You are on page 1of 53

SOP IGD

KEBUTUHAN ALAT DI INSTALASI IGD DAN PELAYANAN UMUM


NO ALAT ALA UKURA JUMLA SATUA
T N H N
A PEMERIKSAA
N UMUM
1 Meja instrumen 2 rak 1 buah
2 Bak instrument tertutup 1 buah
kecil
3 Bak instrument tertutup 1 buah
medium
4 Bak instrument besar ( 1 buah
obsgin)
5 Tromol kasar Diameter 2 buah
sekitar 27
cm
6 Nierbekken/ Kidney disk Ukuran 2 buah
23 cm
7 Nierbekken/ Kidney disk Ukuran 2 buah
30 cm
8 Timbangan injak dewasa Sekitar 1 buah
430 x320
x 70 mm
9 Standard infus Ketinggia 1 buah
n dapat
diatur
sekitar
105-185
cm
10 Lampu periksa halogen 1 Unit
11 Tensimeter/spyhgnomanom Manset 1 buah
eter dewasa dewasa
12 Stetoskop dupleks dewasa 1 buah
13 Thermometer klinik ( 1 buah
alektrik)
14 Tabung oksigen + regulator 1 m3 1 Unit
15 Masker oksigen+kanula dewasa 2 Unit
nasal
16 Tempat tidur periksa ( 2 Unit
examination bad)
17 Rak alat serbaguna 1 buah
18 Penutup baki rak alat 2 buah
serbaguna
B PENANGANAN
EMERGENSI
DEWASA
1 Kit resusitasi dewasa 1 Unit
2 Endhotracheal tube dewasa 2,5 1 buah
3 Endhotracheal tube dewasa 3 1 buah
4 Endhotrachal tube dewasa 4 1 buah
5 Stilet untuk pemasangan No 1 2 buah
ETT
6 Nasogastric tube dewasa 5 1 buah
Nasogastric tube dewasa 8 1 buah
C BAHAN HABIS
PAKAI
1 Benang chromic (jarum 2/0 1 kotak
tapper 0)
2 Benang chromic (jarum 3/0 1 kotak
tapper 0)
3 Spuit disposable (steril) 1 100 Buah
4 Spuit disposable (steril) 3 200 Buah
5 Spuit disposable (steril) 5 200 Buah
6 Spuit disposable (steril) 10 50 Buah
7 Spuit disposable(steril) 20 50 Buah
8 There-way stopcock (steril) 1 Buah
9 Infuse set dewasa 50 Buah
10 Kateter intravena 16G 50 Buah
11 Kateter intravena 18G 50 Buah
12 Kateter intravena 20 G 50 Buah
13 Kateter penghisap lender 8 1 Buah
dewasa
14 Kateter penghisap lender 10 1 Buah
dewasa
15 Sarung tangan steril 7 50 Pasang
16 Sarung tangan steril 7,5 50 Pasang
17 Sarung tangan steril 8 50 Pasang
18 Sarung tangan panjang 7,5 5 Pasang
(manual pasenta)
19 Sarung tangan panjang 8 5 Pasang
(manual plasenta)
20 Sarung tangan rumah tangga 2 Pasang
serbaguna
21 Sabun cair untuk cuci 1 buah
tangan
22 Plester non woven 5 x 5 cm 1 buah
D INSERSI DAN
EKSTRAKSI
1 Mangkok iodine 10 cm 1 Buah
2 Tanakulum Schroeder 1 Buah
3 Klem kasa lurus (sponge 1 Buah
foster straihgt)
4 Gunting mayo CVD 1 Buah
5 Alogator ekstrakto AKRD 1 Buah
6 Sonde uterus sims 1 Buah

Status
Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

INSTITUSI SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

UGD
PROTAP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD

Pengertian Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari UGD
Tujuan Sebagai tatalaksana dalm penerimaan pasien baru
Kebijakan Seluruh perawat wajib mengetahui dan mengerti alur ini
Prosedur

Terimapasien
INSTANSI SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

UGD
Prosedur 1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas
lengkapa dan jelas dan informed concernt
2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero anamnesa)
3. perawatmelakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR, S)
dan pemeriksaan fisik awal
4. pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan segera dan
mengancam jiwa
b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan segera
tapi tidak mengancam jiwa
c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan segera
dan tidak mengancam jiwa
5. untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi
simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika sakit
berlanjut bisa berobat lagi besok ke UGD/ BP
6. untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat
menghubungi dokter jaga pada hari tersebut dan
melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh melakukan
tindakan awal pertolongan pertama/ baik live support
(BLS) meliputi :

a. Air way
- bebaskan jalan nafas
- jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
- bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret, benda asing)
b. Breathing
- nafas buatan
- pasang oksigen jika perlu
c. Circulation
- tensi dan nadi turu, pasang infuse
- monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu

7. bila diperlukan doketr jaga harus datang guna pemeriksaan


dan tindakan lebih lanjut
8. pasein/ keluarga melengkapi administrasi
9. semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan
lengkap pada status pasien

Unit terkait Rawat Inap


Status Induk Salinan
Dokumen No.Distribusi
SOP / PROTAP
INSTITUSI OBSERVASI PASIEN GAWAT

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memantau keadaan pasien gawat


Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat
jiwanya
Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.

Prosedur Persiapan alat :

1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter

Penatalaksanaan :

1. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.


