You are on page 1of 16

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH

PADA KSPPS BMT NU SEJAHTERA KANTOR CABANG KARAWANG

Khikmatul Laeli, Mumun Maemunah, S.E., M.M,

1. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jalan Ronggo Waluyo Sirnabaya, Puseurjaya,
Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361
2. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jalan Ronggo Waluyo Sirnabaya, Puseurjaya,
Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361

AK16.KHIKMATULLAELI@mhs.ubpkarawang.ac.id, mumun.maemunah@ubpkarawang.ac.id

Murabahah Financing Analysis at KSPPS BMT NU Sejahtera Karawang Branch Office

Abstract

BMT or Baitul Maal wa Tamwil is a non-financial islamic financial institution in the form of a
cooperative. In KSPPS BMT NUS KC Karawang there are various financing products. Murabahah financing is
a product that is in great demand by members of the KSPPS BMT NUS KC Karawang. Murabahah financing is
a sale and purchase transaction by stating the origin price of an item and the profits derived by the seller based
on an agreement between the seller and the buyer. This practical work article discusses the Analysis of
Murabahah Financing at KSPPS BMT NUS KC Karawang. The analysis focused on the procedures and
feasibility of murabahah financing and strategic planning carried out by KSPPS BMT NUS KC Karawang to

anticipate murabahah financing substandard. . The writing in this article uses a descriptive method whereby
data collection techniques are derived from standard operational procedures (SOP) and murabahah financing
documents at KSPPS BMT NUS KC Karawang. Based on the analysis of the implementation of the Job Training
shows that the implementation of murabahah financing in KSPPS BMT NUS KC Karawang does not provide
goods that are traded but financing in cash. The analysis of the feasibility of financing is carried out
qualitatively based on the documents for financing requirements and a direct description of the business. During
the implementation there where still members of murabahah financing that where substandard at the time of
installment payments. The strategy is carried out by implementing savings activities for members and visiting
members intensely whose funding will be due.

Keywords : Islamic Finance, Non-banking, Feasibility Analysis of Financing


Pendahuluan

Dalam menghadapi persaingan kerja yang semakin kompetitif di era digital dan
globalisasi. Maka lulusan Perguruan Tinggi harus memiliki kesiapan dan keterampilan dalam
menghadapi keprofesionalan pekerjaan sesuai dengan bidang yang digelutinya. Dikarenakan
hal tersebut, maka universitas menetapkan mata kuliah kerja praktik agar mahasiswa
memperoleh ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan dikampus. Kerja praktik juga bertujuan
agar mahasiswa memiliki gambaran dan pengalaman ketika memasuki dunia kerja.
Kegiatan utama lembaga keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan dana dalam
bentuk kredit (konvensional) atau pembiayaan (syariah) kepada masyarakat yang
membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, modal kerja maupun investasi.
Mayoritas penduduk Negara Indonesia memeluk agama Islam. Sehingga dibutuhkan adanya
lembaga keuangan yang mampu memenuhi keperluan masyarakat dalam kegiatan konsumsi
maupun bertransaksi sesuai dengan prinsip syariah. Salah satu Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT).
BMT merupakan lembaga keuangan syariah nonperbankan berbentuk koperasi. Pada
prinsipnya BMT berperan untuk mengembangkan usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan mikro dengan mendorong
kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan ekonominya. Dan saat ini, jenis transaksi
pembiayaan murabahah sangat dominan dijalankan oleh lembaga keuangan syariah.
Dominannya produk murabahah dalam pemenuhan pembiayaan pada lembaga keuangan
syariah dikarenakan masyarakat lebih menyukai, dan potensi pasar yang membuat pelaku
lembaga keuangan mengembangkan produk ini. BMT Nusa Ummat Sejahtera merupakan
salah satu BMT yang mampu menyalurkan produk pembiayaannya.
BMT Nusa Ummat Sejahtera (NUS) merupakan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Syariah (KSPPS) yang berpusat di Semarang dan memiliki lebih dari 100 kantor cabang.
Salah satunya adalah KSPPS BMT NUS Kantor Cabang Karawang. Ada berbagai produk
simpanan dan pembiayaan yang ditawarkan oleh KSPPS BMT NUS Kantor Cabang
Karawang seperti simpanan wadi’ah, simpanan pendidikan, simpanan qurban/aqiqah,
simpanan umroh, simpanan pelunasan haji, simpanan pensiunan, simpanan berjangka,
pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan
pembiayaan haji/umroh. Dari berbagai macam produk yang ditawarkan KPPS BMT NUS
Kantor Cabang Karawang, pembiayaan murabahah yang mendominasi dari total pembiayaan.
Hal ini dikarenakan sistem penentuan marginnya yang transparan sehingga dalam murabahah
harga pokok dan keuntungan disepakati diantara kedua belah pihak. Disamping itu,
pembiayaan murabahah mempunyai persyaratan yang mudah dan praktis.
Dalam pemberian pembiayaan diperlukan analisis kelayakan pembiayaan oleh KPPS
BMT NUS Kantor Cabang Karawang dengan tujuan agar pembiayaan yang diberikan benar–
benar aman dalam arti pihak penerima pembiayaan memiliki kemauan dan kemampuan dalam
memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya. Penilaian kelayakan pembiayaan bertujuan
untuk menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan dan memudahkan
pengawasan. Jika penyaluran dana mengalami kerugian maka akan berdampak pada
terganggunya kegiatan operasional KPPS BMT NUS Kantor Cabang Karawang. Oleh karena
itu, penilaian kelayakan menjadi penting agar pemberian pembiayaan memiliki awal dan akhir
yang baik.

