga terjadi
janin. Apabila ketuban pecah dini dengan asfiksia atau hipoksia. Terdapat
janin kurang bulan maka dilakukan hubungan antara terjadinya gawat janin
pemberian kortikosteroid untuk proses dengan derajat oligohidramnion, semakin
pematangan paru (Sujiyatini, 2009). sedikit air ketuban, janin semakin gawat
Kejadian KPD, belum dilaporkan dalam (Prawiroharjo, 2008).
data kompilasi secara nasional, namun Oleh karena itu, tatalaksana
laporan hasil penelitian sering dilakukan ketuban pecah dini memerlukan tindakan
di berbagai rumah sakit di Indonesia. yang dapat menurunkan kejadian
Berdasarkan data yang didapat persalinan prematuritas dan infeksi
pada saat survey awal pada bulan Januari dalam rahim. Memberikan profilaksis

25
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

antibiotika dan membatasi pe-meriksaan Karakteristik Responden


dalam merupakan tindakan yang perlu Karakteristik responden yang
diperhatikan untuk memperkecil resiko dikaji dalam penelitian ini meliputi umur,
infeksi (Manuaba, 2010). Berdasarkan pendidikan, dan pekerjaan
uraian diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang korelasi
Tabel 1.
karakteristik dengan Penyebab Ketuban
Distribusi Responden Berdasarkan
Pecah Dini di RSU Denisa.
Umur di RSU Denisa Gresik
Umur Jumlah Presentase
METODE
(%)
Penelitian ini menggunakan desain
< 20 tahun 5 8,5
analitik cross sectional, menggunakan
20-35 tahun 40 67,8
data sekunder (rekam medis) di Rumah
> 35 tahun 14 23,7
Sakit Denisa Gresik bulan Januari sampai
Total 59 100
Desember 2017. Pengumpulan data
dilakukan pada bulan Maret 2018, Tabel 1 menunjukkan sebagian
menggunakan cheklist sebagai besar responden berumur 20-35 tahun
instrumen. Populasi dalam penelitian ini (67,8%).
adalah seluruh ibu bersalin yang
mengalami ketuban pecah dini di RSU
Tabel 2.
Denisa Kabupaten Gresik sejumlah 143.
Distribusi Responden Berdasarkan
Sampel penelitian di-ambil secara
Tingkat Pendidikan di RSU Denisa
random sesuai kriteria inklusi, yaitu
Gresik
pasien yang memiliki data yang lengkap
dan ditemukan 59 sampel. Variabel bebas Tingkat Jumlah Presentase
dalam penelitian ini meliputi pendidikan (%)
karakteristik (umur, pendidikan, dan Dasar 27 45,8
pekerjaan), sedangkan variabel terikat Menengah 20 33,9
adalah penyebab ketuban pecah dini yang Tinggi 12 20,3
meliputi serviks inkompeten (multipara, Total 59 100,0
grandemulti, dan curettage), overdistensi
Sebagian besar responden
uterus (gemelli, hidramnion), kelainan
mempunyai tingkat pendidikan dasar
letak (letak sungsang, letak lintang),
(45,8%) dan sebagian kecil pendidikan
CPD, infeksi. Data dianalisis secara
tinggi (20,3%).
bivariate menggunakan uji chi square
dengan alpha 5%.
Tabel 3.
Distribusi Responden Berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan di RSU Denisa Gresik
Hasil penelitian ini terdiri dari
karakteristik responden dan penyebab Pekerjaan Jumlah Presentase
KPD yang akan disajikan decara (%)
deskriptif dan juga uji bivariat analisis Tidak bekerja 25 42,4
korelasi karakteristik dengan penyebab Bekerja 34 57,6
KPD. Total 59 100,0
Tabel 3 menunjukkan sebagian
besar responden bekerja (57,6%).

