You are on page 1of 14

Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

Neurotransmitter Dalam Fisiologi Saraf Otonom


Iwan Dwi Cahyono*, Himawan Sasongko*, Aria Dian Primatika*
*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT
The autonomic nervous system consists of two subsystems, namely the sympathetic nervous
system and parasympathetic nervous system that work against each other.
Understanding the anatomy and physiology of the autonomic nervous system is useful
estimate pharmacological effects of drugs in both the sympathetic and
parasympatheticnervoussystems.
Sympathetic nervous system starts from the spinal cord segments torakolumbal. Nerve of
the parasympathetic nervous system leaves the central nervous system through cranial
nerves III, VII, IX and X and sacral spinal nerves the second and third; sometimes the first
and fourth sacral nerves. Approximately 75% of all parasympathetic nerve fibers is
dominatedbythevagus(cranialnerveX)
Autonomic reflex is a reflex that regulates visceral organs including the cardiovascular
autonomic reflexes, gastrointestinal autonomic reflex, sexual reflexes, other autonomic
reflexes including reflex that helps regulate the secretion of the pancreas, gall bladder
emptying, urinary excretion of the kidneys, sweat, blood glucose concentrations and most
of thefunctionsothervisceral.
Parasympathetic system usually leads to a specific local response, in contrast to the
general response of the sympathetic system on the release of mass impulse, then the
function of the parasympathetic system settings seem much more specific.

ABSTRAK
Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan. Memahami anatomi dan fisiologi sistem
saraf otonom berguna memperkirakan efek farmakologi obat-obatan baik pada sistem
saraf simpatis maupun parasimpatis.
Sistem saraf simpatis dimulai dari medula spinalis segmen torakolumbal. Saraf dari sistem
saraf parasimpatis meninggalkan sistem saraf pusat melalui saraf-saraf kranial III, VII, IX
dan X serta saraf sakral spinal kedua dan ketiga; kadangkala saraf sakral pertama dan
keempat. Kira-kira 75% dari seluruh serabut saraf parasimpatis didominasi oleh nervus
vagus (saraf kranial X). Sistem saraf simpatis dan parasimpatis selalu aktif dan aktivitas
basalnya diatur oleh tonus simpatis atau tonus parasimpatis. Nilai tonus ini yang
menyebabkan perubahan-perubahan aktivitas pada organ yang dipersarafinya baik
peningkatan maupun penurunan aktivitas.
Refleks otonom adalah refleks yang mengatur organ viseral meliputi refleks otonom
kardiovaskular, refleks otonom gastrointestinal, refleks seksual, refleks otonom lainnya
meliputi refleks yang membantu pengaturan sekresi kelenjar pankreas, pengosongan

42 Volume I, Nomor 1, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

kandung empedu, ekskresi urin pada ginjal, berkeringat, konsentrasi glukosa darah dan
sebagian besar fungsi viseral lainnya.
Sistem parasimpatis biasanya menyebabkan respon setempat yang spesifik, berbeda
dengan respon yang umum dari sistem simpatis terhadap pelepasan impuls secara masal,
maka fungsi pengaturan sistem parasimpatis sepertinya jauh lebih spesifik.

PENDAHULUAN Anatomi sistem saraf simpatis


Bagian sistem saraf yang mengatur fungsi Sistem saraf simpatis dimulai dari medula
viseral tubuh disebut sistem saraf spinalis segmen torakolumbal (torak 1
otonom.Sistem ini membantu mengatur sampai lumbal 2).3,5,6,7,9Serabut-serabut
tekanan arteri, motilitas dan sekresi saraf ini melalui rangkaian paravertebral
gastro- intestinal pengosongan kandung simpatetik yang berada disisi lateral
kemih, berkeringat suhu tubuh dan korda spinalis yang selanjutnya akan
banyak aktivitas lainnya.Ada sebagian menuju jaringan dan organ-organ yang
yang diatur saraf otonom sedangkan yang dipersarafi oleh sistem saraf simpatis.
lainnya sebagian saja.1 Tiap saraf dari sistem saraf simpatis
terdiri dari satu neuron preganglion dan
Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf postganglion.Badan sel neuron
saraf tepi yang mengatur fungsi viseral preganglion berlokasi di intermediolateral
tubuh.2 Sistem saraf otonom terutama dari korda spinalis.9 Serabut saraf
diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak simpatis vertebra ini kemudian
di medula spinalis, batang otak, dan meninggalkan korda spinalis melalui rami
hipotalamus.3 Juga, bagian korteks putih menjadi salah satu dari 22 pasang
serebri khususnyakorteks limbik, dapat ganglia dari rangkaian paravertebral
menghantarkan impuls ke pusat-pusat simpatik.4,9
yang lebih rendah sehingga demikian
mempengaruhi pengaturan otonomik. Ganglia prevertebra yang berlokasi di
abdomen dan pelvis, terdiri dari ganglia
Memahami anatomi dan fisiologi sistem coeliaca, ganglia aoarticorenal,
saraf otonom berguna memperkirakan mesenterica superior dan inferior.Ganglia
efek farmakologi obat-obatan baik pada terminal berlokasi dekat dengan organ
sistem saraf simpatis maupun yang disarafi contohnya vesica urinaria
parasimpatis.4 dan rektum.4,6

