You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Pola Pembelajaran Toilet Training Anak Usia Sekolah Bagi Anak Enuresis di SD Negeri
Ledug Kabupaten Banyumas

Lutfiannisa Fadhillah1, Deisy Sri Hardini2

1
Program Studi Keperawatan S1, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia
2
Dosen Program Studi Keperawatan S1, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia

INFORMASI A B S T R A C T
Korespondensi: Objective: This research aimed to find out the pattern of toilet training learning for
school-age children with enuresis in SD Negeri Ledug, Banyumas Regency.
lutfiannisaf@gmail.com
Methods: This was qualitative research with a phenomenological approach. Five
people were taken as the research samples by combining purposive sampling and snow-
ball sampling techniques. The data were obtained through in-depth interviews.

Results: The informants were 33-48 years old, graduated from elementari school,
junior high school, vocational school, and worked as housewives. The children were
Keywords: male and female, aged 6-7 years. The toilet training carried out by the informants be-
gan by telling the children about how to urinate and defecate properly. This learning
Enuresis, Learning Pattern, was done by asking children to practice directly so that they were accustomed to do it.
Toilet Training, School Age
Conclusion: The themes found in the research were understanding toilet training,
the perspective of toilet training for children, time to teach toilet training, perception
of the impact if children are given the toilet training late, techniques to teach toilet
training, obstacles in toilet training, overcoming consultation problems with health
workers, overcoming consultation problems with family, perception of feelings of han-
dling children with enuresis, and causes of enuresis in children.

82
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

PENDAHULUAN hal yang buruk pada anak di masa mendatang dapat


Enuresis merupakan salah satu masalah kesehatan menyebabkan anak tidak disiplin, manja, dan yang
yang sering terjadi namun jarang dianggap sebagai terpenting adalah dimana nanti pada saatnya anak
suatu masalah bagi orang tua. Pada usia sekolah di- akan mengalami masalah psikologi, anak akan merasa
harapkan anak sudah dapat mengontrol kandung berbeda dan tidak dapat secara mandiri mengontrol
kemihnya, namun pada kenyatannya dilapangan ma- buang air besar dan buang air kecil (Anggara, 2010).
sih ditemukan adanya kasus anak yang masih men- Wijaya (2015) menyatakan bahwa peranan orangtua
gompol. Hasil temuan yang dilakukan oleh Fitricilia dalam mendidik anak sangat besar. Salah satunya
tahun 2013 ditemukan bahwa kejadiaan anak yang mengajarkan anak tentang toilet training. Namun
enuresis di SD berada pada golongan umur 7 tahun banyak orangtua hanya sekedar mengajarkan saja
dengan jumlah 46,7%, umur 6 tahun dengan jumlah tanpa ada proses tindak lanjutnya. Pembelajaran toilet
33,3% dan umur 8 tahun sebanyak 20% (Fitricilia, training hanya pembelajaran antar orangtua dan anak
2013). dengan bahasa sehari-hari dan orangtua memberikan
Pada era modernisasi ini, orang tua khususnya ibu su- contoh sederhana, tanpa menggunakan media apap-
dah mulai mudah untuk merawat anaknya yang ma- un. Pembelajaran yang salah akan berdampak pada
