Professional Documents
Culture Documents
795-Article Text-2018-1-10-20200130 PDF
795-Article Text-2018-1-10-20200130 PDF
1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
ABSTRACT
47
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
tahun 200.000 orang Amerika menjalani dilakukan secara rutin dan berkala oleh
hemodialisis. Angka kejadian gagal pasien (berkisar antara 1-3 kali
ginjal di dunia secara global lebih dari seminggu) yang dianggap cukup efektif
500 juta orang dan yang harus menjalani untuk menjaga homeostatis tubuh
hemodialisis sekitar 1,5 juta orang pasien. Sampai saat ini hemodialisis
(Bayhakki & Hasneli, 2017). masih digunakan sebagai terapi utama
Berdasarkan Riskesdas 2018 dalam penanganan penyakit ginjal
prevalensi gagal ginjal kronis berdasar kronik tahap akhir (Noviriyanti, 2014).
diagnosa dokter di Indonesia sebesar Meskipun hemodialisa memberikan
3,8% atau naik sebesar 1,8% lebih banyak kesempatan hidup kepada
dibandingkan dengan 2013. Prevalensi pasien, tetapi menyebabkan ketegangan
tertinggi di Kalimantan Utara sebesar pada pasien. Pasien akan melakukan 2-3
0,64% diikuti Maluku Utara, Sulawesi kali dialisis per minggu dan
Utara, dan yang paling terendah di dihubungkan ke mesin dialisis beberapa
Sulawesi Barat sebesar 0,18%. jam (3-4 jam per kali terapi) sehingga
Sedangkan prevalensi gagal ginjal membuat mereka selalu menghadapi
menurut umur berada pada umur 65-74 dampak negatif baik dalam fisik maupun
tahun sebesar 0,823 %, umur ≥ 75 tahun mental. Keadaan ketergantungan pada
sebesar 0,748%, umur 55-64 tahun mesin dialisa seumur hidupnya serta
sebesar 0,564%, umur 35-44 tahun penyesuaian diri terhadap kondisi sakit
sebesar 0,331%, umur 25-34 tahun mengakibatkan terjadinya perubahan
sebesar 0,228%, dan umur 15-24 tahun dalam kehidupan pasien. Perubahan
sebesar 0,133% (Kemenkes, 2018). dalam kehidupan, merupakan salah satu
Berdasarkan data IIR (Indonesia pemicu gangguan tidur. Pasien dengan
Renal Registry) pada tahun 2015 hemodialisis memiliki masalah
tersebut dapat diketahui bahwa gangguan tidur yang berefek terhadap
Prevalensi GGK diperkirakan mencapai kualitas hidup pasien hemodialisis.
400 per 1 juta penduduk dan sebanyak Gangguan tidur pada pasien gagal
15.424 orang penduduk Indonesia ginjal kronik mempengaruhi kualitas
mengalami ketergantungan pada tidurnya dari segi tercapainya jumlah
hemodialisa (Prasetya, 2018). atau lamanya tidur yang berdampak
Terapi hemodialisa bertujuan agar pada aktifitas keseharian individu
fungsi ginjal dalam membersihkan dan (Rompas, Althasian Boas, 2013).
mengatur kadar plasma darah digantikan Gangguan tidur dialami setidaknya 50-
oleh mesin. Proses tersebut harus 80% pasien yang menjalani
48
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
hemodialisis. Gangguan tidur yang bahwa hasil analisis uji chi square faktor
umum dialami diantaranya adalah psikologi (kecemasan) didapatkan nilai
Restless Leg Syndrom (RLS), Sleep Apne p-value 0,006, sedangkan untuk kualitas
(SA), Excessive Daytime Sleepines tidur terhadap faktor demografi, faktor
(EDS), narkolepsi, tidur berjalan dan gaya hidup, faktor biologis, dan faktor
mimpi buruk, serta insomnia yang dialisis didapatkan nilai p value>0,05
memiliki pravelensi yang paling tinggi sehingga faktor psikologis: kecemasan
pada populasi pasien dialisis (Laily, Eka berhubungan dengan kualitas tidur
Isranil, 2015). pasien gagal ginjal kronik yang
Beberapa faktor yang diduga menjalani hemodialisa (Ningrum,
memiliki hubungan yang signifikan Imardiani, & Rahma, 2017).
