Professional Documents
Culture Documents
3046 7192 2 PB PDF
3046 7192 2 PB PDF
Abstract- There are allegations that elements of Javanese temples are also can be found at The Angkorian temples
because the Java Middle Classic temples are older than Angkorian temples and Jayawarman II lived in Java at
that time. This can be proved by a comparative process between the architecture elements: mass, plans, figures
and ornaments owned by the temples that represents its era in both kingdom. Angkor Wat is a synthesis of the
development in Angkor culture that reach its the peak of glory. Angkor Wat has architectural elements of Java
Middle Classic temples, especially Prambanan and Borobudur. This led to the alleged of similarity from
architectural elements between the temples in the two kingdoms.
This Study approached by quantitative with semi qualitative method. Through the study on the main temple
buildings of the Java Middle Classic and the main temples of the Angkor Wat era with purposive sampling in
relation of mass, plan, figure, and ornament. Described descriptively.
Angkor Wat is generally inspired by Borobudur-Prambanan. Broadly speaking, it shows the similarity of
Prambanan-Borobudur architectural elements to Angkor Wat. Angkor Wat is a synthesis of combining the
elements (eclecticism) of Borobudur-Prambanan, but Prambanan has stronger element (indoor temple, tower
temple, Hindu temple). In principle (mass, plan, and figure) shows the incorporation of Borobudur-Prambanan,
but by ornament on its processing indicates there is further development (dominated findings exist but not similar).
Abstrak- Terdapat dugaan bahwa unsur-unsur candi Jawa didapatkan juga pada candi-candi di Angkor, hal ini
dikarenakan candi Jawa Klasik Tengah lebih tua dibandingkan Angkor dan Jayawarman II penah tinggal di Jawa
pada masa itu. Hal ini terbukti dengan cara sebuah proses komparasi antara unsur-unsur arsitektur: tata massa,
denah, sosok dan ornamen yang dimiliki oleh candi yang mewakili zamannya pada kedua kerajaan tersebut.
Angkor Wat merupakan sintesis perkembangan kebudayaan Angkor sampai dengan mencapai puncak kejayaan.
1
Corresponding Author: pandamartinus@gmail.com
335
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Angkor Wat memiliki unsur arsitektur candi Jawa Klasik Tengah khususnya Prambanan dan Borobudur. Hal ini
memunculkan dugaan kemiripan unsur arsitektur diantara candi di dua kerajaan.
Studi ini dilakukan dengan metode Kualitatif semi Kuantitatif. Melalui pengkajian pada bangunan-
bangunan candi utama era Klasik Tengah Jawa dan candi utama era Angkor Wat dengan purposive sampling
dalam hubungannya dengan tata massa, denah, sosok, dan ornamen. Dijabarkan secara deskriptif-analitik.
Secara umum Angkor Wat terinspirasi Borobudur-Prambanan. Secara garis besar menunjukan adanya
persamaan unsur arsitektur Prambanan-Borobudur terhadap Angkor Wat. Angkor Wat merupakan sintesa
penggabungan unsur (eklektisism) Borobudur-Prambanan, namun unsur Prambanan lebih kuat (candi beruang,
candi menara, candi Hindu). Secara prinsip (tata massa, denah, dan sosok) menunjukkan penggabungan
Borobudur-Prambanan, namun secara ornamen pada pengolahannya menunjukkan ada pengembangan lebih lanjut
(didominasi temuan ada tapi tidak serupa).
1. PENDAHULUAN
Angkor Wat dibangun pada masa puncak kejayaan Angkor karena merupakan
representasi puncak kejayaan candi di Kamboja, sama seperti Borobudur dan Prambanan
sebagai representasi puncak kejayaan candi di Indonesia, dengan demikian candi dari dua
kerjaan berbeda tersebut dapat dikatakan memiliki kesetaraan untuk dibandingkan karena
sama-sama berperan sebagai candi ultimate. Candi Borobudur dan Prambanan dibangun
berdasarkan konsep lokal genius Indonesia karena tidak ada yang seperti Borobudur-
Prambanan pada zaman itu. Jayawarman II, raja pendiri Angkor, pernah tinggal di Pulau Jawa
ketika Borobudur sedang dibangunyang memungkinkan terjadinya trasfer pengetahuan ke
Angkor. Angkor Wat dibangun pada era setelah selesainya pembangunan Candi Borobudur
dan Prambanan.
