Professional Documents
Culture Documents
Abstract
220
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
perbankan syariah nasional masih berada sebagaimana risiko yang biasa dihadapi
pada level awal. Misalnya dalam hal oleh bank konvensional seperti resiko
manajemen dan sistem operasional, bank kredit, resiko pasar, resiko likuiditas dan
syariah masih mengadopsi model risiko operasional. Kedua, resiko-resiko
perbankan konvensional. Kemudian dari yang disebutkan diatas akan menghadapi
sisi landasan hukum dan peraturan kondisi yang berbeda ketika berhadapan
perundang – undangan yang masih sangat dengan kewajiban mematuhi prinsip-
baru (UU No.21/2008) dan masih ditopang prinsip syari’ah. Faktor lain juga muncul
dengan kehadiran regulasi lainnya yang dari keunikan sisi struktur asset dan
berlaku umum (UU Perseroan Terbatas, liabilitas bank syari’ah. Konsekuensi dari
UU Pasar Modal, dan Peraturan Bank semua itu adalah bank syari’ah, selain
Indonesia). Demikian juga halnya menerapkan manajemen resiko
mengenai pola pengelolaan seperti sebagaimana yang diterapkan oleh bank
hubungan antara manajemen dengan pada umumnya yang tidak bertentangan
pemilik modal, manajemen dengan dengan syari’ah, juga harus mampu
nasabah, kemudian penerapan paradgima merancang sistem sendiri sesuai dengan
dan prinsip – prinsip yang menjadi ciri karakter aktivitas yang dijalankannya.1
utama bank syariah, eksistensi lembaga – Kerumitan tersebut terlihat dari beberapa
lembaga pendukung seperti DSN, DPS, faktor seperti penerapan skema profit and
BAMUI, produk – produk yang loss sharing (PLS) dan produk-produk
dikembangkan bank syariah hingga bentuk bank syari’ah, relasi kepentingan organ
dan model manajemen yang diterapkan perusahaan dengan nasabah, faktor jaminan
semuanya masih menjadi pertanyaan besar terhadap kredit, aturan-aturan yang
bagi publik. Hal ini disebabkan oleh membatasi dalam memperoleh dan
tahapan sosialisasi bank syariah yang menyalurkan dana serta dilarangnya
masih sangat dangkal pada masyarakat penggunaan instrument bunga baik dalam
umum yang pada dasarnya menjadi pasar tabungan maupun pinjaman dan kredit.
potensial bagi perbankan syariah nasional. Kemampuan dalam menerapkan
Dengan lemahnya sosialiasi ditambah manajemen risiko tentunya harus lebih baik
dengan beragam anggapan miring yang agar bank syariah tidak mengalami
berkembang cukup masif menjadikan gangguan-gangguan dalam aktivitas
keberadaan dan kesyariahan bank syariah operasionalnya. Maka sudah selayaknya,
masih diragukan oleh sebagian masyarakat. dengan produk yang berbeda dari bank
Bank syariah memiliki resiko konvensional, mekanisme manajemen
yang lebih kompleks dibandingkan dengan risiko yang diterapkan bank syari’ah juga
perusahaan yang bergerak di sektor harus disesuaikan dengan potensi dan
lainnya. Kompleksitas persoalan perbankan tingkat risiko yang akan dihadapi.
tidak semata menyangkut organ – organ
perusahaan tetapi juga melibatkan nasabah
dan masyarakat luas serta kondisi stabilitas
1
perekonomian dalam cakupan yang lebih Lihat Tariqullah Khan dan Habib
luas. Ahmed, Risk Management; An Analysis of
Resiko dan pelaksanaan Issues In Islamic Financial Industry,
manajemen resiko pada perbankan syariah Occasional paper, IDB and IRTI, Jeddah:
lebih rumit. Dianggap lebih rumit 2001, hlm. 21. Lihat juga Hennie Van
setidaknya disebabkan dua hal, pertama Greuning dan Zamir iqbal, Risk Analysis
bank syari’ah menghadapi resiko for Islamic Banks, Washington DC: World
Bank, 2008).
221
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
Berdasarkan latar belakang diatas yang sangat baik. Setiap lembaga bisnis
memunculkan keinginan penulis untuk bertujuan untuk memperoleh return
melakukan kajian yang lebih mendalam tertentu dari aktifitas bisnisnya. Untuk itu,
mengenai bagaimana sesungguhnya konsep mereka akan menanggung suatu risiko
manajemen resiko yang tepat untuk tertentu sesuai dengan sasaran perolehan
diterapkan pada perbankan syariah di yang ingin dicapai.