Tujuan

Adapun tujuan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :


1) Untuk mengetahui prosedur dan kelayakan pembiayaan murabahah pada KSPPS BMT
NUS KC Karawang.
2) Untuk mengetahui perencanaan strategi yang dilakukan KSPPS BMT NUS KC
Karawang untuk mengantisipasi pembiayaan murabahah kurang lancar.

Metode

Penulisan dalam artikel ini menggunakan metode deskriptif dimana teknik


pengambilan data berasal dari SOP dan dokumen- dokumen pembiayaan murabahah pada
KSPSS BMT NU Sejahtera Kantor Cabang Karawang.

Tinjauan Teoritis

Secara garis besar tinjauan teoritis meliputi pembahasan tentang pengertian


pembiayaan murabahah, prosedur pemberian pembiayaan, dan prinsip analisis kelayakan
pembiayaan.

Pengertian Pembiayaan Murabahah


Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal yang membedakan
murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu
kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang
diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakukan tawar–menawar atas besaran margin
keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesepakatan ( Sri Nurhayati Wasilah 2014: 176).
Menurut Djoko Muljono (2014: 144) pembiayaan murabahah adalah pembiayaan dana dari
pemilik modal, baik LKS maupun Bank Syariah kepada nasabah untuk membeli barang
dengan menegaskan harga belinya barang dan pembeli (nasabah) akan membayarnya dengan
harga yang lebih, sebagai keuntungan pemilik modal sesuai yang disepakati bersama.

Prosedur Pemberian Pembiayaan

Menurut Kasmir (2008: 115-119) prosedur pemberian pembiayaan secara umum dapat
dibedakan antara peminjam perseorangan dengan peminjam oleh suatu badan hukum,
kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.
1) Pengajuan berkas-berkas.
Pemohon mengajukan permohonan pembiayaan yang dituangkan dalam suatu proposal,
dengan dilampiri berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.
2) Penyelidikan berkas.
3) Wawancara 1.
Penyelidikan kepada calon peminjam dengan berhadapan langsung untuk meyakinkan
apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang dibutuhkan .
4) On the spot.
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
5) Wawancara II.
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan setelah dilakukan on
the spot di lapangan.
6) Keputusan pembiayaan.
Menentukan apakah pembiayaan akan diberikan atau ditolak.
7) Penandatanganan akad pembiayaan.
Sebelum pembiayaan dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad
pembiayaan, mengikat jaminan dengan hipotek, surat perjanjian atau pernyataan yang
dianggap perlu.
8) Penyaluran/ penarikan dana adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening
sebagai ketentuan sekaligus atau secara bertahap.
Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan

