You are on page 1of 16

Jurnal Strategik Vol. VII No.

2 November 2019

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI DINAS PENANAMAN
MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN BREBES

Oleh : Medi Tri Purwanto, SE, MM.

ABSTRAK

This study is entitled "The Effect of Individual Characteristics and Work


Motivation on Employee Performance in the Office of Investment and Integrated
Services One Door Brebes Regency". The formulation of the problem in this study
are as follows:
1. Is there a significant influence between individual characteristics and work
motivation partially on employee performance in the Investment Office and the
One Stop Integrated Service at Brebes Regency?
2. Is there a significant influence between individual characteristics and work
motivation simultaneously on employee performance in the Office Investment
and Integrated Services One Door Brebes Regency?
3. Which is the more dominant influence between individual characteristics and
work motivation on the performance of employees of the Office of Investment
and Integrated Services at the one door of Brebes Regency?
This research aims to:
1. To find out the significant influence between individual characteristics and
work motivation partially on employee performance in the Investment Office
and the One-Stop Integrated Service in Brebes Regency.
2. To find out the significant influence between individual characteristics and
work motivation simultaneously on the performance of employees in the
Investment Office and the One Stop Integrated Service Brebes Regency.
3. To find out there is a more dominant influence between individual
characteristics and work motivation on the performance of the employees of
the Investment Office and the One-stop Integrated Services in Brebes Regency.
From the results of the research that has been carried out, the following
conclusions can be drawn:
1. The results of the study of the influence of individual characteristic variables
(X1) of Thitung - 0.547 <Ttable 2.011, this means that Ho is accepted and Ha
is rejected with a significance level of 0.587> 0.025, this shows a negative and
insignificant influence between individual characteristic variables (X1) with
employee performance (Y). And for the results of work motivation variables of
Tcount 7,741> Ttable 2,011, this means that Ho is rejected and Ha is accepted
with a significance level of 0,000 <0.025, this shows that there is a positive
and significant influence between work motivation variables (X2) and
employee performance (Y) .

16
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

2. The results of the study are known Fcount 34.844> F table 3.19, and the
significance value of 0.000 <0.05, then the null hypothesis is rejected, meaning
that there is a positive and significant influence between individual
characteristics (X1) and work motivation (X2) together towards employee
performance (Y).
3. Of the two variables that affect employee performance in DPMPTSP in Brebes
Regency, the most dominant variable is the work motivation variable of 0.694,
thus the third hypothesis is declared not rejected.

Pendahuluan
A. Latar Belakang Motivasi berasal dari kata latin
Didalam suatu organisasi movere yang berarti dorongan atau
Sumber Daya Manusia (SDM) gerakkan. Sedangkan motif
adalah salah satu unsur yang sangat merupakan suatu perangsang
penting dibandingkan unsur produksi keinginan dan gaya penggerak
yang lain, oleh karena itu peranan kemauan bekerja seseorang. Motivasi
manusia didalam suatu organisasi mempersoalkan bagaimana caranya
sangatlah berarti dan tidak dapat mengarahkan daya dan potensi
dipisahkan, berhasil tidaknya suatu bawahan, agar mau bekerja sama
tujuan organisasi sangatlah secara produktif berhasil mencapai
ditentukan oleh peran manusia, dan mewujudkan tujuan yang telah
dikatakan sangat penting dan ditentukan. (Hasibuan, 2003
menentukan didalam suatu tujuan Jadi motivasi, baik bagi
untuk mencapai suatu tujuan seorang pimpinan atau bagi individu,
organisasi itu sendiri. mencangkup kerja keras agar setiap
Hanya manusia merupakan satu kegiatan dapat terselesaikan secara
- satunya sumber organisasi yang efektif, kemudian mempertahankan
tidak dapat digantikan oleh teknologi kondisi kerja keras tersebut agar
apapun. Bagaimana baiknya dalam setiap kondisi karyawan tetap
organisasi lengkapnya sarana dan memiliki motivasi yang kuat dalam
fasilitas kerja, semua tidak akan bekerja, serta tercapainya setiap
punya arti tanpa manusia yang sasaran dan tujuan yang sudah
mengatur, mengoperasikan dan ditetapkan.
memeliharanya. Kinerja adalah kemampuan
Manusia dalam menyelesaikan dalam melaksanakan tugas yang
suatu pekerjaan, mereka mempunyai dapat meningkatkan kinerja secara
motivasi yang berbeda - beda. terus menerus dengan didukung
Motivasi inilah yang sangat motivasi kerja yang baik. Kinerja
mempengaruhi karakteristik individu karyawan Dinas Penanaman Modal
dari masing - masing individu itu dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
sendiri. Jika suatu organisasi ingin merupakan suatu bentuk sikap sehari
mencapai tujuan organisasi maka - hari yang dilakukan oleh karyawan
karakteristik individu haruslah Dinas Penanaman Modal dan
diperhatikan semaksimal mungkin. Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk
mencapai tujuan organisasi (Ssyudi,

