You are on page 1of 10

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka Modern

Dressing di Satu Rumah Sakit Swasta di Indonesia Barat

Anggiriani Meilin Br. Sidabutar1, Rika Anggelina Patty2, Sonta Simanjuntak3,


Lia Kartika4*, Sumiaty Aiba5
1,2,3,4,5
Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Indonesia
*sarah.kartika@uph.edu

Abstract

Currently, the wound care technique is experiencing rapid development, especially modern wound
dressing treatments that maintain the moist dressing principle. Wound care is one of the nurses' skills
that should be known by all nurses. Data shows that five out of eight nurses are not aware of modern
wound dressing techniques. This condition was becoming a cause for concern because inadequate
knowledge can make a non-comprehensive wound assessment and treatment that can slow down or
even hinder the client's wound healing process. This study aimed to determine the description of nurses'
knowledge of modern dressing wound care. Quantitative descriptive methods with total sampling
techniques were conducted on 50 respondents who worked in the inpatient rooms on 5th, 6th, and 7th
floor in June-July 2019. Univariate analysis was used to obtain an overview of nurses' knowledge of
modern dressing wound care techniques. Most of the nurses' knowledge about modern wound dressing
care has sufficient knowledge, namely 33 people (66%). Special training and seminars on modern
dressing need to be carried out to increase knowledge and ensure the authority of nurses in wound
care. Further researchers are advised to identify factors that influence nurses' knowledge of modern
dressing wound care.

Keywords: modern dressing, knowledge, nurse

Abstrak

Saat ini perawatan luka mengalami perkembangan pesat, khususnya perawatan luka modern dressing
yang mempertahankan prinsip lembap. Perawatan luka merupakan salah satu keterampilan perawat
yang seharusnya diketahui oleh semua perawat. Data menunjukkan bahwa lima dari delapan perawat
tidak mengetahui teknik perawatan luka modern dressing. Kondisi ini memprihatinkan karena
pengetahuan yang tidak memadai dapat membuat pengkajian dan perawatan luka menjadi tidak
komprehensif sehingga dapat memperlambat atau bahkan menghambat proses penyembuhan luka klien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan luka
modern dressing. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan total samping. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian berjumlah 50
responden yang bekerja di ruang rawat inap lantai 5, 6 dan 7 dan berlangsung pada Juni-Juli 2019.
Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan perawat terhadap
teknik perawatan luka modern dressing. Gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan luka
modern dressing sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 33 orang (66%).
Pelatihan dan seminar khusus tentang modern dressing perlu dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan menjamin kewenangan perawat dalam melakukan perawatan luka. Peneliti
selanjutnya disarankan untuk menambah variabel penelitian yaitu faktor-faktor yang memengaruhi
pengetahuan perawat terhadap perawatan luka modern dressing.

Kata kunci: modern dressing, pengetahuan, perawat

Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019


ISSN: (p) 2656-6222 (e) 2657-1595, DOI 10.33088/jkr.vli2.415
Available online: https://jurnal.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id/index.php/jkr
77
78 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019