2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 – 15 menit sesuai dengan
tingkat kegawatannya.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu.
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin
tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang
sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka
perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan
penderita bisa pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar
observasi.
Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan /
rawat inap / rujuk.

Unit terkait Rawat Inap

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTITUSI MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI UGD
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah
maupun non bedah.

Tujuan Mencegah terjadinya syok


Kebijakan
Prosedur A. Persiapan Alat :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan untuk
kasus bedah :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Balut tekan
3. Kain kasa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20-50 cc
10. Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
11. Jelly

B. Pelaksanaan tindakan
1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat I
a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan
permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.
b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
3. Perawat II
a) Mengatur posisi pasien
b) Memakai sarung tangan kecil
c) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-
ujung jari
d) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian
tekan dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat
dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa
yang ada.
4. Menekan balutan
a) Meletakkan kain kasa steril di atas luka
b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verband
atau kayu balut) di atas luka
c) Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.
5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik
amputasi
a) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan
kain kasa steril
b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian
ikatlah dengan kuat.
c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :
a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya
tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live
saving”
b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien dan tanda-tanda
vitalEkspresi wajahPerkembangan pasien
Unit terkait Unit Gawat Darurat
Status Induk Salinan
Dokumen No.Distribusi
SOP / PROTAP
INSTANSI OBSERVASI PASIEN GAWAT RSGMP UNSOED

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memantau keadaan pasien gawat


Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat
jiwanya
Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.

Prosedur Persiapan alat :

1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter

Penatalaksanaan :

1. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.


2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 – 15 menit sesuai dengan
tingkat kegawatannya.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu.
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin
tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang
sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka
perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan
penderita bisa pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar
observasi.
Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan /
rawat inap / rujuk.

Unit terkait Rawat Inap

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTANSI
PENATALAKSANAAN HEACTING
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka


Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh jahitan
unutk menghindari infeksi lanjutanan
Kebijakan 1. Perawat yang sudah terlatih dalam melakukan heacting
2. Semua pasien dengan vulknus laceratum dan luka kurang dari 6 jam
Prosedur PERSIAPAN PERALATAN :
1. Hanscoen 11. Bak instrumen steril berisi :
2. Duk bolong steril  Pinset chirugis
3. Kasa steril  Pinset anatomi
4. Lidokain steril  Mosquito (klem arteri kecil)
5. Supratul  Naldvoulder
6. Spuit 3 cc  Jarum kulit
7. Betadine solution  Gunting
8. Alcohol 70 % 12.Cairan Na Cl
9. Benang silk untuk kulit 13. Cairan H2O2 hodrogen
10. Benang catgut untuk pembuluh peroksida
darah
PENATALAKSANAAN :
1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau
keluarga pasien (informed concern)
2. Perawat memakaia handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan NaCl.
Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi  2 cc disekitar
pingiran luka tunggu  5 menit
6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah yang
terpotong diklem diikiat dengan benang catgut
7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil dengan
pinset anatomi
8. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir luka dengan
rapi, setelah luka ditutup olesi dengan betadine. Kemudian beri supratul,lalu
tutup dengan kasa steril dan verband.
9. Bersihkan daerah bekas luka
10. duk bolong dibuka
11. konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah luka)
Unit terkait Rawat Inap

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTANSI
PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA KLL
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi
tidak pada luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril

1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
i. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan

a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
9. Topical terapi

a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul
10. Cairan pencuci luka dan disinfektan

a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C


b. Betadine

Persiapan Alat :
Non Streril

1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Sketsel / Tirai
4. Gunting Verband
5. Neerbeken / Bengkok
6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
7. Tempat Sampah
Penatalaksaan Luka Kll.
1. Informed Concern Dan Penjelasan
2. Pemeriksaan Ttv
3. A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
1) Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan
Betadine
2) Pembersihan Dengan Ns
3) Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul
4) Bersihkan Peralatan
5) Observasi
6) Konseling

B. Penatalaksaan Perawatan Luka Robek


1) Persiapan Pasien Dan Informed Concern
2) Semua Alat Disiapkan
3) Suntikan Dengan Lidokain Merata
4) Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol
5) Diberikan Disinfektan Dengan Betadine
6) Heacting (Sesuai Sop Heacting)
7) Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
8) Ditutup Dengan Kasa Steril
9) Diplester / Hipafix
10) Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.
11) Bereskan Peralatan
12) Observasi
Konseling

Unit terkait IGD dan Rawat inap

SOP FISIOTERAPI DADA


Status Induk Salinan
Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA
INSTITUSI FISIOTERAPI DADA
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu mengencerkan dan


mengeluarkan sekret.
Tujuan 1. Membantu klien untuk mengencerkan secret dan memudahkan untuk
mengeluarkannya.
2. Memperbaiki satus respirasi klien.
3. Mencegah infeksi pada paru pada klien yang immobilisasi dalam waktu
lama.

Kebijakan
Prosedur Persiapan Alat :
1. Pot sputum dengan larutan desinfektan (Lysol 2%).
2. Bantal.
3. Gaun atau pakaian yang tidak mengiritasi.
4. Tempat tidur yang dapat diatur ketinggian dan posisinya (kalau perlu).
5. Tissue.
6. Peralatan oral hygiene.
7. Nierbeken / bengkok.
8. Masker dan handscoen bersih (kalau perlu).
9. Oksigen dan suction (kalau perlu).

