Professional Documents
Culture Documents
6944 21256 1 SM PDF
6944 21256 1 SM PDF
PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-20151)
Achsania Hendratmi
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : nia_rachmadi@yahoo.com
ABSTRACT:
Interest rate risk arise when there was a gap between assets and liabilities so the
purpose of this study was to determine the position of the gap formed at Bank Syariah
Mandiri (BSM) and Bank Mega and analyze the difference in the formation of gap based on
the period of sensitivity ≤ 1 month, > 1-3 months, and > 3-12 months.
This was a quantitative research with comparative study which uses sensitivity gap
analysis to identify the position of the gap were formed and conduct the comparative
analyzed with independent sample t-test and Mann-Whitney. The data being used was
secondary data from Maturity Profile which contained in the Annual Financial Report of BSM
and Bank Mega in the periods of 2011-2015.
The results showed that in BSM, cumulatively, the formation of the gap in the periods
of 2011-2015 was negative gap. Likewise at Bank Mega, the cumulative gap formation in the
periods of 2011-2015 was negative gap. From the results of independent sample t-test and
Mann-Whitney known that the formation of the gap in BSM and Bank Mega for a period of
sensitivity of ≤ 1 month and> 1-3 months showed a significant difference, while the period of
sensitivity> 3-12 months there was no difference significant.
BSM suffered exposure to interest rate risk higher than the Bank Mega as the asset
structure is dominated by Murabaha Financing (fixed rate) with long term (> 12 months) while
liabilities dominated by Mudharabah Deposits (variable rate) with short-term (<12 months).
Keywords : Interest Rate Risk, Assets and Liability Management (ALMA), Gap Management
I. PENDAHULUAN
Sebagai lembaga intermediasi, pendapatan dan permodalan bank.
perbankan syariah akan selalu Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari,
berhadapan dengan berbagai jenis risiko tetapi dapat dikelola dan dikendalikan.
yang melekat pada kegiatan usahanya. Risiko utama yang dihadapi oleh
Risiko didefinisikan sebagai keseluruhan bank syariah menurut Karim (2014:260)
hal yang dapat mengakibatkan kerugian diklasifikasikan menjadi tiga jenis risiko,
bagi perusahaan (Muslich, 2007:5). yaitu risiko pembiayaan, risiko pasar, serta
Menurut Karim (2014:255), risiko dalam risiko operasional. Risiko pasar merupakan
konteks perbankan merupakan suatu risiko kerugian yang terjadi pada
kejadian potensial, baik yang dapat portofolio yang dimiliki oleh bank akibat
diperkirakan (anticipated) maupun yang adanya pergerakan variabel pasar
tidak dapat diperkirakan (unanticipated) (adverse movement) berupa suku bunga
yang ber-dampak negatif terhadap dan nilai tukar.
1Jurnalini merupkan bagian dari skripsi dari Muhammad Wasiqul Firdaus Askarullah, NIM :
041211431001, yang diuji pada 21 Oktober 2016
613
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
614
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
syariah di Indonesia. Aset BSM tercatat Mega tercatat sebesar Rp. Rp. 68,23 triliun
telah mencapai sebesar Rp. 70,37 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp.
pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp. 49,74 triliun.
51,09 triliun, sedangkan dana pihak ketiga Persamaan ukuran sampel
(DPK) yang berhasil dihimpun dari tersebut menjadi penting sebagai tolak
masyarakat mencapai sebesar Rp. 62,11 ukur yang seimbang untuk melihat
triliun. perbandingan pembentukan gap.
BSM juga merupakan Bank Syariah Adapun periode gap dibagi dalam
pertama yang masuk dalam kategori beberapa periode sensi-tivitas
Bank BUKU III, yaitu Bank dengan modal berdasarkan ketentuan dari The Banking
inti antara Rp. 5 – 30 triliun. Dalam of International Settlement (BIS) yang
www.syariahmandiri.com yang diakses tertuang dalam Basel Capital Accord II
pada tanggal 29 Agustus 2016, BSM tahun 1996 yaitu jangka waktu kurang dari
mendapat tambahan modal inti sebesar satu bulan (≤ 1 bulan), lebih dari satu
Rp. 500 miliar dari Bank Mandiri selaku sampai dengan tiga bulan (> 1-3 bulan),
pemilik saham mayoritas pada 25 dan lebih dari tiga bulan sampai dengan
November 2015 sehingga jumlah modal satu tahun (> 3-12 bulan).
