You are on page 1of 19

Hal: 129–147

ANALISIS ASOSIASI MEREK, NILAI PRODUK, DAN


KUALITAS PELAYANAN, SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS
KONSUMEN SEPEDA MOTOR
DI BEKASI
Mohammad Rizan
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
e-mail: dr_rizan@yahoo.com
Harun Arrasyid
Magister Manajemen Universitas Indonusa Esa Unggul
e-mail: Harunarrasyid_mm@yahoo.com
Abstract
The objectives of the research are: 1) to describe brand association, product value,
service quality, consumer satisfaction and loyalty of motorcycle in Bekasi; 2) to test the influence
of brand association, product value and service quality on consumer satisfaction; 3) to test the
influence of brand association, product value, and service quality on consumer loyalty; 4) to test
the influence of consumer satisfaction on consumer loyalty; 5) to test the simultaneous influence of
brand association, product value, service quality on consumer satisfaction and loyalty. The
research methods are descriptive and explanatory survey. Population are motorcycle consumer of
Honda, Yamaha, and Suzuki in Bekasi. Observation unit are 200 consumer. Sampling technique is
proportional stratified random sampling, research instrument is Likert’s questionnaire, and
analysis method is Structural Equation Modelling (SEM)/Lisrel 8.7 series. The descriptive
research results indicate that dimension which strongly effect on brand association are behavior
and benefit. Dimension which strongly effect on product value are cost, exchange value, esthetics
and relative function. Dimension which strongly effect on consumer satisfaction are quality and
total cost which must be paid. Dimension which strongly effect on consumer loyalty are
repurchase, impenetrable to competitor, expand purchase, and recommend. The
expalanatory/causal research results indicate that; 1) Brand association, product value, and
service quality are significantly influenced on consumer satisfaction (R2=0.86); 2) Brand
association, product value, and service quality are significantly influenced on consumer loyalty
(R2=0.51); 3) Consumer satisfaction is significantly influenced on consumer loyalty (R2=0.62);
4) Brand association, product value and service quality are direct significantly influenced on
consumer loyalty as well as indirectly through consumer satisfaction.

Keywords: brand association, product value, service quality, consumer satisfaction, and consumer
loyalty.

PENDAHULUAN transportasi lainnya, seperti; penggunaan


Sepeda motor merupakan alat trans- mobil tidak lebih efisien dibandingkan
portasi yang murah dan lebih fleksibel untuk dengan sepeda motor. Hal ini dapat dilihat
menyusuri kemacetan jalan raya di Jakarta dengan makin banyaknya anggota masya-
dibandingkan dengan menggunakan alat rakat yang memilih sepeda motor sebagai

129
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

alat transportasi dalam kehidupan sehari-hari Nilai penjualan sepeda motor anggota AISI
dibandingkan dengan menggunakan mobil. mengalami puncak penjualan pada tahun
Makin mahalnya harga bahan bakar minyak 2005 yaitu mencapai lebih dari 5 juta unit
membuat masyarakat lebih realistis dalam Honda dapat menjual 2,6 juta unit, Yamaha
memilih dan menggunakan alat transportasi 1,2 juta unit, Suzuki 1 juta unit, Kawasaki
dalam aktifitas sehari-hari. Populasi sepeda 0,07 juta unit dan merek lainnya 0, 03 juta
motor dari berbagai merek di Indonesia unit. Penjualan sepeda motor di Indonesia
dapat terlihat pada tabel 1. Dari tabel 1 ter- masih didominasi oleh merek Jepang.
lihat bahwa populasi sepeda motor di Perbedaan pangsa pasar antar merek
Indonesia mengalami kenaikan secara yang menyolok disebabkan oleh perbedaan
fluktuatif, dimana pada tahun 2006 ekuitas merek (brand equity) dari masing-
mengalami penurunan akan tetapi masing merek. Harga produk sebuah merek
mengalami kenaikan kembali secara yang tinggi (skimming price) dan cenderung
signifikan pada tahun 2008. Jika diamati menanjak seakan-akan tidak dipengaruhi
secara cermat terlihat pertumbuhan market laju inflasi (Shocker dalam Andri Krisnanto,
share yang cukup signifikan terjadi pada 2005). Persepsi kosumen tentang harga pro-
sepeda motor merek Yamaha yang selalu duk sebuah merek memiliki hubungan yang
mengalami kenaikan walaupun pesaing signifikan dengan kualitas produk dan pe-
utamanya Honda yang berperan sebagai layanan yang diperolehnya sehingga me-
market leader mengalami penurunan pada nimbulkan kepuasan. Saat ini merek Honda
tahun 2006 dan 2007. dinilai sebagai sepeda motor yang berharga
Saat ini terdapat tujuh merek sepeda lebih mahal dibandingkan dengan merek
motor angota Asosiasi Industri Sepeda lainnya pada kelas yang sama. Namun harga
Motor (AISI) yang menguasai pasar yaitu yang dinilai lebih mahal ini tidak mengu-
Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco, rangi minat konsumen untuk membeli
Kanzen dan Piaggio. Dan sejak dikeluarkan- sepeda motor Honda sehingga Honda masih
nya deregulasi tahun 2000 yang mengatur memimpin dalam penjualan sepeda motor.
import sepeda motor secara utuh atau Com- Mayoritas konsumen masih loyal memilih
pletely Built-Up (CBU), maka muncul Honda karena dianggap paling irit dan
merek baru sepeda motor yang mayoritas memiliki nilai jual kembali yang lebih tinggi
berasal dari China, seperti; Beijing, Lifan, dibandingkan merek lainnya. Sebagai
Sanex, Starway, Sumo, Wangguan, Xiangji- contoh dengan tahun pembuatan yang sama
ang, Xi Dong Li, Zong Shen, Garuda, yaitu tahun 2005, Honda Karisma 125cc saat
Panda, dan Sundiro. Merek baru tersebut, ini harganya berkisar Rp 8,5 juta, lebih
meskipun jumlahnya sangat banyak tetapi tinggi dibandingkan dengan merek lainnya
mereka hanya memiliki market share kurang seperti Yamaha Jupiter Z 125cc berkisar Rp
dari 5 % dari total penjualan sepeda motor di 8 juta.
Indonesia (www.wartaekonomi.com). Hal Persaingan antar merek sepeda motor
ini juga dapat dilihat dari makin sulitnya di Indonesia semakin meningkat ini juga
ditemui dealer motor China yang masih ditandai dengan meningkatnya biaya iklan
beroperasi. yang dikeluarkan oleh produsen sepeda
Penelitian ini akan memfokuskan motor. Pada tahun 2005 biaya iklan yang
pada sepeda motor yang tergabung pada dikeluarkan sebesar 969 miliar rupiah naik
AISI dengan pertimbangan bahwa secara pada tahun 2006 menjadi 1.229 miliar
persentase jumlah penjualan motor yang rupiah. Hal ini dilakukan produsen sepeda
tidak tergabung dalam AISI sangat kecil. motor untuk mempertahankan dan mening-

