You are on page 1of 10

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMUNIKASI DAN LINGKUNGAN

KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KECAMATAN JUMANTONO


KABUPATEN KARANGANYAR

Setyaningsih Sri Utami


Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Agus Hartanto
Pemerintah Kabupaten Karanganyar

ABSTRACT
The objective of the research is to analyses (1) the impact of leadership
towards employee’s performance, (2) the impact of motivation towards
employee’s performance, (3) the impact of communication towards
employee’s performance, (4) the impact of work environment towards
employee’s performance, (5) variable the most influencing towards
employee’s performance.
The analysis result shows the regression equation is : Y = -3,675 +
0,417X1 + 0,213X2 + 0,148X3 + 0,572X4 + e. ; (1) The t test variable of
leadership, motivation, communication, and work environment with p value
0,018; 0,041; 0,178; and 0,005; so the variables of leadership, motivation,
and work environment have a positive anf significantly effect on the
employee’s performance, but communication variable has not significantly
effect on the employee’s performance. (2) Work environment variable have
most dominant influence to the employee’s performance, because t-value of
work (3,040) are bigger than another variables. (3) Coefficient determination
test is Adjusted R2 = 0,792.
The conclusion of the research that: (1) Leadership had a positive and
significance effect to the employee’s performance of the Jumantono
Subdistrict in Karanganyar Regency, (2) Motivation have a positive and
significance effect to the employee’s performance of the Jumantono
Subdistrict in Karanganyar Regency, (3) Communication has not significantly
effect to the employee’s performance of the Jumantono Subdistrict in
Karanganyar Regency, (4) Work environment have a positive and
significance effect to the employee’s performance of the Jumantono
Subdistrict in Karanganyar Regency, (5) Work environment variable have
most dominant influence to the employee’s performance.

Keywords : leadership, motivation, communication, work environment, the


employee’s performance

PENDAHULUAN menyelesaikan tugasnya dengan baik.


Manajemen yang baik dalam suatu Seorang camat hendaknya memiliki
organisasi sangat tergantung pada kemampuan yang lebih memadai, sehing-
kepemimpinan dalam melaksanakan ga dapat memimpin dan meningkatkan
fungsi perencanaan, pengorganisasian, kinerja pegawai yang dipimpinnya.
koordinasi, dan kontrol. Kantor kecamatan Keberhasilan organisasi kecamatan
memiliki pemimpin yang disebut camat. sangat tergantung kepada sumber daya
Camat perlu memiliki dan menguasai manusia, dalam hal ini camat dan seluruh
kemampuan manajerial agar dapat pegawai. Selain kemampuan manajerial

