Professional Documents
Culture Documents
Peningkatan Nilai Daya Guna Bunga Rosela dan Honje Menjadi Bahan
Sambal Berbasis Kearifan Lokal
Dian Kresnadipayana1, Alfian Fendy Setiawan1, Rebeca Ester Nauli Sinaga1, Desi Ristiyanasari2,
Ariefah Yulandari1
1
Program Studi D-IV Analis Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta
2
Program Studi S1 Manajemen Universitas Setia Budi Surakarta
Email : dian.kresnadipayana@gmail.com
1
Kresnadipayana, dkk - Peningkatan Nilai Daya Guna Bunga Rosela ...
bisnis. Untuk meningkatkan daya saing UMKM, yang mampu menjadikan antosianin sebagai
baik aspek produktifitas maupun inovasi dapat antioksidan dengan mekanisme penangkapan
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan radikal (Mardiah et al., 2009).
kemampuan manajerial diharapkan UMKM Zat aktif yang terkandung dalam batang,
mampu mengoptimalkan potensi sumber daya bunga, dan daun yang pernah dilakukan
alam. Sumber daya alam Indonesia telah banyak oleh penelitian sebelumnya, yaitu pada hinje
dikenal melipah dari Sabang hingga Merauke (kecomrang) mengandung tannin, terpenoid,
yang dibuktikan dengan keanekearagaman saponin, dan polifenol, serta minyak atsiri yang
hayati yang terdapat di dalamnya. Terkait dengan berpotensi sebagai anthelmintik juga sebagai
potensi sumber daya alam yang masih begitu anti bakteri (Jaafar et.al, 2007). Penelitian lain
besar dibutuhkan produktifitas dan inovasi menyatakan bahwa bunga kecomrang selain
untuk dapat memanfaatkannya secara optimal sebagai bumbu masakan, juga mempunyai efek
sehinga dapat digunakan untuk meningkatkan terhadap terhadap antioksidan yang diujikan
daya saing UMKM. terhadap tikus (Jackie et.al, 2011).
Makan bukan hanya sebagai satu-satunya Para ahli kuliner sudah tidak meragukan
dorongan untuk mengatasi rasa lapar. Hal lagi manfaat honje sebagai bumbu rempah yang
ini disebabkan adanya faktor lain, seperti sangat baik sebagai penyedap dan penambah
kebutuhan fisiologi yaitu kebutuhan pemenuhan selera. Honje mengandung kadar lemak yang
gizi. Beberapa kelompok masyarakat rendah. Bunga honje dapat juga digunakan
membentuk dan melakukan suatu pola untuk menurunkan berat badan karena memiliki
tersendiri dalam memperoleh, menggunakan, kandungan lemak yang rendah. Masih banyak
dan menilai makanan yang merupakan ciri dari manfaat lain tanaman ini dalam hal khasiat
strata atau kelompok sosial masing-masing. obat, seperti untuk mengobati penyakit jantung,
Pola makan dan jenis makanan masyarakat mencegah penyakit kanker, dan menyuburkan
dapat menggambarkan perilaku hidup seperti pertumbuhan rambut karena tanaman hias ini
kesehatan, gaya hidup, lingkungan, dan sistem- mengandung zink yang baik untuk penyubur
sistem sosial masyarakat pendukungnya. Kuliner, rambut (Dewi, 2011).
secara budaya, menggambarkan identitas lokal
Kandungan manfaat antioksidan pada
suatu pendukung budaya yang mencirikan
kelopak bunga rosela terdapat pada senyawa
lingkungan dan kebiasaan yang akrab disebut
fenolik. Kandungannya lebih besar empat kali
sebagai suatu kearifan lokal (Wurianto, 2008).