Dari jabaran beberapa premis tersebut memunculkan dugaan bahwa unsur-unsur candi
Jawa didapatkan juga pada candi-candi di Angkor, hal ini dikarenakan candi Jawa Klasik
Tengah lebih tua dibandingkan Angkor dan Jayawarman II penah tinggal di Jawa pada masa
itu. Hal ini terbukti dengan cara sebuah proses komparasi antara unsur-unsur arsitektur: tata
massa, denah, sosok dan ornamen yang dimiliki oleh candi yang mewakili zamannya pada
kedua kerajaan tersebut. Hal ini memunculkan pertanyaan dari penelitian: Bagaimana
persamaan dan perbedaan (komparasi) arsitektur (tata massa, denah, sosok, dan ornamen)
Candi Borobudur dan Candi Prambanan terhadap Candi Angkor Wat?
2. KAJIAN TEORI
Borobudur didirikan di atas dan di sekitar lereng sebuah bukit berbentuk punden
berundak yang berbeda dengan bangunan suci lainnya. Bangunan Borobudur pada hakekatnya
bangunan stupa, namun tidak sebagaimana lazimnya stupa yang berbentuk kubah, tetapi
merupakan punden berundak dengan 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk
bundar melingkar dan sebuah stupa induk sebagai puncaknya. Semua bagian itu merupakan
satu kesatuan dan secara keseluruhan merupakan bangunan satu stupa.
Prambanan diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-9. Hal ini berdasarkan
keterangan yang terdapat di dalam prasasti Siwa Graha yang ditemukan tidak jauh dari
kompleks ini. Isi prasasti itu menyatakan mengenai suatu pembangunan kuil yang dinamakan
Siwagraha. Keadaan yang diceritakan sesuai benar dengan keadaan Candi Prambanan itu
sendiri. Pada bagian ke dua prasasti ini dinyatakan tentang peresmian kuil Siwa Graha yang
tidak lain adalah candi Prambanan pada hari Kamis Wage tanggal 11 bulan Margasirsa tahun
778 Saka atau jatuh pada 11 November 856 M.
336
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Angkor Wat dibangun pada abad ke 12 M. Angkor memulai masa kejayaanya dengan
terebutnya Angkor oleh dinasti yang baru yaitu Dinasti Surya. Dengan kepemimpinan Raja
Suryawarman, seluruh masyarakat Angkor menata segala penemuanya dan menyatukanya
menjadi sesuatu yang sempurna dan serasi. Demikianlah maka peradaban Khemer yang
berkembang sejak tiga abad lamanya mencapai puncaknya dengan dibangunya Angkor Wat,
simbol universal kerajaan Khemer. Dengan konstruksi batunya, Angkor Wat dapat merangkum
peradaban Khemer.
3. METODA PENELITIAN
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mencari pengaruh yang diberikan oleh candi
Jawa Era Klasik Tengah pada Angkor Wat yang merupakan puncak kejayaan Kerajaan Angkor.
Namun karena disadari bahwa penulis memiliki keterbatasan waktu maka penulis membagi-
bagi penelitian besar tersebut menjadi beberapa segmen penelitian. Maka pada segmen
penelitian ini topik yang diangkat adalah komparasi unsur arsitektur yang dimiliki oleh objek
penelitian. Pada penelitian dengan topik studi komparasi ini juga memiliki keterbatasan yaitu
tidak semua lokasi dapat dijangkau melalui survey lapangan karena keterbatasan biaya dan
waktu, maka dari itu akan dipilih secara purposive sampling. Untuk mengkontribusi
kekurangan yang dimiliki oleh penelitian ini, akan dibantu pula melalui studi literatur dan
internet.
