You are on page 1of 31

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 9

PRINSIP UMUM PENATALAKSANAAN CEDERA OLAHRAGA


HEAT STROKE

Saharun Iso, Ade Tobing


Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga, FKUI Jakarta
email : saharuniso@yahoo.com

ABSTRACT

Exercises that are conducted in an extreme heat environment can cause heat injury. Heat
injury is associated with disturbance to temperature regulation and cardiovascular systems. Heat
stroke is the most severe type of heat injury. Heat stroke is associated with high morbidity and
mortality numbers, particularly if therapy treatment is delayed. In general, heat stroke is caused by
two things, namely increase in heat production and decrease in heat loss.
Heat stroke signs include: (1) rectal temperature above 40.5°C; (2) hypotension,
tachycardia, tachypnea; (3) changes in mental status (e.g. irritability, ataxia, confusion,
disorientation, syncope, hysteria, and coma); (4) reduced ability to lower body temperature (e.g.
stop sweating and skin becoming hot); (5) signs of a life-threatening: disseminated intravascular
coagulant or DIC (e.g. epistaxis, bleeding from intravenous line, bruises, and pulmonary edema)
and signs of Acute Renal Failure or ARF (e.g. peripheral edema). Symptoms of heat stroke include
fatigue, headache, nausea, and vomiting.
Management of heat stroke injuries is by continuously performing cooling down as quickly
as possible while resuscitating patient. Intensive care must be carefully considered to the respiratory
tract, reducing body temperature, limiting the production of heat, optimizing air circulation and
monitoring and treating complications. Quick decrease in body temperature is the most important
things in treatment.

Keywords: Heat injury, heat stroke

ABSTRAK

Latihan yang dilakukan di lingkungan panas yang ekstrim dapat menyebabkan terjadinya
cedera panas. Cedera panas berhubungan dengan gangguan terhadap sistem pengaturan suhu dan
sistem kardiovaskuler. Heat stroke merupakan bentuk yang paling parah dari cedera panas. Heat
stroke berhubungan dengan angka morbidilitas dan mortalitas yang tinggi terutama jika penanganan
terapinya terlambat. Penyebab heat stroke secara umum diakibatkan oleh dua hal, yaitu:
peningkatan produksi panas, dan penurunan kehilangan panas.
Tanda- tanda Heat stroke meliputi: (1) Suhu dubur di atas 40.5°C; (2) Hipotensi,
tachycardia, tachypnea;(3) Perubahan status mental (irritability, ataxia, confusion, disorientasi,
syncope, hysteria, dan koma); (4) Berkurangnya kemampuan untuk menurunkan suhu tubuh
(berhenti bekeringat, kulit menjadi panas); (5) Tanda-tanda yang mengancam jiwa: disseminated
intravascular coagulant (DIC), termasuk epistaxis, pendarahan dari saluran intra vena ,luka memar,
dan edema paru, tanda dari Acute Renal Failure (ARF), termasuk edema periperal. Gejala heat
stroke meliputi: kelelahan, pusing, mual, dan muntah.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 10

Penatalaksanaan cedera heat stroke yaitu dengan melakukan pendinginan secepat mungkin
dan terus menerus sambil pasien disadarkan. Perawatan intensif harus diperhatikan dengan cermat
untuk saluran pernapasan, mengurangi suhu tubuh, membatasi produksi panas, mengoptimalkan
sirkulasi udara dan memonitor serta mengobati komplikasi. Penurunan suhu tubuh dengan cepat
merupakan hal yang terpenting dalam perawatan.

Kata kunci: Cedera panas, heat stroke


maupun psikologis sehingga dapat
PENDAHULUAN berpengaruh terhadap kemampuan atlet
Latihan yang dilakukan di lingkungan tersebut dalam melakukan latihan atau
yang panas dapat menyebabkan terjadinya kompetisi. Cedera panas dapat terjadi dalam 3
cedera panas, sehingga setiap orang yang bentuk: heat cramps, heat exhaustion dan
terlibat dalam latihan tersebut harus sangat heat stroke (Sharon et al, 2008). Heat stroke
berhati-hati dan berupaya melakukan tindakan merupakan bentuk yang paling parah dari
pencegahan (Divine et al, 2010). cedera panas. heat stroke ini berhubungan
Latihan yang dilakukan di lingkungan dengan angka morbidilitas dan mortalitas
yang ekstrim dapat menjadi tantangan yang yang tinggi terutama jika penanganan
serius terhadap sistem pengaturan suhu dan terapinya terlambat (Halman et al, 2009).
sistem kardiovaskuler. Jika sistem Pemanasan global diperkirakan
kardiovaskuler tidak dapat memenuhi berpengaruh terhadap peningkatan terjadinya
permintaan dari persediaan darah yang cukup kasus heat stroke yang menyebabkan
untuk otot dan mengatur keseimbangan panas, kematian. Pengetahuan tentang cedera panas
dapat menyebabkan terjadinya cedera panas. heat stroke menjadi penting dalam upaya
Cedera panas mencakup penyakit heat meminimalisir atau mencegah terjadinya
cramps sampai mengancam jiwa karena kasus heat stroke terutama dalam melakukan
keletihan yang disebabkan oleh panas (heat kegiatan latihan atau kompetisi/pertandingan
exhaustion) (Sharon et al, 2008). di lingkungan panas (Halman et al, 2009).
Pemahaman mengenai respon yang
dilakukan oleh tubuh terhadap kondisi PEMBAHASAN
lingkungan yang ekstrim dapat membantu Pengertian Heat stroke
upaya untuk mencegah terjadinya cedera Heat stroke adalah cedera paling parah
terhadap mereka yang melakukan latihan atau dari cedera panas. Terdapat dua bentuk heat
kompetisi pada kondisi yang tidak stroke, yakni Exertional Heat stroke (EHS)
menguntungkan ini (Sharon et al, 2008). umumnya terjadi pada orang muda yang
Meningkatnya suhu tubuh memiliki terlibat dalam aktivitas fisik berat untuk
konsekuensi bagi atlet baik secara fisiologis jangka waktu lama dalam lingkungan panas,
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 11

dan Non Exertional Heat stroke (NEHS) yang dengan meningkatnya Wet Bulb Globe
lebih sering mempengaruhi orang tua, orang Temperatur (WBGT). Sebaliknya, satu
yang sakit kronis dan orang yang sangat muda perlombaan Marathon populer sejauh 11.5
(Halman et al, 2009). km, tingkat panas dan lembab pada kondisi
EHS didefinisikan sebagai peningkatan musim panas (WBGT 21-27°C), terjadi
suhu tubuh (hipertermia) >40oC yang sekitar 10-20 kasus EHS per 10.000 peserta.
berhubungan dengan gangguan sistem sistem Pada pertandingan yang sama yang dilakukan
saraf pusat dan kegagalan sistem multi organ di kondisi yang dingin, tidak ditemui adanya
(Amstrong et al, 2010). Hyperthermia yang kasus EHS (Amstrong et al, 2010).
ekstrim terjadi pada saat panas yang terjadi Penelitian mengenai epidemiologi
karena kerja otot melebihi kemampuan tubuh selama gelombang panas di daerah urban di
untuk menghilangkan panas pada saat yang Amerika Serikat menyebutkan kejadian heat
bersamaan. Meningkatnya suhu tubuh dapat stroke bervariasi dari 17.6 sampai 26.5 kasus
menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh, per 100.000 penduduk. Di Arab Saudi,
mengakibatkan kerusakan organ secara kejadian heat stroke bervariasi, tergantung
bersamaan, dan dapat menjadi fatal jika salah musim, dari 22 hingga 250 kasus dari 100.000
mendiagnosis atau terlambat mendiagnosis penduduk. Angka kematian yang
(Bordeninstitute.army). berhubungan dengan heat stroke yang terjadi
Kejadian EHS bervariasi antara gelaran di Arab Saudi diperkirakan sekitar 50%
olahraga yang satu dengan lainnya dan (Bouchama et al, 2002).
cenderung meningkat pada keadaan suhu Penyebab Heat stroke
lingkungan yang meningkat dan kelembaban Heat stroke secara umum diakibatkan
relatif yang meningkat. Pada saat terjadi kasus oleh dua hal, yaitu: peningkatan produksi
fatal dan seringkali dilaporkan oleh media, panas, dan penurunan kehilangan panas.
terdapat data yang sangat terbatas mengenai Peningkatan produksi panas terjadi karena
EHS kecuali kejadian tersebut menimpa peningkatan metabolisme (infeksi, sepsis,
seorang atlet yang mempunyai nama besar. radang otak, obat perangsang, dll) dan
Kejadian EHS sering diamati pada peningkatan aktivitas otot (latihan, kejang,
pertandingan balapan jalanan dan aktifitas tetanus, dll) (Halman et al, 2009).
lain yang melibatkan latihan dengan intensitas Sedangkan penurunan kehilangan panas
yang tinggi secara terus menerus. Marathon dapat terjadi karena: (1) berkurangnya
yang diadakan di 2 kota dimana peserta keringat (penyakit kulit ,obat-obatan,
berlari pada cuaca yang dingin, sekitar terbakar,dll), (2) berkurangnya respon sistem
<1 EHS per 10.000 peserta yang mencapai saraf pusat (manula, bayi dan anak-anak,
garis finish; kejadian ini meningkat sesuai alkohol, barbiturat, dll), (3) berkurangnya
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 12

