You are on page 1of 9

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Perawat Terhadap Perawatan Luka Diabetes

di ruang Dahlia dan Aster RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.

Rusman Dani Arwana

Program Studi Diploma IV Jurusan Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Email : dhanypoltek@gmail.com

ABSTRACT: Incident Number injuries each year, either acute or chronic wounds wound.
The wound is impaired skin integrity caused by many things, such as friction, pressure,
temperature, and other infections. The purpose To Know The Relationship Of The Level Of
Knowledge With The Attitude Of Nurses Against Diabetic Wound Care. Research Design
The research was carried out was a descriptive research approach of cross sectional
correlation with research that is geared to explaining the relationship between two variables,
namely the free variables and bound variables. Cross Sectional i.e. identifying and analyzing
the level of knowledge with the attitude of Nurses In Diabetes wound care in the Dahlia and
Aster Hospitals dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Results: The presence of a significant
relationship between knowledge and attitudes in wound care diabetes mellitus showed a p
value = 0.030 and respondents who have knowledge enough opportunity or risk 0.117 times
have a negative attitude (OR = 0.117). Conclusion: there is a Corerelation between two
variables between knowledge and attitudes acquired data that there is a relationship of
knowledge and attitudes about wound care nurses with diabetes means i.e. influence p value
= 0.030.

Keywords: Diabetic Wound Care, Level Of Knowledge With Attitude

Latar Belakang: Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut
maupun luka kronis. Luka merupakan gangguan integritas kulit yang disebabkan banyak hal,
diantaranya gesekan, tekanan, suhu, infeksi dan lain-lain. Tujuan: Mengetahui Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Perawat Terhadap Perawatan Luka Diabetes. Metode
penelitian: Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan
antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Cross Sectional yaitu
mengidentifikasi dan menganalisa tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Perawat Dalam
Perawatan Luka Diabetes di ruang Dahlia dan Aster RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. Hasil: Adanya hubungan yang signifikan antara antara pengetahuan dan sikap dalam
perawatan luka diabetes melitus menunjukan p value=0,030 dan responden yang memiliki
pengetahuan cukup berpeluang atau beresiko 0,117 kali memiliki sikap yang negatif (OR=
0,117). Kesimpulan: Ada hubungan antara dua variabel antara pengetahuan dan sikap
didapatkan data bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang perawatan
luka diabetes dengan pengaruh bermakna yakni p value=0,030.
PENDAHULUAN Luka diabetes merupakan luka yang sering
terjadi di daerah ektremitas bawah karena
Angka kejadian luka setiap tahun mengalami mati rasa di daerah tersebut,
semakin meningkat, baik luka akut sehingga penderita tidak menyadariadanya
maupun luka kronis. Luka merupakan luka. Hal itu dibutuhkan perawatan yang
gangguan integritas kulit yang tepat untuk mencegah timbulnya
disebabkan banyak hal, diantaranya komplikasi yang lebih lanjut pada penderita
gesekan, tekanan, suhu, infeksi dan lain- diabetes (Nabyl, 2009 : 204).
lain (Arisanty, 2012). Sebuah survey di Perawat dituntut untuk mempunyai
Australia menunjukkan pada tahun pengetahuan dan keterampilan yang
2011, populasi pasien dengan luka adekuat terkait dengan proses perawatan
penuh infeksi sebanyak 3194 orang luka yang dimulai dari pengkajian yang
meningkat dibandingkan tahun 2009 komprehensif, perencanaan intervensi yang
yang hanya 3110 orang. Hasil penelitian tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil
lainnya juga menunjukkan terjadi yang ditemukan selama perawatan serta
peningkatan substansial dalam luka dokumentasi hasil yang sistematis
tekan yang didapat di rumah sakit antara (Agustina, 2009 : 176). Pengetahuan
2009 dan 2011, yaitu dari 6,3% pada dibutuhkan dalam pengunaan dan
tahun 2009 menjadi 7,4% pada tahun pemilihan produk perawatan luka, jika
2011. Pasien dengan satu atau lebih luka menggunakan bahan dan teknik yang tidak
tekan antara 2009 dan 2011, dari 9,5% sesuai, menyebabkan proses inflamasi
pada tahun 2009 menjadi 11% pada memanjang dan kurangnya suplai oksigen
tahun 2011. Luka tekan yang didapat di ditempat luka, hal ini akan mengakibatkan
rumah sakit yang seharusnya berpotensi proses penyembuhan luka menjadi lama,
dicegah dari 21,0% menjadi 22,6% luka yang lama sembuh disertai penurunan
antara 2009 dan 2011 (WoundWest, daya tahan tubuh pasien membuat rentan
2011). terpajan mikro organisme yang
Luka akut yang tidak mendapatkan menyebabkan infeksi (Morison, 2013 :
penanganan yang tepat dapat berubah 135).
