You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331345224

Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak
Minoritas di Sekolah Master Depok Jurnal Abdimas

Article · March 2017

CITATIONS READS

0 1,209

1 author:

Ernawati Ernawati
Universitas Esa Unggul
23 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ernawati Ernawati on 26 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok

UPAYA MENINGKATKAN ADAB DAN ETIKA BICARA SECARA


ISLAMI PADA ANAK MINORITAS DI SEKOLAH MASTER DEPOK
Ernawati
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta
Kampus 1, Jalan Arjuna Utara Nomor 9, Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
ernawati@esaunggul.ac.id

Abstract
Humans have many abilities compared to other creatures. One of the advantages
of human being is writing and speaking. It is these two abilities that enable
humans to form civilizations from time to time. Speaking is easier to interact with
other people than writing. Because it is too easy to do, humans often release when
talking, especially when humans are in an unstable emotional state. Consequently,
in everyday human interactions there are frequent disputes and hostilities. The
way humans speak is influenced by many things including background, education,
the environment, and others. It is these factors that determine the person's
etiquette and ethics when speaking. Therefore, good habit of speaking should be
familiarized by someone since early, because this habit will affect the quality of
someone later in interacting with others. The purpose of this activity is to provide
knowledge of how to speak good and true to others, in accordance with etiquette
and ethics of Islam. Method of implementation of this activity through the
presentation, lecture, and interaction between students with a source for 30
minutes at the School Master Depok. The result of this activity is the absorption of
knowledge about etiquette and ethics of speaking to others in an Islamic way. The
conclusion of this devotional activity, namely the presence of some students who
often speak harshly to his friends already know that the way of speaking is wrong
and they will change it.

Keywords: etiquette, ethics, speaking


Abstrak
Manusia mempunyai banyak kemampuan dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Salah satu kelebihan manusia tersebut yaitu menulis dan berbicara. Dua
kemampuan tersebutlah yang membuat manusia dapat membentuk peradaban dari
masa ke masa. Berbicara lebih mudah dilakukan dalam berinteraksi dengan orang
lain dibandingkan menulis. Karena terlalu mudah dilakukan, manusia sering
kelepasan saat berbicara, apalagi saat manusia tersebut dalam kondisi emosi tidak
stabil. Akibatnya, dalam interaksi manusia sehari-hari sering terjadi perselisihan
dan permusuhan.Cara berbicara manusia dipengaruhi banyak hal antara lain latar
belakang, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain. Faktor tersebutlah yang
menentukan adab dan etika seseorang ketika berbicara. Oleh sebab itu kebiasaan
berbicara yang baik harus dibiasakan oleh seseorang sejak dini, karena kebiasaan
inilah yang akan mempengaruhi kualitas seseorang nantinya dalam berinteraksi
dengan orang lain. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan
cara berbicara yang baik dan benar kepada orang lain, sesuai dengan adab dan
etika islam. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui presentasi, ceramah, dan
interaksi timbal balik antara siswa dengan narasumber selama 30 menit di Sekolah
Master Depok. Hasil kegiatan ini adalah adanya penyerapan pengetahuan tentang
adab dan etika berbicara kepada orang lain secara islami. Kesimpulan dari
kegiatan pengabdian ini, yaitu adanya beberapa siswa yang sering berbicara kasar
kepada teman-temannya telah mengetahui bahwa cara berbicaranya tersebut salah
dan mereka akan merubahnya.

