You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA GUCIALIT

DENGAN PRODUK INOVATIF

DEVELOPMENT OF SOCIETY INCOME IN GUCIALIT VILLAGE


WITH INNOVATIVE PRODUCT

Yusuf Fidi Aidia Erlangga, Donny Ramadhantika, Moch.


Rizqillah Mubarok, Fitrio Ikhtiar Wuyung Resk, Satria
Wibowo Dwi Christianto, Nofia Elisa Putri, Siti Nur Haliza,
Apik Hadiarlamsyah
Universitas Jember
imnofiaelisa38@gmail.com

Abstract
This society's dedication activity aims to increase the income of the society in Gucialit
Village by developing innovative products by utilizing the natural wealth in the form of
coffee plants in Gucialit Village. Potential natural resources in Gucialit Village are
unfortunately not fully utilized by the local community due to the lack of knowledge they
have. This activity was carried out in conjunction with the Gucialit Village apparatus to
identify and develop the potential of the village together with a micro business group that
was assisted by a portion of the village community. The ABCD (Asset-Based Community
Development) method is used to develop assets or potentials that are owned by villages
and communities to increase community income and utilize coffee crops and waste that
still have a sale value. With the activity phase identifying village potentials or assets,
making innovative products of kawa tea from coffee leaves and coffee crackers from
Robusta coffee powder, providing assistance in SPP-IRT licensing (Food Production
Certificate - Home Industry) and SIUP (Trade Business License) licenses. and promoting
marketing and product branding through social media. This community service activity is
expected to increase income and create jobs for the community in Gucialit Village.
Keywords: Development, Kawa Tea, Coffee Crackers, SPP-IRT, SIUP, Gucialit Village

Abstrak
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat di Desa Gucialit dengan mengembangkan produk inovatif dengan
memanfaatkan kekayaan alam berupa tanaman kopi yang ada di Desa Gucialit.
Kekayaan alam yang cukup potensial di Desa Gucialit sayangnya belum dimanfaatkan
dengan maksimal oleh masyarakat setempat karena kurangnya pengetahuan yang
mereka miliki. Kegiatan ini dilaksanakan bersama perangkat Desa Gucialit untuk
mengidentifikasi dan mengembangkan potensi desa bersama dengan kelompok usaha
mikro yang dibantu oleh sebagian masyarakat desa. Metode ABCD (Asset Based
Community Development) digunakan untuk mengembangkan aset atau potensi yang
dimiliki oleh desa dan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan
memanfaatkan hasil panen maupun limbah tanaman kopi yang masih memiliki nilai jual.
Dengan tahap kegiatan mengidentifikasi potensi atau aset desa, membuat produk inovatif
teh kawa dari daun kopi dan kerupuk kopi dari bubuk kopi robusta, melakukan
pendampingan dalam perijinan SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan - Industri Rumah
tangga) dan perijinan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) serta mensosialisasikan
pemasaran dan branding produk melalui media sosial. Dengan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Desa Gucialit.
Kata kunci : Pengembangan, Teh Kawa, Kerupuk Kopi, SPP-IRT, SIUP, Desa Gucialit
PENDAHULUAN
Program kewirausahaan merupakan salah satu jalan untuk menuju kemandirian
dan kesuksesan hidup bagi masyarakat desa karena dengan adanya program ini
masyarakat desa dibekali bagaimana cara atau usaha untuk memberdayakan dan
menggali potensi desa sehingga desa akan lebih produktif baik dari segi hasil bumi
maupun sumberdaya manusia. Dengan adanya program kewirausahaan ini mereka
dapat memanfaatkan atau memberdayakan potensi desa yang selama ini belum terjamah
ataupun masih jauh dari hasil yang di dapatkan sehingga hasil bumi yang mereka
dapatkan belum mampu mengangkat perekonomian desa.
Rencana program kerja Kementerian Koperasi dan UKM sejak tahun 2019 yang
sering didengungkan yaitu akan terus mendorong pertumbuhan dan perkembangan
kewirausahaan di Indonesia dengan melakukan pengembangan kewirausahaan melalui
pemasyarakatan kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan, pelatihan technopreneur
serta melakukan peningkatan kualitas SDM UMKM melalui pelatihan vokasi dan
pelatihan magang. Di Kecamatan Gucialit sendiri memiliki banyak desa yang kaya akan
kearifan lokal berupa kekayaan alam dan hasil bumi yang melimpah.
Salah satunya adalah Desa Gucialit Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang.
Dengan batas geografis di sebelah utara berbatasan dengan Desa Kertowono , sebelah
selatan dengan Desa Kenongo, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Dadapan dan
Desa Kedawung Kecamatan Padang, serta sebelah Barat berbatasan dengan Cagar
Alam Kabupaten Probolinggo.