sih balita. Hal ini seiring dengan banyaknya produksi keberhasilan toilet training anak.
diapers untuk balita. Karena alasan praktis, banyak Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneli-
orang tua yang lebih memilih untuk memakaikan ti di SD Negeri Ledug Kabupaten Banyumas terhadap
popok pada anaknya. Padahal cara ini akan menyu- lima orang tua ada yang memiliki satu dan dua anak
litkan proses belajar anak mengenai toilet training dan menggunakan metode wawancara. Hasil wawancara
menghentikan kebiasaan mengompolnya. Sama sep- menunjukkan bahwa terdapat 5 siswa yang masih men-
erti orang tuanya anak juga akan merasa lebih prak- gompol dan 3 siswa sudah tidak mengompol. Siswa
tis dengan memakai popok dan tidak ingin untuk ke yang mengompol yaitu kelas satu sebanyak 3 siswa,
toilet (Novi, 2015). kelas tiga sebanyak 1 siswa dan kelas enam sebanyak 1
Wijaya (2015) menjelaskan bahwa di Indonesia, toi- siswa. Dari kelima orang tua terdapat 2 orang tua yang
let training sering diabaikan oleh orangtua, orangtua menjelaskan sudah lepas pempers pada usia 2,5 tahun,
kurang menyadari pentingnya sebuah pembelajaran 2 ibu yang lepas pempers secara total usia 3 tahun dan 2
yang menarik untuk toilet training. Pada beberapa siswa lepas pempers usia 2 tahun. Orang tua menjelas-
anak mungkin melakukan toilet training tanpa mene- kan bahwa anak sering mengompol karena sebelum ti-
mukan adanya masalah, tetapi beberapa anak lainnya dur malas untuk buang air kecil di kamar mandi. Selain
akan mengalami kesulitan, menakutkan atau bahkan itu, berdasarkan penuturan guru menjelaskan bahwa
tidak perlu. Kebanyakan anak seringkali kesulitan ada beberapa siswa yang masih minta tolong pada guru
untuk dilepaskan dari ketergantungannya terhadap untuk mencebok setelah BAB.
popok sekali pakai. Sebagian besar ibu selalu kebin- Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti
gungan dalam proses pembelajaran pada anak dalam tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pola Pem-
kepekaan untuk buang air kecil dan buang air besar belajaran Toilet Training Anak Usia Sekolah Bagi Anak
secara benar di toilet. Kebanyakan orangtua kurang Enuresisdi SD Negeri Ledug Kabupaten Banyumas”.
menyadari pentingnya pembelajaran toilet training
yang baik sejak dini. METODE
Kebiasaan mengompol pada anak menurut Alder Penelitian ini menggunakan metode kualitatif den-
(2011) dapat diatasi dengan melakukan pembela- gan pendekatan fenomenologi. Pengambilan sampel
jaran toilet training sedini mungkin. Toilet training dengan kombinasi purposive sampling dan snowball.
dilakukan dengan membiasakan anak untuk melaku- Jumlah sampel penelitian sebanyak 5 informan. Kri-
kan BAB dan BAK selama 3 jam sekali. Toilet train- teria inklusi pada penelitian ini adalah : ibu yang
ing merupakan aspek penting dalam perkembangan memiliki anak masih mengompol, anak terdaftar di
anak pada masa usia toddler dan dibutuhkan perha- SD Negeri Ledug Kabupaten Banyumas, ibu berse-
tian orang tua dalam berkemih dan defekasi (Andri- dia menjadi informan. Kriteria ekslusi yaitu : infor-
yani,2016). man sedang keluar kota / mengundurkan diri pada
Kebiasaan yang salah dalam mengontrol buang air sat penelitian, informan kurang kooperatif pada saat
besar dan buang air kecil akan menimbulkan hal- dilakukan penelitian. Tempat dan waktu penelitian

