You are on page 1of 13

Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.

1-13
ISSN: 1693-8666
available at http://journal.uii.ac.id/index.php/JIF

UJI FORMULASI SEDIAAN FACE MIST KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA (Punica
granatum L.) DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Fatthiya Lisyanti1*, Setia Budi1, Muhammad Zulfadhilah2

1 Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia, Banjarmasin, Indonesia
2 Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sari Mulia, Banjarmasin,
Indonesia

Abstract
Background: Face mist is one of the cosmetics in the form of a spray, which functions as a refresher and
moisturizer with the use of being directly sprayed onto the facial skin. Combining two antioxidants that work to
increase the activity of preventing the effects of radiation and free radicals. Face mist is made from a
combination of pomegranate peel extract (Punica granatum L.) and mangosteen peel (Garcinia mangostana).
Objective: To obtain a formulation and evaluate the physical stability of apreparation with a face mist
combination of pomegranate peel extract (Punica granatum L.) and mangosteen peel (Garcinia mangostana L.)
as an antioxidant.
Method: Experimental research with One-Shoot Case Study design. Made three combination formulations of
pomegranate peel and mangosteen peel extract. Then the formulation was seen from the results of the
evaluation of its physical stability including organoleptic tests, homogeneity, pH, viscosity, facial moisture,
spraying patterns, dry time, and antioxidant tests using the DPPH method. Analysis data One Way Anova showed
that there was no significant difference in the pH, viscosity and skin moisture test.
Results: Evaluation and physical stability 21 days organoleptic test, homogeneity obtained all formulas meet
the standards, pH test and dry time formula II most meet the standards, viscosity test formula III most meet the
standards, formula I meets the standards for spraying pattern test, skin moisture and % inhibition highest in the
antioxidant test.
Conclusion: The preparation face mist most optimalis formula I with a ratio of pomegranate peel extract and
mangosteen peel (10:15).
Keywords: Face Mist, Pomegranate, Mangosteen.

Intisari
Latar belakang: Face mist merupakan salah satu kosmetik dalam bentuk sediaan spray, berfungsi sebagai
penyegar dan pelembab dengan penggunaan langsung disemprotkan kekulit wajah. Memadukan dua
antioksidan yang bekerja meningkatkan aktivitas pencegahan efek radiasi serta radikal bebas. Face mist
dibuat dari kombinasi ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L.) dan kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.).
Tujuan: Mendapatkan formulasi dan mengetahui evaluasi stabilitas fisik sediaan face mist kombinasi ekstrak
kulit buah delima (Punica granatum L.) dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai antioksidan.
Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan One-Shoot Case Study. Membuat tiga formulasi
kombinasi ekstrak kulit buah delima dan kulit buah manggis. Kemudian formulasi dilihat hasil evaluasi
stabilitas fisiknya meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, kelembapan wajah, pola
penyeprotan, waktu kering, serta uji antioksidan dengan metode DPPH. Data analisa One Way Anova,
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan uji pH, viskositas dan kelembaban kulit.
Hasil: Evaluasi dan stabilitas fisik 21 hari uji organoleptis, homogenitas didapatkan semua formula
memenuhi standar, uji pH dan waktu kering formula II paling memenuhi standar, uji viskositas formula III
paling memenuhi standar, formula I memenuhi standar uji pola penyemprotan, kelembapan kulit serta %
inhibisi paling tinggi pada uji antioksidan.
Kesimpulan: Sediaan face mist paling optimal adalah formula I dengan perbandingan ekstrak kulit buah
delima dan kulit buah manggis (10:15).
Kata kunci : Face Mist, Delima, Manggis.
2 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