Gambar 1. Potensi Alam Desa Gucialit Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang

Desa Gucialit memiliki luas wilayah sebesar 1455 Ha, berada 600 meter di atas
permukaan laut yang bertopografi pegunungan dan perbukitan. Secara administrasi,
Desa Gucialit memiliki penduduk sebanyak 5.231 jiwa yang tersebar dalam 4 dusun yaitu
dusun Sidomakmur, dusun Sidodadi, dusun Sidorukun dan dusun Sidomakmur yang
terdiri dari 1.099 jiwa penduduk laki-laki dan 2.344 jiwa penduduk perempuan.
Masyarakat Desa Gucialit mayoritas bermata pencaharian sebagai karyawan
PTPN XII Kebun Kertowono namun terdapat pula sebagai petani, peternak, wiraswasta
maupun pedagang. Sebagian masyarakat terutama ibu-ibu yang tergabung dalam
kelompok UMKM Sido Agung Mandiri memiliki home industri aneka olahan keripik
pisang, keripik talas maupun keripik singkong yang cara pengolahannya masih sangat
tradisional dengan kemasan dan varian rasa yang standar dan tidak banyak ditemui
masyarakat yang antusias untuk mengembangkan usahanya dengan produk inovatif
karena dianggap tidak lebih menguntungkan dan laku terjual dibandingkan dengan
produk yang telah ada dipasaran.
Salah satu potensi atau kekayaan alam yang dapat dikembangkan adalah
tanaman kopi yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat gucialit. Dengan melihat
potensi tanaman kopi yang melimpah, tim pengabdian mengembangkan produk inovatif
dari tanaman kopi yaitu Teh Kawa Daun dan Kerupuk Kopi yang di latar belakangi oleh
potensi Desa Gucialit berupa tanaman kopi yang sangat melimpah bahkan disetiap
kebun pribadi warga di empat Dusun (Dusun Sidorukun, Sidodadi, Sidomakmur, dan
Sidomulyo) terdapat tanaman kopi yang ketika panen hanya diambil buah kopinya saja
sedangkan daun kopi digunakan sebagai pakan ternak atau bahkan dibuang karena
dianggap tidak memiliki nilai jual. Dengan pengembangan produk inovatif ini diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan mengembangkan potensi yang ada di
Desa Gucialit.

