You are on page 1of 9

Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No.

2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI


TRIGGER FINGER DENGAN INTERVENSI ULTRASOUND
(US), INFRARED (IR) DAN TRANSVERSE FRICTION
DI RSUD BENDAN PEKALONGAN
HALAMAN JUDUL
Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo.
Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan
Email: arisantoso6011@gmail.com, hasan143173@gmail.com

ABSTRACT

Trigger finger or tenosyvitis stenosing is described as a condition where


the finger tendon is locked at the time of movement from the flexion position
toward the extension position. This is due to local inflammation or the presence of
swelling in the flexor tendon wrap that causes the wrapper can not normally flow.
Signs and symptoms that arise is the presence of pain, the spasm M. Fleksor
Digitorum, decreased strength of M. Fleksor Digitorum, limitations of finger
joints. Physiotherapy modalities used include: ultrasound, infra red and transverse
friction.To know the benefits of therapy with ultrasound modality, infra red and
transverse friction in relieving pain, reducing spasm M. Flexor Digitorum,
increasing muscle strength M. Flexor Digitorum, increasing the scope of finger
joint motion. Management of physiotherapy on finger trigger conditions with
ultrasound, infrared, and transverse friction modalities.
After receiving physiotherapy treatment (ultrasound, infra red and transfer
friction) for 6 times the therapy was obtained: 1) Decreased the tenderness of the
flexor tendon from T1: 5.1 cm to T6: 0.9 cm, 2) Increased scope of joint motion in
the left PIP II of T1: S = 20º-0º-30º to T6: S = 28º-0º-60º and MCP II T1: S = 10º-
0º-30º to T6: S = 14º-0º- 59º, 3) Increased strength of M. Flexor Digitorum on PIP
II Sinistra from T1: 4 to T6: 5, 4) Decreased the spasm of M. Fleksor Digitorum
from T1: 1 to T6: 0. Ultasound, infra red and transverse friction can reduce pain,
reduce spasm M. Flexor Digitorum, increase strength M. Flexor Digitorum,
increase the scope of joint motion.

Keywords: Trigger Finger II sinistra , Ultrasound, Infra Red and Transverse


Friction

PENDAHULUAN Hampir semua kegiatan yang bersifat


Tangan merupakan salah satu produktif maupun yang bersifat
bagian tubuh yang memegang fungsi rekreasi melibatkan gerakan tangan.
penting dalam kegiatan sehari-hari. Gangguan fungsi dari tangan bisa
Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 44
Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

menimbulkan keterbatasan, maka hal sehingga dapat terwujud Indonesia


ini mengakibatkan aktivitas sehari– sehat (Hastono,2002).
hari akan terhambat. Kondisi trigger Penggunaan peralatan
finger termasuk salah satu kondisi komputer dalam jangka waktu
yang menyebabkan gangguan fungsi memang sangat sulit untuk dihindari
pada tangan (Sjamsuhidajat dan De oleh masyarakat moderen, khususnya
jong, 2005). yang berada di kota-kota besar.
Pemakaian otot yang dilakukan Hampir semua orang kini
terus-menerus dapat menyebabkan menggunakan handphone dan juga
otot bekerja hiper aktivitas yang komputer sebagai alat untuk
akhirnya menimbulkan nyeri di menyelesaikan tugas, pekerjaan,
daerah jari saat digerakan. Nyeri hingga mendapatkan informasi
yang dirasakan biasanya berupa rasa paling update. Yang menjadi
nyeri gerak dan nyeri tekan pada masalah adalah penggunaan yang
otot-otot jari dan di sertai bunyi berlebihan ternyata bisa memicu
“klik’’. masalah besar pada psikologi, saraf,
Fisioterapi sebagai salah satu dan bahkan sendi dan tulang-tulang
pelaksanaan layanan kesehatan ikut pada tubuh. Salah satu penyakit yang
berperan dan bertanggung jawab kerap disebabkan karena penggunaan
dalam peningkatan derajat kesehatan, peralatan moderen adalah trigger
terutama yang berkaitan dengan finger.
obyek disiplin ilmunya yaitu gerak Trigger finger atau tenosyvitis
dan fungsi. Usaha untuk stenosing digambarkan sebagai
meningkatkan kesehatan oleh kondisi dimana terkuncinya tendon
fisioterapi meliputi semua unsur jari pada saat di gerakan dari posisi
yang terkait dalam upaya fleksi ke arah posisi ekstensi. Hal ini
peningkatan derajat kesehatan yaitu di karenakan adanya inflamasi lokal
peningkatan (promotif), pencegahan atau adanya pembengkakan pada
(preventif), penyembuhan (kuratif) pembungkus tendon fleksor yang
dan pemeliharaan (rehabilitasi), mengakibatkan pembungkus itu tidak