ketimbang antioksidan pada manfaat daun
Hal ini juga menggambarkan representasi,
kumis kucing. Senyawa lain pada antioksidannya,
regulasi, konsumsi, dan produksi. Salah satu
seperti antosianin dan gossipetin memberikan
sumber daya alam yang terdapat di Indonesia
perlindungan yang terjadi akibat penuaan seperti
berupa tanaman yang memiliki ragam manfaat,
gejala penyakit diabetes, gejala penyakit jantung,
yaitu bunga rosela dan honje. Menurut Lesmana
sampai gejala kanker. Selain itu, sambal menjadi
et.al, (2018), kearifan lokal yang berupa tanaman
tahan karena terhambatnya pertumbuhan oleh
obat merupakan hasil produk budaya untuk
bakteri dan jamur sebab adanya antioksidan
keperluan bidang kesehatan. Bunga rosela dan
(Inggrid et.al, 2018).
honje merupakan produk kearifan lokal berupa
tanaman obat pada bidang kesehatan. Menurut Mardiah et.al, (2010), bunga rosela
yang memiliki karakteristik yang bagus yaitu
Bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
bagian yang berwarna merah segar, tidak layu,
mengandung senyawa yang memiliki aktivitas
dan kering. Menurut Samarang et.al., (2015),
antioksidan sehingga dapat menangkal radikal
pada bunga honje yang memiliki karakteristik
bebas (Nasifa dan Husni, 2018). Warna merah pada
yang bagus ,yaitu warnanya merah muda
bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) disebabkan
kehijauan, tidak ada bagian kering atau layu, dan
oleh kandungan antosianin. Antosianin berfungsi
jika ditekan tidak lembek. Pada produk sambal ini
sebagai antioksidan yang diyakini dapat
akan semakin awet karena cara pengemasannya
menyembuhkan penyakit degeneratif. Antosianin
secara vacuum (bebas oksigen) sehingga akan
memiliki sistem ikatan rangkap terkonjugasi
menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur
yang bersifat aerob obligat dan aerob fakultatif, Pelaksanaan program Gemati Rampah
yang pada proses pertumbuhannya memerlukan terdiri atas dua proses pengolahan, yaitu
oksigen dan tidak dapat hidup pada lingkungan pembuatan bumbu dan proses memasak sambal.
tanpa oksigen. Proses pembuatan bumbu terdiri dari tiga tahap,
Bunga rosela dan honje biasanya digunakan yaitu persiapan alat dan bahan, pembuatan
dalam sambal sebagai variasi rasa sambal. bumbu, dan pengemasan atau penyimpanan
Bisnis usaha sambal rosela dan honje sangat sebelum digunakan. Pembuatan Gemati Rampah
potensial dan memiliki prospek pengembangan terdiri dari 3 tahap, yaitu persiapan alat dan
yang positif. Peluang ini juga didukung oleh bahan, pembuatan sambal, pengemasan produk,
ketersediaan bahan baku bunga rosela dan honje dan pemasaran. Tempat produksi berada berada
yang melimpah dan besarnya minat masyarakat. di Kampung Tegalmulyo, Kelurahan Mojosongo,
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu Kota Surakarta.
membuat olahan sambal sehat dan bergizi Pemilihan area penjualan berada di sekitar
serta unik dengan bahan dasar bunga rosela kampus Universitas Setia Budi, tepatnya di
dan honje serta meningkatkan nilai guna bunga Jalan Letnan Jendral Sutoyo. Wilayah tersebut
rosela dan honje yang berlimpah agar dapat merupakan tempat yang memiliki prospek
bernilai ekonomi (Dewi, 2011). Manfaat dan untuk penempatan stand karena jalan tersebut
tujuan dibuatnya sambal rosela dan honje, termasuk daerah paling padat di daerah Solo.
yaitu membuat inovasi baru pada bahan olahan Pemasaran keliling akan dilakukan di sekitar
sambal yang berbahan bunga rosela dan honje, daerah kampus dan Alun-alun Kota Solo pada
mengetahui cara pengolahan sambal inovatif, hari libur. Selain itu, promosi juga dilakukan
sehat serta begizi dan unik, serta melatih melalui jejaring sosial untuk pemasaran di
kemandirian dan kreatifitas mahasiswa dalam wilayah lokal dan nasional.
mengembangkan usaha serta menyediakan Proses pembuatan sambal rosela dan honje
produk sambal rampah yang sehat dan bergizi terdiri dari 3 tahap, yakni:
untuk konsumen.
