You are on page 1of 14

Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)

http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022


e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

KUALITAS ES KRIM BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss.)


DENGAN PENSTABIL PASTA EKSTRAK ALBEDO KULIT JERUK BALI

[Quality Red Spinach Ice Cream with Albedo Peel Extract Paste Stabilizer]
Caecilia Dayu Noviatri Astiti1), Franciscus Sinung Pranata1)*, Yuliana Reni Swasti1)
1)
Program Studi Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
*Penulis Korespondensi, Email: sinung.pranata@uajy.ac.id

Diterima 26 October 2022/Disetujui 02 November 2022

ABSTRACT

Ice cream is a semi-solid dairy product and is consumed as a snack or dessert. This study used
natural ingredients in the form of red spinach as a natural dye because of the anthocyanin content and
albedo of pomelo peel as a source of pectin. This study was conducted to determine the physical, chemical
and microbiological quality of ice cream with the addition of red spinach extract and pomelo peel albedo
extract paste, to determine the best concentration of red spinach extract to produce ice cream containing
antioxidants and to determine the effect of adding orange peel albedo extract paste. Bali as a stabilizer for
the quality of red spinach extract ice cream. This study was conducted using a completely randomized
design (CRD) with four comparisons of red spinach extract and pomelo peel albedo extract, namely 0:0
(K), 4:0,5 (A), 6:1 (B), and 8:1,5 (C). The results of the research on ice cream products obtained overrun
71.67-100%, melting rate 883-1024 seconds, fat content 8.72-12.80%, protein content 4.40-9.31%, total
solids 23.75-26.67%, total sugar 20.73-21.67% and antioxidant content 2.98-75.07%. The results of the
total plate number based on the study were 2.00-6.60 CFU/mL and the presence of Salmonella in all
treatments was negative. The best quality ice cream in this study was ice cream treatment C with the
addition of red spinach extract and albedo paste extract of pomelo peel at 8:1.5%, based on the results of
physical, chemical and microbiological tests with the best results.

Keywords: Antioxidants, grapefruit peel albedo, ice cream, pectin, red spinach

ABSTRAK

Es krim merupakan produk olahan susu bersifat semi padat dan dikonsumsi sebagai makanan
selingan atau penutup (dessert). Penelitian ini menggunakan bahan alami berupa bayam merah sebagai
pewarna alami karena kandungan antosianin dan albedo kulit jeruk Bali sebagai sumber pektin. Penelitian
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi es krim dengan penambahan
ekstrak bayam merah dan pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali, mengetahui konsentrasi ekstrak bayam
merah yang terbaik untuk menghasilkan es krim yang memiliki kandungan antioksidan dan mengetahui
pengaruh penambahan pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali sebagai penstabil terhadap kualitas es krim
ekstrak bayam merah. Penelitian ini dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan
empat perbandingan perlakuan ekstrak bayam merah dan pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali yaitu 0:0
(K), 4:0,5 (A), 6:1 (B), dan 8:1,5 (C). Hasil dari penelitian produk es krim didapatkan overrun 71,67-100%,
melting rate 883-1024 detik, kadar lemak 8,72-12,80%, kadar protein 4,40-9,31%, total padatan 23,75-
26,67%, gula total 20,73-21,67% dan kadar antioksidan 2,98-75,07%. Hasil Angka Lempeng Total
berdasarkan penelitian sebesar 2,00-6,60 CFU/mL dan keberadaaan Salmonella pada seluruh perlakuan
yaitu negatif. Es krim kualitas terbaik penelitian ini adalah es krim perlakuan C dengan penambahan ekstrak
bayam merah dan pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali sebesar 8:1,5 %, berdasarkan hasil pengujian fisik,
kimia dan mikrobiologi dengan hasil yang paling baik.

Kata kunci: Albedo kulit jeruk Bali, antioksidan, bayam merah, es krim, pektin

Copyright © 2022 by Authors, published by Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
This is an open access article distributed under the CC BY-SA 4.0 License 1
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

PENDAHULUAN Jeruk Bali (Citrus maxima) disebut juga


jeruk besar atau pomelo yang merupakan
Es krim merupakan produk olahan susu tanaman buah asli Indonesia dengan banyak
yang memiliki sifat semi padat dan dikonsumsi mengandung komponen nutrisi yang terkandung
sebagai makanan selingan atau makanan di dalamnya (Gaffar et al., 2018). Komponen
penutup (dessert) serta digemari semua nutrisi pada jeruk Bali paling banyak pada bagian
kalangan masyarakat (Oktafiyani & Susilo, kulitnya yaitu senyawa alkaloid, flavonoid,
2019). Es krim dibuat dari bahan susu, gula, likopen vitamin C dan yang paling dominan
penstabil, pengemulsi dan bahan tambahan lain adalah pektin dan tanin (Aji et al., 2018).
yang kemudian dipasteurisasi, dihomogenisasi Kandungan pektin paling banyak terdapat pada
dan dibekukan (Nur Hasanah et al., 2020). Es kulit jeruk bali dengan kemurnian pektin sebesar
krim makanan dengan nilai gizi tinggi berupa 69,69% (Injilauddin et al., 2015). Ekstraksi dari
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. endocarp jeruk Bali dengan air memiliki kadar
Bahan alami seperti bayam merah termasuk pektin sebesar 3,70-4,76% (Istiqomah, 2020).
sayuran yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan Penelitian tentang velva bayam merah
tambahan es krim karena memiliki senyawa dengan 20%, 25% dan 30% menghasilkan
antosianin (Maulidina, 2019). aktivitas antioksidan sebesar 43,86%, 53,64%
Bayam merah (Alternanthera amoena dan 59,7% dengan semakin banyak
Voss.) adalah jenis bayam cabut berwarna penambahan sari bayam merah akan
merah, dengan nilai ekonomis tinggi meningkatkan aktivitas antioksidan (Wahyudi et
dibandingkan bayam jenis lain. Bayam merah al., 2021). Produk es krim dengan penambahan
memiliki kandungan gizi cukup lengkap untuk kulit buah naga sebesar 2% menghasilkan kadar
metabolisme tubuh yaitu protein, karbohidrat, antioksidan sebesar 15,26% (Waladi et al.,
vitamin, lemak, mineral, zat besi, kalsium dan 2015). Penggunaan pasta ekstrak albedo kulit
pigmen antosianin (Khusni et al., 2018). jeruk Bali sebagai penstabil pada es krim belum
Antosianin berfungsi sebagai pewarna alami ditemukan pada penelitian sebelumnya,
karena memiliki pigmen warna merah dan sehingga menggunakan penelitian yang serupa
sumber antioksidan sebagai penghambat reaksi yaitu penelitian Pertiwi (2017), dengan substitusi
oksidasi dengan mencegah pembentukan radikal kulit semangka menghasilkan kualitas es krim
bebas unutk menghambat kerusakan sel baik dengan daya leleh yang baik karena kulit
(Rachmania & Ashari, 2019). Kandungan semangka mengandung pektin pembentuk gel.
antioksidan dari sari bayam merah adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
69,59% (Wahyudi et al., 2021). konsentrasi ekstrak bayam merah yang paling
Bayam merah diolah menjadi ekstrak baik sebagai sumber antioksidan untuk
bayam merah, dengan penambahan ekstrak pembuatan produk es krim bayam merah
bayam merah dapat mempengaruhi karakteristik dengan penstabil pasta esktrak albedo kulit jeruk
es krim, maka diperlukan pemberian penstabil Bali. Tujuan selanjutnya untuk mengetahui
agar menghasilkan karakteristik tekstur es krim pengaruh penambahan pasta ekstrak albedo
yang baik. Penstabil yang biasa digunakan kulit jeruk Bali yang digunakan sebagai penstabil
adalah Carboxyl Methyl Celulosa (CMC) yang terhadap kualitas kimia, fisik dan mikrobiologi
merupakan zat aditif dalam bahan pangan produk es krim ekstrak bayam merah.
sebagai pengental atau penstabil emulsi dalam
produk pangan. CMC yang dihasilkan juga selalu
BAHAN DAN METODE
tidak bagus dan bila dikonsumsi terus menerus
Bahan dan Alat
dapat menimbulkan efek samping, oleh sebab itu
Bahan yang digunakan dalam
perlu alternatif pengganti, alternatif pengganti
penelitian ini yaitu daun bayam merah dari UPT
CMC yaitu dari albedo kulit jeruk Bali yang dapat
Pakem, albedo kulit jeruk Bali dari pasar buah
menjadi sumber pektin.
Gamping, air, akuades, asam sitrat, ekstrak
bayam merah, etanol 96%, pasta ekstrak albedo

