Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Recently plant extracts are naturally needed as additives. Many biological activities from plant extracts is important in the field of
food and health. Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizuz) is one of the most popular fruits in Indonesia. However, it is
unfortunate that the peel of the fruit is often only discarded and has not been utilized. In this study, the antioxidant activity of
red dragon fruit peels with a 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) radical scavenging activity was carried out. Dragon fruit peel
extract was obtained by maceration method with three variations of solvents i.e. hexane, ethyl acetate and ethanol. Scavenging
radical activity assay was conducted in the concentration range of 100 to 800 ppm, with a good activity is the ethanol extract
with 55.92% inhibition at 800 ppm concentration, followed by ethyl acetate extract as of 55.52% and hexane extract as of
35.39%. Characterization of dragon fruit peel extract was also carried out by infrared spectroscopy (FTIR) at wavelengths of
500-4000 cm-1 to determine the functional groups present in dragon fruit peel extract. The results obtained indicate that dragon
fruit peels have the potential to be applied in the field of food and health because they have quite good antioxidant activity.
Keywords; antioxidants, DPPH, dragon fruit peel, maceration
ABSTRAK
Akhir-akhir ini, ekstrak tanaman merupakan zat tambahan alami yang sangat diperlukan. Banyak aktivitas biologi dari
ekstrak tanaman dalam bidang pangan dan kesehatan. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizuz) merupakan salah satu
buah yang sangat diminati di Indonesia. Akan tetapi, sayang sekali bahwa kulit buahnya sering kali hanya dibuang dan
belum termanfaatkan. Dalam penelitian ini, aktivitas antioksidan kulit buah naga merah dengan uji radikal DPPH telah
dilakukan. Ekstrak kulit buah naga diperoleh dengan metode maserasi dengan tiga variasi pelarut yakni heksan, etil
asetat dan etanol. Persen inhibisi radikal bebas dilakukan pada range konsentrasi 100 sampai 800 ppm, dengan hasil yang
paling bagus dimiliki oleh ekstrak etanol dengan persen inhibisi sebesar 55,92% pada konsentrasi 800 ppm, diikuti oleh
ekstrak etil asetat sebesar 55,52% dan ekstrak heksan sebesar 35,39%. Karakterisasi ekstrak kulit buah naga juga
dilakukan dengan spetroskopi infra merah (FTIR) pada panjang gelombang 500-4000 cm-1 untuk mengetahui gugus-
gugus fungsional yang ada di dalam ekstrak kulit buah naga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kulit buah naga
berpotensi diaplikasikan dalam bidang pangan dan kesehatan karena memiliki aktivitas antioksidan yang cukup bagus.
Kata kunci; antioksidan, DPPH, kulit buah naga, maserasi
Author Institution : Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI, Jl. Jogja - Wonosari, km 31, 5, Kec. Playen, 174 WNO,
1
Gading II, Gading, Kec. Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55861
Koresponding Author : anastasia.wheni.i@gmail.com
Articel History : Received 19 June 2020; received in revised from 8 July 2020; accepted 11 September 2020; Available
online since 31 October 2020
http://doi.org/10.20886/jpkf.2020.4.2.71-80
Jurnal Vol. 4 No.2 Oktober 2020: 71-80
I. PENDAHULUAN
Antioksidan sangat dibutuhkan oleh penanaman buah naga adalah iklim tropis
tubuh untuk menjaga kesehatan dengan kering atau subtropik dengan kondisi curah
menangkal radikal bebas. Antioksidan sintetik hujan yang cukup (Then, 2017). Untuk
seperti BHA (butylated hydroxyanisole) dan produksi buah, satu tanaman bisa
BHT (butylated hydroxytoluene) secara luas menghasilkan empat sampai enam siklus
digunakan dalam industri makanan karena pertahun dan buah dipanen ketika kulit
kemampuannya dalam mencegah terjadinya memerah hampir 80% (Puspakumara et al.,
kerusakan dan memperpanjang masa simpan 2006). Antioksidan dari beberapa tipe buah
makanan (Hotta et al, 2002). Akan tetapi, sudah banyak dilakukan. Beberapa penelitian
penggunaan antioksidan sintetik dapat sebelumnya sudah menentukan tentang
meningkatkan resiko terjadinya kanker dan antioksidan dari buah manga, jambu, pepaya
kerusakan hati pada manusia (Namiki, 1990). dan belimbing (Lim et al, 2007). Akan tetapi,
Mekanisme secara pasti dari terjadinya penelitian tentang aktivitas antioksidan pada
kanker ini belum diketahui, akan tetapi itu kulit buah dan biji biasanya belum banyak
diduga sifat dari antioksidan sintetik lebih dilakukan karena popularitas yang rendah
toksik dibandingkan dengan antioksidan alami dan sulitnya dalam aplikasi secara komersial
(Bjelakovic et al., 2007). Oleh karena itu, (Soong & Barlow, 2004).
