Professional Documents
Culture Documents
Nurdien H. Kistanto
Abstract
Social scientists have conceptualized several stages of sociocultural transformation as societal
development. One version modified in this article constitutes a typology of preindustrial and
industrial societies which consists of one, hunting & gathering societies; two, pastoral societies;
three, village agrarian societies; four, advanced traditional agrarian societies; and five,
industrial societies; and six, postindustrial societies. To analyse the sociocultural transformation
which happens in the Indonesian society, one has to observe and consider the long historical
background which produces social heterogeneity. Thus, the direction and ideals of sociocultural
transformation can be identified and conceptualized.
pula bentuk-bentuk baru dalam hubungan tradisional pertanian kompleks dan maju,
kekuasan muncul dalam wujud negara-kota, sebagai bagian dari masyarakat-masyarakat
kekuasaan birokrasi, atau feudalisme sehingga pra-industrial, yang sudah lanjut, atau maju
sangat berkembang kelompok sosial dengan (complex and advanced traditional agrarian
struktur dan stratifikasi sosial yang maju, societies).
unggul, turun-temurun, dan penyebab-
penyebab perbedaan terutama bersifat 2. 5. Masyarakat Industrial (Industrial
ekonomik. Era masyarakat-masyarakat Societies), yang hidup pada zaman moderen,
pertanian yang tercatat meliputi masyarakat- mulai tumbuh bersamaan dengan Revolusi
masyarakat Mesir kuno dan Cina, melampaui Industri di Inggris yang berlangsung pada
Abad Pertengahan hingga permulaan antara tahun-tahun 1760 dan 1830 (abad ke
masyarakat industrial moderen; dalam era ini 18-19) (Ritzer, 1979) dan diwarnai dengan
sistem kenegaraan tumbuh dan menjadi protes-protes keras berkesinambungan oleh
lembaga pusat (Ritzer, 1979: 233-4; Vago, masyarakat (Stearns, 1972). Masyarakat
1989: 172). industrial moderen merupakan tipe
masyarakat terakhir dalam transformasi
2. 4. Masyarakat Pertanian Tradisional sosial-budaya dan perkembangan peradaban
Maju (Advanced Traditional Agrarian masyarakat manusia, sebelum kemudian
Societies), dalam masyarakat ini, pertanian berkembang mulai akhir abad ke 20 tipe
masih merupakan andalan sistem ekonominya, masyarakat pasca-industrial (postindustrial
akan tetapi kota-kota hidup sebagai pusat societies) dalam masyarakat pascamoderen
perdagangan dan produksi; sebagian (postmodern societies) (Bell, 1973).
pemerintahan masyarakat tradisional bisa Kemajuan masyarakat industrial ditandai
sangat luas, dengan warga berjumlah jutaan dengan dominasi kegiatan-kegiatan
orang, meskipun sebagian besar sangat sosialbudaya dan ekonomi berbasis industri
terbatas dibandingkan masyarakat industrial manufaktur atau pemrosesan atau pengolahan
yang besar sekarang ini; pemerintahan (manufacturing/processing industries).
tradisional memiliki aparat pemerintahan
khusus, dipimpin oleh raja atau kaisar, dengan 2. 6. Masyarakat Pascaindustrial
perbedaan tingkatan-tingkatan di antara kelas- (Postindustrial Societies), sesungguhnya
kelas sosial yang berbeda-beda. Oleh Giddens adalah tahapan akhir dari masyarakat
(1991: 54-55) disebutkan, masyarakat industrial, yang setidak-tidaknya berkembang
tradisional telah hidup sejak 6.000 tahun mulai pada akhir abad ke-20 dan mencapai
sebelum Masehi sampai abad ke-19; sebagian puncak kemajuannya pada abad ke-21. Selain
besar pemerintahan tradisional atau bahkan dukungan manajemen dan teknologi
semuanya sekarang punah; sedangkan Ritzer sebagaimana dicapai oleh masyarakat
(1979) mengatakan bahwa masyarakat industrial dengan aktivitas-aktivitas industri
tradisional ini agaknya hidup sezaman dan manufaktur, pemrosesan, pengolahan
bersamaan dengan masyarakat agrarian, (manufacturing/processing industries),
namun sudah lebih maju karena masyarakat masyarakat pascaindustri pada abad ke-21
pertanian ini sudah mengembangkan kota- mengembangkan keunggulan teknologi
kota sebagai pusat-pusat perdagangan dan informasi (information technology) yang
produksi, sehingga dapat dikatakan sebagai meliputi teknologi keuangan (financial
masyarakat pertanian-tradisional atau
technology/fintech) dan teknologi media sosial masyarakat pekebun yang maju (advanced
(social media technology). horticultural societies). Dalam pembahasan
Sesungguhnya Ritzer (1979: 232-3), Vago (1989: 172), masyarakat pekebun
dengan mendiskripsikan kembali tulisan- sederhana bercocok tanam dengan
tulisan Lenski (1966) dan Lenski & Lenski menggunakan alat tongkat untuk menggali
(1974) menyelipkan satu tahapan masyarakat (digging stick), sebagai alat paling sederhana
perkebunan atau pekebun (Horticultural dari perekonomian kebun (gardening
Societies), di antara masyarakat pemburu- economy) dan bercocok tanaman lebih dapat
pengumpul (Hunting and Gathering Societies) mengandalkan hasil kebun sebagai persediaan
dan masyarakat agrarian atau pertanian bahan pangan, yang pada gilirannya
(Agrarian Societies), sebagai masyarakat berhubungan dengan munculnya pembagian
yang, setidak-tidak-tidaknya sebagian, lebih kerja (division of labor), termasuk dalam
menggantungkan hidupnya dari penanaman pengembangan pekerjaan spesialis bernilai
bahan makanan dan memelihara binatang, ekonomis dan pekerjaan-pekerjaan penuh
daripada dari berburu binatang dan waktu dalam politik dan keagamaan.