2
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

kulit jeruk Bali, indikator PP, NaOH 1 N, didapatkan ekstrak daun bayam merah. Ekstrak
CH3COOH 1 N, CaCl2 1 N, pelarut heksana, katalis bayam merah digunakan dalam pembuatan
N, asam sulfat pekat, asam borat 4%, indikator produk es krim.
MR-BCG, NaOH 32%, natrium karbonat, HCl 0,1 Pembuatan Tepung (Wana & Pagarra,
N, serbuk DPPH, susu bubuk full cream, susu 2019)
bubuk skim, gula pasir, CMC, SP dari Albedo kulit jeruk Bali dicuci bersih dan dipotong
supermarket Mirota Kampus, medium PCA merk kecil-kecil kemudian dikeringkan dalam oven
OXOID CM0325, medium LB merk OXOID suhu 60℃ selama 12 jam. Albedo kulit jeruk Bali
CM0137, medium SCB merk OXOID CM0699, kering kemudian dihaluskan dengan grinder dan
medium SSA merk OXOID CM0099 dan alkohol disaring dengan ayakan 60 mesh. Hasil ayakan
70% dari Chemix. albedo kulit jeruk Bali yang telah dihaluskan
Alat yang digunakan dalam penelitian didapatkan tepung albedo kulit jeruk Bali.
ini adalah baskom, panci besar, saringan,
Pembuatan Pasta Ekstrak Albedo Kulit
capitan, blender, gelas ukur, kain saring,
Jeruk Bali (Wana & Pagarra, 2019)
timbangan digital, hermetico jar, oven, loyang,
Tepung albedo kulit jeruk bali diekstraksi raiso
pisau, dandang, telenan, ayakan 60 mesh,
1:20 dengan ditimbang 15 gram ditambah 300
grinder, plastik klip, labu ukur, gelas beker,
mL larutan asam sitrat. Ekstrak dipanaskan
erlenmeyer, magnet, magnetic stirrer, tissue,
dengan hotplate magnetic stirrer suhu 90℃
rotary evaporator, kertas saring lemak, baking
selama 60 menit. Hasil ekstraksi disaring dengan
paper, kapas, gunting, stapler, eksikator,
kain saring kemudian dipekatkan dengan rotary
penjepit lemak, soxhlet, timbangan analitik,
evaporator suhu 100℃ hingga pelarut tidak
kalkulator, lemari asam, Buchi Protein Analyzer,
menguap.
stopwatch, propipet, pipet ukur, mikrotip,
mikropipet, alumunium foil, spatula, kertas Pembuatan Produk Es Krim (Violisa et al.,
timbang, vortex, tabung reaksi, spektrofotometri 2012) yang dimodifikasi.
UV-VIS Genesys 10S UV-Vis, kuvet, kompor, Es krim kontrol dibuat dengan bahan
tabung konikel, kertas saring Whattmann No.41, susu bubuk full cream, susu bubuk skim, gula
pipet tetes, panci, gelas takar, whisk, freezer, pasir dan air dicampur, kemudian dipasteurisasi
mixer, Ice Cream Maker, wadah plastik, suhu 70-90℃. Adonan es krim di-aging dalam
refraktometer, centrifuge, inkubator merk freezer selama 60 menit kemudian di-mixer
Memmert, cawan porselin, cup plastik, sendok, bersama CMC dan SP. Adonan es krim dibekukan
microwave merk Electrolux, cawan petri, jarum dengan Ice Cream Maker selama 60 menit dan
ose, lampu spiritus, korek api, label, pensil, disimpan dalam freezer.
plastic wrap, kertas payung, hand counter, Es krim perlakuan A, B, C dibuat
autoklaf, LAF merk ESCO. dengan bahan susu bubuk full cream, susu
Metode bubuk skim dan air dicampur dan dipasteurisasi
Pembuatan Ekstrak Bayam Merah suhu 70- 80℃, kemudian ditambah pasta
(Luditasari et al., 2019) yang dimodifikasi. ekstrak albedo kulit jeruk Bali. Ekstrak bayam
Daun bayam merah disortir lalu dicuci merah dimasukkan dalam adonan saat waktu
bersih dengan air mengalir. Daun bayam merah pasteurisasi kurang 5 menit. Adonan es krim di-
diblansir secara sederhana, dengan dicelupkan aging dalam freezer selama 60 menit kemudian
pada air panas kemudian dibilas dengan air di-mixer. Adonan es krim kemudian dibekukan
dingin dan ditiriskan. Ekstrak bayam merah dengan Ice Cream Maker dan disimpan dalam
dibuat dengan perbandingan sampel dan pelarut freezer. Formulasi pembuatan es krim
2:1. ditunjukkan pada Tabel 1.
Daun bayam merah ditimbang 100
gram kemudian ditambah air 50 mL dan
dihaluskan dengan blender. Sampel yang telah
dihaluskan disaring dengan kain saring agar

3
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

Tabel 1. Formulasi pembuatan es krim


Perbandingan Ekstrak Bayam Merah dengan Penstabil
Pasta Ekstrak Jeruk Bali (%)
Bahan
0:0 4:0,5 6:1 8:1,5
(K) (A) (B) (C)
Susu Bubuk Full Cream (g) 50 50 50 50
Susu Bubuk Skim (g) 30 30 30 30
Ekstrak Bayam Merah (mL) 0 20 30 40
Pasta Ekstrak Albedo Kulit Jeruk Bali (g) 0 2,5 5 7,5
CMC (g) 0,5 0 0 0
SP (g) 1 0 0 0
Gula Pasir (g) 45 45 45 45
Air (mL) 500 480 470 460

Rancangan Percobaan berat akhir (g)