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 45


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

dapat melucur secara normal. (Kesler Tetapi tidak semua modalitas


randolph M,2006). tersebut efektif terhadap masalah
Trigger finger kebanyakan yang terjadi, oleh sebab itu
terjadi pada wanita berusia 30 tahun fisioterapi perlu mengetahui
ke atas. Aktivitas rumah tangga efektifitas dari treatment yang
seperti memasak, mencuci, digunakan serta tujuan yag akan
menggunting rumput, dan pada saat dicapai. Pada kesempatan ini penulis
menggendong bayi. Meski demikian akan meneliti tentang
bukan tidak mungkin trigger finger penatalaksanaan fisioterapi pada
terjadi pada wanita yang lebih muda kondisi trigger finger dengan
bergantung pada aktivitasnya intervensi ultrasound (US), infra red
(Helmi, 2012). (IR) dan transverse friction.
Kebanyakan trigger finger Ultrasound (US), infra red (IR)
terjadi pada wanita namun laki-laki dan transverse friction dipilih oleh
juga terkena trigger finger. Para penulis sebagai modalitas yang
pemain musik terutama pada piano, efektif karena US memiliki efek
gitar, dan terompet potensial bervariasi, US mampu mengurangi
mengalami trigger finger. Bahkan inflamasi dan membantu proses
yang teraktual saat ini para gamer perbaikan jaringan (Myers, 2012),
sangat berpotensi mengalami trigger sedangkan infra red (IR) dapat
finger. Penggunaan mouse dan mengurangi nyeri dan mengurangi
keyboard yang berlebihan akan spasme pada trigger finger dan
mengalami keluhan trigger finger transverse friction akan melepaskan
(Helmi, 2012) perlengketan abnormal crosslink
Untuk menangani sehingga elastisitas jaringan akan
permasalahan yang ada pada kondisi kembali membaik sehingga
trigger finger banyak modalitas kemampuan fungsional tangan
fisioterapi yang dapat digunakan, diharapkan ikut meningkat.
seperti US, MWD, TENS, manual
terapi, paraffin bath dan lain-lain.

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 46


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

METODOLOGI PENELITIAN spasme, penurunan kekuatan otot,


Penelitian ini penulis penurunan lingkup gerak sendi dan
menggunakan metode deskriptif aktivitas fungsional. sebelumnya
yaitu cara menganalisa, pasien dilakukan pemeriksaan
mendeskripsikan data-data yang fisioterapi berupa pemeriksaan nyeri
bersifat umum dan bersifat khusus dengan skala VAS, spasme dengan
sehingga fisioterapis dapat palpasi, kekuatan otot dengan MMT,
menentukan program terapi untuk LGS dengan goneo dan aktivitas
dapat mencapai tujuan dari terapi. fungsional dengan Wrist hand
Desain penelitian ini dilakukan disability indeks.
dengan cara melakukan interview Instrumen Penelitian dalam
dan observasional pada seorang penelitian ini sebagai berikut :
pasien secara langsung yang Nyeri
dilakukan di poli RSUD BENDAN. Dengan cara menanyakan kepada
Gambaran desain penelitian pasien nyeri yang dirasakan yaitu
sebagai berikut : nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri
gerak. Nilai 1 tidak ada nyeri, nilai 5
X Y nyeri cukup berat, nilai 10 nyeri tak
tertahankan.
Spasme Otot
Z
Mengukur Spasme otot pernafasan
dapat dilakukan dengan cara palpasi
Gambar 1. Desain Penelitian
yaitu : dengan jalan menekan dan
Keterangan: memegang bagian tubuh pasien
X : Keadaan pasien sebelum
diberikan program fisioterapi untuk mengetahui kelenturan otot,
Y : Keadaan pasien setelah misal terasa kaku, tegang atau lunak.
diberikan program fisioterapi
Kriteria penilaiannya : Nilai 0 adalah
Z : Program fisioterapi
tidak ada spasme, nilai 1 adalah ada
Problematika yang muncul spasme.
pada kasus ini meliputi adanya nyeri,

