You are on page 1of 11

Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN : 2503-488X

Vol. 8, No. 4, 569-579 Desember 2020

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) terhadap


Karakteristik Krim Kunyit dan Daun Asam
The Effect Addition of Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus) Extract on The Characteristics of
Turmic and Tamarind Leaves

Yohanes Wiliam Pagur, Sri Mulyani*, Lutfi Suhendra


PS Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran,
Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 701801

Diterima 06 Agustus 2020 / Disetujui 22 September 2020

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of dragon fruit peel extract (Hylocereus polyrhizus) on
the characteristics of turmeric cream and tamarind leaves. The concentration of dragon fruit peel extract
treatment consisted of 6 levels, namely 0, 5, 10, 15, 20 and 25%. Each treatment was repeated 3 times, so that
18 experimental units were obtained. The variables observed in turmeric cream and tamarind leaves were
homogeneity, viscosity, pH, dispersibility, adhesion, and separation ratio, antioxidant capacity, LAB color
test. Data were observed and analyzed using a completely randomized design. The results showed that the
extract of dragon fruit peel did not affect homogeneous separation ratio, viscosity, spread power, pH and
antioxidant capacity, while color testing affected the brightness level of the cream and the yellowish value b.
All treatments adding water extract of dragon fruit peel produce turmeric cream and tamarind leaves that are
homogeneous, there is no separation, viscosity 6766-6850cP, spread ability 5.9-6.27 cm, adhesion 54.67-
72.33s, pH 5.37-5.57, nalia color test values L 38.72 – 46.08, values A 27.41-34.98 values B 31.56-44.65 and
antioxidant capacity 91,67-112,17.
Keywords: Dragon fruit, turmeric and tamarind leaves, cream characteristics.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus)
terhadap karakteristik krim kunyit dan daun asam jawa. Konsentrasi perlakuan ekstrak kulit buah naga terdiri
dari 6 taraf yaitu 0, 5, 10, 15, 20 dan 25%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 18
unit percobaan. Variabel yang diamati dalam krim kunyit dan daun asam adalah homogenitas, rasio pemisahan,
viskositas, pH, daya sebar, daya lekat, kapasitas antioksidan, tes warna L a b. Data diamati dan dianalisis
menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak kulit buah naga tidak
mempengaruhi rasio pemisahan, viskositas, daya sebar, pH dan kapasitas antioksidan yang homogen,
sedangkan pengujian warna mempengaruhi tingkat kecerahan krim dan nilai kekuningan. Semua perlakuan
menambahkan ekstrak air kulit buah naga menghasilkan krim kunyit dan daun asam yang homogen, tidak ada
pemisahan, viskositas 6766-6850cP, kemampuan penyebaran 5,9-6,27 cm, daya rekat 54,67-72,33s, pH 5,37-
5,57, uji warna nalia nilai L 38.72 - 46.08, nilai A 27.41-34.98 nilai B 31.56-44.65 dan kapasitas antioksidan
91,67-112,17.
Kata kunci : Buah naga, kunyit dan daun asam, karakteristik krim.

