Professional Documents
Culture Documents
1 SM PDF
1 SM PDF
E-mail : taniamokoginta@gmail.com
ABSTRACT
Application of Internal Control System and Regional Financial Accounting System in
management of local government financial statements is a very important thing. This
financial statements of local governments must meet the following characteristics : relevant,
reliable, comparable, and understandable. The purpose this study to examine the influence
of the Internal Control System,Regional Financial Accounting System on the quality of
goverment financial statements. The population in this study are all working in BPKAD
Bolaang Mongondow Utara. The sample in this study is the staff / employees of the financial
part of the respondents were 30 respondents. The samples were selected by using a purposive
samplingmethod. Data was collected by distributing questionnaires to the respondents
directly concerned. Technical analysis of the data used is multiple regression with SPSS 22.
The result showed that : the Internal Control System has a significant effect on the quality of
government financial statements and the Regional Financial Accounting System has a
positive significant effect on the quality of goverment financial statements.
Keywords : Internal Control system, Regional finsncisl accaounting system, quality
of goverment financial statements.
1. PENDAHULUAN
Di era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai perubahan
regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rangkaian pemerintah agar
dapat mewujudkan good govermance dan clean govermance. Penyusunan laporan keuangan
yang berpedoman pada standar akuntansi pemerintah sesungguhnya adalah dalam rangka
peningkatan kualitas laporan keuangan serta kinerja pemerintah, agar supaya laporan
keuangan dan kinerja pemerintah yang dimaksud dapat mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
Pengendalian intern dalam suatu organisasi perusahaan, lembaga organisasi profit
maupun nonprofit mutlak menjadi hal yang utama dan sangat dibutuhkan karena kegiatan
oprasional dan kinerja memerlukan suatu kebijakan khusus yang mampu mengakomodasi dan
memberikan batasan serta ketentuan khusus dalam setiap pelaksanaan kegiatannya.
Pengendalian intern dibutuhkan agar mudah dalam menemukan atau menganalisis
permasalahan-permasalahan yang ada atau permasalahan yang mungkin akan timbul dalam
proses pencapaian tujuan sehingga pencapaian tujuan bisa kita ketahui secara jelas. Dalam
meningkatkan kinerja pemerintah senantiasa menghadapi masalah yang kompleks,
permasalahan yang paling umum terjadi ialah korupsi, kesalahan administrasi serta
pengelolan keuangan yang tidak berjalan dengan baik.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian
berupa opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Terdapat empat opini yang diberikan
pemeriksa yaitu: Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan Menolak memberi Opini atau
Tidak Memberi Pendapat (TMP).
874
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
Laporan keuangan merupakan wujud dari transparansi dan akuntabilitas suatu entitas
serta media informasi akuntansi untuk bisa menyampaikan hasil kinerja pengelolaan
keuangan kepada pihak lain. Menurut PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah; Informasi dalam laporan keuangan pemerintah dikatakan berkualitas jika
informasi tersebut memenuhi kriteria dalam akuntansi pemerintahan yaitu relevan
(relevance), andal (reability), dapat dipahami (understandability) dan dapat di bandingkan
(comparability).
Akuntansi keuangan daerah memegang peranan penting pengelolaan keuangan daerah
agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Selama ini pelaporan keuangan pemerintah, baik
di pusat maupun daerah terkesan belum memenuhi kebutuhan informasi pemakainya.
Kurangnya informasi menyebabkan pemerintah tidak mempunyai manajerial yang baik.
Berdasarkan hasil audit temuan Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) pada tahun 2016
memberikan pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap laporan keuangan
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, hal ini dikarenakan oleh lemahnya
pengendalian intern, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam rangka
penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan, yaitu antara lain : belum tersediannya tenaga
akuntansi yang telah memiliki kompetensi dalam penyajian dan penyusunan Laporan
Keuangan, pejabat pengelolola keuangan SKPD belum maksimal dalam memahami tugas dan
fungsinya masing-masing, sehingga terjadi saling lempar tanggung jawab antara sesama
pejabat pengelola keuangan SKPD. Masih rendahnya kualitas penyusunan laporan keuangan
dan administrasi pengelolaan aset dimasing-masing SKPD. Tujuan dari penelitian ini adalah :
(1) untuk mengetahui pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah; (2) untuk mengetahui pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengendalian internal adalah metode, proses, dan kebijakan yang didesain oleh dewan
komisaris, manajemen dan personel lain untuk memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektifitas operasi, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Mulyadi, 2013:163). Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah (SPIP) menurut UU No. 60 Tahun 2008. Sistem Pengendalian Intern
adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan kayakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
875
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
876
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
terhadap asset yang dikuasai/digunakan SKPD atau SKPKD. Prosedur akuntansi asset
digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolan asset yang dikuasai/digunakan
SKPD atau SKPKD.
4. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Prosedur akuntansi selain kas adalah serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua
transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
aplikasi komputer
5. Penyajian Laporan Keuangan
Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah
adalah untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.
a. Single Entry
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sistem pencatatan single entry
dilakukan oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik di level SKPD
maupun Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Sistem ini hanya sebagai alat
kontrol sistem akuntansi yang sebenarnya yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan
SKPD (PPK SKPD) dan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).
b. Double Entry
Sistem pencatatan double entry Sering juga disebut sebagai sistem tata buku
berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua
kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Persamaan dasar
akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
Transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi debit sedangkan yang
berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat pada sisi kredit. Hal yang sama dilakukan untuk
mencatat belanja. Hal yang sebaliknya dilakukan untuk utang, ekuitas dana, dan pendapatan.
Apabila suatu transaksi mengakibatkan bertambahnya utang, maka pencatatan akan
dilakukan pada sisi kredit, sedangkan jika mengakibatkan berkurangnya utang, maka
pencatatan dilakukan pada sisi debit. Hal serupa ini dilakukan untuk ekuitas dana dan
pendapatan.
c. Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan
sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran.
Komponen Laporan Keuangan berdasarkan PP 71 tahun 2010 yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
877
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
2.3.2. Karakteristik
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah No. 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki
1) Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu
2) Andal
Penggunaan informasi tersebut dapat dicegah Informasi dalam laporan keuangan bebas
dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi.
1) Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umummnya.
2) Dapat Dipahami
878
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian explanatory, penelitian explanatory adalah suatu metode penelitian yang
bermaksud untuk mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi secara empiris dan berusaha
untuk mendapatkan jawaban hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis.
879
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
BOLMUT yakni sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling.
880
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden pria sebesar 14 orang atau 46,7 %
sedangkan responden wanita 16 orang atau 53,3 Berdasarkan jenis kelamin responden
didominasi oleh wanita.
881
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
Berdasarkan jabatan dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah Staf , yaitu 21
Orang atau sebesar 70,0 Persen dari total responden. Sementara kepala Bidang ada sebanyak
4 Orang atau sebanyak 13,3 Persen dan yang terakhir Kepala Sub Bagian ada sebanyak 5
orang atau sebanyak 13,3 persen..
4.2. Uji Validitas dan Reliabiltas
4.2.1 Uji Validitas
Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang telah
diterapkan dalam kuisioner dapat mengukur variabel yang telah ada. Hasil pengujian variabel
Sistem Pengendalian Itern dengan jumlah pertanyaan yang digunakan adalah sebanyak 10
pertanyaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
UjiValiditas Sistem Pengendalian Intern
Butir Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
Item_1 ,505 ,3610 Valid
Item_2 ,469 ,3610 Valid
Item_3 ,539 ,3610 Valid
Item_4 ,691 ,3610 Valid
Item_5 ,619 ,3610 Valid
Item_6 ,441 ,3610 Valid
Item_7 ,434 ,3610 Valid
Item_8 ,441 ,3610 Valid
Item_9 ,518 ,3610 Valid
Item_10 ,468 ,3610 Valid
Sedangkan untuk uji validitas untuk Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dengan
jumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
adalah sebanyak 10 pertanyaan. Dengan hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.4
Uji Validitas Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Butir Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
Item_1 ,771 ,3610 Valid
Item_2 ,792 ,3610 Valid
Item_3 ,869 ,3610 Valid
Item_4 ,776 ,3610 Valid
Item_5 ,772 ,3610 Valid
Item_6 ,870 ,3610 Valid
Item_7 ,747 ,3610 Valid
Item_8 ,854 ,3610 Valid
Item_9 ,771 ,3610 Valid
Item_10 ,869 ,3610 Valid
Nilai rtabel didapatkan dari table dimana n=30 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel
sebesar 0,3610. Dengan demikian dari 10 peryataan yang digunakan untuk mengukur
pengaruh dari variable Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, semua pertanyaan telah memiliki
882
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
rhitung > rtabel 0.3610 sehingga pertanyaan yang digunakan valid. sedangkan untuk hasil
pengujian validitas atas kualitas laporan keuangan pemerintah dengan 11 pertanyaan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Uji Validitas Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Butir Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
Item_1 ,568 ,3610 Valid
Item_2 ,756 ,3610 Valid
Item_3 ,750 ,3610 Valid
Item_4 ,615 ,3610 Valid
Item_5 ,671 ,3610 Valid
Item_6 ,609 ,3610 Valid
Item_7 ,559 ,3610 Valid
Item_8 ,529 ,3610 Valid
Item_9 ,495 ,3610 Valid
Item_10 ,859 ,3610 Valid
Item_11 ,633 ,3610 Valid
Dari hasil uji validitas yang dilakukan terhadap variabel Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah dengan 11 pertanyaan, semua pertanyaan telah memiliki nilai rhitung > rtabel 0.3610
sehingga pertanyaan yang digunakan valid.