1. Pendahuluan

Radikal bebas salah satu senyawa oksigen reaktif yang dapat menyebabkan kerusakan
pada sel atau jaringan, penuaan dini, hiperpigmentasi, kulit kusam, penyakit autoimun, penyakit
degeneratif hingga kanker (Franyoto et al, 2019, Apristasari et al, 2018). Kosmetika merupakan
industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Hasil data riset lembaga informasi dan
pengukuran global Nielsen tahun 2013 menunjukkan wilayah Indonesia mengalami peningkatan
konsumsi kosmetik sebanyak 9,4% di daerah perkotaan dan 27,5% di daerah pedesaan (Hasanah et
al, 2020). Dilihat dari jumlah peningkatan, Indonesia menjadi pasar potensial bagi para pengusaha
dibidang industri kosmetik. Produsen kosmetik berlomba untuk membuat produk yang
penggunaanya dapat menunjang terhadap aktivitas antioksidan diantaranya serum, lotion, krim
dan face mist.
Face mist salah satu kosmetik dengan bentuk spray yang sering digunakan sekaligus
memiliki keunggulan sebagai penyegar dan pelembab wajah atau sebagai setting spray dengan cara
langsung disemprotkan ke kulit wajah tanpa melalui tangan sehingga dapat mengurangi terjadinya
kontaminasi (Apristasari et al, 2018). Terdapat beberapa sediaan face mist sudah mengandung
antioksidan, namun sedikit yang memadukan antara dua antioksidan yang bersinergi untuk
meningkatkan aktivitas.

Tumbuhan yang memiliki antioksidan, diantaranya kulit buah delima (Punica granatum L.)
dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Senyawa bahan alam yang digunakan secara
bersamaan akan saling melengkapi dan menimbulkan khasiat yang lebih baik. Sesuai pada
penelitian Apristasari (2018) yang menggunakan dua kombinasi tanaman bahan alam dan
didapatkan hasil akhir yang baik. Buah delima merah khususnya bagian kulit merupakan sumber
antioksidan polifenol, terutama punicalagin (elagitanin) yang mana dalam beberapa penelitian
telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, anti-inflamasi, dan antihiperpigmentasi
(Resti et al, 2020; Magdalena et al, 2016). Wattimena (2020) telah memformulasikan ekstrak kulit
buah delima (Punica granatum L.) dalam sediaan peel-off gel, konsentrasi yang digunakan adalah
10%, 15% dan 20%. Dalam sediaan peel-off gel didapatkan konsentrasi 10% memberikan hasil
sediaan yang paling baik. Selain buah delima, buah manggis juga memiliki sumber antioksidan yang
tinggi. Pada formulasi sediaan nanoemulsi gel dengan pengujian metode DPPH
(Diphenylhydrazylpicryl) menunjukan nilai IC50 ektsrak kulit manggis, memiliki aktifitas antioksidan
yang sangat kuat yaitu 5,545 microgram/mL (Damayanti et al, 2019). Rusmana (2020) membuat
3 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

formulasi lotion organik ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi formulasi berturut-turut 5%,
10%, dan 15%, yang mana konsentrasi 10% memiliki formulasi yang paling baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memformulasikan dan melakukan evaluasi
sediaan face mist kombinasi ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L.) dan kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.) sebagai antioksidan.
2. Metode
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah timbangan analitik (mettle Toledo type new classic MF), alat-alat
gelas (Pyrex), hot plate, botol spray, moisture skin analyzer, viskometer ostwald, pH meter (Lutron),
piknometer, cawan, sendok tanduk dan spektrofotometri Uv-Vis.
Bahan yang digunakan adalah ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L.) yang
diperoleh dari Ramuan Browsel dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diperoleh
dari Borobudur Extraction Center, gliserin, PVP, DPPH, vitamin C, etanol serta aquadest.
2.2. Formulasi Sediaan Face Mist
Sediaan face mist dibuat menjadi 3 formula, masing-masing formula face mist dibedakan
kadar ekstraknya. Formula yang digunakan merupakan modifikasi dari penelitian (Apristasari et
al, 2018) yang digunakan sebagai acuan pada penelitian ini. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Formulasi Face Mist


Formulasi (mg)
Bahan Fungsi
I II III
Ekstrak kulit
10 15 20 Zat aktif
buah delima
Ekstrak kulit
15 10 5 Zat aktif
buah manggis
Pelembab
Gliserin 20 20 20 dan
emolien
Bahan
PVP 4 4 4
tambahan
Aquadest Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml Basis
4 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

2.3 Pembuatan face mist ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) dan kulit buah manggis
(Garcinia Mangostana L.)

Ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) dan kulit buah manggis (Garcinia
Mangostana L.) dimasukkan ke dalam mortir dan diaduk hingga homogen, kemudian ditambahkan
gliserin dan aduk kembali. PVP dilarutkan kedalam air panas hingga homogen. Setelah itu, PVP
yang sudah larut dimasukkan perlahan kedalam mortir berisi campuran ekstrak, lalu gerus kembali
hingga homogen. Masukkan campuran formula ke dalam botol spray, kemudian ditambahkan
aquadest ad 100 ml. Face mist dibuat dalam 3 formulasi, dengan kosentrasi kombinasi ekstrak yang
berbeda pada tiap formulasi.

2.4 Evaluasi Sediaan Face Mist


Uji Organoleptik dengan melakukan pengamatan dari bentuk, warna hingga bau sediaan
yang telah selesai dibuat (Hayati et al, 2019). Kemudian dilakukan uji stabilitas fisik, dimana
sediaan spray disimpan pada suhu ruang selama 21 hari.
Uji Homogenitas dimana sediaan spray diuji menggunakan sekeping kaca preparat dan
diamati secara visual partikelnya, tercampur homogen atau memisah (Sudjono, et al. 2012). Tiap uji
formula spray dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Kemudian dilakukan uji stabilitas fisik, dimana
sediaan spray disimpan pada suhu ruang selama 21 hari.
Uji pH dilakukan pengukuran nilai pH dilakukan menggunakan alat pH meter yang
sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan larutan dapar standar pH 4 dan pH 7. Kemudian
dilakukan uji stabilitas fisik selama 21 hari (Akhsani, 2017).
Uji viskositas sediaan spray diukur dengan alat viscometer ostwald. Sebanyak 3 ml sediaan
dilakukan uji viskositas dengan 2 kali replikasi (Noval et al, 2018). Kemudian dilakukan uji
stabilitas fisik selama 21 hari.
Uji kelembapan wajah diukur kelembapan wajah menggunakan alat Skin Moisture Meter
dengan rentang waktu 1 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 5 jam dan 8 jam.
Uji pola penyemprotan dilakukan dengan menyemprotkan sediaan face mist spray pada
plastik mika dengan jarak 5 cm dengan mengikuti standar :
Buruk 1 : tidak menyemprot keluar
Buruk 2 : menyemprot keluar, tetapi tidak dalam bentuk partikel melainkan dalam bentuk
tetesan/gumpalan.
Buruk 3 : menyemprot keluar, tetapi partikel terlalu besar.
Baik : menyemprot keluar dengan seragam dan bentuk partikel kecil (Hayati et al, 2019).
5 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

Uji waktu kering dimana sediaan face mist diaplikasikan pada sisi dalam lengan bagian
bawah sukarelawan. Kemudian hitung waktu yang perlukan sampai cairan yang disemprotkan
mengering (Hayati et al, 2019).
Uji Aktifitas Antioksidan pada sediaan face mist kombinasi ekstrak kulit buah delima dan
kulit buah manggis dilakukan dengan cara diambil 2 ml dari masing-masing formula kemudian
dimasukkan dalam labu ukur dan dicukupkan hingga 10 ml dengan etanol 70%. Mengambil 2 ml
dari masing-masing konsentrasi, lalu ditambahkan 2 mL larutan DPPH. Larutan dihomogenkan,
kemudian diinkubasi dalam ruangan gelap selama 30 menit diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 517 nm. Perhitungan % inhibisi serapan DPPH dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Absorbansi blanko - Absorbansi sampel x100 %
Absorbansi blanko

Setelah itu dimasukkan ke persamaan regresi linear untuk mengetahui nilai IC50 dengan rumus :
Y= bx+a
Keterangan :
Y= persen penangkapan radikal sampel
x = Konsentrasi sampel
a = Titik potong kurva pada sumbu Y (Intercep)
b = Kemiringan kurva (Slope) (Pandanwangi, et al. 2018)
Analisis data penelitian ini menggunakan uji One Way Anova. Apabila asumsi normalitas
dan homogenitas tidak terpenuhi maka dilakukan uji Kruskal-Wallis.