Gambar 2. Potensi Tanaman Kopi Desa Gucialit

Teh Kawa Daun merupakan minuman khas Sumatra Barat. Minuman khas dari
Sumatra Barat ini berasal dari seduhan daun kopi dan tidak menggunakan biji kopi hitam.
Kisah dari terbentuknnya Teh Kawa Daun bermula sejak masa penjajahan Belanda yang
pada masa itu masyarakat Sumatra barat yang mayoritas petani kopi dengan biji kopi
hasil panen dibawa secara paksa oleh bangsa Belanda ke Eropa untuk dijadikan
komoditas ekspor. Pada masa penjajahan Belanda hanya orang-orang kelas menengah
keatas saja yang dapat menikmati kopi sehingga petani Sumatra Barat membuat olahan
kopi dengan menggunakan bahan dasar daun kopi yang mereka tanam. Tradisi minum
Teh Kawa Daun ini tidak berhenti meskipun Belanda tidak lagi menerapkan sistem tanam
paksa kepada masyarakat Indonesia.
Kerupuk kopi merupakan kerupuk yang terbuat dari bubuk kopi berasal dari
masyarakat yang bosan dengan olahan minuman kopi sehingga masyarakat membuat
inovasi olahan lain dari kopi, salah satunya olahan yang sangat diminati masyarakat yaitu
kerupuk, dimana kerupuk merupakan camilan dan juga pelengkap di saat makan.
Sehingga munculah inovasi olahan kopi yaitu kerupuk kopi yang akhir-akhir ini sedang
digemari dan memiliki banyak penggemar hingga keluar negeri seperti Malaysia, Timur
Leste, Korea Selatan bahkan Arab Saudi.
SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan - Industri Rumah tangga) merupakan nomor
izin edar suatu produk pangan yang harus dicantumkan pada kemasan produk olahan
makanan sehingga produk tersebut dapat secara legal diedarkan atau dipasarkan, baik
dengan cara dititipkan atau dijual langsung kepada masyarakat luas. SPP-IRT (Sertifikat
Produksi Pangan - Industri Rumah tangga) diberikan kepada produk pangan hasil
produksi Industri Rumah Tangga yang telah memenuhi persyaratan dan standar
keamanan tertentu dalam rangka produksi dan peredaran produk pangan. Sehingga
dengan adanya SPP-IRT, produk pangan tersebut dapat di edarkan dengan jalur
distribusi yang lebih luas khususnya toko-toko modern yang sudah terkenal dan memiliki
basis konsumen yang besar.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) merupakan surat ijin yang diberikan
kepada suatu badan usaha agar dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan.
Terdapat beberapa jenis Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yaitu SIUP Mikro, SIUP
Kecil, SIUP Menengah dan SIUP Besar. Dengan adanya SIUP memberikan beberapa
manfaat kepada pemiliknya yaitu usahanya akan diakui pemerintah sehingga secara
penuh usaha yang dijalankan akan mendapatkan perlindungan dari hukum, dimudahkan
dalam melakukan peminjaman kepada bank atau koperasi.
Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini tim pengabdian berusaha
merangkul masyarakat untuk ikut mengembangkan usaha yang telah berkembang di
masyarakat dengan mensosialisasikan produk inovatif Teh Kawa Daun dan Keripuk kopi
dari bubuk kopi robusta. Melakukan pendampingan dalam perijinan SPP-IRT (Sertifikat
Produksi Pangan - Industri Rumah tangga) dan perijinan SIUP (Surat Izin Usaha
Perdagangan) serta mensosialisasikan pemasaran dan branding produk melalui media
sosial agar usaha yang telah ada dapat dikenal lebih luas.
Pengembangan potensi desa dengan pengolahan hasil pertanian yang melimpah
menjadi produk inovatif diharapkan mampu memberikan peluang usaha sampingan yang
nantinya dapat memberikan tambahan pendapatan keluarga ataupun diusahakan oleh
kelompok UMKM atau kelompok PKK menjadi usaha skala besar yang mampu menyerap
banyak tenaga kerja.

METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Januari
hingga bulan Februari 2020 dengan menggunakan metode ABCD (Asset Based
Community Development). Yakni mengembangkan produk inovatif yang ada di Desa
Gucialit Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang dengan memanfaatkan potensi desa
yang melimpah yakni tanaman kopi yang kemudian dimanfaatkan menjadi Teh Kawa
Daun dan Kerupuk Kopi dari bubuk kopi Robusta yang diharapkan dapat meningkatkan
nilai jual dari hasil kebun masyarakat, serta mengembangkan usaha yang telah
berkembang di masyarakat dengan melakukan pendampingan dalam perijinan SPP-IRT
(Sertifikat Produksi Pangan - Industri Rumah tangga) dan perijinan SIUP (Surat Izin
Usaha Perdagangan) serta mensosialisasikan pemasaran dan branding produk melalui
media sosial agar produk yang dihasilkan atau usaha yang sedang berkembang di Desa
Gucialit dapat dikenal masyarakat luas.
Dengan menggunakan metode ABCD (Asset Based Community Development)
dapat diutamakan pemanfaatan aset/potensi desa berupa kekayaan alam dengan
memberikan tambahan berupa karya yang inovatif. Pendekatan sosial yang digunakan
juga merupakan pendekatan multiaksi yang merangkul masyarakat desa untuk lebih
sadar akan potensi desa dan turut mengembangkan potensi/aset desa tersebut. Adapun
tahapan pelaksanaan dalam kegiatan ini yaitu :
Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, tim pengabdian mengidentifikasi permasalahan
desa, dan mengkomunikasikan segala hal mengenai pelaksanaan pengabdian baik
berupa keadministrasian maupun konsep pelaksanaan kepada KORAMIL, POLSEK,
Kecamatan dan Desa.
Tim pengabdian kemudian melihat secara langsung beberapa potensi desa yang
kemudian dapat dikembangkan menjadi produk inovatif salah satunya yaitu Tanaman
Kopi. Dengan melihat banyaknya tanaman kopi yang hanya dimanfaatkan buahnya saja
ketika panen sedangkan untuk daunnya hanya digunakan sebagai pakan ternak ataupun
dibuang karena dianggap tidak memiliki nilai jual. Dan hasil panen yang melimpah dari
tanaman kopi yang hanya dipasarkan dalam bentuk biji kopi maupun dalam bentuk bubuk
kopi. Dengan adanya permasalahan ini, tim pengabdian mencoba mencari penyelesaian
dengan membuat produk inovatif Teh Kawa Daun dari Daun Kopi Robusta dan Kerupuk
Kopi dari bubuk Kopi Robusta.
Potensi lain dari Desa Gucialit yaitu produk industri rumah tangga di bawah
naungan UMKM Sido Agung Mandiri yang belum memiliki SPP-IRT dan SIUP. Sehingga
produk yang dihasilkan oleh UMKM Sido Agung Mandiri ini hanya dikenal oleh warga
Desa Gucialit. Dari potensi ini, tim pengabdian melakukan pendampingan dalam
pengurusan SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan - Industri Rumah tangga) dan SIUP
(Surat Izin Usaha Perdagangan) serta mensosialisasikan pemasaran dan branding
produk melalui media sosial agar produk yang dihasilkan dapat lebih dikenal oleh
masyarakat.
Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, tim pengabdian membentuk program pelatihan
produk inovatif berupa Teh Kawa Daun dan Kerupuk Kopi serta melakukan event
pameran yang diharapkan dapat mencapai hasil yang ingin dicapai.
Metode yang digunakan dalam pemberdayaan kelompok usaha sasaran yaitu
melakukan kunjungan terhadap kelompok, diskusi dengan kelompok sasaran untuk
mengetahui keinginan kelompok sasaran, praktik pembuatan produk inovatif,
membuatkan label kemasan yang menarik, diskusi mengenai pemasaran secara online
serta promosi hasil kerja kelompok sasaran.
Pada tahap ini, tim pengabdian membuat produk inovatif Teh Kawa Daun dari
Daun Kopi Robusta dan Kerupuk Kopi dari bubuk Kopi Robusta yang diharapkan dapat
meningkatkan nilai jual dari hasil kebun masyarakat serta melakukan pendampingan
perijinan SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan - Industri Rumah tangga) ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang dan perijinan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) ke
kantor Kecamatan Gucialit agar produk yang dihasilkan oleh industri rumah tangga dapat
dipasarkan dan dikenal lebih luas oleh masyarakat.
Sosialisasi