Kadar pektin (%) = x 100 %
berat sampel awal (g)
Rancangan percobaan yang digunakan
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak
Uji Kadar Lemak Ekstrak Bayam Merah dan
Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 2
Es Krim dengan Metode Soxhlet (Standar
variabel pembeda dengan 4 perlakuan dan 3 kali
Nasional Indonesia, 1992) yang
pengulangan. Variasi digunakan pada ekstrak
dimodifikasi
bayam merah (4%, 6% dan 8%) dan pasta
ekstrak albedo kulit jeruk Bali (0,5%; 1% dan Sampel dikeringan dan dihancurkan
1,5%). kemudian ditimbang 2 gram dan dimasukkan
selongsong lemak lalu disumbat dengan kapas.
Uji Kadar Pektin Albedo Kulit Jeruk Bali
Selongsong dikeringkan dalam oven suhu 100℃
(Hasibuan et al., 2017)
selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam
Pasta ekstrak albedo kulit jeruk
eksikator selama 15 menit lalu ditimbang berat
ditimbang 1 gram ditambah air 4 mL dimasukkan
akhirnya. Tahap pengovenan diulang hingga
dalam gelas beker kemudian dipanaskan hingga
berat selongsong konstan.
mendidih. Larutan dipindahkan dalam labu ukur
Selongsong konstan dimasukkan dalam
10 mL, ditambah akuades sampai tanda batas
tabung soxhlet kemudian labu lemak diisi pelarut
dan digojog hingga homogen. Larutan disaring
heksana dan dilakukan ekstraksi selama 6 jam.
dengan kertas saring kemudian hasil
Selongsong hasil ekstraksi lemak disimpan dalam
penyaringan diambil 4 mL, dimasukkan gelas
wadah kedap udara 1–2 hari kemudian
beker 10 ml berisi akuades 5 mL.
dikeringkan dalam oven suhu 100℃ selama 1
Indikator PP 2 mL ditambah dalam
jam dan diulang hingga didapatkan berat
larutan kemudian dinetralkan dengan NaOH 1 N
konstan. Kadar lemak dihitung dengan rumus :
dan didiamkan 24 jam. Larutan ditambah dengan W1 − W2
larutan CH3COOH 1 N 1 mL dan didiamkan 5 Kadar lemak (%) = x 100%
bobot sampel
menit. Larutan ditambah 0,5 mL CaCl2 1 N dan Keterangan :
diaduk hingga rata lalu didiamkan 1 jam dan W1 = berat selongsong sebelum ekstraksi (g)
dipanaskan selama 2 menit. W2 = berat selongsong sesudah ekstraksi (g)
Larutan disaring dengan kertas saring
Whattmann No.41. Kertas saring Whattmann Uji Kadar Protein Ekstrak Bayam Merah
kemudian dikeringkan dalam oven suhu 100℃ dan Es Krim dengan Metode Kjeldahl
lalu dimasukkan dalam desikator selama 15 (Standar Nasional Indonesia, 1992)
menit. Kertas saring ditimbang berat akhirnya
dan tahap pengovenan diulang hingga berat Sampel ekstrak bayam merah dan es
kertas saring konstan. Kadar pektin dihitung krim diambil 1 mL dimasukkan tabung desktruksi
dengan rumus : ditambah 8 g katalis N dan asam sulfat pekat 20
mL. Sampel didestruksi selama 2 jam hingga

4
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

warna hijau jernih. Asam borat 4% sebanyak 60 dikeringkan dengan tissue. Sampel es krim
mL dalam erlenmeyer ditambah indikator MRBCG diteteskan sebanyak 2 tetes pada bagian atas
4 tetes. plat hingga menutupi seluruh area biru kemudian
Tabung destruksi dipasang pada alat plat ditutup. Hasil dilihat pada skala yang tertera
destilasi kemudian ditambah reagen 1 akuades pada view finder.
50 mL dan reagen 2 NaOH 32% 90 mL, dan
proses destilasi berlangsung 6 menit. Larutan Uji Total Padatan Es Krim (Siswati &
sampel hasil destilasi dititrasi dengan HCl 0,1 N Nurwantoro, 2019) yang dimodifikasi
hingga berubah menjadi warna merah muda.
Cawan porselin dipanaskan dalam oven
Kadar protein dihitung dengan rumus :
suhu 100℃ selama 1 jam kemudian diletakkan
N (%) =
(Volume Titrasi−V blanko) x N HCl x 14,008 dalam eksikator selama 15 menit dan berat
x 100%
volume sampel (mL) cawan ditimbang, pengovenan hingga berat
Kadar Protein (%) = % N x Fk cawan konstan. Sampel es krim ditimbang 2
Keterangan : gram kemudian dimasukkan dalam cawan.
%N : kadar nitrogen pada sampel Cawan dipanaskan dalam oven suhu 100℃
Fk : faktor konversi protein (6,25) selama 1 jam kemudian diletakkan dalam
eksikator selama 15 menit dan ditimbang
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bayam beratnya agar diketahui kadar air. Total padatan
Merah dan Es Krim (Moilati et al., 2020) dihitung dengan rumus:
yang dimodifikasi Total Padatan = 100% - kadar air

Larutan DPPH dibuat dengan 2 mg Uji Overrun Es Krim (Siswati &


DPPH dalam labu ukur 25 mL ditambah etanol Nurwantoro, 2019)
96% hingga tanda batas, digojog, vortex hingga Adonan es krim setelah aging dan
homogen. Ekstrak es krim dibuat dengan 2 mL diukur volumenya. Adonan es krim setelah
es krim ditambah etanol 96% 8 mL dalam botol homogenisasi dengan mixer diukur kembali
konikel. Sampel divortex kemudian diekstrak volumenya. Volume es krim dihitung dengan
dengan centrifuge kecepatan 2500 rpm selama cara memasukkan adonan es krim ke dalam
15 menit. gelas beker 100 mL, kemudian nilai overrun
Sampel ekstrak bayam merah 30 µL dihitung dengan rumus:
dimasukkan tabung reaksi dan akuades 30 µL Nilai 𝑂𝑣𝑒𝑟𝑟𝑢𝑛
dalam tabung reaksi berbeda sebagai kontrol. volume akhir (mL)– volume awal (mL)
= x 100%
Sampel ekstrak es krim 2000 µL dimasukkan volume awal (mL)
tabung reaksi kemudian akuades 2000 µL dalam
tabung reaksi berbeda sebagai kontrol. Larutan Uji Melting Rate Es Krim (Siswati &
DPPH 3000 µL ditambahkan dalam tabung reaksi Nurwantoro, 2019)
berisi sampel. Larutan divortex lalu diinkubasi
Sampel es krim sebanyak 2 gram
selama 60 menit. Absorbansi sampel diukur
dimasukkan dalam cup plastic. Sampel
dengan spektrofotometri UV-VIS panjang
dibekukan dengan disimpan dalam freezer
gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan
selama 48 jam. Sampel kemudian dikeluarkan
dihitung dengan rumus:
% Inhibisi dari freezer dan diletakkan pada suhu ruang.
Absorbansi kontrol − Absorbansi sampel Melting rate dilakukan dengan stopwatch
= x 100% dinyalakan saat sampel dikeluarkan dari freezer
Absorbansi kontrol
hingga es krim meleleh sempurna kemudian
Uji Kadar Gula Total Es Krim dihitung stopwatch dimatikan.
sebagai Sukrosa (Putu et al., 2017)

