Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The research aimed to analyze: (1) the level of farmers behaviour on wet land conservations in Kulon Progo
Regency; (2) the impact of land carrying capacity and non behavioural causes to farmers behaviour on wet land
conservations; (3) the impact of farmers behaviour on wet land conservations of their agribusiness income. The
method used in this study was descriptive analysis. The research was done in Kulon Progo Regency. The location
chosen by purposive sampling method represented area that have high or low level of land carrying capacity. The
respondents were chosen by multistage random sampling method. The analysis methods used in this research are
proportion test by Dajan, multiple linear regression analysis, and simple linear regression analysis. The results
indicated that more than 50% farmers in Kulon Progo Regency have a high level of conservations behaviour.
The level of land carrying capacity did not influence farmers behaviour on wet land conservations. Non beha
vioural causes influenced the farmers behaviour on wet land conservations significantly were age, conservation
knowledge, motivation, activity in group, non agribusiness income, availability of organics input and leadership.
The high level of farmer’s behaviour on wet land conservations did not influence their agribusiness income.
Keywords: Land carrying capacity, Non behavioural causes, Wet land conservations, Agribusiness income
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat perilaku petani dalam konservasi lahan sawah di
Kabupaten Kulon Progo, (2) Pengaruh daya dukung lahan dan non behavioural causes terhadap perilaku petani
dalam konservasi lahan sawah, dan (3) Pengaruh perilaku petani dalam konservasi lahan sawah terhadap pendapat
an usaha tani. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo. Sampel daerah dipilih secara purposive untuk
mewakili daerah dengan daya dukung lahan tinggi dan rendah. Sampel petani diambil dengan metode multistage
random sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini uji proporsi dari Dajan, analisis regresi
berganda, dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% petani di Kabupaten
Kulon Progo memiliki perilaku yang tinggi dalam menerapkan metode konservasi. Tingkat daya dukung lahan
tidak memengaruhi perilaku petani dalam konservasi lahan sawah. Non behavioural causes yang memengaruhi
perilaku petani dalam konservasi lahan sawah adalah umur, pengetahuan, sikap, motivasi, keaktifan dalam kelom-
pok tani, penghasilan luar usaha tani, ketersediaan bahan organik dan kepemimpinan kelompok. Perilaku petani
yang tinggi dalam konservasi lahan sawah tersebut tidak berpengaruh pada pendapatan usaha tani di Kabupaten
Kulon Progo.
Kata kunci: Daya dukung lahan, Non behavioural causes, Konservasi sawah, Pendapatan usaha tani
| 59
PENDAHULUAN Secara umum, yang menjadi kajian dalam
penelitian ini adalah seberapa besar tingkat
Sektor pertanian di Kabupaten Kulon Progo
perilaku petani dalam konservasi lahan sawah di
pada beberapa tahun terakhir telah mengalami
Kabupaten Kulon Progo? Apakah daya dukung
pergeseran menjadi sektor sekunder bahkan
lahan dan non behavioural causes berpengaruh
tersier di bawah sektor perdagangan, industri,
terhadap perilaku petani dalam konservasi
dan penggalian/pertambangan. Hal tersebut
lahan sawah di Kabupaten Kulon Progo? Apakah
disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya
perilaku petani dalam konservasi lahan sawah
adalah ketersediaan lahan pertanian yang se-
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha
makin turun akibat meningkatnya konversi
tani sawah di Kabupaten Kulon Progo?
lahan pertanian untuk permukiman, industri,
dan sebagainya. Degradasi lahan pertanian di Berdasarkan latar belakang dan perumusan
Kabupaten Kulon Progo tidak hanya mencakup masalah, penelitian ini bertujuan untuk meng
aspek kuantitas, tetapi juga pada aspek kualitas analisis tingkat perilaku petani dalam konservasi
lahan. Tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia lahan sawah di Kabupaten Kulon Progo, pengaruh
terhadap pangan yang semakin meningkat seiring daya dukung lahan dan non behavioural causes
dengan pertambahan penduduk, memicu sistem berpengaruh terhadap perilaku petani dalam kon-
usaha tani yang eksploitatif dan berorientasi pada servasi lahan sawah di Kabupaten Kulon Progo,
keuntungan saja. Penggunaan input bahan kimia dan pengaruh perilaku petani dalam konservasi
yang tidak ramah lingkungan secara berlebihan lahan sawah terhadap tingkat pendapatan usaha
mengakibatkan lahan pertanian mengalami tani sawah di Kabupaten Kulon Progo.
degradasi kualitas dan kesuburan dari waktu Konsep pertanian berkelanjutan adalah
ke waktu. Hal-hal tersebut merupakan faktor konsep pembangunan pertanian yang mampu
pembatas bagi eksistensi daya dukung lahan mengonservasi tanah, air, tanaman, sumber daya
pertanian di Kabupaten Kulon Progo. genetik binatang, tidak merusak lingkungan,
Mempertahankan eksistensi daya dukung dan tepat guna supaya pertanian itu layak
lahan pertanian, erat kaitannya dengan aspek secara ekonomi, dapat dipertanggungjawabkan
perilaku petani dalam hal konservasi lahan secara ekologi, berkeadilan, dan dapat diterima
pertanian. Penerapan Good Acricultural Practices secara sosial.2 Berdasarkan pernyataan tersebut,
merupakan salah satu kunci perilaku konservasi jelas bahwa core pembangunan pertanian
untuk tetap mempertahankan eksistensi daya du- berkelanjutan adalah konservasi lahan pertanian
kung lahan pertanian. Teori Hayami dan Kikuchi,1 melalui penerapan Good Agricultural Practices.