17
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

1999 : 27). Faktor - faktor penilaian 2. Pengamatan da penelitian


kinerja meliputi : terbatas pada kinerja karyawan
1. Efektivitas dan efisiensi karyawan di Dinas Penanaman
2. Tanggung jawab Modal dan Pelayanan Terpadu
3. Disiplin Satu Pintu Kabupaten Brebes.
4. Inisiatif 3. Penelitian dilakukan pada tahun
2019
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil D. Tujuan Penelitian
dalam penelitian ini adalah : Berdasarkan perumusan
1. Apakah terdapat pengaruh yang masalah yang ada berikut tujuan
signifikan antara karakteristik penelitiannya :
individu dan motivasi kerja 1. Untuk mengetahui adanya
secara parsial terhadap kinerja pengaruh yang signifikan
karyawan di Dinas Penanaman antara karakteristik individu
Modal dan Pelayanan Terpadu dan motivasi kerja secara
Satu Pintu Kabupaten Brebes? parsial terhadap kinerja
2. Apakah terdapat pengaruh yang karyawan di Dinas Penanaman
signifikan antara karakteristik Modal dan Pelayanan Terpadu
individu dan motivasi kerja Satu Pintu Kabupaten Brebes.
secara simultan terhadap kinerja 2. Untuk mengetahui adanya
karyawan di Dinas pengaruh yang signifikan
Penanaman Modal dan antara karakteristik individu
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan motivasi kerja secara
Kabupaten Brebes? simultan terhadap kinerja
3. Manakah pengaruh yang lebih karyawan di Dinas Penanaman
dominan antara karakteristik Modal dan Pelayanan Terpadu
individu dan motivasi kerja Satu Pintu Kabupaten Brebes.
terhadap kinerja karyawan Dinas 3. Untuk mengetahui adanya
Penanaman Modal dan pengaruh yang lebih dominan
Pelayanan Terpadu Satu pintu antara karakteristik individu
Kabupaten Brebes? dan motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan Dinas
C. Pembatasan Masalah Penanaman Modal dan
Agar tidak terjadi pembiasan Pelayanan Terpadu Satu pintu
permasalahan, maka penulis Kabupaten Brebes.
membatasi permasalahan dalam
penelitian ini yaitu : Tinjauan Pustaka
1. Sesuai dengan judul yang A. Landasan Teori
diajukan, penelitian ini hanya 1. Karakteristik Individu
berkaitan dengan pengaruh Menurut James ( 2004 : 87 )
karakteristik individu dan karakteristik individu, adalah minat,
motivasi kerja terhadap kinerja sikap dan kebutuhan yang dibawa
karyawan di Dinas Penanaman seseorang didalam situasi kerja.
Modal dan Pelayanan Terpadu Minat, adalah sikap yang membuat
Satu Pintu Kabupaten Brebes. seseorang senang akan obyek

18
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

kecenderungan atau ide - ide 1. Jenis penelitian dan Lokasi


tertentu. Siagian (2008 : 56) Penelitian
menyatakan bahwa, karakteristik Penelitian ini menggunakan
individu dapat dilihat dari umur, studi kasus tentang pengaruh
jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik individu dan motivasi
jumlah tanggungan dan masa kerja. kerja terhadap kinerja pegawai di
2. Motivasi Kerja Dinas Penanaman Modal dan
Menurut Abraham Sperling Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(1987 : 183), menyatakan bahwa Kabupaten Brebes, yang beralamat di
motivasi adalah suatu Jalan Jendral Sudirman No. 111
kecederungan untuk beraktivitas, Kelurahan Brebes Kecamatan Brebes
dimulai dari dorongan dalam diri Kabupaten Brebes Provinsi Jawa
dan diakhiri dengan penyesuaian Tengah.
diri. 2. Sumber Data
3. Kinerja a. Data Primer
Kinerja berasal dari kata b. Data Sekunder
perfomance yang berarti hasil kerja 3. Teknik Pengumpulan Data
seorang pekerja, sebuah proses a. Studi kepustakaan ( library
manajemen atau suatu organisasi research)
secara keseluruhan, dimana hasil b. Penelitian lapangan
kerja tersebut harus dapat 4. Variabel Penelitian dan
ditunjukkan buktinya secara konkrit Definisi Operasional
dan dapat diukur (dibandingkan Variabel penelitian, adalah hal-
dengan strandar yang telah hal yang dapat membedakan atau
ditentukan). Menurut Sedamayanti membawa variasi pada nilai (Sekaran,
( 2011 : 260 ). 2006 : 18). Penelitian ini menguji
dua variabel yaitu variabel
B. Hipotesis independent dan variabel
1. Diduga bahwa ada pengaruh dependent.variabel independent
yang signifikan secara simultan dalam penelitian ini adalah
antara karakteristik individu dan karaktersitik individu dan motivasi
motivasi kerja terhadap kinerja kerja, sedangkan variabel
karyawan di Dinas Penanaman dependentnya adalah kinerja pegawai.
Modal dan Pelayanan Terpadu Definisi operasional, adalah
Satu Pintu Kabupaten Brebes. konsep yang bersifat abstrak untuk
2. Diduga bahwa variabel motivasi memudahkan pengukuran suatu
kerja berpengaruh lebih dominan variabel. Definisi operasional yang
terhadap kinerja karyawan di digunakan untuk penelitian ini
Dinas Penanaman Modal dan kemudian diuraikan menjadi
Pelayanan Terpadu Satu Pintu indikator empiris yang meliputi :
Kabupaten Brebes. a. Karakteristik Individu
b. Motivasi
Metode Penelitian Dan Analisis c. Kinerja karyawan atau prestasi
Data kerja
A. Metode Penelitian