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya fisioterapi dada.
2. Menganjurkan klien untuk berkemih terlbih dahulu.
3. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahu jika merasa mual, nyeri,
atau sesak nafas.
4. Memberikan medikasi yang akan membantu untuk mengencerkan sekresi
atau sputum (jika ada).
5. Mengenakan masker, gaun dan handscoen (jika ada indikasi).
6. Melakukan fisioterapi dada :

a. Postural Drainage (Clapping) :


1) Membantu klien untuk posisi duduk atau posisi tidur miring kiri / kanan.
2) Memberikan tissue dan pot suptum kepada klien.
3) Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk punggung klien
secara bergantian sampai ada rangsangan untuk batuk.
4) Menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret / sputum pada pot
sputum.
b. Vibrasi Dada :
1) Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan lambat melalui hidung dan
menghembuskannya melalui mulut.
2) Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang akan divibrasi.
3) Meminta klien untuk nafas dalam dan ketika klien menghembuskan nafas
getarkan telapak tangan secara perlahan diatas dada klien.
4) Menganjurkan klien untuk batuk untuk mengeluarkan suputum dan
membuangnya pada pot sputum.
7. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru.
8. Dengan perlahan mengembalikan posisi klien apda posisi semula.
9. Melakukan oral hygiene.
10. Merapihkan klien dan peralatan.
11. Mencuci tangan.

Unit terkait Rawat Inap dan UGD

SOP PEMBERIAN OKSIGEN

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi
SOP / PROTAP
NAMA PEMBERIAN OKSIGEN
INSTITUSI No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………
Pengertian Memberikan oksigen pada pasien
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. kapas alcohol
B. Pelaksanaan :
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan dengan oksigen
3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan
dahulu dengan kapas alkohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup
kembali
5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai perintah
dokter

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi?
Lihat angka pada manometer.
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang
hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya
posisi kateter diperbaiki.
Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas
bila tabung oksigen / air steril habis
Unit terkait Rawat Inap

SOP NEBULIZER

Status
Induk Salinan
Dokumen
No.Distribusi

SOP / PROTAP

NEBULAIZER
NAMA
INSTITUSI
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan


dahak dan melonggarkan jalan nafas

Tujuan 1. Merelaksasi jalan nafas.

2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.

3. Menurunkan edema mukosa.

4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk pengobatan


penyakit, seperti : bronkospasme akut, produksi sekret yang berlebihan, dan
batuk yang disertai dengan sesak nafas.

Kebijakan 1. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

2. Peralatan nebulizer standar

Prosedur Persiapan Alat :


1. Tabung O 2

2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone

3. Masker oksigen

4. Nebulizer 1 set.

5. Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan.

6. Stetoskop.

7. Tissue.

8. Nierbeken/bengkok.

9. Suction (kalau perlu).

Persiapan Pasien :

1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

2. Pasien diatur sesuai kebutuhan

Pelaksanaan :

1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.

3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien

4. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).

5. Menghubungkan nebulizer dengan listrik

6. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow
apakah timbul uap atau embun.

7. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut (posisi)


yang tepat.

8. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan sebentar, lalu
ekspirasi.

9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital, dan


melakukan auskultasi paru secara berkala selama prosedur.

10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif untuk
mengeluarkan sekret.

11. Perhatian :

a. Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak meninggalkan


klien).
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping obat.

c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan sampai jatuh).

Unit terkait Rawat inap

SOP / PROTAP BRONCHIAL WASHING

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA BRONCHIAL WASHING
INSTITUSI No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1
SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Teknik pengeluaran secret/lender yang lengket dari trachea atau


bronchus dengan menggunakan kateter yang dimasukan melalui jalan
nafas buatan.
Tujuan 1. Mengeluarkan/menghiangkan penuympuikan sekresi pulmoner pada
jalan nafas.
2. Mengambil specimen untuk analisis lab.
3. Merangsang reflex batuk pada pasien yang tersedasi atau persyarafan
terganggu, untuk memobilisasi secret kejalan nafas yang lebih besar.
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasai tertentu.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Mesin suction yang portable.
2. Kateter atraumatik steril dengna ukuran tidak lebih dari ½ diemeter
lumen.
3. Sarung tangan steril dan non steril
4. Pinset steril
5. Kom bersisli larutan salin steril.
6. Spuit 5 cc
7. Stetoskop
8. Handuk dan tissue
9. Masker
10. Bengklok
11. Larutan salin.

B. Prosedur
1) Cuci tangan
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3) Posoisikan pasien semifowler kecuali ada kontraindikasi
4) Hiperoksigenasi pasien dengan oksigen 100% selama minimal 30
detik
5) Cek kelngkpan, seting suction antara 80-100 mmHg.
6) Pakai masker.
7) Gunakan handscon steril
8) Sambungkan suction dengan conectorpisahkan konektor ventilator
dari ET/TT.
9) Segera masukan 1 cc larutan salin kedalam ET/TT
10) Hubungkan kembali dengan konektor ventilator dengan ET/TT,
biarkan selama 3-6 kali pernafasan
11) Lepaskan konektor ,segera masukan katyeter steril kedalam ET/TT
Tube sejauh mungkin sampai terasa ada tahanan . tarik 1-2 cm.
12) Tarik kateter pelan-pelan smbil diputar lakukan hisapan secara
intermiten .aspirasi tidak bboleh lebih dari 8-10 detik
13) Segera hubungkan kembali konektor ventilator mekanik dengsn ET/T
untuk hiproksigenasiminimal 30 detik
14) Lakukan pembilasan kateter denagn larutan salin steril
15) Hiperoksigenasi pasien minimal 30 detik.
16) Cuci tangan
17) Observasi pasien.
Unit terkait Rawat Jalan, UGD