Pengkajian dan perbandingan akan dilakukan pada tata massa, denah, sosok, dan
ornamen dari arsitektur Candi Jawa Era Klasik Tengah terhadap Gaya Angkor Wat. Kemudian
yang dipilih sebagai contoh adalah bangunan yang dianggap dapat mewakili zamannya (candi
utama/ultimate) untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh masing-
masing unsur arsitektur. Untuk pendekatan pada penelitian ini dilakukan dengan metode
Kualitatif. Secara kualitatif melalui pengkajian pada bangunan-bangunan candi utama era
Klasik Tengah dan candi utama pada era Angkor Wat dengan purposive sampling dalam
hubungannya dengan tata massa, denah, sosok, dan ornamen. Penelitian ini dilakukan secara
deskriptif-analitik di mana dalam konteks deskriptif digunakan untuk menjelaskan unsur
arsitektur bangunan masa Klasik Tengah tersebut secara holistic dan bagaimana komparasinya
terhadap gaya arsitektur Angkor Wat. Sedangkan analitik digunakan dalam menunjukkan
identifikasi komparasi unsur arsitektur Candi Jawa Klasik Tengah terhadap Angkor Wat.
Analisis data dilakukan dengan mengkomparasi hasil observasi terhadap elemen dan
unsur-unsur arsitektur pada masing-masing candi, kemudian dihubungkan dan dibandingkan
dengan teori-teori dari studi literatur yang berkaitan dengan judul penelitian. Penyertaan hasil
gambar dokumentasi dari observasi juga diikutsetakan untuk memperkuat analisa yang
dilakukan. Dari tiap unsur arsitektur yang dimiliki tiap candi akan dibandingan dengan cara
mencari persamaan dan perbedaannya. Untuk dapat melakukan hal tersebut maka yang menjadi
tolok ukur pembanding adalah teori unsur candi dengan beberapa aspek pembanding di
dalamnya. Penilaian terhadap perbandingan unsur arsitektur di bagi menjadi tiga: serupa, tidak
serupa (ada), dan tidak ada. Tidak Ada artinya tidak terdapat elemen pada candi rujukan
terhadap candi objek studi yang dapat dibandingkan baik secara jenis, fungsi maupun rupa.
Tidak serupa artinya terdapat elemen pada candi rujukan terhadap candi objek studi yang dapat
dibandingkan baik secara jenis maupun fungsi dengan rupa berbeda. Serupa artinya terdapat
elemen pada candi rujukan terhadap candi objek studi yang dapat dibandingkan baik secara
jenis maupun fungsi dengan rupa sama. Setelah melalui proses perbandingan dengan mencari
persamaan dan perbedaan unsur arsitektur yang dimiliki maka dapat diketahui hasil analisis
komparasi yang setelahnya dapat ditarik kesimpulan melalui hasil tersebut.
337
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
4. ANALISA
4.1 KOMPARASI UNSUR ARSITEKTUR TERHADAP ANGKOR WAT
Berdasarkan data dan pemaparan candi yang menjadi rujukan (Borobudur dan
Prambanan) dan candi yang menjadi objek studi (Angkor Wat) maka dapat dilakukan analisis
di antara keduanya untuk bisa melakukan studi komparasi dengan menemukan persamaan dan
perbedaan unsur arsitektur candi rujukan pada candi objek studi. Komparasi tersebut dilakukan
dengan cara memaparkan karakteristik yang dimiliki oleh tiap candi berdasarkan tolok ukur
unsur arsitektur candi: tata massa, denah, sosok, dan ornamen. Pemaparan karakteristik setiap
candi juga akan dibahas melalui aspek-aspek yang dimiliki oleh tiap unsur arsitektur tersebut.
Kemudian dari paparan tersebut akan dicari persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh candi
rujukan terhadap candi objek studi.