Menurut Anshori (2008) dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek


penilaian tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi
standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian nasabah yang harus dilakukan oleh
bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5C dan 7P. Prinsip analisis pembiayaan oleh calon nasabah 5C adalah :
1) Character atau watak calon nasabah.
Dilihat dari kejujuran lewat investigasi keadaan lingkungan keluarga calon nasabah, dan
riwayat peminjaman yang telah lalu (apabila pernah melakukan pembiayaan).
2) Capital atau modal calon nasabah.
Dalam modal ini yang dilihat adalah jumlah dana yang diperlukannya untuk menjalankan
kegiatan usahanya.
3) Capacity atau kemampuan calon nasabah.
Kemampuan calon nasabah untuk melunasi pembiayaan yang diberikan oleh LKS, dilihat
dari usaha calon nasabah yang menjadi sumber pelunasan pembiayaan.
4) Condition atau kondisi ekonomi makro.
Melihat faktor-faktor luar (ekonomi makro) yang mungkin terjadi dan dapat
mempengaruhi kegiatan usaha calon nasabah yang menjadi sumber pelunasan dari
pembiayaan Bank/LKS (Lembaga Keuangan Syari’ah) yang diberikan kepadanya.
5) Collateral atau agunan calon nasabah.
Dalam hal pembiayaan murabahah yang dijadikan sebagi agunan adalah obyek dari
pembiayaan murabahah itu sendiri. Namun apabila dari obyek pembiayaan murabahah
tersebut dirasa tidak dapat mencukupi pembiayaan, maka bank dapat meminta barang lain
untuk dijadikan agunan tambahan.
Menurut Kasmir (2008: 110-111) penilaian pembiayaan dengan metode analisis 7P
adalah:
1) Personality.
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya.
2) Party.
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3) Purpose.
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis
pembiayaan yang diinginkan nasabah.
4) Prospect.
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau
tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospect atau sebaliknya.
5) Payment.
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan.
6) Profitability.
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7) Protection.
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan.

Pembahasan

Dalam pembahasan akan dijelaskan mengenai uraian pelaksanaan kerja praktik,


permasalahan yang ditemui beserta solusinya.

Kedudukan dan Koordinasi Kerja

Kedudukan yang diberikan perusahaan pada saat pelaksanaan kerja praktik adalah
berada dibawah bagian Staff Administrasi, khususnya admin 2. Admin 2 merupakan admin
yang bertanggung jawab atas informasi dan pendataan mengenai berkas pembiayaan.
Koordinasi pelaksanaan kerja praktik dengan kepala cabang sebagai Pjs. Manager yang
bertanggung jawab dalam persetujuan pembiayaan ditingkat cabang dan Staff Marketing (AO)
yang memberikan sumber informasi mengenai pembiayaan kepada calon anggota.

