Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Infection during the puerperium is one of the causes of the high maternal mortality rate. The incidence of
infection during the puerperium is caused by suture wounds in the infected perineum. Perineal injury due
to tear or episiotomy. If the wound is not properly treated, namely by keeping the genital area clean and
dry, bacteria can multiply in the wound area. This study aims to describe the midwifery care of postpartum
mothers with perineal infection. This research was conducted with a case study approach to the research
subject Mrs. "K" aged 23 years in Randugenengan Village, Dlanggu District, Mojokerto Regency. Data
collection was carried out by looking at the cohort, conducting home visits, and conducting an
examination of 4 visits then the data were analyzed with related research. The results of the second visit to
Mrs. "K" showed signs of infection in the perineal wound, including complaints of pain and discomfort in
the genitalia area, open suture wounds, there was pus, the perineal skin looked red and smelly.
Management carried out daily wound care. Perform vulva hygiene, teach to a diet high in protein.
Midwives need to make regular postpartum visits to detect signs of complications early so that the mother
and baby remain in good health.
ABSTRAK
Infeksi pada masa nifas adalah salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu. Kejadian infeksi pada
masa nifas yang terbanyak disebabkan luka jahitan pada perineum yang terinfeksi. Luka perineum karena
robekan atau episiotomi. Luka tersebut apabila tidak dilakukan perawatan secara baik yaitu dengan cara
menjaga tetap bersih dan kering daerah genitalia maka bakteri dapat berkembang biak di daerah luka
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan infeksi
perineum. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus pada subyek penelitian Ny “K” Usia 23
tahun di Desa Randugenengan kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Pengumpulan data dilakukan
dengan melihat kohort, melakukan kunjungan rumah dan melakukan pemeriksaan sebanyak 4 kali
kunjungan kemudian data dianalisis dengan penelitian terkait. Hasil kunjugan ke 2 pada Ny
“K”menunjukkan tanda infeksi pada luka perineum antara lain adanya keluhan nyeri dan tidak nyaman
pada daerah genitalia, tampak luka jahitan terbuka, ada nanah, kulit perineum tampak merah dan berbau.
1
*
Agustin Dwi Syalfina1 , Dian Irawati2, Sari Priyanti3, Ainul Churotin4| Studi Kasus: Ibu Nifas
dengan Infeksi Luka Perineum
Penatalaksanaan dilakukan perawatan luka setiap hari. melakukan vulva hygiene, mengajarkan untuk diit
tinggi protein. Bidan penting melakukan kunjungan nifas secara rutin untuk mendeteksi tanda komplikasi
secara dini sehingga ibu dan bayi tetap dalam kondisi sehat.
2
*
Agustin Dwi Syalfina1 , Dian Irawati2, Sari Priyanti3, Ainul Churotin4| Studi Kasus: Ibu Nifas
dengan Infeksi Luka Perineum
kohort ibu untuk mengetahui data lengkap protein seperti ikan laut, telur, daging untuk
ibu hamil yang akan melahirkan untuk mempercepat kesembukan jahitan pada
dilakukan pemantauan masa nifasnya serta perineum, mengajarkan cara menjaga
menggunakan data primer yaitu melakukan hygiene daerah genetalia dan perawatan
wawancara untuk menggali informasi payudara, mengajurkan untuk sering
tentang data subyektif, data obyektif, mengganti pembalut, menganjurkan untuk
mengimplementasikan rencana asuhan memberikan ASI eksklusif dan
kebidanan pada ibu nifas yang menginformasikan tentang deteksi tanda
didokumentasikan dengan metode SOAP. bahaya masa nifas.