Tabel 1. Komparasi Unsur Arsitektur Tata Massa Borobudur dan Prambanan terhadap Angkor Wat
Sumber gambar: Pusat Studi Angkor, Balai Penelitian Borobudur, dan Balai Pemugaran
Cagar Budaya Yogyakarta; dengan modifikasi penulis
338
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Hirarki dibaca melalui undakan Hirarki pada Tapak dibaca Hirarki pada Tapak dibaca melalui
dan gerbang melalui undakan & gerbang undakan & gerbang
3 buah hirarki (Khamadatu, 3 buah hirarki (pagar terluar, 3 buah (galeri luar, galleri atas,
Rupadatu, Arupadatu). Pagar perwara, dan candi pagoda intan).
utama).
Hirarki semakin pusat semakin Hirarki semakin pusat Hirarki semakin pusat semakin
suci semakin suci suci
Candi utama berada tepat di Candi utama tidak berada tepat Candi utama tidak berada tepat di
pusat. di pusat, namun sedikit mundur pusat.
339
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Tabel 2. Komparasi Unsur Arsitektur Denah Borobudur dan Prambanan terhadap Angkor Wat
Sumber gambar: Pusat Studi Angkor, Balai Penelitian Borobudur, dan Balai Pemugaran Cagar Budaya
Yogyakarta; dengan modifikasi penulis
340
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
341
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Tabel 3. Komparasi Unsur Arsitektur Sosok Borobudur dan Prambanan terhadap Angkor Wat
Sumber gambar: Pusat Studi Angkor, Balai Penelitian Borobudur, dan Balai Pemugaran
Cagar Budaya Yogyakarta; dengan modifikasi penulis
Keserupaan dengan bentuk dasar Keserupaan dengan bentuk Keserupaan dengan bentuk
Terjadi ketimpangan pada dasar dasar
puncak Arupadhatu sehingga Lebih merepresentasikan bentuk Lebih merepresentasikan bentuk
membentuk kurva dasar segitiga pada sosok dasar segitiga pada sosok
keseluruhan dan sosok candi keseluruhan dan sosok candi
tunggal. tunggal.
Ruang void Candi Utama Ruang void Candi Utama Ruang void Candi Utama
Memiliki bentuk kerucut, tanpa Memiliki bentuk limas yang Memiliki bentuk limas yang
bukaan mengecil keatas. mengecil keatas.
Hirarki paling tinggi berada Hirarki paling tinggi berada Hirarki paling tinggi berada
puncak sosok segitiga puncak sosok segitiga puncak sosok segitiga
Stupa utama berada di posisi Candi Siwa sebagai pusat hirarki Candi Utama sebagai pusat
paling tinggi. karena berada di pusat ketinggian. hirarki karena berada di tempat
paling tinggi
342
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Sosok simetris bila dibelah pada Sosok simetris bila dibelah pada Sosok simetris bila dibelah pada
sumbu tengah sumbu tengah sumbu tengah
Terbentuk pola permukaan fasad. Bentuk pola permukaan fasad Bentuk pola permukaan fasad
Terbentuk pola pembayangan Terbentuk pola pembayangan oleh Terbentuk pola pembayangan oleh
oleh lekukan candi secara lekukan candi secara horizontal lekukan candi secara horizontal
horizontal maupun vertikal. maupun vertikal. maupun vertikal.
Proporsi Kepala Badan Kaki Proporsi Kepala Badan Kaki Proporsi Kepala Badan Kaki
Badan + kaki candi=1/2 seluruh Badan + kaki candi=1/2 seluruh Badan + kaki candi=1/2 seluruh
bagian .Kaki =1/3 (badan+kaki) bagian bagian
Kaki =1/3 (badan+kaki)
Legenda: :garis geometri :void :titik focus :Aksis/Sumbu
Tabel 4. Komparasi Unsur Arsitektur Sosok Borobudur dan Prambanan terhadap Angkor Wat
Sumber gambar: Pusat Studi Angkor, Balai Penelitian Borobudur, dan Balai Pemugaran Cagar Budaya
Yogyakarta; dengan modifikasi penulis
343
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
344
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Baluster Jendela
Adalah ornamen jendera berupa
pilar pilar vertikal simbol surgawi
345
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Kertas Tempel
Motif bunga berpola persegi
Posisi pada dinding candi
346
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
347
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Pendeta Pendeta
Merupakan sosok pria berjangut Merupakan sosok pria berjangut
dengan tangan memegang tasbih dengan tangan terkatup dan kaki
dan kaki menyilang. menyilang.