Refraktometer digunakan dengan plat


cahaya dibuka dan dibilas dengan akuades lalu

5
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

Uji Angka Lempeng Total (Ahmed & El tengahnya terdapat noda hitam atau tampak
Zubeir, 2015) berwarna coklat kehitaman.
Sampel es krim dilakukan pengenceran hingga
Analisis Data
10-3. Sampel masing-masing pengenceran
Data hasil penelitian dianalisis
diambil 1 mL dimasukkan dalam cawan petri.
menggunakan SPPS dengan metode One Way
Medium PCA (Plate Count Agar) dituang dalam
ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%.
cawan petri metode pour plate lalu
Apabila beda nyata analisis dilanjutkan dengan
dihomogenkan membentuk angka 8 dan
uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) agar
didiamkan hingga keras. Cawan diinkubasi suhu
diketahui letak beda nyata antar perlakuan.
37°C selama 48 jam kemudian koloni yang
tumbuh pada medium dihitung dengan hand
HASIL DAN PEMBAHASAN
counter dengan syarat rentang koloni antara 20-
Karakteristik Kimia Ekstrak Bayam Merah
250. Angka Lempeng Total dihitung dengan
rumus : Analisis kimia yang dilakukan pada
ΣC
N= (1 x n1)+(0,1 x n2)…(0,n x n) x d
bahan baku ekstrak bayam merah agar diketahui
kandungan senyawa dan kandungan gizi yang
Keterangan: terkandung di dalamnya. Analisis kimia dari
N : Angka Lempeng Total Produk (CFU/g) ekstrak bayam merah yang dilakukan yaitu uji
ΣC : Jumlah koloni yang memenuhi di setiap kadar lemak, uji kadar protein dan uji aktivitas
cawan petri antioksidan. Karakteristik analisis kimia ekstrak
n1 : Jumlah cawan pada pengenceran pertama bayam merah ditunjukkan pada Tabel 2.
yang dihitung Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Ekstrak Bayam
Merah
n2 : Jumlah cawan pada pengenceran kedua
Karakteristik Hasil Analisis
yang dihitung
Kadar lemak 1,45 ± 0,17%
d : Pengenceran pertama yang dihitung Kadar protein 1,31 ± 0,07%
Aktivitas antioksidan 84,71 ± 1,10%
Uji Keberadaan Salmonella (Kartika et al.,
2014) yang dimodifikasi Kadar lemak ekstrak bayam merah
yang diperoleh sebesar 1,45%, dan lebih tinggi
Tahap pre-enrichment dilakukan dari penelitian Saputri (2019), dengan kadar
dengan sampel es krim 25 gram dimasukkan lemak bayam merah sebesar 0,5%. Hasil kadar
dalam erlenmeyer berisi medium LB (Lactose lemak yang didapatkan lebih tinggi dari
Broth) 225 mL. Sampel diinkubasi suhu 37℃ penelitian sebelumnya karena pada teori Saputri
selama 24 jam. Hasil positif pertumbuhan bakteri (2019), bayam merah yang digunakan murni
ditunjukkan adanya kekeruhan medium LB sedangkan pada penelitian dilakukan proses
(Lactose Broth). ekstraksi serta melalui tahap blancing. Menurut
Tahap enrichment dilakukan dengan penelitian Nelwida et al. (2019), bahan organik
sampel hasil uji pre-enrichment diambil 1 mL selama proses pemanasan akan mengalami
kemudian dimasukkan dalam medium SCB degradasi yang menyebabkan bertambahnya
(Selenite Cystein Broth). Sampel dihomogenkan asam lemak esensial. Jenis bayam merah yang
dengan vortex dan diinkubasi pada suhu 37℃ digunakan dapat menjadi alasan perbedaan hasil
selama 24 jam. kadar lemak.
Tahap selektif dilakukan dengan Kadar protein ekstrak bayam merah
sampel hasil uji enrichment diambil sebanyak 1 yang diperoleh sebesar 1,31%, dan lebih rendah
ose lalu diinokulasikan pada medium SSA dari penelitian (Saputri, 2019), dengan kadar
(Salmonella Shigella Agar) dengan metode protein bayam merah sebesar 4,6%. Hal
streak plate. Sampel diinkubasi suhu 37℃ tersebut terjadi karena pada bayam merah
selama 24 jam. Hasil positif medium SSA berupa diproses menjadi ekstrak melalui tahap blancing
koloni Salmonella tidak berwarna bagian yang termasuk pemanasan proses cepat.

6
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

Penelitian Utama et al. (2022), menyatakan penstabil. Karakteristik kimia pasta ekstrak
bahwa perubahan kandungan air dalam bahan albedo kulit jeruk Bali ditunjukkan Tabel 3.
mempengaruhi kadar protein. Proses Tabel 3. Hasil Analisis Kimia Pasta Ekstrak Albedo
pemanasan bahan dapat merusak struktur asam Kulit Jeruk Bali
amino penyusun protein dan ikatan rangkap dari Karakteristik Hasil Analisis
struktur penyusun protein yang bersifat sensitif Kadar Pektin 3,90 ± 0,10%
terhadap pemanasan dan oksidasi.
Kadar pektin pasta ekstrak albedo kulit
Aktivitas antioksidan yang diperoleh
jeruk Bali yang diperoleh sebesar 3,90%. Hasil
sebesar 84,71%, dan lebih tinggi dari penelitian
tersebut sesuai penelitian dari Istiqomah (2020)
Wahyudi et al. (2021), dengan aktivitas
dengan kadar pektin sebesar 3,70-4,76%, dan
antioksidan ekstrak bayam merah sebesar
sesuai penelitian dari Aji et al. (2018), dengan
69,59%. Hal tersebut terjadi karena pelarut yang
kadar pektin sebesar 1,39-50%. Kadar pektin
digunakan, jenis pelarut yang berbeda akan
yang didapatkan pada penelitian belum optimal
menentukan tingkat aktivitas antioksidan karena
karena waktu ekstraksi yang dilakukan terlalu
polaritas senyawa berbeda. Menurut Nugroho et
lama sehingga menyebabkan pektin yang
al. (2018), antioksidan dan antosianin bersifat
dihasilkan menjadi rendah. Pernyataan tersebut
polar dan mudah larut dalam air. Antioksidan
sesuai dengan teori Aji et al. (2018), yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya reaksi
menyatakan waktu ekstraksi yang dilakukan
oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan
dalam waktu cukup lama menyebabkan pelarut
molekul menjadi reatif, radikal bebas
menjadi jenuh dan pektin terdegradasi sehingga
ternetralisasi sehingga tubuh terhindar dari
menyebabkan kadar pektin menjadi turun
penyakit degeneratif (Syaifuddin, 2015).
Analisis produk es krim ekstrak bayam
Karakteristik Kimia Pasta Ekstrak Albedo merah dengan penstabil pasta ekstrak albedo
Kulit Jeruk Bali kulit jeruk Bali dilakukan agar diketahuui
Analisis kimia pasta ekstrak albedo kulit kandungan gizi dari es krim. Analisis kimia yang
jeruk Bali dilakukan untuk mengetahui dilakukan yaitu uji kadar lemak, uji kadar protein,
kandungan senyawa, gizi dalam pasta. Analisis uji gula total, uji total padatan dan uji aktivitas
kimia dilakukan yaitu kadar pektin untuk antioksidan. Hasil analisis kimia produk es krim
mengetahui besarnya kemampuan bahan baku ditunjukkan pada Tabel 4.
tersebut dapat membentuk gel sebagai bahan
Tabel 4. Hasil Uji Kimia Es Krim
Perbandingan
Ekstrak Bayam
Aktivitas
Merah dengan Kadar lemak Kadar protein Gula total Total padatan
antioksidan
Penstabil Pasta (%) (%) (%) (%)
(%)
Ekstrak Jeruk
Bali (%)
0:0 (K) 8,72 ± 0,15d 4,40 ± 0,06a 20,73 ± 0,11a 23,75 ± 0,28a 2,98 ± 0,26a
4:0,5 (A) 10,47 ± 0,26c 7,57 ± 0,21b 21,40 ± 0,20b 24,53 ± 0,25b 73,58 ± 0,11b
6:1 (B) 11,55 ± 0,35b 8,49 ± 0,04c 21,60 ± 0,20b 25,63 ± 0,25c 74,80 ± 0,11c
8:1,5(C) 12,80 ± 0,23a 9,31 ± 0,08d 21,67 ± 0,11b 26,68 ± 0,25d 75,07 ± 0,58c

* Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan
nyata pada tingkat kepercayaan 95%.
semakin berkurang dengan semakin
Berdasarkan hasil yang telah bertambahnya konsentrasi disetiap perlakuan.
didapatkan pada Tabel 4, diketahui formulasi es Hal tersebut karena adanya penambahan ekstrak
krim pada Tabel 1 es krim kontrol menggunakan bayam merah, semakin tinggi ekstrak bayam
air sebanyak jumlah total air sedangkan pada es merah yang digunakan maka semakin banyak air
krim perlakuan A, B dan C air yang digunakan yang dikurangi. Jumlah air yang dikurangi

7
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

berdasarkan dengan jumlah ekstrak bayam mempengaruhi jumlah lemak pada produk
merah yang digunakan. pangan untuk dapat meningkat. Lemak berperan
Es krim kontrol pada formulasi untuk menghasilkan karakteristik tekstur yang
menggunakan bahan berupa SP dan CMC lembut, membantu memberikan bentuk dan
sedangkan pada es krim perlakuan A, B dan C kepadatan, serta kadar lemak yang tinggi akan
tidak menggunakan bahan SP maupun CMC. Hal memperlambat pelelehan (Violisa et al., 2012).
tersebut karena pada perlakuan kontrol SP
Kadar Protein
berfungsi sebagai pengemulsi dan CMC berfungsi
Protein merupakan komponen yang
sebagai penstabil. SP maupun CMC merupakan
penting dalam produk pangan khususnya es krim
bahan komersil, maka dalam penelitian ini akan
karena memiliki manfaat biologis berupa
menunjukkan potensi bahan alami yang memiliki
kandungan asam amino esensial. Protein pada
kandungan sama dengan bahan komersil dan
susu mengandung triptofan dan kandungan lisin
menentukan jumlah penggunaan bahan untuk
yang tinggi (Douglas Goff & W. Hartel, 2018).
menghasilkan produk es krim terbaik serta
Kandungan protein berperan agar emulsi lemak
disukai dan diminati di pasaran. Berdasarkan
setelah tahap homogenisasi menjadi stabil,
kandungan gizi pada albedo kulit jeruk Bali
meningkatkan daya ikat air yang berpengaruh
memiliki senyawa yang dapat berfungsi sebagai
pada kekentalan es krim (Violisa et al., 2012).
pengemulsi dan penstabil seperti SP dan CMC
Kadar protein dari penelitian produk ini
sehinnga pada es krim perlakuan A, B dan C
ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil menunjukkan
digunakan bahan alami yaitu pasta ekstrak yang
kadar protein memenuhi syarat mutu es krim
berasal dari albedo kulit jeruk Bali sebagai
menurut Standar Nasional Indonesia (1992),
pengganti SP dan CMC.
yang menyatakan bahwa kadar protein produk
Kadar Lemak sebesar 2,7%.
Lemak susu (krim) adalah sumber Penambahan ekstrak bayam merah
lemak paling baik untuk mendapatkan kualitas es dalam pembuatan es krim dapat meningkatkan
krim terbaik. Lemak susu berfungsi sebagai kadar protein karena bayam merah dapat
penambah citarasa, untuk menningkatkan nilai memberikan kandungan protein pada produk es
gizi, menghasilkan karakteristik tekstur lembut, krim. Konsentrasi ekstrak bayam merah yang
memberikan bentuk dan kepadatan, serta digunakan semakin besar maka kadar protein
memberikan sifat leleh yang baik. Analisis lemak yang pada perlakuan akan meningkat. Menurut
yang digunakan untuk mengetahui kadar lemak Saputri (2019), bayam merah memiliki
pada produk yaitu dengan metode soxhlet kandungan protein sebesar 4,6 gram yang
(Violisa et al., 2012). Kadar lemak dari penelitian menjadi penyumbang protein sehingga dapat
produk ini ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil meningkatkan kandungan protein pada produk
menunjukkan bahwa kadar lemak dari es krim pangan.
memenuhi syarat mutu es krim menurut Standar
Kadar Gula Total
Nasional Indonesia (1992), yang menyatakan
Bahan pemanis yang umum digunakan
bahwa kadar lemak produk es krim sebesar 5%.
adalah gula pasir (sukrosa). Gula adalah sumber
Penambahan ekstrak bayam merah dalam
kalori dengani kandungan energi dan nilai kalori
pembuatan es krim dapat meningkatkan kadar
yang tinggi sehingga diperlukan dalam bahan
lemak karena bayam merah dapat memberikan
pangan. Bahan pemanis berperan sebagai
kandungan lemak pada produk es krim.
pemberi rasa manis, meningkatkan citarasa,
Konsentrasi ekstrak bayam merah yang
menurunkan titik beku yang dapat membentuk
digunakan semakin besar maka kadar lemak
kristal - kristal es krim yang (Violisa et al., 2012).
yang didapatkan disetiap perlakuan juga akan
Kadar gula total dari penelitian produk ini
meningkat. Menurut Saputri (2019), bahwa
ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil menunjukkan
bayam merah memiliki kandungan gizi berupa
bahwa kadar gula total memenuhi syarat mutu
lemak sebesar 0,5 g sehingga dapat
es krim menurut Standar Nasional Indonesia

