Professional Documents
Culture Documents
Abstract. In the field of cosmetic formulation, the dyestuff mixed into the formula for making the
cosmetics are dyes from chemicals and dyes from nature. Public awareness regarding the dangers of
chemical-based cosmetic product makes them tend to choose a product derived from a natural ingredients
that are safer for the skin. Then, a safe blush on cosmetic product is needed and have benefit in accordance
to its use. Formulated is whether the betalain natural coloring from beetroot can be used as blush on cream
natural coloring. The researcher made the extract by maceration, maserate was concentrated with an
evaporator rotary vaccum. The stability of color pigment was tested for the temperature (pigment changes
color at 100°C and light (no color change). Base optimization was then carried out, the selected base
cream is formula 1 which will then be added beetroot extract as natural coloring by 5%,7% and 9%.
Evaluation of dosage included organoleptic test, centrifugation test, pH test, freeze thaw test, dispersion
test and hedonic test, the results of formula 3 were most preferred by the panelist in terms of color, texture,
and ease of application.
Keywords: Cream, Blush on Cream, Beetroot.
Abstrak. Dalam bidang formulasi kosmetika, zat warna yang dicampurkan kedalam formula pembuatan
kosmetik adalah pewarna dari bahan kimia dan pewarna dari alam. Kesadaran masyarakat tentang bahaya
produk kosmetik berbahan kimia membuat mereka cenderung memilih produk berasal dari bahan- bahan
alami yang lebih aman untuk kulit. Maka dibutuhkan suatu produk kosmetik blush on yang aman dan
mempunyai manfaat yang sesuai dengan penggunaannya, apakah pewarna alami betalain dari umbi bit
dapat dijadikan sebagai pewarna alami sediaan blush on cream. Peneliti melakukan pembuatan ekstrak
dengan cara maserasi, maserat dipekatkan dengan rotary vaccum evaporator. Dilakukan uji stabilitas
pigmen warna terhadap suhu (pigmen berubah warna pada suhu 100°C dan cahaya (tidak terjadi perubahan
warna). Selanjutnya dilakukan optimasi basis, basis krim terpilih yaitu formula 1 yang selanjutnya akan
ditambahkan ekstrak umbi bit sebagai pewarna alami yaitu 5%, 7% dan 9%. Dilakukan evaluasi sediaan
meliputi uji organoleptik, uji sentrifugasi, uji pH, uji freeze thaw, uji daya sebar dan uji hedonik.
Didapatkan hasil formula 3 yang paling disukai oleh panelis baik dari segi warna, tekstur, dan kemudahan
pengaplikasian.
Kata Kunci: Krim, Blush On Cream, Umbi Bit
segar dalam tata rias wajah. Blush on pewarna alami betalain dari umbi bit
digunakan dengan tujuan untuk dapat dijadikan sebagai pewarna alami
mengoreksi wajah sehingga wajah sediaan blush on cream. Formulasi
tampak lebih cantik, segar dan sediaan blush on cream dipilih karena
berdimensi. Blush on tersedia dalam mudah menyebar rata, praktis, mudah
berbagai pilihan warna, yaitu merah, dalam pengaplikasiannya, mudah
merah muda, jingga, dan kecoklatan dibersihkan atau dicuci. Maka
(Kusantati, dkk, 2008:126). penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penggunaan pewarna
Dalam bidang formulasi
alami dari umbi bit sebagai pewarna
kosmetika, zat warna yang
alami untuk sediaan blush on cream.
dicampurkan kedalam formula
pembuatan kosmetik adalah pewarna Manfaat penelitian ini yaitu
dari bahan kimia dan pewarna dari diharapkan dapat memberikan
alam. Unsur kimia yang terkandung di informasi bagi bidang ilmu
dalam produk- produk kecantikan kefarmasian serta pemanfaatan bahan
sangat berbahaya bagi kesehatan kulit. alam sebagai pewarna alami sediaan
Bahaya yang ditimbulkan sangat kosmetika blush on cream baik untuk
beragam seperti jerawat, noda hitam peneliti maupun secara umum.
dan masih banyak lagi penyakit kulit
yang ditimbulkan dari kandungan
senyawa kimia dari kosmetik-kosmetik A. Landasan Teori
dipasaran. Berdasarkan hasil 1. Klasifikasi Bit Merah
investigasi dan pengujian laboratorium
oleh Badan POM RI pada tahun 2007
terhadap kosmetik yang beredar
ditemukan 27 merek kosmetik yang
mengandung bahan berbahaya dan
dilarang digunakan dalam kosmetik
sebagai zat warna seperti rhodamin B (
merah K.10) dan merah K.3 (Badan
POM RI, 2007:1).
Kesadaran masyarakat tentang
bahaya produk kosmetik berbahan
kimia membuat mereka cenderung Gambar 1.1 Umbi Bit Merah
memilih produk berasal dari bahan- (Sunarjono, 2004)
bahan alami yang lebih aman untuk
kulit. Bahan alami bisa berupa pewarna Divisi : Magnoliophyta
alami dari alam, bahan pewarna alami Kelas : Magnoliopsida
untuk blush on dapat diambil dari Anak kelas : Caryophyllidae
tumbuh- tumbuhan atau buah- buahan. Ordo : Caryophyllales
Berdasarkan hal tersebut maka Famili : Chenopodiaceae
dibutuhkan suatu produk kosmetik Genus : Beta
blush on yang aman dan mempunyai Spesies : Beta vulgaris L.
manfaat yang sesuai dengan
penggunaannya. (Cronquist, 1981:639).