Posisi pada dinding candi Posisi pada pangkal kolom galeri.
348
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Keben Keben
Ornamen penghias berukuran Ornamen penghias berukuran
kecil, merupakan figur buah kecil, merupakan figur buah keben.
keben. Posisi tersebar pada Posisi tersebar pada dekitar
bagian puncak kaki candi dan kompleks candi
pada kepala candi
Jaladwara Jaladwara
Merupakan figur menyerupai Merupakan figur menyerupai
makara di mana berfungsi makara di mana berfungsi sebagai
349
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
350
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Tabel 5. Rangkuman Komparasi Unsur Arsitektur Tata Massa Borobudur dan Prambanan terhadap Angkor Wat
B AW P AW
A A
Kode Aspek Kriteria T T
A T A T
S S
S S
4.1.1 Mandala Penerapan Mandala O O
Bentuk Dasar Tapak O O
4.1.2 Geometrik
Penggabungan Geometri tapak O O
Koridor yang dibentuk tatanan
Solid - void - O O
4.1.3 solid
Cluster
Area void (masa renggang) O O
Jumlah Hirarki pada Tapak
O O
Hirarki dan (kosmologi)
4.1.4 Pembagian Jumlah Hirarki pada Tapak
O O
Tiga (undakan)
Pemusatan Hirarki (semakin suci) O O
Irama-
4.1.5 Perulangan- Perulangan bentuk dasar geometrik O O
Datum
Simetri-
4.1.6 Sisi Simetri O O
Seimbang
Sumbu / Axis- Axis Memusat O O
4.1.7 Linier-
Memusat Axis Linier O O
Legenda:
B:Borobudur; P:Prambanan; AW:Angkor Wat; O: Tanda Cek;
TA:Tidak Ada; A:Ada; TS:Tidak Serupa; S: Serupa
351
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
B AW P AW
A A
Kode Aspek Kriteria T T
A T A T
S S
S S
4.2.1 Mandala Penerapan Mandala O O
Geometrik Bentuk Dasar Denah O O
4.2.2 Kartesian -
Cruciform Penggabungan Geometri Denah O O
B AW P AW
A A
Kode Aspek Kriteria T T
A T A T
S S
S S
Komposisi
4.3.1 Geometrik Keserupaan dengan bentuk dasar O O
Kartesian
Bentuk tiga dimensi O O
4.3.2 Volumetrik
Ruang void Candi Utama O O
Hirarki- Hirarki paling tinggi berada
4.3.3 O O
Segitiga puncak
Pembagian
4.3.4 Pembagian kepala-badan –kaki O O
Tiga
Perulangan- Perulangan sosok candi utama
4.3.5 O O
Datum pada candi anak.
352
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Simetri -
Pusat Sosok simetris bila dibelah pada
4.3.6 O O
Perhatian - sumbu tengah
Seimbang
Mengambil sosok gunung. O O
4.3.7 Mimesis
Mewujudkan Sosok Nirwana O O
4.3.8 Tekstur Bentuk pola permukaan fasad O O
Proporsi,
4.3.9 Proporsi Kepala Badan Kaki O O
Skala
Legenda:
B:Borobudur; P:Prambanan; AW:Angkor Wat; O: Tanda Cek;
TA:Tidak Ada; A:Ada; TS:Tidak Serupa; S: Serupa
353
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
S
A O Hanya ditemukan pada
4.4.23 Dewa Membunuh Iblis TS
Angkor Wat
TA O O
S
A Terhadap Angkor Wat
4.4.24 Penderta TS O O
tidak Serupa
TA O
S
A Terhadap Angkor Wat
4.4.25 Devata TS O O O
tidak Serupa
TA
4.4.26 Dewi Menari A S
354
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Legenda:
B:Borobudur; P:Prambanan; AW:Angkor Wat; O: Tanda Cek;
TA:Tidak Ada; A:Ada; TS:Tidak Serupa; S: Serupa
5. KESIMPULAN
5.1 TATA MASSA
Dari komparasi pada unsur tata massa ditemukan adanya persamaan unsur penataan
massa yang sama namun dikembangkan dengan bentukkan yang berbeda. Selain itu juga
ditemukanya persamaan pada dualitas pada tatanan masa di mana terdapat tatanan linear dan
tatanan memusat. Berikutnya juga ditemukan persamaan dengan adanya pembagian hirarki tiga
pada tatanan massa keseluruhan candi yang ditunjukan dengan adanya undakan maupun pagar.