*Korespondensi Penulis:
Email: srimulyani@unud.ac.id

569
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri

PENDAHULUAN jumlah kolagen kulit 23,67 persen (Mulyani


et al., 2019). Krim kunyit dan daun asam
Masyarakat modern semakin berfungsi menyehatkan kulit khususnya
menyadari bahaya penggunaan bahan kimia sebagai bahan antiwrinkle (kerut).
berbahaya yang ada dalam kosmetik. Hasil pengamatan visual dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Olumide et penelitian yang dilakukan Mulyani et al.,
al., 2008 melaporkan penggunaan bahan 2019 mendapati bahwa pada penambahan
kimia berbahaya dalam kometik seperti kosentrasi ekstrak kunyit dan daun asam lebih
merkuri, hidrokuinon, dan kortikosteroid besar dari 2% menyebabkan krim
yang dapat menyebabkan masalah pada kulit. meninggalkan warna kuning pada kulit tikus
Peningkatan pertumbuhan produksi industri putih, maka perlu dilakukan penelitian lebih
herbal pada tahun 2016 lalu mencapai lebih lanjut untuk mengurangi warna kuning.
dari 30 persen (Ariyanti, 2017). Berdasarkan Diperlukan pewarna alami yang aman agar
data WITS 2009 yang diolah menunjukan krim memiliki warna yang lebih sesuai untuk
bahwa permintaan pasar impor dunia diaplikasikan pada kulit. Salah satu bahan
terhadap produk obat dan kosmetika herbal alami yang dapat ditambahkan yaitu ekstrak
tumbuh pesat, rata-rata 17% dan 15% per kulit buah naga merah (Hylocereus
tahun. Ekspor produk pharmaceutical dan polyrhizus) yang mengandung betasianin
kosmetik berbasis herbal sangat berpotensial sebagai pemberi warna merah (Jaafar et al.,
untuk dikembangkan. Indonesia berpeluang 2009). Kulit buah naga berjumlah 22 persen
besar untuk menjadi salah satu negara dari berat buah, dan belum banyak
terbesar dalam industri obat tradisional dan dimanfaatkan sebagai pewarna (Jamilah et
kosmetika alami berbahan baku (KPRI, al., 2011). Selama ini sumber zat warna
2009). Salah satu bahan herbal yang bisa betasianin yang digunakan berasal dari
digunakan dalam pembuatan kosmetik adalah daging buahnya, padahal kulit buah naga
kunyit dan daun asam yang diaplikasikan mempunyai kandungan betasianin yang
dalam pembuatan krim. Kandungan senyawa hampir sama dengan daging buahnya,
fenolik yang terdapat pada kunyit dan daun sehingga perlu dimanfaatkan kulit buah naga
asam ialah saponin, flavonoid, dan tannin sebagai sumber betasianin yang mengandung
yang bersifat sebagai antioksidan. zat warna merah (Sornyatha et al., 2009).
Antioksidan mampu menangkap radikal Betasianin merupakan salah satu zat
bebas yang berasal luar ataupun dari dalam warna yang terdapat di dalam kulit buah naga
tubuh (Kikuzaki et al., 2002). Atom H dari yang dapat dimanfaatkan sebagai zat warna
senyawa fenolik berperan untuk inhibitor alami untuk pangan dan sebagai alternatif
melonogenesis (Barnes et al., 2004). pengganti zat warna sintetik karena memiliki
Kombinasi kunyit dan daun asam dapat warna merah yang kuat, mudah larut dalam
meningkatkan efektifitas senyawa fenolik air, dan mempunyai aktifitas antioksidan
pada campuran krim (Mulyani et al., 2017). yang tinggi sehingga lebih aman untuk tubuh
Sinergisme ekstrak kunyit dan daun asam apabila dikonsumsi (Herbach et al., 2006).
terjadi optimal pada rasio 10:2 dengan jumlah Betasianin yang berfungsi sebagai pewarna
total senyawa fenolik dari ekstrak kunyit dan alami, mempunyai kandungan antioksidan
daun asam paling optimal (Mulyani dan serta sebagai salah satu bentuk pemanfaatan
Harsojuwono, 2019). Krim ekstrak kunyit bahan limbah.
dan daun asam dengan konsentrasi 5 persen, Penelitian terkait kulit buah naga
memiliki kemampuan sebagai anti wrinkle, sebagai pewarna sudah dilakukan, misalnya:
karena terbukti krim mampu meningkatkan sebagai pewarna alami sediaan lipstik

570
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …

(Yulyuswarni, 2018), formulasi lipstik dari VIS (Biochrome SN 133467 UV-VIS),


sari buah naga dan kunyit (Anggraini et al., cawan petri (Iwaki CTE33), mikropipet
2017), kulit buah naga sebagai pewarna (Socorex Swiss), pH-meter
tekstil (Yulianti et al., 2008). Penelian ini (Beckman),Vortex (Brokfield), Centrifuge
menggunakan jenis buah naga merah (Rotofix 32 Hettich), color reader, ayakan 60
(Hylocereus polyrhizus ) yang dipanen pada mesh, neraca analitik (Satorius), oven, pisau .
umur 32 hari setelah antesis (Paull, 2016). Bahan yang digunakan dalam
Buah naga diambil dari pasar tradisional penelitian ini adalah: kulit buah naga, ekstrak
Kedonganan kecamatan Kuta selatan kunyit, ekstrak daun asam, etanol, asam
kabupaten Badung, Bali. Diharapkan stearat, virgin coconut oil, setil alkohol,
kombinasi antara warna primer merah dan aquades, span 80, tween 80, propilen glikol,
kuning akan menghasilkan warna sekunder sorbitol, gliserin, setil alcohol, methanol,
krim coklat orange yang dapat diaplikasikan DPPH dan asam galat.
pada kulit. Informasi mengenai konsentrasi
Rancangan Percobaan
ekstrak kulit buah naga dalam memperbaiki Penelitian ini menggunakan Rancangan
warna krim kunyit belum diketahui. Maka Acak Lengkap, dengan perlakuan
dari hal tersebut dilakukanlah penelitian penambahan ekstrak kulit buah naga yang
untuk mengetahui pengaruh penambahan terdiri dari 6 taraf, yaitu: K1 (0 persen), K2 (5
esktrak kulit buah naga terhadap kerakteritik persen), K3 (10 persen), K4 (15 persen), K5
krim kunyit dan daun asam serta (20 persen) dan K6 (25 persen). Masing-
mendapatkan perlakuan yang memenuhi masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali,
standar dan mengetahui konsentrasi ekstrak sehingga diperoleh 18 unit percobaan.
buah naga dalam formula krim untuk
Analisis data dilakukan dengan menghitung
menghasilkan krim yang memenuhi standar nilai rata-rata menggunakan Analysis of
dan dapat diaplikasikan ke kulit. Variance (ANOVA) dengan Microsoft Excel
dan disajikan dalam bentuk tabel, apabila
METODE PENELITIAN perlakuan berpengaruh dilanjutkan dengan
uji Duncan.
Tempat dan Waktu Penelitian Semua bahan ditimbang dan
Penelitian ini dilakukan di dimasukkan ke dalam gelas beaker sesuai
Labotatorium Biokimia dan Nutrisi, dengan fasenya. Fase minyak dipanaskan
Laboratorium Rekayasa Proses dan pada suhu 65°C±2°C. Pemanasan dilakukan
Pengendalian Mutu, serta Laboratorium pada fase minyak hingga melebur kemudian
Analisis Pangan Fakultas Teknologi dikeluarkan dari water bath dan dimasukkan
Pertanian, Universitas Udayana, Waktu ektsrak etanol kunyit daun asam (10:2) lalu
Pelaksanaan dilakukan pada Januari sampai penambahan fase air yang sebelumnya telah
Maret 2020. ditambahan ekstrak kulit buah naga sambil
Alat dan Bahan dilakukan pengadukan dengan menggunakan
Peralatan yang digunakan dalam Bmix selama 10 menit hingga membentuk
peneltian ini yaitu : labu takar (Iwaki emulsi krim yang sempurna. Pengujian yang
CTE33), gelas ukur (Iwaki CTE33), kertas dilakukan yaitu homogenitas, viskositas, pH,
saring, rotary evaporator, corong, Viscometer rasio pemisahan, daya lekat, daya sebar,
(Brokfield), cawan petri (Iwaki CTE33), kapasitas antioksidan dan uji warna LAB.
gelas beaker (Iwaki CTE33), lempeng kaca, Data dianalis dengan menghitung nilai rata-
Vortex (Barnstead Thermolyne Type 37600 rata menggunakan Analysis of Variance
mixer), tabung reaksi, spectrofotometer UV- (ANOVA) dengan Microsoft Excel dan