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 47


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

Lingkup Gerak Sendi Interview


pemeriksaan yang dilakukan untuk Metode ini digunakan untuk
mengetahui luas jarak yang bisa mengumpulkan data dengan cara
dicapai oleh suatu persendian saat tanya jawab antara terapis dengan
sendi tersebut bergerak, baik secara sumber data / pasien, yaitu dengan
aktif maupun secara pasif. auto anamnesis.
Kekuatan otot Observasi
Nilai 0 = Tidak ada kontraksi Dilakukan untuk mengamati
Nilai 1 = Ada Kontraksi perkembangan pasien sebelum terapi,
Nilai 2 = Ada kontraksi, selama terapi dan sesudah diberikan
meminimalkan gaya terapi
gravitasi. Data Sekunder
Nilai 3 = Gerakan melawan grafitasi Studi Dokumentasi
Nilai 4 = Resistence minimal Dalam studi dokumentasi penulis
(tahanan minimal) mengamati dan mempelajari data-
Nilai 5 = Resistance maksimal data medis dan fisioterapi dari awal
(tahanan maksimal ) sampai akhir.
Aktivitas Fungsional Studi Pustaka
Dengan cara melakukan tanya jawab Dalam penelitian ini diambil dari
kepada pasien tentang keterbatasan sumber-sumber diambil dari buku,
saat melakukan aktivitas. jurnal / internet, yang berkaitan
Prosedur Pengambilan Data dengan kondisi trigger finger
Data Primer
Pemeriksaan Fisik HASIL DAN PEMBAHASAN
Bertujuan untuk mengetahui keadaan Evaluasi Pengukuran Nyeri
fisik pasien, keadaan fisik terdiri dari Pemeriksaan nyeri pada trigger
vital sign, inspeksi, palpasi, perkusi finger menggunakan skala VAS
dan auskultasi. (visual analoque scale) dengan
penilaian 0 = tidak nyeri, dan
penilaian 10 = nyeri hebat.

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 48


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

spasme dari hasil T1 Sampai T6


pemeriksaan spasme di dapatkan
10
5 diam
0
tekan
hasil adanya penururnan spasme
1

6
5
gerak

pi

pi

pi

pi

pi

pi
ra

ra

ra

ra

ar
ra
te

te

te

te

te

te
pada M. Flexor digitorum pada
terapi ke 6.
Gambar 2. Evaluasi nyeri

Dari Gambar 2 didapatkan


hasil data sebagai berikut pada nyeri
diam T1 = 0 cm dan T6 = 0 cm di
ada keluhan pada nyeri diam, nyeri
tekan pada T1 = 5,1 cm mengalami
penurunan pada T6 = 0,9 cm, nyeri
gerak T1 = 2,5 cm mengalami Gambar 3. Evaluasi spasme otot

penurunan pada T6 = 0,1 cm. Dari Gambar 3 didapatkan


Sesuai penelitian menurut Ono hasil spasme pada M. Flexor
et al, 2010 bahwa gelombang suara digitorum pada T1= 1 terdapat
frekuensi tinggi diaplikasikan pada spasme terdapat penurunan pada T6=
area yang mengalami inflamasi. 0 tidak ada spasme
Gelombang suara diubah menjadi Menurut Sujadno (2002),
panas, sehingga meningkatkan suhu bahwa pemberian Infra Red dapat
dalam jaringan pada jari, terjadi meningkatkan proses metabolisme,
pelebaran pembuluuh darah, vasodilatasi pembuluh darah dan
penambahan jumlah oksigen yang mempengaruhi jaringan otot
dikirim kejaringan yang cidera, sehingga bisa mengurangi spasme
mempercepat proses penyembuhan pada M. Flexor digitorum.
jaringan otot. Evaluasi Kekuatan Otot
Evaluasi Pengukuran Spasme Pemeriksaan kekuatan otot
Pemeriksaan spasme pada trigger finger menggunakan
dirumuskan dengan nilai 0 = tidak MMT (muscle manual testing)
terdapat spasme dan 1 = terdapat dengan penilaian 0 = tidak ada

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 49


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

kontraksi, nilai 1 = ada kontraksi, Evaluasi Perubahan Nilai Lingkup


nilai 2 = ada kontraksi minimal gaya Gerak Sendi
gravitasi, nilai 3 = gerakan melawan Untuk pemeriksaan lingkup
gravitasi, nilai 4 = resistance gerak sendi menggunakan
minimal (tahanan minimal), nilai 5 = goneometer, hasil dari penilaian
resistance maksimal (tahanan lingkup gerak sendi dari T1 Sampai
maksimal). T6 pemeriksaan lingkup gerak sendi
di dapatkan hasil adanya peningkatan
lingkup gerak sendi pada terapi ke 5
dan 6.