SOP ELIMINASI

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi
SOP / PROTAP
INSTANSI PEMASANGAN KATETER URINE

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam
kandung kemih pada wanita
Tujuan 1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

Kebijakan
Prosedur Persiapan alat :

1. Bak instrument steril berisis ( Pinset anatomis, Kassa)


2. Kateter sesuai ukuran
3. Urine bag
4. Sarung tangan steril
5. Desinfektan ( alcohol/ betadine)
6. Spuit 10 cc
7. Jelly
8. Plaster dan gunting
9. Perlak, pengalas dan Selimut.
10. Bengkok

Penatalaksanaan :

1. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan


melepaskan pakaian bawah
2. Memasang perlak dan pengalas
3. Memakai sarung tangan
Pada Laki-Laki
4. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
5. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak + 600.
6. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar.
Pada Wanita
7. Jari tangan kiri dengan kasa membuka labia.
8. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar.
9. Bila urine telah keluar , menyambungkan pangkal kateter dengan
urine bag
10. Mengunci kateter dengan larutan aquadest sesuai ukuran.
11. Memfiksasi kateter kearah paha
12. Menggantungkan urine bag disisi tempat tidur
Unit terkait Rawat Inap

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTANSI
PERAWATAN LUKA KOLOSTOMY
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Colostomy adalah suatu tindakan pembedahan membuka dinding abdomen


yang bertujuan untuk mengeluarkan feses.

Tujuan 1. Mengevaluasi kondisi stoma.


2. Melindungi kulit dari drainase produk kolon.
3. Menjaga kebersihan stoma.
4. Mengganti balutan luka dan colostomy bag

Kebijakan
Prosedur Persiapan Alat :.
1. Kantong colostomy dan penjepitnya
2. Kapas basah (NaCl 0,9% atau air hangat)
3. Tissue
4. Handscoen bersih dan steril
5. Nierbeken / bengkok
6. Kantong tempat balutan kotor
7. Pot
8. Gunting
9. Handuk dan perlak/pengalas
10. Betadine (kalau perlu untuk lecet dikulit)
11. Set ganti balut

Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya.
2. Memberikan privacy untuk klien.
3. Mengatur posisi tidur klien (semifowler kalau perlu).
4. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
5. Mengkaji kondisi kantong colostomy.
6. Mengkaji adanya keluhan ketidaknyamanan/nyeri disekitar stoma.
7. Mengkaji post operasi
8. Mengkaji peristaltik usus.
9. Meletakkan handuk disisi klien.
10. Mendekatkan neirbeken/bengkok.
11. Melepaskan colostomy bag yang sudah kotor dan meletakkannya di piala
ginjal.
12. Mengganti handscoen dengan yang bersih / steril.
13. Membersihkan stoma dan kulit sekitarnya dengan kapas basah/NaCl.
14. Observasi kondisi kulit, stoma dan jahitan.
15. Mengeringkan kulit disekitar stoma.
16. Memasang kantong colostomy yang baru.
17. Merapikan klien dan alat-alat

Unit terkait Rawat Inap dan UGD

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
PENGAMBILAN DAN PENYEDIAAN SPESIMEN UNTUK DIKIRIM
KE LABORATORIUM BAGI PASIEN UGD

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Pengambilan dan pendistribusian spesimen dalam keadaan fresh dan aman
sebagai bahan pemeriksaan laboratorium
Tujuan Sebagai acuan dalam pengambilan dan penyediaan spesimen untuk dikirim
ke laboratorium bagi pasien rawat inap.

Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium
pada jam kerja laboratorium
2. Menyediakan spesimen (Urine, feses, sputum dan sampel darah)

Prosedur Persipan Peralatan :

1. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Torniquet
4. Botol darah
5. Botol urin
6. Pot / Tabung Feses
7. Pot sputum
8. Perlak dan pengalas

Penatalaksanaan :
1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku pemeriksaan
laboratorium
2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam
3. Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan dan masing-masing
tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi :
a. Nama pasien
b. Umur
c. Tanggal pengambilan
d. Jenis pemeriksaan (UL, FL, sputum, dll)
e. Ruang rawat
4. Keluarga pasien yang mengantar spesimen ke laborat kecuali tidak ada
keluarganya diantar oleh petugas bila di lakukan dilaborat Rumah Sakit.
5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja
pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar
6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan
laboratorium dan biayanya (ditulis dipojok atas dengan secarik kertas)
7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien
Unit terkait Laboratorium, Rawat Inap
SOP NAFAS DALAM

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

NAMA SOP / PROTAP


INSTITUSI
LATIHAN NAFAS DALAM
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Melatih pasien melakukan nafas dalam


Tujuan 1. Meningkatkan kapasitas paru
2. Mencegah atelektasis
Kebijakan Pasien dengan gangguan paru obstruktif & restriktif
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut,
bibir seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
9. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Unit terkait Rawat Jalan, UGD


PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
LATIHAN NAFAS DALAM
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1 2
A Tahap Pra Interaksi
1 Cek Program terapi 1
2 Cuci tangan 1
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 1
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien 2
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 1
C Tahap kerja
1 Menjaga privacy pasien 1
2 Mempersiapkan pasien 3
3 Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu
4
tangan di abdomen
4 Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam
6
melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5 Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah
5
lengkung pada punggung)
6 Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan 6
7 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
6
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
8 Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan
5
kontraksi dari otot
9 Menjelaskan pada pasien untuk melakukan latihan inin bila
3
mengalami sesak nafas
10 Merapikan pasien
1
E Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 2
2 Berpamitan dengan klien 1
3 Mencuci tangan 1
4 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1
TOTAL 50

SOP BATUK EFEKTIF


Status Induk Salinan
Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA
INSTANSI BATUK EFEKTIF
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di


saluran nafas dengan cara dibatukkan
Tujuan 1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
Kebijakan 1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret
2. Pemeriksaan diagnostik sputum di laboratorium
Prosedur 1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat

A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah
lengkung pada punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat
mulut, bibir seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari otot
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk
atau di dekat mulut bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3:
inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lender dalam sputum pot
12. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Unit terkait UGD dan Rawat Inap

Pemberian Oksigen Melalui Sungkup Muka Non Breathing

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan Oleh :


Direktur Utama
Nama

Jabatan Kepala Bidang Keperawatan Direktur Pelayanan

Tanda
Tangan
Tanggal Terbit : Unit Kerja :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pengertian :
Memasukan zat asam atau oksigen melalui mulut dan hidung dengan menggunakan Sungkup muka non
breathing

Tujuan :
Memasok kebutuhan zat asam atau mencegah dan mengobati pasien pada keadaan :
1. Hipoksemia.
2. Hipoksia.
3. Anoksia.
Kebijakan :
1. Maintenance kadar normal oksigen dalam darah.
2. Oksigenasi tidak adekuat dengan kebutuhan oksigenasi hampir 100%
Prosedur :
1. Persiapan Alat
a. Tabung Oksigen
b. Flow Meter
c. Regulator
d. Tabung Humidifier
e. Aquades Steril
f. Selang sungkup muka non breathing
2. Persiapan Pasien
a. Beri infoermasi pada pasien
b. Atur posisi pasien
3. Prosedur
a. Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan
b. Cek Tabung Oksigen dan Flowmeter
c. Pasang Regulator
d. Isi Tabung Humidifier dengan aquabides steril sampai tanda batas
e. Pasang selang oksigen pada tabung humidifier
f. Stel oksigenasi pada tabung humidifier
g. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan sungkup
h. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman
i. Sesuaikan aliran oksigen,
j. Anjurkan pasien untuk istirahat
k. Alat-alat dirapihkan
l. Cuci Tangan
m. Observasi respon pasien terhadap pemberian oksigen

Unit Terkait :
1. Ruang Rawat Inap
2. IGD
3. Ruang Rawat Jalan
SOP PENGATURAN POSISI FOWLER

Status Induk Salinan No.Distribusi


Dokumen

NAMA SOP / PROTAP


INSTANSI
Pemberian Posisi Fowler
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

(NAMA ………
RUANGAN)

Pengertian Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien fowler (duduk).
Tujuan a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi seperti ulkus
decubitus, kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah
dan kontraktur

Kebijakan a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport


yang baik bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur
yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus
dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan
jenis posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain,
terutama daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara
teratur (buat jadwal posisi)

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Bantal seperlunya
b. Hand roll
c. 1-2 trochanter roll
d. Papan kaki
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai
dengan tinggi perawat)
d. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat. Bila perlu carilah bantuan
atau gunakan alat bantu pengangkat
e. Naikkan posisi kepala 45-600 (bagi pasien hemiplegia, atur pasien
setegak mungkin). Instruksikan pasien untuk menekuk lutut sebelum
menaikkan bagian kepala tempat tidur. Yakinkan bahwa bokong
pasien berada tepat pada satu lekukan tempat tidur.
f. Letakkan bantal di bawah kepala, leher dan bahu (bagi klien
hemiplegi, atur dagu agak keatas)
g. Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di daerah lekukan
pinggang jika terdapat celah kecil di daerah tersebut
h. Letakkan bantal untuk mendukung lengan dan tangan jika pasien
tidak dapat menggerakkan lengan, seperti paralisis atau tidak sadar
pada ekstremitas atas
i. Berikan hand roll jika pasien mempunyai kecenderungan deformitas
pada jari dan telapak tangan
j. Letakkan trochanter roll di sisi luar paha
k. Letakkan bantal kecil di bawah kaki mulai dari bawah lutut sampai
ke tumit
l. Letakkan papan kaki pada telapak kaki pasien
m. Mencuci tangan
n. Evaluasi respon pasien
o. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit terkait a) Ruang Rawat Inap


b) Ruang Rawat Intensif

SOP PENGATURAN POSISI PADA PASIEN

Status Induk Salinan No.Distribusi


Dokumen

NAMA SOP / PROTAP


INSTANSI
Pemberian Posisi Sims
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

(NAMA ………
RUANGAN)

Pengertian Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien sims


Tujuan a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus
decubitus, kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah
dan kontraktur

