You are on page 1of 11

ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN

HOME INDUSTRY
(Studi Kasus pada Home Industry &RNHODW ³&R]\´ .DGHPDQJDQ %OLWDU)

Abidatul Afiyah
Muhammad Saifi
Dwiatmanto
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: afiharuno@gmail.com

ABSTRACT
&KRFRODWH +RPH ,QGXVWU\ ³&R]\´ LV D QHZ EXVLQHVV HVWDEOLVKHG E\ VHOI IXQding, with amounted of
money Rp10,000,000. The products are cocoa powder and chocolate bar with a variety of flavors. This
research aims to determine the feasibility of investment in the establishment of Chocolate Home Industry
³&R]\´ ZKHUH ORFDWHG DW -DWHQ 57 5: .DGHPDQJDQ %OLWDU 7KH UHVHDUFK ZDV FRQGXFWHG LQ -DQXDU\-
February 2015 using data collection techniques such as observation, interviews, and documentation. The
technical and production aspects, organization and management aspects and also financial aspects with the
calculation of the feasibility of investment such as Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), and Profitability Index (PI). Market and marketing analysis indicates that prospects for
&KRFRODWH +RPH ,QGXVWU\ ³&R]\´ LV JRRG HQRXJK LW LV VHHQ IURP WKH LQFUHDVLQJ QXPEHU RI GHPDQG HYHU\
year. Technical analysis and production showed that the location of the home industry is close to the residental
allows them to recruit labors. Organization and management analysis shows that business owner has been
running the management functions well, starting from planning, organizing, directing, and controlling. The
result of financial analysis showed that Payback Period (PP) of that business is 1 year and 7 months, the Net
Present Value (NPV) is 116.261.950, the Internal Rate of Return (IRR) is 116,33%, and the Profitability Index
(PI) is 12,63.

Keywords: Home Industry, The Feasibility Study, Aspects of Feasibility Study

ABSTRAK
Home Industry &RNHODW ³&R]\´ PHUXSDNDQ XVDKD EDUX \DQJ GLGLULNDQ GHQJDQ PRGDO sendiri, yaitu
sebesar Rp10.000.000. Produk yang dihasilkan berupa cokelat bubuk dan cokelat batang dengan berbagai
macam varian rasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi dalam pendirian
Home Industry &RNHODW ³&R]\´ \DQJ EHUDODPDW GL /LQJNXQJDQ -DWHQ 57 5: .HOXUDKDQ .DGHPDQJDQ
Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari-Februari 2015 dengan
teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode yang digunakan yaitu aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek organisasi dan manajemen, serta aspek finansial
dengan perhitungan kelayakan investasi berupa Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Analisis pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa prospek
Home Industry &RNHODW ³&R]\´ cukup baik, dilihat dari peningkatan jumlah permintaan setiap tahun. Analisis
teknis dan produksi menunjukkan bahwa lokasi home industry dekat dengan pemukiman sehingga
memudahkan untuk merekrut tenaga kerja. Analisis organisasi dan manajemen menunjukkan pemilik usaha
telah menjalankan fungsi manajemen dengan baik. Analisis finansial dengan menggunakan 100% modal
sendiri didapatkan hasil Payback Period (PP) yaitu 1 tahun 7 bulan, Net Present Value (NPV) sebesar
116.261.950, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 116,33%, dan Profitability Index (PI) sebesar 12,63.