3. Hasil

1. Uji Organoleptis

Tabel 1. Hasil pengamatan organoleptis


Hari ke-
Formula Pengamatan
0 7 14 21
Warna Kuning Kuning
Kuning muda Kuning muda
muda muda
I Bentuk Cair Cair Cair Cair
Bau Khas Khas Khas Khas
Kejernihan Jernih Jernih Terbentuk partikel Terbentuk partikel
Warna Kuning lebih Kuning Kuning lebih muda Kuning lebih muda
muda lebih muda
II Bentuk Cair Cair Cair Cair
Bau Khas Khas Khas Khas
Kejernihan Jernih Jernih Terbentuk partikel Terbentuk partikel
6 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

Hari ke-
Formula Pengamatan
0 7 14 21
Warna Putih Putih bening Putih bening
Putih bening
bening
III Bentuk Cair Cair Cair Cair
Bau Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih

2. Uji Homogenitas

Tabel 3. Hasil pengamatan homogenitas


Hari ke-
Formula
0 7 14 21
I Homogen Homogen Homogen Homogen
II Homogen Homogen Homogen Homogen
III Homogen Homogen Homogen Homogen

3. Uji pH

Gambar 1. Grafik uji pH


7 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

4. Uji Viskositas

Uji Viskositas
1,3

Viskositas cP
1,1
Formula I
0,9
Formula II
0,7
Formula III
0 7 14 21
Hari ke-

Gambar 2. Grafik uji viskositas

5. Kelembapan Wajah

Uji Kelembaban Kulit


61

56
moist (% )

51
FI
46
F II
41 F III

36

Waktu

Gambar 3. Grafik uji kelembapan kulit

6. Uji pola penyemprotan

Tabel 4. Hasil pengamatan uji pola penyemprotan

Formula Pola Penyemprotan

I Baik
II Baik
III Baik
Keterangan :
Buruk 1 : tidak menyemprot keluar
Buruk 2 : menyemprot keluar, tetapi tidak dalam bentuk partikel melainkan dalam bentuk tetesan/gumpalan.
Buruk 3 : menyemprot keluar, tetapi partikel terlalu besar.
Baik : menyemprot keluar dengan seragam dan bentuk partikel kecil.
8 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

7. Uji waktu kering

Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Waktu Kering

Rata-Rata Waktu Kering


Formula
(menit)
I 03.20
II 02.23
III 03.15

8. Uji aktifitas antioksidan

Tabel 6. Hasil % Inhibisi dan IC50 Sediaan Face Mist Serta Vitamin C
Formula/
IC50
Sampel Konsentrasi % Inhibisi
(ppm)
(ppm)
I 68,16
Face Mist II 56,25 2,38
III 41,21
2 16,21
3 23,24
Vitamin C 4 28,12 9,63
5 30,46
6 33,59

4. Pembahasan

Hasil uji organoleptis menunjukkan formula I memiliki warna kuning muda, formula II
memiliki warna kuning lebih muda sedangkan formula III memiliki warna putih bening. Perbedaan
warna ini disebabkan oleh konsentrasi ekstrak kulit manggis yang berbeda. bau yang dihasilkan
pada formula I memiliki bau khas yang lebih kuat dibandingkan formula II dan formula III karena
sediaan face mist pada formula I memiliki konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang lebih
dominan. Sedangkan bentuk dan kejernihan sediaan face mist yang dihasilkan sama-sama memiliki
bentuk cair dan jernih. Pada uji stabilitas hari ke-14 dan ke-21 hasil evaluasi kejernihan
menunjukkan pada formula I dan II terdapat partikel kecil yang muncul saat pengujian. Menurut
(Handayani, et.al, 2016) kejernihan yang berubah menjadi adanya partikel atau lebih keruh karena
disebabkan oleh penggunaan bahan aktif berupa ekstrak.
Hasil uji homogenitas sediaan face mist menunjukkan bahwa semua formulasi sediaan
homogen dimana tidak terdapat bahan kasar ataupun partikel yang menggumpal pada lempengan
kaca. Hal ini sudah sesuai syarat sediaan homogen yaitu tidak boleh mengandung bahan dengan
9 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