Indonesia. Manajemen risiko merupakan Pengertian risiko dalam kehidupan
suatu disiplin keilmuan yang relatif baru umum sehari-hari biasa dipahami secara
dalam manajemen perusahaan. Industri intuitif. Akan tetapi, setiap disiplin ilmu
keuangan dan perbankan mulai memiliki terminologinya sendiri.
memberikan perhatian besar terhadap Pengertian risiko, dengan demikian akan
manajemen risiko terutama setelah sesuai dengan konteks dimana istilah ini
berbagai kejadian yang menyebabkan digunakan. Pengertian yang dikemukakan
ambruknya industri ini sejak beberapa umumnya berkaitan dengan kemungkinan
dekade terakhir. Sementara itu, industri terjadinya akibat buruk (kerugian) yang
keuangan dan perbankan syariah tidak diinginkan atau tidak terduga.
memerlukan keahlian ini seiring dengan Kemungkinan ini menunjukkan
perkembangannya yang pesat dan dalam ketidakpastian dan merupakan kondisi
lingkungan global yang terus bergerak. yang menyebabkan tumbuhnya risiko.
Djojosoedarsono mencatat
Manajemen Resiko beberapa pengertian risiko secara umum
Pengertian Manajemen Risiko seperti disampaikan beberapa penulis,
Setiap bidang hal dalam bisnis antara lain3:
senantiasa berhadapan dengan risiko. 1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-
Interaksi suatu lembaga dalam kegiatannya hasil yang dapat terjadi selama periode
akan menimbulkan risiko dari faktor mikro tertentu (Arthur Williams Dan Richard
dan makro ekonomi. Resesi ekonomi dan MH.).
persaingan bisnis, keunggulan teknologi, 2. Risiko adalah ketidaktentuan
kesalahan suplier, intervensi politik, atau (uncertainty) yang mungkin melahirkan
bencana alam merupakan risiko potensial peristiwa kerugian (loos) (A. Abas
yang akan dihadapi oleh setiap lembaga Salim).
bisnis. Namun demikian, peran lembaga 3. Risiko adalah ketidakpastian atas
keuangan yang spesifik dalam proses terjadinya peristiwa (Soekarto).
intermediasi dan sistem pembayaran akan 4. Risiko merupakan
menyebabkannya menghadapi berbagai penyebaran/penyimpangan hasil aktual
risiko yang tidak dihadapi oleh jenis dari hasil yang diharapkan (Herman
lembaga lainnya2. Untuk itu, setiap Darmawi).
lembaga harus mampu mengelola setiap 5. Risiko adalah probabilitas suatu hasil /
risiko yang dihadapinya. outcome yang berbeda dengan yang
Kenyataan tersebut menuntut diharapkan (Herman Darmawi).
sebuah pelaksanaan manajemen risiko
Dari definisi- definisi tersebut, risiko
memiliki karakteristik sebagai berikut:
2
Santoso, Wimboh dan Enrico
Heriantoro, “Market Risk di Perbankan
3
Indonesia”, Kajian Stabilitas Keuangan, Djojosoedarsono, Soeisno,Prinsip
No. 1 Juni, Jakarta: Bank Indonesia, - Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,
2003,hlm.76 Jakarta: Salemba Empat, 1999,hlm.1-2
222
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
223
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
224
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pelarangan gharar dalam sunnah
pada hari ini13orang-orang kafir telah terutama berkaitan dengan transaksi
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, pertukaran (jual-beli). Sementara gharar
sebab itu janganlah kamu takut kepada yang meliputi kegiatan mukhadarah
mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari (mudlarabah) tidak termasuk dalam yang
ini telah Kusempurnakan untuk kamu dilarang.
agamamu, dan telah Ku-cukupkan Secara harfiah, maysir berarti
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai memperoleh sesuatu dengan sangat mudah
Islam itu Jadi agama bagimu. Maka tanpa kerja keras atau bahkan tanpa bekerja
15
barang siapa terpaksa14 karena kelaparan ,Sedangkan gharar berarti resiko atau
tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya hazard.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Istilah gharar dalam bahasa arab
Penyayang. (QS. al-Maidah : 3). berarti risiko, ketidakpastian, atau hazard.