Kata Kunci: Home Industry, Studi Kelayakan, Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah.
Secara alamiah, proses pembangunan Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang
ekonomi di suatu negara menimbulkan kesempatan berpotensi dalam pengembangan komoditi kakao.
yang besar bagi seluruh kegiatan ekonomi, Industri pengolah kakao atau cokelat di Kota Blitar
termasuk industri dari berbagai skala usaha, mulai \DLWX .DPSXQJ &RNHODW ³*XVDQW´
dari usaha kecil, menengah, maupun usaha besar. Kegiatan operasional industri-industri
Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai cokelat terutama di Kota Blitar Jawa Timur
peranan penting dalam memberikan kontribusi bagi membuahkan inspirasi bagi masyarakat untuk
perekonomian suatu negara. UKM juga berperan berinovasi dengan mendirikan home industry-home
penting di negara-negara yang sedang berkembang industry yang bergerak di bidang cokelat, salah
terutama terhadap penanggulangan tingkat satunya yaitu Home Industry &RNHODW ³&R]\´
kemiskinan, jumlah pengangguran, distribusi Usaha ini mempunyai konsep yang berbeda yaitu
pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. dengan menghasilkan produk berupa cokelat bubuk
Perkembangan UMKM saat ini sudah sangat dalam bentuk sachet untuk minuman dan cokelat
pesat, mendominasi sektor industri manufaktur batang. Permintaan akan produk cokelat bubuk dan
dalam bentuk jumlah usaha dan tenaga kerja. cokelat batang semakin meningkat dilihat dari
Jumlah UMKM semakin bertambah setiap berbagai pesanan dari konsumen, disajikan dalam
tahunnya, didukung dengan data statistik tabel berikut:
Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2010
sampai dengan 2012 jumlah UMKM berturut-turut 7DEHO 'DWD 3HUPLQWDDQ 3URGXN &RNHODW ³&R]\´
yaitu 54.114.821, 55.206.444, dan 56.534.592 unit Permintaan Cokelat
dengan prosentase peningkatan sebesar 2,02% dan No. Tahun Bulan Bubuk Batang
(kg) (kg)
2,41%. Dikatakan pula oleh Wartawan Harian 1. Juli 10 4
Ekonomi Neraca, Bani Saksono (2014) jumlah 2. Agustus 14 6
UMKM pada tahun 2013 meningkat menjadi 3. September 17 10
2014
57.895.721 dengan prosentase peningkatan sebesar 4. Oktober 19 13
2,41% (www.neraca.co.id, 2014) 5. November 22 14
`Pada umumnya, kegiatan produksi UKM 6. Desember 24 17
7. Januari 25 19
bergerak di bidang pertanian dikarenakan Indonesia
8. 2015 Februari 28 21
merupakan negara agraris, yang sebagian besar 9. Maret 30 25
penduduknya bekerja di sektor pertanian, dan Sumber: Home Industry &RNHODW ³&R]\´ 'DWD 'LRODh,
karena sektor pertanian merupakan salah satu 2015)
komoditas yang besar di Indonesia. Salah satu Jumlah produksi cokelat bubuk maupun
industri yang berpotensi untuk dikembangkan cokelat batang sesuai dengan banyaknya jumlah
dalam sektor pertanian yaitu industri cokelat. permintaan pasar. Hal tersebut dikarenakan Home
Cokelat merupakan bentuk olahan makanan atau Industry &RNHODW ³&R]\´ KDQ\D PHPSURGXNVL
minuman yang berasal dari biji kakao. Secara produk sesuai dengan banyaknya permintaan untuk
umum, cokelat banyak diminati beberapa kalangan mengurangi risiko kerugian. Permintaan produk
untuk hadiah ulang tahun, camilan, souvenir, oleh- FRNHODW ³&R]\´ PHQJDODPL NHQDLNDQ KLQJJD
oleh, maupun bingkisan hari raya. per bulan, sehingga dapat memberikan peluang
Konsumsi cokelat dunia dalam dekade besar pada petani kakao khususnya di daerah Blitar
terakhir rata-rata adalah 1.500.000 ton per tahun. Jawa Timur. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
³.RQVXPHQ WHUEHVDU EHUWXUXW-turut adalah Eropa home industry cokelat ini mempunyai prospek yang
Barat, Eropa Timur, Amerika Serikat, Uni SovieW´ bagus dan profitable pada masa yang akan datang.
(Siregar, 2007:12). Asosiasi Industri Kakao Home Industry &RNHODW ³&R]\´ GDODP
Indonesia (AIKI) menyatakan bahwa pertumbuhan usahanya masih terus-menerus melakukan inovasi
konsumsi kakao dalam negeri bisa mencapai dan pengembangan mengingat usaha ini masih
120.000 ton pada tahun 2014, dengan peningkatan dalam tahap perintisan. Pendirian home industry
konsumsi per kapita mencapai 0,5 kg (Aditya, cokelat ini diharapkan lebih menarik minat para
2014). konsumen, sehingga mampu meningkatkan
Indonesia mempunyai peluang yang besar penghasilan dan laba usaha dengan produk yang
dalam memproduksi kakao, mengingat persediaan lebih bervariasi. Rencana pendirian usaha tersebut
lahan yang berpotensi untuk ditanami kakao masih memerlukan adanya analisis studi kelayakan untuk
luas, keadaan iklim yang mendukung, serta menilai apakah usulan proyek tersebut diterima atau

