Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The industrial sector drive the economy. One of the sub-sectors that have economic potential is a
leather and leather garment industry. But the leather industry conditions generally inefficient. In
recent years the leather industry there are obstacles to lack of supply of raw materials, and industrial
utilization rate is low. Supply of raw materials depend on import of raw leather, medium leather
industry utilization during 2010-2015 an average of 50.13%. The low utilization rate reflects the
performance of inefficient operation. Responding to the above problems, the approach to lean
manufacturing and supply chain management can be applied to improve the performance of the
industry. Lean manufacturing in an effort to minimize the efficiency of industrial activities that are not
value-added. For the next lean manufacturing approach integrated into industrial relations by the
method of Supply Chain so hopefully improve industrial performance and add value. The study begins
with business process mapping methods Integrated Definition for Function Modeling (IDEFØ) to
identify business processes factually. From the analysis of the process bisniskemudian mapping value
chains and identification of critical processes in the leather industry. Furthermore, in design
improvements with Lean manufacturing, refers to the concept of value-stream mapping to identify
non-value added activities in industrial systems.
584
Teknoin Vol. 22 No 8 Desember 2016 : 584-594
Tabel 1. Perkembangan Ekspor Kulit dan Barang dari Kulit Tahun 2007-2014
(Sumber: BPS dan Kemenperin 2014)
Tahun Berat Bersih Nilai FOB Perubahan
(Ton) (US ribu $) (%)
2007 12.101 226.895 27,84
2008 11.411 226.773 -0,05
2009 10.743 174.836 -22,90
2010 13.223 207.015 18,41
2011 12.187 230.148 11,17
2012 10.663 214.790 -6,67
2013 10.719 222.631 3,65
2014 11.254 209.328 -5,98
585
Perbaikan Kinerja Operasional Industri Penyamakan Kulit (Muhammad Dzikron, dkk)
Adapun kinerja industri kulit dalam menghasilkan produk kulit rata - rata 60 juta
aspek utilisasi terkategori rendah, feet2 / tahun sementara permintaan pasar
sebagaimana utilisasi tahun 2010 – 2015. mencapai 300 juta feet2 / tahun. Salah satu
Tingkat utilisasi industri kulit tahun 2010 penyebab ketidakmampuan memenuhi
sebesar 45,72%; 2011 (44,06%); 2012 permintaan adalah kekurangan pasokan
(51,34%); 2013 (51,76%); 2014 (52,24%) bahan baku kulit. Kekurangan bahan baku
dan tahun 2015 (53,64%). Secara rata-rata dipenuhi melalui impor kulit mentah
tingkat utilisasi adalah 50,13% hal ini termasuk impor bahan kimia untuk proses
mencerminkan kapasitas tidak efisien atau penyamakan. Dampak kurangnya pasokan
fasilitas industri kulit 49,87% menganggur bahan baku mempengaruhi kinerja proses
(Vanessa &Obrina, 2016). Rendahnya bisnis secara internal dan hubungan
Utilisasi adalah bentuk pemborosan sumber antarindustri. Oleh karena itu, penelitian ini
daya. Selain rendahnya utilisasi terdapat dilakukan dalam pendekatan Lean
masalah inefisiensi inventory bahan kimia manufacturing yang diterapkan untuk
impor yang menumpuk. mengidentifikasi non-value-added activities
Persoalan ini merupakan gambaran dan value-added activities menuju perbaikan
industri kulit (SMEs) dimana permintaan kinerja industri kulit secara internal dan
pasar domestik terhadap kulit untuk eksternal.
konsumen menengah atas dimasuki pelaku
industri kulit dari luar negeri. Situasi ini 2. TINJAUAN PUSTAKA
menyebabkan industri kulit dalam negeri Penelitian tentang integrasi industri
menghadapi tantangan berat. Oleh karena dalam konsep supply chain dan lean
itu, perlu perbaikan kinerja internal manufacturing untuk memperbaiki kinerja
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan industri telah dibahas oleh beberapa peneliti.
pasar. Industri kerajinan kulit memiliki Diawali dari perkembangan konsep Lean
keterkaitan ke belakang (backward linkages) Manufacturing adalah sistem produksi di
dan ke depan (forward linkages), sehingga industri otomotif Toyota Production System.
