You are on page 1of 14

Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.

2, 2018

FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASKER WAJAH


GEL PEEL OFF EKSTRAK METANOL BUAH PEPAYA
(Carica papaya L.)

Liza Pratiwi1), Sri Wahdaningsih1)


1)
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak
email : lyza_pratiwi@yahoo.com/085643182838

ABSTRACT

Gel peel off facial mask is one of the alternative dosage that can improve the comfort to use and
is expected to increase antioxidant activity from papaya fruit. Papaya has antioxidant activity due to
antioxidant components such as beta-carotene, vitamin C, lycopene. The purpose of this research is to
know that methanol extract of papaya fruit can be formulated into gel peel off facial mask
preparation, determining polivinyl alkohol (PVA) that used for gelling agent gel peel off facial mask
concentration with physical, chemical, and antioxidant activity with the best IC50 value. The method
used in the extraction is maceration with methanol solvent. PVA used with concentration are 2,5%;
8,75%; and 17,5%. The Physical test include organoleptic test, adhesion test, spreading test and the
chemical test with pH test. Based on the result of the research, it can be concluded that the methanol
extract of papaya fruit can be formulated into gel face mask preparation, the formula with PVA
concentration of 8,75% fulfill organoleptic rules, with adhesion test 20,16 seconds ± 2,90, spreading
test 10,2 cm ± 1,28, pH value 7,13 ± 0,06 with the physical and chemical properties of gel peel off
facial mask methanol extract of papaya fruit, and formula with concentration 8,75% PVA has the
highest antioxidant activity with IC50 value 80,52 µg/mL that include as strong antioxidant.

Keywords: gel peel off facial mask, methanol extract of papaya fruit, PVA, IC 50.

ABSTRAK

Masker gel peel off merupakan salah satu alternatif sediaan yang dapat meningkatkan
kenyamanan penggunaan dan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan buah pepaya.
Pepaya memiliki aktivitas antioksidan karena komponen-komponen antioksidan seperti betakaroten,
vitamin C, likopen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa ekstrak metanol buah
pepaya dapat diformulasikan menjadi sediaan masker wajah gel peel off dan menentukan konsentrasi
polivinyl alkohol (PVA) yang merupakan bahan dasar masker gel peel off yang memiliki sifat fisik,
kimia, dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50 terbaik. Metode yang digunakan pada ekstraksi
adalah maserasi dengan pelarut metanol. PVA yang digunakan dengan konsentrasi 2,5%; 8,75%; dan
17,5%. Uji sifat fisik meliputi uji organoleptis, uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji sifat kimia
menggunakan uji pH. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa ekstrak metanol buah
pepaya dapat diformulasikan menjadi sediaan masker wajah gel peel off, formula dengan konsentrasi
PVA 8,75% memenuhi persyaratan organoleptik, daya lekat sebesar 20,16 detik ± 2,90, daya sebar
sebesar 10,2 cm ± 1,28, nilai pH 7,13 dengan nilai IC50 80,52 µg/mL yang termasuk antioksidan kuat.

Kata kunci: masker wajah gel peel off, ekstak metanol buah pepaya, PVA, IC50.
PENDAHULUAN meningkat, baik dalam bentuk maupun
jumlahnya. Kosmetik merupakan suatu
Pada masyarakat Indonesia, kebutuhan untuk tampil menarik serta sehat
penggunaan kosmetika semakin dan bugar. Formulasi dari bahan alam
Liza pratiwi dan Sri wahdaningsih 1
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