Volume I, Nomor 1, Tahun 2009 43


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 1. Bagan pembagian sistem saraf manusia 8

Berdasarkan letaknya, ganglia simpatetik


digolongkan menjadi :5,6
1. Ganglia servikalis, terdiri dari 3
ganglia yaitu :
- ganglia servikalis superior
- ganglia servikalis media
- ganglia servikalis inferior
2. Ganglia thorakalis
3. Ganglia lumbalis

Gambar 2. Alur perjalanan rami putih simpatetik


11

44 Volume I, Nomor 1, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar ganglia servikalis dan distribusinya.11 Gambar . Ganglion lumbalis11

Pembagian segmental saraf simpatis rudimenter, dan serat –serat inilah yang
mensekresikan hormon-hormon
Jaras simpatis yang berasal dari berbagai
segmen medula spinalis tak perlu Anatomi sistem saraf parasimpatis
didistribusikan ke bagian tubuh yang
sama seperti halnya saraf-saraf spinal Saraf dari sistem saraf parasimpatis
somatik dari segmen yang sama.9,11 meninggalkan sistem saraf pusat melalui
Serabut-serabut saraf dari sistem saraf saraf-saraf kranial III,VII, IX dan X serta
simpatis tidak menginnervasi bagian- saraf sakral spinal kedua dan ketiga;
bagian tubuh sesuai dengan kadangkala saraf sakral pertama dan
keempat.3,6,9,10,11,Kira-kira 75% dari
Sifat- sifat khusus ujung saraf simpatis seluruh serabut saraf parasimpatis
dalam medula adrenal didominasi oleh nervus vagus (saraf
kranial X) yang melalui daerah torakal
Serat saraf preganglionik simpatis dan abdominal,seperti diketahui nervus
berjalan tanpa mengadakan sinaps, vagus mempersarafi jantung, paru-
melalui jalan-jalan dari seluruh jalan dari paru,esophagus, lambung, usus kecil,
kornu intermediolateral medula spinalis, hati, kandung kemih, pankreas, dan
melalui rantai simpatis, kemudian bagian atas uterus.Serabut saraf
melewati rantai splanknikus dan berakhir parasimpatis nervus III menuju mata,
di medula adrenal. Di medula adrenal, sedangkan kelenjar air mata,hidung,dan
serat – serat saraf ini langsung berakhir glandula submaksilla menerima innervasi
pada sel-sel neuron khusus yang dari saraf kranial VII, dan glandula
mensekresikan epinefrin dan norepinefrin parotis menerima innervasi dari saraf
kedalam aliran darah. Secara embriologi, kranial IX. segmennya. Sebagai contoh,
sel-sel sekretorik ini berasal dari jaringan serabut yang berasal dari torakal 1
saraf dan analog dengan neuron biasanya melewati rangkaian
postganglionik, bahkan sel-sel ini masih paravertebral simpatik naik kedaerah
mempunyai serat-serat saraf yang

Volume I, Nomor 1, Tahun 2009 45


Jurnal Anestesiologi Indonesia

kepala, torakal 2 untuk leher, torakal 3 ekstremitas inferior. Pembagian ini hanya
sampai torakal 6 untuk dada, torakal 7 kurang lebih demikian dan sebagian besar
sampai torakal 11 ke abdomen dan saling tumpang tindih.4,9,10,11,12
torakal 12, lumbal 1 sampai lumbal 2 ke

Gambar 3. Distribusi sistem saraf otonom dan organ yang dipersarafinya 15

Sistem saraf parasimpatis daerah sakral menuju ganglia atau organ yang
terdiri dari saraf sakral II dan III serta dipersarafi secara langsung tanpa
kadang-kadang saraf sakral I dan IV. hambatan. Serabut postganglion saraf
Serabut -serabut saraf ini mempersarafi parasimpatis pendek karena langsung
bagian distal kolon,rektum, kandung berada di ganglia yang sesuai,ini berbeda
kemih, dan bagian bawah uterus, juga dengan sistem saraf simpatis, dimana
mempersarafi genitalia eksterna yang neuron postganglion relatif panjang, ini
dapat menimbulkan respon seksual. menggambarkan ganglia dari rangkaian
paravertebra simpatis yang berada jauh
Berbeda dengan sistem saraf dengan organ yang dipersarafinya.3,11
simpatis,serabut preganglion parasimpatis