inti BSM menjadi Rp. 5,4 triliun dan total Perumusan Masalah
ekuitas menjadi Rp. 5,62 triliun. 1. Bagaimana posisi gap yang terbentuk
Disisi lain, penelitian ini juga akan di Bank Syariah Mandiri (BSM) dan
memperbandingkan pembentukan gap Bank Mega pada periode sensitivitas
pada perbankan syariah dengan per- ≤ 1 bulan, > 1-3 bulan, dan > 3-12
bankan konvensional untuk melihat per- bulan selama tahun 2011 – 2015 ?
bedaan pembentukan gap sehingga 2. Apakah terdapat perbedaan
manajemen perbankan syariah dapat pembentukan gap di Bank Syariah
menggunakan hasil penelitian sebagai Mandiri (BSM) dan Bank Mega pada
dasar pengambilan keputusan strate- periode sensitivitas ≤ 1 bulan, > 1-3
gisnya serta menjadi referensi tambahan bulan, dan > 3-12 bulan selama tahun
mengenai manajemen gap perbankan 2011 – 2015 ?
syariah dalam perspektif yang lebih luas, Tujuan Penelitian
yaitu industri perbankan. Sampel Bank 1. Untuk menganalisis posisi gap yang
Konvensional yang digunakan dalam terbentuk pada Bank Syariah Mandiri
penelitian ini yaitu Bank Mega. Seperti (BSM) dan Bank Mega periode 2011-
halnya BSM, Bank Mega juga merupakan 2015.
Bank yang termasuk kategori BUKU III. Per 2. Untuk menguji apakah terdapat
Desember 2015, jumlah modal inti Bank perbedaan pembentukan gap pada
Mega sebesar Rp. 10,28 triliun dan total Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank
ekuitas Rp. 11,52 triliun. Untuk aset Bank Mega periode 2011-2015.
615
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
616
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
a. Zero Gap, apabila RSA = RSL bentukan gap antara Bank Syariah
Zero gap menandakan rendahnya Mandiri (BSM) dan Bank Mega pada
sensitif terhadap suku bunga sama bentukan gap antara Bank Syariah
dengan kuantitas kewajiban sensitif Mandiri (BSM) dan Bank Mega pada
b. Positive Gap, apabila RSA > RSL H3 : Terdapat perbedaan signifikan pem-
Pada posisi gap positif, aset sensitif bentukan gap antara Bank Syariah
terhadap suku bunga lebih besar Mandiri (BSM) dan Bank Mega pada
617
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
Penelitian yang dilakukan penulis jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun
yaitu berupa analisis gap sensitivitas dan bunga mengambang (floating rate)
uji beda untuk melihat perbandingan hasil yang harus diperbaharui setiap 1
syariah dan perbankan konvensional yang bulan, dan maksimal 1 (satu) tahun.
satu teknik statistik parametrik yang sensitive liablities (RSL) adalah semua
618
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
yang digunakan ialah analisis gap Posisi Gap = RSA – RSL, dan
ୖୗ ି ୖୗ
sensitivitas dan uji beda. Rasio Gap =
୭୲ୟ୪ୱୣ୲
1. Analisis Gap Sensitivitas
2. Uji Beda
619
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
620
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
pada periode sensitivitas > 3-12 bulan terhadap perubahan tingkat suku bunga
menunjukkan hasil positif gap. benchmark lebih kecil dari pada jumlah
Posisi gap negatif secara kumulatif liabilitas yang sensitif terhadap perubahan
menunjukkan bahwa selama 5 tahun ini suku bunga. Maka, posisi negatif gap ini
jumlah aset BSM yang sensitif terhadap akan menyebabkan turunnya pendapa-
perubahan tingkat suku bunga tan Bank Mega jika terjadi peningkatan
benchmark lebih kecil dari pada jumlah suku bunga sementara ketika suku bunga
liabilitas yang sensitif terhadap perubahan turun terjadi peningkatan pada
suku bunga. Maka, posisi negatif gap ini pendapatan bank.
akan menyebabkan turunnya Analisis Hasil Penelitian dan Pengujian
pendapatan BSM jika terjadi peningkatan Hipotesis
suku bunga sementara ketika suku bunga Uji Normalitas
turun terjadi peningkatan pada Hasil uji normalitas ditunjukkan oleh
pendapatan bank. Tabel 4.3. sebagai berikut :
Hasil analisis gap sensitivitas pada Tabel 4.3.
Hasil Uji Normalitas
Bank Mega menunjukkan bahwa
Shapiro-Wilk
pembentukan posisi gap Bank Mega
Statistic df Sig.
selama tahun 2011-2015 adalah negatif RASIO GAP SENSITIVITAS ≤
.876 10 .119
1 BULAN
gap seperti yang ditunjukkan oleh RASIO GAP SENSITIVITAS
.874 10 .113
> 1-3 BULAN
Gambar 4.2.