Pada tahap sosialisasi, tim pengabdian mensosialisasikan hasil kegiatan
membuat produk inovatif Teh Kawa Daun dari Daun Kopi Robusta dan Kerupuk Kopi dari
bubuk Kopi Robusta pada ibu-ibu PKK Desa Gucialit dan pemilik usaha mikro. Tim
pengabdian juga mensosialisasikan cara perijinan SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan -
Industri Rumah tangga) dan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) serta
mensosialisasikan pemasaran serta branding produk melalui media sosial kepada pelaku
usaha di Desa Gucialit.
Evaluasi
Pada tahap akhir yaitu evaluasi kegiatan yang dilakukan setiap akhir minggu dan
setiap akhir kegiatan dilakukan untuk mengukur keberhasilan program pengabdian
kepada masyarakat ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang berjudul Pengembangan
Pendapatan Masyarakat di Desa Gucialit dengan Produk Inovatif ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan baru terutama
untuk ibu-ibu rumah tangga.
Berdasarkan metode yang telah dirancang, Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat ini telah melaksanakan:
Tahap Perencanaan
Adapun awal perencanaan kegiatan ini, tim pengabdian telah berkomunikasi
dengan Kepala Desa Gucialit, Sekretaris Desa Gucialit dan Kepala Dusun Gucialit untuk
membicarakan kesediaan sebagai mitra dalam program ini dan mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang dihadapi mitra dalam pengembangan desa.
Melalui wawancara dan diskusi terbatas dengan bapak Rusidi, Ibu Fitri Dwi
Arista, Bapak Sutoyo, Bapak Ngadi, Bapak Ujik, Bapak Narto menghasilkan perencanaan
kegiatan dan konsep pelaksanaan seperti informasi pelaku usaha, jadwal pelaksanaan
kegiatan dan peserta kegiatan sosialisasi.
Tim pengabdian kemudian berdiskusi dengan pelaku usaha di bawah naungan
UMKM Sido Agung Mandiri yang belum memiliki SPP-IRT dan SIUP agar dapat
didampingi perijinan P-IRT ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang serta perijinan
SIUP ke kantor Kecamatan Gucialit sehingga produk yang dihasilkan memiliki ijin yang
kemudian produk tersebut dapat dipasarkan lebih luas lagi dan dapat dikenal masyarakat
di luar Desa Gucialit. Dari hasil diskusi ini terdapat 7 pelaku usaha yang ingin dibantu
perijinan P-IRT untuk produknya dan 5 pelaku usaha yang ingin dibantu perijinan
usahanya (SIUP).
Selain melakukan pendampingan perijinan SPP-IRT dan SIUP, tim pengabdian
merencanakan sosialisasi perijinan SPP-IRT serta sosialisasi cara pemasaran dan
branding produk melalui media sosial agar pelaku usaha lebih mengerti akan pentingnya
perijinan usaha dan cara pemasaran melalui media sosial sehingga produk yang
dihasilkan dapat lebih dikenal masyarakat.
Selanjutnya tim pengabdiaan membuat perencanaan resep produk inovatif dari
hasil kebun warga yaitu Tanaman Kopi.
Tahap Pelaksanaan
Di awal tahap pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yaitu pembuatan produk
inovatif Teh Kawa Daun dari Daun Kopi Robusta, Kerupuk Kopi dari bubuk Kopi Robusta
dengan bahan-bahan dari hasil kebun masyarakat di Desa Gucialit. Pembuatan produk
inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari hasil kebun warga, untuk
meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa
Gucialit.
Pembuatan Teh Kawa Daun menggunakan bahan dasar daun kopi yang dipilih
dari 1-5 helai daun dari pucuk yang tidak terdapat biji kopi agar tidak mengganggu
pertumbuhan kopi dan agar cita rasa yang dihasilkan lebih nikmat, tidak terasa pahit dan
lebih harum. Daun kopi yang terpilih kemudian dibersihkan dari debu dan kotoran yang
melekat pada daun, daun kopi yang telah bersih disangrai terlebih dahulu sekitar 5
sampai 6 menit agar daun sedikit layu yang selanjutnya di jemur dibawah sinar matahari
selama 6 jam tergantung dari terik matahari, selanjutnya daun yang telah dijemur
disangrai kembali selama 8 sampai 10 menit agar cita rasa dari daun kopi keluar dan
mudah untuk dihaluskan, dalam hal menghaluskan ini cukup dengan meremas daun
yang telah disangrai menjadi remahan daun kopi, remahan tersebut kemudian
didinginkan terlebih dahulu dan setelah itu Teh Kawa Daun dapat diseduh dan dinikmati.