571
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri

disajikan dalam bentuk tabel, apabila uji Duncan.


perlakuan berpengaruh dilanjutkan dengan
Pembuatan Sediaan Krim
Tabel 1. Formula krim yang akan digunakan dalam penelitian (modifikasi Devi et al, 2019)
A Jumlah bahan
No Jenis bahan
K1 K2 K3 K4 K5 K6
1 Emulsifier (HLB 10) 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
2 Ekstrak kunyit daun asam 10:2 g 5 5 5 5 5 5
3 Asam stearat (g) 10,9 10,9 10,9 10,9 10,9 10,9
4 VCO (g) 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
5 Moisturizer conditioner(g) 10,91 10,91 10,91 10,91 10,91 10,91
6 Setil alkohol (g) 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91
7 Ekstrak kulit buah naga 0 5 10 15 20 25
8 Air 100 100 100 100 100 100

HASIL DAN PEMBAHASAN palarut air dan tidak menimbulkan gumpalan


atau butiran kasar pada fase air sehingga
Berdasarkan hasil pengamatan visual perlakuan tetap menghasilkan krim homogen.
yang dilakukan secara langsung oleh peneliti Krim dikatakan homogen jika hasil
pada uji homogenitas krim kunyit dan daun pengamatan visual menunjukan tidak
asam didapati seluruh sediaan pada semua terdapat butiran kasar, warna tersebar secara
perlakuan menghasilkan sediaan krim yang mereta dan tidak terdapatnya gumpalan pada
homogeen. Hasil pengamatan homogenitas sediaan krim. Hal tersebut sesuai dengan
krim dengan perlakuan penambahan esktrak persaratan krim yaitu tidak terdapat butiran
kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 2 kasar dan tersebar secara merata (Lubis,
2012) serta menghasilkan sediaan krim yang
Tabel 2. Hasil pengamatan homogenitas.
homogen. Dari hasil pengamatan dapat
Penambahan ekstrak Hasil
disimpulkan bahwa semua variasi perlakuan
kulit buah naga pengamatan
penambahan ekstrak kulit buah naga
K1(ekstrak 0% ) Homogen menghasilkan krim yang homogen sehingga
K2(ekstrak 5%) Homogen memenuhi standar SNI 16-4399-1996.
K3(ekstrak 10%) Homogen
K4(ekstrak 15%) Homogen Rasio Pemisahan
Homogen Hasil sidik ragam menunjukan bahwa
K5(ekstrak 20%)
perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga
K6(ekstrak 25%) Homogen
tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap rasio
pemisahan krim. Nilai rasio pemisahan
Dari hasil pengamatan memperlihatkan bernilai satu untuk semua perlakuan. Hasil
bahwa sediaan krim tercampur secara pengujian rasio pemisahan disajikan pada
sempurna dan merata pada setiap perlakuan Tabel 3.
penambahan konsentrasi ekstrak kulit buah Persyaratan emulsi dikatakan baik jika
naga. Betasianin merupakan zat yang nilai rasio pemisahan bernilai satu yang
cendrung larut dalam air (hidrofilik) karena berarti bahwa emulsi tidak pecah atau tidak
memilikki gugus hidroksil(-OH) pada sruktur terjadinya pemisaan antara fase minyak da
rantainya sehingga mudah terdispersi dalam fase air dalam sediaan krim. Hasil