menjadi luka kronik. Luka kronis umumnya Penelitian oleh Meidina (2012)
membutuhkan waktu lebih lama untuk di salah satu rumah sakit RSUD dr.
sembuh, dan perawatan yang lebih Djasamen Saragih Pematang Siantar
kompleks. Luka akut maupun kronis menyatakan bahwa 100% perawat di
membutuhkan penanganan yang tepat agar ruangan masih menerapkan cara lama
tidak jatuh kepada kondisi komplikasi perawatan luka, bahan yang digunakan
seperti infeksi dan akhirnya memperlama adalah sama untuk luka akut maupun
waktu penyembuhan. Oleh karena itu, kronis, prinsip perawatan luka yang
dalam hal ini perawat harus melakukan digunakan dengan teknik basah dan
perawatan luka yang tepat sesuai dengan kering, hal ini dapat menyebabkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan hipogranulasi dan hipergranulasi, serta
teknologi (Potter & Perry, 2009 : 286). mempercepat terjadinya infeksi ini.
Komplikasi pada diabetes ada Teknik perawatan luka terkini di
bermacam-macam, salah satunya yang dunia keperawatan yaitu dengan
paling sering terjadi adalah luka diabetes. menggunakan prinsip lembab dan tertutup,
suasana lembab mendukung terjadinya METODE
proses penyembuhan luka. Moist Wound
Healing adalah metode untuk Desain: Penelitian ini adalah deskriptif
mempertahankan kelembaban luka dengan korelasi yaitu mengidentifikasi dan
menggunakan balutan tertutup penahan menganalisa tingkat Pengetahuan Dengan
kelembaban, sehingga penyembuhan luka Sikap Perawat Dalam Perawatan Luka
dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi Diabetes di ruang Dahlia dan Aster RSUD
secara alami (Mutiara, 2009 : 159). Pada dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
luka kering pasti menjadi keropeng,
memakan tenaga dan waktu, sedangkan
pada luka lembab mereka bermigrasi secara Sampel: Jumlah sampel 40 orang perawat
bebas di seluruh permukaan luka vaskular ruangan Aster dan Dahlia dengan teknik
lembab. Teori Winter tersebut telah pengambilan Total sampling.
didukung oleh penelitian lain sebagai Intrument: Alat pengumpul data yang
tambahan penelitian lain yang memberikan digunakan lembar kuesioner yang terdiri
bukti bahwa lingkungan yang lembab dapat dari data demografi, 14 Pertanyaan pilihan
mempercepat respon inflamasi, yang ganda yang di kembangkan oleh Widia
menjadikan proliferasi sel lebih cepat dan Naralia pada tahun 2014 lalu dengan hasil
penyembuhan luka pada luka dermal yang uji validitas 0,84 dan reabilitas 0,72.
lebih dalam. Prinsip penyembuhan luka Kuesioner Sikap di kembangkan oleh
lembab meniru fungsi dari epidermis Faisal pada tahun 2013 terdiri atas 16
(Mutiara, 2009 : 160) pertanyaan pernyataan dengan hasil uji
Studi pendahuluan yang telah validitas sikap didapatkan hasil semua
dilakukan pada Tanggal 12-13 Februari pertanyaan valid dengan didapatkan nilai r
2018 ke ruangan Dahlia dan ruangan Aster hitung > r tabel (0,462 - 0,809 > 0,444).