8
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

(1992), yang menyatakan bahwa kadar gula karena sumber padatan non lemak dan memiliki
total yang dihitung sebagai sukrosa produk kandungan karbohidrat. Hal tersebut sejalan
sebesar 8%. dengan pernyataan Filiyanti (2013), bahwa
Kadar gula total sebagai sukrosa bahan dengan kandungan karbohidrat menjadi
keempat produk es krim tidak mengalami sumber padatan non lemak sehingga
kenaikan jauh berbeda atau setara karena meningkatkan kadar total padatan produk
jumlah gula yang digunakan sama. Kadar gula pangan sedangkan bahan sumber padatan susu
sebagai sukrosa pada perlakuan tidak meningkat berupa susu full cream dan susu skim.
karena pengaruh waktu pemanasan, pada es
Aktivitas Antioksidan
krim dengan penambahan ekstrak bayam merah
Antioksidan adalah senyawa yang
dan pasta albedo jeruk Bali dilakukan
berperan untuk menghambat reaksi oksidasi
pemanasan dengan waktu lebih lama. Hal
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul
tersebut sesuai pernyataan Ameliya et al. (2018),
yang sangat reaktif. Fungsi dari antioksidan
bahwa semakin lama waktu pemanasan maka
adalah menetralisasi radikal bebas, sehingga
semakin banyak gula (sukrosa) yang terinversi
tubuh dapat terlindungi dari penyakit degeneratif
menjadi glukosa dan fruktosa (gula reduksi).
(Syaifuddin, 2015). Kadar aktivitas antioksidan
Sukrosa bersifat non pereduksi karena tidak
dari penelitian produk ini ditunjukkan pada Tabel
memiliki gugus OH bebas reaktif tetapi selama
4. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas
pemanasan adanya asam maka sukrosa akan
antioksidan sesuai dengan penelitian Wahyudi et
terhidrolisis menjadi gula inversi (fruktosa dan
al. (2021), bahwa kadar aktivitas antioksidan
glukosa).
dari produk es krim bayam merah sebesar
Total Padatan 59,70%.
Total padatan merupakan gabungan Produk es krim dengan penambahan
dari semua komponen padatan dalam bahan ekstrak bayam merah mengalami peningkatan
pangan berupa protein, lemak, dan karbohidrat. aktivitas antioksidan pada setiap konsentrasi
Padatan pada es krim berperan penting perlakuan. Senyawa antioksidan bersifat polar
membentuk body es krim sehingga kecepatan sehingga saat diekstrak dengan pelarut polar
leleh es krim dapat terhambat. Total padatan seperti air akan memiliki antioksidan yang tinggi
digunakan untuk menurunkan titik beku, dan disampel ekstraknya. Hasil aktivitas antioksidan
meningkatkan viskositas adonan es krim (Violisa semakin meningkat, menandakan konsentrasi
et al., 2012)Kadar total padatan dari penelitian semakin tinggi maka aktivitas antioksidan yang
produk ini ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil didapatkan semakin besar, yang menandakan
menunjukkan bahwa total padatan memenuhi bahwa penghambatan radikal bebas yang dapat
syarat mutu es krim menurut Standar Nasional dicegah oleh es krim dengan penambahan
Indonesia (1992), yang menyatakan bahwa total ekstrak bayam merah cukup besar.
padatan produk sebesar 3,4%. Hasil pengujian antioksidan yang
Kadar total padatan perlakuan ditunjukkan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa
mengalami kenaikan karena penambahan bahan terjadi perubahan warna, yang menandakan
dari ekstrak bayam merah dan pasta ekstrak adanya aktivitas antioksidan pada produk.
albedo kulit jeruk Bali yang menjadi sumber Perubahan warna terjadi dari DPPH berwarna
penyumbang padatan. Penambahan ekstrak ungu kemudian diberi sampel yang
bayam merah dan pasta ekstrak albedo jeruk Bali mengakibatkan DPPH tereduksi sehingga
akan mengurangi jumlah air yang digunakan menjadi warna kuning cerah. Menurut teori
sehingga mempengaruhi total padatan pada es Syaifuddin (2015), menyatakan DPPH bekerja
krim, dengan semakin tinggi konsentrasi bahan dengan mentransfer elektron atau atom
tambahan akan mengurangi penggunaan air hidrogen ke radikal bebas sehingga radikal bebas
sehingga total padatan akan meningkat. Bayam ternetralisasi. DPPH dicampur dengan senyawa
merah menjadi penyumbang total padatan pendonor atom hidrogen, akan terjadi reaksi

9
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

reduksi dari DPPH yang mengakibatkan warna adonan es krim akan mengakibatkan jumlah air
ungu memudar berubah menjadi warna kuning. yang dibekukan lebih sedikit sehingga titik beku
terpengaruh yang menyebabkan tekstur es krim
menjadi lengket dan lembut dan berkualitas baik.
Waktu leleh atau melting rate
merupakan waktu yang dibutuhkan es krim
untuk meleleh secara sempurna pada suhu
ruang. Waktu leleh dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya overrun, dengan produk es krim yang
baik adalah es krim yang dapat bertahan
terhadap waktu leleh saat dihidangkan pada
A B suhu ruang (Oktafiyani & Susilo, 2019). Nilai
melting rate dari penelitian produk ini
Gambar 1. Hasil Uji Antioksidan Produk Es Krim ditunjukkan pada Tabel 5. Hasil menunjukkan
: A) Sebelum Inkubasi Menit ke-0; B) Setelah bahwa melting rate sesuai dengan penelitian
Inkubasi Menit ke-60. Douglas Goff & W. Hartel (2018), yang
menyatakan melting rate terbaik produk es krim
Overrun dan Melting Rate adalah antara 600-1200 detik.

Overrun merupakan pengembangan Produk es krim dengan penambahan


volume pada adonan es krim yang dihitung konsentrasi pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali
berdasarkan perbedaan volume adonan es krim yang semakin meningkat menghasilkan melting
dan volume adonan es krim yang telah dicampur rate semakin baik karena waktu leleh semakin
menggunakan mixer (Oktafiyani & Susilo, 2019). lama. Ekstrak bayam merah dan pasta ekstrak
Overrun dapat berpengaruh terhadap tekstur albedo jeruk Bali secara tidak langsung
dan kepadatan untuk menentukan kualitas es meningkatkan jumlah total padatan pada es krim
krim (Violisa et al., 2012). Nilai overrun dari menyebabkan viskositas adonan es krim
penelitian produk ini ditunjukkan pada Tabel 5. meningkat. Hal tersebut sesuai teori Violisa et al.
Hasil overrun dari es krim pada (2012), bahwa bahan penstabil menyebabkan
penelitian ini membuktikan bahwa es krim viskositas adonan es krim meningkatkan,
ekstrak bayam merah dengan penstabil pasta sehingga overrun yang yang dimiliki rendah
ekstrak albedo kulit jeruk Bali termasuk dalam es dengan pelelehan lebih lambat karena tekstur
krim premium. Hasil overrun es krim kontrol lebih lembut dan kristal-kristal es yang terbentuk
berdasarkan teori dari Douglas Goff & W. Hartel kecil. Bahan penstabil yang ditambahkan dengan
(2018), termasuk dalam es krim premium presentase semakin tinggi membuat adonan
dengan overrun antara 60-90% sedangkan lebih kental sehingga memperlambat pelelehan
overrun es krim perlakuan termasuk dalam es (Wahyudi et al., 2021).
krim standar dengan overrun antara 100-120%.
Penggunaan bahan penstabil berupa CMC pada Tabel 5. Hasil Uji Overrun dan Melting Rate Es
es krim kontrol menyebabkan nilai overrun yang Krim
didapatkan sangat tinggi. Hal tersebut terjadi Perbandingan
karena CMC termasuk jenis pengental sebagai Ekstrak Bayam
stabilisator serta pembentuk gel berperan untuk Merah dengan Overrun Melting Rate
meningkatkan kekentalan es krim saat sebelum Penstabil Pasta (%) (detik)
dibekukan dan memperpanjang masa simpan es Ekstrak Jeruk
krim karena dapat mencegah kristalisasi es Bali (%)
selama penyimpanan (Violisa et al., 2012). 883,00 ±
0:0 (K) 100 ± 0,00d
Penambahan ekstrak bayam merah dan 7,55a
pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali 88,67 ± 931,33 ±
4:0,5 (A)
menyebabkan penurunan overrun pada produk 1,53c 21,55b
es krim karena sebagai sumber padatan pada 79,00 ± 985,00 ±
6:1 (B)
adonan es krim dan menyebabkan es krim 2,00b 23,89c
menjadi lebih padat serta tidak mengalami 71,67 ± 1024,00 ±
8:1,5(C)
pengembangan namun menghasilkan es krim 3,51a 4,58d
kualitas baik dengan tekstur yang lembut dan * Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda
halus. Hal tersebut sesuai teori Violisa et al. pada kolom yang sama menunjukkan adanya
(2012), bahwa penambahan padatan dalam