83
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

ini dilaksanakan di SD Negeri Ledug dilaksanakan faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan toilet
pada bulan Desember 2019. Instrument pada peneli- training pada anak yaitu tingkat pendidikan orang
tian ini menggunakan pedoman wawancara. tua.
Hal senada juga disampaikan oleh Syari (2015) men-
yatakan bahwa Ibu yang sudah melaksanakan toilet
HASIL training pada anaknya sebagian besar (45,6%) ber-
pendidikan SMA. Putri (2016) menjelaskan bahwa
1. Karakteristik responden (ibu berdasarkan tingkat pendidikan berkaitan dengan seseorang dalam
umur, pekerjaan dan pendidikan sedangkan anak ber- penerimaan informasi yang mempengaruhi orang tua
dasarkan umur dan jenis kelamin). dalam mengasuh anak. Menurut Kurniawati (2018)
bahwa faktor pendidikan sangat mempengeruhi per-
Tabel 1 Karakterisitk Informan ilaku ibu dalam pelaksanaan toilet training.
Jenis Pada penelitian ini informan semuanya tidak memili-
Infor- Pendi- Peker- Umur
Umur ke- ki pekerjaan diluar rumah. Status pekerjaan ibu ada-
man dikan jaan anak
lamin lah sebagai ibu rumah tangga. Ibu yang tidak bekerja
Ibu R 37 6 Perem- memiliki waktu yang cukup untuk memberi perha-
SD IRT
tahun tahun puan tian pada anak, termasuk memperhatikan tumbuh
Ibu W 33 6 Laki-la- kembang anak.Ibu harus meluangkan waktu yang
SD IRT
tahun tahun ki cukup untuk dapat mendidik serta mengawasi anak
Ibu T 34 7 Perem- agar dapat melakukan toilet training dengan baik (Pu-
SMK IRT
tahun tahun puan tri, 2016).
Ibu J 48 7 Perem- Anak informan tiga dari lima informan berusia 7 ta-
SD IRT
tahun tahun puan hun, dua dari lima informan berusia 6 tahun dengan
Ibu M 34 7 Perem- jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Hasil pene-
SMP IRT litian ini sejalan dengan hasil Irawan (2003) dalam
tahun tahun puan
Pola pembelajaran toilet training anak usia sekolah en- Istaniah (2014) mengungkapkan bahwa di Singapura
uresis di SD Ledug Kabupaten Banyumas. didapatkan bahwa 15 % anak tetap mengompol diu-
sia 5 tahun dan sekitar 1,3% anak laki-laki serta 0,3%
PEMBAHASAN untuk anak perempuan, sedangkan di Inggris masih
1. Karakteristik responden (ibu berdasarkan umur, memiliki kebiasaan BAB sembarangan pada usia 7
pekerjaan dan pendidikan sedangkan anak ber- tahun dimana hal ini disebabkan karena kegagalan
dasarkan umur dan jenis kelamin). toilet training.
Usia informan termasuk dalam kategori usia dewasa, Hal tersebut juga dipertegas pendapat Rahayu (2015)
dimana pada usia ini informan sudah matang dalam bahwa banyaknya anak yang masih mengompol,
proses berpikir. Selain itu, ibu pada usia tersebut masih BAB dan BAK disembarang tempat sampai usia pra
produktif dan cepat tanggap terhadap perkembangan sekolah bahkan sampai usia sekolah disebabkan kare-
anak sehingga pengetahuan ibu baik dan sikap ibu na kegagalan toilet training pada saat anak berusia
dalam melaksanakan toilet training akan lebih men- toddler. Hasil penelitian Sapta dan Agustina (2015)
dukung. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa salah menunjukkan bahwa faktor terbesar yang menyebab-
satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan kan kegagalan toilet training adalah cara mengajarkan
adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang maka toilet training 94,5%, kesiapan emosional 91%, dan
semakin baik pula pengetahuannya. pola asuh orang tua 61,8%. Hal ini terjadi karena cara
Pendidikan informan dalam penelitian ini 4 dari 5 mengajarkan toilet training yang kurang tepat, yang
informan masih dalam kategori pendidikan rendah. mengakibatkan anak kurang memahami pentingnya
Pendidikan menentukan seseorang dalam proses daya air kecil dan buang air besar di toilet, bagaimana cara
serap informasi, hal ini tentunya akan memepengaruhi melakukan yang benar dan tidak mengajarkan secara
tingkat pengetahuan khususnya tentang toilet training. terus menerus, jadi anak gagal dalam melakukan toilet
Pengetahuan yang baik dalam toilet training dapat men- training.
dukung keberhasilan dalam pelaksanaan toilet training.
Penelitian Yousef et. al. (2017) menjelaskan bahwa