130
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

katkan jumlah konsumennya. Kepuasan pasarnya. Yamaha sebagai penguasa pangsa


konsumen sepeda motor merupakan hal pasar nomer dua merupakan ancaman nyata
yang sangat penting diperhatikan oleh pro- bagi merek Honda. Sebagai satu-satunya
dusen sepeda motor. Kepuasan konsumen merek yang mampu menaikkan nilai pen-
sepeda motor dapat terwujud jika produsen jualan pada tahun 2006, Yamaha memiliki
dapat memenuhi keinginan konsumen. peluang untuk meningkatkan pangsa pasar
Keinginan konsumen dapat berupa produk pada tahun 2007. Berdasarkan data pen-
yang bernilai guna, merek yang terpercaya, jualan periode Januari sampai dengan Maret
serta pelayanan dealer yang berkualitas. 2007, merek Yamaha mulai mengurangi
Dengan melihat data pada Tabel 1., dominasi Honda. Dari data penjualan secara
nampak terjadi pergeseran pemilihan merek nasional tersebut terlihat bahwa terjadi
dalam pembelian sepeda motor yang sebe- perubahan market share dari Honda yang
lumnya di dominasi merek Honda mulai selalu mendominasi menjadi lebih ber-
diimbangi oleh Yamaha. Kesetiaan atau imbang dengan Yamaha.
loyalitas pelanggan merupakan kunci dari Hal yang sama juga terjadi di pasar
perubahan pangsa pasar. Jika Honda mampu sepeda motor di wilayah Kabupaten Bekasi.
mempertahankan loyalitas pelanggan maka Populasi sepeda motor yang terdaftar di
merek tersebut akan dapat terus memper- Kantor Samsat Kabupaten Bekasi pada tabel
tahankan dominasinya namun jika tidak 3.
maka hal ini merupakan kesempatan bagi
merek lain untuk meningkatkan pangsa
Tabel 1: Populasi dan Market Share Sepeda Motor Di Indonesia Berdasarkan Merek Tahun
2005-2008 (dalam unit & %)
TAHUN Honda Yamaha Suzuki Kawasaki lainnya TOTAL
2005 2.648.190 1.224.595 1.091.962 35.329 35.329 5.035.405
(52,59) (24,32) (21,69) (0,70) (0,70) (100)
2006 2.340.168 1.458.561 568.041 33.686 26.379 4.426.835
(52,86) (32,95) (12,83) (0,76) (0,60) (100)
2007 2.141.015 1.833.506 637.031 38.134 38.577 4.688.263
(45,67) (39,11) (13,59) (0,81) (0,82) (100)
2008 2.874.586 2.465.546 793.758 44.690 98.234 6.276.814
(45,80) (39,28) (12,65) (0,71) (1,56) (100)
Sumber: AISI (data diolah)
Tabel 2: Penjualan Sepeda Motor Periode Januari – Oktober 2007
No Merek Jumlah %
1 Honda 1.707.531 44,90
2 Yamaha 1.525.822 40,12
3 Suzuki 514.714 13,53
4 Lainnya 54.901 1,44
Total 3.802.968 100
Sumber: AISI

131
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

Tabel 3: Populasi Sepeda Motor Di Kabupaten Bekasi Tahun 2005-2006


No Merek Populasi Pertumbuhan
2005 Persentase 2006 % Unit %
1 Honda 63.256 50,49% 74.140 49,30 10.884 17,21
2 Kawasaki 7.182 5,73% 7.512 5,00 330 4,59
3 Kymco 5.312 4,24% 5.656 3,76 344 6,48
4 Piaggio 3.226 2,57% 3.254 2,16 28 0,87
5 Suzuki 13.268 10,59% 14.643 9,74 1.375 10,36
6 Yamaha 30.185 24,09% 42.163 28,04 11.978 39,68
7 Lainnya 2.867 2,29% 3.012 2,00 145 5,06
Total 125.296 100% 150.380 100
Sumber: Diolah dari data Kantor Samsat Bekasi
Jika dilihat dari tabel 3 di atas sepeda motor dipengaruhi secara signifikan
menunjukan bahwa market share Honda di oleh kepuasan konsumen. Kepuasan kon-
Kabupaten Bekasi masih jauh mengungguli sumen sepeda motor merupakan hal yang
merek lainnya. Pada tahun 2006 populasi sangat penting diperhatikan oleh produsen
sepeda motor merek Honda adalah 49,30 %, sepeda motor. Kepuasan konsumen sepeda
kemudian diikuti berturut-turut Yamaha motor dapat terwujud jika produsen dapat
28,04 %, Suzuki 9,74 %, Kawasaki 5 %, memenuhi keinginan konsumen. Keinginan
Kymco 3,76 %, Piaggio 2,16 % dan merek konsumen tersebut dapat berupa produk
lainnya 2,0 %. Akan tetapi jika dilihat dari yang bernilai guna, merek yang terpercaya,
angka pertumbuhan populasi sepeda motor pelayanan dealer yang berkualitas. Cronin
terlihat bahwa populasi merek Yamaha dan Taylor (dalam Rizan, 2005; 169)
mengalami kenaikan paling tinggi sebesar menambahkan bahwa kepuasan konsumen
11.918 unit atau 39,68%, kemudian diikuti dipengaruhi oleh kualitas pelayanan.
Honda 10.884 unit atau 17,21%, Suzuki Dari data perubahan pangsa pasar
1.375 unit atau 10,36%, dan merek lainnya merek sepeda motor dapat mengindikasikan
sebagaimana tercantum pada tabel 3 di atas. bahwa telah terjadi penurunan kepuasan
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa di konsumen sepeda motor yang menyebabkan
Kabupaten Bekasi terjadi perubahan market menjadi tidak loyal terhadap merek tersebut.
share dari sebelumnya, dimana Yamaha Jika sebelumnya konsumen sepeda motor
mengalami kenaikan yang cukup signifikan cenderung memilih merek Honda yang
meskipun Honda masih menjadi market memiliki asosiasi merek sebagai merek yang
leader. paling irit maka saat ini konsumen mulai
Perubahan market share tersebut da- memilih merek Yamaha. Hal ini dapat di-
pat terjadi karena adanya perubahan loyali- sebabkan oleh keberhasilan edukasi Yamaha
tas konsumen sepeda motor. Jika sebelum- melalui iklannya yang menonjolkan ke-
nya konsumen selalu memilih Honda seba- cepatan sepeda motor lebih utama dari pada
gai merek yang pilihan maka sekarang hal bahan bakar yang hanya irit tetapi tidak sig-
tersebut tidak berlaku mutlak. Yamaha mu- nifikan. Di era yang menuntut penggunana
lai menjadi pesaing yang mampu mengim- waktu secara efisien ini maka konsumen
bangi dominasi Honda. Rifqi (2003) membutuhkan sepeda motor yang dapat
menunjukan bahwa loyalitas konsumen mengakomodasi hal ini.