sumber alternatif antioksidan alami sangat Buah naga, seperti kebanyakan buah
diperlukan. Beberapa contoh antioksidan dan sayuran tropis, dipercaya kaya dengan
alami yang bisa diperoleh dari sumber antioksidan. Akan tetapi kadar antioksidan
makanan yakni klorofil, vitamin C, flavonoid, dan sifatnya secara spesifik dalam buah dan
likopen dan selenium (Silvia et al., 2016). kulitnya masih kurang informasi. Akhir-akhir
Antioksidan alami dari buah, sayur, dan ini, banyak penelitian yang mengklaim tentang
anggur, telah banyak dipelajari untuk sifat antioksidan dari buah naga sebagai salah
kepentingan kesehatan (Cakar et al., 2016). satu sumber yang potensial dalam bidang
Disamping buah, bagian lain tanaman seperti aditif makanan. Akan tetapi, masih sedikit
kulit batang, daun, kulit buah dan akar juga studi tentang antioksidan dari spesies buah
dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan. naga (Hylocereus) yang telah dilakukan
Antioksidan dari hijau daun seperti bayam, (Mahattanatawee et al., 2006; Lim et al.,
daun jambu, daun strawberi (Wang & Lin, 2007).
2000). Buah naga biasanya dikonsumsi secara
Buah naga merupakan salah satu buah langsung atau diproses menjadi jus dengan
tropis di bawah famili kaktus, Cactaceae. limbah utama adalah kulitnya. Senyawa
Secara umum, ada dua spesies dari buah naga, betalains pada daging buah naga dan spesies
yakni buah naga merah (Hylocereus Hylocereus yang berwarna ungu merupakan
polyrhizuz) dan buah naga putih (Hylocereus senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan
undatus) (Sumaryani & Dharmadewi, 2018). yang paling banyak (Esquivel et al., 2007) dan
Perbedaan keduanya terletak pada warna dan kami berhipotesis bahwa kulit buah naga juga
ukuran buah, serta warna dari daging memiliki aktivitas antioksidan yang serupa
buahnya. Kondisi iklim yang baik untuk dengan buahnya. Di sisi lain, di Indonesia buah
72
Uji In Vitro Aktivitas Antioksidan …
(Anastasia Wheni Indrianingsih, Dwi Ratih & Nurina Indirayati)
73
Jurnal Vol. 4 No.2 Oktober 2020: 71-80
Gambar 1. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah naga dengan uji DPPH:
y1: ekstrak etanol, y2: ekstrak heksan, y3: ekstrak etil asetat
Figure 1. Antioxidant activity of dragon fruit peel extract with DPPH test:
y1: ethanol extract, y2: hexane extract, y3: ethyl acetate extract
Kapasitas penangkapan radikal bebas 50%. Pada penelitian ini grafik IC50
kulit buah naga berkisar antara 13,7-55,81% ditunjukkan pada Gambar 2. Dapat dilihat
untuk ekstrak etanol; 4,8-35,4% untuk ekstrak bahwa kemampuan penangkapan radikal
heksan dan 13,4-55,5% untuk ekstrak etil bebas yang paling tinggi, ditandai dengan IC50
asetat. Secara umum, kemampuan penangkapan yang paling rendah yang dimiliki oleh ekstrak
radikal bebas oleh ekstrak kulit buah naga etil asetat sebesar 692 ppm, diikuti oleh
meningkat seiring dengan tingginya konsentrasi ekstrak etanol sebesar 698 ppm, dan terakhir
ekstrak. Konsentrasi penghambatan setengah oleh ekstrak heksan sebesar 1289 ppm. Asam
(IC50) mengukur potensi dari suatu ekstrak/ askorbat sebagai kontrol positif memiliki IC50
senyawa untuk menghambat suatu kemampuan sebesar 52,21 ppm.