dalam bentuk sediaan kosmetika dapat masker gel peel off memiliki keuntungan,
meningkatkan kenyamanan dalam yaitu mudah mengering dengan
penggunaan dan penerimaan di membentuk lapisan film yang mudah
masyarakat. Masker gel peel off dicuci, dan memberikan rasa dingin dikulit
merupakan salah satu alternatif sediaan (Lachman dkk., 1986).
yang dapat meningkatkan kenyamanan
penggunaan dan diharapkan dapat Perkembangan teknologi sediaan obat
meningkatkan aktivitas antioksidan dari yang berasal dari bahan alam semakin
buah pepaya yaitu dengan adanya pesat. Sering dengan kemajuan ilmu
pengaruh penggunaan basis masker gel pengetahuan dan teknologi, para ilmuan
peel off, yaitu polivinylalkohol (PVA). telah melakukan penelitian tentang khasiat
PVA merupakan bahan dasar masker gel tumbuhan obat, salah satunya tanaman
peel off yang dapat digunakan yang yang bermanfaat sebagai antioksidan.
memiliki keuntungan yaitu dapat Antioksidan merupakan suatu senyawa
menghasilkan gel yang homogen dengan yang dapat melawan bahaya toksik serta
bahan aktifnya dan dapat digunakan mengurangi terjadinya kerusakan sel pada
sebagai preparat kosmetik. Bahan dasar gel tubuh yang diakibatkan oleh proses
dengan formulasi yang tepat akan oksidasi radikal bebas. Secara kimiawi,
mempengaruhi kemampuan dalam antioksidan adalah senyawa yang mampu
menahan zat aktif. Masker gel peel-off memberikan elektron sehingga mencegah
adalah jenis masker yang akan mengering terjadinya proses oksidasi. Antioksidan
lalu membentuk lapisan film oklusif yang alami mampu melindungi tubuh terhadap
dapat dikelupas setelah digunakan. Masker kerusakan yang disebabkan oksigen
gel peel-off dapat meningkatkan reaktif, mampu menghambat terjadinya
kelembapan kulit dan meningkatkan efek penyakit degeneratif serta menghambat
dari senyawa utama (senyawa aktif) pada peroksidase lipid pada makanan.
bagian epitel dikarenakan oklusifitas Antioksidan alami umumnya memiliki
lapisan polimer yang terbentuk (Shai, gugus hidroksi dalam struktur molekulnya.
2009; Vieira, 2009; Berighs dkk., 2013). Salah satu tanaman yang mengandung
PVA juga dapat melembabkan kulit, vitamin C adalah buah pepaya (Carica
menggangkat sel kulit mati, dan papaya L.). Pepaya matang mengandung
membersihkan kulit (Chakraborty dkk., antioksidan yang lebih tinggi dibanding
2017). Konsentrasi PVA yang digunakan dengan pepaya mentah, dimana
sebagai gelling agent pada 2,5%-17,5% antioksidan yang terkandung antara lain
(Andre, 2013). Sediaan dalam bentuk senyawa fenol dan vitamin C (Austria
dkk., 1996). Pepaya matang mengandung
antioksidan yang lebih tinggi karena
komponen-komponen antioksidan seperti
betakaroten, vitamin C, likopen, dan zat
lain telah terbentuk secara sempurna
(Hernani dan Rahardjo, 2006). Pengujian
in vitro antioksidan dengan metode DPPH
pada ekstrak buah pepaya matang

Liza pratiwi dan Sri wahdaningsih 2


Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

diperoleh nilai IC50 sebesar 33,6 µg/mL ± analisis. Metanol (Bratachem), PVA
1,2 yang merupakan antioksidan yang (Bratachem), carbopol (Bratachem),
sangat kuat (Dulce dkk., 2014). Efek propilen glikol (Bratachem), metil paraben
antioksidan dan untuk perawatan kulit (Bratachem) dengan kualitas farmasetis,
wajah akan lebih baik diformulasikan dan aquadest (Dwicentra) dengan kualitas
dalam bentuk topikal dibandingkan dengan teknis.
oral karena zat aktif akan berinteraksi lebih
lama dengan kulit wajah (Draelos dan
Thaman, 2006). Tujuan penelitian ini Jalannya Penelitian
adalah untuk mengetahui bahwa ekstrak
Determinasi Tanaman
metanol buah pepaya dapat diformulasikan
Determinasi tanaman pepaya
menjadi sediaan masker wajah gel peel off,
dilakukan di Laboratorium Biologi
menentukan konsentrasi PVA yang
Fakultas Matematika dan Ilmu
memiliki sifat fisik dan kimia masker
Pengetahuan Alam Universitas
wajah gel peel off ekstrak metanol buah
Tanjungpura dengan menyerahkan sampel
pepaya terbaik, dan menentukan aktivitas
berupa tanaman utuh dari akar, batang,
antioksidan dengan nilai IC50. Keterbaruan
daun, dan buah.
penelitian yaitu pada sediaan masker Pengambilan dan Pengolahan Sampel
wajah gel peel off yang diformulasikan Sampel yang digunakan adalah buah
dengan variasi PVA yang berasal dari pepaya matang yang diambil dari
bahan alami yaitu ekstrak metanol buah perkebunan di Jalan 28 Oktober Siantan
pepaya. Pontianak, Kalimantan Barat. Pepaya yang
METODE PENELITIAN matang berumur 8-10 bulan dan
Alat dan Bahan menunjukkan ¾ dari bagian buah berwarna
Alat-alat yang digunakan dalam kekuning kuningan serta getahnya encer
penelitian ini adalah: neraca analisis digital dan berwarna bening (Rukmana, 1995).
(Ohauss) empat angka dibelakang koma, Buah Pepaya dicuci hingga bersih dengan
alat-alat gelas (pyrex), stopwatch, air bersih dan mengalir kemudian dikupas
spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu tipe kulitnya serta dibuang bijinya lalu buah
2450), kuvet kuarsa ukuran 1 cm, pH pepaya dipotong-potong tipis dan dikering
meter (HANNA), kertas saring, rotary anginkan pada suhu 60°C. Potongan
evaporator (Heldolph tipe Hei-VAP), oven pepaya yang telah kering kemudian
(Memmert), timbangan analitik (Precisa), dihaluskan dengan blender hingga
waterbath (Memmert tipe WNB14), terbentuk bubuk papaya (Alimia, 2012).
aluminium foil, kurs porselen, bejana Pembuatan Ekstrak Metanol Buah
maserasi, termometer, cawan penguap, Pepaya
desikator, mortir dan stamper. Metode ekstraksi yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah ekstraksi secara
penelitian ini adalah: buah pepaya maserasi. Proses dilakukan terhadap buah
(perkebunan di Pontianak, Kalimantan pepaya yang telah berbentuk bubuk kering
Barat), kristal DPPH (Sigma-Aldrich) dan dengan cara menimbangnya terlebih
metanol (Merck) dengan kualitas pro dahulu kemudian dimasukkan ke dalam