mengumpulkan buah-buahan dan tanaman Spesialisasi fungsional ini pada waktunya
yang tumbuh liar untuk dimakan. Masyarakat melahirkan status-status sosial dan hubungan-
ini, menurut Ritzer (1979: 233), hidup antara hubungan kekuasaan baru. Dalam masyarakat
tahun-tahun 7000 sebelum Masehi sampai pekebun maju, peningkatan perbedaan status
3000 sebelum Masehi, sebelum tumbuh dan dan peran dalam masyarakat semakin
hidupnya masyarakat agrarian pada tahun bertambah, misalnya dengan berkembangnya
3000 sebelum Masehi sampai dengan 1800 alat kebun, cangkul, yang memungkinkan
sesudah Masehi, dan perubahan kebiasaan pemanfaatan tanah lebih besar dengan
dari berburu dan mengumpulkan ke berkebun pengembangan pengkotak-kotakan kebun,
ini menandai penurunan kecenderungan untuk pengairan, pupuk, atau metalurgi. Tahapan
hidup secara nomadik yang berpindah-pindah teknologi lebih tinggi mendorong peningkatan
dan menjadi awal dari komunitas-komunitas spesialisasi dalam kegiatan ekonomi dan
permanen, yang terdiri dari lebih banyak pengembangan kekuasaan politik. Bersamaan
anggota yang menetap dan dapat memanen dengan itu, terjadi perluasan status-status
hasil kebun dalam jumlah lebih besar, formal yang diikuti peningkatan hak atas
dibandingkan komunitas-komunitas dari kekayaan yang meliputi hak atas kepemilikan
masyarakat pemburu dan pengumpul yang manusia, atau perbudakan, dan tersedianya
hidup berpindah-pindah. aset-aset yang dapat dipindahkan seperti uang,
Demikian pula Vago (1989: 172), yang hewan ternak, dan budak. Dari jurusan
menekankan pembahasan tentang dinamika hubungan kekuasaan, tahapan pengembangan
hubungan kekuasaan ( the dynamics of power teknologi dan kemasyarakatan melahirkan
relations) dari Lenski (1966), menyelipkan 2 lapisan sosial yang diperoleh secara turun-
(dua) tipe masyarakat di antara masyarakat- temurun secara tegas.
masyarakat yang, mengandalkan hidupnya
dari, berburu binatang dan mengumpulkan
hasil tanaman liar, dan masyarakat- 3. Transformasi Sosial-Budaya dalam
masyarakat pertanian, yaitu masyarakat- Masyarakat Indonesia
masyarakat pekebun yang sederhana (simple
horticultural societies) dan masyarakat-
kebaikan dunia. Niat dan kehendak untuk De Jong, P. E. De Josselin. 1984. Unity
membangun kebaikan dan kesejahteraan in Diversity: Indonesia as a Field of
penting disampaikan karena kegiatan-kegiatan Anthropological Study. Dordrecht, Holland:
manusia sehingga mencapai tahapan-tahapan Foris Publications.
peradaban dengan peningkatan kualitasnya
selalu dijalankan bagi kebaikan dan Geertz, Clifford. 1995. After the Fact:
kesejahteraan manusia. Tanpa niat dan Two Countries, Four Decades, One
kehendak untuk meningkatkan kebaikan dan Anthropologist. Cambridge: Harvard
kesejahteraan manusia melalui kegiatan- University Press.
kegiatan yang terus-menerus meningkat
kualitasnya, manusia industrial moderen dan Giddens, Anthony. 1991. Sociology.
pascaindustrial, pascamoderen, mengalami Oxford: Polity Press.
kemunduran kualitas dan terperosok dalam
jurang kekosongan dan kehancuran rohani dan Harris, Marvin, 1978. Cannibals and
jasmani, dengan tanda-tanda serakah terhadap Kings: The Origins of Cultures. London:
alam, kekuasaan dan harta benda, arogan dan Fontana.
sewenang-wenang dalam kekuatan, dan
menutup mata terhadap penderitaan dan nasib Hart, Gillian, Andrew Turton, Benjamin
umat manusia. White. 1989. Agrarian Transformation: local
Processes and the State in Southeast Asia.
Berkeley; University of California Press.