PENDAHULUAN perawatan luka konvensional dimana


perawatan luka konvensional merupakan
Luka merupakan terputusnya kontinuitas perawatan luka yang masih menggunakan
jaringan karena cedera atau pembedahan. bahan yang membuat luka menjadi mudah
Luka bisa diklasifikasikan berdasarkan kering.
struktur anatomis, sifat, proses
penyembuhan dan lama penyembuhan Fife et al. (2012) mendapatkan hasil
(Kartika, 2015). Pemulihan luka memiliki penelitian bahwa modern wound dressing
respon yang kompleks dan dinamis atau balutan luka modern yang digunakan
sehingga respon tersebut dapat untuk perawatan luka pada saat ini dapat
menghasilkan pemulihan anatomi secara merangsang pertumbuhan dan sitokin
terus menerus (Handayani, 2016). sehingga penyembuhan luka terjadi begitu
cepat. Dalam penelitian yang telah
Terdapat berbagai macam teknik dan bahan dilakukan sekitar 50,8% setengah dari luka
yang tersedia untuk manajemen luka akut yang telah sembuh menggunakan
dan luka kronis. Tujuan utama dalam kedua perawatan luka lembap tanpa memerlukan
kondisi ini adalah untuk mencapai luka terapi lanjutan. Santoso dan Purnomo
tertutup yang sembuh. Namun, selama (2017) menuliskan bahwa perawatan luka
hampir 2000 tahun, upaya terapi telah menggunakan metode modern dressing
difokuskan pada pengeringan area luka merupakan metode yang efektif dalam
dengan kasa serap yang menjadi andalan penyembuhan luka pasien rawat jalan di
untuk manajemen luka. Upaya terapi daerah Mojokerto (p=0,001). Lebih lanjut
tersebut bahkan memfasilitasi debridemen, lagi peneliti menuliskan bahwa perawatan
jika digunakan sebagai balutan basah atau luka menggunakan modern dressing
kering. Pemanfaatan akan jenis balutan membuat kondisi area luka menjadi lembab
kasa ini sekarang dipertanyakan karena sehingga membantu mempercepat proses
sensasi nyeri yang dirasakan klien dan granulasi sel kulit. Gito dan Rochmawati
kerusakan sel baru epitel yang terjadi (2018) turut pula menuliskan bahwa
selama proses pengangkatan balutan kasa modern dressing dapat mempercepat
(Sarabahi, 2012). penyembuhan luka karena dalam beberapa
jenis modern dressing, mengandung
Perawatan luka terkini adalah modern antimikroba yang dapat menghambat
wound dressing. Modern wound dressing pertumbuhan bakteri gram positif dan gram
merupakan salah satu metode perawatan negatif. Modern dressing dinilai efektif dan
luka yang tertutup dan berfokus menjaga efisien dalam proses penyembuhan luka
kelembapan dalam meningkatkan proses klien dari segi biaya, waktu, dan
penyembuhan luka (Dhivyaa et al, 2015). pencegahan infeksi. Oleh karena ini, hal ini
Pada tahun 2012 di Indonesia, mencatat penting untuk diketahui perawat yang
bahwa baru 25 dari 1000 lebih rumah sakit, bertanggung jawab terhadap klien dalam
khususnya di pulau Jawa yang telah masa proses penyembuhan lukanya.
menerapkan manajemen perawatan luka
modern (Fatmadona & Oktarina, 2016). Yulianto (2016) dalam penelitian
Menurut Adriani (2016), Perawatan luka mendapatkan hubungan antara tingkat
modern dipercaya lebih efektif dari pengetahuan tentang perawatan luka
Sidabutar, dkk, Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka | 79

dengam kepatuhan perawat dalam METODE


mengimplementasikan tindakan
keperawatan akan perawatan luka. Peneliti Penelitian ini menggunakan desain
menuliskan bahwa kepatuhan perawat deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
dalam melaksanakan prosedur menggambarkan pengetahuan perawat
dipenngaruhi oleh pengetahuan yang baik tentang perawatan luka modern dressing.
akan perawatan luka. Lebih lanjut lagi, Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan
Rasli, Suhartatik, dan Nurbaya (2018), variabel penelitian secara deskriptif tanpa
menyatakan bahwa pengetahuan yang melakukan analisa hubungan antar variabel
cukup tentang perawatan luka akan yang diteliti (Dharma, 2011).
menghasilkan kemampuan merawat luka
yang baik tetapi pengetahuan yang rendah Populasi dalam penelitian ini adalah
akan membuat perawatan luka juga buruk. seluruh perawat yang bekerja di ruang
rawat inap rumah sakit di Indonesia Bagian
Data dari Rumah Sakit di Indonesia Bagian Barat lantai 5, 6, dan 7 di satu rumah sakit
Barat menunjukkan bahwa terdapat 168 swasta di Indonesia Barat. Penelitian ini
pasien dalam 4 bulan di awal tahun 2019 menggunakan teknik total sampling dimana
yang mendapatkan perawatan khusus luka sampel berjumlah sama dengan populasi
menggunakan teknik perawatan luka (Sugiyono, 2013) yaitu sebanyak 50
modern. Survei awal yang dilakukan responden. Pengumpulan data dilakukan
peneliti kepada lima dari delapan perawat pada bulan Juni – Juli 2019.
di satu rumah sakit di Indonesia bagian
Barat menunjukkan bahwa perawat tidak Peneliti menggunakan instrumen penelitian
begitu memahami tentang perawatan luka yang mengukur pengetahuan perawat
terlebih perawatan luka menggunakan tentang modern dressing. Instrumen ini
modern dressing dan menganggap bahwa Naralia (2015) telah melalui uji validitas
hal tersebut adalah tugas perawat spesialis dengan menggunakan teknik CVI (Content
luka sedangkan jumlah perawat spesialis Validity Index dengan hasil 0,84 yang diuji
luka sangat minim. Hal ini menjadi bentuk oleh tiga dosen ahli di bidang perawatan
keprihatinan rumah sakit, karena luka dan dinyatakan valid. Uji reliabilitas
pengkajian dan perawatan luka yang tidak menggunakan alat ukur KR-21 dengan hasil
komprehensif dapat memperlambat atau 0,72 dan dinyatakan reliabel. Jenis
bahkan menghambat proses penyembuhan kuesioner ini merupakan kuesioner tertutup
luka klien. dalam bentuk multiple choice atau pilihan
ganda.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
Peneliti melakukan penelitian dengan
mengetahui akan gambaran pengetahuan
menyebarkan kuesioner dan meminta
perawat tentang perawatan luka modern
kesediaan responden melalui informed
dressing di satu rumah sakit swasta di
consent sebagai bukti persetujuan bahwa
Indonesia barat.
80 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019