572
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …

pengamatan menunjukan semua sediaan krim cp. Hasil pengujian nilai viskositas disajikan
pada setiap perlakuan memilikki nilai rasio Tabel 4.
pemisahan bernilai satu. Tabel 4. Hasil pengamatan uji viskosita Krim
Perlakuan variasi penambahan ekstrak
kulit buah naga tidak berpengaruh nyata Penambahan ekstrak Rerata
terhadap rasio pemisahan krim. Hal ini kulit buah naga (centipoise)
disebabkan oleh penambahan ekstrak kulit K1(ekstrak 0% ) 6766.67±29 a
buah naga tidak mempengaruhi jumlah fase K2(ekstrak 5%) 6783.33±29 a
air pada setiap perlakuan. Hal tersebut K3(ekstrak 10%) 6801.67±48 a
menyebabkan total air pada setiap perlakuan K4(ekstrak 15%) 6828.33±38 a
tidak berbeda secara signifikan sehingga K5(ekstrak 20%) 6833.33±58 a
kestabilan nilai HLB (hydrophyle lypophyle K6(ekstrak 25%) 6850± 00 a
balance) pada emulsifier tetap terjaga yang
membuat fase minyak dan fase air tidak Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata-
memisah. Jumlah air dalam sedian krim rata menunjukan tidak ada perbedaan
yang nyata pada taraf kesalahan 5%
masih sesuai dengan persyaratan krim HLB
10 sehingga fase minyak dan fase air masih Komponen dalam esktrak buah naga
seimbang, selain itu ekstrak bahan aktif dan seperti betasianin dan pectin merupakan zat
emulgator yang dapat menjadi factor lain yang dapat larut dalam air, selain itu variasi
penentukan kestabilan krim jumlahnya sama penambahan ekstrak kulit buah naga tidak
pada setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan menyebabkan perbedaan pada fase air,
pernyataan Djajadisastra (2007), yang sehingga tetap membentuk semulsi yang
menyatakan bahwa kestabilan fisik emulsi stabil. Jumlah air dalam sediaan krim
dapat dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi nilai kekentalan atau
mempengaruhi kestabilan kimia dari viskositas sediaan krim. Semakin tinggi nilai
emulgator, antioksidan dan bahan aktif. viskositasnya, maka akan semakin besar
ketahanannya. Semakin luas distribusi
Tabel 3. Hasil uji rasio pemisahan
ukuran droplet, maka nilai viskositasnya
Penambahan ekstrak kulit Rerata rendah (Martin et al., 1993) Hasil tersebut
buah naga menunjukan perlakuan penambahan ekstrak
K1(ekstrak 0% ) 1a kulit buah naga tidak memberikan pengaruh
K2(ekstrak 5%) 1a yang nyata pada nilai viskositas krim. Nilai
K3(ekstrak 10%) 1a keseluruhan pengujian viskositas telah
K4(ekstrak 15%) 1a memenihi standar SNI yaitu 2.000-50.000
K5(ekstrak 20%) 1a (SNI, 1996).
K6(ekstrak 25%) 1a pH
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa
Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata-
rata menunjukan tidak ada perbedaan perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga
yang nyata pada taraf kesalahan 5% tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
pH krim. Nilai pH berkisar pH 5,37-5,57.
Viscositas Hasil pengujian pH disajikan pada Tabel 5.
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa Hasil uji pada Tabel 5 memperlihatkan
perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga bahwa setiap perlakuan tidak menunjukan
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap perbedaan yang nyata, dengan rentang nilai
viskositas krim. Berdasarkan hasil pengujian pH pada setiap perlakuan berkisar antara
nilai viscosita berkisaran antara 6.766-6.850 5.37-5.57. Hasil penelitian yang dilakukan