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
ditolak. Berdasarkan latar belakang tersebut, a. Proses produksi dilakukan di sekitar rumah
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pemilik usaha.
judul Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian b. Teknologi yang digunakan masih sederhana
Home Industry (Studi Kasus pada Home Industry dan manual menggunakan tenaga kerja
&RNHODW ³&R]\´ .DGHPDQJDQ %OLWDU manusia.
c. Tenaga kerja berasal dari anggota keluarga atau
TINJAUAN PUSTAKA kerabat.
Industri d. Lokasi usaha biasanya berada di pedesaan.
³,QGXVWUL DGDODK NXPSXODQ GDUL ILUPD-firma e. Kegiatan produksi berkaitan dengan hasil
yang menghasilkan barang yang sama atau sejenis pertanian.
\DQJ WHUGDSDW GDODP VXDWX SDVDU´ 3UDFR\R
2006:207). Kesimpulan mengenai pengertian Manfaat Home Industry
industri yaitu suatu kegiatan ekonomi yang Sebagai usaha dalam skala kecil, home
menciptakan atau mengolah barang mentah menjadi industry mempunyai manfaat dan peran diantaranya
barang setengah jadi atau barang jadi yang sebagai berikut:
mempunyai nilai tambah bagi produk itu sendiri. a. Home Industry sebagai Alternatif Penghasilan
Kegiatan industri bersifat produktif dan bagi Keluarga
menghasilkan keuntungan bagi produsen. Kegiatan ekonomi rumah tangga ini
membantu meningkatkan pendapatan keluarga
Tujuan Kegiatan Industri karena merupakan usaha sampingan yang tidak
Utoyo (2009:90) menjabarkan beberapa banyak menyita waktu.
tujuan kegiatan industri khususnya di Indonesia b. Home Industry Berpeluang untuk Mengurangi
sebagai berikut: Angka Kemiskinan
a. Memperkokoh struktur ekonomi serta devisa Kegiatan ekonomi home industry secara
negara. tidak langsung membuka lapangan kerja bagi
b. Menaikkan pangsa pasar baik dalam negeri anggota keluarga ataupun tetangga yang berada di
maupun luar negeri melalui kegiatan ekspor sekitar tempat tinggal, oleh karena itu home industry
impor. dapat membantu mengurangi angka pengangguran
c. Memperluas kesempatan kerja. dan kemiskinan.
d. Memperluas kesempatan berusaha bagi
penduduk. Studi Kelayakan Bisnis
e. Meningkatkan pendapatan masyarakat sebagai Pengertian studi kelayakan menurut
tenaga kerja. -XPLQJDQ PHUXSDNDQ ³SHQLODLDQ \DQJ
f. Meningkatkan usaha industri kecil dan menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu
menengah yang pada akhirnya dapat proyek, dan studi kelayakan proyek mempunyai
meningkatkan kesejahteraan penduduk. tujuan menghindari keterlanjuran penanaman
g. Mengurangi ketergantungan pada penduduk modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang
asing. WHUQ\DWD WLGDN PHQJXQWXQJNDQ ´ 6WXGL NHOD\DNDQ
proyek atau bisnis merupakan suatu kegiatan
Home Industry mengevaluasi, menganalisis, dan menilai layak atau
³Secara harfiah, home berarti rumah, tempat tidak suatu proyek bisnis dijalankan. Secara umum,
tinggal, atau kampung halaman, sedangkan industry tujuan diadakan studi kelayakan khususnya bagi
dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk investor yaitu menghindari keterlanjuran investasi
EDUDQJ GDQ DWDXSXQ SHUXVDKDDQ´ .KXPDODVDUL atau penanaman modal yang terlalu besar untuk
2011). Singkatnya, Home Industry adalah rumah suatu proyek atau kegiatan usaha yang ternyata
usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. tidak menguntungkan.
Home Industry juga disebut dengan industri rumah
tangga karena termasuk dalam kategori usaha kecil Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
yang dikelola keluarga. 1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Kasmir dan Jakfar (2004:65),
Kriteria Home Industry ³DVSHN SDVDU GDQ SHPDVDUDQ EHUWXMXDQ XQWXN
Berikut merupakan beberapa kriteria home mengetahui berapa besar pasar yang akan dimasuki,
industry. struktur dan peluang pasar yang ada, prospek pasar
di masa yang akan datang, serta bagaimana strategi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
SHPDVDUDQ \DQJ KDUXV GLODNXNDQ ´ $VSHN SDVDU GDQ ³0HWRGH Payback Period merupakan
pemasaran menyajikan tentang peluang pasar, teknik penilaian terhadap jangka waktu
perkembangan permintaan produk di masa (periode) pemngembalian investasi suatu
mendatang, kendala-kendala yang dihadapi seperti SUR\HN DWDX XVDKD´ .DVPLU GDQ -DNIDU
keberadaan pesaing, serta beberapa strategi yang 2004:154). Payback Period merupakan jangka
dilakukan dalam pemasaran. waktu yang digunakan untuk mengukur berapa
lama investasi suatu usaha akan kembali, dalam
2. Aspek Teknis dan Produksi satuan waktu tahun atau bulan. Perhitungan PP
³$VSHN WHNQLV PHUXSDNDQ VXDWX DVSHN \DQJ menurut Kamaliuddin (2004:71) dibagi
berkaitan dengan proses pembangunan fisik usaha menjadi dua, yang pertama untuk suatu proyek
secara teknis dan pengoperasiannya setelah yang mempunyai pola cash flow sama dari
bangunan fisik selesDL GLEDQJXQ´ .DPDOXGGLQ tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara:
2004:27). Pembahasan dalam aspek teknis meliputi
Total Investment
penentuan lokasi proyek, perolehan bahan baku PP = x 1 tahun
produksi, serta pemilihan mesin dan jenis teknologi Cash Flow per tahun
yang digunakan untuk menunjang proses produksi. Perhitungan PP untuk suatu proyek yang
mempunyai pola cash flow yang tidak sama per
3. Aspek Organisasi dan Manajemen tahun dapat dilakukan dengan cara
Aspek ini mencakup manajemen dalam menguraikan total investasi dengan cash flow-
pembangunan proyek dan manajemen dalam nya sampai diperoleh hasil total investasi sama
operasi. Manajemen dalam pembangunan proyek dengan cash flow pada tahun tertentu. Adapun
mengkaji tentang pembangunan proyek secara fisik, rumus perhitungannya sebagai berikut:
sedangkan manajemen dalam operasi mencakup
pengadaan sumber daya manusia, jumlah tenaga b±c
PP = t +
kerja serta kualifikasi yang diperlukan untuk d±c
mengelola dan mengoperasikan suatu proyek. Keterangan:
³$VSHN PDQDMHPHQ GDQ RUJDQLVDVL GLJXQDNDQ XQWXN t = Tahun terakhir dimana cash inflow
meneliti kesiapan sumber daya manusia yang akan belum menutupi nilai investasi
menjalankan usaha tersebut, kemudian mencari b = Nilai investasi
bentuk struktur organisasi yang sesuai dengan usaha c = Kumulatif cash inflow pada tahun ke t
\DQJ DNDQ GLMDODQNDQ´ .DVPLU GDQ -DNIDU d = Jumlah kumulatif cash inflow pada tahun
2004:12). t+1

4. Aspek Finansial 2. Metode Discounted Cash Flow


6RI\DQ PHQMHODVNDQ ³DQDOLVLV a. Net Present Value (NPV)
finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan Net Present Value merupakan metode
penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang penilaian kriteria investasi yang paling sering
dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam digunakan. Rumus perhitungan NPV menurut
WDKDSDQ DQDOLVLV XVDKD ´ 3HPEDKDVDQ GDODP DVSHN Jumingan (2009:81) adalah:
finansial ini yaitu sumber dan penggunaan dana,
modal kerja, pendapatan, biaya usaha, serta aliran n
At
kas atau arus kas (cash flow). NPV = ™
t=0 (1 + k)t
Kriteria Penilaian Investasi
Penilaian kelayakan suatu usaha atau proyek Keterangan:
ditinjau dari aspek keuangan diukur berdasarkan At = aliran kas masuk pada periode t
atas beberapa kriteria. Kriteria yang digunakan k = discount factor
perusahaan tergantung kebutuhan dan metode- n = periode terakhir aliran kas yang
metode yang digunakan. Kriteria penilaian investasi diharapkan
terdiri dari dua metode, yaitu metode konvensional Usulan-usulan proyek akan dapat diterima
dan metode discounted cash flow. apabila nilai NPV lebih dari nol (NPV>0),
apabila hasil perhitungan nilai NPV kurang dari
1. Metode Konvensional nol (NPV<0), maka usulan proyek tidak
a. Payback Period (PP) diterima atau ditolak, dan apabila hasil