di dapatkan hasil bahwa Perawat di ruangan Berdasarkan hasil di atas dapat di
masih menggunakan cara lama perawatan simpulkan bahwa kuesioner yang
luka, yaitu dengan menggunakan bahan digunakan valid.
balutan yang sama untuk semua jenis luka Analisa Data: yaitu nama, umur, jenis
tanpa memperhatikan pengkajian luka. kelamin, pendidikan, lama bekerja dan
Hasil wawancara dengan beberapa perawat pelatihan, serta memperoleh gambaran dari
di ruangan 8 dari 12 perawatmengatakan variabel yang diteliti yaitu variabel
masih menggunakan teknik perawatan luka pengetahuan (baik dan cukup) dan veriabel
lama dan melakukan perawatan luka sesuai sikap (positif dan negatif), sedangkan
instruksi dokter. bivariat digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel yaitu variabel
Tujuan independen (pengetahuan) dengan variabel
Mengetahui Hubungan Tingkat dependen (sikap). Untuk mengetahui
Pengetahuan Dengan Sikap Perawat hubungan antara variabel digunakan uji
Terhadap Perawatan Luka Diabetes di statistik Chi-square dengan tingkat
ruang Dahlia dan Aster RSUD Doris kemaknaan (α=0,05). Uji Chi-square
Sylvanus Palangka Raya. digunakan untuk menguji perbedaan
proporsi/persentase antara beberapa
kelompok data dan untuk mengetahui
hubungan antara veriabel kategorik dengan Tabel 2
variabel katagorik. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
HASIL PENELITIAN Perawat Tentang Perawatan Luka
Diabetes Melitus
Berdasarkan penelitian yang telah Tingkat Frekuensi Presentase
dilakukan terhadap 40 responden di ruang Pengetahua F %
dahlia dan aster RSUD dr. Doris Sylvanus n
Palangka Raya. Tentang Hubungan Baik 31 77,5
Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Cukup 9 22,5
Perawat Dalam Perawatan Luka Diabetes Total 40 100
di ruang Dahlia dan Aster RSUD dr. Doris Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat
Sylvanus Palangka Raya diperoleh hasil pengetahuan responden adalah Baik yaitu
sebagai berikut: sebanyak 31 orang (77,5%) dan yang
Tabel 1 mempunyai pengetahuan cukup ada 9
Distribusi frekuensi berdasarkan orang (22,5%).
karakteristik responden Tabel 3
No Variabel Frekuensi Persentase Distribusi Frekuensi Responden
f % Berdasarkan Sikap Perawat Tentang
1. Jenis Kelamin Perawatan Luka Diabetes
Perempuan 25 62,5
Sikap Frekuensi Persentase
Laki-laki 15 37,5
2. Usia f %
26-35 tahun 30 75,0 Positif 23 57,5
36-45 tahun 9 22,5 Negatif 17 42,5
46-55 tahun 1 2,5 Total 40 100
3. Tingkat Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian
Pendidikan besar sikap responden adalah positif yaitu
82,5
D3 33
17,5 sebanyak 23 responden (57,5%) dan sikap
S1 7
4. Lama Bekerja responden yang negatif ada sebanyak 17
1-10 tahun 35 87,5 responden (42,5%).