dapat menumbuh kembangkan industri hulu Pendekatan Toyota Production System
(penyamakan), industri pendukung, dan kemudian dikenal sebagai“Lean” (Womack,
industri terkait lainnya. Kinerja industri kulit 1990; Holweg, 2007). Lean berarti ramping,
Sukaregang perlu ditingkatkan untuk suatu industri disebut Lean jika semua
menghasilkan produk yang berkualitas aktivitas yang dilakukan tidak bersifat boros
secara lebih baik (better), lebih murah ‘non-wasted’, memberikan nilai tambah
(cheaper) dan dalam waktu yang lebih ‘value-added’ bagi customer. Lean sebagai
singkat (faster). Sehingga produk yang pendekatan sistematik untuk
dihasilkan memiliki nilai tambah lebih besar mengidentifikasi dan menghilangkan
dan memberikan manfaat bagi industri kulit pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai
itu sendiri, industri pendukung dan industri tambah (value added) produk kepada
terkait lainnya. konsumen (customer value).
Keterkaiatan Lean manufacturing dan
1.2. Tujuan Penelitian supply chain management (SCM) pada
Tujuan penelitian adalah meningkatkan industri manufaktur dan jasa dikemukakan
kinerja industri penyamakan pada sentra oleh Cudney & Elrod (2011) dengan
industri kulit Sukaregang - Garut. implementasi Lean manufacturing pada jalur
Peningkatan kinerja industri didasarkan pemasok (supplier). Peningkatan daya saing
bahwa industri kulit adalah industri potensial. industri dengan pendekatan Lean
Kapasitas industri menurut Asosiasi manufacturing sebagai best practices dalam
Penyamakan Kulit Indonesia (APKI, 2014) simplifikasi dan eliminasi waste atas proses-
sampai saat ini baru memenuhi permintaan aktivitas yang kompleks juga dilakukan oleh
pasar sekitar 20%. Industri kulit nasional So dan Sun (2010).
586
Teknoin Vol. 22 No 8 Desember 2016 : 584-594
Sedang penelitian lean production dalam bukan tugas (task), pekerjaan (job), orang
supply chain management juga dilakukan dan bukan struktur. Sedangkan proses bisnis
oleh Agus & Hajnoor (2012) yang meneliti adalah rangkaian aktivitas untuk mengubah
perusahaan manufaktur di Malaysia. Hasil inputs menjadi sejumlah outputs (barang dan
penelitian memperlihatkan hubungan yang jasa) dengan yang menggunakan orang dan
kuat antara lean production dengan kualitas alat.
produk, dan kinerja bisnis perusahaan. Dalam IDEF merupakan kepanjangan dari
hal ini, tinjauan penelitian mengarah kepada Metode Integrated Definition. IDEFØ
model perbaikan supply chain (SC) pada (dibaca : IDEF Zero) merupakan suatu
industri kulit untuk meningkatkan kinerja pemodelan statis yang merepresentasikan
industri. Produk - produk kulit yang sebuah sistem sebagai suatu jaringan dari
digunakan bukan berasal dari satu industri beberapa aktivitas yang memiliki keterkaitan.
yang terpisah, tetapi berasal dari suatu rantai IDEFØ adalah subset standar dari sebuah
industri yang terintegrasi. Hal ini paradigma umum, biasa disebut Structured
sebagaimana tahapan dalam SC, mulai dari Analysis and Design Technique (SADT),
pemilihan dan pembelian bahan baku dan IDEFØ adalah paradigma pemodelan intend
komponen pendukung, proses produksi, untuk pemodelan sistem, terdiri dari aktivitas
marketing, distribusi dan penjualan, dan yang diskrit yang mentransformasikan input
diakhiri dengan permintaan konsumen baik menjadi output. Model ini dapat diterapkan
domestik maupun ekspor. Value SC adalah untuk pemodelan bisnis, pemrosesan data,
tersedianya pendekatan terintegrasi untuk dan sistem manufakturing, (Indrajit dan
menganalisis hambatan sepanjang SC yang Djokopranoto, 2002).
kemudian menghasilkan solusi menyeluruh. Pemetaan proses bisnis dilanjutkan
Rangkaian pihak - pihak yang dengan diagnosis proses kritis dalam sistem
menangani aliran produk disebut Supply industri. Diagnosis dilakukan dengan
Chain (SC). Sebuah supply chain memiliki pemetaan Value stream mapping (VSM).
