You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321221714

Gambaran Cara Ibu Hamil Dengan HIV/AIDS dalam Menjalani Kehamilan:


Studi Fenomenologi

Article · September 2017


DOI: 10.25099/stkbs.010209171

CITATION READS

1 6,463

3 authors, including:

Setyowati Setyowati Imami Rachmawati


University of Indonesia University of Indonesia
48 PUBLICATIONS   48 CITATIONS    43 PUBLICATIONS   50 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

HIV/AIDS View project

Adolescent pregnancy View project

All content following this page was uploaded by Imami Rachmawati on 03 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


P-ISSN 2549-9629
E-ISSN 2549-9866

Tersedia online di http://jnh.stikesbanisaleh.ac.id


Submisi: 26-09-2017
Review: 26-09-2017
Accepted : 28-09-2017
Publish :30-09-2017

Gambaran Cara Ibu Hamil Dengan HIV/AIDS dalam Menjalani Kehamilan:


Studi Fenomenologi
Sunirah*, Setyowati**, Imami Nur Rachmawati**
*
STIKES Bani Saleh Bekasi,
**
FIK Universitas Indonesia
Email : nirah.anwar@yahoo.com

ABSTRACT
A mother with HIV/AIDS had a dilemma in preparing her pregnancy, her previous experience against the
transmission of the virus to children. She can undergo her function as a woman that can be pregnant although
she had HIV positive through a program to prevent transmission of the virus. This study was aims to explore a
mothers with HIV positive who undergone her pregnancy. Data analysis using Stevick-Colaizzi to a group of
seven participant from NGO in HIV-AIDS community based in Jakarta. Collecting of data were held for a
year from may 2015 – 2016. Results of the study identified three themes as an essence of mother with HIV
positive who undergone pregnancy, namely: mothers too late realized health status of her self and her child;
mother who cares her pregnancy through a program Prevention mother to child transmission (PMTCT);
mother decided to delivery their baby through cesarian although there is another option through normal
labor. This study recommended for maternity nursing too optimalized their role as a counselor so they can
contribute in preparing and caring antenatal care for mother with HIV/AIDS.

Keywords: mothers with HIV/AIDS, Pregnancy, PMTCT

ABSTRAK
Ibu HIV/AIDS mempunyai dilema untuk mempersiapkan kehamilan, pengalaman terdahulu terhadap
transmisi virus kepada anak. Ibu HIV/AIDS dapat menjalani fungsi reproduksi sebagai perempuan walaupun
mempunyai status HIV positif dengan menjalani program perventif untuk tidak menularkan virus. Penelitian
ini bertujuan mengeksplorasi cara Ibu hamil dengan status HIV/ AIDS dalam menjalani kehamilan.
Penelitian fenomenologi ini menggunakan analisisdata Stevick-Colaizzi kepada tujuh partisipan yang
merupakan anggota dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bergerak dalam komunitas HIV-AIDS
di Jakarta. Pengambilan data dilakukan selama satu tahun dari bulan Mei 2015 – Mei 2016.Penelitiani ni
mengidentifikasi tiga temasebagai intisari dari gambaran cara ibu hamil dengan hiv/aids dalam menjalani
kehamilanyaitu: ibu terlambat mengetahui status diri dan anak,Ibu merawat kehamilan melalui program
Pervention Mother to Child Transmision (PMTCT); Ibu memutuskan persalinan sesar meskipun ditawari opsi
persalinan normal.Hasiltemuan merekomendasikan perawat maternitas untuk mengoptimalkan peran agar
dapat memberikan dampak nyata dalam melakukan persiapan kehamilan dan perawat antenatal pada ibu
HIV/AIDS.

Kata Kunci: Ibu dengan HIV, Kehamilan, PMTCT.