a. Tahap persiapan alat dan bahan
Tahap ini adalah tahap mempersiapkan alat
2. METODE dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat
Pelaksanaan pengabdian ini dibagi dalam produk herbal sambal gemati. Alat yang
3 tahap, yakni pendampingan manajemen dibutuhkan dalam pembuatan produk ini
keuangan, peningkatan aspek pemasaran, dan adalah blender. Blender digunakan sebagai
perbaikan kemasan. Kegiatan pendampingan tempat melumatkan bahan-bahan. Blender
keuangan dilakukan dengan penyuluhan tentang dipilih dengan bahan yang sebaik-baiknya
analisis BEP. Output dari kegiatan ini adalah dan tidak lengket. Alat kedua adalah alat
kemandirian kelompok dalam menghitung hot gun. Alat hot gun digunakan untuk
BEP dari produknya. Dalam bidang pemasaran, membungkus sambal yang sudah jadi. Alat
pendamping memberikan beberapa kolega hot gun yang dipilih juga harus memenuhi
yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk standar. Alat ketiga adalah loyang almunium.
promosi dan pemasaran produknya. Penyuluhan Loyang almunium ini merupakan alat yang
tentang kemasan produk, seperti desain, tempat berfungsi sebagai wadah pendingin dalam
kemasan, dan komposisi gizi pada label kemasan. pembuatan sambal. Alat keempat adalah
wajan. Wajan digunakan sebagai tempat
memasak sambal. Alat yang lain ialah serbet,
kompor, gas, centong, ember, dan toples.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan
produk ini adalah bunga rosela dan honje
sebagai bahan utama, cabai sebagai pemberi
rasa pedas, dan rempah-rempah lainnya,
garam sebagai pemberi rasa gurih dan gula
Gambar 1. Proses Kegiatan Pengabdian sebagai pemberi rasa manis serta bungkus
sambal untuk membungkus sambal dengan calon pembeli. Mitra mendesain stiker
stiker yang didesain menarik (Popy dan sambal tersebut dengan gambar bunga
Annen, 2009). rosela dan honje. Bungkus yang digunakan
b. Tahap pembuatan mempunya ukuran 150 ml. Sambal
dibungkus kemudian ditutup dengan
Prosedur pembuatan produk ini ialah
menggunakan plastik dan direkatkan
pertama-tama melumatkan semua bahan
menggunakan alat hot gun dingin (Popy dan
dengan minyak dalam blender, kecuali
Annen, 2009).
serai, lengkuas, merica, ketumbar, pandan,
dan daun salam. Setelah mendapatkan
lumatannya, bahan ditumis dengan serai, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ketumbar, merica, lengkuas, daun pandan, Kegiatan awal pengabdian dilakukan
dan daun salam. Setelah itu, memasukan dengan melakukan pendampingan berkaitan
garam dan gula. Selalu mengaduk campuran dengan aspek manajemen keuangan. Pada
tersebut agar sambal mengental. Memasak pendampingan KWM Gemati selama 7 hari
campuran tersebut sampai warnannya didapatkan hasil pendampingan analisis BEP.
menjadi kecoklatan. Setelah itu, berhenti Hasil perhitungan BEP menunjukkan bahwa
mengaduk kemudian masukkan cacahan pelaksanaan usaha ini belum mencapai nilai
bunga rosela yang sudah direndam air BEP yang diharapkan. Dari perhitungan BEP
hangat dan bunga honje. Selanjutnya, diperoleh waktu untuk mencapai BEP adalah 4
disangrai atau digongso lagi sampai bulan atau 120 hari. Pada tahap kedua, kelompok
bunga rosela dan honje layu. Setelah itu, melakukan pameran di ICBS Karanganyar
mematikan api. Berikutnya, campuran (Gambar 1) ini merupakan bentuk promosi
sambal dipindahkan ke loyang almunium pertama dalam bentuk pameran untuk kelompok
dan tunggu hingga dingin (Popy dan Annen, KWM Gemati. Beberapa pengunjung tertarik
2009). dengan produk dan membeli produk tersebut
c. Tahap pengemasan (Gambar 2). Pada tahap ketiga, pendamping
Dalam tahap ini sambal yang sudah dingin melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
siap untuk dikemas. Kemasan yang dipilih KWM Gemati yaitu pelaporan kelompok
berbentuk toples PET. Stiker didesain terhadap pendamping dan tindak lanjut dari
menarik agar memunculkan ketertarikan tahap pertama dan kedua (Gambar 3).