11-20 tahun 5 12,5 Tabel 4
5. Pelatihan yang
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
pernah di ikuti
Tidak Pernah 21 52,5 Sikap Perawat Tentang Perawatan luka
Pernah 19 47,5 diabetes
Variabel Sikap
Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas Tingkat Negatif Positif Jumlah OR P-value
Pengetah F % F % F %
responden berjenis kelamin perempuan
uan
yaitu sebanyak 25 orang (62,5%), usia 26- Baik 15 48 16 51, 31 100 0,11 0,030
35tahun sebanyak 30 orang (75%), ,1 6
7
Cukup 8 88 1 11 9 100
pendidikan D3 sebanyak 33 orang (82,5%),
,9 ,1
lama bekerja dalam pelayanan keperawatan Jumlah 23 57 17 42 40 100
1-10 tahun sebanyak 35 orang (87,5%) dan ,5 ,5
yang belum pernah mengikuti pelatihan
perawatan luka Diabetes yaitu sebanyak 21 Tabel diatas menunjukan bahwa Hasil uji
orang (52,5%) statistik dua variabel antara pengetahuan
dan sikap menunjukan data p value=0,030, yaitu sebanyak 30 responden (75%),
dan OR 0,117 yang berarti terdapat sehingga masih banyak perawat yang
hubungan antara pengetahuan dan sikap termotivasi dan bersaing dengan
perawat tentang perawatan luka diabetes, kemampuan motorik, mental, berfikir
dan responden yang memiliki pengetahuan kreatif dan didukung oleh kemampuan
cukup berpeluang atau beresiko 0,117 kali fisik/ tenaga yang prima sehingga mampu
memiliki sikap yang negatif. memberikan pelayanan kesehatan yang
maksimal khususnya dalam memberikan
PEMBAHASAN asuhan keperawatan. Semakin bertambah
1. Analisa Univariat usia akan semakin berkembang pula daya
a. Karakteristik responden tangkap dan pola pikirnya sehingga
Jenis Kelamin pengetahuan yang diperolehnya semakin
Penelitian mendapatkan membaik/banyak.
mayoritas responden adalah perempuan Pendidikan
yaitu sebanyak 25 responden (67,5%) Hasil penelitian mendapatkan data
dan responden yang berjenis kelamin bahwa mayoritas pendidikan
laki-laki sebanyak 15 responden respondenadalah D3 sebanyak 33
(37,5%). Manajemen rumah sakit tidak responden (82,5%). Lulusan sarjana muda
memberi batas yang pasti untuk dan diploma atau yang setingkat
perbandingan antara perawat laki-laki merupakan sumber daya yang tumbuh
dan perempuan, namun dalam terkait paling signifikan dalam dunia kerja (Potter
dengan pengaturan jadwal dinas, dan Perry, 2009 : 129). Mayoritas
dianjurkan dalam satu shift ada perawat pendidikan perawat di RSUD dr. Doris
laki-laki dan perempuan, sehingga Sylvanus Palangka Raya adalah tamatan
apabila melakukan tindakan yang D3 Keperawatan. Semakin tinggi
bersifat privacy bisa dilakukan oleh pendidikan seseorang diharapkan semakin
perawat yang sama jenis kelaminnya luas pula pengetahuannya. Tetapi
misalnya personal hygiene, eliminasi, Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
perekaman EKG, pemasangan asesoris diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi
bed side monitor (Kusumapraja, 2009 : juga dapat diperoleh pada pendidikan
121). nonformal. Sehingga seorang yang
Jumlah perawat perempuan berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
diruang Dahlia dan Aster lebih banyak berpengetahuan rendah oleh sebab itu
dari jumlah perawat laki-laki, hal ini pendidikan sangat erat kaitannya dengan
dikarenakan perawat laki-laki lebih pengetahuan seseorang
dibutuhkan dibagian ketenagaan yang Lama Kerja
cukup besar seperti di Instalasi Gawat Hasil penelitian mendapatkan data
Darurat (IGD), Kamar Operasi (OK) dan bahwa sebagian besar responden dengan
Instalasi Care Unit (ICU). pengalaman bekerja selama 1-10 tahun
yakni sebanyak 35 responden (87,5%).
Pengalaman merupakan aspek terpenting
Usia dalam proses pembelajaran yang dapat
Hasil penelitian mendapatkan data berimplikasi positif menambah
bahwa mayoritas responden berusia dewasa pengetahuan seseorang terhadap suatu hal.