19
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

Tabel 1. Variabel Operasional


No. Variabel Dimensi Indikator Butir
Soal
1. Karakteristik 1. Kemampuan a. Tingkat 1, 2,
Individu (X1) penyelesaian 3
masalah
b. Tingkat
penyelesaian
pekerjaan
2. Kepribadian a. Sosialisasi dengan 4, 5,
rekan kerja 6
b. Komunikasi dengan
unit lain
c. Pengembangan
intelektual
3. Persepsi a. Contoh dari 7, 8
pimpinan
b. Sikap Pegawai atas
pengambilan
keputusan
4. Sikap a. Pengambilan 9, 10
keputusan
b. Tanggap terhadap
masalah
Sumber : Andi Fadel Muhammad (2017), Kendari.
2. Motivasi 1. Motif a. Penghargaan atas 1, 2,
Kerja (X2) pekerjaan 3
b. Peluang
pengembangan karir
2. Harapan a. Pimpinan yang 4, 5,
sesuai harapan 6
b. Pimpinan yang adil
3. Insentif a. Gaji sesuai kinerja 7, 8,
b. Tunjangan 9, 10
kesehatan
Sumber : David McClelland dalam Robbins (2015) dalam Hari Supono
(2014)
3. Kinerja 1. Kualitas a. Pencapaian target 1, 2,
Pegawai (Y) b. Bekerjasama dengan 3, 4,
tim 5, 6
c. Kesalahan dalam
bekerja
d. Ide kreatif
2. Kuantitas a. Penyelesaian tugas 7, 8,
sesuai harapan 9, 10
b. Penyelesaian tugas

20
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

sesuai target
Sumber : Mangkunegara (2013) dalam Tucunan (2014)

5. Populasi dan Sampel suatu kuesioner. Suatu kuesioner


a. Populasi dikatakan valid jika pertanyaan pada
Populasi, adalah wilayah kuesioner mampu untuk
generelisasi yang terdiri atas : obyek mengungkapkan sesuatu yang akan
atau subyek yang mempunyai diukur oleh kuesioner tersebut
kualitas dan karakteristik tertentu (Ghozali, 2005:134.
yang di tetapkan oleh peneliti untuk 艈
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. (Menurut Sugiyono, Keterangan :
2011 : 80). Populasi penelitian ini r = Angka korelasi
adalah karyawan di Dinas N = Jumlah responden
Penanaman Modal dan Pelayanan ΣX = Jumlah skor butir
Terpadu Satu Pintu Kabupaten ΣX2 = Jumlah skor butir kuadrat
Brebes yang berjumlah 51 orang. ΣY = Jumlah skor total
b. Sampel ΣY2 = Jumlah kuadrat skor total
Sampel, adalah bagian dari keseluruhan nilai butir soal
jumlah dan karakteristik yang ΣXY = Hasil perkalian antara skor
dimiliki oleh populasi tersebut. butir soal dengan jumlah skor total
Mengenai besarnya atau banyaknya b) Uji Reliabilitas
sampel yang harus diambil tidak ada Uji reliabilitas merupakan alat
ketentuan yang mutlak untuk mengukur suatu kuesioner
yangmengatur berapa sampel yang yang merupakan indikator dari
harus diambil (Menurut Sugiyono, variabel atau konstruk. Suatu
2011 : 81). kuesioner dikatakan reliable atau
Dalam melakukan suatu handal jika jawaban seseorang
penaksiran (estimate) terhadap terhadap pernyataan adalah konsisten
karakteristik atau sifat - sifat atau stabil dari waktu ke waktu
populasi yang didasarkan pada (Ghozali,2005:156). Pengukuran
pengamatan terhadap banyaknya reliabilitas dilakukan dengan cara
sampel yang dipilih secara sensus one shot atau pengukuran sekali saja
dimana semua populasi akan dengan alat bantu SPSS uji statistik
dijadikan semua untuk sampel yaitu Cronbach Alpha. Suatu konstruk
51 orang kecuali penulis. Yang atau variabel dikatakan reliable
tujuannya untuk mengkonfirmasikan jika memberikan nilai Cronbach
kondisi kinerja karyawan selama ini. Alpha > 0.60 (Nunnally dalam
B. Metode Analisis Data Ghozali, 2005). Jika diketahui bahwa
1. Analisis Data Kualitatif dari variabel Karakteristik Individu
2. Analisisi Data Kuantitatif (X), dan Kinerja Karyawan (Y)
Alat yang digunakan adalah mempunyai nilai reliabilitas lebih
sebagai berikut : besar dari nilai minimum Alpha (>
a) Uji Validitas 0,6 ), maka ketiga variabel dalam
Uji validitas digunakan untuk penelitian ini dikatakan reliabel.
mengukur sah atau valid tidaknya

