You are on page 1of 13

PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA

PEKERJA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI


KOTA PEKANBARU

Oleh : ANGGA KURNIAWAN A.P


Pembimbing I : Rika Lestari SH.,M.Hum
PembimbingII : Riska Fitriani SH. MH
Alamat: Jln. Bengkulu, Harapan Raya Kec. Bukit Raya
Email: an99akurniawan10@gmail.com±tlpn 085355481117

ABSTRACT

Health and safety ( hereinafter referred to as K3 ) is a program created for the


workers / laborers and employers as prevention ( preventive ) for the incidence of
occupational accidents and diseases caused by working relationships within the
work environment by identifying things that could potentially cause accidents and
disease due to the employment relationship , and anticipatory action if this
happensProtection work can be done either by providing compensation , guidance
, and by increasing recognition of rights - human rights , socio-economic and
physical protection through norms within the company.The purpose of this study
was to determine how to shape the protection of health and safety at worker /
operator Fuel Filling Station General ( gas stations) in Sub Tangkerang Central
Pekanbaru and to know the efforts to overcome obstacles to the implementation of
the protection of health and safety at pekrja / operators General Fuel Filling
station in the Village of Central Tangkerang Pekanbaru .By using sociological
research methods , namely the law of sociological research , legal conceptualized
as a social institution in real terms associated with social variables other.Results
of this study are safety and health protection of workers / operators General Fuel
Filling Station District of Sail and Village Middle Tangkerang Pekanbaru is still
not optimal. It is based on the rule prohibiting companies to use personal
protective equipment such as respiratory protective equipment . To implement
health and safety , the company regularly registered to the Health Insurance
Service Agency ( BPJS ) Employment.
Key words: Law enforcement - pickups

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 1


A. Pendahuluan Hukum ketenagakerjaan
menyebutkan pihak yang terkait
Indonesia adalah Negara yang sangat luas yaitu tidak hanya
sedang berkembang, yang mengenai pekerja dan pengusaha
tentunya perkembangan saja namun juga adanya pihak ±
perekonomiannya juga masih pihak lain.3 Tenaga kerja adalah
membutuhkan peningkatan dalam setiap orang yang mampu
sistem perekonomian yang melakukan pekerjaan guna
berlaku di Indonesia. Salah satu meghasilkan barang dan/atau jasa
penggerak roda perekonomian baik untuk memenuhi
adalah tenaga kerja. Sejak Negara kebutuhannya sendiri maupun
ini didirikan, bangsa Indonesia masyarakat.4
telah menyadari bahwa pekerjaan Pekerja/buruh di bedakan
merupakan kebutuhan asasi warga menjadi beberapa jenis yaitu
Negara sebagaimana diamanatkan pekerja/buruh perempuan,
dalam Pasal 27 Ayat (2) Undang± pekerja/buruh anak dan
Undang Dasar Tahun 1945 yang pekerja/buruh asing.
PHQ\DWDNDQ ³WLDS-tiap warga Pekerja/buruh dalam melaksankan
Negara berhak atas pekerjaan dan pekerjaannya di lindungi oleh
penghidupan yang layak bagi Undang±Undang yang mengatur
NHPDQXVLDDQ´ 1 tentang hak dan kewajiban
Pekerjaan mempunyai makna pekerja/buruh,dan juga hak dan
yang sangat penting dalam kewajiban pengusaha. Saat
kehidupan manusia sehingga melaksanakan hak dan kewajiban
setiap orang membutuhkan masing±masing baik
pekerjaan. Pekerjaan dapat di pekerja/buruh dan pengusaha
maknai sebagai sumber harus sesuai dengan peraturan
penghasilan seseorang untuk Perundang±Undangan yang
memenuhi kebutuhan hidup bagi berlaku.
dirinya sendiri dan keluarganya, Permasalahan dalam
dapat juga dimaknai sarana ketenagakerjaan sendiri masih
mengaktualisasikan diri sehingga begitu banyak yang timbul baik
seseorang hidupnya menjadi lebih yang disebabkan oleh
berharga baik untuk dirinya pekerja/buruh maupun yang
sendiri maupun bagi orang lain. disebabkan oleh pengusaha. Hal
Kehidupan dan pekerjaan adalah ini disebabkan oleh lemahnya
dua sisi dari satu mata uang, agar aturan atau kurangnya penerapan
orang bisa hidup maka orang aturan yang dilakukan oleh para
harus bekerja.2 pengusaha ataupun pekerja. Salah
satu permasalahan yang terjadi
1
Adrian Sutedi, Hukum
3
Perburuhan,Sinar Grafika,Jakarta:2009, Maimun, Hukum Ketenaga Kerjaan
hlm.1. Suatu Pengantar, Pradnya Paramitha,
2
Gunarto Suhardi, Perlindungan Hukum Jakarta:2007, hlm. 11.
4
Bagi Para Pekerja Kontrak Outsourcing, Lihat Pasal 1 ayat 2 Undang ± Undang
Universitas Atmajaya Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Yogyakarta,Yogyakarta:2006, hlm. 1. Ketenagakerjaan.

