Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of dragon fruit peel extract (Hylocereus polyrhizus) on
the characteristics of turmeric cream and tamarind leaves. The concentration of dragon fruit peel extract
treatment consisted of 6 levels, namely 0, 5, 10, 15, 20 and 25%. Each treatment was repeated 3 times, so that
18 experimental units were obtained. The variables observed in turmeric cream and tamarind leaves were
homogeneity, viscosity, pH, dispersibility, adhesion, and separation ratio, antioxidant capacity, LAB color
test. Data were observed and analyzed using a completely randomized design. The results showed that the
extract of dragon fruit peel did not affect homogeneous separation ratio, viscosity, spread power, pH and
antioxidant capacity, while color testing affected the brightness level of the cream and the yellowish value b.
All treatments adding water extract of dragon fruit peel produce turmeric cream and tamarind leaves that are
homogeneous, there is no separation, viscosity 6766-6850cP, spread ability 5.9-6.27 cm, adhesion 54.67-
72.33s, pH 5.37-5.57, nalia color test values L 38.72 – 46.08, values A 27.41-34.98 values B 31.56-44.65 and
antioxidant capacity 91,67-112,17.
Keywords: Dragon fruit, turmeric and tamarind leaves, cream characteristics.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus)
terhadap karakteristik krim kunyit dan daun asam jawa. Konsentrasi perlakuan ekstrak kulit buah naga terdiri
dari 6 taraf yaitu 0, 5, 10, 15, 20 dan 25%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 18
unit percobaan. Variabel yang diamati dalam krim kunyit dan daun asam adalah homogenitas, rasio pemisahan,
viskositas, pH, daya sebar, daya lekat, kapasitas antioksidan, tes warna L a b. Data diamati dan dianalisis
menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak kulit buah naga tidak
mempengaruhi rasio pemisahan, viskositas, daya sebar, pH dan kapasitas antioksidan yang homogen,
sedangkan pengujian warna mempengaruhi tingkat kecerahan krim dan nilai kekuningan. Semua perlakuan
menambahkan ekstrak air kulit buah naga menghasilkan krim kunyit dan daun asam yang homogen, tidak ada
pemisahan, viskositas 6766-6850cP, kemampuan penyebaran 5,9-6,27 cm, daya rekat 54,67-72,33s, pH 5,37-
5,57, uji warna nalia nilai L 38.72 - 46.08, nilai A 27.41-34.98 nilai B 31.56-44.65 dan kapasitas antioksidan
91,67-112,17.
Kata kunci : Buah naga, kunyit dan daun asam, karakteristik krim.
*Korespondensi Penulis:
Email: srimulyani@unud.ac.id
569
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
570
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …
571
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
572
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …
pengamatan menunjukan semua sediaan krim cp. Hasil pengujian nilai viskositas disajikan
pada setiap perlakuan memilikki nilai rasio Tabel 4.
pemisahan bernilai satu. Tabel 4. Hasil pengamatan uji viskosita Krim
Perlakuan variasi penambahan ekstrak
kulit buah naga tidak berpengaruh nyata Penambahan ekstrak Rerata
terhadap rasio pemisahan krim. Hal ini kulit buah naga (centipoise)
disebabkan oleh penambahan ekstrak kulit K1(ekstrak 0% ) 6766.67±29 a
buah naga tidak mempengaruhi jumlah fase K2(ekstrak 5%) 6783.33±29 a
air pada setiap perlakuan. Hal tersebut K3(ekstrak 10%) 6801.67±48 a
menyebabkan total air pada setiap perlakuan K4(ekstrak 15%) 6828.33±38 a
tidak berbeda secara signifikan sehingga K5(ekstrak 20%) 6833.33±58 a
kestabilan nilai HLB (hydrophyle lypophyle K6(ekstrak 25%) 6850± 00 a
balance) pada emulsifier tetap terjaga yang
membuat fase minyak dan fase air tidak Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata-
memisah. Jumlah air dalam sedian krim rata menunjukan tidak ada perbedaan
yang nyata pada taraf kesalahan 5%
masih sesuai dengan persyaratan krim HLB
10 sehingga fase minyak dan fase air masih Komponen dalam esktrak buah naga
seimbang, selain itu ekstrak bahan aktif dan seperti betasianin dan pectin merupakan zat
emulgator yang dapat menjadi factor lain yang dapat larut dalam air, selain itu variasi
penentukan kestabilan krim jumlahnya sama penambahan ekstrak kulit buah naga tidak
pada setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan menyebabkan perbedaan pada fase air,
pernyataan Djajadisastra (2007), yang sehingga tetap membentuk semulsi yang
menyatakan bahwa kestabilan fisik emulsi stabil. Jumlah air dalam sediaan krim
dapat dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi nilai kekentalan atau
mempengaruhi kestabilan kimia dari viskositas sediaan krim. Semakin tinggi nilai
emulgator, antioksidan dan bahan aktif. viskositasnya, maka akan semakin besar
ketahanannya. Semakin luas distribusi
Tabel 3. Hasil uji rasio pemisahan
ukuran droplet, maka nilai viskositasnya
Penambahan ekstrak kulit Rerata rendah (Martin et al., 1993) Hasil tersebut
buah naga menunjukan perlakuan penambahan ekstrak
K1(ekstrak 0% ) 1a kulit buah naga tidak memberikan pengaruh
K2(ekstrak 5%) 1a yang nyata pada nilai viskositas krim. Nilai
K3(ekstrak 10%) 1a keseluruhan pengujian viskositas telah
K4(ekstrak 15%) 1a memenihi standar SNI yaitu 2.000-50.000
K5(ekstrak 20%) 1a (SNI, 1996).