46 Volume I, Nomor 1, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 6. Neurotransmiter simpatik dan


parasimpatik4

Gambar 5. Perbedaan dasar anatomi dan respon


simpatik dan parasimpatik11 KONSEP TRANSMISI SISTEM
SARAF SIMPATIS DAN PARA-
SIMPATIS
Fisiologi sistem saraf otonom Mekanisme sekresi dan pemindahan
Serat-serat saraf simpatis maupun transmitter pada ujung post-
parasimpatis mensekresikan salah satu ganglionik
dari kedua bahan transmiter sinaps ini, Beberapa ujung saraf otonom
asetilkolin atau norepinefrin.1,3,4,6,9,16 postganglionik terutama saraf
Serabut postganglion sistem saraf parasimpatis memang mirip dengan taut
simpatis mengekskresikan norepinefrin neuromuskular skeletal,namun ukurannya
sebagai neurotransmitter. Neuron- neuron jauh lebih kecil. Beberapa serat saraf
yang mengeluarkan norepinefrin ini parasimpatis dan hampir semua serat
dikenal dengan serabut adrenergik. saraf simpatis hanya bersinggungan
Serabut postganglion sistem saraf dengan sel-sel efektor dari organ yang
parasimpatis mensekresikan asetilkolin dipersarafinya, pada beberapa contoh,
sebagai neurotransmitter dan dikenal serat-serat ini berakhir pada jaringna ikat
sebagai serabut kolinergik. Sebagai yang letaknya berdekatan dengan sel-sel
tambahan serabut postganglion saraf yang dirangsangnya. Ditempat filamen
simpatis kelenjar keringat dan beberapa ini berjalan atau mendekati sel efektor,
pembuluh darah juga melepaskan biasanya terdapat suatu bulatan yang
asetilkolin sebagai neurotransmitter. membesar yang disebut varikositas ;
Semua saraf preganglion simpatis dan didalam varikositas ditemukan vesikel
parasimpatis melepaskan asetilkolin transmitter asetilkolin atau norepinefrin.
sebagai neurotransmitter karenanya Didalam varikositas ini juga terdapat
dikenal sebagai serabut kolinergik. banyak sekali mitokondria untuk
Sedangkan asetilkolin yang dilepaskan mensuplai adenosin triphosphat yang
dari serabut preganglion mengaktivasi dibutuhkan untuk memberi energi pada
baik postganglion simpatis maupun sintesis asetilkolin atau norepinefrin3,4,10.
parasimpatis. Bila ada penjalaran potensial aksi
disepanjang serat terminal, maka proses

Volume I, Nomor 1, Tahun 2009 47


Jurnal Anestesiologi Indonesia

depolarisasi meningkatkan permeabilitas Sintesis norepinefrin, pemindahannya


membran serat saraf terhadap ion dan lama kerjanya
kalsium, sehingga mempermudah ion ini
untuk berdifusi keujung saraf atau Sintesis norepinefrin dimulai di
varikositas saraf. Disini ion kalsium aksoplasma ujung saraf terminal dari
berinteraksi dengan vesikel sekretori serat saraf adrenergik, namun
yang letaknya berdekatan dengan disempurnakan di dalam vesikel. Tahap –
membran sehingga vesikel ini bersatu tahap dasarnya adalah sebagai berikut :
dengan membran dan menggosongkan Hidroksilasi
isinya keluar. Jadi, bahan transmitter 1. Tirosin DOPA
akhirnya disekresikan.3,4,10
Dekarboksilasi
Sintesis asetilkolin penghancurannya 2. DOPA Dopamin
setelah disekresikan, dan lama
kerjanya 3. Pengangkutan dopamin menuju vesikel
Asetilkolin disintesis di ujung terminal Hidroksilasi
serat saraf kolinergik. Sebagian besar 4. Dopamin Norepinefrin
sintesis ini terjadi di aksoplasma di luar
vesikel. Selanjutnya, asetilkolin diangkut
ke bagian dalam vesikel, tempat bahan Pada medula adrenal, reaksi ini
tersebut disimpan dalam bentuk dilanjutkan satu tahap lagi untuk
kepekatan tinggi sebelum akhirnya mengalihkan sekitar 80 persen
dilepaskan. Reaksi kimia dasar dari norepinefrin menjadi epinefrin, yakni
sintesis ini adalah sebagai berikut : sebagai berikut :
Metilasi
Asetilkolon transferase
5. Norepinefrin Epinefrin
Asetil-KoA + Kolin Asetilkolin
Asetilkolin begitu disekresikan oleh Setelah norepinefrin disekresikan oleh
ujung saraf kolinergik, maka akan ujung – ujung saraf terminal, maka
menetap dalam jaringan selama beberapa kemudian dipindahkan dari tempat
detik, kemudian sebagian besar dipecah sekresinya melalui tiga cara berikut :
menjadi ion asetat dan kolin oleh enzim 1. Dengan proses tranport aktif, diambil
asetilkolin esterase yang berikatan lagi ke dalam ujung saraf adrenergik
dengan kolagen dan glikosaminoglikans sendiri, yakni sebanyak 50 – 80 %
dalam jaringan ikat setempat. Jadi, rupa- dari norepinefrin yang disekresikan.
rupanya mekanisme ini mirip dengan 2. Berdifusi keluar dari ujung saraf
mekanisme penghancuran asetilkolin menuju cairan tubuh di sekelilingnya
yang terjadi pada taut neuromuskular dan kemudian masuk ke dalam darah,
direrat saraf skeletal. Sebaliknya, kolin yakni seluruh sisa norepinefrin yang
yang terbentuk diangkut kembali ke ada.
ujung saraf terminal, tempat bahan ini 3. Dalam jumlah yang sedikit,
dipakai kembali untuk sintesis asetilkolin dihancurkan oleh enzim (salah satu
yang baru.3,9,10 enzim tersebut adalah monoamin
oksidase, yang dapat dijumpai dalam
ujung saraf itu sendiri, dan enzim
katekol-O-metil transferase yang

48 Volume I, Nomor 1, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dapat berdifusi ke seluruh Perangsangan atau penghambatan sel