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 45


Pendahuluan atau cairan lain (Mulyana, 2008). Ibu
Jumlah orang yang hidup dengan dengan tindakan bedah sesar bisa
HIV/AIDS yang berjenis kelamin mengalami beberapa masalah seperti harga
perempuan mempunyai prevalensi tertinggi diri rendah, adanya perubahan konsep diri,
pada usia 15-24 tahun dan kematian yang gangguan menjadi orang tua, munculnya
paling tinggi pada usia 15-49 tahun perasaan cemas, ketakutan, gangguan rasa
(UNAIDS, 2012). Usia 15-24 tahun nyaman nyeri, gangguan proses keluarga,
tergolong usia produktif bagi perempuan rasa kesedihan, rasa tidak adekuat menjadi
untuk menjalani fungsi reproduksi, seorang ibu, dan adanya perpisahan dengan
sehingga memungkinkan perempuan untuk bayi yang baru dilahirkan yang dapat
hamil dan meneruskan keturunan. Hal ini mempengaruhi ikatan ibu dan bayi serta
memungkinkan perempuan untuk perkembangan keterampilan melakukan
menularkan infeksi virus kepada bayi yang perawatan diri (Reeder, 2011). Ibu dengan
dikandungnya. Penularan kepada bayi dari HIV positif yang melakukan persalinan
ibu yang mempunyai status HIV positif dengan bedah sesar akan semakin banyak
berkisar 15-45%. Kematian bayi akibat masalah yang dialami, karena status HIV
HIV/AIDS tercatat pada tahun 2010 yang dideritanya.
sebanyak 2% dan 90% penularan pada
anak usia kurang 13 tahun berasal dari ibu Metode Penelitian
pada saat prenatal (UNAIDS, 2013).
Penelitian ini menggunakan desain
Transmisi virus kepada anak dari ibunya penelitian kualitatif menggunakan
merupakan fokus WHO untuk membuat pendekatan fenomenologi deskriptif.
sebuah usaha menurunkan angka kejadian Fenomenologi deskriptif mengeksplorasi
tertular virus kepada anak, salah satunya secara langsung pengalaman partisipan
dengan program PMTCT (Prevention serta menganalisis dan mendeskripsikan
Mother to Child Transmission). Program fenomena yang diteliti dengan intuisi
PMTCT dilakukan dengan pengobatan peneliti (Afiyanti dan Rachmawati, 2014).
ARV kepada ibu secara teratur, pemberian Menurut Polit dan Beck (2012) bahwa
profilaksis kepada bayi, dan pemantauan fenomenologi deskriptif terdiri dari empat
CD4 selama kehamilan. Perencanaan tahap yaitu bracketing, intuiting,
kehamilan menjadi permulaan agar dapat analyzing, dan describing.
hamil sehingga mencapai keberhasilan
program hamil. Kehamilan yang Pemilihan partisipan dalam penelitian ini
diinginkan oleh ibu dan pasangan dapat menggunakan metode purposive sampling.
menurunkan penularan kepada bayi dari Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
ibu HIV positif karena dapat mengontrol ibu hamil dengan HIV positif yang telah
perkembangan virus semakimal mungkin dinyatakan oleh pengurus LSM dan
untuk tidak mencipatkan kondisi yang pendamping , tidak mempunyai gangguan
kurang baik kepada janin (WHO, 2015). kognitif, bisa menulis dan membaca dan
dapat berbahasa Indonesia, tinggal di
Persalinan dengan bedah sesar ditujukan wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
untuk menurunkan penularan HIV dari Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
ibu kepada anaknya. Penularan HIV dari Partisipan yang terlibat pada penelitian ini
ibu ke bayi dapat terjadi pada saat mencapai tujuh orang, dengan satu orang
persalinan berlangsung. Cara persalinan sebagai uji coba wawancara sebelum
dengan bedah sesar sangat melakukan pengumpulan data penelitian.
direkomendasikan, karena persalinan Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2015
dengan operasi akan mengurangi kontak hingga Mei 2016. Penelitian ini dilakukan
cairan melalui kanal kulit serviks dan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
vagina, serta meminimalkan penularan berlokasi di Jakarta.
yang disebabkan oleh bayi menelan darah