10
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

perbedaan nyata pada tingkat kepercayaan Shigella Agar (SSA) yang berfungsi sebagai
95%. media selektif untuk mengiloasi bakteri
Salmonella. Bakteri Salmonella ketika tumbuh
Angka Lempeng Total
akan terbentuk koloni transparan di bagian
Angka lempeng total merupakan jumlah tengah berwarna hitam (Cahya et al., 2019).
dari mikroba aerob mesofilik yang ditemukan Hasil keberadaaan Salmonella dari penelitian
dalam per gram atau per mililiter produk pangan produk ini ditunjukkan pada Tabel 6. Hasil
yang ditentukan dengan metode standar. Media menunjukkan bahwa keberadaan Salmonella
yang digunakan dalam uji ALT adalah medium memenuhi syarat mutu es krim menurut Standar
Plate Count Agar (PCA) sebagai tempat untuk Nasional Indonesia (1992), yang menyatakan
menumbuhkan mikroba di permukaan agar bahwa keberadaan Salmonella produk es krim
koloni dapat terbentuk. Metode yang digunakan adalah negatif.
dalam inokulasi bakteri pada angka lempeng Penambahan ekstrak bayam merah dan
total yaitu metode pour plate (Cahya et al., pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali tidak
2019). Hasil ALT dari penelitian produk ini mengandung bakteri Salmonella sp. dibuktikan
ditunjukkan Tabel 6. Hasil menunjukkan bahwa dari uji keberadaan Salmonella produk es krim
ALT dari es krim memenuhi syarat mutu es krim tidak ditemukan adanya koloni hitam pada
menurut Standar Nasional Indonesia (1992), sampel. Hal tersebut sesuai dengan teori Cahya
yang menyatakan ALT produk es krim sebesar et al. (2019), yang menyatakan bakteri
2,0x105 CFU/mL. Salmonella ketika tumbuh akan membentuk
Hasil ALT dari es krim dengan koloni transparan dengan bagian tengah
penambahan konsentrasi pasta ekstrak albedo berwarna hitam. Cemaran bakteri Salmonella
kulit jeruk Bali yang semakin besar menunjukkan yang tidak ditemukan menandakan bahan baku
adanya penurunan nilai angka lempeng total. yang digunakan, sanitasi, proses pembuatan
Penambahan pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali bahan baku serta produk dilakukan secara baik,
diduga menyebabkan hasil ALT es krim bersih dan kehigienisannya terjaga. Hal tersebut
perlakuan mengalami penurunan. Hal tersebut sesuai dengan teori Ariyani & Anwar (2006),
terjadi karena pembuatan pasta ekstrak albedo yang menyatakan pengujian keberadaan
kulit jeruk Bali menggunakan bahan asam sitrat. Salmonella salah satu uji untuk mengetahui daya
Asam sitrat merupakan asam organik yang dapat tahan simpan produk pangan, sebagai indikator
menurunkan pH pada produk sehingga sanitasi dan keamanan pangan dan indikator
pertumbuhan dan metabolisme pada kebersihan dan higienitas proses produksi.
mikroorganisme terhambat. Penghambatan Tabel 6. Hasil Uji Mikrobiologi Es Krim
berperan sebagai antibakteri dari asam organik Perbandingan
Ekstrak Bayam
karena penurunan pH berada di bawah
Merah dengan
pertumbuhan mikroorganisme dan ALT Salmonella
Penstabil Pasta
penghambatan metabolisme oleh molekul asam Ekstrak Jeruk
membuat tegangan membran terganggu Bali (%)
sehingga DNA dan protein rusak (Berlian et al., 0:0 (K) 6,60 x 102 ±1,25c Negatif
2016). 4:0,5 (A) 4,76 x 102 ±0,49b Negatif
6:1 (B) 3,40 x 102 ±0,62ab Negatif
Keberadaan Salmonella 8:1,5(C) 2,00 x 102 ±0,36a Negatif
Salmonella sp. merupakan bakteri * Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda
peyebab utama penyakit yang disebarkan pada kolom yang sama menunjukkan adanya
melalui bahan atau produk makanan disebut perbedaan nyata pada tingkat kepercayaan
95%.
dengan foodborne diasease. Penyakit yang
dapat disebabkan oleh bakteri Salmonella
disebut salmonellosis. Media yang digunakan
dalam pengujian salmonella adalah Salmonella

11
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

KESIMPULAN coli PADA BAHAN PANGAN. Jurnal


Bioilmi, 2 (1): 51–57.
Simpulan yang didapatkan dari penelitian yaitu
Cahya, Tiara, Amir, Mellova, Manalu, &
konsentrasi ekstrak bayam merah yang paling
Trijuliamos, R. (2019). Uji Cemaran
baik untuk menghasilkan produk es krim dengan Mikroba Es Batu pada Penjual Minuman
kandungan antioksidan adalah sebesar 8%, di Lingkungan Pasar Kecamatan
berdasarkan hasil pengujian fisik, kimia dan Jagakarsa , Jakarta Selatan. Jurnal
mikrobiologi dengan hasil yang paling baik. Saintech Farma, 12 (2): 78–84.
Penambahan pasta ekstrak albedo kulit jeruk Bali https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sa
yang digunakan sebagai penstabil intechfarma/article/view/448
mempengaruhi kualitas produk es krim ekstrak Douglas Goff, H., & W. Hartel, R. (2018). Ice
bayam merah pada parameter kimia (protein, cream, 7th edition. In Angewandte
lemak, total padatan), parameter fisik (overrun, Chemie International Edition, 6 (11):
melting rate), parameter mikrobiologi dan 951–952.
parameter organoleptik. Filiyanti, I. (2013). Kajian Penggunaan Susu
Tempe Dan Ubi Jalar Ungu Sebagai
DAFTAR PUSTAKA Pengganti Susu Skim Pada Pembuatan
Es Krim Nabati Berbahan Dasar Santan
Ahmed, A. S. M., & El Zubeir, I. E. M. (2015). Kelapa. Teknosains Pangan, 2 (2): 57–
Processing properties and chemical 65.
composition of low fat ice zcream made
from camel milk using natural additives. Gaffar, R., Lahming, L., & Rais, M. (2018).
International Journal of Dairy Science, PENGARUH KONSENTRASI GULA
10 (6): 297–305. TERHADAP MUTU SELAI KULIT JERUK
https://doi.org/10.3923/ijds.2015.297. BALI (Citrus maxima). Jurnal
305 Pendidikan Teknologi Pertanian, 3: 117.
https://doi.org/10.26858/jptp.v3i0.547
Aji, A., Bahri, S., & Tantalia, T. (2018). 2
PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN
KONSENTRASI HCl UNTUK Hasibuan, S. S., Harun, N. M. ., & Ali, A. M.
PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT (2017). Pembuatan fruit leather buah
JERUK BALI (Citrus maxima). Jurnal jeruk manis (Citrus Sinensis L.) dengan
Teknologi Kimia Unimal, 6 (1): 33. penambahan dami nangka (Artocarpus
https://doi.org/10.29103/jtku.v6i1.467 heterophyllu). JOM Fakultas Pertanian,
4 (2): 1–13.
Ameliya, R., . N., & Handito, D. (2018).
PENGARUH LAMA PEMANASAN Injilauddin, A. S., Lutfi, M., & Nugroho, A.
TERHADAP VITAMIN C, AKTIVITAS (2015). Pengaruh suhu dan waktu pada
ANTIOKSIDAN DAN SIFAT SENSORIS proses ekstraksi pektin dari kulit buah
SIRUP KERSEN (Muntingia calabura L.). nangka (Artocarpus heterophyllus).
Pro Food, 4 (1): 289–297. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan
https://doi.org/10.29303/profood.v4i1. Biosistem, 3 (3): 280–286.
77 Istiqomah, S. N. (2020). Suci Nur Istiqomah,
Ariyani, D., & Anwar, F. (2006). Mutu 2020.
Mikrobiologis Minuman Jajanan Di Kartika, E., Khotimah, S., & Yanti, A. H. (2014).
Sekolah Dasar Wilayah Bogor Tengah Deteksi Bakteri Indikator Keamanan
(Microbiological Quality of Beverages at Pangan Pada Sosis Daging Ayam Di
Elementary Schools in Bogor Tengah Pasar Flamboyan Pontianak.
Subdistrict). Jurnal Gizi Dan Pangan, 1 Protobiont, 3 (2): 111–119.
(1): 44–50.
Khusni, L., Hastuti, R. B., & Prihastanti, E.
Berlian, Z., Fatiqin, A., & Agustina, E. (2016). (2018). Pengaruh Naungan terhadap
PENGGUNAAN PERASAN JERUK NIPIS Pertumbuhan dan Aktivitas Antioksidan
(Citrus aurantifolia) DALAM pada Bayam Merah (Alternanthera
MENGHAMBAT BAKTERI Escherichia