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perhitungan nilai NPV sama dengan nol METODE PENELITIAN
(NPV=0), maka perusahaan dalam keadaan Jenis Penelitian
BEP (Break Even Point). Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Penelitian
b. Internal Rate of Return (IRR) deskriptif dalam penelitian ini berisi tentang
0HQXUXW .XVZDGL ³,55 gambaran mengenai lokasi perusahaan dan
adalah tingkat penghasilan atau biasa disebut kelayakan usaha ditinjau dari berbagai aspek-aspek
dengan investment rate (yield rate) yang tertentu. Peneliti memilih jenis penelitian deskriptif
menggambarkan tingkat keuntungan dari karena menyajikan data yang lebih akurat, selain itu
proyek atau investasi dalam persen (%) pada bentuk yang sederhana, dan teknis yang mudah
DQJND 139 VDPD GHQJDQ QRO ´ ,QWLQ\D ,55 dipahami.
merupakan suatu tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV sama dengan nol. Menurut Fokus Penelitian
Kamaluddin (2004:72), rumus perhitungan IRR Fokus penelitian ini, yaitu:
sebagai berikut: 1. Aspek Pasar dan Pemasaran, meliputi:
a. Permintaan pasar
n
At b. Pesaing
A0 = ™ c. Pangsa pasar
t=0 (1 + r)t
d. Strategi dan bauran pemasaran
Keterangan: 2. Aspek Teknis dan Produksi, meliputi:
A0 = aliran kas keluar (initial investment) a. Lokasi produksi
At = aliran kas masuk pada periode t b. Bahan baku, bahan tambahan, dan bahan
r = discount rate (tingkat bunga) penolong
n = periode terakhir aliran kas yang c. Teknologi yang digunakan
diharapkan d. Proses produksi
3. Aspek Organisasi dan Manajemen, meliputi:
Hasil perhitungan IRR apabila menunjukkan a. Struktur organisasi
nilai IRR lebih besar dari rate or return yang b. Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja
ditentukan maka usulan proyek diterima, 4. Aspek Finansial, meliputi:
sebaliknya apabila nilai IRR lebih kecil a. Kebutuhan dana
daripada rate of return yang ditentukan maka b. Sumber dana
usulan proyek ditolak. c. Modal kerja

c. Profitability Index (PI) Lokasi Penelitian


³0HWRGH Profitability Index (PI) yaitu Penelitian analisis studi kelayakan usaha ini
metode yang menghitung perbandingan antara dilakukan pada Home Industry &RNHODW ³&R]\´
present value dari penerimaan dengan present yang beralamat di Lingkungan Jaten RT 01 RT 01
value GDUL LQYHVWDVL´ 6XWULVQR Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan,
Pengertian tersebut serupa dengan pernyataan Kabupaten Blitar.
Profitability Index menurut Kamaluddin
\DLWX ³PHWRGH \DQJ PHQJKLWXQJ Jenis dan Sumber Data
perbandingan antara nilai sekarang penerimaan Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data
kas bersih di masa yang akan datang dengan primer dan data sekunder. Sumber data primer
QLODL VHNDUDQJ LQYHVWDVL ´ 3HUKLWXQJDQ 3, dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui
menurut Kasmir dan Jakfar (2004:163) adalah observasi dan wawancara dengan berbagai pihak
sebagai berikut: berupa informasi terkait dengan kondisi
™ 39 .DV %HUVLK perusahaan, meliputi gambaran umum perusahaan,
PI = produk-produk yang dihasilkan, jenis peralatan
™ 39 ,QYHVWDVL
yang digunakan, serta proses produksi. Sumber data
Usulan proyek dapat diterima apabila nilai PI sekunder penelitian ini diperoleh dari data
lebih besar dari satu (PI>1), dan sebaliknya perusahaan berupa data permintaan dan data yang
apabila nilai PI kurang dari satu (PI<1) maka diperoleh dari berbagai literatur.
usulan proyek ditolak.
Pengumpulan Data