partikel kasar (Puspita et. al, 2020) dan tidak terlihat adanya partikel yang menggumpal dari suatu
sediaan didalam sistem dispersnya (Anindhita & Oktaviani, 2020).
Hasil pengukuran uji pH pada formula I, II dan III didapatkan nilai pH berturut-turut
sebesar 6,9, 6,5 dan 6,8. Menurut (Apristasari et.al, 2018) sediaan face mist harus memenuhi
kriteria pH kulit yaitu dalam rentang pH 4,5-6,5. Jika pH telalu asam dapat menyebabkan iritasi
kulit dan jika terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik (Ulaen et al.,2012). Pada pengujian
stabilitas, ketiga formula cenderung mengalami penurunan disebabkan faktor suhu yang tidak
terkontrol. Ketika suhu naik, getaran molekul akan meningkat dan kemampuan air untuk
mengionisasi lebih kuat dan membentuk lebih banyak ion hidrogen, sehingga terjadi penurunan pH
dan sebaliknya (Shreelatha, 2019).
Hasil uji pH dianalisa secara statistik dengan One Way Anova diketahui bahwa data uji pH
sediaan face mist terdistribusi normal dengan nilai signifikansi sebesar 0,917 (>0,05) dan homogen
dengan nilai signifikansi sebesar 0,507 (>0,05), kemudian dilakukan analisa menggunakan uji One
Way Anova, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,485 (>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan bermakna dari hasil uji pH pada masing-masing formula.
Pengujian viskositas sediaan face mist dilakukan menggunakan viskometer ostwald
bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sediaan face mist untuk melewati dua titik
sebagai parameter jarak konstan (Fajar, 2016). Sediaan spray diharapkan dapat mengikuti kaidah
sifat alir cairan Newton. Sediaan yang mengikuti kaidah cairan Newton dapat memberikan profil
yang terbaik saat digunakan, yakni mudah untuk dikeluarkan dari wadah penyimpanan (Amananti
& Dairoh, 2020). Hasil uji viskositas, didapatkan pada formulasi I 0,849 cP sedangkan untuk
formulasi II dan III berturut-turut sebesar 0,849 cP dan 0,934 cP, dimana nilai standar viskositas
larutan sebesar 0,8904 cP (Lisa et.al, 2020). Nilai viskositas yang berbeda-beda disebabkan oleh
konsentrasi ekstrak yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak dapat mempengaruhi
viskositas atau kekentalan yang mana viskositas akan semakin meningkat (Mutmainah et.al).
Formula III memiliki nilai viskositas yang baik dimana pada evaluasi awal menunjukkan nilai
viskositas yang memenuhi standar.
Berdasarkan hasil uji stabilitas selama 21 hari, sediaan mengalami penurunan dan
peningkatan nilai viskositas yang disebabkan salah satunya faktor suhu, dimana suhu ruangan
tempat penyimpanan sediaan tidak terkontrol. Apabila temperatur menurun maka gaya tarik
menarik antara molekul sejenis terjadi yang akan menyebabkan molekul bergerak tidak bebas dan
membentuk struktur ikatan yang lebih rapat (Lisa et.al, 2020), sehingga viskositas akan meningkat
pada suhu rendah dan sebaliknya jika suhu meningkat (Damayanti et.al, 2018).
10 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