Terakhir juga ditemukan persamaan seperti Prambanan di mana candi utama tidak tepat di
tengah, sedikit mundur ke belakang.
Tetapi juga ditemukan adanya perbedaan tatanan di mana Angkor Wat memiliki tatanan
memanjang dan jawa cenderung simetri. Kemudian juga ditemukan perbedaan skala ruang luar
yang berada di dalam tata massa candi. Angkor Wat memiliki area ruang luar yang cenderung
lebih luas. Perbedaan berikutnya adalah adanya penggunaan tata massa pagoda intan yang tidak
ditemukan di Indonesia. Terakhir yang menjadi pembeda adalah penataan massa dengan
elemen lanskap air yang tidak ditemukan di Indonesia.
5.2 DENAH
Dari komparasi pada unsur denah ditemukan adanya persamaan dengan
teridentifikasinya elemen yang mirip tetapi dikembangkan menjadi lebih rumit, hal tersebut
355
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
muncul pada penggunaan bentuk dasar crusiform dan juga pembagian ruang dalam menjadi 5
ruang.
Tetapi juga ditemukan perbedaan dengan adanya ruang-ruang yang secara fungsi tidak
ditemukan di tempat yang satu dan yang lain. Kemudian juga ditemukan perbedaan bentukan
ruang luar dan ruang dalam di mana ruang luar dan dalam Angkor Wat sama-sama crusiform.
Terakhir ditemukan perbedaan juga dengan adanya selasar yang teridentifikasi sebagai ruang
dalam.
5.3 SOSOK
Dari komparasi pada unsur sosok ditemukan adanya persamaan dengan
teridentifikasinya penggabungan elemen pada sosok candi, ditemukan elemen berundak yang
dramatis seperti pada Candi Borobudur tetapi juga ditemukan elemen vertikal candi menara
seperti pada Candi Prambanan. Selanjutnya juga ditemukan kemiripan sosok serupa terutama
pada siluet candi menara di mana teridentifikasi bentuk kurva pada siluet candi tersebut.
Kemudian ditemukanya kemiripan sosok serupa pada candi di mana teridentifikasi penggunaan
elemen perulangan secara perspektifis. Terakhir juga ditemukannya kemiripan sosok serupa
pada candi di mana teridentifikasi penggunaan pembagian tiga pada seluruh elemen candi.
5.4 ORNAMEN
Dari komparasi pada unsur ornamen ditemukan adanya persamaan dengan
teridentifikasinya beberapa elemen ornamen yang sama dalam kasifikasi namun memiliki
sosok yang berbeda (detail dan ukuran). Selain itu juga ditemukan beberapa ornamen yang
memiliki klasifikasi yang sama namun memiliki lokasi yang berbeda pada candi. Terakhir juga
ditemukan beberapa ornamen yang memiliki klasifikasi yang sama namun merupakan
pengembangan elemen.