58 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 58 – 67


pimpinan, faktor motivasi juga dapat karena adanya sesuatu perilaku yang
mempengaruhi kinerja bawahannya. tampak. Motivasi merupakan masalah
Instansi kecamatan bukan saja kompleks dalam organisasi, karena
mengharapkan pegawai yang mampu, kebutuhan dan keinginan setiap anggota
cakap, dan terampil, tetapi yang organisasi berbeda, oleh sebab itu
terpenting mereka mau bekerja giat dan pimpinan penting mengetahui apa yang
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja menjadi motivasi para pegawai atau
yang optimal. Kemampuan, kecakapan, bawahannya. Adanya motivasi dalam
dan ketrampilan pegawai tidak ada artinya melaksanakan pekerjaannya secara
bagi organisasi, jika mereka tidak mau otomatis akan meningkatnya kinerja
bekerja keras dengan mempergunakan pegawai.
kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan Kinerja selain dipengaruhi oleh
yang dimilikinya, oleh karena itu, motivasi kepemimpinan dan motivasi juga sangat
penting karena dengan motivasi dipengaruhi oleh lingkungan kerja, Sri
diharapkan setiap individu pegawai mau Budi Cantika Yuli (2005: 112). Lingkungan
bekerja keras dan antusias untuk kerja yang nyaman dan kondusif
mencapai kinerja yang tinggi. menjadikan pegawai menjadi senang
Instansi kecamatan sebagai suatu bekerja dan pada akhirnya kinerja
organisasi memerlukan personil yang pegawai menjadi meningkat. Kondisi
memiliki kemampuan dan motivasi yang lingkungan yang semakin kompleks dan
tinggi yang dapat mewujudkan tujuan turbulen mengakibatkan tingkat
organisasi, oleh karena itu, baik camat ketidakpastian lingkungan kerja menjadi
maupun pegawai sebagai komponen sangat tinggi. Ketidakpastian lingkungan
personil kecamatan diharapkan mampu kerja merupakan variabel kontekstual
menunjukkan kinerja dan komunikasi karena variabel tersebut menyebabkan
yang baik dalam melaksanakan aktivitas perencanaan dan pengendalian
pekerjaannya, sehingga secara optimal manajemen menjadi sulit. Lingkungan
dapat mencapai hasil yang diharapkan kerja merupakan salah satu unsur pokok
dari tugasnya. Seorang camat sebagai dalam proses bekerja, karena dengan
pimpinan memiliki tanggung jawab yang lingkungan yang kondusif akan
besar terhadap organisasi kecamatan, menyebabkan kinerja pegawai menjadi
sehingga camat harus dapat mengarah- meningkat.
kan, mengorganisasikan, mengendalikan, Sejak diberlakukannya Undang-
memberi motivasi dan komunikasi yang Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang
baik kepada pegawai agar bersama-sama Pemerintahan Daerah yang kemudian
dapat meningkatkan kinerjanya sehingga berubah menjadi Undang-Undang Nomor
tujuan organisasi dapat tercapai. Di 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
samping itu seorang camat harus bisa Daerah atau dalam istilah yang lebih
mengkoordinasi pada instansi-instansi populer sering disebut sebagai Undang-
vertikal lainnya. Undang Otonomi Daerah, telah
Motivasi adalah keadaan dalam mengakibatkan perubahan terhadap pola
pribadi seseorang yang mendorong penyelenggaraan pemerintahan baik di
keinginan individu untuk melakukan tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai ini tidak terkecuali Kecamatan sebagai
suatu tujuan. Motivasi yang ada pada bagian pemerintahan yang secara hirarkis
seseorang akan mewujudkan suatu merupakan perpanjangan tangan dari
perilaku yang diarahkan pada tujuan pemeritah kabupaten atau kota.
mencapai sasaran kepuasan. Motivasi Kecamatan Jumantono terletak di
bukanlah sesuatu yang dapat diamati, Jalan Kakum, Genengan, Jumantono.
tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan, Memiliki luas wilayah 863,26 Ha dengan

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Komunikasi dan … (Setyaningsih SU & Agus H.) 59


jumlah penduduk 109.320 jiwa. Visi Keca- serta dia sebagai penanggung jawab
matan Jumantono adalah terwujudnya utama.
pelaksanaan tugas Pemerintahan, Davis dalam Sri Budi Cantika Yuli
Pembangunan dan Kemasyarakatan serta (2005: 167) mendefinisikan pimpinan
tercapainya pelayanan kepada masyara- sebagai kemampuan untuk membujuk
kat yang simpatik, cepat, tepat yang orang lain dalam mencapai tujuan
didukung dengan sumber daya manusia yang telah ditetapkan secara antusias.
yang memadai. Dengan demikian, kepemimpinan me-
Dalam pelaksanaan pemberian pela- rupakan kecakapan atau kemampuan
yanan kepada masyarakat, maka pegawai seseorang untuk membujuk orang lain
kecamatan dituntut untuk dapat mempersi- agar bersedia bekerja keras dalam
apkan diri sebagai abdi masyarakat yang mencapai tujuan organisasi yang telah
profesional dan handal untuk menghadapi ditetapkan.
tantangan globalisasi. Tercapainya tujuan b. Fungsi kepemimpinan
suatu organisasi tidak dapat terlepas dari Salah satu kriteria dalam menilai efek-
sumber daya manusia yang ada dalam tivitas kepemimpinan adalah kemam-
organisasi. Sebagai pelaku kegiatan puannya dalam mengambil keputusan.
dalam organisasi, sumber daya manusia Tetapi kriteria itu saja tidaklah cukup,
(pegawai) yang ada harus dapat masih ada kriteria lain yang penting
didayagunakan secara efektif dan efisien. untuk diperhatikan dalam menilai efek-
Begitu kompleksnya kewenangan tivitas kepemimpinan seseorang. Krite-
yang saat ini diberikan kepada kecamat- ria yang dimaksud adalah kemampuan
an, maka dengan suatu asumsi dasar seorang pemimpin menjalankan
bahwa kualitas pemberian pelayanan
berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan.
kepada masyarakat biasanya akan sangat
c. Fungsi penentu arah
ditentukan oleh kedekatan organisasi pe-
Setiap organisasi, baik yang berskala
nyelenggara pelayanan dengan masyara-
besar, menengah atau pun kecil
kat yang menerima layanan. Keterbatasan
semuanya pasti dibentuk dalam
sumber daya yang ada, baik ditinjau dari
rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
aspek sumber daya manusia, fisik, tekno-
Keterbatasan sumber daya organisasi
logi dan finansial, kondisi tersebut tentu-
nya merupakan sebuah tantangan yang mengharuskan pemimpin untuk
tidak ringan. Apalagi di era reformasi saat mengelolanya dengan efektif, dengan
ini, ketika tuntutan masyarakat akan kata lain arah yang hendak dicapai
meningkatnya disiplin kerja semakin oleh organisasi menuju tujuannya ha-
mengkristal. Kata kunci dari persoalan rus sedemikian rupa sehingga meng-
tersebut tentunya akan sangat tergantung optimalkan pemanfaatan dari segala
sampai sejauh mana kecamatan mampu sarana dan prasarana yang ada. Arah
menunjukkan kinerja yang optimal dalam yang dimaksud tertuang dalam strategi
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dan taktik yang disusun oleh pimpinan
sesuai kewenangan yang dimiliki. dalam organisasi.
d. Fungsi sebagai juru bicara
Kepemimpinan Fungsi ini mengharuskan seorang
a. Definisi kepemimpinan pemimpin untuk berperan sebagai
Kepemimpinan menurut Fiedler dalam penghubung antara organisasi dengan
Sri Budi Cantika Yuli, (2005: 166) pihak-pihak luar yang berkepentingan
adalah seseorang yang berada dalam seperti pemilik saham, pemasok,
kelompok, sebagai pemberi tugas atau penyalur, lembaga keuangan dan
sebagai pengarah dan mengkoordina- instansi pemerintah yang terkait.
sikan kegiatan kelompok yang relevan, e. Fungsi sebagai komunikator