komponen-komponen yang disebut channel. VSM adalah salah satu teknik Lean untuk
Channel tersebut seperti supplier, menganalisis aliran material dan informasi
manufaktur, distribution center, wholesaler, yang dibutuhkan sampai dihasilkan produk
dan retailer. Semua channel bekerja untuk atau jasa kepada konsumen. Value Stream
memenuhi kebutuhan konsumen akhir. SC Mapping juga disebut Material and
melibatkan sejumlah industri manufaktur Information Flow Mapping. Peta ini memuat
dalam satu rantai hulu ke hilir. Produk atau informasi proses, aliran material dan
jasa adalah hasil rangkaian proses panjang informasi dari satu famili produk tertentu dan
yang melewati beberapa tahapan baik intra membantu mengidentifikasi pemborosan
maupun inter perusahaan. Proses intra dalam sistem. (Liker, et al, 2004). Sedang
perusahaan adalah proses operasi secara Womack, et al. (1996) menyatakan langkah
internal dalam proses produksi. Sedangkan dalam memetakan aktivitas adalah dengan
proses inter perusahaan adalah rangkaian dua mengidentifikasi famili produk. Famili
atau lebih perusahaan termasuk pemasok dan produk merupakan sekumpulam produk yang
konsumen, seperti pasokan bahan baku dan memiliki tahapan dan menggunakan mesin
distribusi atau transportasi. yang sama dalam pemrosesan. Famili produk
Proses didefinisikan sebagai kegiatan ditentukan dengan menggunakan PQR
berkelanjutan dan teratur dilakukan dengan Analysis. Langkah selanjutnya adalah
cara tertentu dan bertujuan mencapai suatu menemukan masalah yang terjadi dan
hasil. Lebih jauh proses diartikan sebagai menyususn peta aliran nilai untuk situasi
aktivitas-aktivitas dengan satu jenis input eksisting atau VSM Current Statesebagai
atau lebih yang dilakukan untuk menciptakan refleksi kondisi nyata di industri.
output yang bernilai bagi pelanggan. Kata
kunci ini adalah penataan ulang proses bisnis,
587
Perbaikan Kinerja Operasional Industri Penyamakan Kulit (Muhammad Dzikron, dkk)
588
Teknoin Vol. 22 No 8 Desember 2016 : 584-594
589
Perbaikan Kinerja Operasional Industri Penyamakan Kulit (Muhammad Dzikron, dkk)
Gambar 4. Pemetaan Proses Bisnis Sub Aktivitas Proses Produksi Penyamakan Kulit (A3).
590
Teknoin Vol. 22 No 8 Desember 2016 : 584-594
Hasil pemetaan pada proses berikutnya Value Stream Map (VSM) untuk kondisi
sebagai turunan dalam proses bisnis yang awal diperlihatkan pada gambar 6. Hasil
lebih rinci, sesuai lingkup operasi. Peta pemetaan ditemukan permasalahan kritis
proses ditunjukan gambar 2, 3, dan 4 diatas. pada industri penyamakan kulit. Dengan
pemetaan proses sebuah organisasi memiliki
3.5. Diagnosis Proses - proses Kritis dan dokumentasi mengenai pekerjaan yang
Identifikasi Permasahan pada dilakukan, sehingga memungkinkan untuk
Industri Penyamakan Kulit dengan menganalisa pekerjaan yang telah dilakukan
Value Stream Map – Current State bagi peningkatan kepuasan pelanggan
Hasil pemetaan dengan IDEF0, melalui identifikasi terhadap pengurangan
kemudian dilanjutkan dengan Value Stream waktu proses, mengurangi produk defect,
Mapping untuk memperlihatkan waktu mereduksi biaya, mereduksi tahapan proses
proses keseluruhan sekaligus yang tidak menghasilkan nilai tambah,
mengidentifikasi proses - proses mana yang meningkatkan produktivitas, dan
memberikan nilai tambah dan proses - proses memudahkan pengukuran performansi. Hasil
mana yang tidak memberikan nilai tambah. pemetaan ditunjukkan pada gambar 6.
591
Perbaikan Kinerja Operasional Industri Penyamakan Kulit (Muhammad Dzikron, dkk)
Gambar 6. Proses Bisnis Dalam Rantai Hubungan Nilai Antar Pihak Terkait.
592
Teknoin Vol. 22 No 8 Desember 2016 : 584-594
593
Perbaikan Kinerja Operasional Industri Penyamakan Kulit (Muhammad Dzikron, dkk)
594