Liza pratiwi dan Sri wahdaningsih 3


Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

bejana maserasi dan ditambahkan pelarut untuk memisahkan filtrat dan residunya.
metanol sampai semua sampel terendam Filtrat kemudian dipekatkan menggunakan
oleh pelarut lalu ditutup dengan aluminium rotary evaporator vacuum pada suhu 45°C
foil (Voigt, 1995). Proses maserasi (Alimia, 2012).
dilakukan dengan mengganti pelarut setiap Formulasi masker wajah gel peel off
24 jam dan dilakukan pengadukan tiga kali ekstrak metanol buah pepaya
sehari. Proses ini dilakukan sampai pelarut Adapun formula yang digunakan
menjadi bening. Hasil maserasi disaring dapat dilihat pada tabel 1 (Andre, 2013):
Tabel 1. Formulasi masker wajah gel peel off ekstrak metanol buah pepaya

Komposisi F I (g) F II (g) FIII (g)


Ekstrak metanol buah 0,03 0,03 0,03
pepaya
PVA 2,5 8,75 17,5
Propylene glikol 6 6 6
Carbomer 940 (carbopol) 2 2 2
Essense rose 0,01 0,01 0,01
Metil paraben 0,18 0,18 0,18
Water ad 100 100 100
Keterangan:
FI : Formula dengan konsentrasi PVA 2,5%
FII : Formula dengan konsentrasi PVA 8,75%
FIII : Formula dengan konsentrasi PVA 17,5%

PVA dikembangkan ke dalam air panas Organoleptik


sebanyak 20 kali beratnya selama 15 Pemeriksaan terhadap organoleptik
menit. Setelah mengembang digerus yang dilakukan meliputi tekstur, warna dan
sampai transparan. Carbopol pada bau yang diamati secara visual (Septiani,
lumpang yang berbeda dikembangkan 2011).
dengan air panas hingga homogen hingga Uji daya sebar
jernih. Kemudian tambahkan metil Ditimbang 500 mg gel dan diletakkan
paraben yang telah dilarutkan dalam di tengah kaca bulat berskala, sebelumnya
propilenglikol. Dicukupkan dengan air ditimbang dahulu kaca yang lain dan
suling sedikit demi sedikit dan digerus diletakkan kaca tersebut di atas gel dan
homogen hingga diperoleh dasar gel dibiarkan selama 1 menit. Kemudian
(Suardi dkk, 2008). Kemudian diukur berapa diameter gel yang menyebar
ditambahkan ekstrak ke dalam basis gel dengan mengambil panjang rata-rata
dan digerus hingga homogen. diameter dari beberapa sisi. Kemudian
Evaluasi Formula masker wajah gel ditambahkan 50,0 mg beban tambahan dan
peel off ekstrak metanol buah pepaya didiamkan selama 1 menit. Dicatat
Masker wajah gel peel off dievaluasi diameter gel yang menyebar dan
secara fisik dan kimia, yaitu meliputi diteruskan dengan menambah tiap kali
organoleptis, daya sebar, daya lekat, dan beban tambahan 50,0 mg dicatat diameter
uji pH.
Liza pratiwi dan Sri wahdaningsih 4
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