responden menyatakan kesediaan untuk HASIL


diteliti dalam bentuk persetujuan tertulis
dan memberikan kuesioner yang telah Penelitian melibatkan 50 responden
disediakan untuk dapat diisi. Sebelum dikarenakan 1 responden sedang dalam
responden membaca kuesioner, peneliti masa cuti melahirkan. Karakteristik
menjelaskan tujuan dan hal-hal penting responden dalam penelitian ini ditampilkan
terkait proses berlangsungnya penelitian dalam tabel 1.
yang dilakukan agar adanya persamaan
persepsi antara peneliti dan responden Tabel 1. Karakteristik Responden di Satu
Rumah Sakit Indonesia Barat Tahun 2019
sehingga tidak menimbulkan kesalahan
(n=50)
selama penelitian. Peneliti melakukan uji
Karakteristik N Persentase (%)
analisis dengan analisis deskriptif
menggunakan perangkat lunak Statistic Jenis Kelamin
Perempuan 45 90
Package for Social Science (SPSS). Peneliti
Laki-Laki 5 10
mengkategorikan tingkat pengetahuan
Usia
perawat tentang modern dressing menjadi 3
17-25 Tahun 25 50
kelompok yaitu pengetahuan baik, cukup,
26-35 Tahun 20 40
dan kurang. Pengkategorian ini dilakukan
36-45 Tahun 5 10
berdasarkan Arikunto (2006) dalam
Tingkat Pendidikan
Eriawan (2013), dimana pengetahuan baik 22 44
D3
jika responden dapat menjawab dengan 28 56
S1
benar sebesar 76-100% dari seluruh S2 0 0
pertanyaan, cukup jika responden dapat Masa Kerja
menjawab dengan benar sebesar 56-75% <1 Tahun 15 30
dari seluruh pertanyaan, dan kurang jika 1-5 Tahun 19 38
responden dapat menjawab dengan benar >5 Tahun 16 32
sebesar kurang dari sama dengan 55% dari
seluruh pertanyaan.
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin
Dalam upaya melindungi hak-hak
perempuan yaitu 45 orang (90%), berusia
responden, penelitian ini telah menjalani
dalam rentang 17-25 tahun sebanyak 25
proses kaji etik dan disetujui oleh Komite
orang (50 %) dan memiliki tingkat
Etik Fakultas Keperawatan Universitas
Pelita Harapan dengan No. pendidikan S1 sebanyak 28 orang (56%),
serta memiliki masa kerja paling banyak 15
007/RCTC_EC/R/SHPLBANGKA/VI/201
tahun sebanyak 19 orang (38 %).
9.
Sidabutar, dkk, Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka | 81

