Professional Documents
Culture Documents
php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
Taufik Hidayat
Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik
Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar,Indonesia
Email: taufik.hidayat@gmail.com
Abstract
This study aims to analyze the process of organizational restructuring of regional devices in the scope
of North Kolaka District Government (Case Study of Tiwu and Lasusua Sub-districts) and analysis of
typology and size of the organization of the Kecamatan. This research was conducted in North Kolaka
Regency using mix method approach. The research shows that the process of restructuring of regional
apparatus organization in North Kolaka district especially in Tiwu District and Lasusua sub-district
institutional redesign has not been through the stages and process of effective and efficient
institutional arrangement, the formation process of the formulation team, the political process of
policy determination, the process of determining type and magnitude of sub-district organization,
organizational structure and working procedures, duties and sub-district functions that overlap one
affair with other affairs, and the lack of socialization of institutional arrangement policy so that the
process of organizational restructuring of sub-district has not been rational, effective and efficient as
well as determination of tipelogi and the size of Tiwu and Lasusua sub-district organizations have not
been based on analysis of the main workload of government affairs in general variables and technical
variables in a rational, effective and efficient manner.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis proses restrukturisasi organisasi perangkat daerah di
lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara (Studi Kasus Kecamatan Tiwu dan Kecamatan
Lasusua) dan analisis tipelogi dan besaran organisasi Kecamatan tersebut. Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Kolaka Utara dengan menggunakan pendekatan mix method.
Penelitian menunjukkan proses restrukturisasi organisasi perangkat daerah di Kabupaten
Kolaka Utara khususnya dalam redesain kelembagaan Kecamatan Tiwu dan Kecamatan
Lasusua, belum melalui tahapan-tahapan dan proses penataan kelembagaan yang efektif dan
efisien, proses pembentukan tim perumus (kepanitiaan), proses politik penetapan kebijakan,
proses penentuan tipe dan besaran organisasi Kecamatan, Struktur Organisasi dan Tata Kerja,
Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan yang tumpang tindih antara satu urusan dengan urusan
yang lain, serta kurangnya sosialisasi kebijakan penataan kelembagaan sehingga belum
terwujudnya proses restrukturisasi organisasi Kecamatan yang rasional, efektif dan efisien
serta penentuan tipelogi dan besaran organisasi Kecamatan Tiwu dan Kecamatan Lasusua
belum berdasarkan analisis beban kerja utama urusan pemerintahan dalam variabel umum dan
variabel teknis secara rasional, efektif dan efisien.
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 29
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
memberikan penjelasan tambahan tentang beban kerja yang besar, yang berimplikasi
pelaksanaan restrukturisasi organisasi dan pada struktur organisasi yang terdiri dari 1
penataan kelembagaan organisasi Sekretariat, 2 Sub Bagian dan paling
perangkat daerah di Kabupaten Kolaka banyak 5 seksi.
Utara. Adapun butir penjelasannya sebagai Proses restrukturisasi tidak melalui
berikut : proses dan tahapan penataan kelembagaan
“penyesuaian terhadap regulasi yang yang efektif dan efisien. Proses penataan
baru merupakan tuntutan yang harus kelembagaan organisasi Kecamatan Tiwu
dipenuhi dan dilaksanakan tidak dan Kecamatan Lasusua secara umum
hanya OPD di Kabupaten Kolaka masih mempunyai berbagai kelemahan-
Utara. Akan tetapi, di seluruh jajaran kelemahan seperti lambatnya pembentukan
pemerintah daerah baik Provinsi kepanitiaan / tim perumus/ analis
maupun Kabupaten/Kota yang kelembagaan organisasi Kecamatan, hasil
mengimplementasikan PP 18 Tahun analisis pemerintah daerah dalam
2016 tersebut (wawancara “ZB” pembentukan Struktur Organisasi dan Tata
Asisten I Setda, 1 November 2017) Kerja (SOTK), bagan alir dalam struktur
Demikian pernyataan dari beberapa organisasi dan jumlah lini dalam struktur
informan tersebut, yang memberikan organisasi belum memperhatikan aspek
penjelasan terkait proses restrukturisasi rasionalitas dalam desain kelembagaan.
organisasi perangkat daerah di Kabupaten Proses restrukturisasi organisasi
Kolaka Utara khususnya dalam penataan perangkat daerah tersebut tidak dilakukan
dan restrukturisasi organisasi Kecamatan dengan analisis beban kerja utama yang
Tiwu dan Kecamatan Lasusua dalam rasional berdasarkan variabel umum dan
kaitannya dalam proses awal penyusunan variabel teknis sebagaimana ditetapkan
naskah akademik, naskah politik dan dalam lampiran peraturan pemerintah.
naskah hukum serta pembahasannya di Proses restrukturisasi organisasi tidak
lembaga legislatif. melalui tahapan dan prosedur penyusunan
Proses restrukturisasi organisasi dan formulasi kebijakan yang benar.