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 46


Hasil Penelitian Pernyataan yang diungkapkan oleh
Karakteristik Partisipan partisipan sebagai berikut:
Karakteristik usia partisipan didapatkan …awal positifnya saya tertular dari
tujuh partisipan (semua) memiliki rentang suami…., ..ketahuanlah, suami uda
usia dari 25- 38 tahun. Tingkat pendidikan meninggal (P1)
didapatkan tiga orang berpendidikan SMP,
tiga orang berpendidikan SMA, dan satu …kemungkinan suami sy kena HIV
orang berpendidikan sarjana. Status AIDS stadium akhir kena tokso
pernikahan tujuh partisipan (semua) bagian kepalanya, tapi berhubung
berstatus menikah, dengan enam partisipan bapak lagi kritis bu kan ga bisa
merupakan pernikahn ke-dua dan satu ngelakuin tes gitu kan jadi ibu yang
orang partisipan merupakan pernikahan dites apa ibu bersedia gaklo dites
yang ke-tiga. Status pekerjaan didapatkan darah ..., …saya mau tes B20 waktu
lima partisipan sebagai ibu rumah tangga, itu saya ke lab terus saya keluar dari
sedangkan dua orang partisipan lainnya lab suami tidak tertolong…,... dan pas
merupakan perempuan bekerja. Usia bayi saya buka amplop itu ya bener ibu
didapatkan semua bayi di usia sebelum terinfeksi HIV AIDS …(P2)
enam bulan. Jumlah anak didapatkan satu
orang partisipan memiliki satu anak, enam
orang lainnya memiliki anak lebih dari Tema Dua: Ibu Merawat Kehamilan
satu. Suku didapatkan tiga orang partisipan melalui Program Prevention Mother to
bersuku Betawi, empat orang lainnya Child (PMTCT)
bersuku Jawa. Tempat bersalin tiga
partisipan di rumah sakit bertipe A, tiga Persiapan kehamilan ibu dengan HIV
partisipan di rumah sakit bertipe B dan satu positif merupakan sebuah upaya ibu untuk
di rumah sakit tipe C. berharap mendapatkan anak terlahir
dengan HIV negatif. Persiapan dan
Tema Satu: Ibu Terlambat Mengetahui perawatan selama kehamilan adalah
Status Diri dan Anak sebuah poin yang penting menjaga
transmisi virus. Program MTCT dimulai,
Tema pertama ini dibentuk dari tiga yaitu pasangan melakukan konseling, baik
kategori yaitu (1) mengetahui tertular HIV dilakukan secara formal maupun tidak,
dari suami disaat suami terdahulu sakit dan untuk mencari informasi seputar program
meninggal karena HIV; (2) mengetahui kehamilan sesuai dengan PMTCT.
status ODHA setelah ada status anak; (3)
Mengetahui status anak HIV setelah Ketujuh partisipan merupakan ibu dengan
mengetahui status dirinya. Keterlambatan kehamilan multipara dari suami keduanya,
mengetahui status HIV adalah kondisi dimana suami sebelumnya telah pisah, baik
dimana ibu terlambat menyadari bahwa ia bercerai hidup maupun bercerai mati.
adalah orang dengan HIV positif (ODHA). Empat dari tujuh suami partisipan
Hal ini digambarkan dengan pernyataan mengetahui kondisi status istrinya, dua
subjektif ibu yang menyatakan bahwa orang yang tidak membuka status kepada
dirinya adalah ODHA setelah suami suaminya mempunyai keinginan agar tidak
terdahulu meninggal akibat HIV positif menularkan virus kepada calon bayinya.
sebanyak satu partisipan, meninggal
dengan ciri-ciri AIDS namun diagnosis Tema ini dibentuk dari enam kategori,
belum ditegakkan sebanyak dua partisipan; yaitu: (1) Memutuskan untuk hamil sesuai
setelah bercerai dan mendapati mantan dengan keinginan suami sekarang; (2)
suami sakit sebanyak satu partisipan; melakukan konsultasi ke petugas kesehatan
ataupun anak sakit dan terdiagnosa terlebih dan diskusi sesame teman HIV tentang
dahulu sebanyak dua partisipan. sebelum kehamilan; (3) mengikuti program
kehamilan khusus dan terencana bersama

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 47


pasangan; (4) membuka pengaman ketika dilatarbelakangi trauma masa lalu,
program hamil; (5) melibatkan suami diterangkan oleh dua partisipan memiliki
dalam proses kehamilan hingga menyusui; trauma anak-anak tertular HIV positif dari
(6) memeriksakan viral load dan CD4 dirinya.
selama kehamilan. Berikut pernyataan
partisipan menegasakan melakukan Pilihan sesar menjadi point terpenting bagi
persiapan sebelum kehamilan pada ibu ibu dalam menghindari transmisi virus
HIV adalah kepada bayinya sehingga memutuskan
… ya udah akhirnya kita sama-sama tau.. melahirkan sesar walaupun ditawarkan
kita konsul dulu, kalo mau, program aja persalinan normal, Seperti ungkapan yang
PMTC. Tapi sebenarnya sih harus periksa diutarakan oleh partisipan P1 sebagai
VL (viral load_ed) dulu, tapi kan test VL berikut:
mahal jadi kita nunggu ada program, Iya, tetep aku mau sesar, kalo
kebetulan ada tu, pas saya umur emang mesti bayar, gak papah aku
kandungan..(P3) bayar, aku bilang gitu. (P1)