Tidak seperti riba, gharar tidak secara
Selanjutnya, Allah berfirman: terang terdefinisikan. Gharar juga
dipertimbangkan lebih ringan dari pada
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, riba. Ketika pengharaman riba adalah
Sesungguhnya (meminum) khamar, sesuatu yang absolut, beberapa bentuk atau
berjudi, (berkorban untuk) berhala, kategori dalam gharar atau ketidakpastian
mengundi nasib dengan panah, adalah dapat diterima dalam kerangka Islam.
Termasuk perbuatan syaitan. Maka Hanya gharar dengan kondisi yang sangat
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar eksesif yang tidak diperkenankan.
kamu mendapat keberuntungan. (QS. Dalam terminologi fikih seperti
al-Maidah : 90). dikemukakan al-Dhareer16, gharar
mempunyai banyak definisi yang dapat
diringkas menjadi tiga. Pertama, gharar
berlaku eksklusif kepada kasus
keraguraguan atau ketidakpastian, seperti
masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan dalam kasus tidak mengetahui apakah
lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis sesuatu yang akan berlangsung atau tidak.
apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat Ini mengabaikan sesuatu yang yang tidak
dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka diketahui. Definisi lbn Abidin bahwa
hendak melakukan sesuatu Maka mereka gharar adalah ketidakpastian atas
meminta supaya juru kunci ka'bah keberadaan pokok materi dalam hal
mengambil sebuah anak panah itu. penjualan. Kedua, gharar berlaku hanya
Terserahlah nanti Apakah mereka akan untuk yang yang tak dikenal, yang hasil
melakukan atau tidak melakukan sesuatu, keluarannya diragukan sepenuhnya.
sesuai dengan tulisan anak panah yang Pandangan ini hanya diikuti oleh kalangan
diambil itu. kalau yang terambil anak
panah yang tidak ada tulisannya, Maka
15
undian diulang sekali lagi. Rahman, Afzalur,Doktrin
13
Yang dimaksud dengan hari Ekonomi Islam (Jilid 4), ,hlm.141
16
Ialah: masa, Yaitu: masa haji wada', haji Al-Dhareer, Siddiq Mohammad
terakhir yang dilakukan oleh Nabi Al-Ameen, Al-Gharar In Contracts And Its
Muhammad s.a.w. Effects on Contemporary Transactions,
14
Maksudnya: dibolehkan Eminent Scholars' Lecture Series No. 16,
memakan makanan yang diharamkan oleh Jeddah : IRTI - Islamic Development
ayat ini jika terpaksa. Bank, 1997,hlm.10.
225
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
Dzahiri saja. Seperti menurut lbn Hazm, dilarang20. Kegiatan Mukhadarah adalah
gharar dalam penjualan terjadi ketika kegiatan yang juga melibatkan unsur risiko
pembeli tidak mengetahui apa yang telah ia di dalamnya. Menurut ini, yang dilarang
beli dan penjual tidak mengetahui apa yang adalah memakan (mengambil) harta pihak
ia miliki dan dijualnya. Ketiga, suatu lain secara bathil.
kombinasi dari dua kategori di atas; gharar Literatur konvensional menurut
di sini meliput kedua-duanya, yang tak el-Diwany menganggap risiko sebagai
diketahui dan yang diragukan, al-Sarakhsy suatu yang dapat atau tidak dapat
mengusulkan bahwa gharar akan terjadi diprediksi berdasarkan pengalaman masa
ketika konsekuensinya terahasiakan. Ini lalu21. Suatu ketidakpastian ada apabila
adalah pandangan yang didukung oleh hasil yang mungkin dari suatu proses di
kebanyakan ahli fikih. masa yang akan datang tidak dapat
El-Gamal juga mengartikan gharar ditentukan dari penilaian mengenai masa
sebagai risiko17. Dalam hal ini, presensi lalu. Ketidakpekaan dalam suatu kontrak,
risiko adalah acak, dan dengan begitu, bisa jadi legalitas transaksi, dan hal ini
kemungkinan kerugian berhubungan jelas berbada dengan risiko.
dengan beberapa bancmark yang Konsep gharar didefinisikan
digunakan. Menurutnya, penting untuk secara bebas dalam dua cara. Pertama
melarang suatu kontrak berdasarkan pada adalah gharar yang berimplikasi
gharar. ketidakpastian dan kedua adalah gharar
Gharar juga sebagai yang berimplikasi ketidakjelasan. Al-
diterjemahkan sebagai “ketidakpastian” Qur’an telah secara jelas melarang semua
sebagaimana dikutip al-Suwailem dari Zaki bentuk transaksi bisnis yang menyebabkan
Badawi (1998)18. Meskipun demikian, ketidakadilan kepada pihak manapun.