perangkat daerah Kabupaten Kolaka Utara Pembentukan organisasi perangkat daerah
khususnya organisasi Kecamatan Tiwu dan khususnya Kecamatan Tiwu dan
Kecamatan Lasusua dilakukan berdasarkan Kecamatan Lasusua dilakukan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun lambatnya pembentukan kepanitiaan, tim
2016 tentang Perangkat Daerah. Setelah penyusun atau tim perumus dalam analisis
itu, ditindaklanjuti melalui kebijakan yang beban kerja utama urusan pemerintahan
dikeluarkan oleh Pemerintahan daerah yang terdapat dalam variabel umum dan
Kabupaten Kolaka Utara melalui Peraturan variabel teknis. Oleh karena itu, kebijakan
Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang tersebut lahir tidak dengan analisis dan
Pembentukan dan Susunan Perangkat pengkajian yang mendalam sehingga
Daerah Kabupaten Kolaka Utara Pasal 3 terjadi beberapa kali revisi dan perbaikan
ayat (2) huruf c bahwa Kecamatan Tiwu yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
dengan Tipe A, dan huruf a bahwa Sulawesi Tenggara dan Direktorat Jenderal
Kecamatan Lasusua dengan tipe A, hal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam
tersebut berarti bahwa Kecamatan Tiwu Negeri Republik Indonesia.
dan Kecamatan Lasusua berdasarkan hasil Selain itu, proses restrukturisasi dan
analisis tersebut dibentuk dengan dengan penataan kelembagaan organisasi
34 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
36 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
pada kategori beban kerja yang besar. Oleh berdampak pada besaran organisasinya
karena itu, konsekuensi Kecamatan yang seperti struktur organisasi, penjabaran
bertipe A akan berdampak pada besaran tugas dan fungsi, dan tata kerja baik tata
organisasinya seperti struktur organisasi, kerja yang bersifat vertikal maupun
penjabaran tugas dan fungsi, dan tata kerja horizontal. Begitu pula dari aspek
baik tata kerja yang bersifat vertikal pendanaan rutin operasional di setiap
maupun horizontal. Begitu pula dari aspek Kecamatan semestinya mempunyai
pendanaan rutin operasional di setiap besaran alokasi anggaran yang berbeda-
Kecamatan semestinya mempunyai beda pula.
besaran alokasi anggaran yang berbeda- Akan tetapi, besaran organisasi
beda pula. Kecamatan Tiwu dan Kecamatan Lasusua
Akan tetapi, besaran organisasi tersebut tidak sejalan dengan lahirnya
Kecamatan Tiwu dan Kecamatan Lasusua Peraturan Bupati Kolaka Utara Nomor 58
tersebut tidak sejalan dengan lahirnya Tahun 2016 yang terlihat jelas dalam
Peraturan Bupati Kolaka Utara Nomor 58 bagan struktur organisasi yang berbeda,
Tahun 2016 yang terlihat jelas dalam penjabaran tugas pokok dan fungsi di
bagan struktur organisasi yang berbeda, setiap lini organisasi yang berbeda. Hal
penjabaran tugas pokok dan fungsi di tersebut terjadi perbedaan karena dalam
setiap lini organisasi yang berbeda. penyusunan bagan struktur organisasi Tim
Berdasarkan besaran organisasi Perumus dalam hal ini Bagian Organisasi
perangkat daerah Kecamatan Tiwu dan Tatalaksana Sekretariat Daerah
sebagaimana dijelaskan pada bagian hasil melakukan pengklasifikasian terhadap
penelitian, maka penentuan besaran seluruh kecamatan dengan
organisasi Kecamatan Tiwu dan mempertimbangkan jumlah penduduk dan
Kecamatan Lasusua dilakukan melalui jumlah Desa/Kelurahan.