Kata kunci: adab, etika, berbicara

Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017 98


Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok

Pendahuluan pengawasan tersebutlah akhirnya terbentuk


Anak jalanan merupakan salah satu perilaku yang kurang baik. Perilaku buruk
asset sumberdaya manusia yang harus diper- paling sering yang dapat kita lihat secara
hatikan oleh pemerintah, karena mereka langsung pada anak jalanan adalah adanya
merupakan generasi yang akan menentukan perkelahian yang dimulai dengan ucapan-
kualitas peradaban negara. Keberadaan anak ucapan yang kasar dan kotor. Ucapan-ucapan
jalanan dari tahun ke tahun selalu meningat. kotor tersebut juga ditampakkan oleh mereka
Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar melalui coretan-coretan disudut terminaL,
Parawansa menyebutkan jumlah anak wc umum, dan tempat-tempat umum yang
jalanan meningkat 100 persen dibandingkan sering kita lalui. Berbicara kasar dan kotor
2015. Pada tahun lalu jumlahnya hanya juga penulis temukan saat sedang berada di
mencapai juta orang. Semua itu ditampung terminal Depok. Pada saat itu terjadi adu
di 6 Rumah Perlindungan Sosial Anak mulut oleh beberapa pengamen jalanan yang
(RPSA) di seluruh Indonesia. (Safutra, 2016) berada disekitar terminat tersebut. Berda-
Fenomena merebaknya anak jalaan sarkan kejadian itu, maka penulis menga-
di Indonesia merupakan salah satu dakan pelaksanaan kegiatan pengabdian
dampak dari kemiskinan di Indonesia. masyarakat didaerah terminal Depok, dimana
Fenomena anak jalanan merupakan per- disitu terdapat sekolah yang para siswanya
soalan sosial yang komplek. Anak jalanan terdiri dari kaum minoritas, dan beberapa
sendiri merupakan salah satu dari persoalan dari mereka sering mengamen di jalanan.
yang harus ditangani secara cepat dan Diharapkan, dengan adanya kegiatan ini,
tepat. Karena menjadi anak jalanan bukan perlahan-lahan dapat memberikan pengeta-
sesuatu pilihan yang menyenangkan. Ter- huan dan dapat merubah cara berbicara para
kadang keberadaan mereka menjadi masalah anak jalanan yang dulunya biasa kasar, jelek
tersendiri dari berbagai pihak, seperti dari dan kotor menjadi lembut sesuai dengan
masyarakat, lingkungan sekitar maupun adab dan etika yang diajarkan dalam Islam.
Negara. Menurut Hening Budyawati, dinya-
takan bahwa anak jalanan merupakan satu Metode Pelaksanaan
kelompok anak yang berada dalam Berdasarkan beberapa pengamatan,
kesulitan khusus (children in especially pendekatan dan pemikiran sebelumnya
difficult circumstance), sehingga dalam hal selama dua bulan, yaitu pada bulan Juli dan
ini anak jalanan merupakan pihak yang Agustus 2016, maka pelaksanaan kegiatan
selayaknya menjadi prioritas untuk segera pengabdian masyarakat ini dilakukan dapat
di tangani. Namun, perhatian terhadap anak dilakukan selama satu hari di hari Jumat,
jalanan belum begitu besar dan solutif tanggal 2 September 2016 pukul 09.00 –
(Prasetya, 2016:2) 12.00 di aula Sekolah Gratis Master Depok.
Banyak beberapa pemberitaan dan Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini
hasil penelitian yang menunjukkan perilaku berupa penyuluhan dan berbagi pemahaman-
negatif dari anak jalanan seperti berbicara pemahaman mengenai adab dan cara
kasar/kotor, menggores bodi mobil, ngelem, berbicara secara Islami kepada para siswa
mengganggu ketertiban jalan seperti berke- sekolah dasar kelas 5 dan 6 yang beragama
lahi bicara kasar, kotor, dan lain sebagainya. Islam dengan menggunakan slide presentasi
Anak jalanan juga termasuk kelompok dan infocus sebagai medianya. Anak-anak
sosial yang rentan dari tindak kekerasan tersebut dipilih karena mereka masih polos
baik fisik, emosi, seksual maupun sosial dan lebih mudah dididik dalam penerapan
(Laeli, 2014:6; Mulyadi, 2013; ). cara berbicara sesuai dengan adab dan etika
Hal tersebut terjadi karena kurangnya dalam Islam.
bimbingan dan pengawasan dari orang Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari
tuanya maupun orang yang lebih dewasa dan pemberian materi berupa contoh-contoh cara
yang dijadikan panutan. Karena kurangnya berbicara, berkomunikasi kepada teman,

Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017 99


Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok

guru, orang tua dan orang lain yang baru guru atau orang tua, itu tidak sopan. Dari
dikenal. Materi ini dikemas menggunakan sini dapat diketahui bahwa ternyata be-
gaya bahasa dan komunikasi yang mudah berapa diantara mereka suka menggu-
dimengerti oleh anak-anak. Slide yang nakan kata lu dan gue pada saat berbicara
dipakai dan juga menyisipkan tampilan dengan orang yang lebih tua.
beberapa gambar kartun bergerak yang 2. Dilarang Membicarakan Setiap yang
sesuai dengan tema penyuluhan melalui in Didengar. Disini dijelaskan, bahwa jika
fokus, sehingga komunikasi yang terjalin kita secara tidak sengaja mendengar apa
selama penyuluhan ini tidak membosankan
yang dibicarakan oleh dua orang seperti
untuk anak-anak tingkat sekolah dasar.
Untuk mengetahui daya serap yang pembicaraan antara ayah dan ibunya, ma-
diterima oleh para siswa-siswi di sekolah ini, ka pembicaraan yang didengar tersebut
maka setelah selesai materi, penyuluh mem- tidak boleh untuk disapaikan kepada
berikan umpan balik berupa pertanyaan- orang lain, karena pembicaraan antara
pertanyaan seputar aktivitas-aktivitas yang ayah dan ibu di dalam rumah adalah
mereka lakukan yang melibatkan cara ber- rahasia.
komunikasi dan berbicara dengan orang lain
3. Jangan Mengutuk dan Berbicara Kotor.
baik itu teman, saudara, orang tua, guru dan
orang asing yang mereka temui di jalan. Hal Mengutuk dan sumpah serapah dalam
ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas kehidupan modern yang serba material-
penyampaian dan metode penyampaiannya listis sekarang ini seperti menjadi hal
untuk perbaikan penyuluhan serupa yang yang dianggap biasa. Seorang yang sem-
akan datang. purna akhlaknya adalah orang yang pa-
ling jauh dari kata-kata kotor, kutukan,
Hasil dan Pembahasan
sumpah serapah dan kata-kata keji lain-
Kegiatan pengabdian masyarakat ini
memberikan etika dan norma dalam ber- nya. Maka kita menghindari sikap menge-
bicara antara lain: jek, memperolok-olok dan memandang
1. Berkata yang baik atau diam rendah orang yang berbicara.
Adab Nabawi dalam berbicara adalah
ِ ‫اَّلل والْي وِم‬
‫اآلخ ِر فَ ْل َي‬ ِ ِ ِ
ْ َ َ ‫َم ْن َكا َن يُ ْؤم ُن ب ه‬
berhati-hati dan memikirkan terlebih da-
hulu sebelum berkata-kata. Setelah dire-
nungkan bahwa kata-kata itu baik, maka
hendaknya ia mengatakannya. Sebalik- Sifat orang beriman pula tidaklah me-
nya, bila kata-kata yang ingin diucap- ngumpat dengan perkataan dan tingkah
kannya jelek, maka hendaknya ia mena- laku. Ancaman bagi mereka yang men-
han diri dan lebih baik diam. Point ini cela seperti itu jelas sekali dalam ayat
menjelaskan kepada siswa, bahwa ketika berikut:
berbicara baik yang memulai kita dahulu
atau kita menjawab pertanyaan dari orang ٍ‫ويْل لِ ُك ِل ُُهََزةٍ لُمَزة‬
lain, kita harus berpikir terlebih dahulu َ ّ ٌ َ
sebelum berbicara atau menjawab per-
tanyaan, dan dalam berucap kita harus “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat
menggunakan kata-kata yang sopan, jika lagi pencela” (QS. Al Humazah: 1)
berbicara dengan yang lebih tua tidak
boleh menggunakan kata lu atau gue. Pada point ini, kelas sangat ramai, karena
Kata lu dan gue ini pantas diucapkan ternyata banyak diantara mereka yang
hanya kepada orang yang umurnya sama sering mengumpat dan bicara kotor ke-
atau lebih kecil dar kita. Kalau diucapkan
pada temannya. Dosa mengumpat adalah
kepada orang lain yang lebih tua, kepada

Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017 100


Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok

dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah ditegaskan, bahwa yang mereka tonton
meskipun pelakunya telah bertaubat, dia diacara-acara humor di televise tidak
akan diampuni jika orang yang diumpat boleh menjadi contoh untuk mereka
terapkan dalam kehidupan mereka sehari-
memberikan maaf. Namun apabila orang
hari.
yang diumpat tidak memberi maaf, maka 6. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak
orang yang mengumpat tersebut masih berguna. Hadis Rasulullah saw
berdosa dan akan dihukum nantinya menyatakan, “Termasuk kebaikan
diakhirat. islamnya seseorang adalah meninggalkan
4. Jangan Senang Berdebat Meski Benar. sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad
Saat ini, di alam yang katanya demokrasi, dan Ibnu Majah).
perdebatan menjadi hal yang biasa bahkan Kebiasaan para anak-anak jalanan adalah
digalakkan. Ada debat calon presiden, dengan berkumpul dan bergerombol
debat calon gubernur dan seterusnya. dengan para anak jalanan lainnya. Mereka
Pada kasus-kasus tertentu, menjelaskan biasanya bercanda-canda, dan
argumentasi untuk menerangkan kebena- menghabiskan waktu dengan nongkrong
ran yang berdasarkan ilmu dan keyakinan bersama sampai lupa waktu. Disini
memang diperlukan dan berguna. Tetapi, penulis menekankan kepada para siswa,
berdebat yang didasari ketidaktahuan, bahwa kumpul dengan sesame teman
ramalan, masalah ghaib atau dalam hal memang perlu, namun jika berkumpulnya
yang tidak berguna hanya membuang- tersebut hanya membicarakan hal-hal
buang waktu dan berpengaruh pada yang kurang bermanfaat bagi kita,
retaknya persaudaraan dan menimbulkan sebaiknya dihindari saja, karena jika kita
permusuhan. ngumpul yang tidak bermanfaat, justru
5. Dilarang Berdusta Untuk Membuat Orang akan menimbulkan perkelahian antara
Tertawa. Dunia hiburan (entertainment) sesama teman atau orang lain.
menjadi dunia yang digemari oleh se- 7. Menghindari perbuatan menggunjing
bagian besar umat manusia. Salah satu (ghibah) dan mengadu domba.
jenis hiburan yang digandrungi orang Paling banyak yang dilakukan oleh para
untuk menghilangkan stress dan beban siswa selain berkata kasar dan jorok, juga
hidup yang berat adalah lawak. Dengan suka membicarakan keburukan teman-
suguhan lawak ini orang menjadi tertawa temannya. Hal ini diketahui karena para
terbahak-bahak, padahal di dalamnya siswa tersebut saling menunjuk temannya,
campur baur antara kebenaran dan kedus- bahwa mereka suka ngomongin orang
taan, seperti memaksa diri dengan me- lain. Disinilah penulis memberikan
ngarang cerita bohong agar orang tertawa. pemahaman bahwa membicarakan tentang
Mereka inilah yang mendapat ancaman keburukan orang lain baik itu benar atau
melalui lisan Rasulullah dengan sabda salah merupakan perbuatan yang tercela,
beliau: “Celakalah orang yang berbicara karena hal tyersebut sangat dimurkai oleh
lalu berdusta untuk membuat orang-orang Allah. Beberapa contoh ghibah adalah
tertawa. Celakalah dia, dan celakalah sebagai berikut:
dia!” (HR. Abu Daud, dihasankan oleh Berikut ini adalah contoh perilaku yang
Al-Albani). termasuk ghibah:
Point ini memberikan gambaran, bahwa a. Membicarakan keburukan orang lain
ketika berbicara dengan orang lain, kita melalui lisan
tidak boleh mengharapkan agar dianggap b. Membicarakan keburukan orang lain
hebat dan lucu dengan mengolok-olok melalui bahasa isyarat
orang lain, supaya mendapatkan pujian c. Membicarakan keburukan orang lain
orang lain, namun membuat orang lain melalui gerakan tubuh dengan maksud
menjadi bahan ketawaan. Hal ini perlu mengolok-olok.

Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017 101


Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok

d. Membicarakan keburukan orang lain


melalui media massa tanpa ada
maksud untuk kebaikan
Hukuman orang yang melakukan ghibah
adalah:
a. Orang yang melakukan ghibah akan
mengalami kerugian, karena pahala
amal kebaikannya dia berikan kepada
orang yang menjadi sasaran ghibahnya.
b. Mengakibatkan putusnya ukhuwah,
rusaknya kasih sayang, timbulnya Kesimpulan
permusuhan, tersebarnya aib, lahirnya Kehidupan sosial anak-anak jalanan
kehinaan dan timbulnya keinginan memang penuh dengan kekerasan dan
untuk menyebarkan post keburukan agresivitas lainnya, yang memunculkan citra
orang lain tersebut. tersendiri buat mereka. Namun, keberadaan
c. Mendapat azab Allah swt yang sangat mereka bukanlah untuk kita jauhi dan
pedih (Hadiyati, 2015) musuhi. Mereka perlu perhatian khusus,
8. Menghindari perkataan kasar, keras, dan sama seperti anak-anak lainnya yang hidup
ucapan yang menyakitkan perasaan, dan dengan fasilitas lengkap yang telah tersedia.
tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan Hal yang melekat dalam image anak jalanan
orang lain dan kekeliruannya, karena hal ini adalah hal-hal yang negatif seperti sering
tersebut dapat mengundang kebencian, berkelahi, ngelem, mencuru, berbicara kasar
permusuhan, dan pertentangan. (Kusrin, dan kotor. Hal ini dikarenakan mereka butuh
2015). Pada point ini kami menekankan pengawasan dan figure yang dapat dijadikan
bahwa awal mula terjadinya perselisihan panutan oleh mereka, yang selama ini tidak
berawal dari ucapan yang kasar dan mereka dapatkan. Dalam kegiatan
menyakiti orang lain. Perkelahian ini bisa pengabdian masyarakat ini, para siswa-siswi
terjadi antara satu orang, dua orang, kelas 5 dan 6 sekolah dasar ini telah
bahkan dapat memicu tawuran warga, mengetahui cara-cara berbicara dengan orang
sehingga akan merugikan orang lain. lain, mulai dari teman-temannya, keluarga,
Kerugian itu bisa berupa harta bahkan orang tua dan gurunya sesuai dengan yang
kehilangan nyawa. diajarkan dalam agama Islam. Mereka juga
mulai belajar untuk mengingat-ingat
beberapa ucapan mereka yang pernah
menyakiti orang lain, dan tahu kesalahannya
sehingga untuk kedepannya mereka akan
mencoba memperbaiki cara berbicaranya
tersebut. Kendala yang dihadapi oleh
kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
pada saat merubah penggunaan bahasa yang
seyogyanya dicerna oleh orang dewasa
menjadi bahasa yang mudah dipahami oleh
para siswa tersebut. Untuk lebih optimal hasil
yang diharapkan dalam kegiatan ini, maka
narasumber akan secara terus menerus
mengulang penyuluhan yang serupa.

Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017 102


Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak Minoritas di Sekolah Master Depok

Daftar Pustaka
Artis Hardiyati (2015), “Inilah Bahaya
Ghibah dan Hukuman bagi
Pelakunya”, http://www.ummi-
online.com/inilah-bahaya-ghibah-
dan-ancaman-bagi-pelakunya.html,
diakses tanggal 29 Januari 2017.

Ilham Safutra (2016), “Jumlah Anak Jalanan


Meningkat Jadi 4,1 Juta”,
https://www.jawapos.com/read/2016/
03/29/22330/jumlah-anak-jalanan-
meningkat-jadi-41-juta. Diakses
tanggal 29 Januari 2017.

Inayatul Laeli (2014), “Bimbingan


keagamaan pada anak dan perubahan
akhlaknya (studi kasus anak jalanan
di PLK Bima Sakti desa Mangunan
Lor kecamatan Kebonagung
kabupaten Demak)”. Undergraduate
(S1) thesis, UIN Walisongo.

Kusrin (2015), “Adab dan Etika Berbicara


dalam Islam”,
https://www.dakwatuna.com/2015/
05/22/69038/adab-dan-etika-
berbicara-dalam-
islam/#axzz4vcnRe93M. Diakses
tanggal 29 Januari 2017

Muh. Syawir Dahlan (2014), “Etika


Komunikasi dalam Al Quran dan
Hadits”, Jurnal Dakwah TablighVol.
15 (1) Juni 2014 :115-123.

Mus Mulyadi (2013), “Perilaku Ngelem pada


Anak Jalanan”, Prodi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjung Pinang.

Olaf Prasetya (2016), “Perilaku Sosial Anak


Jalanan di Kawasan Simpang 4 Pasar
Pagi Arengka”, JOM Fisip Vol 3 No.
1 Februari 2016

Jurnal Abdimas Volume 3 Nomor 2, Maret 2017 103

View publication stats

You might also like