Tabel 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan dikutip dalam Amalia dan Hariyati (2013),
Perawat di Satu Rumah Sakit Indonesia menuliskan bahwa pendidikan yang
Barat (n=50) berkelanjutan merupakan pengalaman
Pengetahuan Perawat Persentase belajar yang sistematik untuk perawat
n
Modern Dressing (%) profesional agar dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan
Baik 12 24
Cukup 33 66 kontribusinya dalam pelayanan kesehatan
Kurang 5 10 sehingga dapat dipastikan bahwa perawat
yang memiliki jenjang pendidikan yang
Berdasarkan tabel 2 diperoleh data yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang
diperoleh sebagian besar responden baik. Mayoritas responden memiliki masa
memiliki pengetahuan cukup yaitu 33 kerja 1-5 tahun dengan jumlah 19 orang
perawat (66%) dilanjutkan dengan 12 (38%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
perawat (24%) memiliki tingkat penelitian Habibi (2015), dengan jumlah
pengetahuan yang baik tentang modern responden terbanyak terdapat di masa kerja
dressing. 1-5 tahun yaitu 6 orang (37,5%). Masa kerja
merupakan pengalaman seseorang yang
PEMBAHASAN akan menentukan pertumbuhan dalam
pekerjaan dan jabatan. Masa kerja juga
Penelitian ini menunjukkan bahwa menunjukkan seberapa lama seseorang
sebagian besar responden berjenis kelamin bekerja pada masing - masing kerjaan atau
perempuan yaitu sebanyak 45 perawat jabatan (Mareta, 2016).
(90%). Persepsi yang memandang bahwa
profesi perawat identik dengan kaum Temuan dalam penelitian ini menunjukkan
perempuan ini muncul sejalan dengan gambaran pengetahuan perawat tentang
pendapat bahwa profesi perawat yang perawatan luka Modern Dressing di satu
dominan melakukan aktivitas merawat dan rumah sakit swasta Indonesia Barat
melayani itu lebih wajar dilakukan oleh didominasi oleh kategori pengetahuan
perempuan (Rusnawati, 2012). Jumlah cukup. Hasil penelitian ini sejalan dengan
responden mayoritas dalam rentang usia penelitian Megawati (2010) yang dilakukan
17-25 tahun sebanyak 25 orang (50%) pada 27 perawat dengan hasil penelitian
sejalan dengan penelitian Naibaho, sebanyak 10 responden (37%) memiliki
Budiharto, dan Fauzan (2017) yang pengetahuan yang baik, 15 responden
memiliki jumlah perawat terbanyak yaitu (55,6%) memiliki pengetahuan yang cukup
pada kategori usia 17-25 tahun sebanyak 29 dan dua responden (7,4%) memiliki
orang (55, 8%). Pada usia ini seseorang pengetahuan yang kurang terhadap
mampu mengembangkan dirinya secara pelaksanaan luka kronik dengan konsep
personal dan mengetahui identitas diri lembab atau modern.
(Maslita, 2017). Mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
28 orang (56%). American Nurses penelitian dari Chrisanto (2017) yang
Association & National Nursing Staff menunjukkan bahwa hasil penelitian dari
Development Organization (2010) yang 30 responden didominasi oleh kategori
pengetahuan tinggi dengan hasil penelitian
82 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019

yakni 16 responden (53,3%) yang minim dan keterampilan perawatan


berpengetahuan baik, 11 responden luka yang tidak memadai. Deliana dan
(36,7%) memiliki pengetahuan cukup dan 3 Megatsari (2014) menuliskan bahwa
responden (10,0%) memiliki pengetahuan lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
yang kurang. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan responden tentang perawatan pengetahuan. Lingkungan pekerjaan yang
luka ulkus diabetik dengan metode lembab didominasi dengan pengetahuan yang
tergolong tinggi karena data menunjukkan cukup kiranya dapat menjadi sarana
mayoritas responden memiliki pengetahuan informasi untuk lebih meningkatkan
yang baik dan cukup. pengetahuan yang sudah dimiliki.