harus dibedakan antara risiko (gharar) yang Pengertian sederhana tentang gharar
diakibatkan oleh ketidakjelasan item-item umumnya berkaitan dengan konsep
dalam kontrak dengan ketidakpastian uncertainty (ketidakpastian) dalam
dalam kegiatan investasi. Islam hanya tidak keuangan konvensional. Al- Sarakhsi dari
memperkenankan pada yang disebut fikih Hanafi mendefinisikan gharar dengan
pertama 19. Ibnu Taymiah seperti dikutip semua bentuk transaksi di mana hasil
al-Suwaiem menjelaskan bahwa tidak keluarannya tidak diketahui (tersembunyi).
semua jenis risiko (gharar) adalah Umumnya, gharar tidak memiliki
satu bentuk definisi yang secara umum
mencakup keseluruhan konsep tentang
gharar yang sesungguhnya. Kebanyakan
17
El-Gamal, Mahmoud, “An pemahaman tentang gharar terkait dengan
Economics Explication of The Prohibition trnsaksi jual beli atau pertukaran. Ibn Juzay
of Gharar In Clasical Islamic dari kalangan fikih Maliki menyediakan
Jurisprudeence,” Islamics Economics sepuluh daftar yang digunakan sebagai
Studies, vol. 8 (2) (April),2001,hlm 2.
18
Al-Suwailem,Sami,“Towards
20
An Objective Measure of Gharar in Al-Suwailem,Sami,“Towards An
Exchange,”Islamic Economic Studies, Vol. Objective Measure of Gharar in
7, Nos. 1 & 2, Oct. ’99, Apr., 2000,hlm.61. Exchange,”Islamic Economic
19
El-Diwany,Tarek,The Problem Studies,hlm.65.
21
With Interest: Sistem Bunga dan El-Diwany,Tarek, The Problem
Permasalahannya, Jakarta: Akbar Media With Interest: Sistem Bunga dan
Eka Sarana,2003, hlm.173. Permasalahannya,hlm.173.
226
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
22 23
Obaidullah, Muhammed,“Are Al-Suwailem,Sami,“Towards An
Islamic Banks Adquately Capitalised?” Objective Measure of Gharar in
Majalah Ekonomi Syariah, Vol. 4 No. 4, Exchange,”Islamic Economic
Jakarta: FE-Trisakti,2005,hlm.29-30. Studies,hlm.65.
227
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
228
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
suatu cara yang adil dan saling menekankan pentingnya akad/kontrak dan
menguntungkan di antara anggota-anggota objek yang sangat jelas. Secara mikro,
masyarakat itu dan masyarakat lainnya. mereka juga akan tetap memperhatikan
Penekanan Islam terhadap aspek kepentingannya sendiri sebagaimana
keadilan dan perolehan kekayaan secara layaknya perusahaan bisnis.
halal dan bebas dari unsur kebatilan, harus Sebuah ketentuan penting lainnya
menjadi perhatian utama beroperasinya dalam syariah yang terkait dengan risk-
lembaga-lembaga keuangan atas nama return adalah: al-kharaj bi al-dlaman di
Islam. Dengan demikian, kegiatan mana pendapatan harus disertai dengan
operasional mereka harus kewajiban yang melekat padanya 29. Ini
senantiasa tunduk pada ketentuan dan adalah ketentuan terpenting dalam
prinsip Islam. Setiap upaya yang diakukan transaksi keuangan Islam. Dalam
oleh lembaga-lembaga ini harus mampu pengertian konvensional, ini berimplikasi
memberikan kontribusi pada pencapaian bahwa tidak ada keuntungan positif yang
sasaran Islam secara menyeluruh, yaitu akan diperoleh dalam kondisi yang berisiko
falah dan kesejahteraan bagi umat manusia nol.
27
.