Kebijakan a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport


yang baik bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur
yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus
dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan
jenis posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain,
terutama daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara
teratur (buat jadwal posisi)

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Bantal seperlunya
b. Handuk atau bantal pasir
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai
dengan tinggi perawat)
d. Pindahkan pasien ke posisi tempat tidur dengan arah berlawanan
dengan posisi yang diinginkan
e. Rapatkan kedua kaki pasien dan tekuk lututnya
f. Miringkan pasien sampai posisi agak tengkurap
g. Letakkan bantal kecil di bawah kepala
h. Tempatkan satu tangan di belakang tubuh
i. Atur bahu atas sedikit abduksi atau siku fleksi
j. Letakkan bantal diruang antara dada, abdomen serta lengan atas
kasur
k. Letakkan bantal di ruang antara abdomen, pelvis, paha atas dan
tempat tidur
l. Yakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada bidang yang sama
m. Letakkan gulungan handuk atau bantal pasir di bawah telapak kaki
n. Mencuci tangan
o. Evaluasi respon pasien
p. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit terkait a) Ruang Rawat Inap


b) Ruang Rawat Intensif

SOP PEMBERIAN POSISI LATERAL

NAMA INSTANSI Pemberian Posisi Lateral


Nomor Dokumen: No.Revisi: Halaman:

No. Dokumen
Unit:

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan oleh:


Nama Direktur Utama

Jabatan Kepala Bidang Direktur Pelayanan Medik dan


Keperawatan Keperawatan
Tanda
Tangan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Unit Kerja :
OPERASIONAL
Pengertian : Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien lateral
Tujuan :
a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus decubitus, kerusakan saraf superficial,
kerusakan pembuluh darah dan kontraktur
Kebijakan:
a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan
meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur (buat jadwal posisi)
Prosedur:
1. Persiapan alat
a. Bantal 3-4
b. Gulungan handuk (handuk kecil) atau underpad (alas)
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)
d. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat.bila perlu carilah bantuan atau gunakan alat bantu
pengangkat
e. Atur tinggi tempat tidur pada posisi dasar yaitu posisi datar. Ambil semua bantal dan perlengkapan
lain yang digunakan pada posisi sebelumnya. Beri bantal pada tempat tidur pasien bagian atas.
Pindahkan pasien pada bagian atas tempat tidur. Ajak pasien kerja sama
- tekuk lutut pasien dan anjurkan untuk meletakkan tangan diatas dadanya.
- Letakkan satu tangan anda dibawah bahu dan tangan yang lain dibawah paha pasien
- Angkat dan tarik pasien, sesuai yang diinginkan, perintahkan pasien untuk mendorong kakinya.
f. Bantu pasien miring. Tempatkan diri anda dan pasien secara tepat sebelum bergerak
- Pindahkan pasien ke posisi berlawanan
- Letakkan tanagn pasien yang jauh dengan perawat ke dada dan ke tangan yang dekat dari perawat
sedikit ke depan badan pasien
- Letakkan kaki pasien yang terjauh dengan perawat, menyilangkan di atas kaki yang terdekat
- Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
- Tempatkan tangan perawat di bokong dan bahu pasien
- Tarik pasien sehingga menjadi posisi miring
g. Letakkan gulungan handuk atau underpad di bawah kepala dan leher
h. Atur posisi bahu sedikit fleksi dan agak condong ke depan
i. Letakkan bantal di bawah tangan
j. letakkan bantal keras pada punggung pasien untuk menstabilkan posisi
k. letakkan 2 atau lebih bantal di antara kaki pasien dengan posisi kaki sebelah semi fleksi
l. Mencuci tangan
m. Evaluasi respon pasien
n. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit Terkait:
a) Ruang Rawat Inap
b) Ruang Rawat Intensif
Dokumen: Form Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi
PENGATURAN POSISI PRONASI

NAMA INSTANSI Pemberian Posisi Prone


Nomor Dokumen: No.Revisi: Halaman:

No. Dokumen
Unit:

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan oleh:


Nama Direktur Utama

Jabatan Kepala Bidang Direktur Pelayanan Medik dan


Keperawatan Keperawatan
Tanda
Tangan

STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Unit Kerja :


OPERASIONAL
Pengertian : Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien prone (telungkup)
Tujuan :
a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus decubitus, kerusakan saraf superficial,
kerusakan pembuluh darah dan kontraktur
Kebijakan:
a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan
meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur (buat jadwal posisi)
Prosedur:
1. Persiapan alat
a. Bantal kecil 2
b. Bantal besar 1
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)
d. Atur tinggi tempat tidur pada posisi dasar yaitu posisi datar. Ambil semua bantal dan perlengkapan
lain yang digunakan pada posisi sebelumnya.
e. Bantu pasien dalam posisi telungkup
f. Hadapkan kepala klien di satu sisi, letakkan bantal kecil di bawah kepala tetapi tidak sampai bahu
g. Letakkan bantal kecil di bawah perut mulai dari diafragma sampai krista iliaka
h. Letakkan bantal di bawah kaki mulai dari lutut hingga tumit
i. Mencuci tangan
j. Evaluasi respon pasien
k. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit Terkait:
a) Ruang Rawat Inap
b) Ruang Rawat Intensif
Dokumen: Form Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi

SOP PENGAMBILAN SPUTUM

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA SOP MENGAMBIL SAMPEL SPUTUM
INSTITUSI

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Suatu tindakan untuk mengambil sampel sputum untuk pemeriksaan


diagnostik, meliputi :
1. Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam).
2. Pemeriksaan Sitologi.
3. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas.
4. Pemeriksaan Gram Stain : Bakteri gram negatif atau positif.