60 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 58 – 67


Suatu komunikasi dapat dikatakan Atas dasar kenyataan di atas, maka
berlangsung dengan efektif apabila keberhasilan organisasi dalam mencapai
pesan yang ingin disampaikan oleh tujuan yang diinginkan sangat bergantung
sumber pesan tersebut diterima dan pada kemampuan pemimpin, yaitu apakah
diartikan oleh sasaran komunikasi pemimpin tersebut mampu menggerakkan
(penerima pesan). Fungsi pemimpin semua sumber daya yang tersedia dan
sebagi komunikator disini lebih dite- waktu secara efektif dan efisien serta
kankan pada kemampuannya untuk terpadu dalam suatu proses manajemen.
mengkomunikasikan sasaran-sasaran, Pola kepemimpinan dalam setiap organi-
strategi dan tindakan yang harus sasi selalu berbeda-beda. Pola kepemim-
dilakukan bawahan. pinan organisasi berbeda dengan pola
f. Fungsi sebagai mediator kepemimpinan partai politik.
Konflik-konflik yang terjadi atau ada-
nya perbedaan-perbedaan kepentingan Motivasi
dalam organisasi menuntut kehadiran Motivasi atau motivation berarti
seorang pemimpin dalam menyelesai- pemberian motif, penimbulan motive atau
kan permasalahan yang ada. Kiranya hal yang menimbulkan dorongan atau
sangat mudah membayangkan bahwa keadaan yang menimbulkan dorongan.
tidak ada seorang pemimpin yang Motivasi dapat pula diartikan faktor yang
akan membiarkan situsi demikian ber- mendorong orang untuk bertindak dengan
langsung dalam organisasi yang di- cara tertentu, Marihot AMH Manulang
pimpinnya dan akan segera berusaha (2006: 165). Dalam kamus administrasi,
keras untuk menanggulanginya. Sikap The Liang Gie dalam Marihot AMH
yang demikian pasti diambil oleh Manulang (2006: 165) memberikan peru-
seorang pemimpin, sebab jika tidak, musan akan motivating atau pendorong
citranya sebagai seorang pemimpin kegiatan yaitu sebagai pekerjaan yang
akan rusak, kepercayaan terhadap dilakukan oleh seseorang manajer dalam
kepemimpinan akan merosot dan memberikan inspirasi, semangat dan
bahkan mungkin hilang. dorongan kepada orang lain, dalam hal ini
g. Fungsi sebagai integrator pegawainya untuk mengambil tindakan-
Integrator itu adalah pimpinan. Setiap tindakan. Pemberian dorongan ini bertuju-
pimpinan, terlepas dari hirarki jabatan- an untuk menggiatkan orang-orang atau
nya dalam organisasi, sesungguhnya pegawainya agar mereka bersemangat
adalah integrator, hanya saja cakupan- dan dapat mencapai hasil sebagaimana
nya berbeda-beda. Semakin tinggi ke- dikehendaki dari orang-orang tersebut.
dudukan seseorang dalam hirarki kepe- Menurut Simamora dalam Srie Yono
mimpinan dalam organisasi, semakin (2004: 91) motivasi adalah sesuatu yang
penting pula makna peranan tersebut. memulai gerakan atau sesuatu yang
h. Kedudukan pemimpin dalam organisasi membuat orang bertindak atau berperilaku
Di dalam suatu organisasi, dalam pe- dengan cara-cara tertentu. Motivasi timbul
nelitian ini adalah kecamatan, pemim- dari diri seorang pegawai dimulai dari pe-
pin (camat) mempunyai kedudukan ngenalan secara sadar suatu kebutuhan
yang strategis dan penting. Secara yang belum terpenuhi, kemudian ditetap-
umum pemimpin mempunyai fungsi kan sasaran yang diperkirakan akan
sebagai penggerak dan dinamisator memenuhi kebutuhan yang selanjutnya
dari sumber daya manusia, alam, dana akan diikuti dengan tindakan untuk men-
dan sarana yang disiapkan oleh se- capai sasaran tersebut, sehingga kebu-
kumpulan manusia yang berorganisa- tuhannya dapat terpenuhi. Sedangkan
si, Supriyanto (2002: 51). menurut Sri Budi Cantika Yuli (2005: 142),
motivasi kerja adalah kondisi yang berpe-