Hasil uji normalitas diketahui bahwa data viskositas sediaan face mist tidak terdistribusi
normal dengan nilai signifikansi sebesar 0,022 (<0,05), sehingga dilakukan analisa menggunakan
uji Kruskal Wallis terhadap data yang tidak terdistribusi normal dan tidak homogen didapatkan
nilai signifikansi sebesar 0,408 (>0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak memiliki
perbedaan secara bermakna.
Pengujian kelembapan wajah dilakukan menggunakan alat Skin Analyzer dengan interval
waktu 1 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 5 jam dan 8 jam (Apristasari et.al, 2018). Parameter Moisture
dengan persentase kelembapan pada kulit dehidrasi atau kering 0 – 29%, kulit normal 30 – 50%
dan kulit hidrasi atau lembap 51 – 100% (Khairunnissa, 2016). Hasil uji kelembapan kulit
menunjukkan semua formulasi sediaan face mist memiliki efek melembapkan yang tinggi.
Persentase kelembapan semakin lama waktu semakin menurun tingkat kelembapan, namun
persentase kelembapan masih menunjukkan dalam rentang kulit normal. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kelembapan kulit diantaranya faktor genetik, jenis kelamin, paparan polusi
serta cuaca (Rani, 2018).
Hasil uji kelembapan kulit dianalisa secara statistik dengan One Way Anova. Analisa uji
normalitas, didapatkan nilai signifikansi dari wakti uji 1 menit hingga 8 jam berturut-turut sebesar
0,035, 0,001, 0,005, 0,000, 0,133, 0,001, hal ini menunjukkan bahwa data homogen pada waktu 5
jam (<0,05). Kemudian dilakukan uji One Way Anova dan didapatkan nilai signifikansi sebesar
0,579 (>0,05) yang berarti tidak memiliki perbedaan persentase peningkatan kelembapan kulit
secara bermakna pada ketiga formulasi. Selanjutnya analisa Kruskal Wallis dilakukan terhadap data
yang tidak terdistribusi normal dan tidak homogen didapatkan nilai signifikansi pada waktu ke-1
menit 0,900, ke-30 menit 0,585, ke-60 menit 0,633, ke-2 jam 0,657 dan ke-8 jam 0,519 (>0,05) yang
berarti tidak memiliki perbedaan secara bermakna.
Hasil uji pola penyemprotan menunjukkan ketiga formula menyemprot keluar seragam dan
dalam bentuk partikel yang kecil. Hal ini terjadi karena sediaan memiliki viskositas yang rendah,
sehingga sediaan mudah dikeluarkan dari wadah penyimpanan. Setiap formula memiliki nilai
viskositas yang mendekati dengan standar pada kisaran 0,8904 cP (Lisa, et.al., 2020). Viskositas
mempengaruhi pola penyemprotan (Anindhita & Oktaviani, 2020) viskositas yang rendah
bertujuan untuk mempermudah penggunaan dengan cara disemprot (Puspita et.al, 2020).
Hasil uji waktu kering yang didapatkan pada formula I diperoleh rata-rata dari 30
responden sebesar 3,20 menit, sementara formula II sebesar 2,23 menit, untuk formula III sebesar
3,15. Uji waktu kering yang baik untuk sediaan spray adalah kurang dari 5 menit (Hayati, et al.,
2019). Semakin tinggi nilai viskositas maka waktu kering akan semakin lama. Formula II memiliki
11 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

waktu kering yang paling singkat sehingga dapat dikatakan formula II adalah sediaan yang lebih
baik dalam uji waktu kering.
Hasil uji waktu kering dianalisa secara statistik dengan One Way Anova diketahui bahwa
data uji waktu kering sediaan face mist terdistribusi normal dengan nilai signifikansi yaitu 0,192
(>0,05) dan homogen 0,814 (>0,05), kemudian dilakukan analisa One Way Anova didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,011 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna dari hasil
uji waktu kering pada masing-masing formula.
Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH yang merupakan salah satu metode
pengujian aktivitas antioksidan yang menggunakan reaksi kimia dengan serapan absorbans
maksimum pada 517 nm (Umar, 2014). Hasil uji antioksidan sediaan face mist didapat dengan nilai
IC50 sediaan face mist 2,38 ppm. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika
memiliki nilai IC50 kurang dari 50 ppm (Setiawan, et.al, 2018). Dimana semakin kecil nilai IC50 maka
aktivitas antioksidan semakin kuat. Pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH
menunjukkan sediaan face mist kombinasi ekstrak kulit buah delima dan kulit buah manggis
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 melebihi antioksidan dari sediaan
ekstrak kulit buah delima tunggal sebesar 9,58 ppm (Resti, 2020) ataupun penggunaan ekstrak
kulit buah manggis tunggal sebesar 5,545 ppm (Damayanti, 2019). Hal ini dapat dilihat bahwa
penggunaan kombinasi kedua senyawa antioksidan dapat meningkatkan aktivitasnya.

5. Kesimpulan
Formulasi yang optimal untuk sediaan face mist kombinasi ekstrak kulit buah delima
(Punica granatum L.) dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai antioksidan selama
21 hari adalah formula I dengan konsentrasi ekstrak kulit buah delima 10 mg dan kulit buah
manggis 15 mg. Pada evaluasi stabilitas fisik ketiga formula menunjukkan hasil yang sesuai standar
dan persyaratan pada uji organoleptis, homogenitas, pH, dan viskositas. Sehingga penelitian sudah
sesuai dengan hipotesis yang disebutkan yaitu mendapatkan formulasi yang tepat dengan sediaan
yang stabil secara fisik pada face mist kombinasi ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L.)
dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).