gel yang menyebar selama 1 menit (Voigt, L   .r 2


......................
(Pers. 1)
1994).
Uji daya lekat Keterangan:
Dilakukan dengan meletakkan gel di L : Luas penyebaran
atas objek gelas yang telah ditentukan π : 3,14
luasnya. Diletakkan objek gelas lain di atas r : jari-jari (cm)
gel tersebut. Kemudian ditekan dengan Peredaman terhadap DPPH dihitung
beban 1 kg selama 5 menit. Objek gelas dengan menggunakan persamaan berikut
dipasang pada alat tes dan dilepaskan (Wulansari dan Chairul, 2011):
beban seberat 80 gram. Dicatat waktu yang A1 - A2
diperlukan hingga objek gelas tersebut Q = x 100 %
A1 (Pers. 2)
lepas.
Pemeriksaan pH sediaan Keterangan:
Sebelum digunakan, pH meter Q = Persen Peredaman
dikalibrasi dengan larutan bufer pH 7 dan A1 = Absorbansi Kontrol
4. Elektroda yang digunakan dibilas A2 = Absorbansi sampel
dengan aquades sebelum dan setelah
pengukuran. Sebanyak 1 gram gel di
encerkan dengan air suling hingga 10 mL. HASIL DAN PEMBAHASAN
Diambil larutan tersebut dan ditempatkan HASIL
pada pH meter. Hasil pH akan muncul Determinasi Tanaman
pada layar setelah beberapa saat. Penelitian ini menggunakan sampel
Campuran dihomogenkan dengan cara buah pepaya yang telah dideterminasi.
dibolak-balik selama 1 menit. Pembacaan Determinasi merupakan upaya untuk
pada alat pH meter dilakukan setelah 5 membandingkan suatu tumbuhan dengan
menit untuk memastikan angka sudah satu tumbuhan lain yang sudah dikenal
stabil dan tidak bergerak lagi (Froelich sebelumnya. Hasil determinasi berupa
dkk., 2017). identitas suatu sampel tanaman yang
Uji Efektivitas Antioksidan terhadap diperlukan untuk menentukan objektivitas
DPPH dan spesifitas suatu tanaman hingga
Masing-masing larutan sampel (filtrat) pemanfaatannya dalam pengobatan dapat
sebanyak 2 ml ditambahkan dengan 2 mL diperoleh. Hasil determinasi yang
larutan DPPH 100 ppm, kemudian dikeluarkan Laboratorium Biologi,
campuran larutan tersebut diinkubasi Fakultas Matematika dan Ilmu
dalam penangas air tertutup pada suhu Pengetahuan Alam, Universitas
37°C selama 30 menit, untuk selanjutnya Tanjungpura, Pontianak menunjukkan
diukur serapannya dengan bahwa sampel yang digunakan pada
spektrofotometri UV-Vis pada panjang penelitian ini adalah buah pepaya dengan
gelombang 317 nm (Maisarah dkk., 2013). spesies Carica papaya L. dari suku
Caricaceae.
Analisis Data
Pada uji daya sebar, luas penyebaran Pengambilan Sampel
dihitung dengan rumus: Sampel yang digunakan dalam
Liza pratiwi dan Sri wahdaningsih 5
Pharmacy Medical Journal Vol.1 No.2, 2018

penelitian berupa buah dari tanaman pemilihan pelarut pada proses ekstraksi
pepaya (Carica papaya L.). Sampel yang sangat penting karena dapat
digunakan pada penelitian ini berasal dari mempengaruhi zat aktif yang tersari dan
Jalan 28 Oktober, Pontianak, Provinsi mempengaruhi efek farmakologis yang
Kalimantan Barat. Sampel diambil dari akan dihasilkan. Pemilihan pelarut ini
tanaman budidaya (kultivar) sehingga harus sesuai dengan prinsip dari penyarian
identitas jenis, lokasi tumbuh, zat aktif yaitu, like dissolve like.
keseragaman umur, serta masa panen Kandungan zat aktif yang ingin disari
tanaman dapat diketahui dengan jelas. memiliki sifat polar dan nonpolar yaitu,
betakaroten, fenol dan vitamin C sehingga
Ekstraksi Buah Pepaya
pelarut yang digunakan harus bersifat
Ekstraksi merupakan salah satu proses
semipolar sehingga dapat menyari zat aktif
pemisahan kimia dengan menggunakan
tersebut. Metode ekstraksi yang digunakan
pelarut yang sesuai untuk mendapatkan
dalam penelitian ini adalah metode
kandungan kimia yang sesuai pula. Tujuan
maserasi. Maserasi dipilih karena dapat
dari ekstraksi adalah memisahkan
mengekstrak senyawa dengan baik dan
sebanyak mungkin kandungan kimia agar
dapat mencegah dekomposisi senyawa
lebih mudah digunakan dan dapat
yang labil terhadap panas.
disimpan lebih lama. Oleh karena itulah
Tabel 2. Hasil Maserasi dengan Pelarut Metanol
No. Hari Pengamatan Hasil Maserat
Warna Maserat Jumlah Maserat
1 Pertama Larutan berwarna kuning muda 850 mL
2 Kedua Larutan berwarna kuning cerah 890 mL
3 Ketiga Larutan berwarna kuning cerah 900 mL
Jumlah maserat 2600 mL
Penetapan Susut Pengeringan menggunakan pemanasan 105ºC. Hasil
Penetapan susut pengeringan bertujuan persentase ini menunjukkan bahwa ekstrak
untuk menentukan batasan maksimal yang digunakan pada penelitian ini
besarnya senyawa yang hilang pada proses tergolong ekstrak kental. Ekstrak kental
pemanasan dengan suhu 105ºC. Penetapan merupakan ekstrak dengan konsistensi
susut pengeringan digunakan untuk yang liat pada keadaan dingin, sukar
mengetahui kadar air dan pelarut yang dituang dan persentase kandungan air dan
masih tersisa didalam ekstrak sehingga pelarut dalam ekstrak mencapai 30%
dapat diketahui golongan ekstrak. (Voigt, 1995).
Parameter yang digunakan pada penetapan Evaluasi Sifat Fisik dan Kimia Gel
susut pengeringan ini adalah nilai bobot Evaluasi fisik dan kimia yang
konstan dari ekstrak. Berdasarkan uji yang dilakukan meliputi pengamatan
telah dilakukan diperoleh persen susut organoleptis, uji daya lekat, uji daya sebar,
pengeringan sebesar 15,343%. Hal ini dan pengukuran pH. Basis masker gel peel
menunjukkan bahwa ekstrak memiliki off dibuat dengan variasi gelling agent
15,343% zat yang dapat menguap dengan PVA.

