Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Apple commodities can add economic value and opportunities for agro-industry players, especially
in increasing demand for apple processed products. Apple distribution area is divided into the Greater
Malang region and outside the Greater Malang region. Differences in distribution locations are important
to explore in order to obtain alternative efficient marketing channels at the research location. The purpose
of this study is to analyze the market performance indicators for Bumiaji apples, Batu City. This research
was conducted in the Bumiaji District, Batu City. Determination of respondents in this study using the
method of backward snowball sampling. From this method, respondents were obtained as many as 25
retailers, 2 middlemen, 3 agro-industry units, 4 collectors and 18 apple farmers. Data analysis methods
used are descriptive statistical analysis, Total Gross Marketing Margin (TGMM), profit and cost ratio
analysis (K/B), and Marketing Efficiency Index (MEI) on the apple market in Bumiaji District, Batu City.
Based on an analysis of overall market performance, from the three indicators it can be concluded
that the market performance of apples seen from the first harvest season is fairly bad both in marketing
channels within and outside the Greater Malang area. This is because the three indicators have poor
performance. Then, in the second harvest season it can be concluded that the performance of the apple
market is fairly good outside the region and bad in the Malang Raya region of the three indicators.
Considering the results of research on the indicator of Total Gross Marketing Margin (TGMM) and the
value of the Marketing Efficiency Index (MEI) can be suggested for the Batu City Agriculture Office and
local farmer groups need to provide market facilities in the form of apple farmer cooperatives so that
marketing can be efficient.
ABSTRAK
Komoditas apel dapat menambah nilai ekonomi dan peluang bagi pelaku agroindustri khususnya
pada peningkatan permintaan produk olahan apel. Wilayah distribusi apel terbagi atas dalam wilayah
Malang Raya maupun luar wilayah Malang Raya. Perbedaan lokasi distribusi penting ditelusuri untuk
mendapatkan alternatif saluran pemasaran yang efisien pada lokasi penelitian. Tujuan dari penelitian ini
ialah menganalisis indikator kinerja pasar apel Bumiaji, Kota Batu. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode backward snowball
sampling (penelusuran ke belakang). Dari metode tersebut diperoleh responden sebanyak 25 pedagang
pengecer, 2 tengkulak, 3 unit agroindustri, 4 pengepul dan 18 petani apel. Metode analisis data yang
digunakan ialah analisis statistik deskriptif, Total Gross Marketing Margin (TGMM), analisis rasio
keuntungan dan biaya (K/B), dan Marketing Efficiency Index (MEI) pada pasar apel Kecamatan Bumiaji,
Kota Batu.
Berdasarkan analisis kinerja pasar secara keseluruhan, dari ketiga indikator dapat disimpulkan bahwa
kinerja pasar apel dilihat dari musim panen pertama terbilang buruk baik pada saluran pemasaran dalam
wilayah maupun luar wilayah Malang Raya. Hal ini dikarenakan pada ketiga indikator memilki kinerja
yang buruk. Kemudian, pada musim panen kedua dapat disimpulkan bahwa kinerja pasar apel terbilang
baik pada luar wilayah dan buruk pada dalam wilayah Malang Raya dari ketiga indikator. Mengingat
hasil penelitian pada indikator Total Gross Marketing Margin (TGMM) dan nilai Marketing Efficiency
Index (MEI) dapat disarankan bagi Dinas Pertanian Kota Batu dan kelompok tani setempat perlu
menyediakan fasilitas pasar berupa koperasi petani apel agar pemasaran dapat efisien.
(1) K =
n
PLpi
i i 1 (PCp + MCp)
n
n
(2) Ki = i 1
Ppi MCLP
n
Keterangan:
PP = Harga jual apel di tingkat produsen (Rp/Kg)
PLP = Harga jual apel pada tingkat lembaga pemasaran (Rp/Kg)
PCP = Biaya produksi apel oleh produsen (Rp/Kg)
MCP = Total biaya pemasaran apel oleh produsen (Rp/Kg)
MCLP = Total biaya pemasaran apel oleh lembaga pemasaran (Rp/Kg)
3. Marketing Efficiency Index (MEI)
Analisis Efisiensi Pemasaran dengan menggunakan analisis Marketing Efficiency Index (MEI)
ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga. Indikator tersebut diadopsi dari penelitian yang
dilakukan oleh Nzima et.al., (2014). Kinerja pasar dapat dikatakan baik apabila semakin besar persentase
Marketing Efficiency Index (MEI) setiap pelaku pasar maka dapat dikatakan pemasaran yang dilakukan
dapat efisien. Namun, sebelum menghitung persamaan Marketing Efficiency Index (MEI), terdapat
persamaan marjin bersih yang akan digunakan dalam perhitungan rumus MEI.