5.5 GLOBAL
+ =
Dapat disimpulkan secara umum bahwa Angkor Wat terinspirasi Borobudur dan
Prambanan. Secara garis besar menunjukan adanya persamaan unsur arsitektur Prambanan dan
Borobudur terhadap Angkor Wat. Angkor Wat merupakan sintesa penggabungan unsur
(eklektisism) Borobudur dan Prambanan, namun unsur Prambanan lebih kuat (candi beruang,
candi menara, candi Hindu). Secara prinsip (tata massa, denah, dan sosok) menunjukkan
penggabungan Borobudur dan Prambanan, namun secara ornamen pada pengolahannya
menunjukkan ada pengembangan lebih lanjut (didominasi temuan ada tapi tidak serupa).
356
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
6. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Prajudi, Rahadhian, H, 2008, The Architectural Development of Candi in Java, Indonesia, Journal of
South East Asia JSEA vol 11, NUS- SingaporeJournal of South East Asia JSEA vol 11, NUS-
Singapore
Makalah Ilmiah
Prajudi, Rahadhian, H, 2014, Kajian Unsur Arsitektonik Transformatif dalam Arsitektur Rumah
Tradisional di Indonesia –Puslitbangkim, Lombok
Prajudi, Rahadhian, H 2015, Arsitektur Candi sebagai representasi kuatnya tradisi membangun di
Indonesia, Kolokium Dies Natalis Fakutas Teknik, Unpar, Bandung.
Santiko, Hariani (1995), Seni Bangunan Sakral Masa Hindu-Buda di Indonesia Analisis Arsitektur dan
Makna Simbolik, Pidato Pengukuhan Guru Besar Madya Tetap pada Fakultas Sastra
Universitas Indonesia, Depok.
Buku
Acharya, Prasanna K, (1979), Hindu Architecture in India and A broad. New Delhi: Oriental Books
Reprint Corporation.
Albanese, Marilia (2006), Angkor Splendors of Khmer Civilization, Italy, White Star S.r.j
Antoniades, Anthony C. (1992), Poetics of Architecture, Theory of Design, New York, Van Nostrand
Reinhold.
Atmadi, Parmono (1979), Some Architectural Design Principles of Temples in Java Gadjah Mada
University.
Bekaert, Jacques (2002), Bas-Reliefs: Life at the Angkor Period, Bangkok, Asia Horizons Book
Borobudur, Balai Konservasi (2013), Proceeding 6thInternational Experts Meeting on Borobudur 2013,
Magelang, Balai Konservasi Borobudur
Borobudur, Balai Konservasi (2014), Merekam Jejak Masa Lalu Cagar Budaya Dalam Perspektif 3D,
Magelang, Balai Konservasi Borobudur
357
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Borobudur, Balai Konservasi (2015), Buku Hasil Kajian Bali Konservasi Borobudur: Tahun Kajian
2015, Magelang, Balai Konservasi Borobudur
Borobudur, Balai Konservasi (2016), Kearsitekturan Candi Borobudur, Magelang, Balai Konservasi
Borobudur
Borobudur, Balai Konservasi (2016), Selayang Pandang: Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi
Pawon, Magelang, Balai Konservasi Borobudur
Budihardjo, Eko, ed (1996), Jati Diri Arsitektur Indonesia, Bandung, Penerbit PT Alumni.
Chihara, Daigoro (1996), Hindu-Buddhist Architecture in Southeast Asia, New York, E.J. Brill.
Degroot, dan Tim (2013), Magical Prambanan, Yogyakarta, BAB Publishing Indonesia
Dumarcay, Jaques (2007), Candi Sewu dan Arsitektur Bangunan Agama Buddha di Jawa Tengah,
Jakarta, KPG
Eliade, Mircea (1969), Image and Symbols : Studies in Religious Symbolism, USA, Harvill Press.