Betalain terdiri dari betasianin yang ssebagai krim, lotion, pelumas kulit
berwarna merah dan betaxhantin (Rowe, et al., 2009:348).
berwarna kekuningan. Betalain
5. Fenoksi etanol
mempunyai sifat yang mudah larut
Fenoksi etanol digunakan
dalam air, dan warna merah yang kuat.
dalam kosmetika sebagai pengawet
3. Pengertian blush on
antimikroba dalam sediaan krim
sebanyak 1% (Rowe, et al., 2009:488).
Blush on adalah sediaan
kosmetik yang digunakan untuk 6. Propilenglikol
mewarnai pipi dengan sentuhan artistik Propilenglikol digunakan dalam
sehingga dapat meningkatkan kesan formulasi sebagai humektan (Rowe, et
segar dalam tata rias wajah. Blush on al., 2009:592).
digunakan dengan tujuan untuk
mengoreksi wajah sehingga wajah 7. BHT
tampak lebih cantik, segar dan BHT digunakan dalam
berdimensi. Blush on tersedia dalam formulasi kosmetika sebagai
berbagai pilihan warna, yaitu merah, antioksidan dengan konsentrasi 0,5-1%
merah muda, jingga, dan kecoklatan. (Rowe, et al., 2009:75).
(Kusantati,dkk, 2008:126).
8. Tween 80 & Span 80
4. Blush on cream Tween 80 dan span 80
digunakan dalam formulasi krim
Keterangan bahan-bahan sebagai emulgator.
formula blush on :
1. Kaolin B. Metodologi Penelitian
Kaolin merupakan bahan kimia
Penelitian mengenai formulasi
yang berguna untuk melekatkan
sediaan blush on cream menggunakan
kosmetik pada wajah, karena kaolin
pewarna alami dari umbi bit akan
higroskopis penggunaannya pada
dilakukan berbagai tahapan. Tahap
kosmetik umumnya tidak melebihi
pertama dilakukan pengumpulan bahan
25% (Tranggono, dkk., 2005:57-58).
baku Umbi Bit (Beta vulgaris L.).
2. Titanium oksida Kebenaran jenis bahan baku tanaman
Titanium oksida sebagai bahan ditentukan melalui determinasi, serta
pengopak. Terdapat 2 bahan pengopak pemeriksaan makroskopik dan
yang biasa digunakan dalam formulasi mikroskopik. Pemeriksaan
bedak wajah : zink oksida dan titanium makroskopik yang meliputi penentuan
dioksida (Tranggono, dkk., 2005:57- organoleptik (bentuk, warna, bau, dan
58). rasa) umbi serta mikroskopik yang
meliputi identifikasi fragmen.
3. Beeswax
Beeswax digunakan dalam Tahap selanjutnya dilakukan
formulasi kosmetika sebagai agen pembuatan simplisia umbi bit.
penguat dalam sediaan krim (Rowe, et Terhadap simplisia yang didapat
al., 2009:780). dilakukan penetapan parameter standar
simplisia umbi bit merah meliputi
4. Isopropil miristat parameter non spesifik yang meliputi
Isopropil miristat adalah penetapan kadar air, penetapan kadar
emolien yang mudah diserap oleh kulit. abu dan penetapan kadar abu tidak
Juga sebagai penentu konsistensi. larut asam. Sedangkan parameter
Pengaplikasiannya dalam kosmetika
Farmasi
10 | Danti Nurfitriana, et al.
Propilenglikol 5% 5%
Tabel 6. Nilai pH blush on cream
Titanium dioksida 1% 1%
Fenoksi etanol 1% 1%
BHT 0,50% 0,50% Formula Nilai pH
Beeswax 20% 30%
1 5,6
Kaolin 9% 9%
2 5,8
Isopropil miristat 30% 30%
3 6,1
Tween 80 1,85% 1,85%
Span 80 4,15% 4,15% Nilai pH formula 1, 2 dan 3
Aquadest ad 100% ad 100% berada pada kisaran nilai pH sediaan
topikal yaitu antara 4 sampai 8 (Aulton,
Farmasi
12 | Danti Nurfitriana, et al.
Daftar Pustaka
Anam, dkk. (2013). Kajian karakteristik
fisik dan sensori serta aktivitas
antioksidan dan granul
effervescent buah bit (beta
vulgaris) dengan perbedaan
metode granulasi dan kombinasi
sumber asam. Jurnal Teknosains
Pangan. Vol 2(2).
Aulton, M. (1988). Pharmaceutics: The
Science of Dosage Form Design.
London:Curcill Livingstone.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
(2007). Kosmetik mengandung
bahan berbahaya dan zat warna
yang berbahaya. Jakarta.
http://www2.pom.go.id/public/p
eringatan_publik/pdf/KH.00.01.
432.6147.pdf ( 5 Desember
2017).
Khuluq (2007), Ekstraksi dan Stabilitas
Betasianin dan Darah
(Alternanthera dentata) Kajian
Perbandingan Pelarut Air, Etanol
dan Suhu Ekstraksi, J.Tek.
Pangan, 8
Kusantati, Herni, dkk. (2008). Tata
Kecantikan Kulit. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J. and Quinn,
M. E. (2009). Handbook of
Pharmaceutical Excipients. 6th
ed. London: Pharmaceutical
Press.
Tranggono, R. I. dan Latifah, F. (2007).
Farmasi