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Komunikasi dan … (Setyaningsih SU & Agus H.) 61


ngaruh membangkitkan mengarahkan dan dimaksudkan dalam teori motivasi
memelihara perilaku yang berhubungan Herzberg adalah adanya dua rangkaian
dengan lingkungan kerja. kondisi. Kondisi pertama dimana orang
Berdasarkan beberapa pengertian di merasa sehat dan faktor yang
atas dapat disimpulkan bahwa bentuk memotivasi (hygiene-motiators) dan
motivasi berkaitan dengan mental sebagai faktor ekstrinsik dan instrinsic (extrinsic-
tenaga pendorong atau menggerakkan, intrinsic).
mengarahkan dan mempertahankan c. Teori motivasi McClelland
tingkah laku. Motivasi tersebut memegang Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peranan yang sangat penting dalam David McClelland menunjukkan bahwa
bekerja, sehingga seseorang bermotivasi kebutuhan yang kuat untuk berprestasi,
tinggi akan berusaha rnelaksanakan dorongan untuk berhasil berhubungan
tugasnya dengan sekuat tenaga, agar dengan sejauh mana orang tersebut
pekerjaannya berhasil sesuai dengan termotivasi untuk mengerjakan
kemampuannya dan semakin mudah tugasnya.
untuk mencapai keberhasilannya. Tiga kebutuhan yang dikemukakan
Ada banyak teori motivasi yang oleh McClelland adalah kebutuhan
berusaha menjelaskan tentang hubungan akan prestasi (need for achievement),
antara perilaku dan hasilnya. Teori-teori kebutuhan akan afiliasi (need for
motivasi tersebut antara lain, Sri Budi affiliation) dan kebutuhan akan
Cantika Yuli (2005: 145). kekuasaan (need for power). Orang
a. Teori kebutuhan Maslow dengan kebutuhan yang tinggi
- Kebutuhan Fisiologis cenderung suka bertanggung jawab
Meliputi kebutuhan akan sandang, untuk memecahkan berbagai macam
pangan, papan dan lain-lain. persoalan, mereka cenderung
- Kebutuhan rasa aman menetapkan sasaran yang cukup sulit
Meliputi kebutuhan keamanan untuk mereka sendiri mengambil risiko
dalam kerja maupun keamanan yang sudah diperhitungkan untuk
mendapat nafkah dan kerja.
mencapai sasaran tersebut.
- Kebutuhan sosial
Meliputi kebutuhan untuk meneri-
Komunikasi
ma atau diterima dalam suatu
Komunikasi merupakan proses
lingkungan baik lingkungan kerja
penyampaian informasi (penjelasan) dari
maupun lingkungan masyarakat.
pimpinan (pejabat struktural) kepada
- Kebutuhan ego
Meliputi kebutuhan untuk memper- stafnya. Kriteria komunikasi yang efektif
tahankan diri atau pengembangan paling tidak harus menimbulkan lima hal,
diri. yaitu:
- Kebutuhan aktualisasi diri a. Pengertian, yaitu pemahaman dan
Meliputi kebutuhan untuk mengak- penerimaan yang cermat terhadap isi
tualisasikan dirinya mencapai pesan seperti yang dimaksud
prestasi atau penghargaan. komunikator.
b. Teori dua faktor Herzberg b. Kesenangan, yaitu bahwa dengan
Yang dimaksud dengan dua faktor berkomunikasi akan menimbulkan rasa
tentang motivasi yang dikemukakan senang dan puas bagi pihak-pihak
oleh Herzberg adalah faktor yang yang berkomunikasi.
membuat orang merasa puas c. Mampu merubah sikap, artinya komu-
(satisfers) dan faktor yang membuat nikasi yang dilakukan dapat mempe-
orang tidak puas (dissatisfers). Dalam ngaruhi sikap peserta komunikasi
pandangan lain, dua faktor yang sesuai dengan isi pesan.