Daftar pustaka

Akhsani, L. W. (2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik-Kimia Sediaan Spray Gel Etil P-
Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dan Menthol .
12 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

Anindhita , M. A., & Oktaviani, N. (2020). Formulasi Spray Gel Ekstrak Daun Pandan Wangi Sebagai
Antiseptik Tangan. Volume 9 No.1.
Apristasari, O., Yuliyani, S. H., Rahmanto, D., & Srifiana, Y. (2018). FAMIKU (Face Mist-KU) yang
Memanfaatkan Ekstrak Kubis Ungu dan Bengkuang Sebagai Antioksidan dan Pelembab
Wajah.
Damayanti, H., Wikarsa, S., & Jafar, G. (2019). Formulasi Nanoemulgel Ekstrak Kulit Manggis
(Garcinia Mangostana L.).
Damayanti, Y., Lesmono, A. D., & Prihandono, T. (2018). Kajian Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas
Minyak Goreng Sebagai Rancangan Bahan Ajar Petunjuk Praktikum Fisika. Jurnal
Pembelajaran Fisika, VoL. 7 No 3 hal 307-314.
Fajar, D. P. (2016). Fabrikasi dan Karakterisasi Tinta Magnetik Berbahan Dasar Pasir Besi.
Franyoto, Y. D., Mutmainah, & Kusmita, L. (2020). Uji Aktivitas dan Formulasi Sediaan Krim Ekstrak
Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.).
Handayani, F., Warnida, H., & Nur, S. J. (2016). Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri
Streptococcus mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum
(Wight) Walp.) . Media Sains, Volume 9 Nomor 1.
Hasanah, E. M., Santoso, B., & Hermawan, H. (2020). Perbandingan Ekuitas Merek Produk Natasha
Skincare dengan. International Journal of Social Science and Business.
Hayati, R., Sari, A., & Chairunnisa. (2019). Formulasi Spray Gel Ekstrak Etil Asetat Bunga Melati
(Jasminum sambac (L.) Ait.) Sebagai Antijerawat. Indonesian Journal of Pharmacy and
Natural Product.
Khairunnissa , L. (2016). Formulasi Sediaan Krim Sari Buah Mangga (Mangifera indica L.) Sebagai
Pelembab Kulit.
Lisa, N., Tivani, I., & Santoso, J. (2020). Formulasi dan Uji Cycling Test Sediaan Mouthwash
Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) dan Ekstrak Kulit Buah
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle). e-Journal Poltektegal.
Magdalena, B. A., Bardi, S., Indri, W., & Maelaningsih, F. S. (2016). Formulasi Krim
Antihiperpigmentasi Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L.). IJPST.
Noval, Saputri, R., & Budi, S. (2018). Modul Praktikum Fasmasi Fisika. Banjarmasin.
Pandanwangi , S., Bachtiar, A., & Firmansyah, D. (2018). Uji Aktivitas Antioksidan Krim Kombinasi
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dan Ekstrak Umbi Wortel (Daucus carota L.)
Dengan Menggunakan Metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl).
13 | Lisyanti et.al /Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy) Juli 2021, Hal.1-13

Puspita , W., Puspasari, H., & Restanti, N. A. (2020). Formulation and Physical Properties Test of
Spray Gel From Ethanol Extract of Buas Buas Leaf (Premna Serratifolia L.) . Jurnal Ilmiah
Farmako Bahari.
Resti, P. V., Utami, S., & Arsyad. (2020). Antioxidant Activity Potential of Red Pomegranate. Mutiara
Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
Shreelatha, H. (2019). Sorption Property Studies of Methyl Celluloce, Gum Tragacanth and HPMC
Bio-Polymers in the Uptake Of Cu (II) Metal Ions from Waste Water. JETIR : Volume 6, issue
5.
Sudjono T, A, Honniah, M., & Y.R.P. (2012). Pengaruh Konsentrasi Gelling Agent Carbomer 934 Dan
Hpmc Pada Formulasi Gel Lendir Bekicot (Achatina Fulica) Terhadap Kecepatan
Penyembuhan Luka Bakar Pada Punggung Kelinci. . Pharmacon .
Wattimena, J. H., Darsono, F., & Hermanu, S. L. (2020). Formulasi Ekstrak Kering Kulit Buah Delima
(Punica granatum L.) Sebagai Masker Wajah dalam Bentuk Peel-Off Gel. JOURNAL OF
PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE.

You might also like