You are on page 1of 5

Jurnal Kajian Veteriner Vol. 6 No.

1 : 12-16 (2018)
ISSN : 2356-4113
STUDI KASUS : PROFIL SEL DARAH MERAH ANJING YANG TERINFEKSI
BABESIA SP.

(Case Report : Red Blood Cell Profile in Dog Infected by Babesia sp.)

Yanse Yane Rumlaklak, Jois Moriani Jacob, Aven Bernard Oematan


Program Studi Kesehatan Hewan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang
Jalan Prof Dr Herman Johanes, Kel. Lasiana, Kec. Kelapa Lima,
P. O. Box. 1152, Kupang 85011
E-mail : yanne.ibh15@gmail.com

ABSTRACT

Babesia sp. is a protozoa that infects dogs through tick bite and can cause babesiosis.
The purpose of blood tests in case dogs is to find out the profile of the dog's red blood cells
with babesiosis. On clinical examination found many ticks on the dog's body. Dogs show
clinical symptoms of dehydration and paleness in the mucosa. Blood collection is done
through the anterior antibrachii cephalica vein. Blood is taken and collected in EDTA
tubes. Then the examination is done by examining blood parasites, examining erythrocyte
values, examining hemoglobin concentration and hematocrit values. Examination of blood
parasites was done by making reticulocyte preparations, while examining erythrocyte
values, hemoglobin concentration and hematocrit values were performed using a Vet
Scan® HM 5TM machine. The results of examination of reticulocyte preparations showed
the existence of Babesia sp infestations with a presentation of 0.68%. Erythrocyte values,
hemoglobin concentration and hematocrit values were 3.52x106 // µL, 6.90 g / dL and
23.81%. Based on history, physical examination, clinical and laboratory examination, it
can be concluded that the Beagle dog named Loh has microcytic hypochromatic anemia.

Keywords : Red Blood Cell, Dog, Babesia sp

PENDAHULUAN

Kesehatan anjing merupakan anjing melalui gigitan caplak adalah


salah satu hal penting yang perlu Babesia sp.
mendapat perhatian agar anjing selalu Babesia sp. merupakan protozoa
dalam keadaan yang optimal. Banyak penyebab babesiosis, yang dapat
penyakit yang seringkali menyerang menginfeksi anjing melalui gigitan
anjing diantaranya infeksi ektoparasit caplak. Proses penyebaran babesiosis
seperti kutu dan caplak. Investasi kutu melalui vektor caplak Rhipicephalus
dan caplak menyebabkan masuknya sanguineus (R. sanguineus). Babesia sp.
protozoa, virus dan riketsia yang dapat merupakan salah satu parasit
menimbulkan penyakit pada anjing. Salah intraeritrositik yang dapat menyebabkan
satu protozoa yang sering menginfeksi rusaknya eritrosit, dan parasit ini
berbentuk menyerupai buah pear (Taylor
12
Rumlaklak et al Jurnal Kajian Veteriner

et al. 2015). Faktor kerusakan eritrosit pada nilai hematologi. Oleh karena itu,
inilah yang penting dalam babesiosis, seringkali pemeriksaan hematologi dapat
yang menimbulkan gejala seperti dijadikan screening test untuk menilai
hemoglobinemia, hemoglobinuria dan kesehatan hewan secara umum,
jaundice (Marlina 2013). kemampuan tubuh melawan infeksi
Babesiosis dapat menimbulkan dalam evaluasi status fisiologis hewan
perubahan pada profil sel darah merah dan untuk membantu menegakkan
(eritrosit) anjing. Hal ini disebabkan diagnosa suatu penyakit (Jain 1993;
darah merupakan bagian tubuh yang Latimer 2011). Parameter hematologi
berbentuk cairan dan memegang peranan yang diperiksa dalam kasus infeksi
penting dalam proses fisiologis dan Babesia sp. adalah Jain 1993; Latimer
patologis, yang bilamana terjadi 2011 jumlah sel darah merah (eritrosit),
gangguan fisiologis dan patologis pada konsentrasi hemoglobin dan nilai
anjing dapat menyebabkan perubahan hematokrit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil 35x/menit, banyak caplak yang


Signalemen menempel pada kulit anjing.
Seekor anjing ras Beagle jantan
berwarna coklat hitam bernama Loh, Pemeriksaan Parasit Darah
berumur 6 bulan, berat badan 4 kg. Pemeriksaan parasit darah
menggunakan preparat retikulosit,
Gejala dan Tanda Klinis kemudian menggunakan rumus
Anjing menunjukkan gejala klinis perhitungan yang sama dengan
dehidrasi, mukosa pucat, banyak caplak penghitungan total retikulosit. Hasil yang
pada kulit anjing. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh diamati bahwa parasit darah
diperoleh data berupa temperatur yang ditemukan adalah babesiosis dan
tubuhnya normal 38,40 C, repirasinya presentasi sebesar 0.68%.