Gambar 3. Proses Pembuatan Teh Kawa Daun Metode Sangrai

Dalam pembuatan Teh Kawa Daun metode sangrai lebih dipilih karena dapat
menghasilkan cita rasa yang lebih nikmat dibandingkan dengan metode oven. Metode
oven memberikan warna yang lebih gelap ketika Teh Kawa Daun diseduh dengan air
panas namun memiliki cita rasa yang kurang nikmat (strong) jika dibandingkan dengan
metode sangrai. Aroma dari Teh Kawa Daun sendiri seperti aroma Teh Hijau dengan cita
rasa yang pekat namun nikmat.
Pembuatan Kerupuk Kopi dari bubuk Kopi Robusta menggunakan bahan dasar
tepung tapioka, bubuk kopi, garam, gula, bawang putih dan soda kue. Langkah pertama
dalam pembuatan kerupuk kopi yaitu mencampurkan tepung tapioka dengan bubuk kopi
dengan perbandingan 250 gram tepung tapioka : 50 gram bubuk kopi kemudian
ditambahkan soda kue sebanyak setengah sendok teh, setelah bahan tercampur
ditambahkan bawang putih, garam dan gula yang telah dihaluskan kedalam adonan
kerupuk tersebut, selanjutnya adonan diaduk hingga merata (diuleni) sehingga adonan
menjadi kalis, setelah adonan kalis (tercampur semua bahan-bahannya) dibentuk
menggunakan plastik rol ataupun daun pisang, selanjutnya adonan di kukus selama 45
hingga 60 menit agar adonan memadat, adonan yang telah memadat kemudian dipotong
sesuai selera dan dijemur dibawah sinar matahari selama 1 hingga 2 hari agar kerupuk
kopi dapat kering sempurna dan tidak bantat (kurang maksimal dalam mengembangnya)
saat digoreng. Setelah dijemur Kerupuk Kopi dapat di goreng dan disajikan.

Gambar 4. Proses Pembuatan Kerupuk Kopi

Setelah melalui beberapa kegagalan dalam proses pembuatan produk inovatif


Teh Kawa Daun dari Daun Kopi dan Kerupuk Kopi dari bubuk Kopi Robusta
didapatkanlah resep yang memiliki cita rasa nikmat dan nilai jual.
Sosialisasi cara pembuatan produk inovatif Teh Kawa Daun dan Kerupuk Kopi ini
dihadiri oleh ibu-ibu PKK, Kader-Kader Desa, Perangkat Desa dan Ketua BABINSA
Desa Gucialit. Dengan adanya pengetahuan cara pembuatan produk inovatif diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan baru
terutama untuk ibu-ibu rumah tangga. Tim pengabdian mensosialisasikan dan
mempraktikan cara pembuatan produk inovatif yang bertempat di Balai Desa Gucialit.
Ketika kegiatan sosialisasi ini berlangsung, ibu-ibu PKK sangat antusias untuk bertanya
dan penasaran untuk melihat secara langsung dari dekat bagaimana cara pembuatan
produk inovatif tersebut. Pada saat sosialisasi, tim pengabdian memberikan sampel
produk kepada ibu-ibu dan perangkat desa berupa seduhan Teh Kawa Daun dan
Kerupuk Kopi. Respon dari perangkat desa dan ibu-ibu yang hadir mengatakan bahwa
rasa dari Teh Kawa Daun dan Kerupuk Kopi enak dan cocok sebagai camilan.

Gambar 5. Sosialisasi Produk Inovasi Teh Kawa Daun dan Kerupuk Kopi

Sosialisasi mengenai cara perijinan P-IRT serta cara pemasaran dan branding
produk melalui media sosial kepada pelaku usaha dilaksanakan di Balai Desa Gucialit
dengan pemateri ibu Azizah selaku petugas Puskesmas Kecamatan Gucialit. Pada
sosialisasi ini dijelaskan bagaimana cara pemasaran melalui media sosial serta branding
produk agar produk yang dihasilkan lebih menarik cara pengemasannya. Selain itu
pelaku usaha diberikan penyuluhan mengenai bagaimana cara perijinan P-IRT, apa saja
syarat dan berkas-berkas yang harus disiapkan oleh pelaku usaha.
Gambar 6. Sosialisasi Perijinan P-IRT oleh Ibu Azizah

Setelah Sosialisasi perijinan SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan - Industri


Rumah tangga) ini, terdapat 9 pelaku usaha yang ingin didampingi dalam perijinan SPP-
IRT (Sertifikat Produksi Pangan - Industri Rumah tangga) oleh tim pengabdian. Setelah
berkas dan formulir perijinan P-IRT telah dilengkapi oleh pelaku usaha, tim pengabdian
mengantarkan berkas SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan - Industri Rumah tangga)
tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. Yang kemudian akan dilakukan
visitasi rumah produksi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang bersama dengan
petugas Puskesmas Kecamatan Gucialit. Sertifikat ijin P-IRT akan diterbitkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang kepada pelaku usaha yang telah memenuhi
persyaratan.