Pengajuan dan Realisasi Pembiayaan


A. Permohonan pembiayaan.
Anggota/calon debitur datang ke kantor atau menghubungi marketing untuk
mengajukan permohonan pembiayaan dengan membawa sejumlah kelengkapan berkas
persyaratan pembiayaan.
B. Pemeriksaan kelengkapan dokumen.
Persyaratan pengajuan pembiayaan :
1) Fotokopi e-ktp calon debitur dan penjamin.
Ketentuannya sebagai berikut : Usia calon debitur tidak boleh melebihi 60 tahun pada
saat jatuh tempo pembiayaan, harus ada ktp penjamin, jika calon debitur sudah
menikah, maka penjaminnya adalah pasangan. Jika calon debitur belum menikah
maka penjaminnya adalah orang tua atau saudara kandung, calon debitur bertempat
tinggal di wilayah jangkauan KSPPS BMT NUS.
2) Fotokopi kartu keluarga, buku nikah / akta cerai, dan slip gaji.
3) 1 debitur hanya diperbolehkan memiliki 1 pembiayaan di KSPPS BMT NUS.
C. Pemeriksaan agunan.
Agunan yang bisa digunakan untuk pembiayaan di KSPPS BMT NUS yaitu
sertifikat tanah hak milik, kendaraan bermotor, simpanan berjangka atau saham.
1) Agunan sertifikat hak milik.
Kelengkapan berkas agunan yang dibutuhkan : fotokopi sertifikat lengkap dengan
lembar peralihan meskipun lembar itu kosong, fotokopi SPPT terbaru, foto fisik tanah
yang diagunkan.
2) Agunan kendaraan bermotor.
a) Kelengkapan berkas agunan yang dibutuhkan : fotokopi BPKB, fotokopi STNK.,
fotokopi SKPD, foto fisik kendaraan bermotor, kwitansi pembelian untuk
kendaraan bukan atas nama sendiri.
b) Ketentuan lain : nomor polisi lokal, plat hitam, merk kendaraan yang digunakan
adalah merk yang laku dijual dipasaran setempat, jika ada tunggakan pajak harus
dibayarkan terlebih dahulu, nilai plafond yang diajukan untuk pembiayaan pertama
maksimal 50% nilai agunan saat pengajuan.
3) Agunan saham atau simpanan berjangka di KSPPS BMT NUS dengan fotokopi
warkah.
D. Analisis kelayakan pembiayaan dan kemampuan bayar.
1) Lembar survey diisi lengkap berdasarkan fakta hasil wawancara dengan calon debitur.
2) Harus menyertakan foto usaha yang diambil pada saat survey.
3) Nilai angsuran idealnya 20 – 30% dari pendapatan bersih debitur.
E. Keputusan pemberian pembiayaan oleh pimpinan.
1) Berkas pembiayaan harus lengkap.
2) Pimpinan cabang berhak memutuskan pemberian pembiayaan.
3) Untuk plafond pembiayaan diatas batas kewenangan cabang, harus mendapatkan
persetujuan dari kantor pusat, sesuai batas kewenangan persetujuan yang berlaku.
4) Berkas pembiayaan harus dikirimkan ke kantor pusat.
F. Pemenuhan kelengkapan administrasi serta pengikatan pembiayaan dan agunan.
1) Kelengkapan berkas administrasi realisasi pembiayaan sebagai berikut : Surat
Keputusan Komite Pembiayaan (SKKP), akad pembiayaan, surat kuasa menjual atau
mencairkan agunan bila terjadi kemacetan, surat wakalah, surat keterangan
pembiayaan dicairkan sesuai prosedur, tanda terima agunan, kartu angsuran, slip
pencairan pembiayaan, berita acara pencairan pembiayaan, dan kelengkapan berkas
untuk pengikatan notariil sesuai dengan permintaan notaris setempat.
2) Untuk setiap realisasi pembiayaan, debitur dikenakan biaya–biaya sebagai berikut :
a) Biaya administrasi dihitung berdasarkan jangka waktu pembiayaan, ketentuannya
sebagai berikut :
(1) 0 – 12 bulan : 2% dari plafond pembiayaan
(2) 13 – 24 bulan : 2,5% dari plafond pembiayaan
(3) 25 – 36 bulan : 3% dari plafond pembiayaan
(4) >36 bulan : Sesuai acc dari kantor pusat
b) Biaya akad dikenakan untuk pembiayaan yang tidak diikat notaris, besarnya 1%
dari plafond pembiayaan.
c) Untuk pembiayaan yang diikat notaris maka debitur dikenakan biaya pengikatan
sesuai jenis pengikatan dan tarif notaris setempat.
d) Biaya materai dikenakan sejumlah materai yang digunakan.
e) Setiap anggota debitur pembiayaan dikenakan potongan simpanan pokok dan
Rp10.000,00. untuk pembukaan rekening pembiayaan.
f) Semua biaya diatas dikenakan ke anggota dengan dipotongkan dari pembiayaan
yang direalisasikan, atau anggota membawa uang tunai senilai biaya–biaya
tersebut diatas.
G. Serah terima agunan.
Sebelum realisasi pembiayaan, terlebih dahulu dilakukan serah terima dan
pengecekan agunan pembiayaan.
H. Realisasi pembiayaan.
1) Staff administrasi menjadwalkan realisasi pembiayaan berdasarkan antrian
pembiayaan dan likuiditas kantor cabang.
2) Yang berhak merealisasikan pembiayaan adalah pimpinan cabang, jika pimpinan
cabang berhalangan atau mewakilkan maka staff administrasi yang merealisasikan
pembiayaan tersebut.
3) Hal–hal yang harus disampaikan pada saat realisasi pembiayaan adalah keterangan
tentang plafond pembiayaan, margin, jangka waktu, angsuran, denda dan ilustrasi
perhitungan pelunasan sebelum jatuh tempo.
4) Staff administrasi melakukan hold angsuran sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Realisasi pembiayaan dan penyerahan uang harus dilakukan di kantor.
6) Harus dipastikan yang menandatangani akad pembiayaan dan menerima uang adalah
benar–benar orang yang mengajukan pembiayaan tersebut.
I. Dokumentasi pembiayaan.
Untuk setiap realisasi pembiayaan, harus didokumentasikan secara lengkap, akurat
dan memenuhi ketentuan yang berlaku di KSPPS BMT NUS. Semua dokumen
kelengkapan harus didokumentasikan termasuk penandatanganan akad dan disimpan
dalam satu media penyimpanan.