84
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

2. Pola pembelajaran toilet training anak usia sekolah itu anu gara-gara minum air susu langsung ngom-
enuresis di SD Ledug Kabupaten Banyumas. pol, kan ada tetangga yang ngomongnya ngga enak la
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa infor- yaa anak aku kan badannya kecil jadi ya maksudnya
man diperoleh hasil bahwa informan secara garis be- malu la ya tak cobain susu umur 2 tahun lebih, 2 ta-
sar belum begitu memahami tentang toilet training. hun 4 bulan tak kasih susu setelah lepas dari ASI nah
Berikut pernyataan dari beberapa informan, yaitu itu sering ngompol hampir tiap hari paling malem
“belum tahu”. (Ibu T) kalo siang kan udah bisa ngomong udah bisa pipis
sendiri (Ibu R)”
“engga, engga tahu, baru tahu”. (Ibu j)
“Eee 3 tahunan udah diajarin di toilet (Ibu W)”
Hal ini dapat dilihat dari cara pemberian, waktu
dan dampak yang akan diperoleh jika tidak melaku- Itu udah usia dini, udah dari kecil sebenernya, ya
kan toilet training, Pusparini & Arifah (2010) dalam udah dari usia 1,5 tahun sudah saya ajari kalo ee di
Maidarti dan Latif (2018) menjelaskan bahwa ke- atas toilet, pipis juga diatas toilet (Ibu T)”
berhasilan toilet training dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah suatunya adalah pengetahuan ibu yang Namun, dalam pelaksanaannya tiga dari lima informan
kurang tentang melatih anak BAB dan BAK. Hal mereka memulai toilet training diatas usia 3 tahun, Hal
tersebut juga didukung pendapat Syari (2015) ibu ini dengan alasan karena dengan alasan takut anaknya
yang memiliki pengetahuan yang luas seorang ibu BAB dan BAK sembarangan. Akan tetapi, ditemukan
dapat melaksanakan latihan toilet training yang benar juga satu dari lima informan yang sudah mulai toilet
kepada anaknya. Maka dari itu secara tidak langsung training dibawah usia 1 tahun. Hal ini dengan anggapan
pengetahuan berpengaruh terhadap pelaksanaan toi- bahwa anak sudah bisa komunikasi dengan orangtuan-
let training pada anak. ya. Informan yang benar dalam waktu mempraktekan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ter- toilet training hanya ada satu dari lima informan, dima-
hadap lima informan Toilet training bagi semua infor- na dalam pelaksannya dilakukan pada usia 1,5 tahun.
man adalah sesuatu hal yang penting, dimana infor- Latihan tersebut hendaknya dimulai pada waktu
man merasa dengan memberikan toilet training anak anak berusia 15 bulan dan kurang bijaksana bila anak
dapat mandiri dan disiplin dalam melakukan BAB dan pada usia kurang dari 15 bulan dilatih karena dapat
BAK. Toilet training merupakan aspek penting dalam menimbulkan pengalaman-pengalaman traumatik.
perkembangan anak pada masa usia toddler dan di Toilet training merupakan latihan moral yang perta-
butuhkan perhatian orang tua dalam berkemih dan ma kali diterima anak dan sangat berpengaruh pada
defekasi (Andriyani, 2016). Berikut adalah pernyata- perkembangan moral anak selanjutnya (Suherman,
an dari beberapa informan, yaitu 2010). Hasil penelitian Syari (2015) menunjukkan
“Ya penting hehe (Ibu R)” bahwa usia < 18 bulan adalah usia anak terbanyak saat
dilaksanakannya toilet training yaitu sebesar 61,9%.
“Itu yaa penting sekali ya soalnya bisa jadi anak tuh Toilet training sebaiknya tidak dilakukan pada anak
lebih disiplin, terus lebih dia tuh lebih mengerti ke- usia dibawah 1 tahun karena hal tersebut memaksa
bersihan gitu (Ibu T)” anak yang belum siap untuk melakukannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ter-
“Emm.. itu penting buat ngajar kaya biar ngga hadap lima informan didapatkan bahwa bagi empat
buang apa BAB sembarangan gitu kadang kan kaya informan dari kelima informan toilet training memi-
anak-anak suka BAB sembarangan di celana kaya liki dampak jika memang terlambat dilakukan pada
gitu ngompol (Ibu W)” anak salah satunya yaitu mengompol dan BAB di cel-
ana. Hal ini karena anak tidak terbiasa untuk men-
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terha- gontrol BAB dan BAK, berikut adalah hasil wawan-
dap lima informan didapatkan bahwa semua informan cara dengan informan, yaitu:
telah melakukan toilet training. Hasil wawancara den- “Ya ada nanti jadi sembarangan kaya tadi kan di-
gan informan sebagai berikut; jelasin BAB di celana atau apa gitu (Ibu T)”
“Waktu umur 6 bulan, 7 bulan. 1 tahun kan udah
ngga ngompol udah sampe 2 tahun lebih kan ngga Namun berbeda dengan pernyataan oleh satu in-