21
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

tidak ada yang lebih besar dari 0,


r11 艈 െ 5 maka dapat dikatakan data

yang akan dianalisis bebas dari
Keterangan : multikolinieritas. Kemudian
r11 = Reliabilitas instrumen apabila nilai VIF berada
k = Banyaknya butir pertanyaan atau dibawah 10 dan nilai toleransi
banyaknya soal mendekati 1, maka diambil
= Jumlah varians butir kesimpulan bahwa model regresi
= Varians total tersebut tidak dapat
c) Uji Asumsi Klasik multikolinieritas (Singgih
Uji asumi klasik Adalah terdiri Santoso, 2000).
dari : 2.) Uji Autokorelasi, adalah sebuah
1.) Uji Multikolineritas, adalah uji analisis statistik yang dilakukan
yang dilakukan untuk untuk mengetahui adakah
memastikan apakah di dalam korelasi variabel yang ada di
sebuah model regresi ada dalam model prediksi dengan
interkorelasi atau kolinearitas perubahan waktu. Uji
antar variabel bebas. Model autokorelasi yang digunakan
regresi yang baik seharusnya dalam penelitian ini adalah uji
tidak terjadi korelasi diantara Durbin Watson (DW test). Uji
variabel independent. Pengujian ini hanya digunakan untuk
ada tidaknya gejala korelasi tingkat satu (first order
multikolinieritas dilakukan autocorrelation) dan
dengan memperhatikan nilai mensyaratkan adanya intercept
matriks korelasi yang dihasilkan (konstanta) dalam model regresi
pada saat pengolahan data serta dan tidak ada variabel lain di
nilau VIF (Variance Inflation antara variabel bebas. Dasar
Factor) dan toleransinya. yang digunakan untuk
Apabila nilai matriks korelasi pengambilan keputusan secara
umum diperlihatkan pada tabel 1.

Tabel 1. Durbin-Watson (D-W)


Dw Kesimpulan

Kurang dari 1,602 (<dl) Ada autokorelasi

1,602 – 1,764 (dl-du) Tanpa kesimpulan

1,764 – 2, 236 (du-4-du) Tidak ada autokorelasi

2,236 – 2,398 (4-du-4-dl) Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,398 (>4-dl) Ada autokorelasi

Sumber : Sulaiman Wahid, 2002.


3.) Uji Heteroskedastisitas, adalah ketidaksamaan variabel dari
uji yang menilai apakah ada residual untuk semua