26
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini chi square diketahui, tidak ada hubungan
Faktor penyebab ketuban pecah antara umur dengan faktor penyebab
dini dalam penelitian ini meliputi : KPD yaitu overdistensi uterus, dengan p-
serviks kinkompeten, overdistensi uterus, value 0,841.
kelainan letak, CPD, dan infeksi.
Tabel 6.
Tabulasi Silang Umur dengan
Tabel 4.
Kelainan Letak di RSU Denisa Gresik
Tabulasi Silang Umur dengan Servix
Inkompeten di RSU Denisa Gresik Kelainan p-
Serviks p- Letak value
Inkompeten value Ya Tidak Total
Ya Tidak Total Umur
Umur < 20 tahun 0 5 5 0,465
<20 tahun 2 3 5 0,001 20-35 tahun 6 34 40
20-35 tahun 22 18 40 > 35 tahun 2 12 14
>35 tahuh 14 0 14 Total 8 51 59
Total 38 21 59 Tabel 6 menunjukkan kelainan
Tabel 4 menunjukkan serviks letak lebih banyak terjadi pada responden
inkompeten terjadi pada semua usia 20-35 (10,16%), sedangkan usia <
responden berumur diatas 35 tahun dan 20 tahun tidak ada yang mengalami
sebagian besar responden usia 20-35 kelainan letak. Hasil uji chi square
tahun (37,3%). Hasil uji chi square diketahui, tidak ada hubungan antara
diketahui, ada hubungan antara umur umur dengan kelainan letak, dengan p-
dengan faktor penyebab KPD yaitu value 0,465.
serviks inkompeten, dengan p-value
0,001. Tabel 7.
Tabulasi Silang Umur dengan CPD di
Tabel 5. RSU Denisa Gresik
Tabulasi Silang Umur dengan CPD p-
Overdistensi Uterus di RSU Denisa Ya Tidak Total value
Gresik Umur
Overdistensi p- < 20 tahun 2 3 5 0,031
uterus value 20-35 tahun 8 32 40
> 35 tahun 0 14 14
Ya Tidak Total
Total 10 49 59
Umur
< 20 tahun 0 5 5 0,841 Tabel 7 menunjukkan CPD lebih
20-35 tahun 4 36 40 banyak terjadi pada responden usia 20-35
> 35 tahun 1 13 14 tahun (13, 6%) dan responden usia > 35
Total 5 54 59 tahun tidak ada yang mengalami CPD.
Hasil uji chi square diketahui, ada
Tabel 5 menunjukkan overdistensi hubungan antara umur dengan CPD,
uterus lebih banyak terjadi pada dengan p-value 0,031.
responden usia 20-35 (6,8%), sedangkan
usia < 20 tahun tidak ada yang
mengalami overdistensi uterus. Hasil uji

27
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

Tabel 8. Tabel 10 menunjukkan


Tabulasi Silang Umur dengan Infeksi overdistensi uterus terjadi pada
di RSU Denisa Gresik responden dengan pendidikan dasar dan
Infeksi p- menengah. Hasil uji chi square diketahui,
Ya Tidak Total value tidak ada hubungan antara pendidikan
Umur 2 3 5 dengan overdistensi uterus, dengan p-
< 20 tahun 22 18 40 0.003 value 0,952.
20-35 tahun 1 13 14 Tabel 11.
> 35 tahun Tabulasi Silang Pendidikan dengan
Total 25 34 59 Kelainan letak di RSU Denisa Gresik
Kelainan p-value
Tabel 8 menunjukkan kelainan
Letak
infeksi banyak terjadi pada responden
usia 20-35 (37,3%). Hasil uji chi square Ya Tidak Total
diketahui, ada hubungan antara umur Pendidikan
dengan infeksi, dengan p-value 0,003. Dasar 4 23 27 0,125
Tabel 9. Menengah 4 16 20
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Tinggi 0 12 12
Serviks Inkompeten di RSU Denisa Total 8 51 59
Gresik Tabel 11 menunjukkan kelainan
Serviks p- letak terjadi pada responden dengan
Inkompeten value pendidikan dasar dan menengah. Hasil
Ya Tidak Total uji chi square diketahui, tidak ada
Pendidikan hubungan antara pendidikan dengan
Dasar 19 8 27 0,479 kelainan letak, dengan p-value 0,125.
Menengah 13 7 20 Tabel 12.
Tinggi 6 6 12 Tabulasi Silang Pendidikan dengan
Total 38 21 59 CPD di RSU Denisa Gresik
Tabel 9 menunjukkan serviks CPD p-
inkompeten banyak terjadi pada Ya Tidak Total value
responden dengan pendidikan dasar Pendidikan
(32,2%). Hasil uji chi square diketahui, Dasar 5 22 27 0,516
tidak ada hubungan antara pendidikan Menengah 2 18 20
dengan serviks inkompeten, dengan p- Tinggi 3 9 12
value 0,479. Total 10 49 59
Tabel 10.
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Tabel 12 menunjukkan CPD lebih
overdistensi uterus di RSU Denisa banyak terjadi pada responden dengan
Gresik pendidikan dasar dibandingkan
pendidikan menengah. Hasil uji chi
Overdistensi p-
square diketahui, tidak ada hubungan
Uterus value
antara pendidikan dengan CPD, dengan
Ya Tidak Total
p-value 0,516.
Pendidikan
Dasar 2 25 27 0,952
Menengah 2 18 20
Tinggi 1 11 12
Total 5 54 59