Temuan dari penelitian ini juga tidak Data menunjukkan sebanyak 33 responden
sejalan dengan penelitian dari Rasli, (66%) menjawab dengan tidak tepat
Suhartatik, dan Nurbaya (2018) yang terhadap butir pertanyaan nomer 8 yaitu
menunjukkan mayoritas responden mengenai proses pengkajian luka. Hal ini
memiliki pengetahuan kurang (76,1%). menjadi pertimbangan khusus karena
Ogunfowokan et al, (2016) turut dalam upaya memaksimalkan proses
menuliskan bahwa sebagian besar perawat penyembuhan luka, perawat dituntut untuk
memiliki pengetahuan kurang (60,1%) tidak hanya dapat melakukan pengkajian
tentang perawatan luka dengan luka sesuai parameter berdasarkan
menggunakan modern wound dressing. karakteristik luka, tetapi juga mengetahui
Kategori pengetahuan rendah sebanyak tindakan keperawatan apa yang perlu
94% juga mendominasi responden dalam dilakukan berikutnya. Hal ini bukan berarti
sebuah studi. Penulis menyatakan bahwa intervensi keperawatan seperti
perawat tidak mengetahui tentang modern mengobservasi dan mendokumentasikan
dressing terutama pada jenis hydrogels, ukuran luka, eksudat yang dihasilkan, jenis
hydrocolloid dan film dressing (Adejumo & jaringan luka yang terkena, menjadi hal
Illesanmi, 2016). yang tidak penting dalam melakukan
pengkajian luka, namun dokumentasi ini
Lebih lanjut lagi, Shidi (2016) dari negara diperlukan sebagai informasi dasar yang
Oman memiliki temuan yaitu perawat dipergunakan untuk menenentukan rencana
berada dalam kategori rendah dalam keperawatan berikutnya (Greatrex-White &
pengetahuan akan perawatan luka. Terdapat Moxey, 2013).
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan perawat dengan usia perawat Temuan dari penelitian ini menunjukkan 1
(p=0,001) dan pengetahuan perawat dengan butir pertanyaan dengan dominansi
masa kerja perawat (p=0,001). Walaupun jawaban salah terbanyak berasal dari butir
demikian, beberapa perawat merasa pertanyaan nomer 4, tentang prinsip
berharga saat melihat kemajuan perawatan luka lembab. Sebanyak 42
penyembuhan luka pasien yang mereka responden (80%) memilih untuk
rawat. Di satu sisi, perawat mengatakan melakukan debridemen manual sebagai
bahwa perawat tidak dapat bekerja dengan bagian dari teknik perawatan luka lembab.
lebih mandiri karena mereka memiliki Hal ini bertentangan dengan Swenty (2016)
pengetahuan akan pengelolaan luka tekan yang menuliskan bahwa prinsip perawatan
Sidabutar, dkk, Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka | 83

luka lembab adalah mempertahankan meningkat akan membuat perawat lebih


balutan lembab yang mendukung proses terampil dalam melakukan pengkajian,
epitelisasi, melindungi jaringan granulasi, menentukan diagnosis keperawatan yang
meminimalkan kontaminasi, dan mencegah tepat, dan berkolaborasi akan pemilihan
trauma terhadap jaringan baru yang baru alat serta pemilahan teknik balutan yang
saja tumbuh, serta mendukung proses tepat. Perawatan luka modern dressing juga
debridemen secara autolisis. dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran
akademik dan dapat diterapkan dalam
Peningkatan kebutuhan klien akan praktik klinik. Rekomendasi untuk peneliti
perawatan luka, minimnya perawat selanjutnya adalah melakukan penelitian
spesialis luka dan perawat praktisioner untuk menelusuri faktor-faktor yang
dalam memenuhi tersebut menuntut setiap memengaruhi pengetahuan perawat
perawat dengan level apapun memiliki terhadap perawatan luka modern dressing.
pengetahuan yang baik akan perawatan
luka terutama modern dressing. Lebih
lanjut lagi Rosner (2013) menuliskan DAFTAR PUSTAKA
bahwa saat ini semakin banyak tugas
Adejumo. P., Ilesanmi, R. (2016). Issues in
perawatan luka dilakukan oleh perawat, contemporary wound management:
tanpa jaminan bahwa tindakan tersebut evaluation of knowledge and practices
dilakukan oleh perawat yang formal dan among nurses in two municipalities in
osun state, nigeria. Africa Journal of
memadai. Sehingga, dalam rangka
Nursing and Midwife. Diakses dari
mencapai implementasi keperawatan yang https://pdfs.semanticscholar.org/859f/
professional dan aman, sehingga pemberian 7de53a40d209c24c517a9850fcde2b00
informasi seluas-luasnya akan praktik 7d5c.pdf.
terkini berbasis bukti akan perawatan luka
Adriani, & Mardianti, T. (2016). Penggunaan
terhadap pengasuh perlu dilakukan. Hal balutan modern (hydrocoloid) untuk
penting lainnya adalah membentuk penyembuhan luka diabetes mellitus
kerangka legal yang menawarkan tipe II. Diakses Dari
https://www.Academia.Edu/31671479
kesempatan mengerjakan tugas
/Penggunaan_Balutan_Modern_Hydro
pendelegasian medis ini. Profesionalisme coloid_Untuk_Penyembuhan_Luka_D
keperawatan menjadi hal yang penting iabetes_Mellitus_Tipe_Ii.
mencakup kebutuhan akan pelatihan dari
pihak kampus/ pendidikan dengan kinerja Amalia, A., & Hariyati, T. (2013) Hubungan
karakteristik perawat dengan
yang memadai. pengetahuan perawat tentang proses
keperawatan dan diagnosis nanda.
KESIMPULAN Diakses pada 9 Juli 2019 dari
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-
09/S45774-Anindini%20W.
Gambaran pengetahuan perawat tentang
perawatan luka modern dressing berada Chrisanto, E. Y. (2017). Hubungan tingkat
dalam kategori cukup sebanyak 33 orang pengetahuan dengan sikap perawat
(66%). Diharapkan pihak rumah sakit dapat tentang perawatan ulkus diabetik
dengan metode moist wound healing di
memfasilitasi pelatihan mengenai rsd mayjend h.m. ryacudu kotabumi
perawatan luka untuk meningkatkan lampung utara. Jurnal Kesehatan.
kemampuan perawat. Pengetahuan yang Diakses dari
84 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.ph Greatrex-White, S, & Moxey, H. (2013).