Hal itu akan memperhatikan Risiko Lembaga Keuangan
sejumlah larangan penting dalam Islam. Walaupun semua bisnis
Penyelenggaraan lembaga keuangan menghadapi ketidakpastian (risiko),
syariah sebagaimana disampaikan banyak lembaga keuangan akan menampilkan
ahli harus terbebas dari tiga unsur suatu ciri khusus atas risiko yang
sekaligus, yaitu riba, maysir, dan gharar diakibatkan aktivitas mereka. Tujuan
karena ketiha hal tersebut merupakan lembaga keuangan adalah untuk
sumber terpenting dari kebatilan. memperbesar keuntungan dan nilai tambah
Larangan-larangan tersebut pemegang saham
memiliki implikasi penting terhadap (shareholder) melalui penyediaan berbagai
hakikat aset-aset keuangan, bentuk layanan keuangan dan perbankan
perdagangannya, risiko dan mitigasinya, dengan cara mengelola risiko. Risiko yang
serta terhadap manajemen aset-aset dihadapi lembaga keuangan dapat dibagi
keuangan syariah secara umum28. kepada risiko keuangan dan non keuangan.
Mengingat bank-bank syariah juga Risiko keuangan terdiri dari risiko pasar
akan mengelola risiko, maka manajemen dan risiko kredit. Risiko non keuangan -
risiko yang akan dijalankan harus selaras tidak terbatas hanya- mencakup risiko
dengan ketentuan dan sasaran pencapaian operasional, risiko regulasi, dan risiko
sosioekonomi Islam. Disamping itu, dalam legal30
menghindari gharar yang disebabkan oleh
ketidakjelasan dalam transaksi, Islam
29
Obaidullah, Muhammed, 2005,
27
Chapra, M. Umer, 2000, Sistem Islamic Financial Service,
Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani http://Islamiccenter.kau.edu.sa/english/pub
Press,2000,hlm.5,12. lications/ifs/master. zip, Maret
28
Tariq, Ali Arsalan, 2004, 2006,hlm.72
30
Managing Financial Risk Of Sukuk Tariqullah Khan dan Habib
Structures, Ahmed, Risk Management; An Analysis of
www.islamicfinance.de/sukukrisks.pdf, Issues In IslamicFinancial Industry,hlm.
Oktober 2005,hlm.9. 28
229
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
230
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
bank syariah diisi oleh instrumen keuangan pembiayaan secacar sebagian atau
yang berbada dengan bank konvensional. keseluruhan dalam aktivitas bisnis
Ia tidak mengenal bunga meskipun terdapat sebagaimana yang dideskripsikan dalam
instrumen yang memberikan keuntungan kontrak, dan penyedia dana akan
pasti. Sementara pada sisi liabilitasya, bank berbagi atas risiko bisnisnya.
syariah diisi oleh instrumen keuangan yang 3. Market Risk (risiko pasar), digambarkan
mengharuskannya berbagi hasil dengan sebagai resiko dari kerugian-kerugian
nasabahnya mengingat nasabah hanya atas posisi on dan off balance sheet
menginvestasikan kekayaannya dalam yang timbul dari pergerakan harga
bentuk uang. Kontrak-kontrak yang pasar, diantaranya fluktuasi nilai aset
dilakukan dalam memobilisasi kedua sisi yang dapat diperdagangkan, dijual atau
tersebut memberikan implikasi penting disewakan (termasuk sukuk) dan dalam
terhadap profil risiko yang dihadapi bank portofolio individual off balance sheet
syariah. (contoh: akun investasi terbatas). Risiko
Sesuai dengan standar manajemen ini berhubungan dengan volatilitas pasar
risiko yang diterbitkan oleh IFSB –Islamic sekarang dan akan datang atas nilai aset
Financial Service Board, lembaga spesifik (contoh: harga komoditas aset
keuangan syariah (non asuransi) Salam, nilai pasar atas sukuk, nilai pasar
menghadapi –tidak terbatas hanya- enam atas aktiva Murabahah yang dibeli
risiko, sebagai berikut: untuk dikirimkan dalam suatu periode
1. Credit Risk (risiko kredit), secara umum tertentu) dan nilai tukar valuta asing.
didefinisikan sebagai potensi kegagalan 4. Liquidity Risk (risiko likuiditas), adalah
counterpart untuk menyelesaikan potensi rugi lembaga keuangan yang
kewajibannya sesuai dengan timbul dari ketidakmampuan mereka
persetujuan. Definisi ini dapat untuk memenuhi kewajibannya atau
digunakan terhadap lembaga dalam untuk meningkatkan dana atas aset jatuh
mengelola eksposur pembiayaan tempo tanpa mengakibatkan biaya atau
berdasarkan piutang dan sewa-guna- kerugian yang tak dapat diterima.