cadangan kardiovaskuler (manula, beta- dibedakan atas 2 sumber, yakni yang berasal
bloker, diuretik, obat kardiovaskuler, dll), 4) dari lingkungan(faktor lingkungan) dan yang
Obat-obatan (antikolinergik, neuroleptik, berasal dari luar lingkungan (faktor luar
antihistamin,dll), (5) Faktor eksogen lingkungan).
(tingginya tingkat suhu dan tingginya tingkat 1. Faktor Resiko di Luar Lingkungan
kelembaban lingkungan), (6). berkurangnya (Binkley et al, 2002)
kemampuan untuk menyesuaikan diri (anak- a. Dehidrasi
anak dan balita, manula, dll). Dehidrasi dapat dikenali dengan
Tanda – tanda dan Gejala Heat stroke memantau warna cairan urin atau
Tanda- tanda Heat stroke (Devine et al, 2010; perubahan berat badan sebelum, selama
Peterson et al, 2002) meliputi : dan setelah melakukan latihan atau
1. Suhu dubur di atas 40.5°C melewati hari yang berat. Gejala dan
2. Hipotensi, tachycardia, tachypnea tanda dari dehidrasi adalah: merasa haus,
3. Perubahan status mental (irritability, merasa tidak nyaman secara umum, kulit
ataxia, confusion, disorientasi, syncope, yang memerah, kecemasan berlebihan,
hysteria, dan koma) kram, apatis, malas, sakit kepala, muntah,
4. Berkurangnya kemampuan untuk nausea, merasa panas di tangan dan leher,
menurunkan suhu tubuh(berhenti kedinginan, dan dispnea. Menghilangnya
bekeringat, kulit menjadi panas) air yang tidak digantikan pada latihan
5. Tanda-tanda yang mengancam jiwa: berikutnya dapat meningkatkan
disseminated intravascular coagulant terjadinya resiko cedera panas.
(DIC), termasuk epistaxis, pendarahan b. Kendala terjadinya Penguapan
dari saluran intra vena ,luka memar, dan Perlangkapan atletik yang terbuat
edema paru, tanda dari Acute Renal dari karet atau plastik yang digunakan
Failure (ARF), termasuk edema untuk “menurunkan berat” tidak bisa
periperal. membuat keringat keluar sehingga
Gejala menjadikan rintangan terjadinya
Gejala yang biasa dijumpai pada heat peguapan, konveksi dan radiasi
stroke (Devine et al, 2010; Peterson et al, penghilangan panas. Helm juga
2002): (1) Kelelahan, (2) Pusing, (3) Mual, membatasi karena terjadi penghilangan
(3) Muntah. panas di kepala.
c. Sakit
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Atlet yang sedang sakit atau yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi beberapa waktu sebelumnya mengalami
terjadinya heat stroke secara umum bisa sakit cenderung meningkatnya resiko
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 13

cedera panas karena mengalami demam Tingginya intensitas kerja juga dengan
atau dehidrasi. mudah memproduksi 1000 kcal/h dan
d. Riwayat Sakit dapat menaikkan suhu inti dari resiko
Seseorang yang pernah mengalami pada seseorang (mereka yang tidak sehat,
cedera panas memiliki resiko yang lebih berat badan berlebih, atau tidak dapat
besar untuk kambuh lagi. menyesuaikan diri dengan iklim) menjadi
e. Meningkatnya Indeks Massa Tubuh tingkat berbahaya dalam 20 atau 30
(tebal atau tipisnya daerah permukaan menit.
lapisan lemak) h. Perlengkapan yang berlebihan atau
Orang yang gemuk memiliki resiko pakaian berwarna gelap
yang lebih besar untuk mengalami cedera Pakaian atau perlengkapan yang
panas karena lapisan lemak berkurang berlebihan dapat menurunkan
seiring dengan penghilangan panas. kemampuan mengatur suhu tubuh, dan
f. Wet-Bulb Globe Temperature pakaian atau perlengkapan berwarna
(WBGT) pada hari dan malam gelap dapat menjadi penyebab
sebelumnya penyerapan panas terbaik dari
Pada saat WBGT tinggi bahkan lingkungan. Keduanya dapat dihindari.
mendekati tingkat ekstrim, resiko dari i. Atlet yang Sangat Tekun sekali
halyang berhubungan masalah panas Atlet yang sangat tekun sekali
menjadi lebih besar pada hari berikutnya; berlatih memiliki resiko cedera panas
Apabila tanda-tanda mulai muncul,halitu yang lebih besar dikarenakan mereka
menjadi salah satu perkiraan yang terbaik mengesampingkan perilaku normal dalam
dari cedera panas. Atlet yang tidur di beradaptasi terhadap panas dan
udara yang dingin atau menggunakan berkurangnya kemungkinan dari isyarat
pendingin udara, membantu tubuh untuk halus yang dapat dikenali.
menurunkan panas. j. Berkurangnya aklimatisasi terhadap
g. Kondisi Fisik yang Tidak Baik panas
Seseorang yang tidak terlatih lebih Seorang atlet yang tidak memiliki
rentan mengalami cedera panas atau memiliki aklimatisasi psikologsi
dibandingkan dengan atlet yang terlatih. minimal terhadap kondisi panas
Pada saat Vo2 max seseorang meningkat, merupakan resiko meningkatnya resiko
kemampuan untuk bertahan terhadap yang berhubungan dengan cedera panas.
cedera panas juga meningkat secara k. Pengobatan dan Obat-obatan
aklamasi dengan sendirinya, sesuai Atlet yang sedang melakukan
dengan adaptasi terhadap panas. pengobatan tertentu atau minum obat-
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 14

obatan tertentu terutama sekali  Scleroderma


pengobatan yang memiliki efek dehidrasi.  Cystic Fibrosis
Merupakan meningkatkan resiko dari  Sickle Cell Trait
resiko panas. Alkohol, kafein, dan 2. Faktor Resiko Lingkungan
theophylline pada dosis tertentu akan Pada saat suhu lingkungan melebihi suhu
mengalami diuretik ringan. Kafein kulit, atlet dapat menyerap panas dari
ditemukan dalam kopi, teh, minuman lingkungan dan bergantung sepenuhnya pada
ringan, coklat dan beberapa melebihi penguapan untuk melepaskan panas.
tandingan dan obat yang telah Kelembaban yang relatif tinggi menghalangi
diresepkan. Theophylline paling banyak pelepasan panas dari tubuh melalui
ditemukan dalam teh dan obat anti asma. penguapan.
l. Ketidakseimbangan elektrolit Faktor lingkungan yang mempengaruhi
Ketidakseimbangan elektrolit resiko dari cedera panas termasuk suhu udara
biasanya tidak terjadi pada saat di sekitar, kelembaban yang sedang (jumah
melakukan latihan, seseorang yang tidak dari penguapan air di udara) pergerakan
dapat menyesuaikan dengan iklim yang udara, dan jumlah radiasi panas dari matahari
melakukan kegiatan fisik dan melakukan atau sumber lainnya. Risiko yang
diet normal. Banyak sodium dan klorida berhubungan dengan panas dapat dihitung
yang hilang pada atlet melalui urin. Begitu menggunakan persamaan WBGT.
juga atlet yang berkeringat berlebih, Penggunaan indek WBGT untuk membatasi
karena keringat mengandung garam. Atlet aktifitas keadaan resiko tinggi yang pada
yang tidak dapat menyesuaikan dengan hakekatnya dapat mengurangi risiko kematian
iklim panas dapat kehilangan sodium cedera panas pada saat perekrutan prajurit
dalam jumlah yang besar secara signifikan Angkatan Laut AS. Suhu WBGT dihitung
selama beraktifitas. Ketidakseimbangan menggunakan the wet-bulb (wb), dry-bulb
elektrolit sering berkontribusi terhada (db) dan black-globe (bg) dengan
cedera panas pada atlet yang lebih dewasa menggunakan persamaan sebagai berikut :
yang menggunakan diuretik. WBGT = 0.7Twb + 0.2Tbg + 0.1Tdb
m. Kondisi Medis yang Mempengaruhi Pada saat tidak terdapat beban panas, Tdb –
Berikut merupakan kondisi medis Tbg, dan persamaan dikurangi menjadi:
yang mempengaruhi terhadap resiko WBGT = 0.7wb + 0.3Tdb
terjadinya cedera panas:
 Malignant Hyperthermia
 Neroleptic Malignant Hyperthermia
 Arteriosclerotic Vascular disease
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 15

Tabel 2: bagan resiko WBGT et al, 2009; Eichner, 2002; Bruckner et al,
2008).
Perawatan intensif harus diperhatikan
dengan cermat untuk saluran pernapasan,
mengurangi suhu tubuh, membatasi produksi
panas, mengoptimalkan sirkulasi udaran dan
memonitor serta mengobati komplikasi,
dengan cara:
Penatalaksanaan Cedera Olahraga Heat - Masukkan prober termistor untuk
stroke memonitor suhu secara kontinyu
Heat stroke merupakan keadaan darurat - Masukkan tabung nasogastrik untuk
medis. Penurunan suhu tubuh dengan cepat memantau perdarahan lambung dan
merupakan hal yang terpenting dalam kekurangan cairan
perawatan karena durasi dari hyperthermia - Tempatkan foley kateter untuk
merupakan faktor penting yang sering memonitor hasil keluarnya urin
direkomendasikan. Kecuali untuk kasus Tujuan pengobatan adalah untuk
ringan, pasien yang didiagnosis mengalami menurunkan suhu sedikitnya 0.2°C / menit
EHS atau NEHS harus dimasukkan ke rumah menjadi sekitar 39°C. Pendinginan luar secara
sakit paling lambat dalam waktu 48 jam untuk aktif umumnya berhenti di 39°C untuk
memantau apakah terjadi komplikasi (Halman mencegah overshooting, yang dapat
et al, 2009). mengakibatkan hipotermia iatrogenik
Bila diduga mengalami heat stroke, (Halman et al, 2009; Bruckner et al, 2008)
pendinginan harus dilakukan secepat mungkin Pada banyak kasus, pengukuran suhu
dan secara terus menerus sambil pasien rektal bersamaan dengan penatalaksanaan
disadarkan. Beberapa studi terbaru secara keseluruhan dari cardiovascular,
menunjukkan bahwa tindakan segera pernapasan, dan syaraf merupakan hal yang
menghindari pemaparan dari panas dapat vital. Perawatan harus dilakukan di lokasi
secara dramatis meningkatkan hasil jangka kejadian (Harries et al, 2002).
panjang dan mengurangi cedera ireversibel.
Melepaskan pakaian yang ketat dan Pencegahan Heat stroke
menyemprotkan air pada tubuh menutupi Heat stroke merupakan penyakit yang
pasien dengan lembaran kain yang direndam dapat dicegah, dan melalui pengetahuan dari
di air es atau menempatkan bongkahan es di penyakit dapat membantu menguranngi
aksial dan selangkangan dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas. Meskipun klasik
suhu tubuh pasien secara signifikan (Halman heat stroke tidak utama dialami oleh orang
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 16

