Professional Documents
Culture Documents
1 – Januari 2023
DOI: https://doi.org/10.55181/ijms.v10i1.413
Abstract: Jasmine flowers contain eugenol, linalool, metil salisilat, benzil alkohol and indol. These
compounds can inhibit the growth of Propionibacterium acne which cause acne at a concentration of
30% with an inhibition zone of 5.58 mm. This study aims to determine the formulation of jasmine flower
extract (Jasminum sambac L) acne gel and evaluate its physical properties. Ethanol extract from jasmine
flower was obtained by maceration method using 96% ethanol solvent. The gel formulation was made
with 30% and 35% concentrations of jasmine flower ethanol extract, carbomer 940 base, triethanolamine
(TEA), methylparaben, propylene glycol and distilled water. Evaluation of physical characteristics
include organoleptic test, homogenity, pH test, spreadability and shelf time. The results showed that the
formulation of jasmine flower extract acne gel with 35% extract concentration produced good physical
properties compared to the gel with 30% concentration. The jasmine flower extract gel made with
carbomer 940 base has a distinctive aroma of jasmine flower extract, homogeneous physical properties,
an average pH value of 5, and a fairly high viscosity. Jasmine flower extract gel with 30% and 35%
concentrations had a spreadability of 3.37 cm and 3.39 cm.
Keyword : gel, anti-acne, jasmine flower, Jasminum sambac.
Abstrak : Bunga melati memiliki kandungan eugenol, linalool, metil salisilat, benzil alkohol dan indol.
Ekstrak bunga melati konsentrasi 30% mampu mencegah pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne
penyebab jerawat dengan diameter zona hambat 5,58 mm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
formulasi gel totol jerawat ekstrak bunga melati (Jaminum sambac L) dan evaluasi sifat fisik. Ekstrak
etanol bunga melati diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Formulasi
gel dibuat dengan ekstrak etanol bunga melati konsentrasi 30% dan 35%, basis carbomer 940,
trietanolamin (TEA), metilparaben, propilenglikol dan aquadest. Evaluasi sifat fisik meliputi uji
organoleptis, homogenitas, uji pH, daya sebar dan waktu simpan. Hasil penelitian menunjukkan
formulasi sediaan gel totol jerawat ekstrak bunga melati dengan konsentrasi ekstrak 35%
menghasilkan sifat fisik yang baik dibandingkan gel dengan konsentrasi 30%. Gel ekstrak bunga melati
yang dibuat dengan basis carbomer 940 memiliki aroma khas ekstrak bunga melati, sifat fisik homogen,
nilai rata-rata pH 5, kekentalan yang cukup tinggi. Gel ekstrak bunga melati dengan konsentrasi 30%
dan 35% memiliki daya sebar berturut-turut 3,37 cm dan 3,39 cm.
Kata kunci: gel, anti jerawat, bunga melati, Jasminum sambac.
a b c
Gambar 1. gel ekstrak bunga melati
Keterangan:
a. F1: Formula gel basis
b. FII : Formula gel konsentrasi ekstrak 30%
c. FIII: Formula gel konsentrasi ekstrak 35%
Evaluasi fisik gel homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji waktu
Evaluasi sediaan gel dilakukan terhadap simpan yang terlihat pada tabel 2 dan tabel 3.
karakteristik fisik meliputi uji organoleptis, uji
Keterangan:
Fo: Formulasi gel antijerawat basis
FI: Formula gel konsentrasi ekstrak 30%
FII: Formula gel konsentrasi ekstrak 35%
PEMBAHASAN
Pembuatan gel ekstrak bunga melati tidaknya butiran kasar pada sediaan gel. Hasil
menggunakan basis carbomer 940. Carbomer evaluasi homogenitas terhadap tiga formula
940 memiliki tekstur yang baik dibanding Na didapat sediaan gel yang homogen setelah
CMC dan Na alginat (Anggraini et al., 2013) pembuatan dan satu bulan penyimpanan.