MM = (Pr - Pf) - MC
Keterangan:
MM : Total marjin bersih pemasaran dalam saluran (Rp)
(Pr - Pf) : Selisih harga jual (marjin kotor)
Pr : Harga jual di tingkat pengecer (Rp)
Pf : Harga jual di tingkat petani (Rp)
MC : Total biaya pemasaran apel dalam saluran (Rp)
Kemudian, setelah melakukan perhitungan marjin bersih akan didapatkan persamaan Marketing
Efficiency Index (MEI). Berikut merupakan persamaan dari Marketing Efficiency Index:
NP
MEI
MM MC
Keterangan:
MEI : Marketing Efficiency Index
NP : Besarnya harga jual bersih di tingkat petani (Rp)
MM : Total marjin bersih setiap lembaga yang berpartisipasi (Rp)
MC : Biaya pemasaran apel yang dilakukan lembaga setiap saluran (Rp)
4. Penentuan Kinerja Pasar
Berdasarkan metode analisis yang akan dilakukan dalam penelitian, kemudian pengukuran tersebut
disimpulkan berdasarkan hasil analisis kinerja pasar apakah baik atau buruk untuk mempermudah
penentuan kinerja pasar berdasarkan masing-masing indikator yang telah disebutkan dalam penelitian ini.
Indikator tersebut akan dibandingkan pula dengan perbedaan musim panen apel baik musim panen
pertama maupun kedua. Penentuan kinerja pasar dapat disajikan pada Tabel 2. berikut
Tabel 2. Penentuan Indikator Kinerja Pasar Apel Bumiaji, Kota Batu
Indikator Pengukuran Indikator Kriteria Kinerja Pasar Hasil Kinerja
Pasar
Diukur melalui skala tingkatan kinerja Semakin pendek saluran
pasar: pemasaran (pemasaran apel
Baik
Total Gross Marketing secara langsung dari
Margin (TGMM) (2) Baik = produsen ke konsumen)
Nilai TGMM rendah (0-50%) membuat nilai TGMM
semakin rendah
(1) Tidak Baik = Semakin panjang saluran
Nilai TGMM tinggi (51-100%) pemasaran (terdapat
Buruk
keterlibatan beberapa pelaku
pemasaran) membuat nilai
TGMM semakin tinggi
Diukur dengan skala tingkat kinerja K/B produsen lebih besar
pasar: dibandingkan dengan rasio
K/B yang diterima lembaga
(1) Tidak Baik = pemasaran serta pembagian Baik
Rasio keuntungan yang diterima lembaga keuntungan merata antar
pemasaran lebih tinggi dibandingkan pelaku pemasaran
produsen dan pembagian keuntungannya K/B produsen lebih kecil
Keuntungan Pemasaran tidak merata dibandingkan dengan rasio
K/B lembaga pemasaran
(2) Baik = Rasio keuntungan yang serta pembagian keuntungan
diterima produsen lebih tinggi daripada tidak merata antara pelaku
Buruk
lembaga pemasaran dan pembagian pemasaran
keuntungannya merata
Marketing Efficiency Diukur dengan skala tingkat kinerja Semakin besar nilai indeks
Index (MEI) pasar: efisiensi pemasaran (efisien)
Baik
(1) Tidak Baik =
Nilai MEI dibawah 1 Semakin kecil nilai indeks
(2) Baik = Nilai MEI diatas 1 efisiensi pemasaran (tidak
Buruk
efisien)
Sumber: Hailegiorgis & Hagos (2016), Jumiati, et.al., (2013) dan Nzima et.al., (2014)
Keterangan: Kriteria kinerja pasar dikatakan baik apabila terdapat ≥2 indikator yang menunjukkan hasil
kinerja pasar apel baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Saluran Pemasaran
1. Saluran Pemasaran Dalam Wilayah Malang Raya
Petani Pengepul Pengecer
1
Lokal
3 Petani Konsumen
Industri