Tema Tiga: Ibu Memutuskan aku tuh gak mau trauma lagi
Persalinan Sesar walaupun Ditawari seperti nomor 3. Apa, gimana
Pilihan Persalinan Normal caranya anak ini biar gak seperti
kakanya yang seperti itu, gak
Pengalaman partisipan sebelumnya positif gitu(P1)
mendapati anak berstatus HIV positif,
membuat ibu sangat selektif memilih Diskusi
tindakan-tindakan khususnya tindakan Hasil penelitian mendapatkan bahwa ibu
yang berisiko. Lima dari tujuh partisipan mengetahui status tertular dari suami pada
secara otonomi memilih persalinan sesar, saat suami sakit, sudah meninggal, ataupun
walaupun kondisi ibu memungkinkan dalam kondisi kritis. Ibu juga mengetahui
untuk menjalani persalinan normal. status HIV Positif setelah status anak
positif dan keadaan ini yang menyebabkan
Tema kedua ini dibentuk oleh tiga ibu memeriksakan anaknya dan mendapati
kategorik yaitu: (1) mengalami trauma anaknya pun berstatus positif. Hasil ini
pengalaman anak sebelumnya berstatus sejalan dengan penelitian yang dilakukan
HIV positif; (2) menyadari bahwa resiko Decker, et al (2014) yang mendapatkan
penularan virus melalui persalinan sesar bahwa perempuan menjadi korban
lebih rendah; (3) ditawarkan persalinan perluasan penularan penyakit-penyakit
normal kepada ibu dikarenakan kondisi ibu infeksi menular seksual seperti HIV dari
baik. pasangannya. Keterlambatan ini dijelaskan
dapat dikarenakan oleh tidak pernah
Partisipan merupakan anggota dari LSM terpapar dan tidak pernah merasa bahwa
yang sudah mempunyai kondisi lebih baik penyakit HIV/AIDS mengancam mereka.
karena telah terpapar informasi dan telah Perempuan tidak pernah mendapat
melalui fase denial, kondisi yang baik informasi terkait HIV/AIDS sebelumnya.
ditandai dengan nilai viral load yang Perempuan cenderung merasa aman karena
bagus. Kondisi tersebut memungkinkan tidak mengira bahwa mereka adalah
partisipan untuk melahirkan secara normal, populasi yang beresiko tinggi. Resiko
seperti yang telah dijelaskan dokter penularan yang dialami perempuan
kandungan kepada dua partisipan, namun cenderung berasal dari penularan oleh
kemungkinan menularkan pada persalinan suaminya. Meski peningkatan pelayanan
sesar lebih rendah dibandingkan pada kesehatan terkait HIV/AIDS di daerah
persalinan normal, ini disampaikan oleh urban sudah mengalami perbaikan dan
tiga partisipan, sehingga partisipan lebih penyempurnaan dengan perbanyakan
memilih persalinan sesar. Keputusan ini layanan tes, konseling VCT dan kemajuan

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 48


teknologi pelayanan, perempuan masih Pada hasil penelitian ini didapatkan kondisi
merasa tidak perlu untuk memeriksakan yang mendasari keputusan partisipan untuk
serostatus karena tidak pernah terpapar hamil adalah keinginan suami dan persepsi
pentingnya hal ini bagi perempuan yang bahwa kehadiran anak adalah sesauatu
hamil (Halli et all, 2015). yang bernilai dalam sebuah ikatan
pernikahan, karena pernikahan sekarang
Keterlambatan mengetahui status juga adalah dengan pasangan yang baru. Hasil
menyebabkan ibu terlambat mengetahui ini bertolak belakang dengan penelitian
status anaknya, dan tidak menyadari Kirshenbaum, et al. (2014) yang
dirinya adalah sumber penularan kepada menemukan bahwa perempuan HIV positif
anaknya. Penularan ini didasari karena cenderung memiliki keinginan yang lebih
kurangnya pengetahuan dan tidak rendah untuk hamil dibandingkan dengan
mengikuti program. Karena bila ibu itu perempuan HIV negatif. Data juga
mengetahui sedari awal, ia mungin akan melaporkan bahwa perempuan HIV positif
melakukan upaya untuk mencegah lebih cendrung berkeinginan
transmisi tersebut dan bisa mengupayakan menggugurkan kehamilannya
anak yang lahir berstatus negatif.
Penjelasan ini sama dengan yang Memutuskan mempunyai anak merupakan
diungkapkan Nguefack, et al. (2016), keputusan yang kompleks bagi penderita
bahwa terjadinya penularan terhadap anak, HIV, karena sebagai seorang pengidap
dikarenakan tidak mengikuti program HIV yang berisiko menularkan virus
PMTCT, sedangkan PMTCT adalah paket kepada bayinya dengan pengalaman
intervensi yang menuntut kepatuhan oleh terdahulu, karena anak terdahulu berstatus
ibu supaya didapatkan hasil yang efektif positif. Namun ibu-ibu masih tetap
dan efesien untuk mencegah penularan. memutuskan untuk memiliki anak, ini
Penerapan program PMTCT di kota besar dikarenakan persepsi nilai anak dalam
adalah program yang berfokus utama keluarga. Hasil Ini sesuai dengan yang
dalam menurunkan kasus HIV/AIDS. dinyatakan oleh Kirshenbaum, et al. (2014)
Kebanyakan perempuan yang akan bahwa perempuan dengan HIV positif di
memiliki anak salah melakukan tindakan, daerah perkotaan cenderung memiliki anak
didasari kurangnya pengetahuan. Selain dikarenakan keinginan untuk menambah
itu, penularan kepada bayi diakibatkan jumlah anggota keluarga dan kesuksesan
pada saat fase-fase penting dan kritis melahirkan pada anak sebelumnya.
seperti saat persalinan dan menyusui. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa
Namun menurut laporan, kejadian yang keinginan untuk memiliki anak merupakan
paling sering terjadi adalah pada fase post penerimaan norma sosial bagi perempuan
natal, yaitu saat menyusui dibandingkan sehingga perempuan merasa diterima.
dengan intra natal. Ketika seorang perempuan tidak memiliki
anak akan dianggap belum lengkap sebagai
Hasil penelitian mendapatkan bahwa seorang wanita oleh norma sosial, sehingga
merawat kehamilan melalui program perempuan HIV positif berada dalam
PMTCT dimulai dengan keputusan untuk pilihan yang sulit. Satu sisi ia
hamil, melakukan konsultasi ahli, diskusi mengkondisikan sebagai seorang
dengan teman sebaya, mengikuti program perempuan dalam masyarakat dan sebagai
khusus dan terencana pada fase perinatal, seorang penderita HIV yang berada dalam
membuka pengaman untuk hamil, kekawatiran akan resiko tertularnya virus
keterlibatan suami serta pemeriksaan viral kepada bayinya bila ia hamil.
load dan CD4. Rangkaian program ini
ditujukan agar mempunyai anak dengan Pencegahan transmisi virus sebaiknya
status negatif. dilakukan dengan merencanakan
kehamilan, karena semua dipersiapkan
dengan baik, dari kondisi ibu, kondisi