Gambar 4. Kekuatan otot

Dari Gambar 4 di atas Gambar 4. Lingkup gerak sendi

didapatkan hasil kekuatan otot pada


Dari Gambar 4 dapat
T1= nilai 4 terdapat peningkatan
disimpulkan bahwa pasien bernama
pada T6= 5, menurut Kisner, 1996.
Tn. S.B usia 58 tahun dirujuk ke
menggunakan latihan gerak tubuh
fisioterapi dengan diagnose medis
baik secara aktif maupun pasif,
trigger finger jari II sinistra
Secara umum tujuan dari terapi
mengalami perubahan setelah
latihan adalah pencegahan disfungsi
dilakukan program fisioterapi 6 kali
dengan pengembangan, peningkatan,
dengan modalitas ultrasound,infra
perbaikan, atau pemeliharaan dari
merah dan transverse friction, yaitu
kekuatan dan daya tahan otot
peningkatan lingkup gerak sendi
(Kisner, 1996).
sebelah kiri dari Peningkatan lingkup
gerak sendi pada PIP II sinistra dari
S= 20º-0º-30º menjadi S= 28º-0º-60º

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 50


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

dan MCP II sinistra S= 10º-0º-30º Pada penatalaksanaan


menjadi S= 14º-0º-59º. fisioterapi yang telah dilakukan
Menurut penelitian Ubadillah, terhadap pasien dengan diagnose
2013 transverse friction adalah salah trigger finger sebanyak 6 kali terapi
satu tehnik massage dengan didapatkan kesimpulan ahwa :
menggerakkan jaringan superficial 1 Menurunnya rasa nyeri tekan pada
diatas jaringan yang lebih dalam de- tendon fleksor dari T1: 5,1 cm
ngan menjaga kontak tangan yang menjadi T6: 0,9 cm
kuat dengan kulit, menggunakan 2 Menurunnya spasme M. Fleksor
gerakan transversal pada daerah yang Digitorum dari T1: 1 menjadi T6:
terbatas. Tekanan yang diberikan 0.
adalah tekanan yang dalam dan kuat, 3 Peningkatan lingkup gerak sendi
sehingga dapat meningkatkan tension pada PIP II sinistra dari T1: S=
pada struktur tersebut sehingga dan 20º-0º-30º menjadi T6: S= 28º-0º-
mengulur daerah tersebut, sehingga 60º dan MCP II sinistra T1: S=
lingkup gerak sendi pada jari akan 10º-0º-30º menjadi T6: S= 14º-0º-
meningkat. 59º
4 Peningkatan kekuatan M. Fleksor
KESIMPULAN Digitorum pada PIP II Sinistra dari
Trigger finger digambarkan T1: 4 menjadi T6: 5
sebagai kondisi dimana terkuncinya
sendi jari pada saat di gerakan dari DAFTAR PUSTAKA
posisi fleksi ke arah posisi ekstensi. Frontera, et all, 2008; Essential of
Physical Medicine and
Hal ini di karenakan adanya
Rehabilitation; Second
inflamasi lokal atau adanya edition, Saunders Elsevier,
Philadelphia, hal. 179-182.
pembengkakan pada pembungkus
tendon fleksor yang mengakibatkan
Hastono, 2007. Analisis Data
pembungkus itu tidak dapat melucur Kesehatan. FKM UI. Jakarta.
secara normal (Frontera et all, 2008).
Helmi, Z.N., 2012; Buku Ajar
Gangguan Muskuloskeletal;

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 51


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 2, No. 2, Tahun 2018, ISSN 2548-8716

Edisi pertama, Salemba


Medika, Jakarta.

Kisner Carolyn and Lynn Allen


Colby, 1996 ; Therapeutic
Exercise Foundation and
Technique, Third Edition, F.
A. Davis Company,
Philadelphia.

Ono, S dan Clapham, P.J dan Chung,


K.C.2010. Optimal
Management of Carpal
Tunnel Syndrome.
Interantional Journal of
General Medicine.

Sujatno. (2002). Sumber Fisis.


Surakarta: Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan
Fisioterapi.

Sjamsuhidajat dan de Jong, 2005;


Buku Ajar Ilmu Bedah; Edisi
III, EGC Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta, hal.
911,921-922.

Pelaksanaan Fisioteraphy pada kondisi Trigger Finger Dengan Intervensi 52


Ultrasound (US), Infrared (IR) dan Transverse Friction di RSUD Bendan
Pekalongan | Ari Santoso, Eko Budi Prasetyo, hlm. 44-52

You might also like