yang masih muda atau orang yang dewasa dan pendingin udara, dan menungkatnya panas
mereka yang tidak memiliki pendingin udara, dikarenakan perkumpulan untuk tujuan
juga relatif terjadi pada orang yang budaya atau agama (Binkley et al, 2002;
mengalami penyakit mental kronis atau Bouchama, 2002; Harries et al, 2002)
penyakit cardiopulmonary dan mereka yang Memastikan perawatan medis yang
mendapatkan pengobatan yang berhubungan sesuai yang dapat menyelamatkan seseorang
dengan garam dan keseimbangan air,seperti yang terbiasa dengan pencegahan, mengenali
diuretik, anticholinergic agents dan dan perawatan terhadap kejadian cedera
tranquillizers yang menyebakan berkeringat. panas (Devine et al, 2010; Binkley et al,
Untuk menghindari kedua jenis heat stroke 2002; Bouchama et al, 2002; Eichner, 2002).
tersebut, orang dapat mengaklimasi dirinya Melaksanakan melalui pengawasan
sendiri terhadap panas, mengatur jadwal fisik, melakukan tindakan pencegahan
aktifitas diluar ruangan pada saat udara diluar sebelum musim dimulai untuk mengenali atlet
sejuk, mengurangi aktifitas fisik, meminum yang dapat mengalami cedera panas yang
air yang banyak, mengkonsumsi makanan merupakan faktor resiko dasar dan mereka
yang mengandung garam, dan meningkatkan yang memiliki sejarah mengalami cedera
menghabiskan waktu di tempat yang ada panas (Devine et al, 2010; Binkley et al,
pendingin udaranya. Kendaraan harus selalu 2002).
dikunci, dan jangan meninggalkan anak-anak Meskipun seorang atlet profesional
tanpa ditemani didalam mobil selama cuaca sudah dapat mengenali dan tanggap terhadap
panas (Bouchama et al, 2002; Eichner, 2002). cedera panas, mereka lebih suka mencegah
Sangat penting untuk mencegah cedera panas dengan menggunakan suara
terjadinya heat stroke. Melakukan aktifitas yang menghakimi dan mengamati beberapa
olahraga secara terus menerus pada suhu yang rekomendasi dasar (Devine et al, 2010;
tinggi sangat tidak dianjurkan, khususnya Binkley et al, 2002), yaitu:
pada saat tekanan uap melebihi 40mm Hg. 1. Memberikan waktu yang tepat untuk
Bahaya yang paling nyata adalah dehidrasi, dapat menyesuaikan diri dengan iklim
tetapi dapat dicegah dengan mengkonsumsi (10-14 hari).
cairan yang cukup (Devine et al, 2010; 2. Melakukan latihan pada waktu yang
Harries et al, 2002) paling dingin dari hari latihan (pagi hari
Meskipun telah mengumpulkan atau sore hari).
pengetahuan dan pengalaman, kematian 3. Membatasi atau menunda latihan jika
karena gelombang panas masih sering terjadi terlihat gejala stress terhadap panas pada
dan berhubungan dengan isolasi sosial di zona dengan resiko tinggi.
daerah yang mudah diserang, kurangnya
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 17

4. Mencukupi kebutuan cairan sebelum dan koma); (4) Berkurangnya


latihan dan mengganti cairan yang hilang kemampuan untuk menurunkan suhu
selama latihan. Memantau berat badan tubuh(berhenti bekeringat, kulit menjadi
yang berubah dengan teliti setiap hari, panas); (5) Tanda-tanda yang
karena dapat menggambarkan mengancam jiwa: disseminated
kekurangan air akut. intravascular coagulant (DIC), termasuk
5. Menggunakan pakaian yang berwarna epistaxis, pendarahan dari saluran intra
terang dan longgar, dengan membiarkan vena ,luka memar, dan edema paru, tanda
lebih banyak area kulit yang terkena dari Acute Renal Failure (ARF),
matahari untuk meningkatkan penguapan. termasuk edema periperal. Sedangkan
gejala heat stroke meliputi: kelelahan,
KESIMPULAN usping, mual, dan muntah.
- Penatalaksanaan cedera heat stroke yaitu
- Latihan yang dilakukan di lingkungan
panas yang ekstrim dapat menyebabkan dengan melakukan pendinginan secepat

terjadinya cedera panas. Cedera panas mungkin dan terus menerus sambil pasien

berhubungan dengan gangguan terhadap disadarkan. Perawatan intensif harus

sistem pengaturan suhu dan sistem diperhatikan dengan cermat untuk saluran

kardiovaskuler. pernapasan, mengurangi suhu tubuh,

- Heat stroke merupakan bentuk yang membatasi produksi panas,

paling parah dari cedera panas. Heat mengoptimalkan sirkulasi udara dan

stroke berhubungan dengan angka memonitor serta mengobati komplikasi.

morbidilitas dan mortalitas yang tinggi Penurunan suhu tubuh dengan cepat

terutama jika penanganan terapinya merupakan hal yang terpenting dalam

terlambat. Penyebab heat stroke secara perawatan.

umum diakibatkan oleh dua hal, yaitu: - Cedera heat stroke dapat dicegah dengan

peningkatan produksi panas, dan cara: (1) memberikan waktu yang tepat

penurunan kehilangan panas. Terdapat untuk dapat menyesuaikan diri dengan

dua jenis heat stroke yaitu : exertional iklim (10-14 hari); (2) melakukan latihan

heat stroke (EHS) dan nonexertional heat pada waktu yang paling dingin dari hari

stroke (NHS). latihan (pagi hari atau sore hari); (3)

- Tanda- tanda Heat stroke meliputi: (1) membatasi atau menunda latihan jika

Suhu dubur di atas 40.5°C; (2) Hipotensi, terlihat gejala stress terhadap panas pada

tachycardia, tachypnea;(3) Perubahan zona dengan resiko tinggi; (4) Mencukupi

status mental (irritability, ataxia, kebutuan cairan sebelum latihan dan

confusion, disorientasi, syncope, hysteria, mengganti cairan yang hilang selama


Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 18

latihan. Memantau berat badan yang Sport Medicine; Saunders. Hlm 139-
berubah dengan teliti setiap hari, karena 148.

dapat menggambarkan kekurangan air


Epstein, Yoram; Moran, Daniel S.; Shapiro,
akut; (5) Menggunakan pakaian yang Yair. Chapter 8 Exertional Heatstroke
berwarna terang dan longgar, serta in the Israeli Defence Forces;
www.bordeninstitute.army/published_v
membiarkan lebih banyak area kulit yang
olumes/harshEnu/ch8
terkena matahari untuk meningkatkan
penguapan. Halman, Robert S; Habal, Rania. 2009. Heat
stroke;; diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/1
DAFTAR PUSTAKA 66320-print. pada 22 Mei 2010; 17.44.
Amstrong, Lawrence E.; Casa, Douglas J;
Stafford, Mindy Millard; Moran, Daniel Harries, Mark; Clyde W.; William D.S.; Lyle
S.; Wpyne, Scott; Roberts, William O. J.M. 2000.Oxford Textbook of Sports
Exertional Heat Illness during Training Medicine 2nd edition.
and Competition; diunduh dari
http://www.medscape.com/viewarticle/ IAAF. 1995. IAAF Medical Manual a
717054_print; 20 May 2010; 02.11. Practice Guide, Heat and Cold. 10-3 –
10-10
Binkley, Helen M; Beckett, Joseph; Casa,
Douglas J; Kleiner, Douglas M; Peterson L., Renstrom P. 1986. Injuries
Plummer, Paul e. 2002. National during specialized activities;Sport
Athletic Trainers Association Position Injuries their prevention and treatment.
Statement: Exertional Heat Illnesses. British Library Cataloguing in
Vol 37(3) hlm: 329-343; National Publication Data. Hlm: 390;395;396.
Athetic Trainers Association, Inc;
www.journalofathletictraining.org; Sharon A.P.; Denise S.L. 2008. Exercise
Physiology for Health, Fitness, and
Bouchama, Abderrezak; Knochel, James P. Performance 2nd Edition,. 413-426.
2002. Heat stroke vol 346 (25)
hlm1978-1988. The New England
Journal of Medicine; diunduh dari
http://content.nejm.org/cgi/content/full/
346/25/1978; 23 May 2010; 13.31

Brukner, Peter; Khan, Karim. 2008. Clinical


Sports Medicine third Edition; The
McGro-Hill companies. Hlm:
890;893;896.

Divine J.; Takagishi J. 2010. Exercise in the


Heat and Heat Illness dalam Netter’s
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 54

 Latihan peregangan quadriceps


Dengan posisi berdiri tegak lurus ke
depan, sandarkan ke dinding tangan yang
berlawanan dengan sisi lutut yang cedera.
Gambar 3. Latihan mobilisasi patella Lalu pegang pergelangan kaki yang
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010) cedera dengan menggunakan tangan yang
satunya dan tarik pergelangan kaki ke
arah bokong. Tahan posisi selama 30 detik
dan lakukan posisi ini tanpa membungkuk
ataupun memutar punggung. Kemudian
ulangi sebanyak 3 kali.