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 49


suami maupun persiapan konseling dan Hasil penelitian menggambarkan
konsultasi. Persiapan ini terlihat dari perawatan selama kehamilan pada ibu
ungkapan partsipan yang menjelaskan hamil yang berstatus HIV positif dalam
bahwa trauma mempunyai anak yang penelitian ini didapati sama dengan
berstatus psoitif, menuntut ibu untuk perawatan pada ibu hamil yang status
mempersiapkan kehamilan hingga negatif. Perbedaan yang dijelaskan
menyusui dengan baik agar anak yang partisipan adalah pemeriksaan viral load
dilahirkan tidak berstatus positif. dan CD4 dan penerapan keteraturan terapi
Kehamilan dan program terencana ini ARV. Pernyataan ini sejalan dengan
diperkuat dengan hasil penelitian yang pernyataan Patel et all. (2015), menyatakan
mendapati bahwa kejadian seorang ibu bahwa penerapan ARV sebagai upaya
HIV positif dengan kehamilan tak pencegahan penularan ibu ke anak
terencana atau tidak diinginkan cenderung (PMTCT) merupakan suatu penemuan
akan menunjukkan perasaaan negatif, yang besar dalam mengurangi transmisi
keinginan untuk mengakhiri kehamilan dan vertikal dari ibu ke anaknya. Di negara-
motivasi yang rendah untuk memikirkan negara maju jumlah infeksi baru dari bayi
prosedur persalinannya kelak. dikarenakan oleh penularan ibu turun
hingga 93%, pada negara berkembang dan
Melakukan konsultasi ahli dan diskusi miskin masih menunjukkan angka yang
kepada teman untuk memulai kehamilan signifikan, contohnya di Boswana 21%
dilakukan partisipan sebagai sebuah angka penularan terjadi. Pencapaian tujuan
strategi untuk memulai program kehamilan untuk menurunkan setidak nya 90%
yang aman dan melakukan langkah- penularan pada bayi di dunia, memerlukan
langkah yang aman untuk mempunyai anak peran aktif pemerintah, pelaksana program
yang berstatus HIV negatf. Hasil ini dan petugas kesehatan dalam mengatasi
diperkuat dengan hasil penelitian yang hambatan yang muncul dan meningkatkan
menjabarkan bahwa partisipan melakukan akselarasi pelayanan kesehatan. Upaya
konsultasi dengan dokter kandungan, serta PMTCT dalam menanggulangi kasus HIV
dengan teman sebaya yang HIV Positif. memiliki beberapa aspek penting yang
dilakukan oleh ibu dan petugas kesehatan,
Hasil penelitian mendapatkan bahwa yakni pengecekkan sero status HIV setiap
program kehamilan yang diikuti oleh ibu ibu hamil, pemberian ARV sebagai
HIV positif untuk mencegah penularan profilaksis serta perawatan bagi ibu HIV
virus ibu hamil ke bayinya dilakukan oleh positif, mengurangi stigma dan
partisipan dengan mengikuti PMTCT. diskriminasi, pemberian dukungan, serta
Program ini adalah program yang bantuan struktural dan ekonomi.
diselenggrakan WHO dan diadopsi
menjadi PPIA di Indonesia. Program Hasil penelitian mendapatkan keterlibatan
PMTCT diyakini oleh partsisipan dapat suami dalam proses merawat ibu sejak
menjadi strategi untuk menghindari kehamilan hingga menyusui meliputi
transmisi virus HIV. Mariciana (2015) pemberian dukungan psikologi,
menemukan bahwa PMTCT terbukti mengingatkan minum ARV, tanggap bila
meningkatkan angka penularan ibu HIV anak dan ibu sakit untuk mendapatkan
positif kepada anaknya (71,2 % ibu hamil pengobatan, penerimaan status ibu dan
mendapatkan program PMTCT, 67,1 % anak terdahulu, dukungan finansial dan
diantaranya berlanjut hingga proses mau bekerja sama dengan istri dalam
persalinan, 82,6% diantaranya berlanjut merawat bayinya. Penerimaan pasangan
hingga proses menyusui). Ibu hamil HIV terhadap status ibu HIV positif dan anak
negatif atau ibu HIV positif yang belum dari pernikahan sebelumnya membuat ibu
mengetahui statusnya pada awalnya tenang dalam menjalani kehamilannya.
merasa aneh dengan program PMTCT Penerimaan ini tidak hanya pada suami
yang dijalaninya. yang berstatus positif tapi juga pada suami