Dengan demikian dapat disimpulkan peryataan yang digunakan untuk mengukur
pengaruh dari variable X1, X2, dan Y semua pernyataan telah memiliki r hitung > rtabel 0.3610
sehingga pertanyaan yang digunakan memenuhi uji validitas atau dikatakan valid dan dapat
digunakan untuk pengumpulan data penelitian.
4.2.2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan yang merupakan suatu variabel dan disusun
dalam satu bentuk kuisioner. Variabel yang digunakan untuk penelitian dikatakan Reliabel
jika Cronbach Alpha memiliki nilai lebih besar dari 0,6. Berikut adalah table hasil dari uji
reliabilitas dari hasil pengelolaan data spss versi 22 :
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas Sistem Pengendalian Intern
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.700 10
Dari tabel uji reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari nilai 0,6 sehinga pertanyaan yang digunakan memenuhi kriteria reliabel.
Tabel 4.7
Uji reliabilitas Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.940 10
Dari tabel uji reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari nilai Rtabel sehinga pertanyaan yang digunakan memenuhi kriteria reliabel.
883
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.844 11
Dari tabel uji reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari nilai 0,6 sehinga pertanyaan yang digunakan memenuhi kriteria reliabel.
Keseluruhan uji reliabilitas yang dilakukan menunjukan bahwa Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,6, dan koefisien reliabilats atas pernyataan-pernyataan pada variable bebas dan
variable terikat adalah reliabel, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut dapat
digunakan untuk mengukur variable-variabel bebas dan terikat dengan tingkat konsistensi
yang sangat baik.
Tabel 4.9
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 30
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std.
2.31148469
Deviation
Most Extreme Absolute .117
Differences Positive .106
Negative -.117
Test Statistic .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki nilai
sebesar 0,117 dan Asymp. Sig. sebesar 0,20 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.
884
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
Uji normalitas juga dapat dilihat dari gambar Normal P-P Plot pada Gambar 4.1.
Kriteria sebuah data berdistribusi normal atau tidak dengan pendekatan Normal P-P Plot
dapat dilakukan dengan melihat sebaran titik-titik yang ada pada gambar. Apabila sebaran
titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal) maka dikatakan bahwa
data (data) residual terdistribusi normal, namun apabila sebaran titik-titik tersebut menjauhi
garis maka data tidak terdistribusi normal.
Gambar 4.1
Sebaran titik-titik diatas relatif mendekati garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data yang digunakan berdistribusi normal. Hal ini sejalan dengan hasil uji Kolmogorov-
Smirnov yang telah dilakukan di atas.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diatas, maka diperoleh persamaan regresi yang
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Y= 26,628 + (0,696) X1 + 1,018 X2
885
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
Konstanta (α) = 26,628 menunjukan harga konstan, bahwa jika tidak ada variabel Sistem
Pengendalian Intern (X1) dan Sistem Akuntansi keuangan daerah yang mempengaruhi
kualitas laporan keuangan pemerintah, maka kualitas laporan keuangan pemerintah konstan.
Koefisien regresi variabel Sistem Pengendalian Intern (X1) = (0,696) menunjukan bahwa
semakin efektif dan efisien Sistem Pengendalian Intern (X1) yang diterapkan maka akan
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah dengan anggapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (X2) tetap/konstan.
Koefisien regresi variabel Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X2) = 1,018 menunjukan
bahwa semakin baik penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X2) yang diterapkan
maka akan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah dengan anggapan Sistem
Pengendalian Intern (X1) tetap/konstan.