Liza pratiwi dan Sri wahdaningsih 6


a b
c

Gambar 1. Masker gel peel of dengan: a) konsentrasi PVA 17,5%, b) konsentrasi PVA
8,75%, dan c) konsentrasi PVA 2,5 %

Tabel 3. Hasil Pengamatan Organoleptis Gel


No Formula Warna Bau Tekstur
1 FI Kuning Transparan Bau Khas Basis Kental
2 F II Kuning Transparan Bau Khas Basis Sedang kental
3 F III Kuning Transparan Bau Khas Basis Sangat kental
Keterangan:
FI : Formula dengan konsentrasi PVA 2,5%
FII : Formula dengan konsentrasi PVA 8,75%
FIII : Formula dengan konsentrasi PVA 17,5%

Pemeriksaan terhadap daya sebar akan mampu menyebar secara merata pada
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kulit sehingga efek yang dihasilkan
kemampuan menyebar gel pada lapisan merata. Adapun hasil uji daya sebar adalah
kulit. Gel dengan daya sebar yang baik pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji daya sebar
Rata –rata Luas penyebaran (cm2)
Beban (g) FI F II F III
0 27,25 ± 1,94 11,26 ±1,39 7,78 ± 0,75
50 35,23 ± 14,96 13,13 ± 1,84 8,82 ± 0,70
100 36,45 ±15,46 14,03 ± 2,49 9,64 ± 1,10
150 38,41 ± 15,63 14,79 ± 2,05 7,79 ± 1,36
200 41,34 ± 17,63 17,13 ± 1,84 10,2 ± 1,28
Keterangan:
FI : Formula dengan konsentrasi PVA 2,5%
FII : Formula dengan konsentrasi PVA 8,75%
FIII : Formula dengan konsentrasi PVA 17,5%
Hasil uji daya lekat menunjukkan yang dapat melekat dengan baik pada kulit
kemampuan sediaan untuk dapat melekat juga akan mengoptimalkan penggunaan
pada kulit sehingga dapat melekat dengan pada kulit dan menghindarkan pemakaian
baik pada kulit sehingga dapat berulang. Adapun hasil uji daya lekat gel
memberikan efek yang maksimal. Sediaan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Daya Lekat
No Waktu
FI F II F III
1 3,15 detik 17,25 detik 1 menit 3,21 detik
2 3,59 detik 20,18 detik 1 menit 1,17 detik
3 4,12 detik 23,05 detik 1 menit 4,13 detik
Rata- 3,62 detik ± 20,16 detik ± I menit 2,84 detik ±
rata 0,48 2,90 1,51
Keterangan:
FI : Formula dengan konsentrasi PVA 2,5%
FII : Formula dengan konsentrasi PVA 8,75%
FIII : Formula dengan konsentrasi PVA 17,5%

Kemampuan melekat yang rendah Pengujian sifat kimia gel yaitu


menggambarkan bahwa sediaan mudah dengan pengukuran pH dilakukan
lepas dari kulit sehingga efek yang menggunakan pH meter. Sampel
diberikan tidak maksimal. Pemeriksaan diletakkan pada pH meter bagian
fisik terhadap kemampuan melekat sensornya dan dibaca pH pada bagian
menunjukkan bahwa gel pada F III monitor. Hasil pengukuran pH dapat
memiliki daya lekat yang lebih lama dilihat pada tabel 6.
daripada F I dan F II.