28
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

Tabel 13. Tabel 15 menunjukkan


Tabulasi Silang Pendidikan dengan overdistensi uterus lebih banyak terjadi
Infeksi di RSU Denisa Gresik pada responden yang bekerja. Hasil uji
Infeksi p- fisher exact test diketahui, tidak ada
Ya Tidak Total value hubungan antara pekerjaan dengan
Pendidikan overdistensi uterus, dengan p-value
Dasar 9 18 27 0,146 0,384.
Menengah 12 8 20
Tinggi 4 8 12 Tabel 16.
Total 25 34 59 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan
Tabel 13 menunjukkan Infeksi Kelainan Letak di RSU Denisa Gresik
lebih banyak terjadi pada responden Kelainan p-
dengan pendidikan menengah. Hasil uji Letak value
chi square diketahui, tidak ada hubungan Ya Tidak Total
antara pendidikan dengan infeksi, dengan Pekerjaan
p-value 0,146. Tidak Bekerja 7 18 25 0,008
Bekerja 1 33 34
Tabel 14. Total 8 51 59
Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Tabel 16 menunjukkan Kelainan
Serviks Inkompeten di RSU Denisa Letak lebih banyak terjadi pada
Gresik responden yang tidak bekerja. Hasil uji
Serviks p- fisher exact test diketahui, ada hubungan
Inkompeten value antara pekerjaan dengan kelainan letak,
Ya Tidak Total dengan p-value 0,008.
Pekerjaan
Tidak Bekerja 13 12 25 0,106
Bekerja 25 9 34 Tabel 17.
Total 38 21 59 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan
CPD di RSU Denisa Gresik
Tabel 14 menunjukkan Serviks
inkompeten lebih banyak terjadi pada CPD p-
responden yang bekerja. Hasil uji fisher Ya Tidak Total value
exact test diketahui, tidak ada hubungan Pekerjaan
antara pekerjaan dengan serviks Tidak Bekerja 5 20 25 0,729
inkompeten, dengan p-value 0,106. Bekerja 5 29 34
Total 10 49 59
Tabel 15.
Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Tabel 17 menunjukkan CPD terjadi
Overdistensi Uterus di RSU Denisa pada responden yang bekerja dan tidak
Gresik bekerja. Hasil uji fisher exact test
Overdistensi p- diketahui, tidak ada hubungan antara
Uterus value pekerjaan dengan CPD, dengan p-value
Ya Tidak Total 0,729.
Pekerjaan
Tidak Bekerja 1 24 25 0,384
Bekerja 4 30 34
Total 5 54 59