Gambar 1. Babesia sp dalam sel darah merah anjing (lingkaran merah). Pewarnaan
Giemsa. Perbesaran 100x.

Pemeriksaan Nilai Eritrosit, Konsentrasi hematokrit anjing Loh dilakukan


Hemoglobin dan Nilai Hematokrit menggunakan mesin Vet Scan® HM 5TM.
Pemeriksaan nilai eritrosit, Hasil pemeriksaan seperti pada Tabel 1.
konsentrasi hemoglobin dan nilai

13
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 6 No. 1 : 12-16 (2018)
ISSN : 2356-4113
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Nilai Eritosit, Konsentrasi Hemoglobin dan Nilai Hematokrit
Anjing Loh

Parameter Hasil Nilai Nomal Satuan


RBC 3.52 5.5-8.5* 106/µL
Hemoglobin 6.90 12-18* g/dl
Hematokrit 23.81 37-55* %
* Latimer, 2011

Pembahasan
Hasil pengamatan preparat ulas mengalami defisiensi zat besi, yang
darah ditemukan protozoa Babesia sp dimana zat besi berperan penting dalam
dengan presentasi 0.68%.Tingkatan proses pematangan eritrosit. Penyebab
parasitemia kasus ini adalah tingkat lain dari rendahnya eritrosit pada Anjing
pertama atau tingkat ringan (mild Loh adalah infestasi parasit kronik yaitu
reaction) karena tingkat presentasi caplak. Hal ini bisa menyebabkan terjadi
parasitemia dibawah 1%. Kasus ini anemia atau penurunan jumlah sel darah
memiliki derajad infeksi ringan karena merah pada anjing kasus karena caplak
infeksi yang terjadi adalah infeksi merupakan ektoparasit yang menghisap
tunggal. Tingkat keparahan infeksi akan darah.
bertambah presentasinya bila terdapat Hemolisis eritrosit akibat infeksi
kombinasi dengan infeksi parasit darah Babesia sp dapat menyebabkan anemia
lainnya (Weiss dan Wardrop 2010). (Harvey 2012). Dalam kondisi ini,
sumsum tulang merespon dengan
Jumlah Eritrosit meningkatkan retikulosit yang akan
Nilai eritrosit anjing Loh adalah dilepaskan dalam peredaran darah.
3.52x106//µL. Nilai ini mengalami Peningkatan retikulosit dalam sirkulasi
penurunan yang cukup banyak dari nilai darah mengindikasikan adanya proses
normalnya 5.5-8.5x106//µL (Latimer hemolisis (Sibuea et al. 2009). Hemolisis
2011, Foster et al., 2007). Rendahnya yang disebabkan oleh Babesia sp adalah
nilai eritrosit ini memunculkan dugaan hemolisis intravascular, hemolisis
terjadi anemia. Anemia merupakan ekstravaskular dan hemolisis yang
kondisi dimana terjadi kekurangan diperantarai oleh kekebalan. Hemolisis
eritrosit, rendahnya konsentrasi intravaskular terjadi karena eritrosit
hemoglobin ataupun keduanya (Reece, mengalami kerusakan (lisis) di dalam
2006). Latimer (2011) menerangkan sistem sirkulasi. Kerusakan terjadi saat
bahwa penyebab umum dari anemia Babesia sp. keluar dari dalam eritrosit
antara lain perdarahan, hemolysis, setelah melakukan pembelahan, yaitu
berkurangnya pembentukan darah, dalam bentuk merozoit. Hemolisis
aplasia Latimer 2011, Foster et al., 2007 ekstravaskular terjadi karena eritrosit
sumsum tulang, defisiensi zat besi, yang terinfeksi Babesia sp. keluar dari
defisiensi zat tembaga maupun sistem sirkulasi akibat kebocoran
kekurangan beberapa faktor pembentuk pembuluh darah yang disebabkan oleh
darah. Pada kasus ini, anjing Loh turunnya jumlah trombosit. Hemolisis
14
Rumlaklak et al Jurnal Kajian Veteriner