RASIO GAP SENSITIVITAS
.785 10 .010
> 3-12 BULAN
a. Lilliefors Significance Correction
621
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
sehingga analisis uji beda t-test harus periode sensitivitas > 3-12 bulan sebesar
menggunakan asumsi equal variance 0,465. Nilai signifikansi ini lebih besar dari
assumed. Dari output terlihat bahwa Rasio batas 0,05 sehingga dapat disimpulkan
Gap periode sensitivitas ≤ 1 bulan dan > 1- bahwa pembentukan gap sensitivitas
3 bulan memiliki nilai signifikansi yang antara BSM dengan Bank Mega pada
kurang dari 0,05 sehingga dapat periode sensitivitas > 3-12 bulan tidak
disimpulkan bahwa pembentukan gap terdapat perbedaan yang signifikan.
sensitivitas antara BSM dan Bank Mega Pembahasan
pada periode sensitivitas ≤ 1 bulan dan > Dampak Posisi Gap
1-3 bulan berbeda secara signifikan. Tabel 4.6
Perkembangan NIM BSM dan Bank Mega
Tabel 4.4.
Periode 2011 – 2015 (Miliar Rupiah)
Hasil Uji Beda T (T-Test)
Leven’s Test
Var. Sig. Ket.
F Sig.
Equal Ho ditolak
Rasio variances 2.580 .147 .000 (Terdapat
Gap assumed perbedaan)
Sensitivi Equal
tas ≤ 1 variance
.000
bulan not
assumed
Equal Ho ditolak
Rasio variances 1.377 .274 .027 (Terdapat Sumber : Hasil Penelitian, data diolah.
Gap assumed perbedaan)
Sensitivi Equal
Tas > 1- variance Berdasarkan Tabel 4.6., posisi gap
.030
3 bulan not
assumed yang terbentuk pada BSM dan Bank
622
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
(2006), dalam keadaan posisi gap negatif Murabahah ditentukan di awal (ex-ante)
pengaruh perubahan tingkat suku bunga dan tidak berubah hingga selesainya
benchmark terhadap pendapatan terjadi pembiayaan (fixed). Dengan begitu, sisi
dalam dua kondisi, pertama, pendapatan aset BSM akan sulit menyesuaikan diri
akan meningkat jika tingkat suku bunga terhadap perubahan pada tingkat suku
benchmark menurun, dan kedua, bunga benchmark sedangkan di sisi
pendapatan akan menurun jika tingkat liabilitas, pembagian keuntungan ditetap-
suku bunga benchmark meningkat. kan secara variable.
Teori tersebut sesuai dengan NIM Penelitian yang dilakukan Rosly
yang dihasilkan oleh Bank Mega selama (1999) menemukan bahwa mayoritas
periode penelitian. NIM Bank Mega pembiayaan pada Perbankan Malaysia
mengalami peningkatan disaat BI Rate yang didominasi pembiayaan dengan
mengalami penurunan dan sebaliknya tingkat margin tetap seperti Al Bay’
mengalami penurunan disaat BI Rate Bithaman ‘Ajil dan Murabahah, menye-
menunjukkan peningkatan, namun babkan penurunan pendapatan seiring
pengaruh perubahan tingkat suku bunga dengan meningkatnya tingkat suku bunga
benchmark kaitannya dengan pemben- benchmark. Dalam keadaan tingkat suku
tukan gap dirasakan berbeda oleh BSM bunga benchmark menurun seperti pada
walaupun secara umum selama periode tahun 2012, perbankan konvensional
penelitian BSM mampu menghasilkan NIM dalam hal ini Bank Mega lebih mampu
yang lebih tinggi. menawarkan kredit dengan tingkat
Pada tahun 2012, NIM BSM justru bunga yang rendah, sedangkan BSM
turun dalam keadaan posisi gap negatif dengan mayoritas piutang Murabahah
dan BI Rate menunjukkan penurunan membuat tingkat margin yang ditawarkan
sedangkan pada tahun 2014, NIM BSM menjadi lebih tinggi dari tingkat bunga
mengalami penurunan lebih tajam pasar. Akibatnya, deposan lebih memilih
dibandingkan Bank Mega ditengah menggunakan kredit pada perbankan
keadaan posisi gap negatif dan BI Rate konvensional. Hal tersebut kemudian
menunjukkan peningkatan. Berdasarkan membuat BSM mengalami penurunan
Maturity Profile BSM selama periode NIM. Dan dalam keadaan tingkat suku
penelitian, struktur terbesar aset adalah bunga benchmark meningkat seperti
pembiayaan Murabahah, sedangkan pada tahun 2014, pembiayaan
disisi liabilitas, struktur terbesar adalah Murabahah memang lebih murah
Deposito Mudharabah. Karakter akad daripada kredit yang ditawarkan
Murabahah berbeda dengan akad perbankan konvensional karena tidak bisa
Mudharabah yang menggunakan serta merta merubah tingkat margin,
pendekatan profit sharing, dimana namun karena struktur gap didominasi
penetapan tingkat margin dalam Deposito Mudharabah, mem-buat BSM
623
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
harus meningkatkan tingkat bagi hasil akan memperkecil selisih profit yang
agar kompetitif. Akibatnya biaya dana dibagikan kepada nasabah setiap bulan
berupa bagi hasil yang dibagikan kepada dengan realisasi profit pada bulan
deposan meningkat. berjalan untuk deposito mudharabah
Dalam sistem keuangan ekonomi yang jatuh tempo tidak pada saat
Islam yang sesuai dengan kaidah fikih pembagian profit setiap akhir bulan.