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 2


dalam ketenagakerjaan adalah bahwa keselamatan dan kesehatan
mengenai keselamatan dan tenaga kerja/buruh merupakan hal
kesehatan pekerja/buruh. yang sangat diprioritaskan dalam
Keselamatan dan kesehatan melaksanakan perkerjaannya.
kerja (selanjutnya disebut K3) Sudah adanya aturan yang
adalah suatu program yang dibuat sangat jelas, pada praktiknya
bagi pekerja/buruh maupun masih banyak ditemukan
pengusaha sebagai upaya permasalahan tentang
pencegahan (Preventif) bagi keselamatan dan kesehatan tenaga
timbulnya kecelakaan kerja dan kerja. Salah satu permasalahan
penyakit akibat hubungan kerja yang penulis lihat adalah tentang
dalam lingkungan kerja dengan keselamatan dan kesehatan tenaga
cara mengenali hal±hal yang kerja pada operator Stasiun
berpotensi menimbulkan Pengisian Bahan Bakar Umum
kecelakaan kerja dan penyakit (SPBU) di kelurahan Tangkerang
akibat hubungan kerja, dan Tengah kota Pekanbaru.
tindakan antisipatif bila terjadi hal Berdasarkan yang penulis
demikian.5 ketahui bahwa para
Perlindungan kerja dapat pekerja/operator Stasiun
dilakukan, baik dengan jalan Pengisian Bahan Bakar Umum
memberikan santunan, tuntunan, (selanjutnya disebut SPBU) di
maupun dengan jalan kelurahan Tangkerang Tengah
meningkatkan pengakuan hak ± kota Pekanbaru dalam
hak asasi manusia, perlindungan melaksanakan pekerjaannya
fisik dan sosial ekonomi melalui menurut penulis masih terlihat
norma yang berlaku dalam kurangnya perhatian dalam
perusahaan.6 menjaga keselamatan dan
Undang ± Undang Nomor 13 kesehatan kerjanya. Salah satu
Tahun 2003 Pasal 86 Ayat (1) contohnya adalah pada saat
+XUXI D GLVHEXWNDQ EDKZD ³VHWLDS pekerja/operator SPBU dalam
pekerja/buruh mempunyai hak melaksanakan pekerjaannya tidak
untuk memperoleh perlidungan memakai masker atau penutup
atas keselamatan dan kesehatan mulut. Masker dapat
NHUMD´ 6HGDQJNDQ SDGD $\DW meminimalisir resiko terhadap
GLVHEXWNDQ MXJD ³XQWXN kesehatan para operator SPBU
melindungi keselamatan pada saat melakukan pekrjaannya.
pekerja/buruh guna mewujudkan Sedangkan perlu diketahui bahwa
produktivitas kerja yang optimal pada saat melakukan pengisian
diselenggarakan upaya bahan bakar, proses tersebut
NHVHODPDWDQ GDQ NHVHKDWDQ NHUMD´ menghasilkan gas yang sangat
Oleh karena itu sudah sangat jelas berbahaya yang secara tidak
langsung terhirup oleh para
5
Adrian Sutedi, Op.cit,hlm.170. operator SPBU. Gas yang
6
Zaeni Asyhadi, Hukum Kerja:Hukum dihasilkan bukan hanya dari uap
Ketenaga Kerjaan Bidang Hubungan bahan bakar saja, juga dari asap
Kerja,Raja Grafindo Persada,Jakarta:2007, kendaraan bermotor.
hlm 78.