3,9,10
jaringan). efektor oleh perubahan permeabilitas
membrannya
Biasanya norepinefrin disekresikan
secara langsung ke dalam jaringan yang Karena protein reseptor merupakan
tetap aktif hanya selama beberapa detik, bagian integral dari membran sel, maka
hal ini memperlihatkan bahwa proses perubahan konformasional pada struktur
pengambilan kembali norepinefrin dan protein reseptor dari banyak sel organ
difusinya keluar dari jaringan akan membuka atau menutup saluran ion
berlangsung dengan cepat. Namun, melalui sela-sela molekul itu sendiri,
norepinefrin dan epinefrin yang dengan demikian merubah permeabilitas
disekresikan ke dalam darah oleh medula membran sel terhadap berbagai ion.
adrenal masih tetap aktif sampai Sebagai contoh, saluran ion natrium dan
didifusikan ke suatu jaringan, tempat atau kalsium seringkali menjadi terbuka
keduanya dihancurkan oleh katekol-O- dan memungkinkan influks ion – ion
metil transferase, peristiwa ini terutama tersebut dengan cepat untuk masuk ke
terjadi di dalam hati. Oleh karena itu, bila dalam sel yang biasanya akan
di sekresikan ke dalam darah baik mendepolarisasikan membran sel dan
norepinefrin dan epinefrin akan tetap merangsang sel. Pada saat lain, saluran
sangat aktif selama 10 sampai 30 detik kalium terbuka sehingga memungkinkan
dan kemudian aktivitasnya menurun, ion kalium berdifusi keluar dari sel dan
menjadi sangat lemah dalam waktu satu biasanya hal ini akan menghambat sel
sampai beberapa menit.3,9,10 akibat hilangnya ion kalium elektro
positif yang membentuk hipernegatifisme
Sebelum transmitter asetilkolin atau di dalam sel. Juga pada beberapa sel
norepinefrin disekresikan pada ujung perubahan lingkungan ion intraseluler
saraf otonom untuk dapat merangsang akan menyebabkan kerja sel internal
organ efektor, transmiter ini mula-mula seperti efek langsung ion kalsium dalam
harus berikatan dulu dengan reseptor menimbulkan kontraksi otot polos.3,9
yang sangat spesifik pada sel-sel efektor.
Reseptor ini terdapat di bagian dalam Kerja reseptor melalui perubahan
membran sel, terikat sebagai kelompok enzim intraseluler
prostetik pada molekul protein yang
Cara lain agar reseptor dapat berfungsi
menembus membran sel. Ketika
adalah dengan mengaktifkan atau
transmitter berikatan dengan reseptor, hal
mematikan aktivitas suatu enzim (atau zat
ini menyebabkan perubahan
kimia intraseluler lainnya) di dalam sel.
konformasional ( bentuk tertentu dari
Enzim seringkali terlekat pada protein
keseluruhan) pada struktur molekul
reseptor dimana reseptor menonjol ke
protein. Kemudian molekul protein yang
bagian dalam sel. Sebagai contoh,
berubah ini merangsang atau
pengikatan epinefrin dengan reseptornya
menghambat sel, paling sering dengan :
pada bagian luar sel akan meningkatkan
(1) menyebabkan perubahan
aktivitas enzim adenilatsiklase pada
permeabilitas membran sel terhadap satu
bagian dalam sel, dan hal ini kemudian
atau lebih ion, atau (2) mengaktifkan atau
menyebabkan pembentukan adenosin
justru mematikan aktivitas enzim yang
monofosfat siklik (cAMP). cAMP
melekat pada ujung protein reseptor lain
kemudian dapat mengawali salah satu
dimana reseptor ini menonjol ke bagian
kerja dari sekian banyak aktivitas
dalam sel.3
intraseluler yang berbeda-beda, efek