Pengambilan data primer dengan melakukan Kunjungan ke dua dilakukan pada hari
kunjungan rumah sebanyak 4 kali. Data yang ke 6 masa nifas. Ibu mengatakan keluar
sudah di peroleh kemudian di analisis secara darah merah dari kemaluannya padahal
kualitatif, dilakukan pembahasan dan sebelumnya berwarna coklat, alat
pembandingan dengan penelitian yang terkait kelaminnya terasa tidak nyaman, dan nyeri,
, tahap terakhir diinduksi untuk penarikan terasa seperti bengkak pada vagina, kaki
kesimpulan. bengkak. Hasil data subyektif diperoleh
makan 3 kali/hari (menu sayur, nasi, tempe,
HASIL DAN PEMBAHASAN tahu), minum air putih , istirahat cukup, BAB
Kunjungan nifas pertama pada 24 jam dan BAK lancar dan aktifitas sudah bisa
post partum pada Ny “K” didapatkan hasil melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
bahwa NY “K” mengatakan perutnya masih menyapu, bersih-bersih kamar. Pemeriksaan
terasa mules dan telah melahirkan bayinya data obyektif yaitu KU baik, TD 120/70
tanggal 4 Maret 2019 secara normal di klinik mmHG, nadi 84 kali/menit, RR 20
bidan jenis kelamin perempuan dan berat kali/menit, Suhu 36,6 o C, pada genetalia
badan (BB) 3,1 kg. Ibu mengatakan makan 3 tampak jahitan perineum terlepas dan luka
kali sehari (menu nasi, sayur, tempe), minum perineum terbuka, luka jahitan berwarna
kurang lebih 8 gelas sehari, perawatan diri merah bengkak dan mengelurakan secret dan
(mandi, keramas, gosok gigi) 2 kali sehari. darah, tampak di pembalut lochea rubra,
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan anus kelihatan kotor , ASI keluar banyak,
umum (KU) baik, kesadaran composmentis, TFU pertengahan pusat dan sympisis,
TD 120/70 mmHg, Nadi 80x/menit, RR kontraksi uterus baik, ada oedem pada
20x/menit, Suhu=36,7oC, tampak luka ekstrimitas bawah. Asuhan kebidanan yang
jahitan pada perineum derajat 2 yang masih diberikan antara lain memberitahukan bahwa
basah dan dari vagina keluar lochea rubra, luka jahitan mengalami infeksi,
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus menganjurkan ibu untuk tidak pantang
baik, ASI keluar lancar, mobilisasi baik. makanan dengan menambah menu tinggi
Pada pemeriksaan genetalia tampak sedikit protein, menganjurkan ibu untuk menjaga
kurang bersih karena info pasien kalau cebok kebersihan anogenital terutama setelah BAB
tidak berani memegang alat kelaminnya dan BAK disertai sering mengganti
karena takut ada lukanya. Penatalaksanaan pembalut, menganjurkan ibu untuk
yang diberikan dengan mengajurkan ibu meninggikan posisi kaki ketika tidur dan
untuk mengkonsumsi menu seimbang tidak duduk dnegan kaki tergantung,
dengan menambah menu makan yang tinggi
3
*
Agustin Dwi Syalfina1 , Dian Irawati2, Sari Priyanti3, Ainul Churotin4| Studi Kasus: Ibu Nifas
dengan Infeksi Luka Perineum
melakukan perawatan luka pereineum dan kebersihan daerah anus dan alat kelamin,
vulva hygiene secara rutin setiap hari, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
melakukan kolaborasi dengan bidan desa makanan tinggi serat dan tinggi protein,
untuk pemberian terapi. meenganjurkan ibu untuk segera
Kunjungan ke III hari ke 14 post merencanakan program pemakaian
partum, Ny “K” mengatakan masih terasa kontrasepsi karen sudah menunjukkan tanda
tidak nyaman pada jahitannya dan menu Kembali mendapatkan menstruasi,
makanannya sudah terdiri dari nasi, sayur, mengajarkan tentang senam nifas.
ayam, daging, telur. Hasil pemeriksaan Nifas adalah masa sejak setelah bayi
tentang data obyektif yaitu tanda-tanda vital dan plasenta lahir sampai dengan 6 minggu
(TTV) dalam batas nomal, tampak luka setelahnya yang diikuti pemulihan kembali
perineum sudah mulai menutup, tidak organ reproduksi ke posisi normal. Periode
berbau, tidak kemerahan, tidak bengkak nifas penting diperhatikan dan membutuhkan
namum masih mengeluarkan seckret asuhan kebidanan yang berkualitas karena
berwarna kuning, lochea sanguilenta, area masa yang paling banyak terjadi kematian
anus masih kotor, TFU tidak teraba, kaki ibu. Penyebab kematian ibu pada masa nifas
tidak oedema. Tindakan yang dilakukan adalah infeksi port partum. Infeksi pasca
peneliti yaitu menjelaskan kepada Ny ”K” melahirkan yang biasa terjadi yaitu infeksi
bahwa keadaannya sudah lebih baik dari pada jalan lahir karena robekan maupun
sebelumnya, mengajarkan ibu tentang cara episiotomy. Luka pada jalan lahir jika tidak
menjaga kebersihan daerah anus dan dilakukan perawatan secara baik dan benar
genetalia dan memotivasi pasien supaya menyebabkan infeksi.
tidak takut untuk memegang daerah tersebut Menurut Tulas et al (2017) bahwa ibu
ketika cebok, menganjurkan ibu untuk tidak nifas yang menerapkan perawatan luka pada
tarak makan dan diit tinggi protein, perineum sehingga lukanya bersih dan kering
melakukan perawatan luka perineum dan sebagian besar memiliki perilaku kebersihan
membersihkan daerah genetalia satu kali diri baik. Kebersihan diri pada ibu nifas
setiap hari. akan mencegah bakteri masuk ke sumber
Kunjungan ke IV (hari ke 29 post luka dan memberikan kenyamanan.
partum), Ny “K” mengeluhkan keputihan Perawatan pada daerah genetalia dengan luka
sejak 4 hari yang lalu, mengeluarkan darah jahitan pada perineum dengan menjaga
sedikit dan susah BAB. Pasien mengatakan daerah tersebut tetap bersih dan kering,
makan 3 kali sehari dengan menu sayur, membersihkan daerah tersebut dari arah
ayam, nasi, daging telur dan minum cukup depan ke belakang. Cara membersihkan yang
air putih. Peneliti melakukan pemeriksaan salah menyebabkan lochea mengenai luka
umum dan fisik dengan hasil KU baik, luka perineum, meningkatkan kelembaban yang
jahitan sudah tertutup, tidak mengeluarkan menunjang pertumbuhan bakteri penyebab
nanah, tidak berwarna kemerahan, lochea terjadinya infeksi.