132
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

Berdasarkan latar belakang yang tuhan konsumen baik secara rasional


sudah diuraikan maka penulis merumuskan maupun emosional. Pada saat seseorang
identifikasi beberapa masalah yang muncul, memikirkan sebuah produk, mereka hanya
antara lain: mengaitkan dengan atribut serta manfaatnya.
1. Bagaimana deskripsi asosiasi merek, Sedangkan pada saat mereka membayang-
nilai produk, kualitas pelayanan, kan sebuah merek, mereka akan melibatkan
kepuasan kepuasan pelayanan dan dimensi emosional di dalamnya (Temporal,
loyalitas pelanggan sepeda motor. 2001: 83). Keller (2003: 183), selanjutnya,
2. Apakah asosiasi merek, nilai produk menjelaskan bahwa pengelolaan merek
dan kualitas pelayanan berpengaruh membutuhkan perspektif jangka panjang,
secara signifikan terhadap kepuasan dan dikelola secara aktif setiap waktu
kon sumen. dengan penguatan merek atau jika
3. Apakah asosiasi merek, nilai produk dibutuhkan dengan revitalisasi merek.
dan kualitas pelayanan berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas Asosiasi Merek
kon sumen. Aaker (1994: 79) mendefinisikan
4. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh asosiasi merek sebagai segala sesuatu yang
secara signifikan terhadap loyalitas terdapat di dalam ingatan atau memori sese-
konsumen. orang mengenai suatu merek. Ingatan
5. Apakah asosiasi merek, nilai produk terhadap sebuah merek akan semakin
dan kualitas pelayanan berpengaruh meningkat seiring dengan makin seringnya
secara signifikan baik secara langsung mengkonsumsi suatu merek maupun
ataupun melalui kepuasan terhadap mendapatkan informasi mengenai merek
loyalitas konsumen. tersebut. Sejalan dengan penjabaran asosiasi
merek, Keller (2003: 177) membagi tipe
KAJIAN PUSTAKA DAN asosiasi merek menjadi tiga bagian: (1)
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Atribut yaitu sifat merek yang tidak nampak
Merek seperti persepsi harga, citra pengguna,
American Marketing Association personalitas merek, dan perasaan terhadap
mendefinisikan merek sebagai berikut: citra merek; (2) Manfaat yaitu manfaat yang
“Brand is a name, term, sign, symbol, or diperoleh seorang konsumen ketika
design, or a combination of them. Intended memilih, membeli dan menggunakan sebuah
to identify the goods or services of one seller merek barang atau jasa; (3) Perilaku yaitu
or group of sellers and to differentiate them segala sesuatu yang berhubungan dengan
from those of competitors“ (Kotler, 2003: tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh
187). konsumen terhadap sebuah merek barang
Selanjutnya Travis (2000: 93) me- atau jasa.
nyatakan bahwa merek tidak hanya merupa- Aaker (1994: 84) berpendapat bahwa
kan slogan, logo, simbol ataupun paten. asosiasi merek dapat menciptakan nilai yang
Merek bukan sesuatu yang dibentuk di pada akhirnya menciptakan rasa puas di
pabrik melainkan sesuatu yang dibentuk benak konsumen. Asosiasi merek menjadi
dalam pikiran konsumen melalui proses pe- pijakan konsumen dalam keputusan
masaran secara keseluruhan. Pemberian pembelian dan loyalitasnya pada merek
merek ditujukan untuk memberikan sesuatu tersebut.
yang unik dan menarik dibandingkan
pesaing, sehingga dapat memuaskan kebu-

133
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

Nilai Produk menggunakan sepeda motor dapat


Kottler (2003: 73) mendefinisikan menghemat biaya transporatsi yang harus
nilai pelanggan adalah perbedaan antara dikeluarkan.
nilai pelanggan total dan biaya pelanggan
total. Nilai total pelanggan adalah sekum- Nilai pertukaran (exchange value)
pulan manfaat yang diharapkan oleh pelang- Adalah nilai yang diterima oleh pe-
gan dari sebuah produk atau jasa tertentu. langgan berhubungan dengan merek dan
Biaya pelanggan total adalah sekumpulan kemudahan yang diperoleh konsumen dalam
biaya yang diharapkan oleh konsumen yang mengkonsumsi sebuah produk. Citra positif
dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapat- terhadap sebuah merek dan kemudahan akan
kan, menggunakan dan membuang produk berdampak pada tertanamnya loyalitas dan
atau jasa. menciptakan value. Dalam penelitian ini
Selanjutnya Oliver (1999: 92) men- dimensi nilai tukar diukur dengan indikator
jelaskan bahwa nilai produk (product value) bahwa harga yang dikeluarkan untuk mem-
dapat dirasakan oleh konsumen sewaktu beli sepeda motor sesuai dengan kualitas
konsumen membandingkan antara kinerja yang diperoleh.
produk yang berdasarkan utilitasnya dengan
biaya yang dikeluarkan (acquisition cost), Estetika
seperti finansial, psikologis, dan upaya Adalah nilai dimana konsumen
untuk mendapatkan produk tersebut. Se- merasa senang dan nyaman terhadap produk
dangkan menurut konsumen, nilai produk yang digunakannya. Indikator kenyamanan
identik dengan empat hal yaitu : (1) value is produk terlihat pada bentuk, desain, dan
low price; (2) value is whatever I want in a interior. Dalam penelitian ini dimensi es-
product; (3) value is the quality I get for the tetika diukur dengan indikator model sepeda
price I pay, and (4) Value is what I get for motor yang ditawarkan sangat menarik dan
what I give model tersebut dapat mendukung aktifitas
Monroe (dalam Kristanto, 2005: 16) sehari-hari konsumennya.
mengungkapkan bahwa untuk menilai
apakah kinerja produk sebuah merek mampu Fungsi secara relatif
menciptakan nilai, didasari oleh empat Adalah bagaimana sebuah produk
komponen dari perceived value yaitu biaya, digunakan, serta kemampuannya dalam
nilai tukar, estetika, dan fungsi relatif. mereduksi biaya atau menghasilkan ke-
Dalam penelitian ini penulis menggunakan untungan tertentu bagi konsumen. Kualitas
konsep nilai produk yang dikemukakan oleh sebuah produk secara relatif memiliki fungsi
Monroe penjelasan sebagai berikut: tertentu yang bersifat intangible sejalan
dengan jangka waktu atau cara konsumen
Biaya (cost) menggunakan produk tersebut seperti irit
Ialah total uang yang dikeluarkan bahan bakar, mesin awet, dan harga jual
atau dibayarkan konsumen untuk mem- relatif stabil. Dalam penelitian ini dimensi
peroleh dan mengkonsumsi sebuah produk. ini diukur dengan indikator sepeda motor
Biaya yang harus dikeluarkan oleh konsu- dapat meningkatkan produktifitas, dapat
men selain harga beli adalah biaya-biaya mengatasi kemacetan dan lebih cepat dari
perawatan (post-purchase) selama meng- mobil transportasi umum.
konsumsi produk tersebut. Dalam penelitian Sedangkan Sweeney dan Soutar
ini dimensi biaya diukur dengan indikator (2001: 75) mengembangkan 19 item skala
bahwa biaya yang dikeluarkan untuk ukuran customer perceived value. Skala