serta akan menghasilkan sediaan gel Uji pH
transparan. Carbomer memilik pH 2-3 yang Kulit memiliki pH Kulit mempunyai pH
bersifat asam yang dapat mengiritasi kulit antara 4,5-7 (Wasitaatmaja, 1997). Menurut
sehingga perlu ditambahkan basa (Andini et al., (Anief, 2006) sediaan topikal disyaratkan
2017). memiliki pH 4,5-6,5. Apabila gel memiliki pH
Trietanolamin (TEA) berfungsi sebagai yang terlalu asam maka gel akan mengiritasi
alkalizing agen atau penyeimbang asam-basa kulit, sedangkan pH yang terlalu basa
dan penetral pH (Rowe et al., 2009). menyebabkan kulit menjadi kering (Naibaho et
Propilenglikol dalam sediaan berfungsi sebagai al., 2013). PH sediaan gel diukur pada suhu
pelembab. Fungsi lain dari propilenglikol ruang. Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan F,o
sebagai pengawet, agen penstabil, desinfektan, FI dan FII pada hari ke-1 pembuatan sediaan
platisizer dan kosolven yang dapat larut dalam hingga hari ke-30 gel mempunyai pH yang
air. Propilenglikol bersifat higroskopis dan memenuhi persyaratan yaitu 6 untuk basis gel
disimpan dalam wadah terlindung dari udara dan (Fo) dan 5 untuk FI dan FII. Penurunan pH pada
sinar matahari (Rowe et al., 2009). Metil paraben FI dan FII disebabkan karena penambahan
digunakan sebagai pengawet karena sediaan ekstrak pada basis sehingga dapat menurunkan
berasal dari bahan alam. Sediaan bahan alam pH gel. Walaupun ada penurunan pH pada
atau beberapa suspensi merupakan medium formula I dan formula II tetapi gel masih dalam
atau bahan makanan yang baik untuk batas aman untuk kulit.
pertumbuhan mikroorganisme Uji daya sebar
Gel ekstrak bunga melati merupakan gel Uji daya sebar bertujuan untuk menguji
yang memiliki bentuk semi solid, tingkat kemampuan persebaran gel di kulit. Basis gel
kejernihan tinggi, serta mudah diaplikasikan hendaknya memiliki daya sebar yang baik untuk
pada kulit. Gel dengan kandungan ekstrak 35% menjamin distribusi zat aktif optimal. Daya sebar
berwarna kuning kecoklatan, sedangkan gel berkorelasi dengan luas permukaan kulit yang
dengan kandungan ekstrak 30% berwarna kontak (Swastika NSP et al., 2013). Formula I
kuning. Semakin besar konsentrasi ekstrak dan II tidak memenuhi syarat daya sebar yang
menunjukkan semakin pekat warna gel. Gel baik karena konsistensi gel yang kental. Hal
memiliki konsistensi kental dan bau khas ekstrak tersebut disebabkan konsentrasi carbomer yang
bunga melati. Penyimpanan sediaan selama 1 tinggi. Menurut (Garg, 2002)semakin tinggi
bulan menunjukkan tidak ada perubahan bau, konsentrasi carbomer semakin menurun daya
warna dan konsistensi. Hal ini menunjukkan gel sebar gel yang dihasilkan.
ekstrak bunga melati stabil secara organoleptis.
Uji homogenitas SIMPULAN
Homogenitas gel bersangkutan dengan Formulasi sediaan gel totot jerawat dari
takaran bahan aktif yang setara untuk setiap ekstrak bunga melati dengan konsentrasi
pemakaian sehingga berpengaruh terhadap ekstrak 35% menghasilkan sifat fisik dan kimia
efektifitas terapi (Swastika NSP et al., 2013). Uji yang baik dibandingkan gel dengan konsentrasi
homogenitas dilihat berdasarkan ada atau ekstrak 30%. Gel ekstrak bunga melati yang
dibuat dengan basisi carbomer 940 memiliki sifat PHRASE Pharmaceutical Science
fisik homogen, memiliki kekentalan yang cukup Journal (Vol. 2, Issue 2).
tinggi dan memiliki aroma khas ekstrak. Sifat http://openjournal.wdh.ac.id/index.php/Ph
kimia gel berupa nilai rata-rata pH 5. Gel ekstrak rase/index
bunga melati dengan konsentrasi 30% dan 35% Naibaho, O., Yamlean, P. V., & Wiyono, W.
memiliki daya sebar berturut-turut 3,37 cm dan (2013). Pengaruh basis salep terhadap
3,39 cm. formulasi sediaan salep ekstrak daun
kemangi (Ocimum sanctum L.) pada kulit
DAFTAR PUSTAKA punggung kelinci yang dibuat infeksi.
Andini, T., Yusriadi, Y., & Yuliet. (2017). Pharmacon, 2(2), 2302–2493.