573
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri

oleh Andina (2015) mengenai ekstraksi dan Tabel 6. Hasil pengamatan uji daya sebar
uji stabilitas betasianin kulit buah naga merah
mendapatkan nilai pH betasianin esktrak air Penambahan Rerata
kulit buah naga adalah ±5.08, sedangkan pH ekstrak kulit
aquades yang digunakan memiliki rentang buah naga
nilai 5-7. Hal tersebut hal tersebut dapat K1(ekstrak 0% ) 5.57 ± 0.07a
menjadi indikasi penambahan ekstrak kulit K2(ekstrak 5%) 5.53 ± 0.07a
buah naga tidak memberikan pengaruh nyata K3(ekstrak 10%) 5.45 ± 0.10a
terhadap nilia pH krim kunyit dan daun asam. K4(ekstrak 15%) 5.50 ± 0.22a
Pengukuran derajat keasaman bertujuan K5(ekstrak 20%) 5.48 ± 0.28 a
untuk mengetahui apakah krim aman dan K6(ekstrak 25%) 5.37 ± 0.23a
tidak menyebabkan iritasi pada kulit
(Rachamalia et al., 2016). Syarat pH SNI 16 Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata-
– 4399 – 1996 krim yang baik adalah sesuai rata menunjukan tidak ada perbedaan
yang nyata pada taraf kesalahan 5%.
dengan derajat keasaman kulit manusia yaitu
4,5 – 7,5. Hasil pengujian pH menunjukan Hasil pengujian pada Tabel 6
bahwa nilai pH krim kunyit dan daun asam menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
dengan penambahan ekstrak kulit buah naga nyata pada daya sebar untuk setiap perlakuan.
masih berada pada kisaran nilai standar pH Nilai pengamatan daya sebar berkisar antara
sediaan topikal sehingga semua krim 5.9-6.27 cm. Hasil ini menunjukan bahwa
memenuhi standar SNI 16-4399-1996 perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah
sediaan krim tabir surya . naga tidak memberikan pengaruh terhadap
daya sebar. Nilai daya sebar krim dipengaruhi
Tabel 5. Hasil pengamatan uji pH krim
juga oleh kekentalan atau viskositas krim.
Penambahan Rerata (cm) Semakin tinggi nilai viskositas maka akan
ekstrak kulit buah menurunkan nilai daya sebar krim. Hal
naga tersebut terjadi karena komponen seperti air,
K1(ekstrak 0% ) 6.27± 0.152a pectin zat aktif betasianin pada setiap
K2(ekstrak 5%) 6.17 ± 0.152a perlakuan relatif sama, sehingga tidak
K3(ekstrak 10%) 6.10 ± 0.10a memberikan perngaruh terhadap kestabilan
K4(ekstrak 15%) 6 ± 0.173a dalam sediaan krim.
K5(ekstrak 20%) 5.9 ± 0.173a Persyaratan daya sebar untuk sediaan
K6(ekstrak 25%) 6.07 ± 0.115a topikal adalah 5 – 7 cm (Rachmalia et al.,
2016), nilai daya sebar hasil peneltian
Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata- menunjukan bahwa semua krim perlakuan
rata menunjukan tidak ada perbedaan ekstrak etanol kunyit dan daun asam
yang nyata pada taraf kesalahan 5%.
memenuhi syarat daya sebar sediaan krim.
Daya sebar Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa kelunakan masa krim sehingga dapat dilihat
perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga kemudahan pengolesan sediaan ke kulit.
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap Rachmalia juga menyatakan bahwa daya
daya sebar krim. Nilai daya sebar berkisar 6 sebar yang baik menyebabkan kontak antara
– 6,27 cm, hasil pengujian disajikan pada krim dengan kulit menjadi luas, sehingga
Tabel 6. absorpsi krim ke kulit berlangsung cepat

574
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …

Daya lekat tidak berbeda pada setiap perlakuan. Hal


tersebut didukung penelitian Anita (2017),
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa yang menyatakan bahwa ada keterkaitan
perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah naga antara nilai daya lekat krim dengan nilai
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap viskositas. Viskositas yang semakin
daya lekat krim. Nilai daya lekat krim menurun, menyebabkan semakin rendah daya
berkisar 54,67 sampai dengan 72,23 detik, lekat. Kestabilan emulsi yang menyebabkan
hasil pengujian disajikan pada Tabel 7. kestabilan kedua fase yaitu fase minyak dan
Tabel 7. Hasil pengamatan uji daya lekat krim fase air.
Penambahan ekstrak Rerata (detik) Penambahan esktrak kulit buah naga
kulit buah naga tidak menyebabkan perubahan pada jumlah
K1(ekstrak 0% ) 54.67± 22.18a air sehingga waktu lekat krim juga tidak
K2(ekstrak 5%) 63.00± 11.26a berbeda. Penelitian Windriyati (2007), yang
K3(ekstrak 10%) 64.67± 12.01a menyatakan peningkatan atau penurunan
K4(ekstrak 15%) 72.33 ± 2.30a daya lekat dipengaruhi oleh banyaknya
K5(ekstrak 20%) 60.00± 8.00a jumlah air yang ditambakan dalam sediaan
K6(ekstrak 25%) 60.67± 18.00a krim. Syarat daya lekat yang baik untuk
Keterangan : Huruf yang sama di belakang nilai rata- sediaan topikal adalah tidak kurang dari 4
rata menunjukan tidak ada perbedaan detik (Ulaen et al., 2012). Daya lekat krim
yang nyata pada taraf kesalahan 5%. pada semua perlakuan konsentrasi masih
Hasil analisis sidik ragam terhadap memenuhi syarat untuk sediaan krim.
daya lekat menunjukan bahwa penambahan Uji warna
variasi ekstrak kulit buah naga tidak Pengujain warna bertujuan untuk
berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap daya mengetahui pengaruh perlakuan penambahan
lekat sediaan krim. Daya lekat krim dapat esktrak kulit buah naga terhadap warna
dipengaruhi oleh tingkat viskositas krim, sediaan krim kunyit dan daun asam. Warna
hasil pengujian menunjukan nilai viskositas sediaan krim berpengaruh saat krim
krim tidak berbeda nyata pada setiap dioleskan di kulit. Hasil pengujian derajat
perlakuan, sehingga nilai daya lekat juga warna L a B disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil pengamatan uji warna Lab
Penambahan
L A B
ekstrakulit buahnaga
K1 (ekstrak 0% ) 42.5± 0.97b 28.83±1.14a 37.56 ± 1.14a
K2 (ekstrak 5%) 46.08±0.60a 27.97±0.78a 40.65 ± 0.81a
K3 (ekstrak 10%) 41.7±1.32b 29.50±0.88a 38.46 ± 0.93a
K4 (ekstrak 15%) 41.4± 0.98b 27.4±0.7a 39.80 ± 1.53a
K5 (ekstrak 20%) 38.7±0.58c 29.06±1.20a 33.48±0.88b
K6 (ekstrak 25%) 39.6± 0.31c 29.7±0.3a 34.98± 0.53b