Freeman, Michael (2013), Books Guides: Abcient Angkor, Thailand, River Books
Frampton, K., Foster, H, Editor, 1983, Towards a Critical Regionalism: Six Points for an Architecture
of Resistance", in The Anti-Aesthetic: Essays on Postmodern Culture. edited by Hal Foster, Bay
Press, Port Townsen
Giteau, Madeleine (1997), History of Angkor, Paris, Kailash Editions
Jacques, Claude (1999), Angkor, Bonner Cologne, Konemann
Jacques, Claude (2007), The Khmer Empire: Cities and Sanctuaries from the 5th to 13th Century,
Thailand, River Books
Lall, Vikrem (2014), Architecture of The Buddhist World: The Golden Lands, JF Publishing, Malaysia
Leupen, Bernard, etc (1997), Design and Analysis, New York, Van Noestrand Reinhold
Mangunwijaya, Y. B. (2009), Wastu Citra, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Ortner, Jon (2002), Angkor, New York, Abbeville Press Publishers
Petrotchenko, Michel (2014), Focusing on the Angkor Temples The Guidebook Third Edition, Thailand,
Amarin Printing and Publishing PCL
Philippe, Bernard, G (2002), Indocina Persilangan Kebudayaan, Jakarta, Kepustakaan Populer
Gramedia
Prijotomo, Josef (1988), Ideas and Form of Javanese Architecture, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
Purwasito, Andrik (2002), Imajeri India: Studi Tanda dalam Wacana, Surakarta, Yayasan Pustaka
Cakra.
Rawson, Philip (1967), The Art of Southeast Asia, World of Art, Singapore
Stierlin, Henri (1971), Angkor, Nederland, Meulenhoff Nederland N.V.
Sastri, Nilakantha (1976), A History of South India, OUP India
Schreitmueller, Karen (2002), India, Baedeker
Snodgrass, Adrian (1984), The Symbolism of The Stupa: Studies on Southeast Asia, New York, SEAP
Soekmono, R. (1973), Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, Yogyakarta, Penerbit Kanisius
Tjahjono, Gunawan, editor (2009), Sejarah Kebudayaan Indonesia, Arsitektur, Jakarta, Raja Grafindo
Perkasa.
Tim penulis AboutAsia Travel (2015), The Angkor Guidebook, Siem Reap, Monument Books
Tesis/Disertasi
Prajudi, Rahadhian, H ,1999, Kajian Tipo-Morfologi Arsitektur Candi di Jawa, Thesis, Arsitektur
Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2011, Representasi Candi dalam Dinamika Arsitektur di
Indonesia, Disertasi Doktor, Unpar, Bandung
Soekmono R., 1974, Candi, Fungsi dan Pengertiannya, Disertasi Doktor, Universitas Indonesia, Jakarta
Skripsi
Citra, Irwan, 2015, Perkembangan Tatanan Massa dan Ruang Arsitektur Candi di Jawa (Dari Masa
Klasik Tua, Klasik Tengah, dan Kilasik Muda), Skripsi Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung
358
Comparative Study Of Type-Morphology Architecture Borobudur-Prambanan Temple Of Angkot Wat...
Halim, Andre, 2016, Makna Ornamen pada Bangunan Candi Hindu dan Budha di Pulau Jawa (Era
Klasik Tua – Klasik Tengah – Klasik Muda), Skripsi Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung
Kartawidjaja, Adrian, 2015, Pengaruh Unsur-Unsur Desain Arsitektur Pagoda Cina Terhadap Candi
Masa Singosari-Majapahit. Objek Studi: Candi Kidal, Jago, Jawi, Skripsi Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung
Kurnadi, Marco, 2002, Estetika pada Arsitektur Candi Jawa, Skripsi Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung
Leewan, 2015, Penerapan Konsep Mahayana pada Arsitektur Candi Era Mataram Kuno. Objek Studi:
Candi Borobudur, Mendut, Pawon, Kalasan, dan Sewu, Skripsi Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung
Limanjaya, Marvin, 2016, Tektonika Arsitektur Candi di Jawa Ditinjau dari Bentuk, Material, dan
Teknologi, Skripsi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Pradipta, Martin, 2016, Ciri Budaya Megalitik Pada Arsitektur Candi di Pulau Jawa, Skripsi Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung
Ramos, 2016, Dinamika Penerapan Proporsi Pada Arsitektur Candi Tipe Menara Era Klasik Tua-
Tengah-Muda di Pulau Jawa, Skripsi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
359