62 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 58 – 67


d. Hubungan sosial yang baik, maksud- an kerja dan motivasi itu pun ditentukan
nya komunikasi bertujuan menumbuh- pula oleh faktor-faktor limngkungan
kan dan mengembangkan hubungan organisasi itu”. Sedangkan Hendiana
sosial ke arah yang lebih baik. dalam Ishak Arep dan Hendri Tanjung
e. Tindakan, merupakan hasil akhir dari (2004: 46) “mengatakan faktor motivasi
proses komunikasi yang efektif, me- yang berhubungan nyata terhadap kondisi
nimbulkan tindakan nyata dan positif, pemberdayaan pegawai diantaranya yaitu
Tubs dan More dalam Jalaluddin kondisi lingkungan kerja baik secara fisik
Rahmat (2000: 57). maupun non fisik”.
Komunikasi dikatakan efektif bila Penciptaan lingkungan kerja yang
menimbulkan: menyenangkan dan dapat memenuhi
a. Pengertian bersama, artinya pihak- kebutuhan pegawai akan memberikan
pihak yang berkomunikasi dapat rasa puas dan mendorong semangat kerja
mencapai saling pengertian dan mereka. Lingkungan kerja yang kurang
pemahaman bersama. mendapat perhatian akan membawa
b. Kepercayaan, artinya menerima dan dampak negatif dan menurunkan sema-
mempercayai informasi yang diguna- ngat kerja, hal ini disebabkan pegawai
kan bersama sebagai sesuatu yang dalam melaksanakan tugas mengalami
benar serta menerima pihak yang gangguan, sehingga kurang semangat
menggunakan informasi sebagai se- dan kurang mencurahkan tenaga dan
orang yang jujur dan dapat dipercaya. pikirannya terhadap tugasnya.
c. Persetujuan, artinya saling mencapai Dengan lingkungan kerja yang baik
penafsiran dan kesepakatan bersama dan nyaman, para pekerja akan dapat
diantara peserta komunikasi. Kincaid bekerja dengan baik tanpa adanya
dan Schram dalam Jalaludin Rahmat gangguan-gangguan yang berarti,
(2000: 59). misalnya polusi asap, polusi udara dan
Berdasarkan pendapat di atas dapat gangguan-gangguan yang lainnya, oleh
disimpulkan bahwa komunikasi efektif karena itu lingkungan kerja yang baik
dapat tercapai apabila komunikasi ter- sangat diperlukan oleh setiap orang pada
sebut telah mencapai saling pengerti- saat bekerja.
an dan saling percaya sehingga me- Secara genetik, setiap individu mem-
nimbulkan perilaku untuk bekerjasama. punyai kemampuan untuk menyesuaikan
Menurut Alex S. Nitisemito (1997: 240) diri terhadap lingkungan pola perilaku
“untuk melaksanakan komunikasi yang tertentu untuk menanggulangi masalah
baik dalam organisasi, sebagai syarat lingkungan. Namun demikian pembentuk-
mutlak adalah adanya jalinan pengerti- an lingkungan kerja yang mendukung
an antara yang menyampaikan komuni- produktivitas kerja akan menimbulkan
kasi dan yang menerima komunikasi”. kepuasan kerja bagi pekerja dalam suatu
Komunikasi merupakan hal yang organisasi (Kegan dalam Fraser, 1993: 83).
penting dalam setiap organisasi.
Dengan komunikasi yang baik akan Kinerja Pegawai
tercipta kesamaan pengertian Pejabat Kualitas sumber daya manusia
Struktural dengan staf di bawahnya. merupakan suatu tuntutan yang tidak
dapat ditawar lagi, terutama apabila
Lingkungan Kerja meletakkan suatu keunggulan persaingan
Buchori Zainun (2000: 59) “menga- dalam merebut pasar kerja yang dituju.
takan bahwa kinerja pegawai ditentukan Apalagi dalam era globalisasi dewasa ini,
pula oleh faktor-faktor lingkungan luar dan seiring dengan kemajuan teknologi dan
iklim kerja organisasi. Bahkan kemampu- arus informasi yang deras dan terbuka