p/holistik/article/view/254. Wound assessment tools and nurses’
needs: An evaluation study.
Deliana, L., & Megatsari, H. (2014). Pengaruh International Wound Journal, 293-301.
pembelajaran snowball terhadap http://dx.doi.org/10.1111/iwj.12100
peningkatan pengetahuan dan sikap
masyarakat tentang DBD. Diakses dari Habibi. (2015). Pengaruh pemberian edukasi
http://journal.unair.ac.id/downloadfull/ terhadap tingkat pengetahuan perawat
JuPromkes8599- dalam aplikasi modern dressing pada
2c524a8027fullabstract.pdf. luka diabetes melitus di rsud
pemangkat kabupaten sambas
Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian kalimantan barat. Jurnal Proners, 3 (1).
keperawatan. Jakarta: Trans Info Diakses dari
Media. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmk
eperawatanFK/article/view/9422.
Dhivyaa, Selvaraj., Padmab, Viswanadha
Vijaya., & Santhin, Elango (2015). Handayani, Luh. (2016). Studi meta analisis
Wound dressings–a review. perawatan luka kaki diabetes dengan
Biomedicine, 5(4), 24-28. Diakses dari modern dressing. The Indonesian
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti Journal of Health Science, 6 (2), 149-
cles/PMC4662938/. 159. Diakses dari
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.
Eriawan. (2013). Hubungan tingkat php/TIJHS/article/download/133/83.
pengetahuan perawat dengan tindakan
keperawatan pada pasien pasca Kartika, R. (2015). Perawatan luka kronis
operasi dengan “general aenesthesia” dengan modern dressing, 42 (7), 546 -
di ruang pemulihan Ibs RSD dr. 550. Diakses dari
soebandi jember. Diakses dari https://akperkabpurworejo.ac.id/jurnal/
http://repository.unej.ac.id/bitstream/h index.php/luka/issue/download/1/Mod
andle/123456789/8453/Riezky%20Dw ern%20Dressing.
i%20Eriawan%20-
%20082310101011_1.pdf?sequence=1 Mareta, Dica., Safitri, Wahyuningsih., &
Nurdiyati, Aris. (2015). Hubungan
Fatmadona, R., & Oktarina, E. (2016). Aplikasi karakteristik perawat dengan stress
modern wound care pada perawatan kerja di ruang perawatan rsud dr.
luka infeksi di rs pemerintah kota soehadi prijonegoro sragen. Diakses
padang. Ners Jurnal Keperawatan, 12 dari
(2), 159-165. Diakses dari http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ /files/disk1/30/01-gdl-dicacahyam-
ners/article/download/147/120. 1466-1-dicacah-n.pdf.