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan 3UR\HNVL SHUPLQWDDQ ³&R]\´ EDLN FRNHODW EXEXN
dengan beberapa cara, diantaranya: maupun cokelat batang dapat dihitung dengan
1. Observasi metode Trend Linier, dengan hasil sebagai berikut:
2. Wawancara
3. Dokumentasi Tabel 2. Proyeksi Permintaan Produk Cokelat
³&R]\´
Instrumen Penelitian Permintaan (kg)
Tahun
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian Bubuk Batang
berupa: 2015 434 434
1. Pedoman observasi 2016 720 870
2. Pedoman wawancara 2017 1.008 1.302
3. Pedoman dokumentasi 2018 1.296 1.734
2019 756 1.209
Sumber: Data Diolah, 2015
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
2. Pesaing
ini terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
3HVDLQJ ELVQLV ³&R]\´ GL .RWD %OLWDU \DLWX
1. Aspek Pasar dan Pemasaran, meliputi:
.DPSXQJ &RNHODW ³*XVDQW´ GDQ &RNHODW
a. Menganalisis permintaan pasar
³3LQRQLND´ .HGXD SHVDLQJ WHUVHEXW VDPD-sama
b. Menganalisis pesaing
memproduksi cokelat dalam berbagai variasi bentuk
c. Menganalisis pangsa pasar
GDQ UDVD .DPSXQJ &RNHODW ³*XVDQW´ PHPSURGXNVL
d. Menganalisis strategi dan bauran
cokelat batang dan menawarkan wisata edukasi
pemasaran
berkaitan dengan penanaman dan pengolahan
2. Aspek Teknis dan Produksi, meliputi:
cokelat, serta menyediakan cafetaria untuk
a. Menganalisis lokasi produksi
EHEHUDSD MHQLV PDNDQDQ &RNHODW ³3LQRQLND´
b. Menganalisis bahan baku, bahan tambahan,
memproduksi cokelat dengan hasil kreasi dari
dan bahan penolong
makanan tradisional khas Blitar, salah satunya yaitu
c. Menganalisis teknologi yang digunakan
kurma wijen dan enting cokelat dengan harga
d. Menganalisis proses produksi
Rp30.000 per kotak (isi 5 batang).
3. Aspek Organisasi dan Manajemen, meliputi:
a. Menganalisis struktur organisasi
3. Pangsa Pasar
b. Menganalisis jumlah dan kualifikasi tenaga
Pangsa pasar Home Industry Cokelat
kerja
³&R]\´ FXNXS OXDV GHQJDQ NRQVXPHQ GDUL VHPXD
4. Aspek Finansial, meliputi:
kalangan karena harga yang ditetapkan terjangkau.
a. Menganalisis kebutuhan dana
Cokelat bubuk maupun cokelat EDWDQJ ³&R]\´
b. Menganalisis sumber dana
sudah tersebar di beberapa kota diantaranya Blitar,
c. Menganalisis modal kerja
Tulungagung, Malang, Jember, Jombang, dan
d. Menghitung proyeksi rugi/laba
Bandung.
e. Menghitung proyeksi arus kas masuk (cash
inflow)
4. Bauran Pemasaran
f. Menganalisis kelayakan berdasarkan
1) Produk (Product)
kriteria penilaian investasi yang terdiri dari:
Home Industry &RNHODW ³&R]\´
1) Payback Period (PP)
mengeluarkan aneka produk jadi, mulai cokelat
2) Net Present Value (NPV)
bubuk berbentuk sachet sebagai minuman
3) Internal Rate of Return (IRR)
sampai denagn cokelat batang. Produk jadi
4) Profitability Index (PI)
berupa cokelat bubuk antara lain Bubuk
Cokelat Cream dan Bubuk Cokelat Original,
masing-masing terdapat ukuran berat 40 gram,
HASIL DAN PEMBAHASAN
0,5 kg, dan 1 kg. Produk jadi berupa cokelat
Analisis Kelayakan terhadap Aspek Pasar dan
batang antara lain Cokelat Batang Original,
Pemasaran
Cokelat Batang Milk, Cokelat Batang Crispy,
1. Permintaan Pasar
Cokelat Batang Blueberry, Cokelat Batang
3HUPLQWDDQ SURGXN FRNHODW ³&R]\´ EDLN
Strawberry, dan Cokelat Batang Mente,
bubuk maupun batang mengalami peningkatan
masing-masing 50 gram dan 70 gram.
jumlah pesanan setiap bulan dari awal usaha berdiri.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2) Harga (Price) harga bahan baku cokelat blok berkisar antara
Penetapan harga pada produk Rp50.000 sampai dengan Rp130.000 per kilogram.
ditentukan dengan perhitungan tertentu secara Bahan tambahan berupa gula, susu atau creammer,
baku dan konsisten, serta berdasarkan setiap dan berbagai isi dari cokelat batang dibeli dengan
pengeluaran dalam membeli bahan baku dan harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp110.000 per
proses pengerjaan produksi. Harga yang kilogram.
ditetapkan untuk setiap produk bermacam-
macam, mulai dari harga Rp2.250 per sachet 3. Peralatan Produksi
untuk cokelat bubuk sampai dengan harga Peralatan produksi berupa mesin penggiling
Rp8.500 per biji untuk cokelat batang dengan bubuk cokelat, mesin perekat plastik, kulkas,
berbagai varian rasa, sedangkan harga yang kompor gas, panci, baskom, timbangan, cetakan
ditetapkan untuk reseller lebih rendah. cokelat, dan gunting. Semua peralatan untuk
3) Distribusi (Place) produksi dalam keadaan bagus dan bersih.
'LVWULEXVL SURGXN FRNHODW ³&R]\´
mudah dan masih sederhana, sehingga tidak 4. Proses Produksi
mengalami banyak kendala. Rantai distribusi Proses produksi yang dilakukan masih
KDVLO SURGXNVL ³&R]\´ GDUL SURGXVHQ NH sederhana dan secara manual mengingat usaha ini
konsumen relatif pendek. Pemilik usaha belum mempunyai alat teknologi yang mendukung,
menjual langsung ke reseller yaitu toko oleh- sehingga masih mengandalkan tenaga manusia.
oleh atau cafe, juga dapat langsung ke Kapasitas produksi untuk cokelat bubuk rata-rata 5
konsumen (end-user). sampai 10 kr per hari, dan untuk cokelat batang
4) Promosi (Promotion) tergantung bentuk rata-rata 5 sampai 50 kg per hari.
Home Industry &RNHODW ³&R]\´ Produksi dipengaruhi oleh jumlah permintaan pasar
melakukan beberapa kegiatan promosi untuk karena home industry ini masih dalam tahap
mendapatkan pelanggan, diantaranya yaitu perintisan. Tahap proses produksi pada Home
melalui media online, jaringan, promosi, Industry &RNHODW ³&R]\´ GLJDPEDUNDQ VHEDJDL
maual, dan membuat brosur. berikut:
Analisis pasar dan pemasaran menunjukkan
bahwa prospek Home Industry &RNHODW ³&R]\´ Bubuk Cokelat Cokelat Blok
cukup baik, hal ini dilihat dari peningkatan jumlah
permintaan setiap tahun. Hasil produksi yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau, dan Pencampuran (mix) Pemanasan / tim
strategi terkait bauran pemasaran yang cukup bagus.
pengemasan pencetakan
Analisis Kelayakan terhadap Aspek Teknis dan
Produksi
1. Lokasi Produksi pengemasan
Tempat produksi usaha merupakan rumah Gambar 1. Alur Proses Produksi
tempat tinggal dari pencetus ide sekaligus pemilik Sumber: Data Diolah, 2015
untuk menjalankan home industry cokelat. Home
Industry &RNHODW ³&R]\´ EHUDODPDW GL /LQJNXQJDQ
Jaten RT 01 RW 01 Kelurahan Kademangan,
Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

2. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Analisis Kelayakan terhadap Aspek Organisasi
Penolong dan Manajemen
Bahan baku yang diperlukan dalam proses 1. Struktur Organisasi
produksi yaitu bubuk cokelat dan cokelat blok. Struktur organisasi Home Industry Cokelat
Bahan tambahan berupa gula, susu atau creammer, ³&R]\´ EHUEHQWXN JDULV DWDX OLQL GDQ disusun secara
crispy, blueberry, strawberry, dan mente. Bahan sederhana, yaitu pemilik dan pemimpin usaha
penolong digunakan dalam proses pengemasan berada di posisi atas. Terdapat tiga divisi dalam
produk antara lain aluminium foil, plastik dan stiker struktur organisasi yaitu divisi pengembangan,
kemasan, serta lem. Harga bahan baku bubuk produksi, dan pemasaran. Ketua divisi berada di
berkisar antara Rp50.000 per kilogram, sedangkan bawah ketua diikuti dengan anggota selaku

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pelaksana dimana masing-masing tenaga kerja pengarahan, dan pengendalian. Struktur organisasi
melakukan tugas (jobdesc) yang telah ditentukan. yang sederhana memudahkan pelaksanaan tugas
Jumlah tenaga kerja sedikit, hubungan antara dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam
pemilik usaha dengan tenaga kerja sangat dekat, home industry. Bentuk struktur organisasi garis atau
serta tingkat spesialisasi belum tinggi. lini menunjukkan pemilik usaha berupaya untuk
menjalin hubungan yang baik dengan karyawan,
2. Jumlah Tenaga Kerja dan membina solidaritas yang tinggi antar
Tenaga Kerja Home Industry Cokelat karyawan. Home industry ini juga mengadakan
³&R]\´ EHUMXPODK RUDQg dengan kualifikasi pelatihan meskipun bersifat non formal, dan sistem
pendidikan SMA/SMK dan Sarjana. Tenaga kerja pengupahan yang sesuai dengan hasil kerja.
\DQJ WHUOLEDW GDODP XVDKD ³&R]\´ WHUEDJL PHQMDGL
tiga divisi, yaitu divisi pengembangan yang Analisis Kelayakan terhadap Aspek Finansial
berjumlah 2 orang, divisi produksi berjumlah 3 Kebutuhan Dana
orang, dan divisi pemasaran berjumlah 4 orang. Dana yang dibutuhkan pada permulaan
KegLDWDQ XVDKD ³&R]\´ PDVLK VHGHUKDQD VHKLQJJD pendirian Home Industry &RNHODW ³&R]\´ WHUGLUL
tidak membutuhkan pekerja yang banyak, namun dari dua, yaitu untuk aktiva tetap dan untuk modal
dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit mampu kerja.
menghasilkan output yang maksimal.
Tabel 3. Rincian Kebutuhan Dana Home Industry
3. Kualifikasi Tenaga Kerja &RNHODW ³&R]\´ 7DKXQ
Secara umum, tenaga kerja yang ada bukan Kebutuhan Dana Jumlah
merupakan kualifikasi tenaga kerja tetap, namun Aktiva Tetap
lebih kepada tenaga kerja lepas atau join kerja Mesin Penggiling Rp 1.600.000
dengan perhitungan keuntungan tertentu. Bubuk
Mesin Perekat Rp 225.000
Kualifikasi pendidikan tenaga kerja pada Home
Plastik
Industry &RNHODW ³&R]\´ \DLWX MHQMDQJ SHQGLGLNDQ
Kulkas Rp 1.500.000
SMA/SMK sampai Sarjana. Adapun tenaga kerja Kompor Gas Rp 225.000
berjenjang pendidikan SMA/SMK lima orang dan Panci Rp 55.000
jenjang Sarjana enam orang. Baskom Rp 30.000
Timbangan Digital Rp 250.000
4. Sistem Pengupahan dan Pelatihan Cetakan Cokelat Rp 360.000
Sistem pengupahan tenaga kerja bermacam- Gunting Rp 10.000
macam, untuk divisi produksi menggunakan sistem Jumlah Aktiva Tetap Rp 4.255.000
bonus per unit dari hasil produksi, untuk divisi Modal Kerja
pemasaran menggunakan sistem join bagi hasil, dan Kas Rp 2.700.000
untuk divisi pengembangan menggunakan royalty. Bahan Cokelat Rp 2.205.000
Semua tenaga kerja mendapatkan proses trainning Bahan lain-lain Rp 840.000
(pelatihan) selama bekerja di home industry. Jumlah Modal Rp 5.745.000
Pelatihan oleh pemilik usaha diadakan setiap ada Kerja
jenis produk yang baru, sehingga tenaga kerja dapat Jumlah Kebutuhan Dana Rp10.000.000
langsung mempelajari proses produksi, strategi Sumber: Data Diolah, 2015
pemasaran, dan pengembangan yang akan
diterapkan. Proses trainning bersifat non formal, Sumber Dana
Sumber dana yang dibutuhkan Home
dan bertujuan agar kualitas setiap produk yang
Industry &RNHODW ³&R]\´ EHUDVDO GDUL PRGDO sendiri.
dihasilkan tetap terjaga. Home Industry Cokelat