Nilai L sangat nyata (P<0.01) terhadap nilai L. Hasil


Nilai L menunjukan tingkat kecerahan pada Tabel 8 menunjukan nilai K5 dan K6
krim. Semakin tinggi nilai L maka tingkat tidak berbeda nyata ,tetapi berbeda nyata
kecerahan krim akan semakin tinggi. Hasil terhadap K1,K3 dan K4. Dapat disimpulkan
sidik ragam menunjukan adanya perbedaan bahwa semakin tinggi kosentrasi esktrak kulit

575
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri

buah naga dalam maka akan menurunkan kosentrasi esktrak buah naga dalam maka
tingkat kecerahan krim. Hasil tersebut sesuai akan menurunkan tingkat kekuningan krim.
dengan penelitian yang dilakukan Siwi
Kapasitas Antioksidan
(2018) yang menemukan bahwa semakin Hasil pengujian sidik ragam
bertambahnya ekstrak kulit buah naga, menunjukan tidak adanya perbedaan
menyebabka semakin menurunnya nilai L nyata(P>0,05) variasi penambahan
pada permen jelly jagung. Tingkat kecerahan esktraktrak kulit buah naga terhadap
dipengaruhi total betasianin yang kapasitas antioksidan sediaan krim kunyit
menyebabkan warna ekstrak buah naga dan daun asam. Hasil pengujian kapasitas
semakin pekat. Tingkat kepekatan esktrak antioksidan (mg GAEAC/g) krim ekstrak
buah naga mempangaruhi tingkat kecerahan kunyit dan daun asam disajikan pada Tabel 9.
krim. Ekstrak yang pekat akan menurunkan Tabel 9. Nilai rata kapasitas antioksidan krim
nilai kecerahan krim.
Penambahan ekstrak Rerata (mg
Nilai a kulit buah naga GAEAC/g )
Nilai a menunjukan tingkat kemerahan K1(ekstrak 0% ) 112.17± 5.98a
krim. Semakin tinggi nilai a maka tingkat K2(ekstrak 5%) 107.78± 28.54a
kemerahan krim akan semakin tinggi. Hasil K3(ekstrak 10%) 104.14± 24.16a
sidik ragam menunjukan tidak adanya K4(ekstrak 15%) 103.52 ±40.62a
perbedaan nyata (P>0.05) terhadap nilai a . K5(ekstrak 20%) 107.54± 37.01a
Hasil pada Tabel 8 menunjukan tidak adanya K6(ekstrak 25%) 91.67± 15.16a
pengaruh pada perlakuan terhadap nilai a Keterangan :Huruf yang sama di belakang nilai rata-
pada sediaan krim. Perlakuan penambahan rata menunjukan tidak ada perbedaan
esktrak kulit buah naga tidak bepenaruh yang nyata taraf kesalahan 5%
terhadap nilai a. Hal tersebut dapat Betasianin dikatakan sebagai
disebabkan oleh perlakuan saat proses antioksidan kerena mampu mendonorkan
pembuatan krim seperti penggunaan suhu atom H (hydrogen) pada radikal bebas DPPH.
lebih dari 40 yang dapat menggangu Namun hasil menunjukan setiap perlakuan
kestabilan betasianin yang menghasilkan tidak memberikan hasil yang berbedanyata.
warna kemerahan pada sediaan krim (Agne el Tidak berpengaruhnya konsentrasi ekstrak
al.,2010). Selain itu ,hal ini juga dapat kulit buah naga disebabkan kisaran perlakuan
disebabkan oleh oleh taraf konsentrasi terlalu kecil dan suhu proses pencampuran
perlakuan tidak tinggi perbedaanya sehingga fase minyak dan fase air lebih dari 40 oC yang
nilai a tidak berbeda. menyebabkan betasianin mengalami
Nilai b hidrolisis pada ikatan N=C. Hidrolisis
Nilai b menunjukan tingkat warna betasianin menyebabkan betasianin
kuning pada krim. Hasil sidik ragam terdekomposisi menjadi asam betalamat dan
menunjukan adanya perbedaan sangat nyata sikloDOPA 5-O-glikosida pada proses
(P<0.01) terhadap Nilai b untuk setiap variasi pembuatan krim dapat manggangu kestabilan
perlakuan yang diberikan. Hasil pada Tabel 9 betasinin, (Agne et al.,2010). Dari hasil
menunjukan nilai K5 dan K6 tidak berbeda pengamatan dapat disimpulkan bahwa
nyata, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan penambahan ekstrak kulit buah
K1,K2,K3 dan K4. Tingkat kekuningan naga tidak memberikan pengaruh terhadap
dipengaruhi oleh total betasianin yang dapat kapasitas antioksidan krim esktrak kunyit dan
menuruankan nila derajat warna b atau daun asam
kuning pada sediaan krim. Semakin tinggi