menyebutkan bahwa keadaan sumber daya alam Konservasi lahan pertanian mengandung penger-
yang melimpah sering membuat masyarakat tian sebagai penempatan setiap bidang tanah pada
terbuai untuk memanfaatkan sumber daya alam cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan
secara berlebihan. Masyarakat lebih banyak ber- tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
orientasi pada aspek kekinian tanpa memedulikan dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
keberlanjutan dari sumber daya yang ada. Hal tanah tersebut tidak cepat rusak. Konservasi
tersebut berdampak pada pembentukan perilaku lahan pertanian dilakukan setidaknya dengan dua
yang eksploitatif tanpa memperhatikan prinsip- metode pendekatan, yaitu metode vegetatif dan
prinsip konservasi. Berbeda dengan masyarakat metode mekanik.3
di daerah yang mempunyai daya dukung lahan Konservasi lahan pertanian selalu menuntut
rendah, keterbatasan sumber daya alam, akan peran petani sebagai subjek utama pembangunan
menguatkan struktur sosial dalam masyarakat pertanian. Peran petani yang salah satunya tercer-
termasuk dalam hal pengorganisasian pengelolaan min dari perilaku mereka dalam konservasi lahan
sumber daya alam. Oleh karena itu, peneliti ingin pertanian, tidak terlepas dari kondisi daya dukung
mengetahui apakah asumsi-asumsi dari Hayami lahan pertanian. Kekuatan dasar yang melandasi
dan Kikuchi tersebut juga berlaku di Kabupaten kekuatan struktur sosial dan pola interaksi sosial
Kulon Progo yang memiliki daya dukung lahan dalam kelompok, tergantung pada dukungan sum-
rendah (τ = 0,63). ber daya alam yang tersedia di wilayah kelompok
SARAN
Daftar Pustaka
Pemimpin kelompok tani di Kabupaten Kulon 1
Hayami,Yujiro dan Kikuchi, Masao. 1987. Dilema
Progo masih sangat dihargai oleh anggota Ekonomi Desa. Suatu Pendekatan Ekonomi
kelompoknya. Sebagai panutan, pemimpin terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia.
harus mampu mengoptimalkan perannya dalam Yayasan Obor. Jakarta.
menjalankan fungsi koordinasi, fungsi partisipasi, 2
Untung, Kasumbogo. 2001. Pengelolaan Pengen
fungsi informasi, dan fungsi pengambilan kepu- dalian Hama Terpadu sebagai Penerapan
tusan sehingga perilaku petani yang tinggi dalam Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. www.
kompas.com. Diakses 8 Juni 2006.
konservasi lahan sawah dapat dipertahankan,
bahkan ditingkatkan.
3
Seta, Ananto Kusuma. 1991. Konservasi Sumber
Daya Tanah dan Air. Kalam Mulia. Jakarta.
Penyuluh pertanian harus terus memperbaiki 4
Soemarwoto. 1985. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan
kinerjanya dalam mendampingi petani dan ke- Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta.
lompok tani, sehingga petani semakin meningkat 5
Dasmann, Raymon.1980. Prinsip Ekologi untuk
kemampuannya dalam usaha konservasi lahan Pembangunan: Terjemahan I. Soemarwoto.
sawah dan dalam usaha peningkatan pendapatan- Gramedia. Jakarta.
nya. 6
Mantra, Ida Bagus,. 1990. Studi Literatur Konsep
Pemerintah harus meningkatkan fasilitasi yang Sudah Ada Mengenai Daya Tampung
bagi kelompok tani dalam hal penyediaan sarana Wilayah. Laporan Akhir Kantor Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
permodalan yang dapat diakses petani dengan
Jakarta.
mudah untuk menunjang usaha tani mereka. 7
Green, L.W. 1994. Health Education Planning, a
Perilaku petani dalam konservasi lahan Diagnostic Approach. Manfield Publishing
sawah tidak berpengaruh terhadap pendapatan Company. New York. USA.
usaha tani, sehingga petani perlu mengupa- 8
Jatileksono, T. 1993. Ketimpangan Pendapatan di
yakan jenis-jenis tanaman yang selain dapat Pedesaan. Kasus Daerah Padi di Lampung.
mengonservasi tanah dan air juga mampu Agriculture Group Working Paper. No: 13.
mendatangkan keuntungan finansial bagi petani. Center for Policys and Implementation Studies.
Jakarta.
Salah satu contohnya adalah penanaman tum-
buhan hortikultura sebagai tanaman pengganti
9
Suhardjo, A. dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok
Usaha tani. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi
dalam sistem pergiliran tanaman.
Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Tidak adanya pengaruh daya dukung lahan 10
Kurniasih, D. 2007. Pengaruh Daya Dukung Lahan
terhadap perilaku petani dalam konservasi dan dan Faktor Sosial Ekonomi terhadap Perilaku
tidak adanya pengaruh perilaku petani tersebut Petani dalam Konservasi Lahan Sawah di
terhadap peningkatan pendapatan petani, dapat Kabupaten Kulon Ptogo. Tesis. Fakultas
ditindaklanjuti dengan penelitian lebih lanjut un- Pertanian. Yogyakarta: Universtas Gadjah
tuk mendapatkan rekomendasi pihak terkait dalam Mada.
hal kebijakan perlindungan lahan pertanian dan
11
Dajan, A. 1986. Pengantar Metode Statistik. LP3ES.
Jakarta.
bagi petani agar dapat meningkatkan pendapatan
usaha taninya.
Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Perilaku Petani dalam Konservasi Lahan Sawah terhadap
Pendapatan Usahatani di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007
Variabel Koefisien regresi t-hitung Signifikansi
ns
Perilaku Petani 1368347 0,805 0,424
Sumber : Data sekunder, Tesis, 2007
Keterangan
ns
= tidak signifikan
t tabel = 12,706