usaha (contoh: murabahah, diminishing 5. Rate of Return Risk (risiko tingkat
musyarakah dan ijarah) dan return), yaitu risiko berhubungan
transaksi/proyek pembiayaan modal dengan perubahan tingkat return
kerja (contoh: salam, istisna` atau banchmark dalam keseluruhan konteks
mudlarabah). Lembaga keuangan neraca mereka, dan
syariah perlu mengelola risiko kredit 6. Operational Risk (risiko operasional)
yang terdapat dalam pembiayaan dan yaitu risiko yang berkaitan dengan
portofolio investasi mereka berkenaan kegiatan operasional bank, termasuk
dengan default/cidera janji, yang timbul dari kesalahan atau
downgrading/penurunan peringkat dan ketidaklayakan proses internal, sumber
konsentrasi pembiayaan. Risiko kredit daya manusia dan sistem serta kejadian
mencakup risiko-risiko yang timbul eksternal. Risiko ini terkait juga dengan
dalam transaksi-transaksi pembukaan ketaatan dan kepatuhan bank terhadap
dan penyelesaian. ketentuan syariah.
2. Equity Investment Risk (risiko investasi
ekuitas), yaitu risiko yang ditimbulkan Proses dan Sistem Manajemen Risiko
oleh masuknya lembaga keuangan Elemen utama dalam manajemen
dalam sebuah kemitraan dengan tujuan risiko mencakup kegiatan
untuk terlibat dalam penyertaan mengidentifikasi, mengukur, memonitor,
231
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
33 34
Hanafi, Mamduh M., Tariqullah Khan dan Habib
Manajemen Risiko, Yogyakarta: UPP Ahmed, Risk Management; An Analysis of
STIM YKPN, 2006,hlm.10-12. Issues In Islamic Financial Industry,
hlm.32-33.
232
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
233
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
234
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
235
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
236
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
bank. Mengingat berbagai kesulitan dan perwujudan menyeluruh oleh semua satuan
kendala yang dihadapi bank hari ini, kerja dalam institusi bersangkutan untuk
instrumen-instrumen tersebut cenderung menciptakan suatu budaya pengelolaan
terbatas digunakan sebagai instrumen risiko. Proses manajemen risiko secara
pembiayaan. Di antara yang paling krusial spesifik dari lembaga keuangan individual
dalam penggunaan instrumen-instrumen ini bergantung pada sifat alamiah dari aktivitas
adalah bisnis dan ukuran serta kompleksitas
terkait dengan risiko yang harus dihadapi lembaga tersebut. Sistim pengelolaan risiko
bank. Mudharabah dan musyarakah masih yang ditetapkan merupakan suatu patokan
merupakan instrumen-instrumen bagi bank yang harus diikuti35.
pembiayaan yang berisiko tinggi. Proses dan sistem pengelolaan
Manajemen risiko yang risiko yang secara umum dilakukan dalam
diperlukan untuk mendukung pembiayaan lembaga keuangan mencakup suatu
berdasarkan instrumen-instrumen ini juga penciptaan lingkungan manajemen risiko
merupakan hal baru dan langka. Panduan dan kebijakan dan prosedur yang tepat;
standar tentang manajemen risiko proses pengukuran, mitigasi, dan
diterbitkan IFSB – Islamic Financial pengawasan yang terpelihara; serta kontrol
Services Board merupakan standar internal yang memadai. Ketiga hal ini
manajemen risiko pertama yang dimiliki harus dikerjakan secara konsisten dan
perbankan syariah. Pelaksanaan dari berkelanjutan sehingga bank dapat
standar ini bagi bank-bank syariah akan memastikan bahwa aktivitas bisnisnya
mengikuti ketentuan yang diberlakukan telah dijalankan dalam batasan yang dapat
terhadap perbankan di mana berada. diterima dan menguntungkan.
Disamping itu, pelaksanaan manajemen Untuk menerapkan ketiga prinsip
risiko bagi bank-bank syariah akan tersebut, Bank Indonesia melalui Peraturan
disesuaikan dengan karakteristik dan profil Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003
risiko yang dihadapi setiap bank. Sehingga, sebagaimana pula yang dimuat dalam
seperti dipahami umum, manajemen risiko standar manajemen risiko untuk lembaga
yang akan terdapat dalam perbankan akan keuangan syariah oleh IFSB pada
berbeda bagi setiap bank atau lembaga Desember 2005, Penerapan manajemen
keuangan syariah. Bank-bank syariah risiko di perbankan setidaknya harus
hanya memiliki standar umum yang akan mencakup: 1) pengawasan aktif dewan
digunakan dalam mengelola risikonya, komisaris dan direksi, 2) pembentukan
sedangkan pelaksanaannya yang terinci organisasi dan fungsi manajemen risiko, 3)
akan disesuaikan dengan kebutuhan penetapan kebijakan, prosedur, dan
masing-masing bank. penetapan limit, dan 4) proses penerapan
manajemen risiko yang baik.