dengan terjadinya gangguan tidur pada Berdasarkan data rekam medik
pasien hemodialisis adalah faktor Rumah Sakit Khusus Ginjal Rasyida
biologis meliputi penyakit penyebab Medan, didapatkan data pasien yang
gagal ginjal kronik dan adekuasi nutrisi, menjalani hemodialisis pada tahun 2016
keseimbangan kalsium dan fosfat, faktor berjumlah 2.693 orang, sementara pada
psikologis meliputi kecemasan dan tahun 2017 mengalami peningkatan
faktor dialisis yaitu lama waktu sebanyak 3.387 orang dan pada tahun
menjalani hemodialisis (Laily, Juanita, 2018 dari bulan Januari sampai April
& Siregar, 2015). berjumlah 1.209 orang. Peneliti juga
Stres berpengaruh pada kualitas tidur melakukan wawancara singkat terhadap
seseorang. Stres dapat mengakibatkan lima pasien yang menjalani hemodialisis
adrenalin meningkat, jantung berdebar dan dari hasil wawancara didapatkan
keras dan aliran darah meningkat empat orang mengatakan cemas
menyebabkan seseorang menjadi terus sehingga menyebabkan stres dengan
terjaga, mengalami kecemasan yang keadaan yang dialaminya, pasien juga
pada akhirnya menganggu kemampuan mengatakan tidak dapat tidur dan tidak
untuk dapat tidur secara memadai nafsu makan, satu orang lainnya
(Hindriyastuti & Zuliana, 2018) mengatakan stres karena biaya yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan sangat banyak, dan juga
dilakukan oleh (Ningrum, Windy Astuti membebani ekonomi keluarga.
Cahya, 2017) tentang Faktor Yang Penelitian ini bertujuan untuk
Berhubungan Dengan Kualitas Tidur mengetahui hubungan tingkat
Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan kecemasan dengan kualitas tidur pada
Terapi Hemodialisa didapatkan hasil pasien yang menjalani hemodialisis di
49
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
Rumah Sakit Khusus Ginjal Rasyida Scale for Anxiety (HRS-A) untuk
Medan. mengukur kecemasan dan The
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
METODE untuk mengukur kualitas tidur.
Desain penelitian ini adalah survei Penelitian ini dilakukan analisa data
analitik dengan pendekatan cross secara univariat dan bivariat. Analisa
sectional yaitu penelitian yang mencoba univariat dengan melakukan analisis
menggali bagaimana dan mengapa pada setiap variabel hasil penelitian
fenomena itu terjadi, yang bertujuan dengan tujuan mengetahui distribusi
untuk mengetahui hubungan tingkat frekuensi tingkat kecemasan dan
kecemasan dengan kualitas tidur pada kualitas tidur pada pasien yang
pasien yang menjalani hemodialisis di menjalani hemodialisis di Rumah Sakit
Rumah Sakit Khusus Ginjal Rasyida Khusus Ginjal Rasyida Medan (Dahlan,
Medan (Sumantri, 2015). Penelitian ini 2011). Sedangkan analisa bivariat
dilakukan di Rumah Sakit Khusus Ginjal digunakan untuk mengetahui hubungan
Rasyida Medan dan pada bulan Mei tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
2018. pada pasien yang menjalani hemodialisis
Populasi adalah sekelompok subjek di Rumah Sakit Khusus Ginjal Rasyida
yang menjadi objek atau sasaran Medan. Analisa bivariat ini dilakukan
penelitian, yang memiliki karakteristik dengan menggunakan perangkat lunak
tertentu dan ditetapkan oleh peneliti komputerisasi dengan uji Chi-square
untuk dapat ditarik kesimpulan. Populasi pada batas kemaknaan perhitungan
yang diambil dalam penelitian ini adalah statistik p value < (0,05). Apabila hasil
pasien hemodialisis yang berkunjung di perhitungan menunjukkan nilai p < 0,05
Rumah Sakit Khusus Ginjal Rasyida maka dikatakan (H0) ditolak dan (Ha)
Medan, yaitu sebanyak 296 responden. diterima, artinya kedua variabel secara
Sampel adalah bagian dari populasi yang statistik mempunyai hubungan yang
dipilih berdasarkan teknik-teknik signifikan, yaitu ada hubungan tingkat
tertentu dan dapat mewakili populasinya kecemasan dengan kualitas tidur pada
(Notoatmodjo, 2012). Pengambilan pasien yang menjalani hemodialisis di
sampel yang digunakan dalam penelitian Rumah Sakit Khusus Ginjal Rasyida
ini adalah accidental sampling, yaitu Medan (Dahlan, 2011).
sebanyak 75 responden.
Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan kuesioner Hamilton Rating
50
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
51
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
52
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
53
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
dapat tidur secara memadai (Abdul & tetap berpikir tenang dan selalu sabar
Abdul, 2011). Teori tersebut diperkuat dalam menjalani proses hemodialisis.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hubungan Tingkat Kecemasan
dengan Kualitas Tidur pada Pasien
(Hidayat, 2016) tentang Hubungan
yang Menjalani Hemodialisis
Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur
Berdasarkan hasil penelitian
Lansia di Dusun Joho Desa Condong
diketahui bahwa dari 16 responden
Catur Depok Sleman, hasil penelitian
(21,3%) yang mengalami cemas berat
tersebut menunjukkan ada hubungan
terdapat 4 responden (5,3%) yang
antara tingkat stres dengan kualitas tidur
kualitas tidurnya buruk dan 12
lansia dengan nilai signifikan p value
responden (16,0%) yang kualitas
0,000 (p value < 0,05) dengan hasil
tidurnya baik. Sebanyak 21 (33,3%)
penelitian menunjukkan sebagian besar
responden yang mengalami cemas
responden mengalami stres ringan
sedang terdapat 13 responden (17,3%)
sebanyak 28 (40%) lansia dan sebagian
yang kualitas tidurnya buruk dan 12
besar memiliki kualitas tidur buruk
responden (16,0%) yang kualitas
sebanyak 41 (58%) lansia (Hidayat,dkk,
tidurnya baik. Sebanyak 17 responden
2016).