Gambar 4. Latihan peregangan hamstring


(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010)
 Latihan peregangan hamstring
Dalam posisi berdiri letakkan tungkai
yang cedera pada dingklik setinggi sekitar
40 cm dengan sendi lutut yang tetap lurus. Gambar 6. Latihan peregangan quadriceps
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010)
Lalu perlahan-lahan bungkukkan badan
pada sendi panggul ke arah depan dengan
bahu yang tetap tegak lurus sampai otot-
otot hamstring terasa teregang. Tahan
posisi ini selama 30 sampai 60 detik lalu
kembali pada posisi semula dan ulangi Gambar 7. Latihan quadriceps
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010)
gerakan ini selama 3 kali. Dalam
melakukan latihan ini harus diingat untuk  Latihan quadriceps
tidak memutar bahu ataupun Duduk di atas lantai dengan tungkai yang
menundukkan kepala karena hal ini hanya cedera dalam posisi lurus ke depan. Lalu
akan menyebabkan peregangan pada kontraksikan otot-otot quadriceps dengan
punggung bagian bawah dan bukan pada mendorong sisi posterior lutut ke arah
otot-otot hamstring. lantai. Konsentrasikan kontraksi otot pada
bagian medial tungkai atas. Tahan posisi
ini selama 5 detik, ulangi sebanyak 3 set
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 55

yang masing-masing terdiri dari 10 kali gerakan tersebut sebanyak 3 set dimana
latihan. masing-masing set terdiri dari 10 kali
pengulangan.
 Latihan decline eccentric squat
Berdiri dengan kedua kaki di atas dingklik
dengan permukaan yang miring atau
Gambar 8. Latihan straight leg raise dengan kedua tumit di atas dingklik
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010) setinggi 3 inci. Berat badan bertumpu
 Latihan straight leg raise pada tungkai yang cedera dan secara
Duduk di lantai dengan tungkai yang perlahan-lahan turunkan badan hingga
cedera diluruskan ke depan sedangkan sendi lutut membentuk sudut sekitar 450.
tungkai yang satunya ditekuk dengan Lalu kembali berdiri tegak dengan
kaki menapak di lantai. Gerakkan ibu jari bertumpu pada kedua tungkai. Bila
pada tungkai yang cedera sejauh mungkin gerakan ini sudah dapat dilakukan dengan
ke arah distal, sambil mendorong sisi mudah selanjutnya boleh meningkatkan
posterior lutut ke arah lantai dan tingkat kesulitan latihan dengan
mengkontraksikan otot quadriceps. menambahkan beban di tangan. Lakukan
Kemudian gerakkan tungkai yang cedera latihan ini sebanyak 3 set dimana setiap
ke atas setinggi 6-8 inci dan tahan selama set terdiri dari 10 gerakan.
5 detik. Lalu turunkan perlahan-lahan ke  Latihan resisted terminal knee extension
lantai. Ulangi gerakan ini 20 kali. Latihan dapat dilakukan dengan berdiri
 Latihan Weight lifting (leg extension) atau hanya bertumpu pada tungkai yang
Latihan ini dapat dilakukan bila pasien cedera. Gunakan tali elastis yang
memiliki akses untuk berlatih diregangkan melingkar pada lutut yang
menggunakan weight lifting bench yang cedera. Setelah itu turunkan badan secara
dilengkapi dengan papan ekstensi tungkai. perlahan hingga sendi lutut membentuk
Duduk pada alat tersebut dengan beban sudut 450. Lalu kembali berdiri tegak
yang dihubungkan dengan bagian depan secara perlahan-lahan. Lakukan latihan ini
tungkai bawah. Ekstensikan sendi lutut sebanyak 3 set dimana setiap set terdiri
dengan mengangkat tungkai bawah dari 10 gerakan.
hingga lurus sepenuhnya. Ekstensi pada  Latihan wall squat menggunakan bola
0
15 terakhir adalah bagian yang paling Berdiri tegak 60 cm di depan tembok
penting. Gunakan beban yang cukup berat dengan sisi punggung menghadap ke
untuk menimbulkan kelelahan, tapi tidak tembok dan mata memandang lurus ke
sampai menyebabkan nyeri. Ulangi depan. Bahu tetap dalam keadaan relaks
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 56

dan buka kedua kaki selebar bahu. bertumpu pada tungkai yang cedera.
Gunakan sebuah bola yang seukuran bola Turunkan badan secara perlahan-lahan
basket atau sepak bola yang ditaruh di lalu sambil mempertahankan posisi ini
antara tembok dan punggung. Turunkan gerakkan tungkai yang sehat ke arah
badan secara perlahan-lahan dengan belakang. Ulangi gerakan ini sebanyak 3
punggung tetap tegak hingga sendi lutut set, yang terdiri dari 10 gerakan.
membentuk sudut 450. Tahan posisi Variasikan gerakan ini dengan:
selama 10 detik lalu kembali berdiri tegak - Berputar 900 dari posisi awal sehingga
secara perlahan-lahan. Ulangi gerakan ini tungkai yang cedera berada lebih
sebanyak 10 kali hingga 3 set. dekat ke tembok. Lalu gerakkan
 Latihan side-lying leg lift tungkai yang sehat menjauhi tubuh ke
Berbaring menyamping di atas sisi yang arah lateral.
tidak cedera. Angkat tungkai yang cedera - Berdiri membelakangi tembok.
dalam posisi lurus hingga setinggi 8 Tungkai yang sehat (yang dilingkari
sampai 10 inci di atas tungkai yang sehat tali) digerakkan ke arah depan.
sambil mengencangkan otot-otot - Berputar 900 dari posisi awal sehingga
quadriseps. Turunkan kaki secara tungkai yang sehat (yang dilingkari
perlahan-lahan. Ulangi gerakan ini tali) berada lebih dekat ke tembok.
sebanyak 3 set, dimana masing-masing set Tungkai yang sehat gerakkan
terdiri dari 10 kali. menyilang ke arah tungkai yang
 Latihan step-up cedera.
Berdiri dengan bertumpu pada tungkai
yang cedera di atas dingklik setinggi 3
sampai 5 inci. Sedangkan kaki yang sehat
tetap menapak di lantai. Luruskan lutut
yang cedera sehingga kaki yang sehat
terangkat dari lantai. Turunkan tungkai
yang sehat untuk menapak ke lantai lagi
secara perlahan-lahan. Lakukan gerakan
ini sebanyak 3 set yang terdiri dari 10
gerakan.
 Latihan knee stabilization
Lingkarkan tali elastis pada pergelangan
kaki pada tungkai yang tidak cedera.
Berdiri menghadap ke tembok dengan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 57

Gambar 9. Beberapa macam latihan kadang-kadang ditemukan efusi intra


rehabilitasi (White et al, 2009)
artikuler lutut.
- Ada beberapa faktor penyebab terjadinya
tendinitis patella diantaranya intensitas
dan frekuensi aktivitas fisik, kegemukan,
kekakuan otot-otot kaki, misalignment
tungkai, patella alta serta
ketidakseimbangan kekuatan otot-otot
tungkai.
- Diagnosis tendinitis patella didapat
melalui anamnesis, pemeriksaan
laboratorium untuk menyingkirkan adanya
penyakit-penyakit sistemik, infeksi dan
Gambar 10. Beberapa macam latihan penyakit metabolik. Pemeriksaan USG
rehabilitasi (White et al, 2009)
memperlihatkan ketidaknormalan ekstra

KESIMPULAN dan intra tendon. Pemeriksaan X-Ray

- Tendinitis patella merupakan cedera yang memperlihatkan adanya kalsifikasi di

sering ditemukan pada olahraga yang tendon pada stadium dini. Pemeriksaan

banyak melakukan gerakan melompat dan MRI memperlihatkan lebih jelas

berlari, seperti bulutangkis, bola basket, perubahan-perubahan yang terjadi pada

sepak bola, bola voli, tenis, figure skaters, tendon.

anggar, american football, balap sepeda. - Penatalaksanaan tendinitis patella yaitu

- Tendinitis patella dapat juga terjadi pada medikamentosa dengan pemberian


olahraga tanpa adanya gerakan melompat NSAID misalnya ibuprofen dan naproxen

dan berlari yaitu angkat besi yang yang dapat diberikan selama 5 sampai 7
disebabkan oleh beban yang berlebihan hari.

saat mengangkat beban. - Penatalaksanaan non medikamentosa


- Gejala-gejala yang dapat terjadi pada yaitu diantaranya adalah metode RICE,

tendinitis patella adalah nyeri di sekitar latihan fisik, tindakan operasi dan
lutut pada bagian superior dan inferior pengobatan lainnya seperti platelet rich

patella, pembengkakan pada daerah lutut, plasma (PRP), extracorporeal shock wave

tungkai terasa lemah. therapy (ESWT) dan stimulasi laser dan

- Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan elektrik.

nyeri tekan pada sendi lutut, ketegangan - Ada beberapa hal yang dapat dilakukan
otot-otot hamstring dan quadriseps, untuk mencegah terjadinya cedera
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 58

tendinitis patella, diantaranya adalah maka diharapkan dokter olahraga yang


teknik pemanasan yang benar, hindari berperan penting pada pengobatan
aktivitas berlebihan, istirahat dan konservatif, memiliki pengetahuan yang
pemulihan, latihan keseimbangan, latihan cukup dalam menangani cedera ini.
peregangan, latihan penguatan otot sekitar - Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
lutut, penggunaan alas kaki yang tepat, cedera secara umum terutama cedera
penggunaan strapping dan taping, serta tendinitis patella mengingat beberapa atlet
meningkatkan ketrampilan teknik bulutangkis Indonesia mengalami cedera
permainan. tendinitis patella.
- Return to play didasarkan pada
kemampuan atlet untuk melakukan DAFTAR PUSTAKA
aktivitas olahraga secara aman dan
terampil. Amatuzzi MM, Delgado LAP, Albuquerque
RFM, Sasaki SU. 2005. Surgical
- Program rehabilitasi yang dianjurkan pada
treatment of distal patellar tendinitis.
cedera tendinitas patella adalah latihan Acta Ortop. Bras 13(3).
mobilisasi patella, latihan peregangan Anonim. 2010. Articular Capsule of the Knee
hamstring, latihan peregangan quadriseps, Joint. Diunduh dari
http://en.wikipedia.org/wiki/articuler_c
latihan quadriseps, latihan straight leg apsule_of_the_knee_joint. pada 22
raise, latihan leg extension, latihan decline April 2010.
eccentric squat, latihan resisted terminal Anonim. Hamstring. 2010. Diunduh dari
knee extension, latihan wall squat dengan http://en.wikipedia.org/wiki/Hamstring
pada 26 April 2010.
bola, latihan side-lying leg lift, latihan
step-up, dan latihan knee stabilization Anonim. Jumper’s knee. Diunduh dari
http://www.ourhealthnetwork.com/con
dengan beberapa variasi. ditions/knee/JumpersKneePatellarTend
onitis.asp, pada 21 April 2010.