Proses dan Sistem Manajemen Risiko Berikut adalah pedoman
Bank Syariah penerapan manajemen risiko sebagai mana
Unsur-unsur utama dalam dimuat dalam lampiran Surat Edaran No.
manajemen risiko mencakup kegiatan 5/21/DPNI tanggal 29 September 2003
mengidentifikasi, mengukur, monitoring, tentang Pedoman Standar Penerapan
dan mengelola berbagai eksposur risiko.
Hal ini dapat secara efektif diterapkan jika
35
ada suatu proses dan sistem yang Tariqullah Khan dan Habib
diberlakukan untuk hal itu. Keseluruhan Ahmed, Risk Management; An Analysis of
proses pengelolaan risiko harus merupakan Issues In IslamicFinancial Industry, hlm.
31.
237
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
238
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
239
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
240
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
241
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
242
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
pendekatan oleh para praktisi disebut Sedangkan penetapan jenis limit meliputi:
metode alternatif (alternative model). 1) Transaksi (transaction/product limit);
Penerapan metode alternatif memerlukan 2) Mata uang (currency limit);
berbagai persyaratan kuantitatif maupun 3) Volume transaksi (turnover limit);
kualitatif untuk menjamin keakuratan 4) Posisi terbuka (open position limit);
model yang dipergunakan; 5) Kerugian (cut loss limit);
Bagi bank yang memiliki ukuran 6) Intra hari (intraday limit);
dan kompleksitas usaha yang tinggi dapat 7) Nasabah dan counterparty (individual
mengembangkan dan menggunakan borrower and counterparty limit);
metode internal (internal model). Namun 8) Pihak terkait (connected parties limit);
penggunaan internal model tersebut hanya 9) Industri/sektor ekonomi dan wilayah
ditujukan untuk keperluan intern yang (industry/economic sector and
disesuaikan dengan kebutuhan bank serta geographic limit).
untuk mengantisipasi kebijakan perbankan Penetapan limit dilakukan oleh
di masa yang akan datang. satuan kerja operasional terkait, yang
Metode yang digunakan dalam selanjutnya direkomendasikan kepada
pengukuran risiko harus dikaitkan dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko untuk
jenis, skala, dan kompleksitas kegiatan mendapat persetujuan Direksi melalui
usaha, kemampuan sistem pengumpulan Komite Manajemen Risiko atau Direksi
data, serta kemampuan Direksi dan pejabat sesuai dengan kewenangannya masing-
eksekutif terkait memahami keterbatasan masing. Penetapan limit dilakukan dengan
dari hasil akhir sistem pengukuran risiko tetap memperhatikan ketentuan Bank
yang digunakan. Metode pengukuran risiko Indonesia yang berlaku, antara lain
harus dipahami secara jelas oleh pegawai ketentuan tentang Kecukupan Pemenuhan
yang terkait dalam pengendalian risiko, Modal Minimum (KPMM), Batas
antara lain treasury manager, chief dealer, Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan
Komite Manajemen Risiko, Satuan Kerja Posisi Devisa Neto (PDN).
Manajemen Risiko, dan Direktur bidang Dalam hal terjadi pelampauan
terkait. limit, maka Bank harus segera melakukan
c. Pemantauan dan Limit Risiko penyesuaian dan mengantisipasi
Sebagai bagian dari penerapan pemantauan pelampauan tersebut sehingga tidak
risiko maka limit risiko sekurang- mempengaruhi jumlah alokasi modal atas
kurangnya: risiko yang telah ditetapkan sebelumnya.
1) Tersedianya limit secara individual Setiap pelampauan limit harus dapat
dan keseluruhan/konsolidasi; diidentifikasi dengan segera dan
2) Memperhatikan kemampuan modal ditindaklanjuti oleh Direksi dan
Bank untuk dapat menyerap eksposur pelampauan limit hanya dapat dilakukan
risiko atau kerugian yang timbul, dan apabila mendapat otorisasi dari Direksi
tinggi rendahnya eksposur bank; atau pejabat yang berwenang, sesuai
3) Mempertimbangkan pengalaman ketentuan dan prosedur intern Bank.
kerugian di masa lalu dan kemampuan Bank harus menyiapkan suatu
sumberdaya manusia; sistem back-up dan prosedur yang efektif
4) Memastikan bahwa posisi yang untuk mencegah terjadinya gangguan
melampaui limit yang telah ditetapkan (disruptions) dalam proses pemantauan
mendapat perhatian Satuan Kerja risiko, dan melakukan pengecekan serta
Manajemen Risiko, komite penilaian kembali secara berkala terhadap
manajemen risiko dan Direksi. sistem back-up tersebut.