(22,7%) yang mengalami cemas ringan
Penelitian ini sejalan dengan
terdapat 9 responden (12,0%) yang
penelitian (Ningrum, Windy Astuti
kualitas tidurnya buruk dan 8 responden
Cahya, 2017) tentang faktor yang
(10,0%) yang kualitas tidurnya baik.
berhubungan dengan kualitas tidur
Sedangkan dari 17 responden (22,7%)
pasien gagal ginjal kronik dengan terapi
yang tidak ada cemas 13 responden
hemodialisa. Hasil penelitian
(17,3%) yang kualitas tidurnya buruk
menunjukkan tingkat kecemasan
dan 4 responden (5,3%) yang kualitas
merupakan faktor yang berhubungan
tidurnya baik.
dengan kualitas tidur pada pasien gagal
Salah satu faktor yang
ginjal kronik yang menjalani terapi
mempengaruhi kualitas tidur adalah
hemodialisa (p value = 0,006)
stres psikologis, dimana pada keadaan
(Ningrum, Imardiani, & Rahma, 2017).
cemas seseorang akan mungkin
Menurut asumsi peneliti banyak
meningkatkan saraf simpatis sehingga
pasien yang memiliki kualitas tidur yang
mengganggu tidurnya (Sulistyowati,
buruk dikarenakan kecemasan dan tidak
n.d.). Cemas merupakan kekhawatiran
dapat berpikir tenang, sedangkan yang
yang tidak pasti berkaitan dengan
kualitas tidur yang baik dikarenakan
perasaan yang tidak jelas dan tidak
berdaya. Penyakit ginjal kronis salah
54
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
satu penyakit yang dapat menyebabkan Kronik di Rumah Sakit Tarakan Jakarta.
penderitanya merasa cemas dan depresi Namun, tidak terdapat hubungan yang
baik itu karena penyakitnya maupun signifikan antara usia (p value = 0,405)
terapi yang dijalaninya, hal ini dan jenis kelamin (p value = 0,281)
kemungkinan disebabkan karena pasien dengan kualitas tidur pasien Gagal
sering mengalami gangguan tidur. Ginjal Kronik di Rumah Sakit Tarakan
Pasien gagal ginjal kronik yang Jakarta (Pius & Herlina, 2019).
menjalani terapi hemodialisis sering Menurut asumsi peneliti bahwa
berpikiran bahwa agar dapat bertahan tingkat kecemasan sangat
hidup harus bergantung pada mesin mempengaruhi kualitas tidur pada
dialisis dan juga dapat menimbulkan pasien yang menjalani hemodialisis,
pemikiran bahwa nyawanya akan karena terbukti banyaknya pasien yang
terancam dan harapan hidup jadi mengalami tingkat cemas sedang serta
berkurang, khawatir bahwa usia tidak minimnya pasien yang memiliki kualitas
akan lama lagi serta permasalahan dapat tidur baik dalam menjalani terapi
menimbulkan konflik dengan keluarga hemodialisis. Disebabkan karena
serta masalah fisik yang menyebabkan berbagai faktor yang mempengaruhi
kelelahan sehingga mempengaruhi seperti lamanya tidur dan waktu tidur di
aktivitas sehari-hari, menimbulkan malam hari yang terganggu akibat sering
perasaan khawatir yang dapat ke kamar mandi, serta kebiasaan
berpengaruh pada kualitas tidur mengkomsumsi kafein.
(Ningrum, Imardiani, & Rahma, 2017).
Penelitian ini sejalan dengan KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian yang dilakukan oleh (Pius & Kesimpulan
Herlina, 2019) tentang Faktor-Faktor Kesimpulan penelitian ini adalah ada
yang Berhubungan Dengan Kualitas hubungan tingkat kecemasan dengan
Tidur Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik kualitas tidur pada pasien yang
yang Menjalani Hemodialisis di Rumah menjalani hemodialisis di Rumah
Sakit Tarakan Jakarta didapatkan data
Sakit Khusus Ginjal Rasyida Medan.
bahwa terdapat hubungan yang
Saran
signifikan antara penyakit penyerta (p
Disarankan bagi pasien untuk
value = 0,007), tingkat stress (p value =
mengendalikan kecemasan selama
0,019), lingkungan (p value = 0,000) dan
menjalani hemodialisis sehingga kualitas
kelelahan (p value = 0,002) dengan
tidur akan lebih baik. Dianjurkan kepada
kualitas tidur pasien Gagal Ginjal
petugas kesehatan terkhususnya perawat
55
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
56
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719
57