576
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …

KESIMPULAN DAN SARAN Ekstraksi). Skripsi S1. Fakultas


Teknologi Pertanian Universitas
Kesimpulan
Brawijaya, Malang
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa Anggrain, S. and M. Ginting. 2017.
hal sebagai berikut: Formulasi Lipstik dari Sari Buah Naga
1. Perlakuan konsentrasi ekstrak kulit buah Merah (Hylocereus polyrhizus) dan
naga tidak mempengaruhi homohenitas, Kunyit (Curcuma Longa L). Jurnal
rasio pemisahan, viskositas, kemampuan Dunia Farmasi. 1(3): 114-122.
menyebar, pH dan kapasitas antioksidan Ariyanti, R. 2017. Kosmetik
sedangkan pengujian warna LAB
Herbal Makin
mempengaruhi nilai L tingkat kecerahan Diminati. Bisnis
krim dan Nilai b tingkat kekuningan. Indonesia.
2. Semua perlakuan penambahan esktrak air http://industri.bisnis.com/read/201705
kulit buah naga menghasilkan krim 28/257/6572242/kosmetik-herbal-
kunyit dan daun asam yang homogen, makin- diminatti.Diakses tanggal: 8
tidak terjadi pemisahan, viskositas 6766- Oktober 2019.
6850cP, daya sebar 5,9-6.27cm, daya
lekat 54.67-72.33 detik, pH 5,37-5,57, Barnes, S. 2004. The Improtance of In Vivo
nilai uji warna L 38.72-46.08, nilai a Metabolism of Pholyphenol and Their
27.97-29.98 dan b 33.48-40.65 dan Biological Action. Phytochemichal,
kapasitas antioksidan 91,67-112,17 mg Mechanism of Action. CRC Press.
GAEAC/g . Semua perlakuan memenuhi Devi, I.G.A.S.K.a, S. Mulyani dan L.
memenuhi standar SNI yaitu karakteristik Suhendra. 2019. Pengaruh nilai
homogenitas, viskositas, rasio Hydrophile Liphopile Balance (HLB)
pemisahan, daya sebar dan pH. dan jenis ekstrak terhadap karakteristik
Saran krim kuniyt-lidah buaya (Curcuma
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut domestica Val.-Aloevera). JITP
mengenai penambahan esktrak kulit buah Agrotech.4(2):54-61
naga dengan konsentrasi yang lebih untuk Djajadisastra, J. 2007. Buku Pegangan Ilmu
mendapatkan krim dengan karakteristik yang Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia
baik Pustaka Utama, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Herbach, K. M., Stintzing, F. C., and Carle,
R. 2006. Betalain Stability and
Agne, B. E., Hastuti, R., & Khabibi. 2010. Degradation Structural and Chromatic
Ekstrasi dan Uji Kestabilan Zat Warna Aspects. Journal of Food Science.
Betasianin dari Kulit Buah Naga 71(4): 41-50.
(Hylocereus polyrhizus) serta Jaafar, L. A., A. R. B. A. Rahman, N. Z. C.
Aplikasinya sebagai Pewarna Alami Mahmod and R.Vasudevan. 2009.
Pangan. Jurnal Kimia Sains dan Proximate Analysis of Dragon Fruit
Aplikasi. 13(2):51-56. (Hylecereus polyhizus). American
Andina, I.A. 2015. Ekstraksi dan Uji Journal of Applied Sciences. 6(7) :
Stabilitas Betasianin Kulit Buah Naga 1341-1346.
Merah (Hylocereus Polyrhizus) Jamilah, B., C. E. Shu, M. Kharidah, M. A.
(Konsentrasi Asam Sitrat Dan Suhu Dzulkifly and A. Noranizan 2011. A