yaitu yang tidak melanggar prinsip dasar Pengelolaan dengan prinsip alokasi aset
riba al-fadhl (riba yang terjadi ketika yang sesuai dengan jangka waktu
pertukaran antarbarang sejenis dengan liabilitas akan menetralkan posisi neraca
kadar atau takaran yang berbeda, perbankan syariah terhadap risiko
sedangkan barang yang dipertukarkan itu perubahan variable pasar (Risiko Pasar),
termasuk dalam jenis barang ribawi– seperti pengaruh tidak langsung suku
Antonio, 2001:41) maka seharusnya di bunga pada margin, harga komoditas
perbankan syariah pengelolaan dan harga mata uang.
pendapatan yang didasarkan atas Pembahasan Uji Beda
kecocokan maturity (jatuh tempo) sesuai 1. Periode Sensitivitas ≤ 1 Bulan
akadnya, akan memisahkan pengelolaan Berdasarkan uji yang telah dilaku-
bank syariah berdasarkan aset jangka kan, dapat dinyatakan bahwa pemben-
pendek (murabahah, istishna dan salam), tukan gap sensitivitas antara BSM dan
medium term investment (ijarah, istishna), Bank Mega pada periode sensitivitas ≤ 1
dan kemitraan jangka panjang bulan dilihat dari Rasio Gap berbeda
(mudharabah, musharakah) (Greuning & secara signifikan. Adapun posisi gap yang
Iqbal, 2008). dihasilkan oleh BSM dan Bank Mega
Dengan sistem Assets and Liability adalah negatif.
Management (ALMA) tersebut maka Komposisi RSL periode sensitivitas ≤
tingkat margin dan bagi hasil perbankan 1 bulan pada kedua bank menunjukkan
syariah tidak akan berfluktuasi karena pola yang sama, yaitu sebagian besar
terjadi perubahan variable pasar. Secara memiliki jatuh tempo pada periode
teori risk management dalam Supriyanto sensitivitas ini. Sedangkan disisi RSA,
(2015:189), aset dan liabilitas dengan komposisi pada kedua bank menunjukkan
Maturity Profile (Analisa Jatuh Tempo) jumlah yang berbeda, dimana RSA Bank
berdasarkan periode sensitivitas yang Mega secara umum lebih besar daripada
hampir sama akan menghasilkan gap BSM selama tahun 2011 – 2015. Hal inilah
yang mendekati nol atau risk netral yang menyebabkan pembentukan gap
sehingga akan kebal terhadap pada kedua bank kemudian menjadi
perubahan variable pasar seperti tingkat berbeda signifikan.
suku bunga. Pengelolaan berdasarkan Tabel 4.6
kecocokan maturity (jatuh tempo) ini juga
624
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
625
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
626
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
Bank Konvensional terdiri dari tiga struktur bukan bunga yang dijanjikan. Namun,
utama, yaitu giro, tabungan, dan seperti juga pada penjelasan
deposito. Deposito memiliki karakter yang sebelumnya, karakter deposan
berbeda dibandingkan dengan giro dan perbankan syariah serta tingkat bagi hasil
tabungan karena terdapat tenggang menjadi daya tawar kritis bagi BSM.