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 50


yang mempunyai status positif (SIC_ed). Hasil penelitian mendapatkan bahwa Ibu
Temuan ini bertolak belakang dengan memutuskan persalinan sesar meskipun
penemuan Joshua (2015) bahwa tantangan mendapatkan pilihan persalinan normal.
lainya pasangan dengan hanya salah satu Keputusan ini dilandasi karena traumatik
saja berstatus HIV positif adalah resiko mendapti anak terdahulu berstatus positif.
emosional yang akan terjadi, pasangan Ibu sebagai sumber penularan ke anaknya
cenderung lebih bersifat emosional adalah kondisi yang berat, karena status
dikarenakan stressor terkait penyakit, posistif anak membuat ibu merasa sangat
stigma, jaringan sosial, dan kekurangan bersalah. Kondisi anak yang menderita
dukungan dari pelayanan kesehatan. Belum penyakit seumur hidup akibat dirinya.
ada pelaporan mengenai perpisahan akibat
perkawinan dengan salah satu pasangan Partisipan menggambarkan dalam
yang berstatus HIV positif, fenomena ini pemahaman yang ia punya sesar dapat
juga memperlihatkan bahwa kondisi ini mengurangi resiko penularan virus
belum menjadi fokus bahasan dalam sebanyak 5%, sehingga walaupun kecil
kehidupan ODHA. Beberapa penelitian tapi lebih baik dibandingkan persalinan
mengemukan bahwa semakin berrtahannya normal. Pendapat pasrtisipan tersebut
hubungan perkawinan pada pasangan yang sesuai dengan penjelasan Buchman, et al.
hanya satu saja berstatus HIV positif (2014) yang menyatakan bahwa
semakin meningkatkan kejadian penularan pengurangan angka mortalitas dan
HIV kepada pasangan lainnya melalui morbilitas dari kasus maternal HIV/AIDS,
hubungan seksual. persalinan dengan sesar memainkan peran
serius dalam pengurangan kematian ibu
Ekspresi ibu saat menggambarkan hamil dengan HIV.
keterlibatan suami, partisipan
menunjukkan ekspresi bahagia, dan Metode persalinan sesar yang menjadi
kepuasaan. Mengucapkan syukur pilihan oleh ibu HIV/AIDS didaasari oleh
mempunyai suami yang menerima dan harapan ibu agar tidak menularkan virus
berkontribusi dalam proses sejak awal HIV/AIDS kepada bayinya. Dampak
hingga anaknya lahir. Dukungan ini negatif yang ada tidak menjadikan bahan
menyebabkan ketenangan bagi ibu dalam pertimbangan yang menurunkan keinginan
menjalani proses kehamilan hingga proses ibu untuk melahirkan secara sesar.
pasca bedah sesar. Penjelasan Mosack dan Keputusan ini ditunjang dengan
Katie, (2016) dapat diketahui bahwa ketersedian fasilitas kesehatan yang
dukungan suami penting untuk mengurangi didapati ibu hamil berisiko seperti HIV
gangguan kesehatan fisik dan mental. positif oleh Jaminan Kesehatan Nasional
Upaya dukungan tersebut dapat dinilai dari (JKN) yang menanggung persalinan sesar
muncul konflik dan usaha menyelesaikan secara gratis bagi pemegang layanan
konflik, komunikasi individu dan Badan Penyelanggara Jaminan Sosial.
pasangan, penanganan tanda dan gejala Jaminan ini yang membuat partisipan
muncul pada kehamilan serta persepsi merasa tenang memilih persalinan sesar
terhadap perjalanan kehidupan istrinya. tanpa memikirkan ketersedian dana untuk
Penjelasan dari Mandelson,et al.(2015), pembiayaan. Namun dua partisipan pun
bahwa perkembangan dalam perawatan siap membiayai secara mandiri persalinan
dan pencegahan HIV turut berkontribusi sesar bila tidak diperbolehkan persalinan
dalam stabilisasi kehidupan ODHA. Salah sesar oleh dokter, terlihat jelas kecemasan
satu cara menjaga kestabilitas kehidupan akan dampak persalinan normal untuk
ODHA dengan menjaga keharmonisan penularan virus lebih besar. Lain halnya
pasangan yaitu regulasi kontak seksual terjadi pada hasil Survey analisis dalam
yang aman antar pasangan. Thompson, et all. (2015) yang dilakukan
pada ibu hamil HIV positif di Philadelpia
tahun 2013 hanya setengah dari jumlah Ibu