Pembayaran Angsuran dan Denda

Ketentuan pembayaran angsuran dan denda :


1) Pembayaran angsuran dilakukan sebelum atau pada tanggal jatuh tempo bulanan.
2) Setiap pembayaran angsuran, sudah termasuk simpanan wajib.
3) Setiap pembayaran angsuran, anggota debitur pembiayaan memperoleh bukti berupa slip
setoran dan dicatat dalam kartu angsuran.
4) Anggota yang membayar angsuran tepat pada tanggal jatuh tempo bulanan dan di sistem
sudah muncul denda, maka teller harus menghapuskan denda tersebut.
5) Jika anggota debitur pembiayaan membayar angsuran sesudah tanggal jatuh tempo
bulanan, maka sesuai akad perjanjian pembiayaan anggota tersebut dikenakan denda.
6) Denda dihitung per hari yaitu 0,25% dari besarnya angsuran dan dihitung otomatis oleh
sistem.
7) Anggota yang merasa keberatan dengan nominal denda berhak mengajukan keringanan
denda dibayarkan diakhir pelunasan sesuai persetujuan dari kantor pusat.

Prosedur Pembiayaan Murabahah pada KSPPS BMT NUS KC Karawang

Secara umum pembiayaan murabahah merupakan transaksi penjualan barang


dagangan antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara kredit. Pihak penjual
menyediakan barang yang dibutuhkan oleh pembeli, dan pembeli akan membayar sesuai
dengan harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati kedua belah pihak.
Kesepakatan harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan tidak bisa berubah menjadi
lebih mahal selama berlakunya akad. Namun dalam praktiknya, saat penulis melaksanakan
kerja praktik di KSPPS BMT NUS KC Karawang. Penulis menyaksikan akad pembiayaan
murabahah, tidak ada barang yang diperjual belikan melainkan pembiayaan dalam bentuk
uang tunai. Hal ini karena hampir seluruh anggota lebih membutuhkan uang tunai yang
diberikan oleh pihak BMT.
Anggota yang akan mengajukan pembiayaan murabahah diwajibkan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan untuk meperoleh pembiayaan murabahah. Sebelum
memperoleh pembiayaan ada prosedur yang harus dilalui mulai dari melengkapi persyaratan
pembiayaan sampai akhirnya terealisasikan pembiayaan tersebut. Dalam pembiayaan
murabahah harus ada jaminan yang diberikan kepada pihak BMT, jaminan tersebut untuk
mengantisipasi apabila nantinya pembiayaan yang diberikan tersebut terjadi kemacetan. Nilai
jaminan tersebut juga harus lebih besar dari pembiayaan yang akan diajukan. Untuk
pembiayaan yang dapat diajukan pertama maksimal 50% dari nilai jaminan. Denga adanya
SOP yang berlaku, anggota diwajibkan mengikuti prosedur yang telah ditentukan dan pihak
BMT berhak memutuskan apakah pembiayaan tersebut layak direalisasikan atau tidak.

Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah

Sebelum realisasi pembiayaan murabahah, terlebih dahulu harus melakukan analisis


kelayakan yang akhirnya menghasilkan keputusan apakah pembiayaan murabahah tersebut
akan diproses atau tidak. Analisis ini merupakan tugas staff marketing sebagai account officer
yang berhubungan langsung dengan debitur atau calon anggota. Maka dari itu seorang
account officer harus memiliki kemampuan dalam menganalisis kelayakan pembiayaan
sebelum diajukan dan diputuskan oleh pimpinan. Proses analisis kelayakan pembiayaan
dilakukan secara kualitatif berdasarkan berkas–berkas untuk persyaratan pembiayaan dan
gambaran usaha secara langsung. Jika legalitas berkas telah memenuhi syarat maka akan
dilakukan survey lapangan bersama pimpinan untuk melihat keadaan tempat tinggal calon
anggota, barang yang dijaminkan dan keadaan usahanya bagi calon anggota yang memiliki
usaha sendiri. Dalam pelaksanaan survey juga dilakukan wawancara langsung dengan calon
anggota untuk mengetahui dan lebih mengenal karakter calon anggota. Karakter calon
anggota yang baik juga akan menjadi poin penting dalam analisis kelayakan pembiayaan. Hal
ini demi kelancaran proses pembiayaan dan kepatuhan calon anggota dalam membayar
angsuran pembiayaan untuk menghindari kredit macet.
Untuk permohonan pembiayaan dalam jumlah yang besar, proses analisis kelayakan
pembiayaan juga memerlukan bantuan dari Bank Indonesia. Agar mengetahui lebih jauh
mengenai karakter dari calon nasabah maka diperlukan adanya BI Checking. BI Checking
dilakukan untuk mengetahui riwayat pembiayaan yang telah diterima oleh nasabah berikut
status nasabah. Tunggakan pinjaman nasabah di bank atau lembaga keuangan lain juga
memberikan indikasi yang buruk terhadap karakter nasabah. Dengan adanya BI Checking
yang baik, maka dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk suatu kelayakan
pembiayaan

Pemenuhan Kelengkapan Administrasi

Selain peran account officer dalam menganalisis suatu kelayakan pembiayaan. Untuk
dapat merealisasikan sebuah pembiayaan juga diperlukan adanya peran dari staff administrasi
yang khusus menangani berkas pembiayaan. Staff administrasi berfungsi sebagai kontrol yang
melakukan pengecekan apakah berkas-berkas yang ada sudah sesuai dengan persyaratan yang
berlaku. Agar tidak ada berkas yang terlewat maka staff administrasi harus membuat data
checklist pembiayaan yang harus dipenuhi.
Apabila semua berkas yang dibutuhkan sudah lengkap, maka staff administrasi akan
membuat SKKP, akad pembiayaan, dokumen identitas debitur, dokumen agunan, dan
dokumentasi hasil survey. Dalam membuat dokumen kelengkapan seperti diatas maka staff
administrasi dituntut harus teliti dan membuat data seaktual mugkin sesuai dengan berkas
yang ada. Karena dokumen tersebut akan digunakan didalam akad pembiayaan, maka tidak
boleh ada kesalahan dalam penulisan informasi identitas debitur ataupun informasi lainnya
yang berhubungan dengan akad pembiayaan. Apabila ada kesalahan dalam penulisan sebagai
sumber informasi maka akan berakibat fatal.
Target Pembiayaan Murabahah pada KSPPS BMT NUS KC Karawang

Sebagai koperasi syariah berbadan hukum yang beroperasi dibawah pengawasan


kantor pusat. Dalam penawaran produk khususnya pembiayaan murabahah, KSPPS BMT
NUS KC Karawang diberikan target lending sebesar 485.000.000/bulan oleh kantor pusat.
Pemenuhan target ini merupakan tanggung jawab bersama KSPPS BMT NUS KC Karawang,
terutama account officer yang bertugas untuk mencari calon anggota dan menawarkan
produk. Berdasarkan data yang penulis peroleh dalam kegiatan Kerja Praktik, dilihat dari
banyaknya anggota yang sudah bergabung dan besarnya pembiayaan murabahah yang
diajukan. KSPPS BMT NUS KC Karawang belum mampu memenuhi target lending yang
diberikan oleh kantor pusat. Sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target yang telah
ditentukan.