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Komunikasi dan … (Setyaningsih SU & Agus H.) 63


bagi semua negara. Hal ini menuntut Pertimbangan itu nantinya akan dipergu-
adanya berbagai tindakan dan kebijaksa- nakan sebagai bahan untuk penetapan
naan untuk mengantisipasi dan menye- kenaikan gaji, promosi, pensiun dan pe-
suaikan diri terhadap perubahan- rencanaan pengembangan karir. Dampak
perubahan yang sedang berlangsung, utama dari program penilaian ini adalah
yang pada gilirannya adalah mempersiap- memberikan pengaruh motivasional
kan sumber daya manusia yang unggul terhadap mereka yang dinilai.
dan siap menghadapi perubahan ling-
kungan tersebut. METODE PENELITIAN
Peningkatan kualitas sumber daya Lokasi penelitian tentang kepemim-
tersebut pada dasarnya mempunyai tuju- pinan, motivasi, komunikasi dan lingkung-
an agar output dapat terserap dan laku di an kerja terhadap kinerja pegawai adalah
pasaran kerja, sebab adanya pekerjaan Kecamatan Jumantono Kabupaten
dapat memberikan status ekonomi dan Karanganyar. Populasi dalam penelitian
sosial serta harga diri tersendiri bagi ini adalah seluruh pegawai di Kecamatan
setiap individu yang akhirnya mempunyai Jumantono Kabupaten Karanganyar yang
dampak pada kehidupan lingkungan berjumlah 32 orang. Keseluruhan
masyarakat sekitarnya. Dengan kata lain, populasi dijadikan sebagai sampel.
pembangunan sekarang harus lebih Sumber data diperoleh dari sumber
ditujukan pada suatu pengembangan data primer dan sumber data sekunder,
penduduk Indonesia menjadi sumber sedang jenis data yang diperlukan dalam
daya manusiawi dengan potensi ekonomi. penelitian ini adalah data kuantitatif dan
Menyadari akan peran dan porsinya di data kualitatif. Prosedur pengumpulan
dalam memanfaatkan lapangan kerja data dalam penelitian ini menggunakan
yang ada, cepat atau lambat merupakan observasi dan kuesioner
suatu kebutuhan yang tidak lain adalah Uji Instrumen menggunakan uji
peningkatan kualitas pendidikan dan validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis
pelatihan sebagai usaha penguasaan ilmu data menggunakan analisis deskriptif,
pengetahuan dan teknologi. yaitu bentuk analisis data penelitian untuk
Untuk mengetahui apakah pegawai menguji generalisasi hasil penelitian
yang dilatih dan dikembangkan itu berdasarkan sampel. Uji hipotesis
memperoleh manfaat dari apa yang menggunakan uji regresi linier berganda,
mereka lakukan, maka perlu dilakukan uji t, Koefisien Determinasi (R2 )
evaluasi atau penilaian atas prestasi
mereka. Prestasi kerja (job performent) HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan hasil kerja secara kualitas dan Dalam penelitian ini item pertanyaan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang untuk setiap variabel baik dependen
pegawai dalam melaksanakan tugasnya maupun independen lolos uji instrumen
sesuai dengan tanggung jawab yang dan asumsi klasik, sedangkan untuk uji
diberikan kepadanya. regresi linier berganda uji t koefisien
Penilaian prestasi kerja (appraisal determinasi adalah sebagai berikut:
performance) adalah proses penilaian
prestasi kerja pegawai yang dilaukan oleh Analisis Regresi Linier Berganda
organisasi terhadap pegawainya secara Analisis regresi linier berganda
sistematik dan formal berdasarkan peker- bertujuan untuk mengetahui pengaruh
jaan yang ditugaskan kepadanya. Dalam kepemimpinan, motivasi, komunikasi, dan
hal ini pimpinan (camat) harus terus mela- lingkungan kerja terhadap kinerja
kukan pertimbangan mengenai hasil pres- pegawai.
tasi kerja para bawahannya (pegawai).