Tabel 6. Hasil Pengukuran pH


No pH
FI F II F III
1 7 7,1 7,2
2 7,1 7,2 7,2
3 7,1 7,1 7,3
Rata-rata 7,067 ± 0,06 7,13 ± 7,23 ± 0,06
0,06
Keterangan:
FI : Formula dengan konsentrasi PVA 2,5%
FII : Formula dengan konsentrasi PVA 8,75%
FIII : Formula dengan konsentrasi PVA 17,5%

Uji Aktivitas Penangkapan Radikal Aktivitas penangkapan radikal DPPH


DPPH menggunakan parameter IC50. Hasil uji
dapat dilihat pada Gambar 2.
4000

IC50 (µg/mL)
3000
2000
1000
0

FI F II F III
Formula

Gambar 2. Nilai IC50 Formula

Keterangan:
FI : Formula dengan konsentrasi PVA 2,5%
FII : Formula dengan konsentrasi PVA 8,75%
FIII : Formula dengan konsentrasi PVA 17,5%

PEMBAHASAN simplisia yang telah rusak atau tidak utuh


Pada ekstraksi, berdasarkan tabel 2 lagi akibat proses pengubahan bentuk.
diketahui terjadi penurunan intensitas Oleh karena itu, dalam fase pertama
warna maserat. Hal tersebut menandakan maserasi ini, sebagian bahan aktif telah
senyawa yang disari oleh pelarut semakin berpindah ke dalam bahan pelarut. Fase
sedikit. Prinsip ekstraksi menggunakan selanjutnya adalah fase ekstraksi pelarut
maserasi yaitu adanya difusi cairan untuk melarutkan komponen dalam sel
penyari ke dalam sel tumbuhan yang yang tidak terluka dengan cara mendesak
mengandung senyawa aktif. Difusi masuk kedalam sel. Pada fase ini terjadi
tersebut mengakibatkan tekanan osmosis pembengkakan sel simplisia, dimana
dalam sel menjadi berbeda dengan membran mengalami pembesaran volume
keadaan di luar. Senyawa aktif kemudian akibat masuknya pelarut. Fase ekstraksi
terdesak keluar akibat adanya tekanan sudah mulai terjadi pada hari pertama
osmosis di dalam dan di luar sel (Dean, ditandai dengan simplisia yang telah
2009). Maserasi dilakukan didalam wadah mengembang.
kaca untuk mengurangi interaksi yang Pelarut yang digunakan adalah
mungkin terjadi antara sampel dengan metanol. Penggunaan metanol ini dipilih
wadah. Pada proses maserasi dilakukan karena senyawa metanol dapat menyari
pengadukan sesekali. Pengadukan lebih baik senyawa kimia. Metanol juga
bertujuan untuk mempercepat penyarian, sangat efektif dalam menghasilkan jumlah
sehingga pelarut akan menembus dinding bahan aktif yang optimal, dimana bahan
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang pengotor hanya sedikit yang ikut ke dalam
mengandung senyawa aktif. cairan pengekstraksi. Selain itu, metanol
Fase yang terjadi pada awal proses juga dapat menghambat kerja enzim dan
maserasi adalah fase pembilasan dianggap lebih optimal karena proses
komponen sel simplisia, dengan adanya maserasi dari bahan kering memerlukan
kontak langsung pelarut dengan bagian pembasahan terhadap simplisia sehingga
lebih optimal dibandingkan etanol 96% I, II dan III memiliki konsistensi yang
karena mengandung jumlah air yang lebih baik. Berdasarkan tabel 3, diperoleh bahwa
banyak. Pada penelitian lain, diperoleh pada gel diperoleh penambahan diameter
total fenolik pada buah pepaya dengan penyebaran berbanding lurus dengan
pelarut metanol cukup tinggi yaitu 38,15% penambahan beban. Hal tersebut
±0,53 (Asghar dkk., 2016). Maserat yang menunjukkan bahwa gel memiliki daya
didapat kemudian diuapkan dengan sebar yang baik. Berdasarkan pengukuran
penguap vakum putar (evaporator). pH, diperoleh bahwa gel ekstrak metanol
Adapun prinsip dari penguapan dengan buah pepaya bersifat netral. Nilai pH tidak
mengunakan rotary evaporator adalah boleh terlalu asam karena dapat
menguapkan pelarut dengan cara menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan
menurunkan tekanannya. Labu evaporator jika pH terlalu tinggi dapat menyebabkan
dipanaskan pada temperatur tertentu di kulit bersisik. pH gel yang baik yaitu 4,5-8
atas waterbath dan diputar selama (SNI, 1996), sehingga dapat dikatakan
evaporasi untuk mencegah terbentuknya bahwa gel ini memiliki pH yang baik
gumpalan pada permukaan sampel sehingga tidak menyebabkan iritasi dan
sehingga terjadi pencampuran yang kulit bersisik. Sebelum digunakan, pH
sempurna. Adanya tekanan yang diberikan meter terlebih dahulu dikalibrasi
oleh pompa vakum pada rangkaian rotary menggunakan buffer standar pH 4 dan 7
evaporator vaccum menyebabkan pelarut untuk memastikan bahwa hasil pengukuran
menguap dari campuran kemudian dari alat tersebut dapat diterima atau baik.