Volume I, Nomor 1, Tahun 2009 49


Jurnal Anestesiologi Indonesia

pastinya bergantung pada mesin kimiawi pengaruh perangsangan yang berbeda


dari sel efektor. Oleh karena itu, pada reseptor alfa dan beta. Norepinefrin
mudahlah untuk mengerti bagaimana terutama merangsang reseptor alfa namun
substansi transmiter otonomik dapat kurang merangsang reseptor beta.
menyebabkan inhibisi pada beberapa Sebaliknya, epinefrin merangsang kedua
organ atau eksitasi pada organ lain. Hal reseptor ini sama kuatnya. Oleh karena
ini biasanya ditentukan oleh sifatprotein itu, pengaruh epinefrin dan norepinefrin
reseptor pada membran sel dan efek pada berbagai organ efektor ditentukan
reseptor yang terikat pada keadaan oleh jenis reseptor yang terdapatdalam
konformasionalnya. Pada setiap organ, organ tersebut. Bila seluruh reseptor
efek yang dihasilkannya secara adalah reseptor beta, maka epinefrin akan
keseluruhan cenderung berbeda dengan menjadi organ perangsang yang lebih
yang terdapat pada organ lain.3,9 efektif.3
Reseptor dopamin juga dibagi menjadi
dopamin 1 dan dopamin 2. Presinap alfa
INTERAKSI NEUROTRANSMITER dan dopamin 2 merupakan negative
DENGAN RESEPTOR feedback karena bila diaktivasi akan
menyebabkan pelepasan
Norepineprin dan asetilkolin berinteraksi
neurotransmitter. Reseptor-reseptor alfa 2
dengan reseptor ( protein makromolekul )
juga terdapat di platelet yang berfungsi
di membran lipid sel. Interaksi reseptor
sebagai mediator pada agregasi platelet
neurotransmitter ini akan menyebabkan
yang dengan cara mempengaruhi
aktivasi atau inhibisi enzim-enzim efektor
konsentrasi enzim platelet
seperti adenilatsiklase atau dapat
adenilatsiklase. Pada sistem saraf pusat,
merubah aliran ion-ion sodium dan
stimulasi postsinap alfa 2 dengan
potassium di membran sel melalui protein
menggunakan obat seperti klonidin atau
ion chanel. Perubahan-perubahan ini
dexmetomidine akan meningkatkan
akan merubah stimulus eksternal menjadi
konduksi dan hiperpolarisasi membran
signal intraseluler.3,9
sehingga kebutuhan zat anestesi akan
menurun. Sistem signal transmembran
terdiri dari 3 bagian, yaitu : (a) sisi
RESEPTOR-RESEPTOR pengenalan, (b) sisi efektor atau katalitik,
NOREPINEFRIN dan (c) tranducing atau coupling protein.9
Efek farmakologi katekolamin RESEPTOR ASETILKOLIN
merupakan konsep awal dari reseptor-
reseptor alfa dan beta adrenergik.9 Reseptor-reseptor kolinergik dibagi
Penelitian dengan memakai obat-obatan menjadi nikotinik dan muskarinik.Secara
yang meniru kerja norepinefrin pada fisiologi masing-masing reseptor dibagi
organ efektor simpatis (disebut sebagai menjadi beberapa subtipe.Reseptor
simpatomimetik ) telah memperlihatkan nikotinik dibagi menjadi 2 yaitu reseptor
bahwa terdapat dua jenis reseptor N1 dan N2.N1 terdapat di ganglia
adrenergik, reseptor-reseptor ini dibagi otonom sedangkan N2 terdapat di
menjadi alfa 1 dan alfa 2. Selanjutnya neuromuscular junction. Hexamethonium
reseptor beta dibagi menjadi beta 1 dan memblok reseptor N1 sedangkan blokade
beta 2.3,9 Norepinefrin dan epinefrin, ganglia otonom dalam beberapa tingkatan
keduanya disekresikan kedalam darah walaupun efek pada reseptor N2 tetap
oleh medula adrenal, mempunyai predominan.9

50 Volume I, Nomor 1, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Reseptor muskarinik dibagi menjadi M1 pada sel-sel kelenjar dalam pembentukan


dan M2.Reseptor M1 terdapat di ganglia sekresi pekat yang mengandung enzim
otonom dan sistem saraf pusat sedangkan dan mukus tambahan.Rangsangan
reseptor M2 ada di jantung dan kelenjar simpatis ini juga menyebabkan
ludah.Pirenzepin adalah salah satu contoh vasokonstriksi pembuluh darah yang
obat yang merupakan antagonis selektif mensuplai kelejar-kelenjar sehingga
pada reseptor M1 sedangkan atropine seringkali mengurangi kecepatan
merupakan antagonis selektif pada sekresinya.Bila saraf simpatis terangsang,
reseptor M1 dan M2. Perbedaan antara maka kelenjar keringat mensekresikan
reseptor nikotinik dan muskarinik adalah banyak sekali keringat, tetapi
pada jarak reseptor antara atom-atom perangsangan pada saraf parasimpatis
dalam berinteraksi dengan asetilkolin tidak mengakibatkan pengaruh apapun.
ataupun obat-obat.9
Sistem gastrointestinal
Efek Perangsangan Simpatis dan Sistem gastrointestinal mempunyai
Parasimpatis pada Organ Spesifik susunan saraf intrinsik sendiri yang
dikenal sebagai pleksus intramural atau
Mata sistem saraf enterik usus.Namun, baik
Ada dua fungsi mata yang diatur oleh perangsangan simpatis maupun
sistem saraf otonom, yaitu dilatasi pupil parasimpatis dapat mempengaruhi
dan pemusatan lensa.Perangsangan aktivitas gastrointestinal, terutama oleh
simpatis membuat serat-serat meridional peningkatan atau penurunan kerja
iris berkontraksi sehingga pupil menjadi spesifik dalam pleksus intramural. Pada
dilatasi, sedangkan perangsangan umumnya, perangsangan parasimpatis
parasimpatis mengkontraksikan otot-otot meningkatkan seluruh tingkat aktivitas
sirkular iris sehingga terjadi konstriksi saluran gastrointestinal, yakni dengan
pupil.Perangsangan parasimpatis memicu terjadinya gerakan peristaltik dan
membuat otot siliaris berkontraksi, relaksasi sfingter, jadi akan
sehingga melepaskan tegangan tadi dan mempermudah pengeluaran isi usus
menyebabkan lensa menjadi lebih melalui saluran pencernaan dengan cepat.
konveks. Keadaan ini membuat mata Pengaruh dorongan ini berkaitan dengan
memusatkan objeknya dekat tangan.3 penambahan kecepatan sekresi yang
terjadi secara bersamaan pada sebagian
Kelenjar-kelenjar tubuh
besar kelenjar gastrointestinal, seperti
Kelenjar nasalis, lakrimalis, saliva, dan
yang telah dijelaskan sebelumnya.3
sebagian besar kelenjar gastrointestinalis
Fungsi normal dari saluran
terangsang dengan kuat oleh sistem saraf
gastrointestinal tidak terlalu tergantung
parasimpatis sehingga mengeluarkan
pada perangsangan simpatis
banyak sekali sekresi cairan.Kelenjar-
kelenjar saluran pencernaan yang paling Jantung
kuat dirangsang oleh parasimpatis adalah Pada umumnya, perangsangan simpatis
yang terletak di saluran bagian atas, akan meningkatkan seluruh aktivitas
terutama kelenjar di daerah mulut dan jantung. Keadaan ini tercapai dengan
lambung.Kelenjar usus halus dan usus naiknya frekuensi dan kekuatan kontraksi
besar terutama diatur oleh faktor-faktor jantung. Perangsangan parasimpatis
lokal yang terdapat di saluran usus sendiri terutama menimbulkan efek yang
dan oleh sitem saraf enterik usus serta berlawanan. Akibat atau pengaruh ini
sedikit oleh saraf otonom.Perangsangan dapat diungkapkan dengan cara lain,
simpatis mempunyai pengaruh langsung yakni perangsangan simpatis akan