yang diperantarai oleh kekebalan terjadi jenis kelamin, ras, umur dan keadaan
karena eritrosit yang mengandung patologis (Triakoso dan Putri 2012).
Babesia sp. difagosit oleh makrofag Pemeriksaan preparat ulas juga
(Weis dan Wardrop 2010). dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan sel-sel darah merah
Konsentrasi Hemoglobin dalam hal ukuran, bentuk dan warna.
Hemoglobin anjing Loh juga Berdasarkan Gambar 2 dibawah
mengalami penurunan dari nilai menunjukkan bahwa eritrosit anjing Loh
normalnya 12-18 g/dL yaitu 6.90 g/dL. berbentuk hipokromasia mikrositosis dan
Penurunan konsentrasi hemoglobin warna hiprokromik (merah kepucatan).
diakibatkan oleh akumulasi eritrosit yang Hasil indeks mean corpuscular volume
rendah. Kondisi inidisebabkan karena (MCV)/ volume rata-rata eritrosit Loh
infestasi Babesia sp pada anjing yang pada pemeriksaan darah lengkap normal
menyebabkan menurunnya konsentrasi yaitu 68 fl. Warna eritrosit Loh dalam
hemoglobin, yang dimana fungsi pengamatan menunjukkan warna merah
hemoglobin adalah mengangkut oksigen pucat (hipokromik). Hal ini sesuai
dan memberikan warna merah pada dengan hasil indek mean corpuscular
eritrosit. Hal ini yang memicu terjadinya haemoglobin concentration (MCHC)
anemia (Meyer dan Harvey 2004; 29.10 g/dl (indeks normalnya 31-34 g/dl)
Rachied et al.2014). Faktor lain yang yang menunjukkan penurunan
mempengaruhi hemoglobin adalah hemoglobin relatif lebih banyak, tetapi
nutrisi, ras, umur, musim, waktu konsentrasi hemoglobin per satuan
pengambilan sampel, antikoagulan yang volume tidak berkurang sehingga tidak
dipakai dalam penelitian (Mbassa dan sebanding dengan isi hemoglobinnya.
Poulsen 1993) dan faktor kegembiraan Pada kondisi ini, eritrosit menunjukkan
(tidak stress) (Swenson and Reece 1993). komponen yang tidak lengkap pada
hemoglobin (Latimer, 2011,
Nilai Hematokrit Cunningham, 1997). Latimer, 2011
Presentasi nilai hematokrit anjing Loh menambahkan bahwa bentuk eritrosit
mengalami penurunan sebesar 23.81%. hipokromasia mikrositosis pada anjing
Kadar hematokrit normal pada anjing 37- disebabkan anjing kekurangan zat besi
55%. Faktor-faktor yang mempengaruhi akibat kehilangan darah kronis yang
nilai hematokrit adalah jumlah eritrosit, disebabkan karena infestasi caplak.

Gambar 2. Eritrosit Anjing Loh, perbesaran 100x


Sumber : Dokumentasi pribadi

15
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 6 No. 1 : 12-16 (2018)
ISSN : 2356-4113
KESIMPULAN

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan laboratorium maka anjing Loh


mengalami anemia hipokromatik mikrositik.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham JG. 1997. Textbook of ke-3. Philadhelpia (US): WB


Veterinary Physiology. Ed ke-2. Saunders.
Philadelphia USA: W.B.Saunders Rachied HGA, Zaahkouk SA, EL-
Company. Zawhry EI, Elfeky Kh. 2014.
Foster R, Smith M and Nash H. 2007. Hematological and biochemical
Complete Blood Count. parameters in some bird and
Http//peteducation.com. [12 mammals. Journal of Entomology
Maret 2018]. and Zoology.2(2):153-158.
Harvey JW. 2012. Atlas of Veterinary Reece WO. 2006. Functional Anatomy
Hematology, Blood and Bone and Physiology of Domestic
Marrow of Domestic Animals. Animals. Ed ke-3. Iowa:
WB Saunders Company. Blackwell Publishing.
Philadelphia, Pennsylvania. Sibuea WH, MM Pangabean, SP Gultom.
Jain, NC. 1993. Essentials Of Veterinary 2009. Ilmu Penyakit Dalam.
Hematology. Jon wiley and Sons Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ltd. Oxford, United Kingdom. Swenson MJ, Reece WO. 1993. Duke’s
Latimer, KS. 2011. Duncan & Prasse’s Physiology of Domestic Animals.
Veterinary Laboratory Medicine Ed ke-7. Ithaca USA: Cornell
Clinical Pathology. Fifth Edition. University Press.
Jon Wiley and Sons Ltd. Oxford, Taylor MA, RL Coop, RL Wall. 2015.
United Kingdom. Veterinary Parasitology. Ed ke-4.
Maylina L. 2013. Profil Hematologi dan New Jersey (US) : Wiley
Kimia Darah Anjing yang Blackwell.
Terinfeksi Kombinasi Babesia sp. Triakoso N, Putri PR. 2012.
dan Haemobartonella sp. Kronis. Perbandingan packed cell volume
[Tesis]. Institut Pertanian Bogor. darah anjing sebelum dan sesudah
Mbassa GK, Poulsen JSD. 1993. penyimpanan menggunakan
Reference Ranges for Citrate-phosphate-dextrose. J Klin
Hematological Value in Landrace Vet. 1(1): 23-26.
Goats. Small Rum Res. Weiss DJ, Wardrop KJ. 2010. Schalm’s
Meyer DJ, Harvey JW. 2004. Veterinary Veterinary Hematology. Ed ke-6.
Laboratory Medicine. Washington (US): A John Wiley
Interpretation and diagnosis. Ed & Sons Ltd. Publication

16

You might also like