SARAN Anonim. 2009. Knee Anatomy. Diunduh dari


http://www.sportsinjuryclinic.net/cyber
- Cedera tendinitis patella banyak
therapist/kneeanatomy.php, pada 20
ditemukan pada atlet-atlet bulutangkis April 2010.
Indonesia, sehingga sangat penting bagi Anonim. Knee. 2010. Diunduh dari
dokter olahraga untuk memiliki http://en.wikipedia.org/wiki/Knee. pada
22 April 2010.
pengetahuan yang cukup dalam
menangani cedera tendinitis patella. Anonim. Patellar tendinitis. diunduh dari
http://www.answers.com/topic/jumper-
- Mengingat pengobatan secara konservatif s-knee pada 10 April 2010.
sangat penting artinya bagi proses
Anonim. Patellar tendonitis. Diunduh dari
penyembuhan cedera tendinitis patella, www.thestretchinghandbook.com/archi
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 59

ves/patellar-tendonitis.php pada 13 pril Manual, 2rd edition. Hongkong: CD


2010. Concept. Hlmn 374-405.

Anonim. 2009. The Knee-joint (Articulatio Houglum PA. 2001. Therapeutic Exercise for
genu). Diunduh dari Tendinitis. Dalam Perrin DH (editor)
http://education.yahoo.com/reference/g Therapeutic Exercise for Athletic
ray/subjects/subject/93 pada 25 April Injuries. Champaign:Human Kinetics.
2010. Hlmn 476-86.

Anonim. What is patellar tendonitis (jumper’s Hyman GS, Malanga GA, Alladin I. 2008.
knee). Jumper’s Knee. Diunduh dari
http://www.ubsportsmed.buffalo.edu/e http://emedicine.medscape.com/article/
ducation/pattend3.html. pada 5 April 89569, pada 26 Maret 2010.
2010.
Bedi A. 2009. Patellar Tendonitis. Diunduh Kelly M, Johnson Y. 2008. Knee injuries:
dari Patellar Tendinitis. Dalam: Gotlin RS
http://www.sportsmhttp://www.sportsm (Editor). Sports Injuries Guidebook.
d.com/SportsMD_Articles/id/289.aspx Champaign: Human Kinetics. Hal 218.
d.com/SportsMD_Articles/id/289.aspx
pada 23 Maret 2010. Khan KM, Maffulli N, Coleman BD, Cook JL
Taunton JE. 1998. Patellar
Blackburn TA, Craig E. 1980. Knee Anatomy: tendinopathy: some aspects of basic
A brief review. Physical Therapy, science and clinical management. Br J
60(12):1556-60. Sports Med 32:346-55.

Cluett J MD. 2006. Patellar Tendonitis: What Klucinec B. 2001. Recalcitrant intrapatellar
is Patellar Tendonitis? Diunduh dari tendinitis and surgical outcome in a
http://orthopedics.about.com/cs/patella collegiate basketball player : A case
disorders/a/patellartendon.htm, pada 23 report. Journal of Athletic training
Maret 2010. 36(2):174-81.

Crossley WK, Cook J, Cowan S, Mc Connell Mayo Clinic staff. 2009. Patellar tendinitis:
J. 2010. Anterior Knee Pain. Dalam: How to take care of 'jumper's knee'..
Brukner P, Khan K (editor) Clinical Diunduh dari
Sports Medicine, 3rd edition. Sidney: http://www.mayoclinic.com/health/pate
The Mc Graw-Hill Companies: Hlmn llar-
506-37. tendinitis/DS00625/DSECTION=preve
ntion pada 13 April 2010.
Edell D. 2009. Patellar tendinitis. Diunduh
dari Mehdi. 2008. How to treat knee injuries.
http://www.athleticadvisor.com/injuries Diunduh dari
/le/knee/patellar_tendinitis.htm pada 23 http://stronglifts.com/how-to-treat-
Maret 2010. knee-injuries-patellar-tendinitis/ pada 2
Mei 2010.
Garver M. 2008. A Guide to Jumper’s Knee.
Diunduh dari Peterson L, Renstrom P. 1990. Sport injuries:
http://www.columbusgeorgiaonline.co Their Prevention and Treatment.
m/health3.htm pada 13 April 2010. London: Martin Dunitz Ltd. Hlmn 283-
317.
Golf CG, Chan KM. Knee injuries. Dalam :
Chan KM, Micheli L, Smith A, et al Shariff AH, George J, Ramlan AA.
(editor). 2006. F.I.M.S. Team Physician Musculoskeletal injuries among
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 60

Malaysian badminton players.


Singapore Med J 2009;50(11);1095-7.

White T, Clapis P. 2009. Patellar Tendinitis


(jumper’s Knee) Rehabilitation
Excercise. Diundur dari http://
media.summitmediagroup.com/library/
sports_health/jumpers_knee/ pada 10
Mei 2010.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 61

PRINSIP PENENTUAN DIAGNOSIS PADA OLAHRAGAWAN DENGAN KELUHAN


NYERI PUNGGUNG BAWAH DI LAPANGAN: LAPORAN KASUS

Alvin Wiharja, Nora Sutarina


Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI
email: alvin.ismc@gmail.com

ABSTRACT

Low back pain can be the most common health and musculoskeletal problem in athletes.
Low back pain can be occurred on all age groups. Applying an accurate diagnosis on patient would
determine the prognosis of the disease. Determining the possibility of low back pain causes on field
must be done accurately, effectively, efficiently become the most important of initial treatment
procedure.
Firstable, researcher determined the research question: how to diagnose athletes with low
back pain. Then conducted systematic review to gather the latest scientific evidence in order to help
explain the procedure and step-to-step for diagnosis. Obtained 2 literatures, entitled: “Non-specific
low back pain” and “Back pain: pathogenesis, diagnosis and management”. At the released
publication described the procedure and determination on diagnosing low back pain and limits the
possible etiology factor of low back pain. The uniqueness of this case report that diagnosis
determination on athletes with low back pain can be done immediately on the field by using
anamnesis, assisted with a list of red-flags and yellow-flags of low back pain, and also the
application of physical examination with special test. It can avoid the excessive use of radiology
imaging.

Keywords: low back pain, on-field diagnosis, special test

ABSTRAK

Nyeri pungung bawah dapat menjadi salah satu masalah kesehatan dan muskuloskeletal
yang paling sering dialami oleh olahragawan ada umumnya. Semua kelompok umur dapat
mengalami gejala nyeri punggung bawah. Membuat diagnosis yang akurat merupakan hal yang
penting dalam penanganan dan penentuan prognosis dari masalah kesehatan yang dialami.
Menentukan kemungkinan diagnosis pada pasien keluhan ini secara cepat dan dapat dilakukan di
lapangan secara tepat, efektif dan efisien dari segi prosedural, keilmuan maupun biaya menjadi
langkah awal penanganan yang sangat penting.
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan pertanyaan penelitian, yaitu:
bagaimana proses penetapan diagnosis pada olahragawan dengan keluhan nyeri punggung
bawah?Kemudian dilakukan systematic review untuk mengumpulkan bukti-bukti ilmiah terbaru
agar membantu menjelaskan prosedur dan cara penentuan diagnosisnya.Dan didapatkan 2 pustaka
bertajuk “Non-specific low back pain” dan “Back pain: pathogenesis, diagnosis and
management”.Pada pustaka tersebut menjabarkan mengenai prosedur dan analogi penentuan
diagnosis pada olahragawan dengan keluhan nyeri punggung bawah serta tata cara mengkerucutkan
kemungkinan faktor penyebab timbulnya gejala klinik tersebut yang dapat dilakukan di
lapangan.Keunikan dari laporan kasus ini, penentuan diagnosis pada olahragawan dengan keluhan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 62

nyeri punggung bawah dapat dilakukan di lapangan dengan segera dengan menggunakan anamnesis
yang dibantu dengan daftar keluhan red-flags dan yellow-flags low back pain serta penerapan
pemeriksaan fisik dengan special test. Hal ini dapat menghindari penggunaan pemeriksaan
penunjang radiologi yang berlebihan.

Kata kunci: nyeri punggung bawah, diagnosis lapangan, pemeriksaan fisik khusus

PENDAHULUAN
Nyeri pungung bawah dapat menjadi mempertajam penentuan diagnosis, para
salah satu masalah kesehatan dunia di peneliti dilakukan studi penelitian diagnostik
pertengahan abad ke-20 ini dan juga yang dapat menilai akurasi dari tes-tes atau
merupakan salah satu dari masalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
muskuloskeletal yang paling sering dialami Keluaran dari hasil pemeriksaan yang
oleh olahragawan pada umumnya.(Balague et diharapkan adalah pemeriksaan yang menjadi
al. 2012; Heuch et al. 2015) Data dari baku standar atau pemeriksaan yang menjadi
pemerintah Amerika Serikat memperlihatkan acuan (Henschke et al. 2014; Heuch et al.
bahwa proporsi kunjungan pada praktek 2015).
dokter dengan keluhan nyeri punggung sedikit Penentuan diagnosis ini dimulai dari
bertambah namun biaya yang ditimbulkan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
bertambah secara drastis.(Balague et al. Hal ini telah tercantum diberbagai garis
2012). panduan diagnosis serta satu hal lagi yang
Semua kelompok umur dapat perlu diperhatikan adalah penggunaan
mengalami gejala nyeri punggung bawah. pemeriksaan penunjangradiologi secara lebih
Dalam beberapa dekade, dikemukan bahwa bijaksana, dikarenakan efek samping negatif
anak-anak dan remaja memiliki angka yang dapat diperoleh dari prosedur
kejadian nyeri punggung bawah yang lebih pemeriksaan hingga dari segi biaya yang
rendah jika dibandingkan dengan kelompok cukup tinggi.(Balague et al. 2012; Henschke
dewasa dan lanjut usia. Mereka yang et al. 2014; Dutton 2012; Stokes et al. 2013;
mengalami gejala tersebut pada umumnya Heuch et al. 2015; Evans et al. 2005; Walker
berkaitan dengan kelainan serius dan 2012).
mengancam nyawa.(Balague et al. 2012; Tujuan dari penyusunan laporan kasus
Stokes et al. 2013). ini adalah membahas langkah-langkah
Membuat diagnosis yang akurat diagnosis pada penatalaksanaan olahragawan
merupakan hal yang penting dalam dengan gejala klinis nyeri punggung bawah di
penanganan dan penentuan prognosis dari lapangan yang tidak memerlukan
masalah kesehatan yang dialami. Untuk dapat perlengkapan pemeriksaan penunjang yang
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 63

