Professional Documents
Culture Documents
1 SM PDF
1 SM PDF
ABSTRACT
Hospital TK. II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang is a grade B hospital which already
has accreditation plenary. Health care facilities has side result was medical and non
medical waste. Medical waste generated belongs to the hazardous materials and
toxic waste. Hazardous and toxic medical solid waste has mandatory be well
managed must be managed properly in the waste began to phase reduction and
sorting, storage phase and the transport phase to reduce the risk of employment,
health, and environmental impact. The purpose of this research was to evaluate the
management of hospital B3 solid waste from reduction and sorting stage, the storage
stage, carriage stage under Regulation Ministry of Environment and Forestry No. 56
in 2015 on Procedures and Technical Requirements for the management of
hazardous and toxic of Health Care Facilities. This research is observational
research which has qualitative descriptive with cross sectional approach. This
research subject is taken using purposive sampling technique that consists of 9 key
informants and 3 triangulation informants. The results of this research showed that
the average B3 solid medical waste generated each day reach 82.37 kg.
Assessment of the evaluation based on the regulation of the Minister of environment
and Forestry Number 56 year 2015 get a percentage of 76,39%, which means do not
meet the standard of 100%. Problems were found in the stages of management,
such as there is no system of labelling on the containers and bags of waste, errors in
the storage and transport, as well as negligence officer in usage self tool protection
(APD) in the storage and carriage stage.
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan Keberadaan rumah sakit memberikan
lembaga kesehatan yang kemudahan akses bagi masyarakat
menyediakan layanan kesahatan untuk memperoleh pelayanan
perorangan secara lengkap dan kesehatan dengan jaminan
penuh bagi masyarakat dengan keselamatan dan memberikan
memiliki fasilitas layanan rawat inap, kepastian hukum.1 Aktifitas pelayanan
rawat jalan, dan gawat darurat. kesehatan rumah sakit menjadikan
485
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
rumah sakit sebagai penghasil limbah dan non medis yang sesuai untuk
terbesar salah satunya yaitu limbah menjaga kebersihan dna kenyamanan
yang masuk dalam golongan limbah rumah sakit sehingga tercipta kondisi
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) rumah sakit yang sehat dan dapat
yang berpotensi besar menyebabkan memutuskan laur penularan penyakit
pencemaran lingkungan.2 menular.7
Limbah B3 adalah buangan Menurut lampiran 1 PP Nomor
dari suatu kegiatan yang mengandung 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan
B3 dikarenakan karakteristik yang limbah bahan berbahaya dan beracun
dimilikinya. Limbah tersebut baik limbah medis rumah sakit masuk
secara langsung ataupun tidak dalam kategori limbah B3 dengan
langsung mampu menimbulkan kode limbah A337-1, dimana yang
pencemaran lingkungan, merusak masuk dalam kategori limbah B3 di
lingkungan hidup, bahkan dapat rumah sakit dan fasilitas pelayanan
berdampak buruk pada kelangsungan kesehatan diantaranya adalah limbah
kehidupan manusia.3 medis dengan karakteristik infeksius,
Berdasarkan Profil Kesehatan produk, bahan kimia kadaluarsa,
Indonesia tahun 2016, jumlah rumah farmasi kadaluarsa, peralatan
sakit di Indonesia mencapai 2.601 laboratorium terkontaminasi B3,
rumah sakit umum dan khusus peralatan medis mengandung logam
dengan peningkatan sebanyak 4,5% berat, dan sejenisnya, kemasan
dari tahun 2015.4 Buku Saku produk farmasi dan Sludge IPAL.3
Kesehatan Jawa Tengah tahun 2016, Pengelolaan limbah medis padat
di Provinsi Jawa Tengah terdapat 280 rumah sakit diatur dalam Keputusan
rumah sakit umum dan khusus. Menteri Kesehatan Nomor 1204 tahun
Sebanyak 228 RSU dan 52 RSK.5 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Cakupan rumah sakit yang Lingkungan Rumah Sakit bahwa
melakukan pengelolaan limbah medis pengelolaan limbah medis padat perlu
sesuai standar berdasarkan data Profil meliputi minimasi limbah, pemilahan,
Kesehatan Indonesia tahun 2016 pewadahan, pemanfaatan kembali
sebesar 17,36% dan 6 provinsi yang dan daur ulang.8 Sedangkan dalam
belum melakukan pengelolaan sesuai Permen LHK Nomor 56 tahun 2015
standar yaitu Sulawesi Tengah mengenai Tata Cara dan Persyaratan
Bengkulu, Papua Barat, Nusa Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Tenggara Timur, , Sulawesi Barat, dan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Papua.4 Limbah rumah sakit sekitar Pelayanan Kesehatan, rumah sakit
10-20% adalah yang dinilai merupakan salah satu fasilitas
berbahaya dan mampu menimbulkan pelayanan kesehatan yang
berbagai dampak kesehatan, menyumbang produksi LB3 dengan
sehingga 70-90% diantaranya memiliki kewajiban melakukan
merupakan limbah yang menyerupai pengelolaan LB3 meliputi
limbah domestik.6 pengurangan dan pemilahan,
Secara nasional rumah sakit penyimpanan, pengangkutan,
menyumbang produksi limbah padat pengolahan, penguburan, dan/atau
sebanyak 376.089 ton/hari dan penimbunan LB3.9
produksi limbah cair rumah sakit Pada studi pendahuluan yang
sebanyak 48.985 ton/hari. Sehingga sudah dilakukan didapatkan bahwa
dibutuhkan pengelolaan limbah medis pengelolaan limbah B3 yang dilakukan
486
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
487
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
488
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
489
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
490
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
kantong plastik limbah tidak memiliki “Kalo sampah standar ada tiga, ada
simbol karakteristik limbah tertentu. limbah medis, non medis, sama
Sistem pelabelan sudah berjalan yaitu limbah benda tajam kalo khusus
dengan memberikan keterangan atau kemoterapi ada limbah sitotoksik jadi
informasi diatas penutup wadah ada empat. untuk sementara limbah
mengenai jenis limbah yang harus sitotoksiknya memakai plastik ungu
dibuang diwadah tersebut. Sistem
yang kecil-kecil dan disendirikan dari
pelabelan, pemberian simbol, dan
plastik kuning yang infeksius. kalo
pembedaan karakteristik limbah
berguna untu mencegah penyebaran sampah non medis pakai plastik
penyakit akibat limbah medis tersebut hitam.”