Grafik penjualan di atas menunjukkan periode April sampai Juni 2019 (Tabel 1).
bahwa terjadi kenaikan penjualan yang Pendampingan dalam mitra, yaitu menggunakan
cukup signifikan dari bulan pertama sejak sistem manajemen waktu dan kualitas. Dalam
diluncurkannya produk dan bulan kedua, yaitu manajemen waktu, kegiatan memantau produksi
sebanyak 130 pcs pada bulan pertama dan 142 sambal secara periodik. Manajemen produksi
pcs pada bulan kedua. Hal ini menunjukkan sebanyak 6 kali dan melakukan pemasaran
bahwa Sambal Gemati Rampah Bolaho memiliki juga 6 kali secara bergantian. Hal ini dilakukan
peluang usaha yang bagus karena dari hasil agar sebagai produsen dapat memperoleh
penjualan yang terus meningkat memperlihatkan keuntungan yang maksimal karena pelaku usaha
bahwa respon pasar cukup baik dan menerima memproduksi sambal apabila produksi yang
Sambal Gemati Rampah Bolaho ini. Ketika lama telah habis. Itu berarti selama 1 bulan
grafik penjualan terus meningkat, akan diiringi pemasaran melakukan berbagai cara untuk
dengan peningkatan mutu, kualitas, dan inovasi dapat menjual semua sambal.
agar tingkat penjualan stabil dan tidak terjadi Mitra KWM Gemati dengan produk sambal
kejenuhan pada konsumen Sambal Gemati ini sangat potensial dan memiliki prospek
Rampah Bolaho. pengembangan yang positif. Peluang ini juga
Produk ini berpotensi mendapatkan didukung oleh ketersediaan bahan baku bunga
P-IRT dan juga hak paten yang kemudian akan rosela dan honje yang melimpah di Solo. Bentuk
memudahkan jalan dari produk Sambal Gemati usaha Sambal Gemati Rampah Bolaho adalah
Rampah Bolaho unuk merambah pasar yang perseorangan, pengembangan produk ini
lebih luas, seperti toko oleh-oleh kota Solo, juga dapat meningkatkan pendapatan daerah,
minimarket, dan supermarket. Bunga rosela dan menyerap tenaga kerja, dan mengurangi
honje yang memiliki kandungan antioksidan pengangguran apabila dapat dikembangkan
yang diduga dapat menghambat pertumbuhan dalam skala besar. Jenis usaha ini adalah
mikroorganisme dapat menjadi referensi untuk manufacturing-trade, yaitu pengolahan bahan
melakukan penelitian yang memastikan apakah mentah bunga rosela dan honje serta rempah
bunga honje dan rosella dapat menghambat pilihan menjadi sambal rampah dan dilakukan
pertumbuhan mikroorganisme pada makanan. penjualan dengan sistem langsung kepada
Menurut Inggrid et.al (2018) flavonoid dan konsumen online dan offline. Usaha ini telah
aflatoksin dapat menghambat pertumbuhan sel berjalan selama kurang lebih 6 bulan dan
kanker. Kedua senyawa tersebut juga terdapat mendapat respon positif dari masyarakat. Minat
pada bunga rosela hal ini dapat menjadi referensi masyarakat yang begitu besar menyebabkan
untuk melakukan penelitian terhadap bunga usaha yang telah berjalan ini mempunyai kendala
rosela. produksi karena keterbatasan tempat produksi
Produksi dan penjualan produk sambal serta modal untuk melengkapi peralatan dan
Gemati Rampah Bolaho telah dilakukan pada bahan untuk produksi.