85
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

forman, dimana informan menjelaskan tidak ada hasil kutipan wawancara dengan informan, yaitu;
dampak jika terlambat dalam memberikan toilet “Ya alhamdulilah ngga sih, Cuma kalo yang ngga
training pada anak. Berikut ini adalah hasil wawan- kebelet ya ngga mau, kalo udah itu ya langsung mau
cara dengan informan, yaitu: pipis ya pipis langsung ke belakang” (Ibu R)
“Ngga ada (Ibu R)”
“Iya agak susah sih kadang ya pas kita ajak anak
Jika orang tua santai dalam memberikan aturan da- ke kamar mandi dia nya lari ngga mau kaya gitu,
lam toilet training maka anak akan menjadi lebih kadang ya harus kita bawelin dulu” (Ibu W)
cenderung ceroboh dan seenaknya dalam melakukan
kegiatan sehari-hari (Hidayat, 2008 dalam Mendur, “Yaa kesusahan sih maksudnya dia kadang jijih apa
2018). gimana kan kalo dulu pertama gitu, suruh jongkok
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ter- ngga mau, suruh siram ibaratnya pas sekarang udah
hadap lima informan didapatkan bahwa Pembelaja- besar suruh cebok sendiri kadang dia udah kadang
ran yang dilakukan informan terhadap anak tentang juga pernah jiji mah gitu apa gitu tapi kalo sekarang
toilet training yaitu dengan cara membiasakan anak sih udah ngga, dia udah sendiri” (Ibu T)
untuk BAB dan BAK sebelum tidur ke kamar mandi.
Hal tersebut dapat dilihat pada hasil wawancara den- “Iya itu anaknya kadang males, ngga mau, kadang
gan informan, yaitu: kalo udah itu, udah ngantuk ya marah-marah” (Ibu
“Ya misalnya mau tidur di ajak ke kamar mandi” J)
(Ibu W)
“Ya carane ya kalo mau tidur suruh ke kamar man- “Iya suka ngga mau sih kalo udah itu suka ngga mau
di dulu gitu lah hehe kalo siang kan udah bisa mak- pergi kalo udah dikasur ngga maul ah males males
sude udah bisa sendiri paling malem kalo mau tidur gitu” (Ibu M)
suruh itu ke toilet” (Ibu R)
Pada dasarnya empat dari lima informan dalam pe-
“Iya itu kalo mau bobo disuruh cuci tangan, cuci nelitian ini, belum pernah melakukan konsultasi atau
kaki teris disuruh kencing dulu baru tidur gitu” (Ibu mengantarkan anaknya periksa ke dokter. Berikut ini
M) adalah hasil wawancara, yaitu;
“ belum, ngga ngga kesampean gitu paling ya nanti
Pembelajaran yang lain diajarkan oleh informan ter- mungkin kalo masalah ngompol kan bisa itu sendiri
hadap anak yaitu dengan mengajarkan jika BAK dan gitu ilang sendiri jadi engga begitu kepikiran kesitu”
BAK itu di kamar mandi setelah itu disiram. Hal ini
dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut; Namun, ada satu dari lima informan yang sudah
“Yaa cuman paling mengajari kalo cara dia harus melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan yai-
buang air kecil atau air besar ya harus di kamar tu bidan desa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
mandi maksudnya di atas toilet, abis itu disiram” informasi terkait dengan masalah anaknya sendiri.
(Ibu T). Akan tetapi, informan belum bisa mengatasi masalah
ngompol pada anaknya. Kondisi demikian menye-
Pada saat mengajarkan toilet training pada anak da- babkan informan bingung, tertekan dan malu dengan
lam pelaksanaannya proses pembelajaran tidak selalu kondisi anaknya. Berikut ini adalah hasil wawancara,
lancar, ibu menemukan kendala seperti anak susah yaitu;
untuk diajak ke kamar mandi sebelum tidur, mau ke “Sudah..sudah katanya itu wajar, karna dia itu
kamar mandi jika sudah kebelet BAK, anak merasa kadang minum es.. lari-lari.. terus pokoknya dia
jijik, malas tidak mau ke kamar mandi. Selain itu, yang kaya hujan-hujanan apa
informan juga sering dimarahin anaknya pada saat itu lah pokoknya gitu bisa pipisnya itu sering ka-
membangunkan anak pada saat malam hari untuk tanya maksudnya tanpa kerasa gitu, tapi sih ngga
pergi ke kamar mandi. Kondisi ini sehingga terkadang semua anak (konsul dengan bidan desa)”. (Ibu T)
membuat orang tua cenderung merasa menyerah ter-
lebih dahulu, sehingga orang tua tidak rutin untuk Selain itu, peneliti juga menemukan informan
melakukan tatur pada malam hari. Berikut ini adalah melakukan konsultasi atau bertanya pada keluar-