Tujuan 1. BTA : Mengidentifikasi basil tahan asampada klien yang diduga


menderita TBC, pemeriksaan ini dilakukan 3 hari secara berturut-
turut.
2. Sitologi : Mengidentifikasi adanya sel-sel ganas pada klien yang
dicuroigai kanker paru.
3. Kultur dan sensitivitas : Untuk menegakkan diagnosis, menentukan
jenis mikroorganisme, dan menentukan sensitifitas klien terhadap
terapi antibiotik.
4. Gram Stain : Untuk mengidentifikasi gram negatif atau gram positif.

Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil

Prosedur Persiapan Alat :


1. Nierbeken/bengkok.
2. Kantong plastik atau kotak untuk membawa spesimen
kelaboratorium (sesuai kebijakan RS).
3. Handscoen bersih.
4. Sikat gigi, tissue, mangkuk/kom muntah, dan masker (kalau perlu).
5. Formulir pemeriksaan laboratorium.
6. Bokal/pot sputum yang sudah diberi label

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur yanga akan dilakukan sehari
sebelum pemeriksaan, meliputi :
a. Sputum diambil pagi hari sebelum makan dan minum.
b. Posisi klien fowler klien fowler atau semi fowlwer.
c. Mengajarkan klien nafas dalam dan batuk efektif melakukan
fisioterapi dada dan postural drainage (kalau perlu).
d. Menganjurkan klien untuk banyak minum pada malam sebelum tidur
(bila tidak ada kontaindikasi).
e. Khusus untuk pemeriksaan sputum BTA dilakukan 3 kali/hari
berturut-turut.
2. Mencuci tangan, memakai handscoen bersih.
3. Membentangkan handuk didada klien.
4. Memberi kesempatan kepada klien utnuk berkumur.
5. Memberikan bokal/pot sputum steril dan mamberitahukan agar klien
tidak menyentuh bagian dalam bokal/pot sputum.
6. Menganjurkan klien untuk melakukan batuk efektif dengan cara
menarik nafas dalam beberapa kali, lalu membatukkan sputum
(bukan air ludah) langsung dimasukkan kedalam bokal/pot sputum.
7. Mengulangi, sampai sputum terkumpul ± 5 ml.
8. Menganjurkan klien untuk berkumur dan berikan tissue.
9. Melepaskan handscoen dan buang ketempat yang sudah ditentukan.
10. Merapikan klien dan membereskan alat-alat.
11. Mencuci tangan.
12. Mengirimkan bahan pemeriksaan sputum bersama formulir
pemeriksaan kelaboratorium dengan segera.

Unit terkait Rawat Inap

SOP FISIOTERAPI DADA

Status Induk Salinan


Dokumen No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA
INSTITUSI FISIOTERAPI DADA
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu mengencerkan dan


mengeluarkan sekret.
Tujuan 1. Membantu klien untuk mengencerkan secret dan memudahkan untuk
mengeluarkannya.
2. Memperbaiki satus respirasi klien.
3. Mencegah infeksi pada paru pada klien yang immobilisasi dalam waktu
lama.

Kebijakan
Prosedur Persiapan Alat :
1. Pot sputum dengan larutan desinfektan (Lysol 2%).
2. Bantal.
3. Gaun atau pakaian yang tidak mengiritasi.
4. Tempat tidur yang dapat diatur ketinggian dan posisinya (kalau perlu).
5. Tissue.
6. Peralatan oral hygiene.
7. Nierbeken / bengkok.
8. Masker dan handscoen bersih (kalau perlu).
9. Oksigen dan suction (kalau perlu).

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya fisioterapi dada.
2. Menganjurkan klien untuk berkemih terlbih dahulu.
3. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahu jika merasa mual, nyeri,
atau sesak nafas.
4. Memberikan medikasi yang akan membantu untuk mengencerkan sekresi
atau sputum (jika ada).
5. Mengenakan masker, gaun dan handscoen (jika ada indikasi).
6. Melakukan fisioterapi dada :

a. Postural Drainage (Clapping) :


1) Membantu klien untuk posisi duduk atau posisi tidur miring kiri / kanan.
2) Memberikan tissue dan pot suptum kepada klien.
3) Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk punggung klien
secara bergantian sampai ada rangsangan untuk batuk.
4) Menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret / sputum pada pot
sputum.
b. Vibrasi Dada :
1) Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan lambat melalui hidung dan
menghembuskannya melalui mulut.
2) Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang akan divibrasi.
3) Meminta klien untuk nafas dalam dan ketika klien menghembuskan nafas
getarkan telapak tangan secara perlahan diatas dada klien.
4) Menganjurkan klien untuk batuk untuk mengeluarkan suputum dan
membuangnya pada pot sputum.
7. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru.
8. Dengan perlahan mengembalikan posisi klien apda posisi semula.
9. Melakukan oral hygiene.
10. Merapihkan klien dan peralatan.
11. Mencuci tangan.