terkondensasi oleh labu kondensor dan PVA digunakan untuk memberikan
jatuh pada labu penampung. Penguapan efek peel off karena memiliki sifat
dihentikan bila ekstrak mulai terlihat pekat adhesive atau bisa membentuk lapisan film
atau tidak lagi berkurang dan berhentinya yang mudah dikelupas setelah PVA
tetesan pelarut pada labu penampung. mengering (Birck dkk., 2014). Hasil
Hasil ekstrak cair yang didapat dari proses optimasi dari basis gel memperlihatkan
evaporasi selanjutnya dikentalkan dengan bahwa semakin tinggi konsentrasi PVA
menggunakan waterbath pada suhu ± yang digunakan maka viskositas sediaan
60°C. semakin meningkat dan kualitas film yang
Pengamatan organoleptis meliputi terbentuk semakin baik. Pada penelitian
warna, bau, konsistensi serta sensasi yang lain, penggunaan PVA pada konsentrasi
dirasakan ketika dioleskan pada kulit. 14% diperoleh gel peel off sebagai formula
Hasil pengamatan organoleptis dapat terbaik (Priani dkk., 2015).
dilihat pada tabel 3. Formula I, II, dan III Berdasarkan pengujian, diketahui
berwarna kuning transparan. Hal tersebut bahwa aktivitas pengkapan radikal bebas
dipengaruhi banyaknya ekstrak yang pada formula II termasuk dalam kategori
ditambahkan ke dalam basis yang kuat, formula III termasuk kategori kurang
berwarna putih. Semakin banyak ekstrak aktif namun masih berpotensi sebagai
yang ditambahkan maka akan semakin antioksidan, sedangkan formula I tidak
pekat warnanya. Semua gel memiliki bau berpotensi sebagai antioksidan. Uji
yang tajam, mudah merata ketika aktivitas antioksidan menggunakan metode
dioleskan dan tidak terasa panas. Formula DPPH. Parameter yang digunakan adalah
nilai IC50. Suatu senyawa dikatakan untuk pertimbangan pada pemilihan cairan
sebagai antioksidan sangat kuat apabila
nilai IC50 kurang dari 50 μg/mL, kuat
apabila nilai IC50 50-100 μg/mL, sedang
apabila nilai IC50 100-150 μg/mL, dan
lemah apabila nilai IC50 150-200 μg/mL.
Nilai IC50 200-1000 μg/mL dinyatakan
kurang aktif namun masih berpotensi
sebagai antioksidan (Molyneux, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian, pada
formula II diperoleh nilai IC50 paling kecil.
Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas
penangkapan radikal DPPH dari senyawa
fenolik dan flavonoid. Senyawa flavonoid
berperan sebagai antioksidan karena
memiliki gugus hidroksil yang dapat
melepaskan proton dalam bentuk ion
hidrogen. Ion hidrogen hanya memiliki
satu buah proton dan tidak memiliki
elektron, sehingga dalam elektron radikal
yang terdapat pada atom nitrogen di
senyawa DPPH berikatan dengan ion
hidrogen dan menghasilkan DPPH yang
tereduksi (Gurav dkk., 2007). Radikal pada
DPPH dapat tereduksi ketika bereaksi
dengan donor hidrogen yang terdapat
dalam senyawa fenolik (Maisarah dkk.,
2013).
Formula II memiliki nilai IC50 yang
kecil karena memiliki konsistensi gel yang
tidak terlalu kental. Senyawa fenolik
merupakan senyawa antioksidan yang
dapat mendonorkan atom hidrogen kepada
radikal bebas DPPH. Cairan pelarut dalam
proses pembuatan ekstrak adalah pelarut
yang optimal untuk senyawa kandungan
yang berkhasiat atau yang aktif, dengan
demikian senyawa tersebut dapat
dipisahkan dari bahan dan dari senyawa
kandungan lainnya, serta ekstrak hanya
mengandung sebagian besar senyawa
kandungan yang diinginkan. Faktor utama
penyari adalah selektivitas, kemudahan dapat melakukan penelitian lebih lanjut
bekerja dan proses dengan cairan tersebut, menggunakan desain untuk memperoleh
ekonomis, ramah lingkungan dan formula optimum dan menggunakan
keamanan (Depkes RI, 2000). konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi
sehingga aktivitas antioksidan menjadi
lebih besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
DAFTAR PUSTAKA
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Alimia, A M., dan Joni, K. 2012. Ekstraksi
1. Ekstrak metanol buah pepaya dapat Antioksidan dari Buah Pepaya (Carica
diformulasikan menjadi sediaan papaya L) dengan Menggunakan
masker wajah gel peel off. Metode Ultrasonic Bath (Kajian
2. Formula dengan konsentrasi PVA Tingkat Kematangan Pepaya dan
8,75% memenuhi persyaratan Proporsi Volume Pelarut: Bahan).
organoleptik, daya lekat sebesar 20,16 Malang: Universitas Brawijaya. 1-2.
detik ± 2,90, daya sebar sebesar 10,2 Andre, B. 2013. Green clay and oloe vera