134
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

yang disebut PERVAL tersebut dimaksud- (dalam Sylvia, 2003: 59) juga mengatakan
kan untuk menilai persepsi pelanggan terha- bahwa persepsi nilai konsumen merupakan
dap nilai suatu produk konsumen tahan faktor penentu kepuasan konsumen. Para
lama. Sweeney dan Soutar (2001: 77) ber- penjual dapat meningkatkan persepsi nilai
pendapat bahwa dimensi nilai terdiri dari 4 dengan meningkatkan persepsi pembeli
aspek utama yaitu: terhadap nilai atau kualitas produk.
• Emotional value, yaitu utilitas yang
berasal dari perasaan atau afektif/emosi Kualitas Pelayanan
positif yang ditimbulkan dari Menurut Zeithaml, et. al. (dalam
mengkonsumsi produk. Rizan, 2005: 113) kualitas pelayanan sebuah
• Social value, yaitu utilitas yang produk atau jasa akan terwujud jika harapan
didapatkan dari kemampuan produk konsumen sesuai dengan kinerja pelayanan
untuk meningkatkan konsep diri sosial yang diberikan provider. Jika terjadi
kon sumen. ketidaksesuaian antara kinerja pelayanan
• Quality/Performance value, yaitu dengan harapan konsumen akan
utilitas yang didapatkan dari produk menimbulkan gap yang dapat mengurangi
dikarenakan reduksi biaya jangka persepsi positif konsumen terhadap produk
pendek dan biaya jangka panjang. atau jasa. Kualitas pelayanan dan promosi
• Price/Value for money, yakni utilitas menjadi faktor kunci menciptakan loyalitas
yang diperoleh dari persepsi terhadap pelanggan.
kualitas dan kinerja yang diharapkan Parasuraman (dalam Rizan, 2005:
atas produk. 116) mengemukakan bahwa perlu
diperhatikan lima determinan oleh provider,
Menurut Woodruf (dalam Kristanto, yaitu: kehandalan, daya tanggap, jaminan,
2005: 17) mengemukakan bahwa konsep empati, dan bukti fisik.
nilai produk mempunyai hubungan yang erat • Kehandalan: the ability to perform
dengan kepuasan konsumen, dimana nilai- promised service dependably and
nilai yang dirasakan saat mengkonsumsi accurately.
produk akan membentuk kepuasan kon- • Daya tanggap: the willingness to help
sumen, dan kepuasan konsumen ini customers and to provide prompt
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. service.
Selanjutnya Nauman (dalam Sylvia, • Jaminan: the knowledge and courtesy of
2003: 22) tujuan utama dari semua bisnis employees and their ability to convey
seharusnya adalah memberikan nilai trust and confidence.
pelanggan yang tinggi karena pelanggan • Empati: the provision of caring,
membuat keputusan berdasarkan nilai yang individualized attention to customers.
diterima. Pelanggan akan membeli produk • Bukti fisik: the appereance of physical
atau jasa dari perusahaan yang mereka facilities, equipment, personnel, and
yakini menawarkan nilai pelanggan yang communication material.
tinggi. Bila kinerja produk melebihi harapan
konsumen maka dapat tercipta kepuasan Menurut penelitian Sabihaini (2002:
konsumen. Pendapat ini juga didukung oleh 33) yang menyimpulkan bahwa peningkatan
Howard dan Sheth (dalam Sylvia, 2003: 54) kualitas pelayanan akan memberikan
yang menyatakan bahwa persepsi nilai dampak yang baik untuk meningkatkan
konsumen merupakan faktor penentu loyalitas. Kualitas pelayanan memiliki
kepuasan konsumen. Lebih lanjut Fornell pengaruh langsung terhadap loyalitas dan

135
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

mempengaruhi loyalitas melalui kepuasan. • Tidak puas (dissatisfied), terjadi bila


Gronroos (1990: 176) mengemukakan performa produk yang dirasakan lebih
bahwa pada dasarnya kualitas pelayanan kecil daripada harapan konsumen.
memiliki 2 (dua) dimensi, yaitu: Technical • Puas (satisfied), terjadi apabila
or outcome dimension and functional or performa produk yang dirasakan
process related dimension. Selanjutnya sebanding dengan yang diharapkan
dikemukakan juga bahwa terdapat empat konsumen.
faktor yang mempengaruhi kualitas • Sangat puas (highly satisfied), terjadi
pelayanan, yaitu: saat konsumen merasakan performa
• Menjaga dan memperhatikan, bahwa produk melebihi dari apa yang
pelanggan akan merasakan karyawan diharapkan sebelumnya.
dan sistem operasional dapat
menyelesaikan problem mereka. Kepuasan konsumen identik dengan
• Spontanitas, dimana karyawan nilai pelanggan (customer value). Salah satu
menunjukan keinginan untuk pendekatan yang dapat menjelaskan per-
menyelesaikan masalah pelanggan. bedaan antara kepuasan dan customer value
• Penyelesaian masalah, karyawan yang adalah means-end-value hierarchy model
berhubungan langsung dengan (MEVHM). MEVHM digunakan dalam
pelanggan harus memiliki kemampuan disiplin ilmu pemasaran untuk menjelaskan
untuk menjalankan tugas berdasarkan bagaimana konsumen merasakan dan
standar yang ada, termasuk pelatihan mengevaluasi produk yang digunakannya,
yang diberikan untuk dapat memberikan berdasarkan atribut - atribut yang ada.
pelayanan yang lebih baik. Model hirarki ini terdiri dari dua tingkatan
• Perbaikan, apabila terjadi hal-hal yang sebelum tercapai consumer value yaitu;
tidak diinginkan harus mempunyai kelengkapan atribut produk dan keuntungan
personel yang dapat menyiapkan usaha- yang diperoleh konsumen saat mengguna-
usaha khusus untuk mengatasi kondisi kannya. Atribut produk meliputi kemudahan
tersebut. dalam penggunaan, kesesuaian dengan spe-
sifikasi yang ditawarkan, tahan lama, hemat
Kepuasan Konsumen biaya, dan kelengkapan informasi. Sedang-
Solomon (2004: 126) berpendapat kan keuntungan yang didapat dari produk
bahwa kepuasan konsumen ditentukan me- terdiri dari efektifitas pengiriman, komuni-
lalui keseluruhan perasaan atau perilaku kasi yang baik, dan pelayanan tambahan.
seseorang tentang sebuah produk setelah Apabila kedua tahap terlewati maka akan
membeli dan mengkonsumsinya. Kepuasan tercapai kepuasan konsumen.
yang diperoleh konsumen tidak lepas dari Dari Gambar 1 di bawah ini dapat
persepsi konsumen tentang kualitas produk. dijelaskan bahwa kepuasan konsumen
Kotler (2003: 61) menambahkan bahwa adalah komponen utama pembentuk nilai.
kepuasan konsumen adalah tingkatan Tanpa tercapainya kepuasan, maka tidak
perasaan seseorang setelah mengkonsumsi mungkin konsumen menilai bahwa sebuah
sebuah produk, dengan membandingkan produk dengan merek tertentu memiliki
antara performa produk dengan apa yang nilai. Gale (1997: 98) mempresentasikan
diharapkan. Oleh karena itu kepuasan dapat bahwa customer value terbentuk dari
dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu: kepuasan konsumen, yang merupakan
integrasi dari dua faktor yaitu kualitas dan
total biaya yang harus dikeluarkan oleh