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 3


SPBU di kelurahan pekerja/operator Stasiun
Tangkerang Tengah kota Pengisian Bahan Bakar
Pekanbaru saat ini belum Umum (SPBU) di kelurahan
maksimal dalam melaksanakan Tangkerang Tengah kota
jaminan keselamatan dan Pekanbaru ?
kesehatan kerja bagi pekerjanya 2. Bagaimana upaya dan
yang sesuai dengan Undang± hambatan terhadap
Undang Nomor 13 Tahun 2003 perlindungan keselamatan
Tentang Ketenagakerjaan. Hal ini dan kesehatan kerja terhadap
berdasarkan pada kurangnya pekerja/operator Stasiun
jaminan keselamatan dan Pengisian Bahan Bakar
kesehatannya seperti pemakaian Umum (SPBU) di Kelurahan
masker pada saat bekerja dan Tangkerang tengah kota
tidak adanya pengecekan Pekanbaru tidak terlaksana?
kesehatan serta pemberian C. Tujuan dan Kegunaan
multivitamin setiap bulannya Penelitian
sebagaimana yang telah di 1. Tujuan Penelitian
tetapkan dalam Undang±Undang a. Mengetahui bagaimana
Ketenagakerjaan sehingga bentuk implementasi
menimbulkan resiko yang besar keselamatan dan
terhadap kesehatan para kesehatan kerja pada
pekerja/operator SPBU. pekerja/operator Stasiun
Setelah mengetahui beberapa Pengisian Bahan Bakar
hal yang penulis anggap sebagai Umum (SPBU) di
permasalahan dalam pelaksanaan kelurahan Tangkerang
perlindungan keselamatan dan Tengah kota Pekanbaru
kesehatan kerja pada tenaga kerja b. Mengetahui bagaimana
Stasiun Pengisian Bahan Bakar upaya dan hambatan
Umum (SPBU) di kelurahan perlindungan
Tangkerang Tengah kota keselamatan dan
Pekanbaru, maka penulis tertarik kesehatan kerja pada
untuk melakukan penelitian pekerja/operator Stasiun
tentang keselamatan dan Pengisian Bahan Bakar
kesehatan kerja dengan judul Umum (SPBU) di
³.(6(/$0$7$1 '$1 kelurahan Tangkerang
KESEHATAN KERJA PADA Tengah Kota Pekanbaru
TENAGA KERJA DI STASIUN tidak terlaksana
PENGISIAN BAHAN BAKAR
UMUM DI KOTA PEKANBARU 2. Kegunaan Penelitian
(studi kasus Stasiun Pengisian a. Menambah wawasan
Bahan Bakar Umum Kelurahan penulis terhadap
7DQJNHUDQJ 7HQJDK ´ pelaksanaan
B. Rumusan Masalah perlindungan
1. Bagaimanakah bentuk keselamatan dan
perlindungan keselamatan kesehatan kerja terhadap
dan kesehatan kerja terhadap pekerja/operator Stasiun