29
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

Tabel 18. Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit


Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Martha Friska.
Infeksi di RSU Denisa Gresik Serviks inkompeten lebih banyak
terjadi pada ibu yang berumur > 20
Infeksi p-
sampai 35 tahun. Serviks inkompeten
Ya Tidak Total value merupakan suatu kondisi dimana
Pekerjaan kelenturan leher rahim untuk menahan
Tidak Bekerja 14 11 25 0,109 kehamilan hilang. Hal ini terjadi akibat
Bekerja 11 23 34 persalinan yang berulang dan riwayat
Total 25 34 59 curettage (Prawiroharjo, 2007).
Tabel 18 menunjukkan Infeksi Servik inkompeten dapat
lebih besar terjadi pada responden yang menyebabkan ketuban pecah dini hal ini
tidak bekerja. Hasil uji fisher exact test terjadi pada ibu dengan riwayat
diketahui, tidak ada hubungan antara persalinan berulang dan riwayat
pekerjaan dengan infeksi, dengan p-value curettage dengan usia 20-35 tahun yang
0,109. disebabkan karena kurang kuatnya leher
Hasil penelitian menunjukkan rahim untuk menahan hasil konsepsi
karakteristik responden berdasar umur sehingga rentan terjadi ketuban pecah
sebagian besar berumur 2035 tahun. dini.
Fakta ini sejalan dengan penelitian CPD dan infeksi juga berhubungan
Susilowati, (2010) yang menyatakan dengan ketuban pecah dini. Pada infeksi
Karakteristik ibu bersalin dengan terjadi kelemahan pada pertahanan
ketuban pecah dini meliputi usia 20-35 selaput, sehingga ketuban mudah pecah.
tahun, primigravida, usia kehamilan 37- Tanda- tanda infeksi adalah bila suhu ibu
42 minggu, nullipara, dan bersalin ≥ 380 C, air ketuban keruh dan berbau
dengan Seksio Sesarea. (Prawiroharjo, 2007). Infeksi dapat
Faktor penyebab ketuban pecah menyebabkan terjadinya ketuban pecah
dini dalam penelitian ini meliputi : dini karena terjadi kelemahan pada
serviks inkompeten, overdistensi uterus, bagian selaput ketuban sehingga terjadi
kelainan letak, CPD, dan infeksi. Umur kerapuhan dan menyebabkan selaput
ibu bersalin berhubungan dengan serviks ketuban pecah sebelum waktunya.
inkompeten, cephalo pelvic Terjadinya infeksi dapat dipicu
disproportion (CPD) dan infeksi dan oleh rasa kelelahan pada ibu karena
tidak berhubungan dengan overdistensi bekerja seperti melakukan pekerjaan
uterus dan kelainan letak. yang berat selain itu infeksi juga
Karakteristik pendidikan tidak didapatkan dari trauma seperti hubungan
berhubungan dengan penyebab KPD seksual, pemeriksaan dalam yang terlalu
(serviks inkompeten, overdistensi uterus, sering, sehingga mudah terjadi infeksi.
kelainan letak, CPD maupun infeksi). Faktor CPD (Cepalo Pelvic
Sedangkan pekerjaan ibu bersalin Disproportion) menjadi salah satu
berhubungan dengan kelainan letak, penyebab KPD dan berhubungan dengan
dimana ibu tidak bekerja cenderung karakteristik umur ibu. Sesuai dengan
mengalami kelainan letak dibandingkan teori yang diungkapkan oleh Manuaba
dengan ibu bekerja. Panjaitan, I dkk, (2010) bahwa CPD menjadi salah satu
(2018), melaporkan hasil penelitiannya faktor predisposisi ketuban pecah dini.
bahwa ada hubungan antara Usia, Paritas, CPD dapat menyebabkan
dan Pekerjaan Ibu bersalin dengan terjadinya ketuban pecah dini karena
tidak dapat masuknya bagian terendah

30
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

janin sehingga terdapat peningkatan diungkapkan oleh Prawiroharjo (2007)