64 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 58 – 67


Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig
1 (Constant) -3.675 5.180 -709 .484
Kepemimpinan .417 .165 .300 2.522 .018
Motivasi .213 .099 .217 2.150 .041
Komunikasi .148 .107 .153 1.384 .178
Lingkungan Kerja .572 .188 .405 3.040 .005
a. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, pengaruh kepemimpinan, motivasi,


komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh model regresi
sebagai berikut:

Y = -3,675 + 0,417 X1 + 0,213 X2 + 0,148 X3 + 0,572 X4 + e

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :


a = -3,675 artinya apabila kepemimpinan, motivasi, komunikasi, dan ling-kungan kerja
sama dengan 0 maka kinerja pegawai adalah negatif.
b1 = 0,417 artinya kepemimpinan berpe-ngaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Apabila kepemim-pinan semakin ditingkatkan, maka kinerja pegawai
semakin meningkat dengan asumsi variabel motivasi, komunikasi, dan
lingkungan kerja dianggap konstan.
b2 = 0,213 artinya motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pega-wai. Apabila
motivasi semakin ditingkatkan, maka kinerja pegawai semakin meningkat
dengan asumsi variabel kepe-mimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja
dianggap konstan.
b3 = 0,148 artinya komunikasi berpenga-ruh positif terhadap kinerja pegawai. Apabila
komunikasi semakin ditingkatkan, maka kinerja pegawai semakin meningkat
dengan asumsi variabel kepemimpinan, moti-vasi, dan lingkungan kerja
dianggap konstan.
b4 = 0,572 artinya lingkungan kerja ber-pengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Apabila lingkungan kerja semakin ditingkatkan, maka kinerja pegawai
semakin meningkat dengan asumsi variabel kepemimpinan, motivasi, dan
komunikasi dianggap konstan.

Pengujian Hipotesis
a. Uji t
1) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
Uji signifikansi pengaruh kepemim-pinan terhadap kinerja pegawai diperoleh thitung
sebesar 2,522 dengan p value sebesar 0,018. Dengan demikian diketahui bahwa
p value < 0,05 berarti kepemimpin-an berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai pada tingkat signi-fikansi 5%.
2) Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai
Uji signifikansi pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai diperoleh
thitung sebesar 2,150 dengan p value sebesar 0,041. Dengan demikian diketahui
bahwa p value < 0,05 berarti motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai pada tingkat signifikansi 5%.

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Komunikasi dan … (Setyaningsih SU & Agus H.) 65


Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square The Estimate
1 .905a .819 .792 2.087
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Motivasi,
Komunikasi, Kepemimpinan

3) Pengaruh komunikasi terhadap dan lingkungan kerja dalam mempe-


kinerja pegawai ngaruhi kinerja pegawai adalah sebe-
Uji signifikansi pengaruh komunika- sar 79,2% sisanya 20,8% dipengaruhi
si terhadap kinerja pegawai dipero- variabel lain di luar model misalnya
leh thitung sebesar 1,384 dengan p kepuasan kerja, budaya organisasi,
value sebesar 0,178. Dengan komitmen, dan lain-lain.
demikian diketahui bahwa p value
> 0,05 berarti komunikasi tidak ber- KESIMPULAN
pengaruh signifikan terhadap kiner- Berdasarkan hasil pengujian
ja pegawai pada tingkat signifikansi diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
5%. 1. Kepemimpinan berpengaruh signifikan
4) Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di
terhadap kinerja pegawai Kecamatan Jumantono Kabupaten
Uji signifikansi pengaruh lingkung- Karanganyar, Hal ini dibuktikan dari
an kerja terhadap kinerja pegawai hasil uji t yang menghasilkan p value
diperoleh thitung sebesar 3,040 (0,018) < 0,05.
dengan p value sebesar 0,05. 2. Motivasi berpengaruh signifikan
Dengan demikian diketahui bahwa terhadap kinerja pegawai di
p value < 0,05 berarti lingkungan Kecamatan Jumantono Kabupaten
kerja berpengaruh signifikan terha- Karanganyar, Hal ini dibuktikan dari
dap kinerja pegawai pada tingkat hasil uji t yang menghasilkan p value
signifikansi 5%. (0,041) < 0,05.
5) Uji variabel yang dominan berpe- 3. Komunikasi tidak berpengaruh
ngaruh terhadap kinerja pegawai signifikan terhadap kinerja pegawai di
Berdasarkan hasil uji t diketahui Kecamatan Jumantono Kabupaten
nilai t hitung variabel kepemimpin- Karanganyar, Hal ini dibuktikan dari
an sebesar 2,522; variabel motivasi hasil uji t yang menghasilkan p value
sebesar 2,150, variabel komunikasi
(0,178) < 0,05.
sebesar 1,384 dan variabel ling-
4. Lingkungan kerja berpengaruh
kungan kerja sebesar 3,040. Meli-
signifikan terhadap kinerja pegawai di
hat besarnya nilai t hitung tersebut
Kecamatan Jumantono Kabupaten
menunjukkan bahwa variabel
Karanganyar, Hal ini dibuktikan dari
lingkungan kerja memliki nilai yang
hasil uji t yang menghasilkan p value
lebih besar dibanding variabel lain-
(0,005) < 0,05.
nya. Dengan demikian lingkungan
kerja mempunyai pengaruh yang 5. Variabel lingkungan kerja mempunyai
dominan terhadap kinerja pegawai pengaruh dominan terhadap kinerja
b. Uji Koefisien Determinasi pegawai di Kecamatan Jumantono
Berdasarkan analisis regresi diperoleh Kabupaten Karanganyar, Hal ini
nilai Adjusted R2 sebesar 0,792 artinya dibuktikan dari hasil uji t di mana nilai
sumbangan yang diberikan variabel thitung variabel lingkungan kerja (3,040)
kepemimpinan, motivasi, komunikasi, lebih besar dibanding variabel lainnya.