136
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

konsumen. Penilaian kualitas terdiri dari (1997: 114), selanjutnya, menjelasakan


keunggulan produk, layanan pelanggan, citra bahwa kepuasan konsumen terdiri dari dua
merek, dan hubungan relasional. Keung- dimensi utama, yaitu:
gulan produk merupakan konsistensi • Kepuasan terhadap kualitas: dalam
penjagaan mutu dan kualitas oleh penyedia penelitian ini dimensi kepuasan
produk dan jasa. Layanan pelanggan terhadap kualitas diukur dengan
merupakan kepedulian penyedia produk indikator puas terhadap merek sepeda
kepada konsumen yang berkaitan dengan motor yang dibeli, nama besar merek
utilisasi produk selama masa kepemilikan. sesuai dengan kualitas yang diterima,
Citra merek berkaitan dengan kemampuan puas terhadap kualitas pelayanan
perusahaan untuk menciptakan citra positif bengkel dan dealer sepeda motor.
terhadap merek tersebut yang seringkali • Total biaya yang harus dikeluarkan
dijadikan alasan dasar oleh konsumen konsumen: dalam penelitian ini dimensi
sebelum pembelian sebuah barang atau jasa. total biaya diukur dengan indikator
Penelitian ini menggunakan teori Gale harga yang dikeluarkan konsumen
(1997: 98-99) untuk membuat butir-butir seimbang dengan jaminan garansi yang
pertanyaan dalam kuesioner karena relevan diberikan.
dengan penelitian yang dilakukan. Gale

Value Consumer satisfaction

Benefit Delivery effectiveness Good communication

Atributis Availability Cost saving


Timeliness
Follow-up
Right Product communication

No damage

Gambar 1. Means-end value hierarchy model (MEVHM)

137
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

Menurut Spreng (dalam Sylvia, 2003: lain, (4) Menunjukan resistensi sehingga
57) mengemukakan bahwa kepuasan total tidak perpengaruh oleh daya tarik produk
konsumen ditentukan oleh kepuasan ter- sejenis dari pesaing (Griffin, 1995: 31).
hadap atribut produk, kepuasan terhadap in- Kesesuaian antara kualitas penyam-
formasi yang diperoleh, dan persepsi paian jasa dan nilai pelayanan diharapkan
terhadap kinerja produk. Kepuasan terhadap dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
atribut merupakan penilaian subyektif Hill (1996: 6) mendefinisikan loyalitas pe-
konsumen sebagai hasil dari observasi langgan sebagai suatu perilaku yang dituju-
terhadap kinerja atribut. Kepuasan informasi kan dengan pembelian rutin didasarkan pada
didefinisikan sebagai penilaian kepuasan unit pengambilan keputusan. Keuntungan
subyektif terhadap informasi yang diguna- bagi perusahaan memiliki konsumen loyal
kan dalam pemilihan produk. Sedangkan adalah; (1) Mengurangi biaya pemasaran,
persepsi terhadap kinerja merupakan (2) Mengurangi biaya transaksi, (3)
kepercayaan terhadap atribut produk, Mengurangi biaya penggantian konsumen,
tingkatan atribut, atau hasil. Cronin dan (4) Meningkatkan penjualan, (5) Informasi
Taylor (dalam Rizan, 2005: 168) menun- dari mulut ke mulut yang positif, dan (6)
jukkan bahwa kepuasan konsumen mengurangi biaya kegagalan.
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. Hal ini Berdasarkan uraian di atas, maka
juga didukung dengan penelitian yang dapat dirumuskan hipotesis penelitian
dilakukan oleh Bloemer dan Pauwels (1998 sebagai berikut;
yang berpendapat bahwa terdapat hubungan H1: Terdapat pengaruh yang signifikan
yang erat antara kualitas pelayanan terhadap antara asosiasi merek, nilai produk dan
kepuasan dan loyalitas konsumen. Selanjut- koalitas pelayanan terhadap kepuasan
nya hasil penelitian Kristanto (2005: 69) konsumen.
menunjukan bahwa kepuasan konsumen di H2: Terdapat pengaruh yang signifikan
pengaruhi oleh asosiasi merek, nilai produk, antara asosiasi merek, nilai produk dan
dan kualitas pelayanan dealer. Inman dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas
Zeelenberg (dalam Sylvia, 2003: 78) konsumen.
mengemukakan bahwa kepuasan konsumen H3: Terdapat pengaruh yang signifikan
mempengaruhi loyalitas pelanggan. antara kepuasan konsumen terhadap
loyalitas konsumen.
Loyalitas Konsumen H4: Terdapat pengaruh yang signifikan
Oliver (Sivadas, 2000: 77) men- antara asosiasi merek, nilai produk dan
definisikan loyalitas adalah suatu komitmen kualitas pelayanan baik secara langsung
yang kuat untuk melakukan pembelian ulang ataupun melalui kepuasan terhadap
atau berlangganan suatu produk atau pela- loyalitas konsumen.
yanan secara konsisten, serta tidak mudah
terpengaruh pada lingkungan yang ada atau Berdasarkan hipotesa di atas, maka dapat
upaya aktivitas pemasaran para pesaing, digambarkan paradigma/model penelitian ini
serta aspek-spek lain yang dapat mendorong sebagai berikut:
pelanggan untuk beralih ke perusahaan lain.
Karakteristik pelanggan yang loyal adalah:
(1) Melakukan pembelian ulang secara
teratur, (2) Membeli di luar lini produk/jasa
yang ada, (3) Merekomendasikan pro-
duk/jasa yang dikomsumsi kepada orang

138
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

Asosiasi
Merek H2
H1

Kepuasan H3
H1 Konsumen Loyalitas
konsumen
Nilai H2
Produk

H1
H2

Kualitas
Pelayanan
Gambar 4: Model Penelitian
Tabel 4: Populasi dan Teknis Penentuan Sampel
Merek Populasi % Sampel
Honda 74.140 56,63 113
Yamaha 42.163 32,19 64
Suzuki 14.643 11,18 23
Total 130.946 100 200
Sumber: Diolah dari data Kantor Samsat Kabupaten Bekasi
METODOLOGI PENELITIAN Structural Equation Modeling (SEM), yaitu
Populasi penelitian adalah para peng- berkisar antara 100 sampai dengan 200 sam-
guana sepeda motor merek Honda, Yamaha, pel atau 5-10 kali indikator (Hair and Black,
dan Suzuki di Bekasi. Pengambilan sampel 1998: 604; Ferdinand, 2002: 43; Bachrudin
dilakukan dengan probability sampling dan Tobing, 2003: 68). Adapun proporsi
dengan teknik yang dinamakan stratified sampel penelitian ini nampak seperti pada
sampling secara proporsional. Peneliti Tabel 4.
membagi populasi pemakai sepeda motor Instrumen penelitian (kuesioner)
merek yang diteliti (Honda, Yamaha, dan penelitian menggunakan skala Likert, mulai
Suzuki). Kemudian proporsi sub populasi dari 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju),
dijadikan angka proporsional terhadap 3 (cukup setuju), 4 (setuju), 5 (sangat
besarnya sampel yang telah ditentukan setuju). Sebelum kuesioner tersebut diedar-
terlebih dahulu yaitu 200 responden. kan harus diuji terlebih dahulu dengan pra
Jumlah sampel ini telah memenuhi survey sebanyak 30 responden. Hasil uji
persyaratan sampel ideal yang harus validitas dan reliabilitas dari pra survey
dipenuhi dalam penggunaan alat analisis menunjukkan bahwa indikator dan variabel