Volume I, Nomor 1, Tahun 2009 51


Jurnal Anestesiologi Indonesia

meningkatkan keefektifan jantung Efek perangsangan simpatis dan


sebagai pompa yang diperlukan selama parasimpatis terhadapfungsi tubuh
kerja berat, sedangkan perangsangan lainnya
parasimpatis menurunkan kemampuan Karena begitu pentingnya sistem
pemompaan tetapi menimbulkan pengaturan simpatis dan parasimpatis,
beberapa tingkatan istirahat pada jantung maka kedua sistem ini dibicarakan
di antara aktivitas kerja yang berat.3 mengingat banyaknya fungsi tubuh yang
belum dapat ditentukan secara rinci. Pada
Pembuluh darah sistemik umumnya sebagian besar struktur
Sebagian besar pembuluh darah sistemik, entodermal,seperti hati, kandung empedu,
khususnya yang terdapat di visera ureter, kandung kemih, dan bronkus
abdomen dan kulit anggota tubuh, akan dihambat oleh perangsangan simpatis
berkonstriksi bila ada perangsangan namun dirangsang oleh perangsangan
simpatis. Perangsangan parasimpatis parasimpatis. Perangsangan simpatis juga
hampir sama sekali tidak berpengaruh mempunyai pengaruh metabolik, yakni
pada pembuluh darah, kecuali pada menyebabkan pelepasan glukosa dari
daerah-daerah tertentu malah hati, meningkatkan konsentrasi gula
memperlebar, seperti pada timbulnya darah, meningkatkan proses
daerah kemerahan di wajah. Pada glikogenolisis dalam hati ndan otot,
beberapa keadaan, fungsi rangsangan meningkatkan kekuatan otot,
simpatis pada reseptor beta akan meningkatkan kecepatan metabolisme
menyebabkan dilatasi pembuluh darah basal, dan meningkatkan aktivitas mental.
pada rangsangan simpatis yang biasa, Akhirnya, perangsangan simpatis dan
tetapi hal ini jarang terjadi, kecuali parasimpatis juga terlibat dalam tindakan
setelah diberi obat-obatan yang dapat seksual antara pria dan wanita.3
melumpuhkan reseptor alfa simpatis yang
memberi pengaruh vasokonstriktor, yang
biasanya lebih merupakan efek reseptor
beta.3 TONUS SISTEM SARAF OTONOM

Efek perangsangan simpatis dan Sistem saraf simpatis dan parasimpatis


parasimpatis terhadap tekanan arteri selalu aktif dan aktivitas basalnya diatur
Tekanan arteri ditentukan oleh dua faktor, oleh tonus simpatis atau tonus
yaitu daya dorong darah dari jantung dan parasimpatis. Nilai tonus ini yang
tahanan terhadap aliran darah ini yang menyebabkan perubahan-perubahan
melewati pembuluh darah. Perangsangan aktivitas pada organ yang dipersarafinya
simpatis meningkatnya daya dorong oleh baik peningkatan maupun penurunan
jantung dan tahanan terhadap aliran aktivitas. Sebagai contoh tonus sistem
darah, yang biasanya menyebabkan saraf simpatis secara normal hanya
tekanan menjadi sangat meningkat. menyebabkan konstriksi pembuluh darah
Sebaliknya, perangsangan parasimpatis sekitar 50% . Peningkatan atau penurunan
menurunkan daya pompa jantung tetapi aktivitas sistem saraf simpatis
sama sekali tidak mempengaruhi tahanan menyebabkan perubahan-perubahan yang
perifer. Efek yang umum adalah terjadi saling berhubungan dalam resistensi
sedikit penurunan tekanan. sistem vaskuler. Bila tidak ada tonus
simpatis, sistem saraf simpatis hanya
menyebabkan vasokonstriksi.3