22
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

pengamatan pada model regrsi maupun dari absensi ( tidak


linier. Jika nilai signifikansi terkontrol ). Uji hipotesis ini
antara independent dengan meliputi :
absolut residual lebih dari 0,05 1) Uji t ( Uji Parsial )
maka tidak terjadi masalah Pengujian ini digunakan
heteroskedastisitas. untuk menentukan apakah dua
4.) Uji Normalitas, adalah sebuah sampel tidak berhubungan,
uji yang dilakukan dengan memiliki rata - rata yang
tujuan untuk menilai sebaran berbeda. Uji t dilakukan dengan
data pada sebuah kelompok data cara membandingkan perbedaan
atau variabel apakah sebaran antara nilai dua nilai rata - rata
data tersebut berdistribusi dengan standar error dari
normal ataukah tidak. Pilih salah perbedaan rata - rata dua sampel
satu saja misalnya Komogorov- (Ghozali, 2006 : 25).
Smirnov. Hipotesis yang di uji
adalah : t hitung 艈 T
H0 : Sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal.
Keterangan :
H1 : Sampel tidak berasal dari
b = Koefisien regresi variabel
populasi berdistribusi normal.
independen
Dengan demikian, normalitas
Tb = Standar deviasi koefisien
dipenuhi jika hasil uji tidak
regresi variabel independen
signifikan untuk suatu taraf
2) Uji F ( Uji Simultan )
signifikan (ɑ) tertentu (Biasanya ɑ =
Pengujian pengaruh variabel
0,05 atau 0,01). Sebaliknya, jika
independent secara bersama-
hasil uji signifikan maka normalitas
sama (simultan) terhadap
tidak terpenuhi. Cara mengetahui
perubahan nilai variabel
signifikan atau tidak signifikan hasil
dependent, dilakukan melalui
uji normalitas adalah dengan
pengujian terhadap besarnya
memperhatikan bilangan pada kolom
perubahan nilai variabel
signifikansi (Sig). Untuk menetapkan
dependent yang dapat dijelaskan
kenormalan, kriteria yang berlaku
oleh perubahan nilai semua
adalah sebagai berikut :
variabel independent, untuk itu
a) Tetapkan taraf signifikansi uji
perlu dilakukan uji F. Uji F atau
misalnya ɑ = 0,05
ANOVA dilakukan dengan
b) Bandingkan p dengan taraf
membandingkan tingkat
signifikansi yang diperoleh
signifikansi yang ditetapkan
c) Jika signifikansi yang diperoleh
untuk penelitian dengan
> ɑ, maka sampel bukan berasal
probability value dari hasil
dari populasi yang berdistribusi
penelitian, (Ghozali, 2006 : 22).
normal ataukah tidak.
d) Uji Hipotesis
Fhitung 艈
Uji hipotesis, adalah metode െ ݊ െ

pengambilan keputusan yang di


dasarkan dari analis data, baik Keterangan :
dari percobaan yang terkontrol, R2 = Koefisien determinasi

23
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

n = Jumlah data X1 = Karakteristik individu


k = Jumlah variabel independen X2 = Motivasi kerja
3) Kofisien Determinasi (R2) a = Konstanta
Multikolinieritas terjadi apabila b = Koefisien regresi
nila R2 yang dihasilkan oleh suatu e = Faktor pengganggu
model regresi empiris sangat tinggi,
tetapi secara individual variabel - Hasil Penelitian Dan Pembahasan
variabel independent banyak yang A. Hasil Penelitian dan
tidak signifikan mempengaruhi Pembahasan
variabel dependent, (Ghozali, 2006 : 1. Uji Asumsi Klasik
21). a. Uji Multikoliner
e) Analisis Regresi Linier Uji Multikolineritas adalah
Berganda bagian dari uji asumsi klasik dalam
Analisis regresi linier berganda, analisis regresi linear berganda.
adalah analis yang mengukur Yang bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel bebas terhadap apakah dalam model regresi ini
variabel terikat, pengukuran ini terdapat interkolerasi (hubungan yan
melibatkan suatu variabel bebas ( x ) kuat) antara variabel independent.
dan variabel terikat ( y ), yang Model regresi yang baik seharusnya
dinamakan analisis regresi linier tidak terjadi interkolerasi antar
sederhana dengan rumus y = a + b x variabel independent atau bebas
nilai “ a “ adalah konstanta dengan (tidak terjadi gejala multikolineritas).
nilai “ b “ adalah koefisien regresi Salah satu cara yang akurat untuk
untuk variabel x. Metode mendeteksi ada atau tidaknya gejala
penganalisisan data menggunakan Multikolinearitas ini dengan
perhitungan statistik dan program menggunakan metode Tolerance
SPSS 17 untuk menguji hipotesis dan FIV (Vartance Inflation Factor).
yang telah ditetapkan apakah dapat Nilai tolerance yang rendah sama
diterima atau ditolak. Dalam dengan nilai VIF tinggi (VIF =
penelitian ini perhitungan statistik I/Tolerance) dan menunjukkan
menggunakan Model Analisis adanya kolinieritas yang tinggi.
Regresi dengan persamaan sebagai Nilai umum yang umum tinggi
berikut : (Ghozali, 2006 : 27). dipakai adalah tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF diatas 10.
Y = a + b1X1 +b2X2+ e Tingkat kolinieritas yang dapat
ditolerir adalah 0,95. Hasil Uji
Keterangan : Multikolinearitas dapat dilihat tabel
Y = Kinerja pegawai 10 dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Model Unstandardized Standar t Sig. Collinearity
Coefficients dized Statistics
Coefficie
nts
B Std. Beta Tolerance VIF
Error

24
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

(Constant) 12,238 3,313 3,694 ,001


karakteristik
1 individu -,047 ,085 -,056 -,547 ,587 ,811 1,232
motivasi
,694 ,090 ,792 7,741 ,000 ,811 1,232
kerja
a. Dependent Variable: kinerja karyawan
Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.