12
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

amoena Voss.). Buletin Anatomi Dan Jurnal Pertanian Dan Pangan, 1 (2):
Fisiologi, 3 (1): 62. 20–26.
https://doi.org/10.14710/baf.3.1.2018.
62-70 Pertiwi, R. (2017). PENGARUH SUBSTITUSI
KULIT SEMANGKA TERHADAP
Luditasari, D. F. A., Puspitasari, A., & Lestari, I. KUALITAS ES KRIM. UNIVERSITAS
(2019). Aktivitas Antioksidan Daun NEGERI PADANG.
Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.)
Dan Daun Kelor (Moringa Oleifera Putu, N., Savitri, T., Hastuti, E. D., Widodo, S.,
Lamk) Segar dan Dengan Pengolahan. Suedy, A., Biologi, P. S., Biologi, D.,
Analis Kesehatan Sains, 8 (2): 777–781. Diponegoro, U., Biologi, D.,
Diponegoro, U., & Nglorog, D. (2017).
Maulidina, H. (2019). Induksi poliploidi tanaman Kualitas Madu Lokal dari Beberapa
bayam merah (Alternanthera amoena Wilayah di Kabupaten Temanggung
Voss.) varietas red leaf menggunakan The Local Honey Quality of Some Areas
oryzalin. Universitas Islam Negeri in Temanggung. Buletin Anatomi Dan
Maulana Malik Ibrahim. Fisiologi, 2: 58–66.
Moilati, V. O., Yamlean, P. V. Y., & Rundengan, Rachmania, N., & Ashari, S. (2019). Seleksi
G. (2020). FORMULASI SEDIAAN KRIM Tanaman Bayam Merah (Amaranthus
EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM tricolor L.) Lokal Malang Selection of
MERAH (Amaranthus tricolor L.) DAN Red Spinach (Amaranthus tricolor L.) of
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN Local Malang. Jurnal Produksi
MENGGUNAKAN METODE DPPH (1.1- Tanaman, 7 (4): 720–727.
diphenyl-2-picrylhydrazyl). Pharmacon,
9 (3): 372. Saputri, Y. Y. I. (2019). Efektivitas Pemberian
https://doi.org/10.35799/pha.9.2020.3 Puding Bayam Merah Dan Jus Jeruk
0021 Sunkis Terhadap Kadar Hemoglobin
Pada Remaja Putri Anemia Di Smk
Nelwida, N., Berliana, B., & Nurhayati, N. Sahid Institut Teknologi Sains Dan
(2019). Kandungan Nutrisi Black garlic Kesehatan Pku Muhammadiyah
Hasil Pemanasan dengan Waktu Surakarta.
Berbeda: Nutrition content of Black http://repository.itspku.ac.id/19/
garlic heated in different times. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 22 (1): Siswati, O. D., & Nurwantoro, V. P. B. (2019).
53–64. Karakteristik es krim ubi jalar ungu
(Ipomea batatas) dengan penambahan
Nugroho, P., Dwiloka, B., & Rizqiati, H. (2018). tepung umbi gembili sebagai bahan
Rendemen, Nilai pH, Tekstur, dan penstabil. Jurnal Teknologi Pangan, 3
Aktivitas Antioksidan Keju Segar (1): 121–126. www.ejournal-
dengan Bahan Pengasam Ekstrak s1.undip.ac.id/index.php/tekpangan
Bunga Rosella Ungu (Hibiscus
sabdariffa L.). Jurnal Teknologi Pangan, Standar Nasional Indonesia. (1992). SNI
2 (1): 33–39. 01.2891:1992 Cara Uji Makanan dan
Minuman. Bsn, 1992, 1–39.
Nur Hasanah, A. A., Mustofa, A., & Widanti, Y.
A. (2020). KARAKTERISTIK KIMIA, Syaifuddin. (2015). UJI AKTIVITAS
FISIKA, DAN SENSORI ES KRIM BUAH ANTIOKSIDAN BAYAM MERAH
BIT (Beta vulgaris L.) DENGAN (Alternanthera amoena Voss.) SEGAR
PERBEDAAN JENIS GULA. Jurnal DAN REBUS DENGAN METODE DPPH
Teknologi Dan Industri Pangan, 5 (1): (1,1 –diphenyl-2-picylhydrazyl).
1–12. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
https://doi.org/10.33061/jitipari.v5i1.3 WALISONGO SEMARANG.
641 Utama, C. S., Sulistiyanto, B., Barus, O., &
Oktafiyani, A., & Susilo, D. U. M. (2019). Haidar, M. F. (2022). Kualitas Kimia dan
Pembuatan Es Krim Ubi Jalar Ungu Profil Serat Bekatul Gandum dengan
Dengan Variasi Jumlah Siklus Kadar Air dan Lama Pemanasan
Pengocokan-Pembekuan. Agrofood: Berbeda. Jurnal Aplikasi Teknologi

13
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 8 No. 2 November 2022
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095

Pangan, 11 (1): 26–33.


https://doi.org/10.17728/jatp.11457

Violisa, A., Nyoto, A., & Nurjanah, N. (2012).


Penggunaan Rumput Laut sebagai
Stabilizer Es Krim Susu Sari Kedelai.
Teknologi Dan Kejuruan, 35 (1): 103–
114.

Wahyudi, V. A., Putri, W. C. H., & Saati, E. A.


(2021). Karakteristik dan Aktivitas
Antioksidan Velva Bayam Merah dan
Penstabil CMC (Carboxyl Metyl
Cellulose). Food Technology and Halal
Science Journal, 4 (1): 10–22.
https://doi.org/10.22219/fths.v4i1.155
71

Waladi, Johan, V. dan Hamzah, F. (2015).


PEMANFAATAN KULIT BUAH NAGA
MERAH (Hylocereus polyrhizus.)
SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM
PEMBUATAN ES KRIM. Jom Faperta, 2:
1–11.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMF
APERTA/article/view/5254

Wana, N., & Pagarra, H. (2019). Efektivitas


Ekstrak Pektin dari Kulit Buah Jeruk Bali
(Citrus maxima) Sebagai Antimikroba.
Bionature, 19 (2): 140–151.
https://doi.org/10.35580/bionature.v1
9i2.9732

14

You might also like