86
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

ga didapatkan bahwa ada dua dari lima keluarga hat bagaimana melakukan kebiasaan BAB dan BAK,
menyarankan untuk pergi ke dukun bayi. Keluarga anak dengan toilet training dengan baik oleh orang
informan percaya dengan pergi ke dukun bayi dan tua cenderung lebih mandiri dalam melakukan BAB
dilakukan sengkak (pijet bagian perut) dapat menga- dan BAK.
tasi kebiasan mengompol anak. Sengkak merupakan Kondisi mengompol pada anak bagi informan terk-
salah satu tindakan pijat dengan cara menekan bagian adang membuat bosan, dan jengkel karena setiap pagi
bawah perut dengan kedua ibu jari, kemudian mem- informan harus menjemur kasur. Informan merasa
bawanya ke bagian atas seolah-olah menaikan rahim sudah maksimal untuk mengajari anak toilet training
(Bosofi, 2016). Berikut ini adalah hasil wawancara, sebelum tidur harus buang air kecil dulu ke kamar
yaitu; mandi. Informan juga merasa sedih, bingung dan
“Belum, katanya orang tua sih harus disengkak malu tentang kondisi anaknya yang masih mengom-
atau gimana kan tapi kayanya ngga mempan loh”. pol karena pada usia mereka seharusnya sudah tidak
(Ibu W) mengompol. berikut ini adalah hasil wawancara, yai-
tu;
“Iya paling, iya paling gimana ya carane biar anak “Perasaannya ya.. ya orang tua ya bingung, sedih..
ngga ngompol, ada yang nyuruh katanya di seng- maksudnya kenapa sih anakku masih ngompol gitu
kak lah apa lah gitu sengkak maksudnya perutnya padahal kan kita udah apa yaa maksimal maksudn-
disengkak biar nanti ngga ngompol apa gimana ke ya ngasih tau ke anak sebelum tidur pipis dulu tapi
dukun bayi urut perutnya. (Ibu R) kenapa malem tuh ya apa harus kita standbye setiap
satu jam sekali harus mbangunin kan ngga mungkin,
Informan menjelaskan bahwa waktu mengompol bi- anak kan marah lagi tidur nyenyak dibangunin kan
asanya pada malem hari sebanyak 1-2 kali dalam sem- juga marah gitu yaa sedih lah, aku sih ya tertekan ya
inggu, namun ada juga yang hampir setiap hari. Oleh ngga tertekan ya cuma maksudnya ya dimaklumin
karena itu, keluarga menyarankan pada informan lah dia kan masih kecil maksudnya, mungkin nanti
untuk sering melakukan tatur pada anak. Namun de- lama-lama lambat taun juga pasti dia ngerti yang
mikian, informan belum bisa melaksanakan dengan namanya pipis dulu itu penting maksudnya jangan
baik dan rutin sehingga anak masih tetap mengom- ngompol lagi”. (Ibu T)
pol. Berikut ini adalah hasil wawancara, yaitu;
“ Iya paling sama keluarga dilatih tatur aja”. (Ibu Hal serupa juga dialami oleh informan lainnya, yaitu;
W) “Ya satu sisi ya kadang malu karna ya itu dia per-
empuan udah besar malu tetep ada rasa malu ada
Tatur merupakan salah satu tindakan yang dilaku- tapi satu sisi ya ya itu kan anak sendiri-sendiri itu,
kan informan untuk mengajak anak BAB dan BAK malu tetep ada karna udah besar perempuan lagi,
ke kamar mandi pada malam hari. Informan mem- ya itu seperti kalo beli pampers masa beli pampers
biasakan anak buang air kecil sebelum tidur dengan itu buat siapa itu ah udah gede kok masih ngompol
cara di-tatur, yaitu dilepas celananya dan dibawa ke gitu ya saya ngga mau panjang-panjang ah itu mun-
toilet untuk digendong dan dibiarkan sampai si anak gkin udah resiko di aku, rejeki aku dalam hati udah
pipis. Cara me-natur, yaitu memegang kepala anak dari sananya pipis terus gitu kalo itu nanti panjang
dengan tangan kiri dan rasa sayang dan juga kakinya lebar jadinya kan kebanyakan, minder juga, minder
dengan tangan kanan. Daerah kemaluan dibiarkan minder ada mindernya lah soalnya udah besar masih
mengarah ke lantai toilet agar mereka bisa buang air pipis ya kadang dibanding-bandingkan anakku ini
kecil di sana. Biasanya ibu sambil berkata “pis.. pis.. umur segini udah ngga. Untuk saya pribadi pasti ada
pis (Ajeng, 2014). rasa karna selalu apalagi ini saya baru punya anak
Menurut Rahayu (2015) bahwa peran orang tua satu, umurku umur udah ada baru punya anak tetep
sangat penting dalam membentuk kepribadian pada jadi tekanan apalagi kalo beli pampers itu ya udah
anak. Pembentukan kepribadian seorang anak harus jawabannya wis asal itu ya biar ngga panjang-pan-
dimulai sejak usia dini. Apabila orang tua tidak men- jang selalu gitu dibanding-bandingkan wih kadang
jalankan perannya dengan baik, maka anak tersebut aku harus kuat banget”. (Ibu J)
akan menjadi anak yang kurang mandiri dan selalu “Jengkel, bosen njemurin kasur terus”. (Ibu W)
tergantung pada orang lain. Hal demikian dapat dili-