Pengalaman kerja 1-10 tahun dalam dioptimalkan. Jika dilihat dari usia perawat,
keperawatan memiliki tingkat pengetahuan mayoritas di usia dewasa, sehingga
yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kemampuan memahami, mengingat, dan
pengalaman kerja 21-30 tahun. Perawat bekerja sesuai dengan prosedur yang ada
dengan tahun kerja lebih lama memiliki masih mampu dilakukan oleh perawat di
kesempatan lebih rendah meng-update rumah sakit Doris Sylvanus Palangka Raya
ilmunya (Potter & Perry, 2009 : 234) ini. Kemampuan responden perawat dalam
Pelatihan yang pernah diikuti berfikir kritis dalam melakukan asuhan
Hasil penelitian mendapatkan data keperawatan akan terus meningkat secara
bahwa sebagian besar responden yang teratur selama usia dewasa dengan
pernah mengikuti pelatihan yaitu 19 banyaknya kasus dan pengalaman yang
responden (47,5%), pelatihan yang diikuti diperoleh selama bekerja (Potter dan Perry,
responden adalah pelatihan internal yang 2009). Pengalaman perawat yang
belum berkaitan langsung dengan didapatkan pendidikan formal dan
perawatan luka. Pelatihan merupakan suatu informal, pengalaman hidup dan
upaya dalam meningkatkan pengetahuan kesempatan untuk bekerja di Rumah Sakit,
dan keterampilan, dengan adanya pelatihan komunitas, maupun ditempat kerja yang
diharapkan tenaga kesehatan mampu untuk lain dapat meningkatkan konsep diri,
melakukan asuhan keperawatan dengan kemampuan menyelesaikan masalah dan
benar dan tepat (Notoatmodjo, 2012 :120). keterampilan motorik perawat tersebut.
Dengan demikian pelatihan juga c. Sikap
merupakan aspek penting untuk Hasil penelitian mendapatkan data
memperoleh pengetahuan tentang bahwa Sebagian besar sikap responden
perawatan luka secara lansung. dalam penelitian ini adalah positif yaitu
b. Pengetahuan sebanyak 23 responden (57,5%) dan sikap
Hasil penelitian mendapatkan data responden yang negatif ada sebanyak 17
bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden (42,5%). Sikap negatif perawat
responden baik yaitu sebanyak 31 dalam perawatan luka diabetes dengan ini
responden (77,5%). Perawat dituntut untuk tetap ada, meskipun teknik perawatan
mengetahui, memahami, mengaplikasikan, luka diabetes ini telah dikenalkan pada
menganalisis dan mengevaluasi dari setiap perawat dr. Doris Sylvanus Palangka
tahap-tahap tindakan perawatan luka Raya. Hal ini dikarenakan masih belum
diabetes. Pengetahuan perawat tentang optimalnya teknik ini dapat diterapkan
perawatan luka diabetes ini menunjukkan oleh perawat diruangan. Dalam perawatan
bahwa perawat dr. Doris Sylvanus luka diabetes seringkali terfokus atas
Palangka Raya telah mampu memahami instruksi perawatan luka dari dokter.
teknik mempertahankan lingkungan luka Sikap merupakan kecenderungan
yang tetap lembab, Dengan merespon (secara positif atau negatif)
mempertahankan luka tetap lembab dan responden, situasi atau objek tertentu.
dilindungi selama proses penyembuhan Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi
dapat mempercepat penyembuhan dan dipelajari dan dibentuk berdasarkan
mengurangi komplikasi infeksi dan pengalaman dan latihan sepanjang
pertumbuhan jaringan parut residual perkembangan individu. Sebagai makhluk
sehingga perawatan luka dapat sosial, manusia tidak lepas dari pengaruh
interaksi dengan responden lain terbentuknya seseorang, Tidak hanya
(Maulana, 2009 : 108). pengetahuan yang menunjang suatu sikap
Terbentuk dan berubahnya sikap yang positif. Sikap yang positif inijuga
karena individu telah memiliki didukung oleh adanya kebijakan
pengetahuan, pengalaman, inteligensi dan dukunganpemimpin, sarana dan prasarana,
bertambahnya umur. Perawat perlu pendapatan,lingkungan kerja rumah sakit
memiliki sikap yang positif dalam serta keterampilansaling berpengaruh dan
melakukan perawatan luka diabetes, ini bersama-samamewujudkan pelaksanaan
untuk memfasilitasi proses penyembuhan yang baik.