Pada manajemen kualitas, mitra berusaha untuk semua kalangan. Produk Sambal Gemati
memproduksi Sambal Gemati Rampah Bolaho Rampah Bolaho saat ini masih dikemas dalam 1
yang baru setiap bulannya dengan selalu macam kemasan, yaitu kemasan pot pet 150 ml
mempertahankan kualitas dan mencoba dengan harga Rp 20.000 perbungkus. Strategi
membuat inovasi baru untuk produk supaya para pemasaran merupakan kunci utama dalam usaha
konsumen merasa selalu tertarik dan berminat ini. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan
untuk membeli produk ini. Dapat disimpulkan sambal Gemati Rampah Bolaho memerlukan
bahwa tahap ini ialah tahap pendampingan mitra media promosi berupa pamflet dan MMT,
supaya menarik hati konsumen dengan berbagai penyebaran informasi dari mulut ke mulut,
cara. Semua usaha pasti ingin mendapatkan penjualan langsung ke pasar, toko, apotek, dan
keuntungan yang besar. Oleh karena itu, media sosial. Usaha ini mempunyai prospek
promosi sangat diperlukan. Media promosi yang yang menjanjikan karena belum ada di pasaran,
digunakan antara lain menyebar leaflet yang hanya membutuhkan pengelolaan yang baik
menerangkan produk tersebut, menyampaikan dan strategi pemasaran yang tepat guna
promo melalui teman dan saudara, melalui memperkenalkan pada masyarakat.
media sosial (online), melalui media marketplace,
dan menitipkan atau mendistribusikan produk
di toko. Beberapa hasil kegiatan promosi ini
terindikasi jumlah pemesanan meningkat.
Bunga rosela ini tentunya berasa sangat
asam dibanding bunga honje. Oleh karena itu,
perlu merendam sejenak dengan air hangat
akan mengurangi rasa asam. Penggunaan air
hangat ini juga lebih praktis dan lebih terkontrol
dibandingkan merebus langsung. Sambal
Gemati Rampah Bolaho memang berasa lebih
berbeda dengan citra rasa khas dan aroma
dari bunga honje dan rosela. Sambal Gemati
Rampah Bolaho tetap menyehatkan dan kaya
akan gizi. Selain itu, menggunakan pengawet
alami yang berasal dari bunga honje dan rosela Gambar 4. Tampilan Baru Produk
berupa minyak atsiri sehingga aman dikonsumsi
Dengan terbukanya pasar produk ini, mitra yang telah dijalankan menghasilkan analisis BEP
diharapkan meningkatakan keseriusan dan dengan ditentukan harga jual Sambal Gemati
kemantapan dalam mengelola usaha dengan Rampah Bolaho senilai Rp 20.000 per pcs
secara bersamaan meningkatkan kualitas dan dengan nilai BEP 288, dan dalam jangka waktu
inovasi sehingga pada pelaksanaan kegiatannya 2 bulan telah mencapai 172 pcs. Pencapaian
dapat lebih optimal. Mahasiswa dapat lebih BEP agar sesuai target dilakukan dengan cara
mengembangkan ide dan gagasan supaya bahan mengaktifkan promosi, baik melalui sosial
bahan yang belum dikenal masyarakat dapat media, maupun mulut ke mulut dengan tetap
menjadi suatu produk yang dikenal dan diminati menjaga kualitas produk. Tim pelaksana
oleh masyarakat. Usaha ini akan lebih maju telah melakukan pendampingan awal dengan
apabila pihak-pihak terkait berpartisipasi untuk mitra KWM Gemati dengan melakukan proses
mengembangkan dan terus melakuan suatu monitoring dan evaluasi serta menghubungkan
inovasi-inovasi yang mengarah pada perbaikan pemasaran diberbagai jaringan usaha di Solo
dan kesempurnaan usaha ini. Usaha ini sangat Raya dalam rangka keberlanjutan program.
layak untuk dijalankan karena dapat menyerap Strategi pemasaran merupakan kunci utama
tenaga kerja yang berkualitas dan dapat dalam usaha ini. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan keuntungan yang banyak. Secara memperkenalkan Sambal Gemati Rampah
ekonomi keuntungan yang didapat dari usaha Bolaho memerlukan media promosi berupa
ini cukup menjanjikan dan bisa balik modal. pamflet dan MMT, penyebaran informasi dari
Usaha ini juga dapat membantu melestarikan mulut ke mulut, penjualan langsung ke pasar,
pemanfaatan bunga rosela-honje sebagai toko, dan media sosial. Pelaksana juga melakukan
campuran Sambal Gemati Rampah Bolaho. pendampingan dengan melibatkan mitra untuk
Usaha ini juga layak dan dapat berjalan dengan mengikuti kegiatan pameran produk UMKM di
lancar karena masyarakat terutama para pecinta wilayah Kabupaten Karanganyar.
pedas dapat mengkonsumsinya dengan aman.