tekanan pada cairan intrauterine di bahwa overdistensi uterus atau
bagian bawah yang dapat menimbulkan ketegangan rahim banyak terjadi
pecahnya selaput ketuban. disebabkan oleh hidramnion dan
CPD disebabkan karena kehamilan ganda (gemeli).
kesempitan panggul ibu atau bayi yang Hal ini dapat terjadi karena dalam
terlalu besar sehingga terjadi satu rahim terdapat janin lebih dari satu
ketidakcocokan antara panggul ibu dan sehingga dapat mempengaruhi produk
besar badan janin, atau karena ukuran cairan ketuban, sedangkan hidramnion
panggul ibu yang abnormal. CPD dapat adalah suatu keadaan dimana air ketuban
menyebabkan terjadinya ketuban pecah jauh lebih banyak dari normal > 2 liter
dini karena tidak dapat masuknya bagian sehingga dapat menimbulkan ketegang-
terendah janin sehingga terjadi an rahim yang dapat mempengarui
peningkatan tekanan pada cairan kekuatan membran untuk menahan
intrauterine dibagian bawah yang dapat cairan ketuban dan meningkatkan tekan-
menyebabkan selaput ketuban pecah. an intrauterin, sehingga dapat terjadi
Faktor kelainan letak berkorelasi ketuban pecah dini.
dengan jenis pekerjaan ibu. Ibu tidak Overdistensi uterus dapat
bekerja cenderung mengalami kelainan menyebabkan ketuban pcah dini. Hal ini
letak, hal ini bisa disebabkan ibu yang terjadi pada kehamilan ganda dan
tidak bekerja melakukan aktifitas lebih hidramnion, sehingga dapat menibulkan
sedikit dibandingkan ibu bekerja. Sesuai ketegangan rahim yang berlebihan yang
dengan teori Prawiroharjo (2007) hal ini dapat mempengaruhi kekuatan selaput
terjadi karena posisi janin dalam rahim ketuban untuk menahan cairan ketuban
yang tidak sesuai dengan jalan lahir, dan kondisi tersebut menimbulkan
misalnya letak lintang. Oleh karena meningkatnya tekanan intrauterine
ketidakteraturan bagian terendah, sehingga dapat menyebabkan ketuban
ketuban pecah spontan dini mengalir pecah dini.
keluar dengan cepat. Kelainan letak
menjadi faktor penyebab KPD ini sejalan
dengan penelitian (Isnaini, 2015) yang KESIMPULAN
menyatakan bahwa penyebab terbanyak Faktor penyebab ketuban pecah
KPD adalah kelainan letak sungsang. dini dalam penelitian ini meliputi :
Kejadian ketuban pecah dini dapat serviks inkompeten, overdistensi uterus,
disebabkan oleh kelainan letak yaitu kelainan letak, CPD, dan infeksi. Umur
letak lintang dan letak sungsang. Pada ibu berkorelasi dengan kejadian serviks
letak lintang terjadi ketidakteraturan inkompeten, CPD dan Infeksi, sedangkan
bagian terendah janin sehingga ketuban pekerjaan ibu berhubungan dengan
pecah spontan dini mengalir keluar kelainan letak.
dengan cepat. Sedangkan pada letak
sungsang tidak ada bagian terendah yang DAFTAR PUSTAKA
menutupi pintu atas panggul serta dapat 1. Isnaini, N. (2015). Karakteristik
menghalangi tekanan terhadap membran Penyebab Terjadinya Ketuban Pecah
bagian bawah. Dini di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Overdistensi uterus juga menjadi Provinsi Lampung. Holistik Jurnal
fakor penyebab KPD. Namun tidak Kesehatan; 9(4).
berhubungan dengan karakteristik ibu 2. Manuaba, IBG. (2010). Ilmu
bersalin. Sesuai dengan teori yang kebidanan, penyakit kandungan dan

31
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32

KB. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
3. Panjaitan, I. M., & Tarigan, A. M.
(2018). Hubungan Karakteristik Ibu
Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini
di Rumah Sakit Martha Friska. Jurnal
Bidan Komunitas; 1(2): 67-75.
4. Prawiroharjo, Sarwono. (2007). Ilmu
Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
5. Prawiroharjo, Sarwono. (2008). Ilmu
Kebidana, Jakarta: Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawiroharjo.
6. Prawiroharjo, Sarwono. (2000). Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawiroharjo.
7. Sujiyatini. (2009). Asuhan Kebidanan
Pathologi. Jakarta : Rineka Cipta.
8. Susilowati, E. (2010). Gambaran
Karakteristik Ibu Bersalin dengan
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit
Panti Wilasa Citarum Semarang
Tahun 2009. Jurnal Kebidanan
Pantiwilasa; (1)(2).

32

You might also like