canggih dan kompleks. Dan juga dengan posisi crunch. Olahragawan tersebut
mempertajam langkah-langkah anamnesis dan melakukan latihan fisik tanpa pengawasan
pemeriksaan fisik yang dilakukan pada dari tenaga kebugaran professional.
olahragawan dengan keluhan nyeri punggung Olahragawan tersebut baru pertama
bawah.Penentuan kemungkinan diagnosis kali merasakan nyeri pada punggung bawah
pada pasien keluhan ini dengan tes-tes khusus seperti ini. Tidak ada riwayat mengalami
sehingga differential diagnosis dapat nyeri punggung bawah sebelumnya. Tidak
disingkirkan dan apabila memerlukan ditemukan demam/peningkatan suhu tubuh
pemeriksaan penunjang tambahan, dapat bermakna klinis, mengalami gejala klinis
ditentukan pemeriksaan penunjang yang tepat, neurologis seperti rasa kesemutan, kebas atau
efektif dan efisien dari segi prosedural, nyeri alih pada tungkai. Keringat malam yang
keilmuan maupun biaya.(Balague et al. 2012; keluar saat tidur dan gangguan pencernaan
Henschke et al. 2014; Dutton 2012; Stokes et disangkal. Berat badan cenderung stabil
al. 2013; Heuch et al. 2015; Evans et al. selama 3 bulan terakhir. Kelainan
2005; Walker 2012). kongenital/bawaan disangkal. Tingkat
penilaiankesehatan sendiri baik. Tidak
PEMBAHASAN dirasakan nyeri alih pada tungkai.
Laporan Kasus
Pekerjaan/aktivitas dilakukan secara normal
Seorang laki-laki berumur 27 tahun
pada 12 bulan terakhir. Tidak mengalami
datang dengan keluhan nyeri punggung
ketakutan dan sejenisnya yang berlebihan –
bawah sejak 2 bulan yang lalu yang tidak
hal yang meningkatkan rasa nyeri secara
kunjung hilang selama latihan fisik.
signifikan. Pada saat ini olahragawan tersebut
Pada anamnesis lebih lanjut
merasa cukup puas dengan pekerjaan yang
didapatkan nyeri punggung bawah
dimilikinya dan tidak sedang menjalani terapi
olahragawan tersebut sudah dirasakan selama
medis. Masalah ketergantungan pada alkohol,
2 bulan belakangan. Nyeri punggung bawah
masalah perkawinan atau masalah finansial,
terjadi beberapa hari setelah dia melakukan
tekanan secara psikologis dan gejaladepresi
latihan fisik di gimnasium. Seiring dengan
disangkal. Tidak terdapat gangguan berkemih,
perjalanannya penyakitnya, rasa sakit yang
memiliki kebiasaan minum yang baik (sekitar
dialami belum mengalami perbaikan. Rasa
+/- 2 liter per hari nya).
nyeri pada punggung bawah terus dirasakan
Riwayat Latihan Fisik
dengan skala 5 dari 10. Disinyalir bahwa rasa
Latihan fisik dilakukan dengan
nyeri timbul setelah menerapkan gerakan baru
frekuensi 3-5x seminggu, latihan fisik
pada saat latihan fisik di gimnasium. Gerakan
tersebut merupakan perpaduan latihan daya
yang dilakukan adalah rotasi otot perut
tahan jantung paru, latihan beban dan latihan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 64

fleksibilitas yang dilakukan secera bergantian


dan dikombinasikan sendiri. Seluruh latihan
fisik dilakukan tanpa supervisi. Berikut
adalah tabel gambaran latihan fisik yang
dilakukan secara rutin setiap minggunya.
Tabel 1. Tabel Riwayat Latihan Fisik

Gambar 1. Status lokalis dalam


pemeriksaan fisik palpasi.

Pergerakan (Move):
Pada pemeriksaan ini dilakukan dengan
Pemeriksaan Fisik memperhatikan gerakan yang dilakukan
Inspeksi (Look): secara aktif maupun pasif yang menyertai
Pada inspeksi hal-hal yang diperiksa adalah gejala. Tidak ditemukan nyeri pada saat
tanda-tanda radang dan kelainan yang dapat melakukan gerakan fleksi ke depan (forward
dilihat secara kasat mata. Pada hasil flexion), ekstensi maupun lateral bending
pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda pada kedua sisi tubuh. Rasa nyeri hanya
kemerahan di sekitar area punggung bagian timbul saat melakukan gerakan rotasi, baik ke
bawah. Juga tidak tampak adanya deformitas arah kanan dan kiri dengan skala nyeri 5 dari
ataupun skoliosis pada olahragawan tersebut. 10.
Palpasi (Feel): Pemeriksaan khusus punggung bawah:
Palpasikan dilakukan pada daerah yang terasa Untuk membantu penegakan diagnosis dan
nyeri. Struktur penting yang dipalpasi adalah sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
area tulang belakang bagian bawah yang yang lain, selain dari anamnesis dan
memiliki keluhan nyeri serta sisi sekitar dan pemeriksaan fisik dasar maka dilakukan
kontralateralnya. Pada prosesus spinosus pemeriksaan fisik khusus. Tabel berikut
bagian lumbal dan torakalis tidak ditemukan (tabel.2) berisi hasil pemeriksaan special test
nyeri tekan saat dilakukan palpasi. Nyeri untuk musculoskeletal regio tulang punggung
tekan dirasakan pada regio punggung setinggi bawah.
L4-L5 baik dengan palpasi superfisial dan
profundus. Skala nyeri pada nyeri tekan
tersebut adalah skala 5 dari 10. Berikut adalah
gambar lokalisasi nyeri tekan pada
pemeriksaan palpasi. (Gambar.1).
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 65

Tabel 2. Tabel Hasil Pemeriksaan Special beberapa episode. Nyeri pada punggung
Test bagian bawah pasien terlokalisasi pada daerah
m. multifidus, m. quadratus lumborum, m.
psoas mayor dan m. multisegmental erektor
spinae yang sejajar dengan ruas tulang
belakang bagian L3-L5 (Paulsen 2011).
Pada saat pasien melakukan crunch,
gerakan dasar yang terjadi pada batang tubuh
adalah gerakan fleksi. Pada keadaan ini, fleksi
pada batang tubuh yang dilakukan terjadi
dalam keadaan pemanjangan otot profundus
dan superfisial dari otot-otot punggung dan
kontraksi dari otot-otot perut (otot rektus
abdominus, oblikus internal,dan oblikus
eksternal) dan otot-otot hip-flexor (rectus
femoris, iliopsoas, tensor fascia lata,
Sartorius) (Prentice 2011). Pada keadaan
pemanjangan otot-otot punggung atau yang
lebih dikenal sebagai kontraksi eksentrik,
otot-otot yang berperan adalah otot-otot
erector spinae dan otot ekstensor lumbal.
Ekstensor lumbal dapat dibagi menjadi 2 grup
utama:otot-otot multisegmental erector
spinae dan otot-otot segmental ekstensor
(Andrews et al. 2012). Olahragawan dalam
Gambar 2. Pemeriksaan Straight Leg Raise posisi crunch terjadi gaya kosentrik dari otot-
(SLR)/Lasague’s Test yang dilakukan otot fleksor batang tubuh dan dan gaya

Mekanisme Terjadinya Cedera eksentrik otot-otot ekstensor batang tubuh


Berdasarkan anamnesis dan yang maksimal. Kemudian diikuti dengan
pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis ke gerakan rotasi/twisting dari batang tubuh
arah nyeri punggung bawah non-spesifik yang sehingga terdapat penambahan gaya kearah
diakibatkan oleh trauma proses mekanis yang lateral. Gaya tersebut tidak dapat ditoleransi
diakibatkan proses twisting saat melakukan dan melampaui kemampuan otot tersebut
crunch pada latihan fisik dengan posisi dan untuk menerima gaya. Hal ini berakibat,
postur yang tidak simetris serta terjadi dalam terjadinya cedera strain pada otot-otot
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 66

ekstensor lumbal yang sedang dalam keadaan bagian bawah akibat kelainan tulang belakang
eksentrik.(Paulsen 2011; Prentice 2011; ataupun bukan akibat kelainan tulang
Andrews et al. 2012). belakang yang gawat/serius dari nyeri
punggung bagian bawah akibat kelainan
muskuloskeletal dengan menggunakan
metode anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
menitikberatkan pada daftar keluhan yang
berada dalam kelompokred-flags.(Balague et
al. 2012; Henschke et al. 2014; Dutton 2012;
Stokes et al. 2013; Heuch et al. 2015).
Anamnesis yang dilakukan pada
pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah
meliputi: lokasi nyeri dirasakan, onset –
Gambar 3. Nyeri Alih yang Sesuai Letak Otot gejala klinis tersebut timbul secara mendadak
(Brukner P & Khan K. 2014) atau merupakan gejala klinis yang sudah
Diagnosis Banding
sering dirasakan berkali-kali sebelumnya,
Berdasarkan anamnesis dan
radiasi – yang dimaksudkan dengan radiasi
pemeriksaan fisik yang didapatkan serta
disini adalah nyeri alih/referred pain. Pada
meninjau biomekanika gerak pasien, dapat
umumnya nyeri alih akan dirasakan pada
dicurigai terjadinya cedera strain pada otot-
tungkai.Juga termasuk faktor-faktor yang
otot ekstensor batang tubuh. Dan berdasarkan
memperparah dan meringankan gejala yang
letak nyeri tekan dan hasil tes stabilitas
dialami – efek dari nyeri dengan melakukan
lumbal (H & I Stability Test) dicurigai otot
pergerakan atau istirahat/pembatasan gerak,
yang mengalami cedera adalah m. multifidus
gejala-gejala klinis yang berhubungan dan
L3-L5 dan/atau m. quadratus lumborum
tingkat keparahan.(Balague et al. 2012).
dan/atau m. psoas mayor (Dutton 2012).
Selama melakukan anamnesis, praktisi klinis
akan mencoba untuk mengidentifikasi
DISKUSI
penyebab dari nyeri dan menentukan apakah
Rekomendasi diagnosis klinik utama
ada kemungkinan bahwa nyeri tersebut
pasien dengan keluhan nyeri punggung
merupakan gejala yang timbul akibat
belakang mengacu pada rekomendasi yang
penyebab yang serius/gawat, contohnya
masih berlaku di dekade-dekade terakhir
infeksi. Penegakan diagnosis pada nyeri
ini.Diagnosis yang pertama kali ditentukan
punggung bawah dengan penyebab
atau disingkirkan adalah diagnosis triase.
keganasan, infeksi dan fraktur sangat penting
Diagnosis ini digunakan untuk membedakan
pasien dengan keluhan nyeri pada punggung
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 67