66 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 58 – 67


DAFTAR PUSTAKA Srie Yono, 2004, Analisis Pengaruh
Buchori Zainun. 2000, Sumber Daya Insentif, Motivasi, Disiplin Kerja dan
Manusia Pemerintah Negara Budaya Kerja terhadap Kinerja
Indonesia, Surabaya: Airlangga Pegawai Pada Badan Pengelola
University Press. Keuangan Daerah Kabupaten
Fraser, T.M, 1993, Human Stress Work Banyumas. SMART : Vol. 1 No. 2
and Job Satisfaction, terjemahan Ny. Mei 2004
L. Mulyana, Pustaka Binaman Sugiyono, 2004, Statistika untuk
Presindo, Jakarta Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.
Imam Ghozali, 2001, Aplikasi Analisis Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur
Multivariate Dengan Program SPSS Penelitian Suatu Pendekatan
Edisi 3, Universitas Diponegoro, Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Semarang. Supriyanto, 2002, Konsep Kepemimpinan
Ishak Arep dan Hendri Tanjung. 2004. dalam Organisasi Koperasi, Jurnal
Manajemen Motivasi, Grasindo, Keuangan dan Perbankan, Th VI,
Jakarta No.1, April.
Marihot AMH Manullang, 2006, Wahyuningsih, 2003, Kinerja Karyawan,
Manajemen Personalia, Gadjah Ghalia Indonesia, Jakarta.
Mada University Press, Yogyakarta. Wahjosumidjo, 1999, Dasar-Dasar
Mudrajad Kuncoro, 2004, Metode Organisasi, Raja Grafindo Persada,
Penelitian Masyarakat, Gramedia Jakarta.
Pustaka Utama, Jakarta. Motivation, 2008, From Wikipedia Founder
Muchdarsyah Sinungan, 2003, Jimmy Wales, the free encyclopedia,
Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta. http://en.wikipedia.org/wiki/Motivation
Ormond. Jeanne Ellis, 2003, Educational
Psychology: Developing Learners
Fourth Edition, Merrill Prentice Hall,
New York.
Purnomo Listianto dan Bambang Setiaji,
2003, Kebijakan Kinerja Karyawan,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sadili Samsudin, 2006, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Pustaka
Setia, Bandung.
Santosa, 2000, Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Siti Askariyah, 2006, Analisis Gaya
Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai Kantor Kecamatan di
Kabupaten Boyolali Tahun 2005,
Tesis, tidak dipublikasikan, Univer-
sitas Muhammadiyah Surakarta.
Sondang P. Siagian, 2000, Organisasi
Kepemimpinan dan Perilaku Admi-
nistrasi, Gunung Agung, Jakarta.
Sri Budi Cantika Yuli, 2005, Manajemen
Sumber Daya Manusia, UMM Press,
Malang.

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Komunikasi dan … (Setyaningsih SU & Agus H.) 67

You might also like