Fife., & Carter. (2012). Wound care outcomes Maslita, K. (2017). Gambaran kinerja perawat
and associated cost among patients pelaksana di ruang rawat inap rumah
treated in US outpatient wound sakit umum kabupaten tangerang.
centers: Data from the US wound Diakses dari
registry. Retrieved from http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bit
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed stream/123456789/37477/1/KAREN%
/25875947. 20MASLITA-FKIK.pdf.

Gito & Rochmawati, E. (2018). Efektifitas Megawati, V. (2010). Pengetahuan perawat


kandungan modern wound dressing tentang penatalaksanaan luka kronik
terhadap perkembangan bakteri dengan konsep lembab di rumah sakit
staphylococcus aureus. Jurnal reksa waluya mojokerto. Diakses dari
Keperawatan, 9(2), 88-99.
https://doi.org/10.22219/jk.v9i2.5160.
Sidabutar, dkk, Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka | 85

http://www.repository.poltekkesmajap Sarabahi, S. (2012). Recent advances in topical


ahit.ac.id/index.php/pd/article/view/61 wound care. Indian Journal of Plastic
Surgery, 45(2), 379-387.
Naibaho, H., Budiharto, I., & Fauzan, S. (2017). http://dx.doi.org/10.4103/0970-
Hubungan motivasi perawat terhadap 0358.101321.
pemberian asuhan keperawatan
spiritual pada pasien di ruang rawat Santoso, W., Purnomo, J. (2017). Effectiveness
inap rst kartika husada kubu raya. wound care using modern dressing
Diakses dari method to diabetic wound healing
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmk process of patient with diabetes
eperawatanFK/article/view/26539. mellitus in home wound care.
International Journal of Nursing and
Naralia, Widya T. (2015). Pengetahuan Midwifery, 1(2), 172-181. Diakses dari
perawatan tentang perawatan luka http://ijnms.net/index.php/ijnms/article
dengan metode moist wound healing di /view/68/33.
rsup h. adam malik medan. Skripsi,
Universitas Sumatera Utara, Sumatera Shidi, A. S. A. (2016). Pressure ulcer
Utara. Diakses dari management in Oman: Nurses’
http://repository.usu.ac.id/handle/1234 knowledge and views. Theses, Nursing
56789/49818. and Health Care School, School of
Medicine, College of Medical,
Ogunfowokan, A. A., Adereti, C. S., Daramola, Veterinary & Life Science University of
L. S., & Famakinwa, T. T. (2016). Glasgow, Scotlandia. Diakses dari
Clinical nurses’ knowledge and http://theses.gla.ac.uk/7635/2/2016AlS
perception of modern wound dressing hidiPhD.pdf.
in a teaching hospital in nigeria. Africa
Journal of Nursing and Midwife. Sugiyono. (2013). Metode penelitian.
Diakses dari pendidikan pendekatan kuantitatif,
https://upjournals.co.za/index.php/AJ kualitatif, dan R&D. Bandung:
NM/article/view/357. Alfabeta.

Rasli, A., Suhartatik., & Nurbaya. (2018). Swenty, C. F. (2016). Principles to guide your
Hubungan pengetahuan dan sikap dressing choice. The Journal for Nurse
perawat dengan perawatan luka Practitioners, 12(3).
modern diabetes melitus menggunakan http://dx.doi.org/10.1016/j.nurpra.201
tehnik moist di rsud labuang baji 5.12.006.
makassar. Diakses dari
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php Yulianto, A. (2016). Hubungan tingkat
/jikd/article/download/790/659/. pengetahuan tentang perawatan luka
dengan kepatuhan perawat dalam
Rosner, F. (2013). Professionalization of melaksanakan prosedur perawatan
nursing responsibilities in wound luka. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(9), 1-
management by academization: From 14. Diakses dari https://e-
an accompanying nursing to evidence- journal.stikesmuh-
based healing-related activities. Wound pringsewu.ac.id/index.php/JIK/article/
Medicine, 1-8. http://dx.doi.org/ download/34/33.
10.1016/j.wndm.2013.04.001.

Rusnawati, Nike. (2012). Relasi gender dalam


tugas-tugas keperawatan di rumah
sakit puri husada sleman Yogyakarta.
Skripsi, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/18839/1/SKRI
PSI.pdf.
86 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

You might also like