Oleh karena itu, usaha ini memiliki prospek
5. PERSANTUNAN
keuntungan yang besar. Di pasaran sambal ini
dibungkus dengan menarik untuk dapat menarik Kami ucapkan terima kasih kepada
hati para konsumen. Bungkus yang digunakan Direktorat Jendral Pembelajaran dan
dibuat sendiri dengan desain terdapat perpaduan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi,
gambar cabai dan bunga rosela-honje. dan Pendidikan Tinggi atas pendanaan tahun
2019 dari Program Kreatifitas Mahasiswa
Kewirausahaan.
4. SIMPULAN
Setelah kegiatan pengabdian dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa proses pengabdian
REFERENSI
Dewi, W.M.. (2011). Bunga – Bunga sekitar Kaya Obat untuk Kesehatan. Buku Biru : Jogjakarta
Inggrid, M., Hartanto, Y. dan Widjaja, J.F. (2018). Karakteristik Antioksidan pada Kelopak Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn.). Jurnal Rekayasa Hijau No.3 | Vol. 2.
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasahijau/article/view/2517
Jaafar F M, Osman C P, Ismail NH, Awang K. (2007). Analysis of esential oil of leaves, stems, flowers and
rhizomes of Etlingera elatior (Jack) R.M. SMITH. The Malaysian Journal of Analitical Science, (II);
I: 269-273. 2007.
Jackie T, Haleagrahara N, Chakravarthi S. (2007). Antioxidant effects of Etlingera elatior flowerextract
against lead acetate - inducedperturbations in free radical scavenging enzymesand lipid
peroxidation in rats, Kuala Lumpur Malaysia; BMC Research Notes, 4;67.2011.
Lesmana, H., Alfianur, Utami, P.A. Retnowati, Y. Darni. (2018). Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat
Tidung Kota Tarakan: Study Kualitatif Kearifan Lokal Bidang Kesehatan. MEDISAINS: Jurnal
Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 1, 31-41.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/2161
Mardhiah. (2010). Ekstraksi Kelopak Bunga Rosella dan Batang Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
sebagai Pewarna Merah Alami. Fakultas Agribisnis dan Teknologi Pangan Jurnal Pertanian, ISSN
2087 - 4936 Vol.1 No (1).
https://unida.ac.id/ojs/index.php/jp/article/viewFile/548/pdf
Nasifa, I.H. & Husni, P. (2018). Review artikel : potensi antioksidan dalam kelopak bunga Rosella
(hibiscus sabdariffa l.) Sebagai anti-aging. Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor (2) 372. http://
jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17562
Popy, W.S dan Annen N.. (2009). Rosella, Aneka Olahan, Khasiat, & Ramuan. Jakarta: Penebar Pustaka.
Samarang, Isnawati, R. Murni. (2015). Potensi Kandungan Karondo (Etlingera elatior) Sebagai Obat
Cacing Tradisional Masyarakat Kulawi Di Sulawesi Tengah Potential Karondo Content (Etlingera
Elatior) As A Traditional Anthelmintic Kulawi Community In Central Sulawesi. Jurnal Penyakit
Bersumber Binatang. Vol. 2 No.2 Maret 2015 1- 8.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jpbb/article/download/8896/804580458216
Wurianto. A.B. (2008). Aspek Budaya Pada Tradisi Kuliner Tradisonal Di Kota Malang Sebagai Identitas
Sosial Budaya (Sebuah Tinjauan Folklore). Naskah Publikasi. Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Malang Maret 2008. http://rires2.umm.ac.id/publikasi/lama/Arif%20Budi.pdf