Unit terkait Rawat Inap dan UGD

SOP / PROTAP PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULAR

SOP / PROTAP
NAMA PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULAR
INSTANSI
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

………
Pengertian : Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot
Tujuan : Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan I.M
Kebijakan :
1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai
Prosedur :
Persiapan alat :
1. Spuit
2. Kapas alkohol
3. Bengkok
4. Aquabidest steril
5. Bengkok
6. Obat yang dibutuhkan
7. Bak Instrumen.

A. Pelaksanaan :
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat dimasukan perlahan-lahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan pemijatan pada tempat yang di injeksi.
12. Merapikan pasien dan alat
13. Mendokumentasikan hasil tindakan

Hal-hal yang diperlukan :


Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf.

Unit terkait : rawat jalan

SOP / PROTAP PENERIMAAN PASIEN BARU ICU

SOP / PROTAP
NAMA PENERIMAAN PASIEN BARU
INSTANSI
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

………
Pengertian :
Pasien baru ICU adalah pasien yang baru diterima masuk ke ICU yang akan mendapat
penatalaksanaan intensif oleh staf ICU selama masa perawatan di ICU.

Tujuan :
1. Pemanfaatan tempat tidur yang optimal di ICU.
2. Pasien baru di ICU mendapat penatalaksanaan intensif yang tepat dan benar.

Kebijakan :
Sesuai dengan kebijakan penerimaan pasien ICU.

Prosedur :
1. Dilakukan serah terima yang baik dengan dokter yang merujuk untuk perawatan di ICU,
usahakan untuk mendapatkan informasi yang penting selengkap mungkin.
2. Survei primer:
a. Pastikan jalan nafas dan pernafasan adekuat dan berikan pada pasien oksigen dengan fraksi
tertinggi (100%) sampai pemeriksaan analisa gas darah selesai dilakukan.
b. Periksa sirkulasi dan akses vena.
3. Survei sekunder: pemeriksaan pasien secara menyeluruh.
4. Monitor dasar yang sesuai untuk pasien: saturasi oksigen, EKG, arterial line, kateter vena
sentral.
5. Instruksi penting yang harus ditulis di status pasien:
a. Pola ventilasi
b. Sedasi/ analgesia
c. Obat-obatan, infus
d. Cairan
6. Lakukan pemeriksaan dasar:
a. Darah rutin, kimia darah, kalau perlu profil koagulasi.
b. Pemeriksaan mikrobiologi kalau perlu
c. Analisa Gas Darah
d. Foto thorak (setelah terpasangnya jalur kateter vena sentral atau arteri pulmonalis)
e. EKG
7. Jelaskan rencana penatalaksanaan pasien pada staff perawat.
8. Informasikan pada konsultan harian ICU yang bertugas.
OP / PROTAP PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA ANUS

SOP / PROTAP
NAMA PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA ANUS
INSTANSI
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

………
Pengertian :
Memasukkan sediaan obat yang berupa preparat supositoria anus ke dalam lubang anus.

Tujuan :
1. Menyediakan rute alternatif untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi saluran
pencernaan bagian atas (misalnya muntah)
2. Memberikan obat untuk program medikasit ertentu

Kebijakan :
1. Pasien dan keluarga memahami dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan
(Informed Consent lisan)
2. Penjelasan dan tindakan dilakukan oleh dokter atau perawat
3. Dilakukan dengan prinsip bersih
4. Pemberian obat harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip pemberian obat

Prosedur :
a. Peralatan
1. Trolley obat / nampan
2. Supositoria yang diminta
3. Sarungtanganbersih
4. Tisu
5. Bengkok

b.
2/3
Prosedur
1. Sediakan catatan pemberian obat pasien
2. Bandingkan kardek dengan program terapi terbaru di catatan terintegrasi
3. Cek gelang identitas dan tanya nama lengkap pasien
4. Berikan penjelasan mengenai prosedur
5. Berikan kesempatan bertanya pada pasien mengenai hal yang kurang dimengerti
6. Siapkan peralatan yang diperlukan.
7. Lakukan hand hygiene
8. Jaga privasi pasien
SOP PERSIAPAN TINDAKAN OPERASI

SOP / PROTAP
NAMA PERSIAPAN TINDAKAN OPERASI
INSTANSI

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

RUANG ………
OPERASI

Pengertian Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/
bangsal dan staf kamar operasi.

Tujuan A. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas


ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan
baik dan mengutamakan keselamatan pasien.
B. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang
dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas
persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur 1. Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi


2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang berlaku.
3. Petugas ruangan mengisi berita acara.
4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuk
surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.
5. Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang meliputi: nama, umur,
no. RM, alamat, dokter operator, diagnosis, rencana jenis operasi pasien pada
pergelangan tangan kanan pasien atau bila tidak memungkinkan pada
pergelangan tangan kiri, kemudian pergelangan kaki kanan, kemudian kiri,
kemudian leher.
6. Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi misalnya :
persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat operasi
dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi.
7. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari
petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai
tempat tidur yang dipakai di ruangan.
8. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.
9. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima yang
ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis
dalam buku register kamar operasi.
10. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara,
kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan umum pasien, surat
izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan
persediaan darah.
11. Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat
dalam berita acara oleh asisten operasi / omloop.
12. Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik
pasien.
13. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan.
14. Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi
menyerahkan pasien beserta semua kelengkapannya yang ditandai dengan
penandatanganan berita acara serah terima pasien pasca operasi.

Unit terkait Rawat inap, IGD

You might also like