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 51


hamil, yang melakukan sesar dengan terlihat dari viral load dan CD4 sebagai
jumlah viral load yang tidak diketahui atau hasil dari keteraturan pelaksanaan terapi
jumlah viral load lebih dari 1000 kopi/dl. ARV. Hal ini menyumbang peranan yang
Setengah dari ibu hamil dengan HIV paling tinggi mengurangi penularan virus
positif diusia kehamilan lebih dari 38 dibanding hanya mempermasalahkan
minggu tidak dapat dilakukan persalinan metode persalinan, karena sesar yang
sesar karena keterbatasan layanan dipandang lebih aman oleh Ibu HIV/AIDS,
pemberian sesar. Kondisi ini terjadi akibat juga mempunyai efek yang tidak
kasus kehamilan pada ibu HIV positif diharapkan.
adalah kasus minoritas yang belum
mempunyai kebijakan yang mendukung. Persalinan sesar juga akan meninggalkan
masalah lainya, seperti yang dijelaskan
Disamping itu persalinan pervaginam Kourtis et, al. (2014), menyatakan bahwa
sebagai pilihan lain dalam persalianan ibu persalinan sesar akan menimbulkan
hamil juga menjadi isu yang patut dibahas. komplikasi yang lebih bayak dibandingkan
Pada penelitian ini ditemukan keengganan dengan persalinan normal, seperti infeksi
tidak melakukan persalinan pervaginam. luka bedah, pendarahan berlanjut dan
Walaupun persalinan sesar tidak menjamin truma intra operasi, sehingga dapat
anak yang dilahirkan akan berstatus memperpanjang hari rawatan, peningkatan
negatif, tapi persalinan pervaginam biaya dan peningkatan angka kematian ibu.
mempunya resiko yang lebih besar dari Komplikasi infeksi dan trauma bedah saat
pada persalinan sesar. Persepsi partisipan persalinan sesar ditemukan angka yang
ini pada kondisi saat ini harus diluruskan cukup tinggi dibandingkan pada ibu HIV
karena ibu HIV positif pun bisa melakukan negatif. Oleh karena itu dibutuhkan
persalinan normal dengan persyaratan pemantauan petugas kesehatan secara
terstentu. Penjelasan ini disampaikan Aebi- intensif kepad ibu HIV positif pasca sesar,
popp, (2013) yang menyebutkan rata-rata untuk menjaga komplikasi tersebut.Tidak
PMTCT dinegara Eropa hingga tahun 2010 ada perbedaan dalam perawatan luka baik
persalinan pervagina dapat dilakukan pada ibu HIV negatif ataupun positif (Kourtis.,
ibu hamil dengan HIV positif dengan viral et, al.(2014).
load yang rendah atau tidak terdeteksi
sehingga tidak harus ibu HIV/AIDS Kesimpulan dan Rekomendasi
menjalani sesar. Persalinan pervagina bisa Penelitian ini menemukan tiga tema yang
dijalani jika ibu mau menjalani terapi ARV berkaitan dengan tujuan penelitian, tema
yang teratur. Peningkatan persalinan tersebut menggambarkan usaha ibu hamil
pervagina pada ibu hamil dengan HIV dengan HIV/AIDS dalam menjalani
positif meningkat hingga 52% dari 17% kehamilan pada tema satu, dua dan tiga,
sementara persalinan sesar elektif menurun yaitu (1) Ibu terlambat mengetahui status
dari 65% menjadi 27%. ibu dan anak karena terlambat mengetahui
sumber penularan ke ibu serta cara
Pemahanan mengenai persalinan sesar penularan ke anak; (2) Ibu merencanakan
lebih normal oleh partsipan dalam kehamilan melalui program Pervention
penelitian ini harus diimbangi oleh kondisi Mother to Child (PMTCT); (3)Ibu
pasca sesar yang bisa ditemui dan lebih memutuskan persalinan sesar walaupun
kompleks. Penjelasan Ziruma dan Gidiri, ditawari pilihan persalinan normal.
(2014), menyampaikan bahwa persalinan
melalui bedah sesar pada ibu hamil positif Ucapan Terimakasih
HIV juga menjadi hal kompleks yang Kepada Pimpinan dan Pengurus Yayasan
harus diperhatikan perkembangannya, Pelita Ilmu, dan semua pihak yang telah
sehingga yang paling penting dalam membantu selama penelitian berlangsung
persalinan ini adalah bagaimana ibu bisa baik moril maupun materil.
mengontrol kondisi kesehatannya, yang