waktu penyimpanan. Adanya tenggang Sosialisasi serta peningkatan kinerja
waktu tersebut membuat tujuan utama menjadi hal yang perlu dilakukan oleh
dari penggunaan produk deposito adalah BSM agar kualitas sumber dana dari pihak
investasi daripada motif berjaga-jaga. ketiga serta pengaturan gap untuk
Tenggang waktu tersebut juga periode sensitivitas yang lebih panjang
menyebabkan struktur pembentuk RSL menjadi lebih baik daripada perbankan
pada periode sensitivitas yang lebih konvensional.
panjang akhirnya didominasi oleh V. SIMPULAN
deposito. Simpulan dari hasil analisis gap
Secara teknis pada perbankan sensitivitas pada Bank Syariah Mandiri
konvensional, ketergantungan sumber (BSM) dan Bank Mega pada periode
dana pihak ketiga berupa deposito untuk 2011-2015 adalah:
memenuhi kebutuhan likuiditas akan 1. Untuk BSM, posisi gap yang terbentuk
membuat bank cenderung harus pada periode sensitivitas ≤ 1 bulan
membayar bunga yang lebih tinggi adalah negatif gap, periode
dibandingkan giro dan tabungan dan sensitivitas > 1-3 bulan adalah negatif
juga akan mengalami variasi yang lebih gap, dan pada periode sensitivitas > 3-
besar dalam biaya dana-dana (Arifin, 12 bulan adalah positif gap.
2009:147). Perbankan konvensional 2. Untuk Bank Mega, posisi gap yang
cenderung menghindari hal tersebut terbentuk pada periode sensitivitas ≤ 1
dengan lebih memilih menggunakan bulan adalah negatif gap, periode
sumber dana dengan jangka pendek sensitivitas > 1-3 bulan adalah negatif
untuk membiayai kredit jangka panjang gap, dan pada periode sensitivitas > 3-
agar meminimalisir pengaruh negatif 12 bulan adalah positif gap.
volatilitas tingkat suku bunga terhadap 3. Walaupun selama periode penelitian
profitabilitasnya. BSM sebagai bank BSM mampu menghasilkan NIM yang
syariah seharusnya tidak perlu lebih tinggi, namun eksposur risiko
mengkhawatirkan biaya-biaya dana perubahan tingkat suku bunga bench-
tersebut karena deposito dengan akad mark pada BSM lebih tinggi daripada
mudharabah menggunakan pendekatan Bank Mega dikarenakan penggunan
profit sharing (seperti penjelasan pada dominan pembiayaan Murabahah
subbab 4.4.1.2) sehingga biaya dana (fixed rate) pada sisi aset dengan
yang timbul disesuaikan dengan kinerja jangka waktu panjang sedangkan sisi
627
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
628
Askarullah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 613-629; PERBANDINGAN
PEMBENTUKAN GAP SENSITIVITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) DAN BANK MEGA PERIODE 2011-2015
Karim, A. A. & Affif, A. Z., 2005. Islamic Rosly, S. A., 1999. Al-Bay’ Bithaman "Ajil
Banking Consumer Behaviour in Financing: Impacts on Islamic Banking
Indonesia: A Qualitative Approach. Performance. Thunderbird International
International Journal Islamic Finance, Business Review, 41(4/5), pp. 461-480.
5(1). pp. 1-18.
Khairunnisa, D., 2001. Preferensi Supriyanto, T., 2015. Konsep Rate of Profit
Masyarakat Terhadap Bank Syariah dan Stabilitas Ekonomi Perbankan
(Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Syariah. Jurnal Etikonomi, 14(2), Hal.
dan BNI Syariah). Yogyakarta, P3EI- 175-204.
FEUII.
Koppenhaver, G. D., 1985. Bank Funding
Risks, Risk Aversions, and The Choice of
Futures Hedging Instrument. The Journal
of Finance, XL(1), pp. 241-255.
Kountur, R. 2006. Manajemen Risiko.
Jakarta: Abdi Tandur.
Loristiana, D. W. 2009. Analisis Sensitivitas
Gap Suku Bunga dan Nilai Tukar Bank
Rakyat Indonesia Periode 2007-2008.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Mangkuto, I., 2004. Pengaruh Tingkat Suku
Bunga Deposito Bank Konvensional dan
Tingkat Pendapatan Deposito
Mudharabah Terhadap Pertumbuhan
Deposito di Bank Muamalat. Tesis tidak
dipublikasikan. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Muhamad. 2015. Manajemen Dana Bank
Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Muslich, M. 2007. Manajemen Risiko
Operasional: Teori dan Praktik. Jakarta:
Sinar Grafika Offset.
Riyadi, S. 2006. Banking Assets and Liability
Managements. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
629