K6(ekstrak 25%) 1a pH
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa
Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata-
rata menunjukan tidak ada perbedaan perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga
yang nyata pada taraf kesalahan 5% tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
pH krim. Nilai pH berkisar pH 5,37-5,57.
Viscositas Hasil pengujian pH disajikan pada Tabel 5.
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa Hasil uji pada Tabel 5 memperlihatkan
perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga bahwa setiap perlakuan tidak menunjukan
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap perbedaan yang nyata, dengan rentang nilai
viskositas krim. Berdasarkan hasil pengujian pH pada setiap perlakuan berkisar antara
nilai viscosita berkisaran antara 6.766-6.850 5.37-5.57. Hasil penelitian yang dilakukan
573
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
oleh Andina (2015) mengenai ekstraksi dan Tabel 6. Hasil pengamatan uji daya sebar
uji stabilitas betasianin kulit buah naga merah
mendapatkan nilai pH betasianin esktrak air Penambahan Rerata
kulit buah naga adalah ±5.08, sedangkan pH ekstrak kulit
aquades yang digunakan memiliki rentang buah naga
nilai 5-7. Hal tersebut hal tersebut dapat K1(ekstrak 0% ) 5.57 ± 0.07a
menjadi indikasi penambahan ekstrak kulit K2(ekstrak 5%) 5.53 ± 0.07a
buah naga tidak memberikan pengaruh nyata K3(ekstrak 10%) 5.45 ± 0.10a
terhadap nilia pH krim kunyit dan daun asam. K4(ekstrak 15%) 5.50 ± 0.22a
Pengukuran derajat keasaman bertujuan K5(ekstrak 20%) 5.48 ± 0.28 a
untuk mengetahui apakah krim aman dan K6(ekstrak 25%) 5.37 ± 0.23a
tidak menyebabkan iritasi pada kulit
(Rachamalia et al., 2016). Syarat pH SNI 16 Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata-
– 4399 – 1996 krim yang baik adalah sesuai rata menunjukan tidak ada perbedaan
yang nyata pada taraf kesalahan 5%.
dengan derajat keasaman kulit manusia yaitu
4,5 – 7,5. Hasil pengujian pH menunjukan Hasil pengujian pada Tabel 6
bahwa nilai pH krim kunyit dan daun asam menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
dengan penambahan ekstrak kulit buah naga nyata pada daya sebar untuk setiap perlakuan.
masih berada pada kisaran nilai standar pH Nilai pengamatan daya sebar berkisar antara
sediaan topikal sehingga semua krim 5.9-6.27 cm. Hasil ini menunjukan bahwa
memenuhi standar SNI 16-4399-1996 perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah
sediaan krim tabir surya . naga tidak memberikan pengaruh terhadap
daya sebar. Nilai daya sebar krim dipengaruhi
Tabel 5. Hasil pengamatan uji pH krim
juga oleh kekentalan atau viskositas krim.
Penambahan Rerata (cm) Semakin tinggi nilai viskositas maka akan
ekstrak kulit buah menurunkan nilai daya sebar krim. Hal
naga tersebut terjadi karena komponen seperti air,
K1(ekstrak 0% ) 6.27± 0.152a pectin zat aktif betasianin pada setiap
K2(ekstrak 5%) 6.17 ± 0.152a perlakuan relatif sama, sehingga tidak
K3(ekstrak 10%) 6.10 ± 0.10a memberikan perngaruh terhadap kestabilan
K4(ekstrak 15%) 6 ± 0.173a dalam sediaan krim.
K5(ekstrak 20%) 5.9 ± 0.173a Persyaratan daya sebar untuk sediaan
K6(ekstrak 25%) 6.07 ± 0.115a topikal adalah 5 – 7 cm (Rachmalia et al.,
2016), nilai daya sebar hasil peneltian
Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata- menunjukan bahwa semua krim perlakuan
rata menunjukan tidak ada perbedaan ekstrak etanol kunyit dan daun asam
yang nyata pada taraf kesalahan 5%.
memenuhi syarat daya sebar sediaan krim.