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 4


Pengisian Bahan Bakar memberikan tuntunan, maupun
Umum (SPBU) di kota dengan jalan meningkatkan
Pekanbaru. pengakuan hak±hak asasi
b. Menambah referensi manusia, perlindungan fisik dan
perpustakaan dan teknis serta sosial ekonomi
sumabangan penulis melalui norma yang berlaku.8
terhadap almamater Perlindungan hukum terhadap
Universitas Riau tenaga kerja dimaksudkan untuk
khususnya Fakultas menjamin hak±hak dasar
Hukum serta seluruh pekerja/buruh dan menjamin
pembaca. kesamaan kesempatan serta
c. Sebagai referensi perlakuan tanpa diskriminasi atas
perusahaan dalam dasar apa pun untuk mewujudkan
melaksanakan kesejahteraan pekerja/buruh dan
perlindungan keluarganya dengan tetap
keselamatan dan memperhatikan perkembangan
kesehatan kerja pada kemajuan dunia usaha.9
pekerja/operator Stasiun Perlindungan hukum ini
Pengisian Bahan Bakar penting untuk menjamin agar
Umum (SPBU) di kota hak±hak manusia sebagai subjek
Pekanbaru. hukum tidak di langgar atau di
D. Kerangka Teori rugikan oleh pihak lainnya.10
1. Teori Perlindungan Hukum Lingkup perlindungan terhadap
Hukum berperan dalam pekerja/buruh menurut Undang±
penentuan hak dan kewajiban dan Undang Nomor 13 Tahun 2003
perlindungan kepentingan sosial Tentang Ketenagakerjaan,
dan para individu. Hukum meliputi:
berperan sedemikian rupa, a. Perlindungan atas hak±
sehingga dapat berlangsung hak dasar pekerja atau
dengan tertib dan teratur, karena buruh untuk berunding
hukum secara tegas akan dengan pengusaha;
menentukan hak±hak dan b. Perlindungan
kewajiban antara mereka yang keselamatan dan
mengadakan hubungan, serta kesehatan kerja;
bagaimana tugas dan kewajiban c. Perlindungan khusus
serta wewenang.7 bagi pekerja atau buruh
Pengertian perlindungan perempuan, anak dan
buruh atau arbeidsbescherming penyandang cacat; dan
(dalam bahasa belanda), employee Perlindungan tentang
protection (dalam bahasa inggris)
adalah perlindungan yang 8
diberikan dalam lingkungan kerja Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan Teori dan Contoh Kasus,
itu sendiri, dengan jalan kencana, Jakarta:2011, hlm. 274.
9
Ibid.hlm. 278.
7 10
Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Sudikno Mertokusumo, Mengenal
Ilmu Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Hukum Suatu Pengantar,Liberty,
Jakarta:2010, hlm. 129. Yogyakarta:1999, hlm. 40