577
Pagur, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri

Phyico- chemical characteristic of red Wrinkle Krim Ekstrak Kunyit Daun


pitaya (Hylocereuspolyrhizus) peel. Asam (Curcuma domestica val.-
International Food Research Journal. Tamarindus indica L.). Laporan Akhir
18:279-286. Hibah Penelitian Unggulan.
Universitas Udayana
Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose, K.,
Akiyama, K., and Tanigichi, H. 2002. Mulyani, S., B.A. Harsojuwono, N.S. Antara,
Antioxidant Properties of Ferulic Acid dan I.N.K. Putra. 2016. An assessment
and Inst Relate Compound. J. Agric of antioxidant characteristics from
Food Chem. 50(7): 2161-2168. different ratios of turmeric and
tamarind (curcuma domestica Val.-
KPRI. 2009. Kajian Pengembangan Ekspor
Tamarindus indica L.) leaves extracts.
Produk-produk Pharmaceutical dan
Australian Journal of Basic and
Kosmetik Berbasis Herbal diPasar
Applied Sciences. 10(14):347-353.
Internasional. Pusat Litbang
Perdagangan Luar Negeri Kementerian Natalie, A. 2017. Hubungan Lama Simpan
Perdagangan Republik Indonesia, Dengan Karakteristik Mutu Pada
Jakarta. Beberapa Formula Krim Ekstrak
Kunyit (Curcuma domestica Val.).
Lubis, E.S&Reveny, J., 2012. Pelembab Kulit
Skripsi S1. Fakultas Teknologi
Alami Dari Sari Buah Jeruk Bali
Pertanian UNUD, Bali
(Citrus maxima Osbeck) Natural Skin
Moisturizer from Pomelo Juice (Citrus Paull, R.E. 2016. The Commercial Storage of
maxima). Journal of Pharmaceutics and Fruits Vegetables and Florist and
Pharmacology. 1(2):104– 111. Nursery Stocks. USDA-ARS
Agriculture Handbook, US
Martin, A. N., A. Cammarata, A. H. C. Chun
and J. Swarbrick. 1993. Phycical Rachmalia, N., I. Mukhlishah., N.
Pharmacy, Physical Chemical Principle Sugihartini. and T. Yuwono. 2016.
in the Parmaceutical Sciences. UI Daya iritasi dan sifat fisik sediaan salep
Press, Jakarta. minyak atsiri bunga cengkih (Syzigium
aromaticum) pada Basis Hidrokarbon.
Mulyani, S and B.A. Harsojuwono. 2019.
Maj. Farmaseutik. 12(1): 372 – 376.
Relationship of turmeric and tamarind
leaf extract ratio with induction time Siwi, A. Nindita. 2018. Pengaruh Pewarna
and antioxidant activity synergism. Kulit Buah Naga Merah Terhadap
Journal of Applied Horticulture. 21(2): Potensi Antioksidan, Warna Dan
140-145 Sensoris Permen Jelly Jagung (Zea
Mays. L). Skripsi S1. STIKES,
Mulyani, S., B. Admadi, H., A.A. Gde Putra,
Surakarta
W. 2017a. The Potential of Turmeric
and Tamarind Leaves Extract SNI 16 – 4399 – 1996. Standar Nasional
(Curcuma Domestica Val - Tamarindus Indonesia (SNI) Tabir Surya. Badan
Indica L) as Anti- collagenase Cream. Standar Nasional (BSN), Jakarta.
ISSN: 0975-7384. Journal of Chemical Sornyatha, K. and Anprung,
and Pharmaceutical Research. 9(12): P.2009.Bioactive compounds and
111 – 118. stability of betacyanins from skin and
Mulyani, S., B. Admadi, H., A.A. Gde Putra, flesh of red dragon fruit(Hylocereus
W. 2017b. Potensi Aktifitas Anti polyrhizus ) Britton & Rose).

578
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga …

Agricultural Science Journal. 40 (1):


15-18.
Ulaen, S., P.J. Banne., Y. Suatan., A. Ririn.
2012. Pembuatan Salep Anti Jerawat
dari Ekstrak Rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Jurnal
Ilmiah Farmasi. 3(20): 45 – 49.
Windriyati, Y. N., P.W. Diah., M. Mimik.
2007. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi
Ekstrak Etanolik Umbi Bengkuang
(Pachyrrhizus erosus Urb) dalam
Sediaan Krim Terhadap Sifat Fisiknya.
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi
Klinik. 4(1): 2 – 3.
Yulianti, H., R. Hastuti and D.S. Widodo.
2008. Ekstraksi dan Uji Kestabilan
Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah
Naga (Hylocereus polyrhizus) Serta
Aplikasinya Sebagai Pewarna Tekstil.
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 11(3):
84-89.
Yulyuswarni. 2018. Formulasi Ekstrak Kulit
Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) Sebagai Pewarna Alami
Dalam Sediaan Lipstik. Jurnal analis
kesehatan. 7 : 673-679

579

You might also like