biologi atau biokimia secara spesifik sebanyak
Gambar 2. Grafik IC50 dari ekstrak kulit buah naga terhadap aktivitas
antioksidan melalui uji DPPH
Figure 2. IC50 graph of dragon fruit peel extract on antioxidant activity through DPPH test
74
Uji In Vitro Aktivitas Antioksidan …
(Anastasia Wheni Indrianingsih, Dwi Ratih & Nurina Indirayati)
Asam askorbat digunakan sebagai kontrol peran penting dalam aktivitas antioksidan secara
positif dalam penelitian ini karena asam keseluruhan (Park et al, 2008). Polifenol seperti
askorbat atau vitamin C secara umum banyak senyawa flavonoid bisa ditemukan dalam daging
terdapat dalam berbagai macam jenis buah dan buah, kulit dan biji buah (Sir Elkhatim et al.,
sayuran. Uji aktivitas antioksidan menggunakan 2018). Menurut Esquivel et al., 2007, senyawa
penangkapan radikal bebas menyediakan betalain yang terdiri dari struktur fenolik dan
informasi tentang kemampuan suatu senyawa non-fenolik memiliki kemampuan antioksidan
antioksidan dalam mencegah spesies radikal dari spesies Hylocereus. Senyawa betalain ini
dalam menyerang protein, asam lemak, DNA, berbeda dengan senyawa antosianin karena
asam amino, dan gula dalah sistem biologi atau mengandung nitrogen, dimana senyawa
sistem makanan. DPPH merupakan suatu antosianin tidak memilikinya. Dari penelitian
radikal organik yang stabil dan sudah digunakan Manihuruk et al., 2017, secara uji kualitatif
secara luas dalam penentuan aktivitas diketahui bahwa pada ekstrak kulit buah naga
antioksidan suatu senyawa alam dengan cara merah terdapat senyawa fenol hidrokuinon,
yang mudah, sensitif dan cepat (Koleva et al., flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan
2002 dan Ozcelik et al., 2003). Larutan DPPH tannin; sedangkan senyawa tannin tidak
berwarna ungu dengan puncak absorbansi pada terdeteksi pada uji kualitatif ini. Adapun, uji
517 nm dan berubah warna menjadi kuning saat kuantitatif senyawa fenol menghasilkan 31.12
ada penangkap radikal dalam sistem dan ketika mg/100 gram (ekuivalen dengan asam galat).
jumlah elektron yang ganjil dalam nitrogen di Spektroskopi infra merah digunakan
molekul DPPH sudah terpasangkan (Jasprica et untuk mendeteksi gugus-gugus fungsional yang
al., 2007). Perbedaan kemampuan dalam terdapat dalam suatu senyawa. Pada penelitian
menangkap radikal bebas pada tiga ekstrak kulit ini, pengukuran spektra infra merah dilakukan
buah naga kemungkinan karena adanya pada panjang gelombang 4000-500 1/cm.
perbedaan kandungan senyawa fenolik dalam Gambar 3. menunjukkan spektra infra merah
ekstrak. Kemampuan penangkapan radikal bebas dari kulit buah naga.