Optimasi pembentuk film polivinil alkohol https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ph
dan humektan propilen glikol pada armacon/article/download/1553/1246
formula masker gel peel off sari buah labu Oktaviani, T. (2020). Uji Aktivitas Bunga Melati
kuning (Cucurbita moschata duchesne). Sebagai Antimikroba Terhadap
Jurnal Farmasi Galenika, 3(2), 165–173. Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium
https://doi.org/10.22487/j24428744.2017. acne Penyebab Jerawat [Skripsi]. STIK
v3.i2.8773 Siti Khadijah.
Anggraini, D., Rahmawati, N., & Hafsah, S. Pelen, S., Wullur, A., & Citraningtyas, G. (2016).
(2013). Formulasi gel antijerawat dari Formulasi Sediaan Gel Antijerawat
ekstrak etil asetat gambir. Jurnal Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis
Penelitian Farmasi Indonesia, 1(2), 62– (Cinnamomum Burmanii) Dan Uji Aktivitas
66. Terhadap Bakteri Staphylococcus
https://pfi.ejournal.unri.ac.id/index.php/FP Aureus. Ejournal.Unsrat.Ac.Id, 5(4).
FI/article/view/1248 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ph
Anief, M. (2006). Farmasetika. Gadjah Mada armacon/article/view/13984
University Press. Rowe, R., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009).
Fitriansyah, S., Wirya, S., & Hermayanti C. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
(2016). Formulasi dan evaluasi spray gel Saragih, D., Opod, H., e-Biomedik, C. P.-, &
fraksi etil asetat pucuk daun teh hijau 2016, undefined. (2016). Hubungan
(Camelia sinensis Kuntze) sebagai tingkat kepercayaan diri dan jerawat
antijerawat. Pharmacy, 13(2), 202–216. (Acne vulgaris) pada siswa-siswi kelas XII
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/ di SMA Negeri 1 Manado.
PHARMACY/article/view/1257 Ejournal.Unsrat.Ac.Id, 4(1).
Garg, G. A. D. dan S. A. (2002). Spreading of https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebi
Semisolid Formulation : An Update. omedik/article/view/12137
Pharmaceutical Technology. Sutanto, R. (2013). Derajat Penyakit Acne
Kindangen, O. C., Yamlean, P. V. Y., & Vulgaris Berhubungan Positif Dengan
Wewengkang, D. S. (2018). Formulasi gel Kadar MDA. Ilmu Biomedik Udayana.
antijerawat ekstrak etanol daun kemangi Swastika NSP, A., Mufrod, & Purwanto. (2013).
(Ocimum basilicum L.) dan uji aktivitasnya Antioxidant Activity Of Cream Dosage
terhadap bakteri Staphylococcus aureus Form of Tomato Extract (Solanum
secara in vitro. Ejournal.Unsrat.Ac.Id, lycopersicum L.). Traditional Medicine
7(3). Journal, 18(3), 2013.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ph Ulaen, S. P. J., Banne, Y., Suatan, R. A.,
armacon/article/view/20505 Farmasi, J., Kesehatan, P., & Manado, K.
Kumesan, Y., Yamlean, P., Pharmacon, H. S.-, (2012). Pembuatan salep anti jerawat dari
& 2013, Formulasi dan Uji Aktivitas Gel ekstrak rimpang temulawak (Curcuma
Antijerawat Ekstrak Umbi Bakung (Crinum xanthorrhiza Roxb.).
asiaticum L.) terhadap Bakteri https://ejurnal.poltekkes-
Staphylococcus aureus secara in Vitro. manado.ac.id/index.php/jif/article/downlo
Ejournal.Unsrat.Ac.Id. Retrieved ad/275/244
December 8, 2022, from Umah, K., Community, O. H.-J. of N., & 2017,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ph undefined. (2017). Masker Madu
armacon/article/download/1552/1245 Berpengaruh pada Penyembuhan Acne
Mariyana, T., Rosdiana, R., Kartini, P. B., Raya, vulgaris (Honey Mask Influence on
J. C., & Kartini, B. (2022). Uji Aktivitas Healing Acne Vulgaris).
Antibakteri Dari Ekstrak Metanol Bunga Journal.Unigres.Ac.Id, 08, 179–187.
Melati (Jasminum Sambac L.) Terhadap http://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC
Staphylococcus Aureus Dan Formulasi /article/view/432
Dalam Sediaan Gel Anti Jerawat. In
Wahyu, U., Cahyo Prabowo, W., Amir Masruhim Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan
Laboratorium Penelitian dan Obat Indonesia Ke-50, Samarinda.
Pengembangan FARMAKA TROPIS Wasitaatmaja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu
Fakultas Farmasi Universitas Kosmetik Medik. UI Press.
Mulawarman, M., & Timur, K. (2016).