luka yang dimanifestasikan dalam bentuk
tanggapan atau respon perasaan positif Kesimpulan
perawat terhadap tindakan-tindakan
perawatan luka. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti
membuat simpulan yang didapatkan antara
Analisa Bivariat
lain:
Hasil dari penelitian ini
1. Karakteristik mayoritas responden
menunjukkan hasil bahwa terdapat
berdasarkan jenis kelamin perempuan
hubungan yang signifikan antara antara
sebanyak 25 orang (62,5%), usia dewasa
pengetahuan dan sikap dalam perawatan
sebanyak 30 orang (75%), pendidikan
luka diabetes melitus menunjukan p
D3 sebanyak 33 orang (82,5%), lama
value=0,030dan responden yang memiliki
bekerja dalam pelayanan keperawatan
pengetahuan cukup berpeluang atau
selama 1-10 tahun sebanyak 35 orang
beresiko 0,117 kali memiliki sikap yang
(87,5%) dan responden dalam penelitian
negatif (OR= 0,117)
ini rata-rata belum pernah mengikuti
Penelitian ini sejalan dengan pelatihan perawatan luka Diabetes yaitu
penelitian sebelumnya yang dilakukan sebanyak 21 orang (52,5%)
olehMaria Septiyanti (2013) tentang 2. Berdasarkan hasil penelitian yang
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan dilakukan didapatkan data bahwa tingkat
Sikap Perawat Tentang Perawatan Luka pengetahuan responden Baik yaitu
Diabetes Menggunakan Teknik Moist sebanyak 31 orang (77,5%) dan yang
Wound Healingdidapatkan hasil hubungan mempunyai pengetahuan cukup ada 9
yang bermakna antara pengetahuan dengan orang (22,5%).
Sikap dengan p-value 0,033 (<0,05). 3. Berdasarkan hasil penelitian yang
Penelitian yang dilakukan oleh dilakukan didapatkan data bahwa
Sigit Apriliyani tentang Hubungan Tingkat sebagian besar sikap responden adalah
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku positif yaitu sebanyak 23 orang (57,5%)
Pencegahan Terjadinya Luka Kaki Diabetik dan sikap responden yang negatif ada
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe sebanyak 17 orang (42,5%).
IIdidapatkan hasil terdapat hubungan yang 4. Ada hubungan antara dua variabel antara
bermakna antara pengetahuan dan sikap pengetahuan dan sikap didapatkan data
Dengan hasil p-value 0,000 (< 0,05). bahwa terdapat hubungan pengetahuan
Notoadmojo (2012) Berpendapat dan sikap perawat tentang perawatan
bahwa pengetahuan merupakan domain luka diabetes dengan pengaruh
perilaku yang sangat penting untuk
bermakna yakni p value=0,030, Azwar, S., 2011. Sikap dan Perilaku.
Sehingga H0 ditolak dan H1 di terima. Dalam : Sikap Manusia Teori dan
Saran Pengukurannya. Ed 2.
1. Bagi Manajemen Rumah Sakit Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai masukan dan pertimbangan Budiman dan Riyanto, A. (2013). Kapita
untuk mengadakan pelatihan internal selekta kuesioner pengetahuan
pada setiap ruangan sehingga dapat dan sikap dalam penelitian.