Modal yang digunakan untuk mendirikan usaha ini
³&R]\´ PHQMDODQNDQ fungsi-fungsi manajemen,
yaitu sebesar Rp10.000.000 termasuk pengadaan
walaupun tidak sekompleks usaha besar. Adapun
mesin dan peralatan untuk produksi.
fungsi manajemen yaitu Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan
(Actuating), dan Pengawasan (Controllng). Modal Kerja
Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan
Analisis organisasi dan manajemen
peralatan produksi terdiri dari kas untuk membiayai
menunjukkan bahwa pemilik usaha telah
menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan upah tenaga kerja, transportasi, serta biaya listrik
baik, dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, dan air, kemudian bahan pembuat cokelat yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
terdiri dari bahan baku dan bahan tambahan. Bahan Proyeksi Biaya
lain-lain terdiri dari perlengkapan yang digunakan Biaya-biaya yang dikeluarkan Home
untuk memproduksi cokelat bubuk dan cokelat Industry &RNHODW ³&R]\´ DGDODK ELD\D XQWXN XSDK
batang. Rincian biaya untuk bahan cokelat dan tenaga kerja, biaya depresiasi, biaya listrik dan air,
bahan lain-lain disajikan dalam tabel berikut: serta biaya operasional yang meliputi biaya
transportasi dan biaya pemasaran. Perhitungan
Tabel 4. Rincian Biaya Modal Kerja Home Industry biaya penyusutan atau depresiasi menggunakan
&RNHODW ³&R]\´ 7DKXQ metode garis lurus tanpa nilai sisa. Proyeksi biaya
Jenis Keterangan Biaya operasional yang dikeluarkan Home Industry
Kas Rp 2.700.000 &RNHODW ³&R]\´ XQWXN OLPD WDKXQ PHQGDWDQJ
Bahan Bahan Baku Rp 1.700.000 disajikan dalam tabel berikut:
Cokelat Bahan Rp 505.000
Tambahan Tabel 7. Proyeksi Biaya Operasional Home Industry
Bahan Aluminium foil Rp 600.000 &RNHODW ³&R]\´
Lain- Plastik 0,08 mm Rp 40.000 Tahun Biaya Transportasi Biaya Pemasaran
lain Stiker Kemasan Rp 187.500 2014 Rp 1.200.000 Rp 900.000
Lem Rp 12.500 2015 Rp 2.880.000 Rp 2.160.000
Total Rp 5.745.000 2016 Rp 3.456.000 Rp 2.592.000
Sumber: Data Diolah, 2015 2017 Rp 4.147.200 Rp 3.110.400
2018 Rp 4.976.640 Rp 3.732.480
Proyeksi Pendapatan 2019 Rp 2.985.984 Rp 2.239.488
Proyeksi pendapatan home industry untuk Sumber: Data Diolah, 2015
produk cokelat bubuk disajikan dalam tabel berikut:
Cash Inflow
Tabel 5. Proyeksi Pendapatan Cokelat Bubuk Cash Inflow diperoleh dari laba bersih
³&R]\´
ditambah dengan biaya penyusutan atau depresiasi.
Kuantitas Harga
Tahun Pendapatan Home Industry &RNHODW ³&R]\´ PHQJJXQDNDQ
(Sachet) Jual
100% modal sendiri, maka perhitungan CI mulai
2014 2.650 Rp 2.250 Rp 5.962.500
Juli 2014 sampai dengan Juni 2019 adalah sebagai
2015 10.850 Rp 2.250 Rp 24.412.500
berikut:
2016 18.000 Rp 2.250 Rp 40.500.000
2017 25.200 Rp 2.250 Rp 56.700.000
Tabel 8. Proyeksi Cash Inflow Home Industry Cokelat
2018 32.400 Rp 2.250 Rp 72.900.000
³&R]\´
2019 18.900 Rp 2.250 Rp 42.525.000 Tahun Laba Bersih Depresiasi Cash Inflow
Sumber: Data Diolah, 2015 (EAT) (CI)
2014 Rp 1.078.788 Rp851.000 Rp 2.559.788
Sedangkan proyeksi pendapatan untuk produk 2015 Rp12.553.275 Rp851.000 Rp 13.404.275
cokelat batang disajikan dalam tabel berikut: 2016 Rp27.279.000 Rp851.000 Rp 28.130.000
2017 Rp41.718.600 Rp851.000 Rp 42.569.600
2018 Rp55.916.280 Rp851.000 Rp 56.767.280
2019 Rp32.955.678 Rp851.000 Rp 33.806.678
Sumber: Data Diolah, 2015
Tabel 6. Proyeksi Pendapatan Cokelat Batang
³&R]\´
Kuantitas Harga Kriteria Penilaian Investasi
Tahun Pendapatan Metode yang digunakan untuk menilai
(Batang) Jual
2014 1.280 Rp 2.250 Rp 7.680.000 kelayakan investasi yaitu Metode Konvensional
2015 8.680 Rp 6.000 Rp 52.080.000 yang terdiri dari Payback Period (PP), serta Metode
2016 17.400 Rp 6.000 Rp 104.400.000 Discounted Cash Flow yang terdiri dari Net Present
2017 26.040 Rp 6.000 Rp 156.240.000 Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan
2018 34.680 Rp 6.000 Rp 208.080.000 Profitability Index (PI). Ringkasan hasil analisis
2019 20.580 Rp 6.000 Rp 123.480.000 kelayakan investasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Sumber: Data Diolah, 2015