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 5


upah, kesejahteraan dan kecelakaan kerja dan penyakit
jaminan sosial tenaga akibat kerja.16
kerja. 5. Perusahaan adalah setiap
Tenaga kerja mempunyai bentuk usaha yang berbadan
peranan dan kedudukan sebagai hukum atau tidak, milik orang
pelaku dan tujuan perseorangan, milik
pembangunan.11 Oleh karena itu persekutuan, atau milik badan
kedudukan pengusaha dan pekerja hukum baik swasta maupun
saling melengkapi dalam milik Negara yang
mencapai tujuan bersama, apabila memperkerjakan
pekerja nyaman dan mendapat pekerja/buruh dengan
perlakuan yang adil dari membayar upah atau imbalan
pengusaha maka produktifitas dalam bentuk lain.17
pekerja akan maksimal.12 6. Stasiun Pengisian Bahan
E. Kerangka Konseptual bakar Umum (SPBU) adalah
1. Tenaga kerja adalah setiap tempat para pemakai
orang yang mampu kendaraan bermotor baik
melakukan pekerjaan guna yang beroda dua atau roda
menghasilkan barang empat.
dan/atau jasa baik untuk F. Metode Penelitian
memenuhi kebutuhan sendiri 1. Jenis Penelitian
maupun untuk mayarakat.13 Penelitian hukum adalah
2. Pekerja/buruh adalah setiap suatu proses untuk menemukan
orang yang bekerja dengan aturan hukum, prinsip hukum,
meneria upah atau imbalan maupun doktrin±doktrin hukum
dalam bentuk lain.14 guna menjawab isu hukum yang
3. Perlindungan adalah tempat dihadapi.18 Hal ini sesuai dengan
berlindung, hal (perbuatan karakter preskriptif ilmu hukum.19
dsb) memperlindungi.15 Penelitian ini digolongkan
4. keselamatan dan kesehatan dalam jenis penelitian hukum
kerja adalah segala kegiatan sosiologis yaitu pada penelitian
untuk menjamin dan hukum sosiologis, hukum
melindungi keselamatan dan dikonsepkan sebagai pranata
kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan
16
Lihat pasal 1 Ayat 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
11
Abdul R. saliman, Op.cit,hlm. 277. Penerapan Sistem Menejemen Keselamatan
12
Ibid. hlm.272. dan Kesehatan Kerja
13 17
Lihat Pasal 1 ayat 2 Undang ± Lihat Pasal 1 Ayat 6 huruf a Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003Tentang ± Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan
14 18
Lihat Pasal 1 ayat 3 Undang ± Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
Undang Nomor 13 Tahun 2003Tentang Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta:
Ketenagakerjaan. 2005, hlm. 35.
15 19
Departemen Pendidikan Dan Soerjono Soekanto, Penelitian
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
Indonesia, Cet 2, Balai Pustaka, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007,
hlm.595. hlm.12.

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 6


sosial yang secara riil dikaitkan Republik Indonesia Tahun
dengan variabel-variabel sosial 1945.
yang lain.20 Peraturan Pemerintah
2. Lokasi penelitian Nomor 50 Tahun 2012
Penelitian dilakukan di Tentang Penerapan Sistem
beberapa SPBU kota Pekanbaru Manajemen Keselamatan dan
dengan yang berada di Kelurahan Kesehatan Kerja. Peraturan
Tangkerang Tengah kota Menteri Tenaga Kerja Nomor
Pekanbaru. Jumlah SPBU yang 8 Tahun 2011 Tentang Alat
berada di kelurahan Tangkerang Pelindung Diri
tengah yaitu 3 SPBU yang 2. Bahan Hukum Sekunder
masing±masing mempunyai Merupakan bahan-bahan
pekerja/operator 35±38 orang penelitian yang berasal dari
3. Sumber Data literatur atau hasil penulisan
a. Data Primer para sarjana yang berupa
Data primer adalah data buku yang berkaitan dengan
yang penulis dapatkan atau pembahasan.
peroleh secara langsung dari 3. Bahan Hukum Tersier
wawancara dengan salah satu Merupakan bahan-bahan
supervisor dan beberapa penelitian yang diperoleh
operator SPBU, dan kuisioner melalui ensiklopedia atau
yang penulis lakukan terhadap sejenisnya yang berfungsi
pekerja/operator di beberapa mendukung data primer dan
SPBU di Kelurahan data skunder seperti Kamus
Tangkerang Tengah. Besar Bahasa Indonesia..
b. Data Sekunder 4. Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder adalah data a. Kuisioner
yang sudah ada sebelumnya Kuisioner adalah metode
atau merupakan data jadi atau pengumpulan data dengan cara
buku. Data skunder diperoleh membuat daftar-daftar
melalui penelitian pertanyaan yang memiliki
perpustakaan atau berasal dari: korelasi dengan permasalahan
1. Bahan Hukum Primer yang akan di teliti.
Merupakan bahan b. Wawancara
penelitian yang bersumber Merupakan teknik
dari penelitian kepustakaan pengumpulan data dengan
yang di peroleh dari cara tanya jawab secara
perundang-undangan antara lisan yang dilakukan
lain Undang-Undang nomor secara intensif dan
13 Tahun 2003 Tentang mendalam.
Ketenagakerjaan. Undang- c. Kajian Kepustakaan
Undang Dasar Negara Yaitu serangkaian
kegiatan yang ditulis
20
Amiruddin dan Zainal Asikin, penulis dengan maksud
Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. untuk memperoleh data
Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2012, hlm. skunder dengan cara
133