139
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

penilitian ini valid dan reliabel. Hal ini SATISFAC = 0.16BRAND


menunjukkan bahwa instrumen penelitian 2.15
tersebut layak untuk dipergunakan dalam + 0.69VALUE
pengumpulan data. 3.79
+ 0.30SERVICE, Errorvar.
HASIL PENELITIAN & 2.69
PEMBAHASAN = 0.028 , R² = 0.86
Deskript 1.82
Jenis sepeda motor yang paling di- Dari persamaan tersebut dapat di-
gemari konsumen adalah sepeda motor jenis interpretasikan bahwa: jika asosiasi merek
bebek kemudian baru diikuti dengan jenis meningkat satu unit sedangkan nilai produk
sport dan skutik. Dan atribut sepeda motor dan pelayanan dianggap tetap maka variabel
yang menjadi dasar pertimbangan konsumen kepuasan akan meningkat 0.16 unit, begitu
ketika memilih sepeda motor adalah atribut juga jika nilai produk meningkat satu unit
bahan bakar yang irit dan mesin yang awet. sedangkan asosiasi merek dan pelayanan
Dimensi yang berpengaruh kuat terhadap tetap maka variable kepuasan akan mening-
asosiasi merek adalah dimensi perilaku dan kat 0.69 unit, dan jika pelayanan meningkat
dimensi manfaat. Untuk variabel nilai pro- satu unit sedangkan asosiasi merek dan nilai
duk, dimensi yang berpengaruh kuat adalah produk tetap maka variable kepuasan akan
dimensi biaya, nilai tukar, estetika dan meningkat 0.30 unit. Dari nilai t statistik
fungsi relatif. Dimensi yang berpengaruh (yang dicetak miring) > 1.96 maka H0 di-
kuat terhadap kualitas pelayanan adalah fisik tolak atau terima H1 atau dapat disimpulkan
dan empati. Dimensi yang berpengaruh kuat bahwa asosiasi merek, nilai produk dan
terhadap kepuasan pelayanan adalah kepua- kualitas pelayanan berpengaruh secara signi-
san terhadap kualitas dan total biaya yang fikan terhadap kepuasan konsumen. Besar-
harus dikeluarkan. Sedangkan dimensi yang nya koefisien determinan dari model ini
berpengaruh kuat terhadap loyalitas adalah adalah R2= 0.86 = 86 %. Hal ini berarti
pembelian ulang, kebal terhadap pesaing, kepuasan konsumen dapat dijelaskan sebesar
perluasan lini pembelian dan minat mere- 86% oleh asosiasi merek, nilai produk dan
komendasikan. kualitas pelayanan, selebihnya 14% dijelas-
kan oleh variabel lain.
Hypothesis Testing Besarnya koefisien pengaruh masing-
Hipotesis 1; Terdapat pengaruh yang masing variabel terhadap kepuasan dapat
signifikan antara asosiasi merek, nilai dilihat dari hasil output Lisrel dan gambar
produk dan kualitas pelayanan terhadap SEM berikut:
kepuasan konsumen
Dari hasil output Lisrel menunjukan GAMMA
bahwa model tersebut sudah fit sehingga BRAND VALUE SERVICE
model layak untuk digunakan karena Satisfaction 0.21 0.52 0.38
memiliki nilai GFI 0.92 > 0.90. Hasil
pengujian dapat dilihat dari output Lisrel
sebagai berikut:

140
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.7


Gambar 5: Model SEM Hipotesis 1
Hipotesis 2; Terdapat pengaruh yang signi- nan dianggap tetap maka loyalitas akan naik
fikan antara asosiasi merek, nilai produk dan 0.45 unit, jika pelayanan naik satu unit
kualitas pelayanan terhadap loyalitas kon- sedangkan asosiasi merek dan nilai produk
sumen. Dari hasil output terlihat bahwa dianggap tetap maka loyalitas akan naik
model ini sudah fit sehingga layak diguna- 0.50 unit.
kan karena memiliki nilai GFI 0.92 > 0.90. Dari nilai t statistik dapat disimpul-
adapun hasil output Lisrel sebagai berikut: kan bahwa H0 ditolak atau terima H1 atau
Structural Equations dengan kata lain terdapat pengaruh yang
LOYALTY = 0.13BRAND signifikan antara asosiasi merek, nilai pro-
duk dan kualitas pelayanan terhadap
1.20 loyalitas, dengan koefisien determinasi
+ 0.45VALUE sebesar R2= 0.51 atau 51%. Namun jika kita
2.05 perhatikan besar pengaruh masing-masing
+ 0.50SERVICE, Errorvar. konstruk tersebut maka dapat diketahui
3.33 bahwa nilai produk dan pelayanan
= 0.18, R² = 0.51 berpengaruh secara signifikan terhadap
4.48 loyalitas karena nilai t statistik > 1.96. Akan
Dari persamaan tersebut dapat di- tetapi asosiasi memiliki pengaruh yang tidak
interpretasikan bahwa: jika asosiasi merek signifikan yaitu hanya memiliki nilai t
naik satu unit dan nilai produk dan pelaya- statistik 1.20 < 1.96. Hal ini dapat berarti
nan dianggap tetap maka loyalitas akan naik telah terjadi anomali karena pada penelitian
sebesar 0.13 unit, jika nilai produk naik satu yang dilakukan Husnur Rifqi asosiasi merek
unit sedangkan asosiasi merek dan pelaya- sangat berpengaruh terhadap loyalitas

141
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

konsumen tetapi dalam penelitian ini Bahwa besarnya pengaruh asosiasi


asosiasi merek tidak berpengaruh secara merek terhadap loyalitas sebesar 0.13 dan
signifikan terhadap loyalitas. Besarnya nilai produk terhadap
pengaruh masing-masing konstruk terhadap loyalitas sebesar 0.27 dan pengaruh
loyalitas adalah sebagai berikut: pelayanan terhadap loyalitas sebesar 0.46.
gambar model SEM berikut:
GAMMA
BRAND VALUE SERVICE
LOYALTY 0.13 0.27 0.46