terhadap pengelola limbah. Limbah Kepala Instalasi Rawat Inap :
medis padat seperti bekas jarum “Disana kita bagi tempatnya sampah
suntik, apabila dibuang bersamaan sudah sendiri-sendiri. Limbah medis
dengan limbah domestik maka akan sendiri , non medis sendiri mbak, jadi
membahayakan petugas kebersihan yang ngambil bisalangsung memilah
yang mengelolanya, dapat diambil karena petugas pengambil sampah
oleh pemulung sampah sehingga medis sendiri, sampah non medis
dapat meningkatkan penularan HIV sendiri. Benda tajam juga tempatnya
(99%) lewat penggunaan jarum suntik sendiri
bekas.7
Staf Sanitasi Rumah Sakit:
Hemodialisa 1. Terdapat troli untuk memuat semua kebutuhan obat 1 (pasien) yang dilengkapi dengan
platik kuning untul limbah infeksius, dan platik hitam untuk limbah non medis.
2. Pemanfaatan jerigen bekas dialiser
3. Limbah benda tajam dibuang di jerigen bekas
4. Dilakukan desinfektan setiap pergantian pasien dengan klorin
5. Membuang sisa cairan pada infus dan selang pada spoelhoek
Kemoterapi 1. Melakukan pemilahan limbah menjadi 3 kategori yaitu limbah medis infeksius dilapisi
plastik warna kuning, limbah sitotoksik dilapisis plastik warna ungu, dan limbah non
491
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
492
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
(dua) sejak limbah dihasilkan untuk pagi hari pada saat rumah sakit masih
menghindari adanya pertumbuhan dalam kondisi sepi selain itu alat
bakteri, putreaksi, dan bau. angkut yang digunakan juga dapat
3. Pengangkutan Limbah Medis ditutup sehingga mengurangi
Padat B3 persebaran penyakit pada saat
Pengangkutan limbah medis pengangkutan. Sejalan dengan
padat B3 yang dihasilkan dari masing- penelitian yang dilakukan oleh
masing sumber, kemudian akan Agustina (2014) bahwa jalur
dibawa ke TPS LB3 dilakukan pengangkutan yang digunakan sudah
sebanyak 2 (dua) kali dalam satu hari dipertimbangkan sehingga jalur yang
yaitu pada pagi hari (06.30 WIB) dan dilalui untuk membawa limbah medis
siang hari (13.30 WIB). Pengangkutan sudah terstruktur dan berusaha
yang dilakukan secara tidak terjadwal menghindari jalur yang digunakan
atau tidak rutin minimal sehari sekali oleh pengunjung agar tidak
makan akan mengakibatkan mengganggu kenyamanan
penimbunan sampah pada penghasil pengunjung.7
limbah (Aulia, 2012).18 Penggunaan alat pelindung diri
Petugas Kebersihan LB3 : (APD) sudah dilakukan mulai dari
“Pagi hari pukul setengah tujuhan tahap pengurangan dan pemilahan,
dilakukan sebanyak dua kali sehari, penyimpanan dan pengangkutan,
satunya siang jam satu setengah dua namun belum dilakukan secara
tapi cuma yang banyak-banyak saja optimal dengan baik dan benar.
yang dibangsal tidak.” Persyaratan dalam EPA (Environment
Alat pengangkutan yang Protection Agency) menyatakan
digunakan berupa troli khusus untuk bahwa penanganan limbah
limbah medis padat B3 yang sudah seharusnya menggunakan peralatan
sesuai dengan peraturan yaitu mudah pelindung.19
dilakukan bongkar muat limbah,
mudah dibersihkan, tahan dengan KESEIMPULAN
goresan benda tajam, dan beroda 1. Karakteristik limbah medis padat
sehingga memudahkan mobilitas B3 :
pengangkutan serta dilengkapi a. Sumber penghasil limbah
dengan simbol limbah infeksius. Hal medis padat bahan berbahaya
ini serupa dengan penelitian yang dan beracun (B3) berasal dari
dilakukan oleh Astuti (2014) bahwa 8 pelayanan kesehatan yaitu
pengangkutan limbah menuju TPS pelayanan rawat inap,
diangkut menggunakan troli.7 pelayanan rawat jalan
Rumah Sakit Tk.II 04.05.01 dr. (poliklinik), pelayanan
Soedjono Magelang belum memiliki hemodialisa, pelayanan
jalur khusus untuk pengangkutan kemoterapi, pelayanan
limbah medis padat B3. Rute farmasi, pelayanan instalasi
pengumpulan dimulai dari area gawat darurat (IGD),
penghasil yang paling jauh dari TPS pelayanan laboratorium, dan
sampai dengan area penghasil yang pelayanan instalasi bedah.
paling dekat dengan TPS LB3 selain b. Jenis limbah medis padat
itu melewati jalur belakang untuk bahan berbahaya dan beracun
menghindari area yang banyak dilalui (B3) meliputi masker
oleh banyak orang dan memilih waktu disposable, sarung tangan
493
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
494
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
495