87
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

“Iya sedih lah, liat liat kasure basah, liat liat kasure Kebiasaan minum air es, berlari-lari dan hujan-hu-
basah, sedih, tiap hari itu nyuci sepre iya, pake per- janan tidaklah dibenarkan dapat menyebabkan seo-
lak sedikit itu tapikan dia udah muter-muter bobo- rang anak dapat mengompol. Namun, jika meminum
nya, hari-hari nyuci sepre nyuci sepre selimut, kalo air es dimalam hari dan anak juga minum air terlalu
anaknya enjoy saja kalo ibunya ya tertekan kalo pagi banyak dapat menyebabkan mengompol dimalam
harus mberesi yang kena ompol kan, bau udah gede hari. Hal tersebut dibenarkan oleh pendapat Malve
sih” (Ibu M) (2017) bahwa meminum air es dimalam hari dapat
menyebabkan mengompol pada anak di malam hari.
Pada kenyatannya di lapangan kondisi anak men- Hasil penelitian Shen (2017) menunjukkan bahwa
gompol juga ada satu dari lima informan yang merasa meminum air sebelum tidur ditempat tidur berpen-
biasa saja dan memaklumi anaknya yang biasa men- garuh terhadap kejadian mengompol dimalam hari.
gompol karena bagi informan nantinya anak akan Informan juga menjelaskan bahwa ketika musim
sembuh dengan sendirinya. Berikut ini adalah hasil hujan anak mudah mengompol. Kondisi tersebut
wawancara, yaitu; menurut informan karena suhu ruangan / lingkungan
“perasaane ya gimana ya hehehe ya penginnya ya pada saat musim hujan dalam kondisi dingin. Hasil
anake ya udah umuran segitu maksudnya udah ngga penelitian Balcin et. al. (2014) menunjukkan bahwa
boleh ngompol lagi sih tapi gimana lagi ya” (Ibu T). kondisi pada musim hujan memiliki risiko untuk
menyebabkan mengompol pada anak di malam hari.
Kebiasaan mengompol pada anak, ibu biasanya su-
dah merasa bingung maka anak menggunakan pem- KESIMPULAN
pers pada saat tidur malam hari. Secara teori usia Berdasarkan hasil dan pembahasan peneliti diatas
yang baik untuk lepas pempers yaitu 2-3 tahun, jika peneliti menyimpulkan sebagai berikut: Tema-tema
melebih usia tersebut akan berdampak kurang baik yang ditemukan dalam penelitian adalah Pemahaman
bagi anak. Tahir (2010) menjelaskan terlalu sering toilet training, Cara pandang toilet training bagi anak,
menggunakan diapers pada anak, akan menyebabkan Waktu mengajarkan toilet training, Persepsi dampak
efek psikologis yang kurang baik. Anak akan susah jika anak terlambat diberikan toilet training berbe-
untuk mengontrol hasrat buang airnya, karena terbia- da-beda, Teknik mengajarkan toilet training, Ham-
sa dengan pemakaian diapers yang memudahkan si batan dalam pembelajaran toilet training, Mengatasi
kecil bisa kapan saja melakukan buang air dan dima- masalah konsul dengan tenaga kesehatan, Mengatasi
na saja. Maka begitu dia lepas dari pemakaian diapers, masalah konsul dengan keluarga, Persepsi perasaan
maka dia harus berusaha lebih keras untuk mengerti menangani anak enuresis, penyebab anak masih men-
kapan dan dimana dia harus buang air, dibanding- gompol.
kan dengan anak lain yang terbiasa menggunakan
popok kain semasa kecilnya. Hal semacam ini akan SARAN
mempengaruhi masa depan anak dalam upaya pen- Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan penelitian ini
gendalian diri,sehingga anak akan susah dikendalikan dapat diteliti lebih lanjut dengan mengetahui faktor
dalam hal BAB dan BAK serta akan mudah marah apa saja yang menyebabkan anak pada usia sekolah
apabila dikasih tau ibunya. masih mengompol.
Berdasarkan penuturan informan penyebab ngom-
pol pada anak-anak mereka dikarenakan kebanyakan DAFTAR PUSTAKA
minum air es, kebanyakan minum air, berlari-lari, Alder, R. (2011). Problems With Toilet Training And
hujan-hujanan ataupun suhunya dingin. Berikut ini Bed-Wetting. Journal of the New Zealand Collage
adalah hasil wawancara, yaitu; of Clinical Psychologist 21(2), 13-20.
“ini kalo dia pokoknya terutama dia hujan-hujanan Anggara, PB. (2010). Tablet “Toilet Training”. Diak-
terus minum esnya tuh sampe malem sampe selepas ses pada 2 Oktober 2019 dari www.journalpedi-
magrib itu pasti, ngga tau jam berapa tau-tau kalo atrick.
aku pegang udah basah. Terutama itu pokoknya ter- Andriyani, S. (2016). Hubungan Tingkat Pengeta-
utama kalo minum es banyak sama hujan-hujanan huan Dengan Sikap Ibu Tentang Toilet Training
pokoknya dingin lah hawa dingin gitu.” (Ibu T). Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Posyandu Dahlia
B Wilayah Kerja Puskesmas Cubeber Kelurahan

88
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

Cibeber Kota Cimahi. Tahun Setelah Mendapa- 8 (1).