perhitungan keberadaan Kecamatan Tiwu Pada dasarnya Kecamatan Tiwu dan
dan Kecamatan Lasusua berada dalam Kecamatan Lasusua bertipe A. Akan tetapi,
kategori dan klasifikasi indikator jumlah tipelogi Kecamatan Tiwu dan Kecamatan
penduduk Kabupaten Kolaka Utara, luas Lasusua tidak berbanding lurus dengan
wilayah Kabupaten Kolaka Utara dan peraturan teknis operasional sebagaimana
jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja dijelaskan dalam Peraturan Bupati. Oleh
Daerah (APBD) Kabupaten Kolaka Utara. karena itu, besaran organisasi Kecamatan
Selain itu, besaran organisasi Tiwu dan Kecamatan Lasusua belum
mempertimbangkan indikator teknis yaitu efektif, efisien dan rasional karena keluar
jumlah penduduk masing-masing dari Peraturan Pemerintah Nomor 18
Kecamatan, Jumlah Desa/Kelurahan Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
masing-masing Kecamatan dan luas Besaran organisasi Kecamatan Tiwu
wilayah masing-masing Kecamatan. dan Kecamatan Lasusua tersebut perlu
Pada dasarnya Kecamatan Tiwu dan diperbaiki dalam penyusunan Struktur
Kecamatan Lasusua berdasarkan hasil Organisasi dan Tata Kerja (SOTK),
kategorisasi tipe klasifikasi kecamatan, penjabaran tugas pokok dan fungsi disetiap
kedua Kecamatan tersebut bertipe A dalam lini / seksi yang ada di Kecamatan. Oleh
hal ini berada pada kategori beban kerja karena itu, landasan hukum dan kebijakan
yang besar. Oleh karena itu, konsekuensi daerah dalam penyusunan besaran
Kecamatan yang bertipe A akan organisasi Kecamatan tersebut masih
40 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
terdapat kelemahan yang harusdi perbaiki. oleh penempatan pegawai tidak sesuai
Selain itu, Kecamatan Tiwu dan dengan bidang keahlian karena Kecamatan
Kecamatan Lasusua hasil restrukturisasi Tiwu dan Kecamatan Lasusua tersebut
organisasi diisi oleh pimpinan yang diisi oleh aparatur yang berkualifikasi
mempunyai latar belakang non pendidikan non pemerintahan dan
pemerintahan, Camat Tiwu berkualifikasi administrasi publik. Sehingga akan
Sarjana Pendidikan, sedangkan Camat berdampak pada penyelenggaraan tugas
Lasusua berkualifikasi Sarjana Pertanian. dan fungsi administrasi dan pemerintahan
Hal tersebut tidak sejalan dalam sehingga akan memberikan dampak secara
pengelolaan organisasi yang efektif yaitu luas dalam pelayanan publik.
the right man on the right place dalam Selain itu, proses restrukturisasi
manajemen sumber daya manusia aparatur. organisasi perangkat daerah Kecamatan
Menurut Rivai (2003) dalam Tiwu dan Kecamatan Lasusua belum
(Subekhi dan Jauhar, 2012), bahwa berhasil mencapai tujuan restrukturisasi
penataan sumber daya manusia dalam orgaisasi Restrukturisasi tidak bisa dilihat
proses reformasi birokrasi dapat diartikan hanya dari perampingan organisasi, sumber
sebagai suatu bentuk pendekatan daya manusia, atau kinerjanya saja akan
manajemen sumber daya manusia. Dalam tetapi juga harus diperhatikan bahwa
Perspektif reformasi birokrasi, pendekatan restrukturisasi adalah sebuah sistem yang
ini dilakukan dalam rangka menyikapi, saling mempengaruhi satu sama lainnya
mengatasi, dan sekaligus mengantisipasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Proses
permasalahan sumber daya manusia dalam restrukturisasi organisasi, penentuan
birokrasi. Selain itu, Menurut tipelogi dan besaran organisasi perangkat
Sedarmayanti (2009:94) pengukuran daerah kecamatan masih terdapat beberapa
mengenai penataan sumber daya manusia kelemahan dalam desain organisasi
aparatur dilaksanakan dengan sebagaimana yang dikemukakan oleh Don
memperhatikan: (1) penerapan sistem Helriegel (2001) bahwa secara prinsip,
merit dalam manajemen kepegawaian, (2) desain organisasi harus mampu : (a)
sistem diklat yang efektif, (3) standar dan menyalurkan informasi dan pembuatan
peningkatan kinerja; (4) Pola karier yang keputusan berdasarkan kepentingan
jelas dan terencana, (5) standar kompetensi stakeholders, (b) menentukan kewenangan
jabatan, (6) kualifikasi jabatan, (7) tugas, dan tanggung jawab dalam tugas, bagian
fungsi dan beban tugas proporsional, (8) dan departemen, (c) menyeimbangkan
rekrutmen sesuai prosedur, (9) penempatan integrasi antara pekerjaan, tim, departemen
pegawai sesuai keahlian, (10) renumerasi dan bagian, dengan kemampuan adaptasi
memadai, (11) perbaikan sistem terhadap perubahan lingkungan. Oleh
manajemen kepegawaian Oleh karena itu, karena itu, perlu melakukan revisi terhadap
berdasarkan proses restrukturisasi desain kelembagaan Kecamatan Tiwu dan
organisasi perangkat daerah kecamatan, Kecamatan Lasusua berdasarkan prinsip-
proses penentuan tipelogi dan besaran prinsip desain organisasi sebagaimana
Kecamatan Tiwu dan Kecamatan Lasusua yang dijelaskan di atas, sehingga proses
tersebut maka perlu melakukan reformasi restrukturisasi organisasi, penentuan
di sektor birokrasi khususnya terkait tipelogi dan besaran organisasi tersebut
dengan manajemen sumber daya manusia dilaksanakan secara efektif, efisien dan
aparatur, belum berdasarkan indikator- rasional.
indikator teoretis yang rasional, disebabkan
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 41
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 43