Dari data tabel diatas dapat diketahui baik adalah tidak terjadi gejala
bahwa syarat untuk lolos dari uji heteroskedastisitas. Sementara itu,
multikolinearitas sudah terpenuhi jika terjadi masalah atau gejala
oleh seluruh variabel independent heteroskedastisitas akan berakibat
yang ada, yaitu nilai tolerance pada sebuah keraguan (ketiak
sebesar 0,811 yang lebih dari 0,10 akuratan) pada uatu analisis regresi
dan nilai VIF sebesar 1,232 yang yang dilakukan. Yang bertujuan
lebih kecil dari 10. Maka dari itu unuk menguji apakah data dalam
dapat disimpulkan jadi model regresi model regresi ini terjadi
persamaan pengaruh karakteristik ketidaksamaan variance dari residual
individu dan motivasi kerja terhadap atau pengamatan ke pengamatan
kinerja karyawan di DPMPTSP yang lain. Jika variance dari residual
Kabupaten Brebes tidak terjadi satu pengamatan kepengamatan
interkorelasi antar variabel lainnya tetap, maka disebut
independent (tidak terjadi homoskedasitas. Model regresi yang
multikolinearitas). baik adalah yang homoskedasitas
b. Uji Heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas Dapat dilihat hasil uji
merupakan bagian dari uji asumsi heteroskedastisitas pada gambar 2 di
klasik dalam model regresi. Dimana bawah ini.
salah satu persyaratan yang harus Gambar 2. Grafik
dipenuhi dalm model regresi yang Scatterplot

Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.

Berdasarkan grafik diatas dapat tidak berkelompok atau mengumpul


terlihat bahwa distribusi data hanya diatas atau di bawah saja, dan
menyebar di atas atau di bawah data tidak mempentuk pola
angka 0 atau di sekitar angka 0, data bergelombang atau menyempit,

25
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

sehingga dapat disimpulkan bahwa 1) Jika d lebih kecil dari DL atau


model regresi ini tidak terjadi lebih besar dari (4-dL) maka
masalah heterosedasitas. hipotesis ditolak, yang berarti
c. Uji Autokorelasi terdapat masalah autokolerasi.
Untuk menguji apakah dalam 2) Jika terlekak antara du dan (4-du)
model regresi linier ada kolerasi maka hipotesis nol diterima yang
antara kesalahan penggangu pada berarti tidak terdapat masalah
periode t dengan kesalahan pada autokolerasi.
periode t dengn kesalahn pada 3) Jika d terletak diantara dL dan
periode tl (sebelumnya). Model yang DU atau diantara (4-dU) dan (4-
baik adalah regresi yang bebas dari dL) , maka tidak menghasilkan
autokolresi atau tidak terjadi masalah kesimpulan yang pasti. Dan
autokolerasi. untuk menentukan terjadi atau
Metode yang sering digunakan tidaknya masalah autokorelasi
adalah uji Durbin Watson dengan pada data ini dapat
ketentuan sebagai beriukut : menggunakan uji run test untuk
memperkuat hasil hipotesis.

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
Square the Estimate
1 ,770a ,592 ,575 2,22702 2,137
a. Predictors: (Constant), motivasi kerja, karakteristik individu
b. Dependent Variable: kinerja karyawan
Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.

DW = 2,137 nilai ini akan Uji normalitas merupakan syarat


dibandingkan dengan niali tabel sebelum dilakukannya analisis
signifikan 5% jumlah sampel (n) 51 regresi. Yang bertujuan untuk
jumlah variabel independent 2 ( K = menguji apakah nilai residual pada
2 ) maka dicari nilai dl = 1,468 dan model regresi berdistribusi normal
nilai du = 1,631 nilai 4-dl = 2,532 atau tidak. Model yang baik adalah
dan nilai 4-du =2,369. Jadi du < d < model distrubusi normal atau
4-du = 1,631 < 2,137 < 2,369 atau mendekati normal. Untuk melihat
nilai du lebih kecil dari nilai durbin- dilakukan dengan memperlihatkan
watson dan nilai durbin-watson lebih probability plot pada scatter plot
kecil dari nilai 4-du, sehingga dapat distribusi normal. Data dikatakan
disimpulkan model regresi pengaruh normal jika data atau titik menyebar
karakteristik individu dan motivasi disekitar garis diagonal dan
kerja terhadap kinerja karyawan di mengikuti arah garis diagonal, dan
DPMPTSP Kabupaten Brebes tidak jika sebaliknya data dikatakan tidak
terjadi masalah autokolerasi. terdistribusi normal jika data atau
d. Uji Normalitas titik menyebar jauh dari arah garis
atau tidak mengikuti diagonal.

26
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

Gambar 3. Grafik Normal P- P Plot

Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.