tkan Penyuluhan di Tegalboto. Jurnal Keper- Sapta dan Agustina. (2015). Tiga Faktor Dominan
awatan, 1 (1). Penyebab Kegagalan Toilet Training Pada Anak
Balci Tas, Hazar, dan Cakiroglu. (2014). Monosymp- Usia 4-6 Tahun. Jurnal Ners dan Kebidanan, 2
tomatic Nocturnal Enuresis Caused By Season- (2).
al Temperature Changes. International Journal Shen. (2017). Behavioral Factors For Predicting Se-
Clinic Experiment Medication, 7 (4). verity Of Enuresis And Treatment Responses In
Basofi. (2016). Pengobatan Tradisonal Oleh Dukun Different Compliance Groups Receiving Behav-
Pada Masyarakat Suku Tengger Kecamatan Sen- ioral Therapy. Pakistan Journal Medicine Sciense,
duro Kabupaten Lumajang. Skripsi. Universitas 33 (4).
Jember. Syari. (2015). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Fitricilia. (2013). Hubungan Enuresis Dengan Infek- Tentang Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak
si Saluran Kemih Pada Anak Usia 6-8 Tahun Di Usia 1-3 Tahun di Wilayah Kerja Posyandu Desa
SD Negeri Malalayang. Jurnal e-Biomedik (eBM), Kubang Jaya Kabupaten Kampar. Jom FK, 2 (2).
1 (1) Tahir. (2010). Health dan Safety Keluarga. Yogyakar-
Istaniah.(2014). Pengetahuan Ibu Meningkatkan Ke- ta: UGM
mampuan “Toilet Training” Anak.Jurnal Keper- Wijaya. (2015). Perancangan Buku Interaktif Ten-
awatan Anak, 2 (1). tang Toilet TrainingAnak Usia 1-3 Tahun. Artikel
Kurniawati. (2018). Pengetahuan Ibu Dengan Toilet Ilmiah.
Training Pada AnakUsia Toddler (1-3 Tahun). Yousef, Allawama dan Albaramki. (2017). Toilet
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7 (1). Training and Influencing Factors that Affect Ini-
Maidartati dan Latif. (2018). Gambaran Pengeta- tiation and Duration of Training: A Cross Sec-
huan Orangtua Tentang Toilet Mahrous & Ka- tional Study. Iran Journal Pediatric International
mal. (2019). The Epidemiology and Factors As- Press.
sociated with Nocturnal Enuresis among Primary
School Children in Minia City, Egypt. The Epi-
demiology and Factors Associated with Nocturnal
Enuresis among Primary School Children in Minia
City, Egypt, 37 (1).
Malve. (2017). Nocturnal Enuresis in India: Are We
Diagnosing and Managing Correctly?. Indian
Journal of Nephrology.
Mendur. (2018). Hubungan Peran Orang Tua Den-
gan Kemampuan Toilet Training Pada Anak Pra
Sekolah Di TK Gmim Sion Sentrum Sendangan
Kawangkoan Sat. e-journal Keperawatan (e-Kp),
6 (1).
Notoatmodjo S. (2010). Promosi Kesehatan Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Novi, B. (2015). Tanya Jawab Seputar Parenting. Yog-
yakarta: FlashBooks.
Putri. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang ToiletTraining Terhadap Pelaksanaan
Toilet Training PadaAnak Usia ToddlerDi Kelu-
rahan Sewu Surakarta. Naskah Publikasi. Univer-
sitas Muhammadiyah Surakarta
Rahayu. (2015). Hubungan Peran Orang Tua Den-
gan Kemampuan Toilet Training Pada Anak Usia
Toddler di PAUD Permata Bunda Rw 01 Desa
Jati Selatan 1 Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Kesehatan,

89
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah September 2020

Tabel 2 Pola pembelajaran toilet training


Kata kunci Kategori Sub tema Tema
tidak tahu toilet training Arti toilet training. Ketidakpahaman toilet training Pemahaman toilet training
Penting agar lebih disiplin. Arti penting toilet training Toilet training penting bagi anak Cara pandang toilet training bagi
Penting agar tidak buang air besar dan anak.
buang air kecil sembarangan.
Usia 6 bulan, 7 bulan. Masa mengajarkan toilet training.

Usia 3 tahun. Waktu mengajarkan toilet


Dampak toilet training. Terlalu cepat memberikan toilet training.
training.
Usia 1,5 tahun. Pembelajaran toilet training. Terlambat memberikan toilet training.
Tepat dalam memberikan toilet
training.
Buang air besar dan buang air kecil Ada dampak . Persepsi dampak jika anak ter-
sembarangan. lambat diberikan toilet training
Anak menjadi malas. berbeda-beda.
Tidak ada dampak. Hambatan toilet training.

Mau tidur di ajak ke kamar mandi. Teknik mengajarkan toilet


Mengajarkan buang air besar dan buang Tidak ada dampak. training.
air kecil harus di kamar mandi.
Sebelum kebelet tidak mau ke kamar Mengajak ke kamar mandi.
mandi. Mengajarkan ke kamar mandi.
Diajak ke kamar mandi lari. Hambatan dalam pembelajaran
Jijik, jongkok tidak mau. Konsultasi tenaga kesehatan toilet training.
Malas jika sudah ngantuk.
Mengompol bisa berhenti sendiri Mengajak anak di kamar mandi.
Wajar karena suka minum es dan lari-lari.
Dilatih tatur. Konsultasi dengan keluarga
Menganjurkan sengkak. Mengatasi masalah konsultasi
Ngompol bisa berhenti sendiri. dengan tenaga kesehatan.
Bingung, sedih. Mengatasi masalah konsultasi
Malu Perasaan menangani anak masih men- dengan keluarga.
Jengkel, bosan. gompol Persepsi perasaan menangani
Penyebab ngompol Tidak melakukan konsultasi anak enuresis.
Minum susu formula, cuaca dingin Penyebab anak masih mengom-
Kebanyakan minum es, kecapean main Melakukan konsultasi pol bervariasi
Melakukan konsultasi

90

You might also like