52 Volume I, Nomor 1, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

KEHILANGAN INERVASI SECARA Refleks otonom gastrointestinal


AKUT
Bagian teratas dari traktusgastrointestinal
Kehilangan sistem tonus saraf simpatis dan juga rektum terutama diatur oleh
secara akut yang diakibatkan karena refleks otonom.3
regional anesthesia atau transeksi korda
spinalis akan menyebabkan vasodilatasi Refleks otonom lainnya
pembuluh darah secara maksimal (spinal Pengosongan kandung kemih caranya
shock). Dalam beberapa hari tonus mirip dengan pengosongan rektum,
intrinsik dari otot pembuluh darah kecil peregangan kandung kemih
meningkat sehingga terjadi menyebabkan timbulnya impuls ke
vasokonstriksi dan pembuluh darah medula spinalis, dan keadaan ini
kembali normal.3 menyebabkan refleks kontraksi kandung
kemih dan relaksasi sfingter urinaria,
sehingga mempermudah pengeluaran
urin.3
KEHILANGAN INERVASI AKIBAT
KEADAAN HIPERSENSITIF Refleks otonom lainnya meliputi refleks
yang membantu pengaturan sekresi
Keadaan ini terjadi karena adanya kelenjar pankreas, pengosongan kandung
peningkatan ambang batas dari organ- empedu, ekskresi urin pada ginjal,
organ yang dipersarafinya terhadap berkeringat, konsentrasi glukosa darah
norepineprin atau epineprin yang terjadi dan sebagian besar fungsi viseral lainnya.
pada minggu-minggu pertama atau
setelah gangguan mendadak dari organ Sistem simpatis seringkali memberi
yang dipersarafi oleh sistem saraf respon terhadap pelepasan impuls
otonom. Mekanisme dari kehilangan secara massal
innervasi secara akut akibat reaksi Pada kebanyakan kasus, impuls yang
hipersensitif diakibatkan karena dikeluarkan oleh sistem saraf simpatis
proliferasi dari resptor-reseptor (up hampir merupakan suatu unit yang
regulation) pada membran postsinaptik sempurna, fenomena ini disebut
yang terjadi akibat norepineprin atau pelepasan impuls masal (mass
asetilkolin tidak dilepaskan lagi pada discharge). Serat vasodilator kolinergik
sinap.3 spesifik pada otot skelet akan terangsang
secara tersendiri, terpisah dari sistem
REFLEKS OTONOM simpatis lainnya. Sebagian besar reflek
lokal, yang melibatkan serat afferen
Refleks otonom kardiovaskular
sensorik yang berjalan secara sentral di
Ada beberapa refleks dalam sistem
saraf simpatis menuju ganglia simpatis
kardiovaskular yang terutama membantu
dan medula spinalis, menyebabkan
mengatur tekanan darah arteri dan
respons refleks yang sangat terlokalisasi.
frekuensi denyut jantung. Salah satu
Sebagai contoh pemanasan pada suatu
refleks ini adalah refleks baroreseptor,
daerah kulit setempat menyebabkan
secara kasar reseptor regang yang disebut
vasodilatasi dan meningkatnya
baroreseptor terletak didalam dinding
pengeluaran keringat setempat sedangkan
arteri besar, termasuk arteri karotis dan
pendinginan menimbulkan akibat yang
aorta.3,
sebaliknya.
Sebagian besar refleks simpatis yang
mengatur fungsi gastrointestinal

Volume I, Nomor 1, Tahun 2009 53


Jurnal Anestesiologi Indonesia

mempunyai ciri tersendiri, yang sistem simpatis untuk menyediakan


kadangkala bekerja melalui jaras saraf aktivitas tambahan tubuh pada saat stres,
namun tidak memasuki medula spinalis, keadaan ini sering disebut respons stres
hanya berjalan dari usus jalan ke ganglia simpatis. Sistem simpatis terutama
simpatis, terutama di ganglia teraktivasi dengan kuat pada berbagai
prevertebral, dan kemudian kembali ke keadaan emosi.
usus melalui saraf saraf simpatis guna
mengatur aktivitas motorik atau Pengaturan medula, pons, dan
sekretorik.3 mesensefalon pada sistem saraf
otonom
Respons "tanda bahaya " atau respon Sebagian besar area dalam substansia
"stress" dari sitem saraf simpatis retikuler dan traktus solitarius medula,
pons dan mesensefalon seperti halnya
Bila sebagian besar daerah sistem saraf banyak nuklei khusus mengatur berbagai
simpatis melepaskan impuls pada saat fungsi otonom seperti tekanan arteri,
yang bersamaan – yakni yang disebut frekuensi denyut jantung sekresi kelenjar
pelepasan impuls secara massal – maka di traktus gastrointestinal, gerakan
dengan berbagai cara keadaan ini akan peristaltik gastrointestinal dan kuatnya
meningkatkan kemampuan tubuh untuk kontraksi kandung kemih.Perlu
melakukan aktivitas otot yang besar. ditekankan disini bahwa faktor
Marilah kita meringkaskan kejadian ini : palingpenting yang dikendalikan oleh
batang otak adalah tekanan
1. Peningkatan tekanan arteri
arteri,frekuensi denyut jantung dan
2. Peningkatan aliran darah untuk
frekuensi pernafasan. Tentu saja transeksi
mengaktifkan otot-otot bersamaan
batang otak diatas tingkat midpontin tetap
dengan penurunan aliran darah ke
tidak mengganggu pengaturan tekanan
organ-organ, seperti traktus gastro
dasar dari arteri namun mencegah
intestinal dan ginjal, yang tidak
pengaturan pusat saraf yang lebih tinggi
diperlukan untuk aktivitas motorik
terutama di hipotalamus sebaliknya
yang cepat
transeksi tepat dibawah medula akan
3. Peningkatan kecepatan metabolisme
menyebabkan tekanan arteri turun sampai
sel diseluruh tubuh
kurang dari setengah kali normal selama
4. Peningkatan konsentrasi glukosa
beberapa jam atau beberapa hari sesudah
darah
transeksi.Yang sangat berkaitan dengan
5. Peningkatan prosesglikolisis di hati
pusat pengaturan kardiovaskular pada
dan otot
medula adalah pusat medula dan pontin
6. Peningkatan kekuatan otot
untuk pengaturan pernafasan.Walaupun
7. Peningkatan aktivitas mental
hal ini tidak dianggap sebagai suatu
8. Peningkatan kecepatan koagulasi
fungsi otonom, tetapi merupakan salah
darah
satu dari fungsi involunter tubuh.