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 52


Daftar Pustaka Rotheram-Borus M.J., Ehrhardt A.A.
(2014).“Throwing the Dice”:
Aebi-Popp K., Mulcahy F., Rudin C., Pregnancy Decision-Making Among
Hoesli I., Gingelmaier A., Lyons F., HIV-Positive Women in Four U.S.
Thorne C. (2013). National Cities Volume 36, Number 3,
Guidelines for the prevention of May/June 2004 Perspectives on
mother-to-child transmission of HIV Sexual and Reproductive Health,
across Europe - how do countries 2004, 36(3):106–113
differ?. Eur J. Public Health.
23(6):1053-8. Muller E., Barday Z., Mendelson M., Kahn
D.. (2015). HIV-positive-to-HIV-
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). positive kidney transplantation-
Metodologi penelititian kualitatif results at 3 to 5 years. Engl J Med
dalam riset keperawatan. Jakarta: 2015; 372:613-620
PT Raja Grafindo Persada
Mosack., & Katie, E. (2016). An
Frank K.A, Buchmann E.J, Schackis R.C. examination of actor-partner social
(2014). Does HIV infection protect support effect on HIV-related
against pre-eclampsia-eclampsia? problem and interpersonal outcome
Obstet Gynecol. 2004:104(2):238- among a sample of HIV-positive
242. African Dyads. Journal Cultural
diversity&ethnic minority
Kourtis A.P, Ellington S, Pazol K, Flowers psychologyApril 2016 Vol 22 Issue
L, Haddad L, Jamieson DJ. 2 p196-204. 9p
(2014).Complication of cesarean
delivery among HIV-infected Mulyana, R.S. (2008). HIV dalam
women in the united kehamilan. Jakarta: EGC.
states.Journal AIDS (londong,
England) 2014 nov 13 vol 28 Nguefack H.L.N., Gwet H., Desmonde S.,
(17), pp 2609-18 ISSN 02699370 Oukem-Boyer O.O.M., Nkenfou C.,
Téjiokem M, Tchendjou P., Domkam
Decker M.R., Seage GR 3rd, Hemenway I., Leroy V., Alioum A. (2016).
D., Raj A., Saggurti N., Balaiah D., Estimating mother-to-child HIV
Silverman J.G. (2014).Intimate transmission rates in Cameroon in
partner violence functions as both a 2011: a computer simulation
risk marker and risk factor for approach. BMC Infection diseases
women’s HIV Infection; finding BMC series. DOI: 10.1186s12879-
from indian husband-wife dyads. 016-1336-2. https://
Journal Of Acquired Immune bmcinfectdis.biomedcentral.com
Deficiency Syndrome. DOI:
10.1097/QAI.0b013e33181a255d6 Patel R.C., Onono M., Gandhi M., Blat C.,
Hagey J., Shade S.B., Vittinghoff
Halli S.S., Khan C.G., Shah S., E., Bukusi E.A., Newmann S.J.,
Washington R., Isac S., Moses S., Cohen C.R.. (2015).Pregnancy rate
Blanchard J.F.. (2015). Pregnancy and HIV positive woman using
among HIV infected women ina contraceptive and evavirenz based
high HIV prevalence distric of India. or nevaviran based in antiretroviral
BMC Public health.doi.10.11.86/s1 in kenya; retrospective cohort
2889-015-1965-1 study. Journal Lancet HIV. Doi
10.1016/s2352-3018(15) 00184-
Kirshenbaum S.B., Hirky A.E., Correale J., 8.epub 2015 oct 22
Goldstein R.B., Johnson M.O.,

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 53


Thompson D.R., Momplaisir F.M., Adams Ziruma dan Gidiri (2014). A randomized
J.W., Yehia B.R., Anderson E.A., clinical trial evaluating prophylactic
Alleyne G., Brady K.A.. (2015). single-dose vs prolonged course of
Male of delivery among HIV- antiobiotics for caesarean section in a
infected pregnant Women in high HIV-prevalence setting. J Obstet
philadelphia, 2005-2013. Journal Gynaecol. 2014 Feb:34(2);160-4 DOI:
Plos one 201 Dec 2014; vol.10 (12), 10.3109/01443615.2013.832737.
pp.e0144592. www.ncbi.mlm.nih.gov

UNAIDS. (2013). HIV in Asia andthe


Pacific unaidsreport 2013.
http://www.unaids.org/en/resources/
documents/2013/20131119/hiv-asia-
pacific

JNH, Vol 1 No 2 September 2017 54

View publication stats

You might also like