DPPH berasal dari kemampuannya untuk Spektra FTIR dari ekstrak kulit buah naga
menerima elektron atau radikal hydrogen dan menunjukkan adanya serapan pita pada area
menjadi molekul yang stabil. Senyawa fenolik sekitar 3425 cm-1 yang merupakan vibrasi dari
mampu memberikan atom hydrogen dan oleh gugus hidroksil (OH). Pita absorpsi pada area
karenanya merupakan suatu senyawa yang sekitar 2924,1 menunjukkan adanya vibrasi C-H
efektif dalam menangkap radikal bebas. dari CH2, sedangkan pita serapan pada 1718
Ada berbagai jenis senyawa antioksidan cm-1 menunjukkan adanya vibrasi dari C=O.
dalam buah-buahan. Semua senyawa antioksidan Adapun pita serapan pada 1381, 1249, 1111, dan
berperan sebagai bahan yang menunda atau 1049 cm-1 mengindikasikan adanya pita serapan
mencegah terjadinya oksidasi seluler yang dari C-O-C. Adanya pita absorpsi pada 756,10
disebabkan oleh spesies oksigen yang reaktif cm-1 kemungkinan mengindikasikan adanya
(Ajila et al., 2007). Dari beberapa jenis senyawa asam palmitat yang terkonjugasi ke senyawa
antioksidan yang terdapat dalam buah-buahan asam askorbat diheksadekanoat, sesuai dengan
tropis diantaranya adalah senyawa fenolik, literatur yang juga mempelajari tentang kulit
betalain dan karotenoid. Polifenol merupakan buah naga (Vijayakumar et al, 2018).
salah satu senyawa fenolik yang memainkan
75
Jurnal Vol. 4 No.2 Oktober 2020: 71-80
76
Uji In Vitro Aktivitas Antioksidan …
(Anastasia Wheni Indrianingsih, Dwi Ratih & Nurina Indirayati)
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan Esquivel, P., Stintzing, F. C. & Carle, R. (2007).
untuk memperoleh kemungkinan senyawa Phenolic compound profiles and their
baru yang terdapat pada kulit buah naga. corresponding antioxidant Capacity of
purple pitaya (Hylocereus sp.)
UCAPAN TERIMA KASIH genotypes. Zeitschrift fur Natur
forschung C, Journal of Biosciences 62:
Terima kasih kepada Balai Penelitian Teknologi
636-644.
Bahan Alam LIPI atas fasilitas laboratoriumnya
dan sebagian pendanaan dari kegiatan PRN F. Ferreres, C. Grosso, A. Gil-Izquierdo et
Kemenristek/BRIN (No: 149/E1/PRN/2020). al., “Optimizationof the recovery of
Kontributor dari penelitian ini adalah penulis high-value compounds from pitaya fruit
pertama melakukan penelitian, analisis data, dan by-products using microwave-assisted
penulisan paper; penulis kedua dan ketiga extraction,”Food Chemistry, vol. 230,
melakukan penelitian. pp. 463–474, 2017.
Hor, S.Y., Ahmad, M., Farsi, E., Yam, M.F.,
DAFTAR PUSTAKA Hashim, M.A., Lim, C.P., Sadikun, A., &
Asmawi, M.Z. (2012). Safety
Ajila, C.M., Naidu, K.A., Bhat, S.G. & Prasada assessment of methanol extract of red
R.U.J.S. (2007). Bioactive compounds dragon fruit (Hylocereus polyrhizus):
and antioxidant potentialof mango peel Acute and subchronic toxicity studies.
extract. Food Chemistry 105, 982-988. Regul. Toxicol. Pharmacol. 63, 106–114.
Bjelakovic, G., Nikolova, D., Gluud, L.L., Hotta, H., Nagano, S., Ueda, M., Tsujino, Y.,
Simonetti, R.G., Gluud, C. (2007). Koyama, J., Osakai, T. (2002). Higher
Mortality in randomized trials of radical scavenging activities of
antioxidant supplements for primary polyphenolic antioxidants can ascribe
and secondary prevention: systematic to chemical reactions followingtheir
77
Jurnal Vol. 4 No.2 Oktober 2020: 71-80
78
Uji In Vitro Aktivitas Antioksidan …
(Anastasia Wheni Indrianingsih, Dwi Ratih & Nurina Indirayati)
79
Jurnal Vol. 4 No.2 Oktober 2020: 71-80
80