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.7


Gambar 6: Model SEM Hipotesis 2

142
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

Hipotesis 3; Terdapat pengaruh yang signi- Dari nilai t statistik > 1.96 sehingga
fikan antara kepuasan konsumen terhadap dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau
loyalitas konsumen. Dari hasil output Lisrel terima H1 atau dengan kata lain terdapat
dapat dilihat bahwa model tersebut sudah fit pengaruh yang signifikan antara kepuasan
sehingga model layak untuk digunakan terhadap loyalitas dengan koefisien
karena memiliki nilai GFI 0.97 > 0.90. determinasi sebesar R2= 0.62 atau 62%. Jadi
Hasil out put Lisrel adalah; tingkat loyalitas konsumen dijelaskan oleh
Structural Equations kepuasan konsumen sebesar 62 %. Besarnya
LOYALTY = 1.11SATISFAC,Errorvar. pengaruh konstruk kepuasan adalah:
6.34
= 0.14, R² = 0.62 GAMMA
4.68 SATISFAC
Dari persamaan tersebut dapat LOYALTY 0.79
diinterpretasikan bahwa jika kepuasan naik
satu unit maka loyalitas akan naik sebesar Adapun gambar struktural path
1.11 unit. diagram dari model SEM adalah sebagai
berikut:

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.7


Gambar 7: Model SEM Hipotesis

143
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

Hipotesis 4; Terdapat pengaruh yang adalah dipertlukan upaya optimal untuk


signifikan antara asosiasi merek, nilai meningkatkan kualitas pelayanan yang disa-
produk dan kualitas pelayanan baik secara jikan lebih baik agar mampu meningkatkan
langsung ataupun melalui kepuasan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan jika dilaku-
loyalitas konsumen. kan analisis dari persamaan 2 dapat diinte-
Dari hasil uji kecocokan model yang pretasikan bahwa jika kepuasan konsumen
dihasilkan output Lisrel terlihat bahwa naik sebesar satu satuan maka akan
model tersebut layak digunakan karena berimplikasi pada peningkatan loyalitas
memiliki nilai GFI 0.90. Adapun hasil out konsumen sebesar 1.11 satuan.
put Lisrel sebagai berikut; Jika dilihat nilai t statistik ketiga
Structural Equations variabel tersebut adalah asosiasi merek 1.55,
1. SATISFAC = 0.11BRAND nilai produk 3.53, dan pelayanan 3.30. Dari
1.55 nilai t statistik tersebut nampak bahwa
+ 0.59VALUE variabel nilai produk dan kualitas pelayanan
3.53 memiliki pengaruh yang signifikan secara
+ 0.37SERVICE,Errorvar. tidak langsung terhadap loyalitas karena
3.30 memiliki nilai t > 1.96, sedangkan asosiasi
= 0.030 , R² = 0.84 merek tidak memiliki pengaruh signifikan
2.11 secara tidak langsung terhadap loyalitas
(1.55 < 1.96).
2. LOYALTY
= 1.11SATISFAC, Errorvar. PENUTUP
7.26 Kesimpulan
= 0.16 , R² = 0.60 Jenis sepeda motor yang paling di-
5.27 gemari konsumen adalah sepeda motor jenis
Dari persamaan 1 di atas dapat di- bebek kemudian baru diikuti dengan jenis
interpretasikan bahwa: (1) jika asosiasi sport dan skutik. Dan atribut sepeda motor
merek naik satu unit sedangkan nilai produk yang menjadi dasar pertimbangan konsumen
dan pelayanan tetap maka kepuasan akan ketika memilih sepeda motor adalah atribut
naik sebesar 0.11 satuan. Implikasi manage- bahan bakar yang irit dan mesin yang awet.
rial dari fenomena ini adalah diperlukan Dimensi yang berpengaruh kuat terhadap
suatu strategi pemasaran yang baik untuk asosiasi merek adalah dimensi perilaku dan
dapat meningkatkan asosiasi merek pro- dimensi manfaat. Untuk variabel nilai pro-
duknya agar berdampak pada terjadinya duk, dimensi yang berpengaruh kuat adalah
peningkatan kepuasan konsumen; (2) jika dimensi biaya, nilai tukar, estetika dan
nilai produk naik satu unit sedangkan asosi- fungsi relatif. Dimensi yang berpengaruh
asi merek dan pelayanan tetap maka kepua- kuat terhadap kualitas pelayanan adalah fisik
san akan naik 0.59 satuan. Implikasi mana- dan empati. Dimensi yang berpengaruh kuat
gerial dari fenomena ini adalah diperlukan terhadap kepuasan pelayanan adalah
suatu upaya yang optimal untuk meningkat- kepuasan terhadap kualitas dan total biaya
kan nilai produk yang dimiliki agar dapat yang harus dikeluarkan. Sedangkan dimensi
meningkatkan kepuasan konsumen; dan (3) yang berpengaruh kuat terhadap loyalitas
jika pelayanan naik satu unit sedangkan adalah pembelian ulang, kebal terhadap
asosiasi merek dan nilai produk tetap maka pesaing, perluasan lini pembelian dan minat
kepuasan akan naik sebesar 0.37 satuan. merekomendasikan produk.
Implikasi managerial dari fenomena ini

144
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

Asosiasi merek, nilai produk dan survei, misalnya perwakilan seluruh wilayah
kualitas pelayanan berpengaruh secara signi- propinsi yang ada di Indonesia.
fikan terhadap kepuasan konsumen. Penulis menyarankan bagi penelitian
Implikasi managerial dari fenomena ini selanjutnya untuk mencari variabel lain yang
menunjukan bahwa variabel independen mempengaruhi secara signifikan terhadap
tersebut merupakan faktor strategis yang loyalitas selain asosiasi merek, nilai produk,
harus dikelola dengan baik agar dapat me- kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen.
ningkatkan kepuasan konsumen riel maupun Penelitian ini menggunakan data dari
konsumen potensial. konsumen tiga merek sepeda motor se-
Terdapat pengaruh yang signifikan hingga untuk penelitian selanjutnya disaran-
antara asosiasi merek, nilai produk dan kan untuk melibatkan semua merek sepeda
kualitas pelayanan terhadap loyalitas kon- motor yang beredar di wilayah Indonesia.
sumen. Implikasi managerial dari fenomena Untuk menguji konsistensi model penelitian
ini menunjukan bahwa variabel independen ini maka perlu dilakukan replikasi penelitian
tersebut merupakan faktor strategis yang dengan obyek penelitian yang berbeda Bagi
harus dikelola dengan baik karena selain Pelaku Bisnis Fokuskan pengembangan pro-
berperan meningkatkan kepuasan konsumen duk terhadap sepeda motor jenis bebek
riel maupun konsumen potensial, juga akan karena jenis ini merupakan yang paling di-
menciptakan dan mempertahankan loyalitas minati konsumen.
dari konsumen riel maupun potensial ter- Tingkatkan loyalitas konsumen
sebut. Hal ini penting karena mendapatkan dengan cara memberikan pelayanan yang
konsumen potensial sama sulitnya dengan terbaik terhadap konsumen dengan cara:
mempertahankan konsumen riel. adakan training secara teratur bagi tenaga
Terdapat pengaruh yang signifikan lini depan dan pendukungnya, melengkapi
antara kepuasan konsumen terhadap loyali- dealer dan bengkel resmi dengan ruang
tas konsumen. Implikasi managerial dari tunggu yang nyaman dan memadai, meleng-
fenomena ini menunjukan bahwa kepuasan kapi pelayanan service dengan membuka
konsumen merupakan salah satu faktor layanan hotline konsultasi sepeda motor,
strategis untuk menciptakan maupun mem- meningkatkan lama waktu garansi, menjalin
pertahankan loyalitas konsumen. hubungan yang lebih baik dengan berbagai
Terdapat pengaruh yang signifikan klub dan komunitas merek sepeda motor
antara asosiasi merek, nilai produk dan tersebut dengan cara: mensponsori kegiatan
kualitas pelayanan baik secara langsung komunitas dan klub merek tersebut, mem-
ataupun melalui kepuasan terhadap loyalitas buat website dan mailing list yang dapat
konsumen. digunakan sebagai media komunikasi antara
produsen dan konsumen.
Saran Tingkatkan teknologi sepeda motor
Bagi Akademik yang dapat meningkatkan kepuasan kon-
Penelitian ini masih memiliki keter- sumen seperti membuat sepeda motor yang
batasan dalam pengambilan responden yang irit bahan bakar, mesin yang awet, dan harga
hanya dilakukan di wilayah Kabupaten pantas.
Bekasi. Hal ini belum dapat menggambar- Tingkatkan kegiatan yang dapat
kan kondisi seluruh wilayah Indonesia, un- meningkatkan ingatan konsumen terhadap
tuk itu penulis menyarankan bagi penelitian asosiasi merek sepeda motor dengan cara:
selanjutnya untuk memperluas wilayah mengadakan acara mudik gratis, mengada-
kan kejuaraan balap sepeda motor satu