meningkatkan pengetahuan perawat Jakarta : Salemba Medika
dalam melakukan tindakan perawatan Dahlan MS. 2011.Statistik Untuk
luka pada pasien diabetes. Kedokteran dan Kesehatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan Jakarta: Salemba Medika
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Ekaputra, E. (2013). Evolusi manajemen
menambah daftar kepustakaan dan luka : Menguak 5 keajaiban
wawasan serta pengetahuan bagi moist dressing . Jakarta : Trans
Mahasiswa/(i) khususnya di bidang Info Media
keperawatan. Falanga, V, 2008, Wound Healing,
3. Bagi Pendidikan Keperawatan American Academy of
Hasil penelitian ini dapat menjadi Dermatology. (online)
sumber informasi dalam pendidikan ilmu http://www.aad.org/education/st
keperawatan tentang perawatan luka udents/woundhealing.htmDiakses
diabetes sebagai tempat menggali ilmu pada tanggal 19 Februari 2018.
keperawatan. Institusi pendidikan Gitarja, W. S. (2015). Perawatan Luka.
keperawatan diharapkan dapat Certified Wound Care Clician
mendukung dan memfasilitasi seminar Associate. Student Handbook,
ataupun pelatihan yang diberikan kepada CWCCA 2015, Yayasan Wocare
mahasiswa keperawatan agar adanya Indonesia, Bogor
kesinambungan antara pengetahuan yang Maulana, H. (2009). Promosi kesehatan.
diperoleh di institusi pendidikan Jakarta: EGC
keperawatan dengan tindakan praktik Maryunani, A. (2013). Perawatan luka
yang dilakukan di rumah sakit. modern praktis pada wanita
dengan luka diabetes. Jakarta :
DAFTAR PUSTAKA Trans Info Media
Meidina, S. (2012). Penelitian Pengunaan
Agustina, H. R. (2009). Perawatan Luka bahan pada perawatan luka di
Modern, (online) RSUD Dr. Djasamen Saragih
(http://www.unpad.ac.id.) Diakses Pematang Siantar. (online)
pada tanggal 09 Januari 2018. http://jurnal.usu.ac.id.id/index.ph
Arisanty, I. P. (2012). Panduan praktis p.Diakses pada tanggal 09
pemilihan balutan luka kronik. Januari 2018.
Jakarta : Mitra Wacana Medika Morison, M.J (2013). Manajemen Luka.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Jakarta: EGC.
Suatu pendekatan praktik. Edisi Mutiara, T. (2009). Peranan serat alam
VI. Jakarta : Rineka Cipta untuk bahan tekstil medis
pembalut luka (wound dressing), WoundsWest Wound Prevalence Survey.
Jurnal area tekstil. (Vol. 24, no (2011). State-wide overview
2),(online) report.
(http;//isjd.pdii.lipi.go.id/admin/j (online).https://www.health.wa.g
urnal/242097993.pdf.Diakses ov.au/WoundsWest/docs/WWW
pada tanggal 09 Januari 2018. PS_11_state_report.pdfDiakses
Nabyl, R. A. (2009). Cara mudah pada tanggal 09 Januari 2018.
mencegah dan mengatasi Widya Naralia.(2015).
diabetes mellitus. PenelitianPengetahuan Perawat
Yogyakarta:Aulia Publishing. Tentang Perawatan Luka
Dengan Metode Moist Wound
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Healing Di Rsup H. Adam Malik
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Medan.,
Rineka Cipta (online).https://www.academia.e
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan du/27199391/PENGETAHUAN
Metodologi Penelitian Ilmu _PERAWAT_TENTANG_PER
Keperawatan. Jakarta: Salemba AWATAN_LUKA_DENGAN_
Medika METODE_MOIST_WOUND_H
Permana T. 2009. Perawatan luka. (online) EALING. Diakses pada tanggal
https://id.scribd.com/doc/132748 09 Januari 2018.
554/Moist-Wound-Healing- Kusumapraja, R. (2009). Perencanaan
Revisi.Diakses pada tanggal 19 Kebutuhan Tenaga Perawat di
Februari 2018. RS. Makalah Manajemen
Potter, P. A, dan Perry, A. G. (2009). Keperawatan. Jakarta: RSU
Fundamental of nursing. Edisi 7. Persahabatan.
St. Louis: Mosby
Wocare center, (2012). Buku panduan
pelatihan perawatan luka :
Certified wound care clinician
associate. Edisi 1. Bogor :
CWCCAP

You might also like