untuk dilakukan dan diberikan tatalaksana kelompok pemeriksanaan neurologis.(Dutton


secepatnya (Walker 2012). 2012; Magee & Sueki 2011; Wong 2010;
Untuk membantu penegakan diagnosis Gross et al. 2009).
gawat/serius secara lebih akurat dan terarah, Penggunaan daftar keluhan red-flags
penggunaan daftar keluhan gejala di dalam juga memiliki keterbatasan.Berdasarkan
kelompokred-flagssangat disarankan. Daftar penelitian, apabila pasien tidak memiliki
keluhan red-flags berisi keluhan-keluhan gejala dari daftar keluhan red-flags, masih ada
yang berhubungan dengan penurunan berat kemungkinan 1% penyebab nyeri tulang
badan yang berlebihan dalam waktu singkat, belakang tersebut dikategorikan sebagai
riwayat penyakit keganasan, nyeri yang patologis gawat/serius. Tujuan utama dari
kambuh saat malam hari, umur pasien yang penggunaan daftar keluhan red-flags tersebut
lebih dari 50 tahun, trauma kekerasan, saddle adalah untuk mendeteksi lebih awal kelainan
anaesthesia, kesulitan berkemih, riwayat yang dianggap serius dan dapat melakukan
penggunaan obat intravena, gangguan penatalaksanaan segera serta mengurangi
neurologis yang progresif dan penggunaan penggunaan pemeriksaan penunjang radiologi
kortikosteroid (Balague et al. 2012). Seluruh yang berlebihan (Balague et al. 2012; Wong
kumpulan gejala yang berada di kelompok 2010). Hal tersebut tergambarkan pada
Red-flagsmengarah kepada faktor-faktor yang likelihood ratiored-flags pasien-pasien
dapat menimbulkan gejala nyeri punggung dengan suspek keluhan tulang belakang yang
bawah secara patofisiologi (Walker 2012). gawat/serius, misalnya pasien yang berusia
Ketika diagnosis dengan etiologi lebih dari 55 tahun tidak memerlukan
dalam red-flags disingkirkan, langkah pemeriksaan penunjang radiologi apabila
selanjutnya dalam menegakan diagnosis nyeri keluhannya hanya nyeri pada tulang belakang,
punggung bawah yang tidak spesifik adalah tetapi pasien dengan riwayat keganasan perlu
dengan menentukan kemungkinan etiologi dipertimbangkan untuk melakukan
yang diakibatkan nyeri radikulopati. Apabila pemeriksaan penunjang radiologi segera
ditemukan diagnosis nyeri punggung bagian (Balague et al. 2012).
bawah akibat nyeri radikulopati yang tidak Selain daftar keluhan kelompok red-
spesifik maka perlu dinilai tingkat keparahan flags dikenal pula daftar keluhan kelompok
sindroma tersebut, efeknya terhadap status yellow-flags (Walker 2012; Wong 2010). Di
fungsional sehari-hari dan faktor risiko dari dalam daftar keluhan yellow-flagsberisi gejala
keluhan tersebut yang mengarah ke tahap klinik yang relatif lebih ringan dengan
kronis (Walker 2012). Kemudian hasil komponen faktor psikososial yang dapat
anamnesis dikonfirmasi ulang dengan memperparah kekronisan dan pengaruh
melakukan pemeriksaan fisik khusus proses penyembuhan dari episode nyeri
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 68

punggung bagian bawah pasien tersebut. pada korpus vertebrae.(Walker 2012; Dutton
Penatalaksanaan faktor psikososial tersebut 2012; Magee & Sueki 2011; Wong 2010;
dapat menjadi kompleks dan membutuhkan Gross et al. 2009).
kerjasama multidisplin dari berbagai bidang Dalam penegakan diagnosis nyeri
ilmu terkait (Walker 2012). punggung bawah dengan dugaan nyeri
Gejala klinis yang umumnya terdapat radikulopati dilakukan pemeriksaan fisik
pada daftar keluhan yellow-flags antara lain: khusus untuk pemeriksaan
tingkat kebugaran yang buruk; penilaian neurologis.Pemeriksaan neurologis tersebut
tingkat kesehatan sendiri yang buruk; riwayat membantu dalam mengkonfirmasi kelainan
mengalami nyeri punggung bawah patologis secara objektif. Penjalaran
sebelumnya; nyeri alih pada tungkai; nyeri/gejala klinik sesuai dengan
ketidakmampuan melakukan dermatomnya, peningkatan nyeri saat batuk,
pekerjaan/aktivitas secara total pada 12 bulan bersin atau pada prosedur tes straight leg
terakhir; pola penyakit yang tidak sesuai; raise dan tes kontralateralnya dapat
ketakutan dan sejenisnya – hal yang digunakan untuk memprediksi adanya
meningkatkan rasa nyeri secara signifikan kompresi pada percabangan saraf tulang
pada pasien; tingkat kepuasan pada pekerjaan belakang yang dikonfirmasi dengan
yang rendah; sedang menjalani terapi medis; pemeriksaan MRI.(Balague et al. 2012;
masalah pribadi, contohnya ketergantungan Magee & Sueki 2011).
pada alkohol, masalah perkawinan atau Pemeriksaan neurologis pada
masalah finansial; dan tekanan secara punggung bawah meliputi pemeriksaan
psikologis dan gejala-gejala depresi.(Walker refleks (patella dan pergelangan kaki) serta
2012; Wong 2010). kekuatan dan sensasi dermatom.Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik pada nyeri ini ditujukan untuk diagnosis struktur syaraf
punggung bawah meliputi inspeksi dari tulang yang terkompresi.Dengan melakukan dan
belakang dan pemeriksaan postur, struktur mendokumentasikan pemeriksaan neurologis
tulang belakang untuk mengidentifikasi secara baik dapat menjadikan pemeriksaan
perubahan deretan tulang belakang yang bisa tersebut sebagai bahan acuan perbandingan
menyebabkan nyeri tulang belakang bawah. perjalanan penyakit selanjutnya.
Gerakan pada tulang belakang termasuk Perbandingan hasil pemeriksaan dulu dan
fleksi, ekstensi dan lateral fleksi dari tulang sekarang akan dapat disimpulkan
belakang bagian lumbal. Gerakan tersebut perburukan, perbaikan atau kelainan yang
akan mengalami keterbatasan akibat nyeri menetap.(Walker 2012; Magee & Sueki
atau keadaan fisiologis yang menyebabkan 2011; Wong 2010).
kelainan, seperti adanya osteofit atau fusi
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 69

Fraktur pada punggung mempunyai Jika membahas penggunaan


prevalensi yang lebih tinggi pada kelompok pemeriksaan penunjang radiologi, MRI
dengan gejala klinisfour features, yaitu: jenis memiliki potensi dalam memprediksi,
kelamin (wanita memiliki insidensi yang menentukan diagnosis, penilaian tingkat
lebih tinggi dibandingkan dengan pria), umur keparahan, perencanaan tatalaksana, target
lebih dari 70 tahun, riwayat trauma yang terapi dan skrining pada pasien dengan
berat dan penggunaan kortikosteroid dalam keluhan nyeri punggung bawah. Rata-rata
jangka panjang. Sedangkan prevalensi rekomendasi untuk penatalaksanaan nyeri
keganasan lebih sering didapatkan pada punggung bawah menyarankan pemeriksaan
pasien dengan gejala kombinasi antara umur penunjang radiologi dilakukan serial untuk
lebih dari 50 tahun, riwayat kanker melihat progresivitas defisit neurologis atau
sebelumnya, penurunan berat badan kemungkinan etiologi yang cukup
berlebihan yang tidak diketahui sebabnya gawat/serius. Ketika pemeriksaan penunjang
dan kegagalan terapi konservatif. Sindroma radiologi dilakukan tanpa adanya indikasi
tersebut memilikilikelihood ratio negatif dan maka tidak akan memberikan hasil klinis
sensitivitas yang cukup akurat (0.0 dan 1.0), yang baik.(Balague et al. 2012; Jensen et al.
tetapi spesifiksitas dan likelihood ratio 2016; El Barzouhi et al. 2014; Jenkins et al.
positif dalam tingkat cukup (2.5 dan 0.60) 2015).
(Balague et al. 2012). Pada dasarnya, pemeriksaan
Penilaian mobilitas lumbar dalam penunjang radiologi tersedia untuk
menentukan diagnosis ankylosing spondylitis membantu penentuan diagnosis nyeri
menggunakan tes Schober atau tes punggung bawah, namun tidak semua pasien
modifikasi sejenisnya. Jika dibandingkan membutuhkan pemeriksaan ini. Penggunaan
dengan pemeriksaan radiologis, tes Schober radiografi yang masih memegang peranan
memiliki validitas yang cukup (r 0.67; 95% penting dalam penegakan diagnosis yang
CI 0.44-0.84), reabilitas yang baik sangat baik adalah magnetic resonance
(intraclass correlation 0.95; 95% 0.83-0.96) imaging (MRI) dan computerized
dan perubahan hasil yang baik dengan tomography (CT). MRI memiliki keunggulan
perubahan hasil sebesar 1 cm. Satu hal yang dalam memberikan gambaran yang lebih
harus menjadi perhatian adalah penempatan jelas pada struktur jaringan penyokong
landmarks dalam pengukuran karena tulang belakang seperti diskus
reliabilitas dan validitas dalam intervertebralis struktur syaraf dan ligament
penatalaksaannya buruk (Balague et al. (Walker 2012; Jensen et al. 2016; El
2012; Wong, 2010). Barzouhi et al. 2014; Jenkins et al. 2015).
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 70

KESIMPULAN Gross, J., Fetto, J. & Rosen, 2009.