145
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008 Hal: 129–147

merek, mengadakan training safety riding, Lisrel. Semarang : Badan Penerbit


memberikan sponsor kepada pembalap yang Universitas Diponegoro.
berprestasi, mengadakan berbagai acara Griffin, Jill. (1995). Customer Loyalty:
family gathering bagi konsumen sepeda
motor, dan meningkatkan promosi baik di How to Earn It, How to Keep It.
media above the line atau below the line. New York, USA: Lexington Books.
Gronroos, C. (1990). Service Management
DAFTAR PUSTAKA and Marketing. Toronto,
Aaker, D.A. (1994). Managing Brand Massachusetts : Laxington Books.
Equity. New York: The Free Press.
Hair, et. al.. (1998). Multivariate Data
Aaker, D.A. and Jochimsthaler. (2000). Analysis. New York: PrenticeHall.
Brand Leadership: The Next Level
of The Brand Revolution. New Hidayat, T. (2007). Majalah Marketing,
York: New York Press. 02/VII/Februari, Hal 15.
Assael, H. (1995). Consumer Behaviour and Keller, L.K. (2003). Strategic Brand
Marketing Action. Fifth Edition. Management. New Jersey: Prentice
Cincinati : South West College Hall.
Publishing. Kristanto, A. (2005). Analisis Pengaruh
Denada, S.T. (2003). Studi Mengenai Proses Asosiasi Merek, Nilai Produk, dan
Adopsi Konsumen Pasca Masa Kualitas Pelayanan Terhadap
Tayang Iklan Produk “Xon-Ce” di Kepuasan, Serta Hubungannya
Surabay. Semarang : Jurnal Sain Dengan Retensi Konsumen: Studi
Pemasaran Indonesia Undip. Mengenai Motor Merek Honda di
Jakarta. Magister Manajemen UI,
Dharmesta, B.S. (1999). Loyalitas Jakarta.
Pelanggan: Sebuah Kajian
Konseptual Sebagai Panduan Bagi Kotler, P. (2003). Marketing Management.
Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Eleven Edition. New Jersey :
Bisnis Indonesia, 14, (3). Prentice Hall.
Engel, J.F. et. al. (1990). Consumer Maholtra, K.N. (2004). Riset Pemasaran.
Behaviour. Sixth Edition. Edisi keempat. Jakarta: Indeks.
Montreal: The Dryden Press Maulana, P. (2007). Tabloid Otomotif, 29
International Edition. Januari, Hal 17.
Ermina, M. (2004). Prospek Industri Sepeda Michael D. et al. (2000). Improving
Motor. Economic Review Journal. Customer Satisfaction Loyalty and
Jakarta. Profit. University of Michigan:
Gale, T.B. (1997). Managing Customer Business School Management
Value: Creating Quality and Series.
Service That Customer Can See. Mowen, J.C. dan M. Minor. (1998).
New York : The Free Perss. Consumer Behavior, 5th Ed. Upper
Ghozali, I. dan Fuad (2005). Structural Saddle River, NJ: Prentice Hall,
Equation Modelling Teori, Konsep Inc.
dan Aplikasi dengan Program

146
Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk … (Mohamad Rizan dan Harun Arrasyid)

Muhibudin. Kamis 22 Maret (2007). Solomon, M. (2004). Consumer Behaviour:


www.republika.co.id. Buying, Having, Being. Six Edition.
Oliver, R.L. (1999). Satisfaction, a New Jersey: Prentice Hall.
Behavioral Perspective on The Sabihaini. (2002). Analisis konsekuensi
Consumer. New York : McGraw Keperilakuan Kualitas Layanan;
Hill. Suatu Kajian Empirik. Usahawan,
Pearson S. (1996). Building Brand Directly: No. 02 Th xxxi. Pp. 29-36. Jakarta:
Creating Business Value from
Universitas Indonesia.
Customer Relationship. Macmillam Singh, J. and Deepak .S. (2000). Agency and
Business. Trust Mechanisms in Customer
Pemda Kabupaten Bekasi, 12 Januari Satisfaction and Loyalty
(2007). www.kab-bekasi.go.id Judgement. Journal of The
Academy of Marketing Science,
Rizan. M. (2005). Hubungan Kepemimpinan (28), 150-167.
Transaksional dan transformasional Sitinjak T. (2004). Menaklukan Pasar
Dengan Komitmen Organisasional Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Dalam Menciptakan Kepuasan Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka
Kerja Dan Kualitas Pelayanan Utama.
Karyawan Gugus Depan Serta
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Temporal, P. (2001). Branding in Asia,
Dan Loyalitas Konsumen. Disertasi Revised Edition. John Willey &
Ilmu Ekonomi-Manajemen Sons, ASIA Pte Ltd.
Universitas Padjadjaran. Bandung.
Travis, D. (2000). Emotional Branding:
Rifqi, H. (2003). Analis Loyalitas Pengguna How Succesfull Brands Gain The
Sepeda Motor Honda di Kelurahan Irrational Edge. Jakarta: Prima
Patemon Surabaya. Tesis Magister Venture.
Manajemen Univeritas
Muhammadiyah. Malang. Wilkie, W. L. (1994). Consumer Behavior.
3rd ed. John Wiley & Sons, Inc.
Sekretariat AISI. 24 Januari (2007). Zeithaml, V.A. (2005). Consumer
www.aisi.co.id.
Perception of Price, Quality, and
Susanto, A.B dan Himawan .W. (2004). Value: A Means-End Model and
Power Branding. Jakarta : Synthesis of Evidence. Journal of
Quantum. Marketing, Vol 52.

147

You might also like