cm ± 1,28, nilai pH 7,13 dengan nilai peel of facial masks: response surface
IC50 80,52 µg/mL yang termasuk methodology applied to the
antioksidan kuat. formulation design. American
SARAN Association of Pharmaceutical
Penelitian selanjutnya diharapkan Scientists.14(1): 445-455.
Asghar, N., Naqvi, S.A., Hussain, Z., crosslinked cast films based on poly
Rasool, N., Khan, Z.A. 2016. (vinyl alcohol): preparation and
Compositional difference in physico-chemical properties. Express
antioxidant and antibacterial activity of Polymer Letters. 8(12): 941–952.
all parts of Carica papaya using Chakraborty, S., Vadakkekara, A., George,
different solvents. Chemistry Central N., Bhagyasree, T., Mary, L. 2017.
Journal. 10 (5): 1-11. Application and Stability Evaluation of
Austria, R., Semenzato, A., dan Bettero, Polymer blends in Cosmetics.
A. 1996. Stability of vitamin C International Journal for
derivatives in solution and topical Research in Applied Science &
formulations. Journal Engineering Technology. 5(9):849-
of Pharmaceutical Biomedical 861.
Analysis. 15(6): 795-801. Dean, J. 2009. Extraction Techniques In
Berighs AO, Julia MR, Hellen KS, Rosane Analytical Science. London: John Wiley
MB, dan Diva S. 2013. Green clay and And Sons LTD. 43-46.
aloe vera peel-off facial masks: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
response surface methodology applied 2000. Parameter Standar Umum
to the formulation design. American Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
Association of Pharmaceutical Departemen Kesehatan Republik
Scientists. 14(1):445–455. Indonesia. 13-31.
Birck, C., Degoutin, S., Tabary, N., Miri,
V., dan Bacquet, M. 2014. New
Draelos, Z.D., dan Thaman, L.A. 2006. chinensis Linn. Pharmacology. 2: 245–
Cosmetic Formulation of Skin Care 253.
Product. New York: Taylor and Hernani dan Rahardjo. 2006. Tanaman
Francis Group. Berkhasiat Antioksidan. Jakarta.
Dulce, M., Pastrana, R., Gardea, A., Penebar Swadaya. 2-6.
Elhadi, M., Miguel, A., dkk. 2014. Lachman, L., Lieberman, H. A., dan
Effect of UV-C irradiation and low Kanig, J. L. 1986. Teori dan Praktek
temperature storage on bioactive Farmasi Industri. Edisi ketiga,
compounds, antioxidant enzymes and diterjemahkan oleh: Suyatmi, S.
radical scavenging activity of papaya Penerbit Universitas Indonesia.
fruit. Journal of Food Science and Jakarta. 760-779, 1514 – 1587.
Technology. 51 (12): 3821-3829. Maisarah, A.M., Nurul, B., dan Asmah, R.
Froelich, A., Osmalek, T., Snela, A., 2013. Antioxidant analysis of different
Kunstman, P., Jadach, B. 2017. Novel parts of Carica papaya. International
microemulsion-based gels for topical Food Research Journal. 20 (3):1043-
delivery of indomethacin: 1048.
Formulation, physicochemical Molyneux, P. 2004. The use of the stable
properties and in vitro drug release free radical diphenylpicrylhydrazyl
studies. Journal of Colloid and (DPPH) for estimating antioxidant
Interface Science. 507: 323-336. activity. Songklanakarin Journal
Gurav, S., Deshkar, N., Gulkari, V., of
Duragkar, N., dan Patil, A., 2007. Free Science and Technology. 26: 211–219.
radical scavenging activity of Polygala
Priani, S.E., Irawati, I., Darma, G. C. cosmetic formulations containing
2015. Formulasi Masker Gel Peel Off
Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana, L). IJPST. 2 (3): 90-95.
Rukmana, R. 1995. Bertanam Pepaya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 15-16,
25-36.
Shai, A. 2009. Handbook of cosmetic skin
care. Edisi ke-II. USA. Informa Healt
Care.
SNI-Standar Nasional Indonesia. 1996.
Sediaan Tabir Surya. Jakarta. Badan
Standarisasi Nasional.
Suardi, M., Armenia, dan Anita, M. 2008.
Formulasi dan Uji Klinik Gel Anti
Jerawat Benzoil Peroksida-HPMC.
Skripsi. Fakultas Farmasi FMIPA
UNAND.
Vieira, R.P. 2009. Physical and
physicochemical stability evaluation of
soybean extract fermented by
bifidobacterium animalis. Brazilian
Journal of Pharmaceutical Sciences.
45(3): 515–525.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi. Penerjemah:
Soendani Noerono Soewandhi.
Yogyakarta. UGM Press. 561, 567-
569, 577.
Wulansari, D dan Chairul. 2011.
Penapisan Aktivitas Antioksidan dan
beberapa tumbuhan Obat Indonesia
Menggunakan radikal 2,2-Diphenyl-1
Picrylhydrazyl (DPPH). Majalah
Obat Tradisional. 16 (1): 22-25.

You might also like