Berdasarkan grafik diatas dengan menggunkan non-parametrik
menunjukan bahwa semua data yang kolmogorov-smirnow. Dapat
ada berdistribusi normal, karena dikatakan nirmal jika nilai
membentuk garis diagonal maka data signifikansi > 0,05 maka nilai
tersebut memenuhi asumsi normal. residual berdistribusi normal, dan
Selain dengan melihat grafik, uji jika nilai signifikansi < 0,05 maka
normalitas data juga dilihat dengan nilai residual tidak berdistribusi
mengunakan uji statistik yaitu normal.

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 51
Mean 0E-7
Normal Parameters a,b
Std. Deviation 2,18202787
Absolute ,104
Most Extreme Differences Positive ,104
Negative -,074
Kolmogorov-Smirnov Z ,744
Asymp. Sig. (2-tailed) ,638
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.
Berdasarkan tabel diatas dua sampel yang tidak berpasangan.
menunjukan Asymp. Sig (2-tailed) Jika nilai signifikansi (2-tailed) <
0,638 lebih besar dari 艈 ≠ , 0,05, maka terdapat perbedaan yang
maka disimpulkan nilai residual signifikan antara hasil karakteristik
berdistribusi normal. individu dan motivasi kerja, dan
2. Uji Hipotesis sebaliknya jika nilai signifikansi (2-
a. Uji T tailed) > 0,05, maka tidak terdapat
Uji t atau uji independent sample perbedaan yang signifikan antara
t test digunakan untuk mengetahui hasil karakteristik individu dan
apakah terdapat perbedaan rata-rata motivasi kerja.

27
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

Tabel 7. Hasil Uji T (Parsial)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 12,238 3,313 3,694 ,001
1 karakteristik
-,047 ,085 -,056 -,547 ,587
individu
motivasi kerja ,694 ,090 ,792 7,741 ,000
a. Dependent Variable: kinerja karyawan
Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.
Hasilnya dibandingkan dengan kinerja karyawan (Y). Dan untuk
Ttabel dengan menggunakan derajat hasil variabel motivasi kerja sebesar
kebebasan DF (degree of freedom) Thitung 7,741 > Ttabel 2,011 maka ini
yaitu DF 5%, diperoleh Ttabel sebesar berarti Ho ditolak dan Ha diterima
2,011 dimana kriteria pengujian Ttest, dengan tingkat signifikansi sebesar
ialah jika Thitung > Ttabel, maka Ho 0,000 < 0,025, hal ini menunjukan
ditolak Ha diterima (signifikan), jika adanya pengaruh yang positif dan
Thitung < Ttabel atau α/2= 0,025, maka signifikan antara variabel motivasi
Ho diterima dan Ha ditolak (tidak kerja (X2) dengan kinerja karyawan
signifikan). Dari data diatas untuk (Y).
hasil variabel karakteristik individu b. Uji F
(X1) sebesar Thitung – 0,547 < Ttabel Karena variabel yang digunakan
2,011 maka ini berarti Ho diterima dalam penelitian ini lebih dari 2
dan Ha ditolak dengan tingkat variabel atau regresi linier berganda,
signifikansi sebesar 0,587 > 0,025, maka untuk menguji signifikansi atau
hal ini menunjukan pengaruh negatif koefisisen regresi digunakan uji F,
dan tidak signifikan antara variabel dan dari hasil perhitungn diperoleh
karakteristik individu (X1) dengan seperti tertera dalam tabel
Tabel 8. Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 345,624 2 172,812 34,844 ,000b
1 Residual 238,062 48 4,960
Total 583,686 50
a. Dependent Variable: kinerja karyawan
b. Predictors: (Constant), motivasi kerja, karakteristik individu
Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.
Berdasarkan tabel diatas motivasi kerja (X2) secara bersama-
diketahui Fhitung 34,844 > Ftabel 3,19, sama terhadap kinerja karyawan (Y).
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < c. Uji Determinasi (R2)
0,05, maka hipotesis nol ditolak, Untuk mengetahui persentase
berarti bahwa ada pengaruh yang sumbangan variabel pengaruh
positif dan signifikan anatara karakteristik individu (X1) dan
karakteristik individu (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja

28
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

karyawan (Y) dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil Uji


tabel 16. Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,770a ,592 ,575 2,227
a. Predictors: (Constant), motivasi kerja, karakteristik individu
Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.

Berdasarkan tabel diatas diketahui 3.