Daya sebar Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa kelunakan masa krim sehingga dapat dilihat
perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga kemudahan pengolesan sediaan ke kulit.
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap Rachmalia juga menyatakan bahwa daya
daya sebar krim. Nilai daya sebar berkisar 6 sebar yang baik menyebabkan kontak antara
– 6,27 cm, hasil pengujian disajikan pada krim dengan kulit menjadi luas, sehingga
Tabel 6. absorpsi krim ke kulit berlangsung cepat
574
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …
575
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
buah naga dalam maka akan menurunkan kosentrasi esktrak buah naga dalam maka
tingkat kecerahan krim. Hasil tersebut sesuai akan menurunkan tingkat kekuningan krim.
dengan penelitian yang dilakukan Siwi
Kapasitas Antioksidan
(2018) yang menemukan bahwa semakin Hasil pengujian sidik ragam
bertambahnya ekstrak kulit buah naga, menunjukan tidak adanya perbedaan
menyebabka semakin menurunnya nilai L nyata(P>0,05) variasi penambahan
pada permen jelly jagung. Tingkat kecerahan esktraktrak kulit buah naga terhadap
dipengaruhi total betasianin yang kapasitas antioksidan sediaan krim kunyit
menyebabkan warna ekstrak buah naga dan daun asam. Hasil pengujian kapasitas
semakin pekat. Tingkat kepekatan esktrak antioksidan (mg GAEAC/g) krim ekstrak
buah naga mempangaruhi tingkat kecerahan kunyit dan daun asam disajikan pada Tabel 9.
krim. Ekstrak yang pekat akan menurunkan Tabel 9. Nilai rata kapasitas antioksidan krim
nilai kecerahan krim.
Penambahan ekstrak Rerata (mg
Nilai a kulit buah naga GAEAC/g )
Nilai a menunjukan tingkat kemerahan K1(ekstrak 0% ) 112.17± 5.98a
krim. Semakin tinggi nilai a maka tingkat K2(ekstrak 5%) 107.78± 28.54a
kemerahan krim akan semakin tinggi. Hasil K3(ekstrak 10%) 104.14± 24.16a
sidik ragam menunjukan tidak adanya K4(ekstrak 15%) 103.52 ±40.62a
perbedaan nyata (P>0.05) terhadap nilai a . K5(ekstrak 20%) 107.54± 37.01a
Hasil pada Tabel 8 menunjukan tidak adanya K6(ekstrak 25%) 91.67± 15.16a
pengaruh pada perlakuan terhadap nilai a Keterangan :Huruf yang sama di belakang nilai rata-
pada sediaan krim. Perlakuan penambahan rata menunjukan tidak ada perbedaan
esktrak kulit buah naga tidak bepenaruh yang nyata taraf kesalahan 5%
terhadap nilai a. Hal tersebut dapat Betasianin dikatakan sebagai
disebabkan oleh perlakuan saat proses antioksidan kerena mampu mendonorkan
pembuatan krim seperti penggunaan suhu atom H (hydrogen) pada radikal bebas DPPH.
lebih dari 40 yang dapat menggangu Namun hasil menunjukan setiap perlakuan
kestabilan betasianin yang menghasilkan tidak memberikan hasil yang berbedanyata.
warna kemerahan pada sediaan krim (Agne el Tidak berpengaruhnya konsentrasi ekstrak
al.,2010). Selain itu ,hal ini juga dapat kulit buah naga disebabkan kisaran perlakuan
disebabkan oleh oleh taraf konsentrasi terlalu kecil dan suhu proses pencampuran
perlakuan tidak tinggi perbedaanya sehingga fase minyak dan fase air lebih dari 40 oC yang
nilai a tidak berbeda. menyebabkan betasianin mengalami
Nilai b hidrolisis pada ikatan N=C. Hidrolisis
Nilai b menunjukan tingkat warna betasianin menyebabkan betasianin
kuning pada krim. Hasil sidik ragam terdekomposisi menjadi asam betalamat dan
menunjukan adanya perbedaan sangat nyata sikloDOPA 5-O-glikosida pada proses
(P<0.01) terhadap Nilai b untuk setiap variasi pembuatan krim dapat manggangu kestabilan
perlakuan yang diberikan. Hasil pada Tabel 9 betasinin, (Agne et al.,2010). Dari hasil
menunjukan nilai K5 dan K6 tidak berbeda pengamatan dapat disimpulkan bahwa
nyata, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan penambahan ekstrak kulit buah
K1,K2,K3 dan K4. Tingkat kekuningan naga tidak memberikan pengaruh terhadap
dipengaruhi oleh total betasianin yang dapat kapasitas antioksidan krim esktrak kunyit dan
menuruankan nila derajat warna b atau daun asam
kuning pada sediaan krim. Semakin tinggi
576
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …
577
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
578
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …
579