Pembiayaan Murabahah Kurang Lancar

Dengan dilakukannya analisis kelayakan pembiayaan sebelum terjadinya realisasi


pembiayaan, hal tersebut masih saja belum menjamin kelancaran dalam proses pembayaran
angsuran pembiayaan murabahah. Di KSPPS BMT NUS KC Karawang, masih terdapat salah
satu anggota yang menunggak pembayaran dengan alasan ekonomi tidak mencukupi. Hal ini
menjadi pembelajaran bagi account officer untuk kedepannya lebih serius melaksanakan
analisis kelayakan dalam mencari dan menentukan calon anggota yang baik. Dalam hal ini
account officer sudah berusaha untuk melakukan pendekatan dengan mengunjungi setiap hari
anggota yang bermasalah, untuk menanyakan perkembangan usaha dan berharap anggota bisa
membayar tunggakan yang terjadi.
Agar tidak terulang dan meminimalisir terjadinya pembiayaan murabahah yang
kurang lancar, ada strategi yang dilakukan oleh seorang account officer. Salah satunya dengan
mengajak aggota untuk menabung setiap hari di KSPPS BMT NUS KC Karawang, hal ini
dapat membantu anggota apabila sewaktu-waktu tidak bisa membayar angsuran maka bisa
dipotong melalui tabungan. Selain itu, account officer juga telah membuat catatan
pembiayaan jatuh tempo setiap anggota di meja kerja masing-masing. Agar sebelum jatuh
tempo, account officer bisa menghubungi atau mengunjungi calon anggota untuk
mengingatkan pembayaran angsuran kepada KSPPS BMT NUS KC Karawang.
Permasalahan dan Solusinya

Setiap pekerjaan yang dilakukan, baik oleh account officer maupun staff administrasi
pasti ada permasalahan yang muncul sebagai kendala dalam proses pembiayaan dan harus
dicari jalan keluar penyelesaiannya. Berikut ini permasalahan yang penulis temui selama
melaksanakan kerja praktik di KSPPS BMT NUS KC Karawang :
1) Terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia di BMT seperti ATK.
2) Nasabah banyak dari kalangan menengah kebawah sehingga untuk proses kelengkapan
persyaratan cukup lama, karena ada berkas yang harus melalui proses pembuatan atau
pembaruan terlebih dahulu.
3) Marketing atau account officer ikut membantu calon nasabah yang memiliki kendala
dalam berkas persyaratan, sehingga peluang untuk mendapatkan calon anggota yang baru
lebih sedikit dan target susah dicapai.
4) Marketing atau account officer yang kurang menguasai teknologi seperti komputer,
sehingga menghambat proses kelengkapan data seperti pembuatan informasi gambaran
laporan keuangan calon nasabah yang memiliki usaha.
5) Staff administrasi yang kurang teliti dalam pembuatan dokumen akad sehingga
menghambat proses realisasi pembiayaan.
6) Setelah adanya proses analisis kelayakan dan realisasi pembiayaan masih ada salah satu
anggota yang mengalami kredit macet.
Walaupun terdapat kendala-kendala tersebut, operasional BMT masih dapat berjalan. Namun
pihak BMT terus mencari solusi dan berupaya mencari jalan keluar bagi setiap masalah yang
dihadapi. Berikut beberapa cara sebagai solusi yaitu :
1) Menambah sarana dan prasarana secara bertahap dan terencana dengan menanyakan
kebutuhan dari masing-masing karyawan.
2) Memberikan target waktu kepada calon anggota dalam melengkapi berkas yang
dibutuhkan untuk pembiayaan.
3) Sebagai account officer harus sering melakukan sosialisasi yakni menjalin kekeluargaan
kepada calon nasabah, menjalin kerjasama dengan sekolah atau perusahaan, dan
menggandeng UKM-UKM diwilayah Karawang. Dengan strategi seperti ini target
lending pembiayaan bisa dioptimalkan agar tercapai.
4) Perlu diadakannya training dan pelatihan tentang sistem operasional untuk seluruh
pegawai KSPPS BMT NUS KC Karawang guna meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan meningkatkan kinerja yang lebih baik.
5) Analisis kelayakan pembiayaan terhap calon anggota harus dimaksimalkan lagi dengan
berpedoman pada prinsip 5C dan 7P.
6) Staff administrasi harus lebih tenang dalam proses pembuatan dokumen pembiayaan, tidak
terburu-buru dan fokus untuk menghindari adanya kesalahan.

Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan kerja praktik yang telah dilakukan dan dengan tersusunnya
laporan kerja praktik yang berjudul Analisis Pembiayaan Murabahah Pada KSPPS BMT
Nusa Ummat Sejahtera Kantor Cabang Karawang ini, maka dapat diambil kesimpulan
diantaranya :
1) Prosedur pembiayaan murabahah di KSPPS BMT NUS KC Karawang tidak pernah
menyediakan barang yang diinginkan anggota. Secara keseluruhan calon anggota
mengajukan pembiayaan kepada BMT kemudian dari pihak BMT akan mencairkan dana
sebesar yang diinginkan anggota dan anggota tersebut wajib membayar angsuran setiap
bulannya sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Dana tersebut untuk menambahkan
modal usaha atau keperluan lain anggota. Hal ini merupakan prosedur pembiayaan yang
berlaku di KSPPS BMT NUS baik pusat maupun cabang.
2) Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan oleh account officer di KSPPS BMT NUS
KC Karawang bersifat analisis kualitatif dengan melakukan analisis dan penilaian dari
segi karakter calon anggota, modal dan usaha yang dimiliki calon anggota apakah akan
mencukupi pembayaran angsuran pembiayaan, jaminan yang dimiliki harus memiliki nilai
lebih besar dari pembiayaan yang diajukan oleh calon anggota, serta kondisi lingkungan
ekonomi calon anggota yang mendukung dan letak yang strategis, masih dalam jangkauan
KSPPS BMT NUS KC Karawang.
3) Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan oleh account officer di KSPPS BMT NUS
KC Karawang belum maksimal karena masih terdapat anggota yang pembayaran angsuran
pembiayaannya kurang lancar.
4) Analisis kelayakan pembiayaan yang tepat dan akurat terhadap data pembiayaan,
pembuatan perjanjian yang benar, pengikatan jaminan merupakan suatu tidakan
pencegahan terjadinya pembiayaan yang bermasalah.
5) Kerjasama dari semua bagian juga merupakan kunci suksesnya realisasi pembiayaan
murabahah dan kelancaran pada tagihan pembiayaan.
6) Perencanaan strategis yang dilakukan oleh KSPPS BMT NUS KC Karawang untuk
mengantisipasi pembiayaan murabahah kurang lancar atau macet adalah dengan membuat
daftar tagihan jatuh tempo yang dipasang dimeja kerja masing – masing account officer
yang berfungsi sebagai pengingat. Dan dengan mendatangi secara intens 3 hari sebelum
tanggal jatuh tempo agar pembayaran angsuran pembiayaan oleh anggota berjalan lancar
dan tepat pada waktunya.
7) Kontrol account officer terhadap usaha yang dijalankan anggota dengan cara
bersilaturahmi dan melihat perkembangan usaha anggota merupakan perencanaan
strategis KSPPS BMT NUS KC Karawang untuk meminimalisir kurang lancarnya
pembayaran angsuran pembiayaan.
8) KSPPS BMT NUS KC Karawang belum mampu memenuhi target pembiayaan
murabahah yang diberikan oleh kantor pusat, sehingga perlu bekerja keras untuk dapat
memenuhi target tersebut.

Saran

1) Pengadaan training tentang prosedur pembiayaan yang baik dan operasional secara
keseluruhan untuk seluruh pegawai KSPPS BMT NUS KC Karawang guna meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kinerja yang lebih baik.
2) Dalam menganalisis calon anggota, seorang account officer harus menerapkan prinsip 5C
dengan lebih serius agar dapat meminimalisir terjadinya pembiayaan yang bermasalah.
Selain berpedoman pada prinsip 5C juga dapat diterapkan penilaian pembiayaan dengan
analisis 7P.
3) Pengawasan terhadap pembiayaan yang ada serta melakukan pengawasan terhadap
kelayakan anggota pembiayaan agar pelaksanaan pembiayaan berjalan maksimal.
4) Sebagai account officer harus sering melakukan sosialisasi yakni menjalin kekeluargaan
kepada calon nasabah, menjalin kerjasama dengan sekolah atau perusahaan, dan
menggandeng UKM-UKM diwilayah Karawang. Dengan strategi seperti ini target
pembiayaan murabahah bisa dioptimalkan agar tercapai.

Daftar Pustaka

Wasilah, Sri Nurhayati. 2014. Akuntansi syariah di indonesia edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
KSPPS BMT NU SEJAHTERA. 2016. “SEKILAS TENTANG PROFIL KOPERASI
SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH NUSA UMMAT SEJAHTERA.”
http://bmtnusejahtera.blogspot.com/p/a.html.
Centania Pramudina. 2017. “Fungsi Jaminan Dalam Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada
BPRS Suriyah Cabang Kudus.” http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7272.
Astuti, Asri Fitri. 2015. “Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah Di Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) Sukowati Sragen Cabang Boyolali.”
E, Sarjana Ekonomi S. 2017. DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DEARAH
( Studi Kasus Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas ) SKRIPSI Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar.

You might also like