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 9. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Home Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Industry &RNHODW ³&R]\´ dan Profitability Index (PI), karena masing-
No. Alat Analisis Hasil Keterangan masing perhitungan memenuhi kriteria
Analisis investasi, dimana nilai PP atau jangka waktu
1. Payback 1 tahun 7 Layak pengembalian modal kurang dari umur
Period (PP) bulan
investasi (5 tahun), nilai NPV yang positif atau
2. Net Present Layak
lebih besar dari nol, nilai IRR yang lebih besar
Value (NPV) 116.261.950
3. Internal Rate Layak
dari tingkat suku bunga deposito (7,75%), dan
of Return 116,33% nilai PI yang lebih besar dari satu.
(IRR)
4. Profitability Layak Saran
12,63 1. Sebaiknya kegiatan Home Industry Cokelat
Index (PI)
Sumber: Data Diolah, 2015 ³&R]\´ WHUXV GLNHPEDQJNDQ NDUHQD OD\DN
untuk dilaksanakan karena dilihat dari segi
Hasil perhitungan kelayakan investasi yang proyeksi permintaan yang cenderung semakin
meliputi PP, NPV, IRR, dan PI menunjukkan bahwa meningkat sehingga menjadikan prospek usaha
Home Industry &RNHODW ³&R]\ OD\DN XQWXN yang bagus.
dijalankan, karena masing-masing perhitungan 2. Meningkatkan promosi penjualan, tidak hanya
memenuhi kriteria investasi. Payback Period yang pada daerah pemasaran yang ada namun juga
dihasilkan yaitu 1 tahun 7 bulan, lebih pendek dari daerah baru dengan memperluas pangsa pasar
umur investasi yaitu lima tahun, nilai NPV sebesar mengingat permintaan produk yang sangat
116.261.950 dimana lebih dari nol, IRR yang tinggi.
diperoleh yaitu 116,33% dan lebih besar dari tingkat 3. Perlu adanya kualifikasi tenaga kerja dalam
suku bunga yaitu 7,75%, serta hasil perhitungan PI proses rekruitmen, serta pelatihan tenaga kerja
menunjukkan angka 12,63, maka Home Industry sebaiknya terus dilakukan secara intensif
&RNHODW ³&R]\´ OD\DN GLMDODQNDQ sehingga kualitas produk dan pelayanan
terhadap konsumen tetap terjaga.
KESIMPULAN DAN SARAN 4. Pemanfaatan lahan produksi perlu ditingkatkan
Kesimpulan agar dapat memenuhi kapasitas produk cokelat
1. Analisis pasar dan pemasaran menunjukkan yang diminta oleh pasar, serta pengembangan
bahwa prospek Home Industry &RNHODW ³&R]\´ mesin dan perlatan produksi yang lebih
cukup baik, hal ini dilihat dari peningkatan memadai.
jumlah permintaan setiap tahun. Ketersediaan 5. Sebaiknya Home Industry &RNHODW ³&R]\´
bahan baku dan bahan pembantu yang melakukan pinjaman modal dalam hal
memadai, dan strategi terkait bauran pemasaran pengembangan usaha, tidak hanya
yang cukup bagus. mengandalkan modal sendiri sehingga terdapat
2. Analisis teknis dan produksi meninjukkan motivasi berwirausaha dan terus melakukan
bahwa kondisi tempat serta perlatan produksi inovasi-inovasi baru.
tetap bersih dan terjaga kualitasnya, serta
memenuhi kapasitas produksi. DAFTAR PUSTAKA
3. Analisis organisasi dan manajemen Aditya, Arys. 2014. ³.RQVXPVL 7XPEXK
menunjukkan bahwa pemilik usaha telah %LVQLV +LOLU .DNDR 0DNLQ &HUDK´, diakses
menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan pada tanggal 26 September 2014 dari
cukup baik, dimulai dari perencanaan, http://industri.bisnis.com/
pengorganisasian, pengarahan, dan read/20140324/99/213442/konsumsi-
pengendalian. Bentuk struktur organisasi garis tumbuh-20-bisnis-hilir-kakao-makin-cerah
atau lini menunjukkan pemilik usaha berupaya
$QRQLP ³Koperasi dan UMKM dalam
untuk menjalin hubungan yang baik dengan
Angka´ GLDNVHV SDGD WDQJJDO )HEUXDUL
karyawan, dan membina solidaritas yang tinggi
dari http://www.neraca.co.id/article/
antar karyawan.
39432/Koperasi-dan-UMKM-Dalam-Angka
4. Analisis finansial dengan menggunakan 100%
modal sendiri dikatakan layak berdasarkan Jumingan, 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:
hasil perhitungan kelayakan investasi yang Bumi Aksara
meliputi Payback Period (PP), Net Present

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kamaluddin, 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Siregar, Tumpal H.S., dkk. 2007. Pembudidayaan,
Malang: DIOMA Pengolahan, dan Pemasaran Cokelat.
Jakarta: Penebar Swadaya
Kasmir dan Jakfar. 2004. Studi Kelayakan Bisnis.
Jakarta: Kencana Sofyan, Iban. 2004. Studi Kelayakan Bisnis.
Yogyakarta: Graha Ilmu
.KXPDODVDUL ³Home Industri´ GLDNVHV SDGD
tanggal 3 Februari 2015 dari Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori,
https://arumdyankhumalasari.wordpress.com Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia
/2011/04/16/home-industri/
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi 2: Membuka
Kuswadi. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Cakrawala Dunia. Jakarta: Pusat Perbukuan
Yogyakarta: ANDI Departemen Pendidikan Nasional
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo.
2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Jakarta:
PT Grasindo

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 11


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like