Gambar 7. Formulir SPP-IRT

Selain melakukan pendampingan dalam perijinan SPP-IRT (Sertifikat Produksi


Pangan - Industri Rumah tangga), tim pengabdian juga melakukan pendampingan dalam
perijinan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan). Untuk pengurusan SIUP (Surat Izin
Usaha Perdagangan) terdapat 4 pelaku usaha yang ingin didampingi dalam perijinannya
ke Kecamatan Gucialit. Berkas-berkas yang telah disiapkan oleh pelaku usaha oleh tim
pengabdian kemudian diantarkan ke Kecamatan Gucialit. Sertifikat ijin usaha
perdagangan (SIUP) akan diterbitkan oleh Kecamatan Gucialit kepada pelaku usaha
yang memenuhi persyaratan.
Gambar 8. Formulir SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

Gambar 9. Sertifikat Izin Usaha Perdagangan

Dengan adanya pelatihan bagaimana membuat kemasan atau label yang


menarik dapat meningkatkan pengetahuan pelaku usaha akan nilai estetika kemasan
produk industri rumah tangga. Yang selama ini kemasan olahan produk industri rumah
tangga ini hanya di kemas secara sederhana dalam kantung plastik dengan label yang
sangat sederhana. Dengan adanya pelatihan ini, kemasan yang dibuat lebih menarik
dan telah memenuhi aspek penting dalam pemasaran yang mencantumkan nama brand,
rasa, berat bersih, bahan yang digunakan, tempat produksi dan nilai estetik lain yang
dapat menarik konsumen.

Gambar 10. Contoh Kemasan Produk Industri Rumah Tangga Gucialit


Tahap Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan yang telah
dilakukan pada kegiatan pengembangan pendapatan masyarakat Desa Gucialit ini. Hasil
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini secara garis besar mampu
membantu perekonomian masyarakat desa Gucialit khususnya ibu-ibu rumah tangga
agar memiliki pendapatan tambahan.

KESIMPULAN
Peluang pengembangan kewirausahaan sangat besar dan dapat dikategorikan
sebagai usaha kecil dengan produk unggulannya yaitu bidang pertaniaan, perkebunan
dan adanya upaya pemanfaatan sumber daya alam yang sangat potensial.
Kewirausahaan ada di Desa memiliki prospek yang bagus asalkan di dukung dengan
sarana prasarana, regulasi yang baik dan pendanaan kepada pelaku usaha.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan pendapatan masyarakat Desa Gucialit
ini menghasilkan kesadaran masyarakat untuk ikut membantu perekonomian rumah
tangga dengan mengembangkan produk-produk inovatif dari bahan-bahan yang terdapat
di kebun sendiri yang seringkali dianggap tidak memiliki nilai jual sehingga digunakan
sebagai pakan ternak atau bahkan dibuang karena dianggap sebagai sampah.

SARAN
Program pengembangan pendapatan masyarakat Desa Gucialit ini dapat
dilanjutkan oleh perangkat Desa Gucialit, masyarakat Desa Gucialit, maupun tim
pengabdian selanjutnya sehingga potensi-potensi alam Desa Gucialit dapat
dikembangkan dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
BALITBAG. 2019. PROSIDING TEMU ILMIAH NASIONAL BALITBANG TAHUN
2019 “PERCEPATAN PENGEMBANGAN DESA MANDIRI”. Surabaya : Badan Penelitian
dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur
Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Solomon, Michael R. 2002. Consumer Behavior: Buying, Having and Being, edition. New
Jersey: Prentice Hall, inc
Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 2011 Tentang Pengembangan
Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, Serta Penyediaan Prasarana dan Prasarana
Kepemudaan. Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010
Zahrotun Nafisah, Miswan Ansori. 2019. Pemberdayaan Potensi Desa Wisata
River Walk di Desa Papasan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Jepara : Fakultas
Syariah dan Hukum, UNISNU Jepara
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.28 Tahun 2004 Tentang Keamanan
Mutu dan Gizi Pangan
Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.23.04.12.2205/2012 tentang
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

You might also like