alba, daerah anus bersih. Asuhan kebidanan Tahapan fase penyembuhan luka
yang diberikan antara lain memberitahukan perineum yaitu: tahap pertama adalah fase
kepad ibu bahwa kondisi luka jahitan sudah inflamasi yang terjadi pada 1-2 hari, tahap
baik, menganjurkan tetap menjaga kedua yaitu proliferasi dalam waktu 2–5 hari,
4
*
Agustin Dwi Syalfina1 , Dian Irawati2, Sari Priyanti3, Ainul Churotin4| Studi Kasus: Ibu Nifas
dengan Infeksi Luka Perineum
dan tahap ketiga disebut Fase maturasi pada mempercepat kesembuhan lukan tidak boleh
5 hari sampai dengan berbulan-bulan. Hasil makan telur dan ikan laut harus dengan menu
penelitian Primadona dan Susilowati (2015) yang kering nasi sama tahu tempe. Mitos ini
bahwa tanda luka perineum yang ditunjukkan tidak sesuai dengan teori bahwa tinggi
oleh ibu nifas pada fase proliferasi antara lain protein sangat penting untuk kesembuhan
tampak tepi luka pada kedua sisi merapat, luka. Perilaku ini terus diterapkan karena
sudah tidak keluar darah, muncul jaringan adanya dukungan suami, keluarga dan orang
parut, permukaan luka halus, warna kulit luar terdekat.
putih bersemu merah dan semi transparan, da Dukungan suami dan keluarga penting
ada sebagian kecil warna kulit bekas luka bagi ibu nifas dalam memilih perilaku
tampak merah terang. Tanda hasil penelitian Kesehatan untuk baginya dan bayi.
ini berbeda dengan tanda pada luka Dukungan suami sebagai bentuk perhatian
perineum Ny “K” yang menunjukkan tanda dan dorongan bagi ibu untuk melakukan
patologis diantaranya keluar darah, berwarna tindakan seperti perilaku dalam menu
merah, bengkak dan keluar pus. makanan selama nifas. Dukungan dan
Infeksi pada luka perineum pada Ny informasi dari keluarga akan sangat
“K” disebabkan vulva hygiene yang kurang diperhatikan karena keluarga di anggap
baik dan pola makan kurang tinggi protein. sebagai orang yang berpengalaman dalam
Hasil penelitian Sulistianingsih dan perawatan masa nifas sehingga ibu nifas
Wijayanti (2019) bahwa faktor risiko akan menerapkan semua informasi yang di
kejadian infeksi pada luka perineum yaitu sampaikan oleh keluarga ditunjang dengan
Pendidikan ibu dalam kategori dasar, adanya dukungan suami. Hasil penelitian
perilaku pantangan makanan, jenis jahitan Yulianisa dan Mardiyah (2019) bahwa
satu-satu, pengetahuan ibu tentang perawatan dukungan suami berpengaruh signifikan
perineum yang kurang baik, perawatan terhadap perilaku pencegahan infeksi pada
perineum kurang baik, tidak patuh dalam luka perineum sedangkan penelitian
minum obat dan robekan spontan (bukan Nurrahmaton dan Sartika (2018)
episiotomi). membuktikan bahwa pengetahuan tentang
Faktor paling utama yaitu pantang perawatan perineum sebagai faktor yang
makanan dimana ibu nifas yang pantang berhubungan pada lama penyembuhan luka
makanan 15, 434 kali lebih berisiko perineum.
mengalami kejadian infeksi perineum Perawatan pada luka jahitan perineum
dibanding yang tidak pantang makanan. dengan melakukan cara menjaga hygiene
Penelitian Rahmawati dan Triatmaja (2015) pada bagian genetalia eksterna dengan benar.
juga menunjukkan bahwa pemenuhan Kebersihan alat kelamian di jaga dengan
kebutuhan gizi pada masa nifas berhubungan melakukan pencucian daerah tersebut dengan
dengan tingkat lama kesembuhan luka air bersih yang mengalir dan disabun
perineum. Ibu yang pemenuhan makanan Kemudian dikeringkan dengan handuk bersih.
dalam gizi baik maka semakin cepat ti Kondisi kering ini harus dipertahankan oleh
tingkat kesembuhan luka perineumnya. ibu nifas dan selalu cek keadaan luka dengan
Pantang makan dilakukan karena masih ada memakai cermin yang dipegang oleh tangan
kepercayaan pada mitos bahwa untuk dihadapkan pada luka jahitan supaya dapat
5
*
Agustin Dwi Syalfina1 , Dian Irawati2, Sari Priyanti3, Ainul Churotin4| Studi Kasus: Ibu Nifas
dengan Infeksi Luka Perineum
6
*
Agustin Dwi Syalfina1 , Dian Irawati2, Sari Priyanti3, Ainul Churotin4| Studi Kasus: Ibu Nifas
dengan Infeksi Luka Perineum