Analisis Regresi Linear
nilai R Square sebesar 0,592, hal ini Berganda
mengandung arti bahwa variabel Analisis regresi berganda
karakteristik individu dan motivasi bertujuan untuk mengetahui ada atau
kerja secara simultan mempengaruhi tidaknya pengaruh dua atau lebih
naik turunnya variabel kinerja variabel bebas (X) terhadap variabel
karyawan adalah sebesar 59,2 %. terikat (Y). data tersebut dapat dilihat
pada tabel 17.
Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 12,238 3,313 3,694 ,001
1 karakteristik
-,047 ,085 -,056 -,547 ,587
individu
motivasi kerja ,694 ,090 ,792 7,741 ,000
a. Dependent Variable: kinerja karyawan
Sumber : Data primer diolah tahun, 2019.
Untuk mengetahui besarnya jika karakteristik individu naik
pengaruh karakteristik individu (X1) sebesar 1 satuan.
dan motivasi kerja (X2) terhadap 3. Kinerja karyawan
kinerja karyawan (Y), menggunakan akan meningkat
analisis regresi linier berganda. sebesar 0,224 jika
Adapun perhitungan yang dilakukan motivasi naik sebesar
adalah data hasil survei yang diisi 1 satuan.
sebanyak 51 responden dan Penutup
berdasarkan tabel 13 diatas dapat A. Kesimpulan
juga dibuat persamaan regresi linier 1. Hasil dari penelitian pengaruh
berganda sebagai berikut : variabel karakteristik individu
Y = 12,238 – 0,047 X1 + 0,694 X2 + (X1) sebesar Thitung – 0,547 <
3,313 Ttabel 2,011 maka ini berarti Ho
Yang berarti bahwa : diterima dan Ha ditolak dengan
1. Kinerja karyawan akan konstan tingkat signifikansi sebesar
sebesar 24,068 satuan jika tidak 0,587 > 0,025, hal ini
ada karakteristik individu dan menunjukan pengaruh negatif
motivasi. dan tidak signifikan antara
2. Kinerja karyawan akan variabel karakteristik individu
meningkat sebesar 0,110 satuan (X1) dengan kinerja karyawan

29
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

(Y). Dan untuk hasil variabel sebesar 0,694, dengan demikian


motivasi kerja sebesar Thitung hipotesis ketiga dinyatakan tidak
7,741 > Ttabel 2,011 maka ini ditolak.
berarti Ho ditolak dan Ha B. Saran
diterima dengan tingkat 1. Menurut teori maslow (1996),
signifikansi sebesar 0,000 < ada lima kebutuhan dalam
0,025, hal ini menunjukan motivasi kerja, dan yang
adanya pengaruh yang positif menurut saya kebutuhan
dan signifikan antara variabel motivasi kerja yang perlu
motivasi kerja (X2) dengan ditingkatkan seperti kebutuhan
kinerja karyawan (Y). akan rasa aman dan kebutuhan
2. Hasil dari penelitian diketahui akan penghargaan untuk lebih
Fhitung 34,844 > Ftabel 3,19, dan meningkatkan kinerja karyawan
nilai signifikansi sebesar 0,000 < di DPMPTSP Kabupaten Brebes.
0,05, maka hipotesis nol ditolak, 2. Perlu adanya peningkatan pada
berarti bahwa ada pengaruh yang variabel yang mempunyai
positif dan signifikan anatara pengaruh kecil terhadap kinerja
karakteristik individu (X1) dan karyawan, agar kinerja karyawan
motivasi kerja (X2) secara dapat lebih optimal.
bersama-sama terhadap kinerja 3. Melakukan riset yang lebih
karyawan (Y). spesifik karena dari penelitian
3. Dari kedua variabel yang ini diketahui 3,313 % masih ada
mempengaruhi kinerja karyawan faktor-faktor lain yang
di DPMPTSP Kabupaten Brebes, mempengaruhi kinerja karyawan
variabel yang paling dominan di DPMPTSP Kabupaten Brebes.
adalag variabel motivasi kerja

DAFTAR PUSTAKA

Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.
Edhi Prasetyo dan Wahyuddin. 2003. Pengaruh Motivasi dan Kepuasan
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Riyadi Palace Hotel di
Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang ; Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hani T Handoko. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Henry Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
BP STIE YKPN.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicku. 2005. Perilaku Organsasi. Jakarta ;
Salemba Empat.

30
Jurnal Strategik Vol. VII No. 2 November 2019

Leteiner, A.R dan Leveine, IE. 1985. Teknik Memimpin Pegawai dan
Pekerja, (Terjemahan Imam Sujono), Jakarta : Aksara baru.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi 10th Edisi Indonesia. Yogyakarta ;
Penerbit ANDI
Malayu SP Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta : STIE YKPN.
M. Manullang. 1981. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nuzsep Almigo. 2004. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Produktivitas
Kerja Karyawan. Jurnal PSYCHE. Vol. 1, No. 1, Desember 2004.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4, Jakarta :
Salemba Empat.
Sinambela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan
Impikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sondang P Siagian. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi ke 1
Cetakan Ketiga. PT Bima Aksara, Jakarta.
Suharto dan Budi Cahyono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi,
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia,
di sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah, JRBI. Voll. 1, No. 1, Januari 2005 :
13-30.
Strauss dan Sayless. 1990. Manajemen Personalia, Buku ke-3 (Terjemahan
Ny. Rochmulyati Hamzah), Jakarta : Sapdodadi.

31

You might also like