243
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
244
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
245
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
246
Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan , Vol 13, No.2, Juli - Desember 2014
247
Rizki Ramadiyah : Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah
terdiri dari risiko risiko kredit, pasar, El-Gamal, Mahmoud, “An Economics
likuiditas, operasional, hukum, reputasi, Explication of The Prohibition of
stratejik, dan kepatuhan. Sementara risiko Gharar In Clasical Islamic
kedua terdiri dari (–di samping risiko- Jurisprudeence,” Islamics Economics
risiko sebelumnya-) investasi ekuitas dan Studies, vol. 8 (2) (April),2001.
risiko tingkat return. Risiko-risiko tersebut Ghozali, Imam,Manajemen Risiko
akan dikelola oleh bank dengan Perbankan: Pendekatan Kuantitatif
memperhatikan tiap ketentuan dan prinsip Value at Risk (VaR), Semarang:
syariah Islam serta memenuhi ketentuan Badan Penerbit Universitas
berlaku tentang penerapan manajemen Diponegoro, 2007.
risiko yang berlaku bagi bank. Bank juga Hanafi, Mamduh M., Manajemen Risiko,
akan memerlukan keahlian khusus untuk Yogyakarta: UPP STIM YKPN,
mengelola sistem bagi hasil dan risikonya 2006.
berupa pengetahuan yang cukup tentang Hennie Van Greuning dan Zamir iqbal,
esensi bank syariah dan kegiatan Risk Analysis for Islamic Banks,
bisnis/enterpreneurship. Karena risiko yang Washington DC: World Bank, 2008.
dihadapi tiap-tiap bank syariah memiliki Obaidullah, Muhammed,“Are Islamic
fitur berbeda, bank harus menetapkan Banks Adquately Capitalised?”
sistem manajemen risiko yang sesuai Majalah Ekonomi Syariah, Vol. 4
dengan kebutuhannya dan sistem tersebut No. 4, Jakarta: FE-Trisakti,2005.
merupakan satu kesatuan dengan sistem __________,2005,Islamic Financial
kerja Bank Syariah. Service,
http://Islamiccenter.kau.edu.sa/englis
h/publications/ifs/master. zip, Maret
DAFTAR PUSTAKA 2006.
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam
Al-Dhareer, Siddiq Mohammad Al-Ameen, (Jilid 4), Jakarta: Dana Bhakti Wakaf,1995
Al-Gharar In Contracts And Its Santoso, Wimboh dan Enrico Heriantoro,
Effects on Contemporary “Market Risk di Perbankan
Transactions, Eminent Scholars' Indonesia”, Kajian Stabilitas
Lecture Series No. 16, Jeddah : IRTI Keuangan, No. 1 Juni, Jakarta: Bank
- Islamic Development Bank, 1997. Indonesia, 2003.
Al-Suwailem,Sami,“Towards An Objective Tampubolon, Robert, Risk Management:
Measure of Gharar in Qualitative Approach Aplied to
Exchange,”Islamic Economic Commercial Bank, Jakarta: PT. Elex
Studies, Vol. 7, Nos. 1 & 2, Oct. ’99, Media Komputindo,2004.
Apr., 2000. Tariq, Ali Arsalan, 2004, Managing
Chapra, M. Umer, 2000, Sistem Moneter Financial Risk Of Sukuk Structures,
Islam, Jakarta: Gema Insani Press,2000. www.islamicfinance.de/sukukrisks.p
Djojosoedarsono, Soeisno,Prinsip - Prinsip df, diakses Oktober 2005.
Manajemen Risiko dan Asuransi, Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Risk
Jakarta: Salemba Empat, 1999. Management; An Analysis of Issues
El-Diwany,Tarek,The Problem With In Islamic Financial Industry,
Interest: Sistem Bunga dan Occasional paper, IDB and IRTI,
Permasalahannya, Jakarta: Akbar Jeddah: 2001.
Media Eka Sarana,2003.
248