Musculoskeletal examination 3rd ed.,
Diagnosis nyeri punggung bawah
New Jersey: Wiley-Blackwell.
ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan Henschke, N. et al., 2014. The
fisik. Penegakan diagnosis nyeri punggung methodological quality of diagnostic test
accuracy studies for musculoskeletal
bawah dengan menggunakan metode conditions can be improved. Journal of
anamnesis dapat dilakukan dengan Clinical Epidemiology, 67(4), pp.416–
424. Available at:
menerapkan daftar keluhan red-flags terlebih http://dx.doi.org/10.1016/j.jclinepi.2013.
dahulu untuk menegakan dan menyingkirkan 11.008.
diagnosis nyeri punggung bawah yang gawat Heuch, I. et al., 2015. A Comparison of
Anthropometric Measures for Assessing
(Balague et al. 2012; Walker 2012). the Association between Body Size and
Pemeriksaan fisik khusus dapat dilakukan Risk of Chronic Low Back Pain: The
HUNT Study. PloS one, 10(10),
untuk menegakkan sekaligus menyingkirkan p.e0141268. Available at:
diagnosis pada nyeri punggung bawah dengan http://www.pubmedcentral.nih.gov/articl
erender.fcgi?artid=4623972&tool=pmce
penyebab kelainan neurologis, stabilitas ntrez&rendertype=abstract.
batang tubuh dan kelainan fungsi sendi. Jenkins, H.J. et al., 2015. Effectiveness of
Dengan menerapkan anamnesis, pemeriksaan interventions designed to reduce the use
of imaging for low-back pain: a
fisik dan pemeriksaan fisik khusus akan systematic review. CMAJ : Canadian
mempertajam diagnosis dan mengurangi Medical Association journal = journal
de l’Association medicale canadienne,
penggunaan pemeriksaan penunjang radiologi 187(6), pp.401–8. Available at:
(Balague et al. 2012; Walker 2012). http://www.pubmedcentral.nih.gov/articl
erender.fcgi?artid=4387031&tool=pmce
ntrez&rendertype=abstract.
DAFTAR PUSTAKA Jensen, R.K. et al., 2016. Degenerative
Pathways of Lumbar Motion Segments -
Andrews, J., Harrelson, G. & Wilk, K., 2012. A Comparison in Two Samples of
Physical Rehabilitation of the injured Patients with Persistent Low Back Pain.
athlete. Philadelphia: Elvesier. Plos One, 11(1), p.e0146998. Available
Balague, F. et al., 2012. Non-specific low at:
back pain. The Lancet, 379(9814), http://dx.plos.org/10.1371/journal.pone.0
pp.482–491. 146998.
El Barzouhi, A. et al., 2014. Influence of low Magee, D.J. & Sueki, D., 2011. Orthopedic
back pain and prognostic value of MRI physical assessment atlas and video,
in sciatica patients in relation to back Missouri: Elvesier.
pain. PLoS ONE, 9(3), pp.1–9. Paulsen, W., 2011. Sobotta: Atlas of Human
Dutton, M., 2012. Dutton’s orthopaedic Anatomy Latin Nomenclature 15th ed.,
examination, evaluation and intervention Munich: Elvesier.
3rd ed., New York: McGraw Hill. Prentice, W.E., 2011. Rehabilitation
Evans, K. et al., 2005. Predictor of low back techniques for sports medicine and
pain in young elite golfers: a preliminary athletic training, New York: McGraw
study. Physical Therapy in Sports, 6, Hill.
pp.122–130. Stokes, J. et al., 2013. Development of a
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 71

questionnaire to assess the impact of


chronic low back pain for use in
regulated clinical trials. Springer
International Publishing Switzerland,
6(4), pp.291–305.
Walker, J., 2012. Back pain: pathogenesis,
diagnosis and management. Nursing
Standard/RCN Publishing, 27(14),
pp.49–56.
Wong, M., 2010. Pocket orthopaedics
evidence-basec survival guide,
Massachusetts: Jones and Bartlett
Publishers.
Volume 12 • Nomor 2 • Juli 2016

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL


JURNAL OLAHRAGA PRESTASI
(JORPRES)

Artikel Ÿ Peringkat 1 : (huruf kapital semua, tebal, rata dengan tepi kiri)
Artikel merupakan hasil penelitian atau nonpenelitian (gagasan Ÿ Peringkat 2 : (huruf kapital pada awal kata dan dicetak tebal)
konseptual, kajian teori, aplikasi teori bidang ilmu kepelatihan Ÿ Peringkat 3 : (huruf kapital pada awal subbab, dicetak miring
olahraga) yang belum pernah dipublikasikan. dan tebal)

Naskah a. Isi artikel hasil penelitian memuat:


Naskah harus diketik rapi, menggunakan bahasa Indonesia secara Pendahuluan (tanpa subjudul, memuat latar belakang masalah,
benar, diketik spasi ganda dan ruang pinggir (margin) 2,5 cm perumusan masalah, dan rangkuman kajian teoritik), Metode,
pada kertas Quarto (A4), Panjang naskah 10-12 halaman. Naskah Hasil Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka
pada program Microsoft Word (MS) beserta hasil cetakan (print
out) sebanyak satu eksemplar diserahkan paling lambat 2 bulan b. Isi artikel non hasil penelitian memuat:
sebelum penerbitan berikutnya, dikirimkan ke Ketua Editor Penduhuluan (tanpa subjudul, memuat latar belakang masalah,
dengan alamat: perumusan masalah, dan rangkuman kajian teoritik), sub-judul,
sub-judul, sub-judul, Penutup (atau Kesimpulan dan Saran),
Sekretariat Program Studi PKO FIK UNY, Lt. 2 GPLA FIK UNY Daftar Pustaka.
Jl. Colombo No.1 Yogyakarta 55281
Telp.: (0274) 513092, 586168 psw 270, Fax.: (0274) 513092
E-mail: pko_fik@uny.ac.id / fikunypko@gmail.com Singkatan harus dijelaskan pada waktu penyebutan pertama dan
di dalam kurung, dan harus dibatasi pada singkatan-singkatan
Halaman Judul yang lazim. Kepustakaan, gambar, dan tabel, harus disusun
Judul ditulis secara singkat dan jelas dalam bahasa Indonesia atau berdasarkan nomor. Dialek, jargon kata klise harus dihindarkan.
bahasa Inggris, tidak lebih dari 16 kata. Nama penulis artikel di
bawah judul tanpa gelar, disertai alamat instansi asal serta alamat
email. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka hanya mencantumkan sumber yang dirujuk dalam
Abstrak uraian saja, diurutkan menurut urutan alfabetis. Contoh:
Abstrak ditulis dalam 2 bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris, termasuk judul. tidak melebihi 250 kata dan disertai kata 1. Buku
kunci (keywords) maksimal 5 buah. Komponen abstrak terdiri dari Bompa, Tudor O. 2000. Total Training for Young Champions.
latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Champaign, IL: Human Kinetics.

Isi 2. Jurnal Ilmiah


Isi (teks) dalam bentuk essai, disertai judul subbab (heading). Junge, A, Engebretsen L, Alonso JM, et al. 2008. Injuries
Peringkat judul subbab dinyatakan dengan jenis huruf yang Surveillance in Multi-Sport Event: The International Olympic
berbeda. Committee Approach. Br J Sport Med. 2008: 42 (6): 413-421.
Volume 12 • Nomor 2 • Juli 2016

CHECK LIST
JURNAL OLAHRAGA PRESTASI
(JORPRES)

Mohon dilampirkan foto copy dari form ini pada artikel yang akan Nama dan alamat penulis pertama
diserahkan, beri tanda pada setiap item untuk meyakinkan bahwa
setiap artikel telah memenuhi format persyaratan Jurnal
Olahraga Prestasi.

Tipe Artikel Untuk memfasilitasi komunikasi sehubungan dengan


Penelitian artikel, mohon dilengkapi:
Tinjauan Pustaka Telepon rumah :
Telepon Kantor :
Judul Halaman
No. Hp :
Judul artikel E-mail :
Nama lengkap dari penulis
Afiliasi Institusi dari penulis Form Jaminan Penulis
Alamat email dari penulis Judul Artikel :
Abstrak
Abstrak dalam bahasa Indonesia
Abstrak dalam bahasa Inggris
Keyword dalam bahasa Indonesia Penulis menjamin bahwa :
Keyword dalam bahasa Indonesia 1. Semua penulis telah sungguh-sungguh berpartisipasi dalam
Tulisan Artikel penelitian harus menuruti aturan subjudul pekerjaannya untuk itu bertanggung jawab kepada khalayak
sebagai berikut : umum;
Pendahuluan 2. Semua penulis telah memeriksa versi terakhir dari naskah dan
Metode penelitian menyetujui untuk dipublikasikan;
Hasil dan Pembahasan 3. Naskah ini ataupun substansi dari naskah ini, sejauh
Kesimpulan pengetahuan saya (kami) tidak memiliki kesamaan isi dengan
makalah lain yang telah dipublikasikan atau sedang dalam
Gambaran dan Tabel
pertimbangan publikasi dari jurnal lain; dan
Keterangan gambar untuk setiap gambar dan tabel 4. Naskah ini diserahkan pada redaksi dengan sepengetahuan
Gambar / foto asli dan persetujuan dari institusi dan jurusan yang bersangkutan
Daftar Pustaka dengan penulis.
Menggunakan format Jurnal Olahraga Prestasi (lihat
Petunjuk Menulis) ____________,____,____,20____
Maksimum 25 referensi Atas nama Penulis:

(__________________________)
KEBUGARAN AEROBIK PEMAIN PROFIL KEBUGARAN JASMANI DAN STATUS
SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA TAHUN KESEHATAN INSTRUKTUR SENAM AEROBIK
2014 DI YOGYAKARTA
Subagyo Irianto Endang Rini Sukamti, Muhammad Ikhwan Zein,
Ratna Budiarti

PRINSIP UMUM PENATALAKSANAAN


CEDERA OLAHRAGA HEAT STROKE PENATALAKSANAAN CEDERA TENDINITIS
Saharun Iso, Ade Tobing PATELLA PADA ATLET BULUTANGKIS
Zeth Boroh, Nani Cahyani

PROFIL TINGKAT VOLUME OKSIGEN


MASKIMAL (VO2 MAX) DAN KADAR PRINSIP PENENTUAN DIAGNOSIS PADA
HEMOGLOBIN (HB) PADA ATLET OLAHRAGAWAN DENGAN KELUHAN NYERI
YONGMOODO AKADEMI MILITER PUNGGUNG BAWAH DI LAPANGAN:
MAGELANG LAPORAN KASUS
Ario Debbian S. R, Cerika Rismayanthi Alvin Wiharja, Nora Sutarina

You might also like