Hasil pengujian Sistem Pengendalian Intern (H1) adalah sebesar 3,376 dengan jumlah
sampel sebanyak 30, sehingga derajat kebebasan (df) = 30-3 = 27, sehingga ttabel dengan
df=27 adalah sebesar 2,051 hal ini menunjukan bahwa variabel Sistem Pengendalian Intern
memiliki nilai thitung 3,376 > ttabel 2,051 dengan signifikan sebesar 0,02 lebih kecil
dibandingkan probabilitas(α) 0,05. Berdasarkan uji hipotesis diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah, sehingga hipotesis pertama (H1) diterima. Sedangkan untuk hasil
pengujian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (H2) adalah sebagai berikut :
Hasil pengujian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (H2) adalah sebesar 8,784
dengan jumlah sampel sebanyak 30, sehingga mendapatkan df = 30-3= 27, sehingga ttabel
dengan df=27 adalah sebesar 2,051 hal ini menunjukan bahwa variabel Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah memiliki nilai thitung 8,784 > ttabel 2,051 dengan signifikan sebesar 0,00
lebih kecil dibandingkan probabilitas(α) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah, sehingga hipotesis kedua (H2) diterima.
Setelah melakukan uji t peneliti melakukan uji f dimana uji f berfungsi untuk
mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
886
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
Tabel 4.12
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 463.354 2 231.677 40.371 .000b
Residual 154.946 27 5.739
Total 618.300 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), SAKD, SPI
Dari hasil pengujian tabel Anova diatas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung 40,371 dimana
Ftabel adalah sebesar 3,34, sehingga Fhitung 40,371>Ftabel 3,34 dengan tingkat signifikan 0,00
lebih kecil dibandingkan probabilitas (α) 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dari Uji
F diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara bersamaan Sistem Pengendalian Intern dan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Tabel 4.14
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .866 .749 .731 2.396
a. Predictors: (Constant), SAKD, SPI
b. Dependent Variable: Y
Tabel di atas menunjukan bahwa besarnya koefisien determinasi atau angka R Square adalah
sebesar 0.731 Hal ini berarti besarnya pengaruh kualitas laporan keuangan pemerintah
diperoleh presentase sebesar 73,1 % dan sisanya sebesar 26,9% (100-73,1) dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah
Pengertian Sistem Pengendalian Intern menurut PP No. 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern adalah “ Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas kepercayaan tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamatan aset Negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel Sistem
Pengendalian Intern memilki nilai thitung sebesar -3,376 dan ttabel sebesar 2,051, dimana thitung <
887
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
ttabel dengan signifikan sebesar 0,02 lebih besar dari 0,05 sehingga menyatakan bahwa
hipotesis pertama (H1) diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian variabel Sistem
Pengendalian Intern berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian
Intern yang diterapakan sudah baik, namun belum dijalankan secara efektif dan efisien
sehingga menyebabkan kurangnya kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reni Yendrawati yang
berjudul : Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Kapasitas Sumberdaya Manusia
Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Dengan Faktor Eksternal Sebagai Variabel
Moderating, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Pengendalian Intern
berpengaruh negatif terhadap kualitas informasi laporan keuangan , kapasitas sumberdaya
manusia berpengaruh posifit terhadap kualitas informasi laporan keuangan dan faktor
eksternal dapat memoderasi pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap kualitas informasi
laporan keuangan. Sedangkan faktor eksternal tidak dapat memoderasi pengaruh
seumberdaya manusia terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh As Syifa Nurillah yang berjudul : Pengaruh
Kompetensi Sumberdaya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD),
Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, dengan hasil pengujian hipotesis adalah kompetensi
SDM, penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan
sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
888
Novtania Mokoginta, Linda Lambey, Winston Pontoh
daerah. sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
yang baik dan benar berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim dkk. 2012. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
Keempat. Salemba Empat. Jakarta.
Commite Of Sponsoring Organization Ot The Treadway Commission. 2013. Internal Control
– Integrated Framework. WWW.coso.org
Halim, Abdul dkk. 2012. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
Keempat. Salemba Empat. Jakarta.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 355/KMK.07/2001 tentang Pedoman Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah.
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat. Jakarta.
889
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 874-890
Nurillah, As Syifa. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem
Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang.Pemendagri No. 64 Tahun 2103 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
PemendagriNomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Pemendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sari, Erna dkk. 2013. Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintahan dan
Penatausahaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jurnal Ekonomi. Universitas Bengkulu.
Sugiyono, 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
890