Pengaturan pusat otonom batang otak


Seluruh efek diatas menyebabkan orang
oleh area yang lebih tinggi
tersebut dapat melaksanakan aktivitas
Sinyal-sinyal yang berasal dari
fisik yang jauh lebih besar bila tidak ada
hipotalamus dan bahkan dari serebrum
efek diatas. Oleh karena stres fisik atau
dapat mempengaruhi aktivitas hampir
mental biasanya akan menggiatkan sistem
semua pusat pengatur otonom batang
simpatis, maka seringkali keadaan
otak. Contohnya perangsangan daerah
tersebut dianggap merupakan tujuan dari
yang sesuai pada hipotalamus dapat

54 Volume I, Nomor 1, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

mengaktifkan pusat pengatur 8. Autonomic Nervpous System Available on


kardiovaskular medula dengan cukup URL:
htttp://www.yesselman.com/e3elwes.htm
kuat untuk meningkatkan tekanan arteri 9. Stoelting RK. Pharmacology and Physiology
sampai lebih dari dua kali normal. in Anesthetic Practice. Autonomic Nervous
Demikian juga, pusat-pusat hipotalamik System. 2005.vol : 643-653.
lainnya dapat mengatur suhu tubuh, 10. Martini FH. Fundamental of Anatomy &
meningkatkan atau menurunkan salivasi Pysiology.7th edition. The Autonomic
Nervous System and Higher-Order
dan aktivitas gastrointestinal, atau Functions.2006, vol :517-548
menimbulkan pengosongan kandung 11. Ellis H, Feldman S, Griffiths WH.Anatomy
kemih. Oleh karena itu, pada beberapa for Anaesthetists.Eight edition. Blackwell
keadaan, pusat-pusat otonom di batang publishing .The Autonomic Nervous System
otak bekerja sebagai stasiun pemancar .vol : 222-240 available on:
http://www.blackwellpublishing.com
untuk mengatur aktivitas yang dimulai 12. The Autonomic Nervous System, available
pada tingkat otak yang lebih on URL:http://nariratih.wordpress.com/
tinggi.Sebagian besar respons perilaku 2008/03/19/the-autonomic-nervous-system/
kita dijalarkan melalui hipotalamus, area 13. Autonomic Nervous System.available on
retikularis batang otak, dan sistem saraf URL:http://science.swu.edu/wsinnamon/A&P
autonomic.htm
otonom. Tentu saja area otak yang lebih 14. Autonomic nervous system available on
tinggi dapat merngubah sistem saraf URL:http://findarticles.com/p/articles/mi_g2
otonom atau sebagian darinya dengan 699/is_0000/ai_2699000032
cukup kuat untuk menimbulkan penyakit 15. Autonomic Nervous System Available on
yang diinduksi otonom, seperti tukak URL: http://www://users.rcn.com/
biolopages/P/PNS.htm;
lambung, konstipasi, palpitasi jantung 16. Autonomic Nervous System. available on
bahkan serangan jantung.3 URL: http://www. Microneuroanatomy.com/
autonomicns.htm
17. Hypothalamusand Autonomic Nervous
System.2006. available on URL: http:// 209.
DAFTAR PUSTAKA 85.175.104/search?q =cache :A8IAE- -
1AmsJ: www.psas- support.com/files/
1. Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi hypothalamus%2520and%2520the%2520Aut
Kedokteran 1997 edisi 9, hal 957-970. onomic%2520Nervous%2520System.pdf+aut
2. Organization of The Nervous System onomic+nervous+system&hl=id&ct=clnk&c
available on d=289&gl=id
URL:http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultrane 18. Autonomic nervous system available on
t/BiologyPages/P/PNS.html URL:
3. Autonomic Nervous System available on http://www.daviddarling.info/encyclopedia/A
URL /autonomic_nervous _system.html
:http://enwikipedia.org/wiki/Autonomic_nerv
ous_system
4. Collins VJ. Physiologic and Pharmacologic
Bases of Anesthesia, AutonomicNervous
System.1996 .Vol :.281-301.
5. Definition Autonomic Nervous System
available on URL: http://www.medterms.
com/script/main/art.asp?articlekey=2403
6. Autonomic nervous system, available on
URL
:http://www.merck.com/mmpe/sec16/ch208/c
h208a.html
7. Autonomic Nervous System. 2006 Available
on
URL:http://www.frca.co.uk/article.aspx?artic
leid=100506

Volume I, Nomor 1, Tahun 2009 55

You might also like