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 7


membaca, mencatat, dan pekerja. Salah satu wujud dari
mengutip dari berbagai bentuk perlindungan hukum
literatur, buku-buku, berupa pemberian perlindungan
media massa dan keselamatan dan kesehatan kerja.
informasi lain yang ada Perlindungan keselamatan dan
hubungannya dengan kesehatan kerja wajib diberikan
penelitian yang dilakukan. kepada setiap pekerja karena hal
5. Analisis Data tersebut sudah menjadi hak dari
Penelitian analisis yang di setiap pekerja.
lakukan adalah analisis Sedangkan perlu diketahui,
kualitatif yaitu data yang dalam melaksanakan
berdasarkan uraian kalimat pekerjaannya, para pekerja
atau data tidak di analisis secara tidak langsung dapat
dengan menggunakan menghirup gas yang keluar pada
statistik atau matematika saat melakukan pengisian bahan
ataupun sejenisnya, yaitu apa bakar ataupun gas yang
yang dinyatakan responden berbahaya seperti diantaranya
secara tertulis ataupun adalah CO (Karbon Monoksida),
perilaku nyata yang diteliti THC (Total Hidro Karbon),
dan dipelajari sebagai sesuatu NOx (Oksidaoksida Nitrogen),
yang utuh.21 Sox (Oksidaoksida Sulfur) yang
G. Perlindungan Hukum keluar dari asap kendaraan
Terhadap Keselamatan dan bermotor yang dapat
Kesehatan Kerja Pada Tenaga menimbulakan bahaya bagi
Kerja di Stasiun Pengisian kesehatan seperti penyakit
Bahan bakar Umum Kota pernafasan, peningkatan tekanan
Pekanbaru darah, gangguan saraf, pingsan
Berkaitan dengan teori yang hingga yang terparah adalah
penulis gunakan dalam penelitian kematian mendadak.
ini yaitu perlindungan hukum Seharusnya pekerja/operator
menyebutkan bahwa SPBU di kota Pekanbaru
perlindungan hukum merupakan mendapatkan perlindungan
perlindungan yang diberikan keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap subyek hukum baik bukan hanya dengan cara
berupa perlindungan hukum represif tetapi juga dengan cara
yang bersifat preventif maupun Prefentif yaitu pencegahan.
represiv, baik tertulis maupun Sebagaimana yang kita ketahui
tidak tertulis. sebagaimana yang dari pengertian perjanjian kerja
telah diamanatkan dalam dijelaskan yang isinya adalah
Undang-Undang, Perlindungan mengenai hak dan kewajiban
hukum menjadi penting sebagai para pihak, dimana salah satu
suatu kewajiban yang diberikan hak pekerja yaitu hak untuk
dalam hal ini khususnya kepada mendapatkan perlindungan
keselamatan dan kesehatan
21
Soerjono Soekanto, Pengantar kerja. Hal ini disebabkan karena
Penelitian Hukum, Universitas Indonesia karena pekerja/operator SPBU
Press, Jakarta:1990, hlm.32

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 8


yang bekerja sebagian besar keselamatan dan kesehatan
tidak mengetahui bahwa mereka kerja. Melaksanaan suatu
mendapatkan perlindungan peraturan tidak terlepas dari
keselamatan dan kesehatan faktor penghambat di dalam
kerja. penerapannya, demikian juga
Perlindungan hukum dalam pelaksanaan
terhadap perlindungan perlindungan hukum
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap perlindungan
pada pekerja/operator SPBU di keselamatan dan kesehatan
kota Pekanbaru belum di kerja pada pekerja/operator
laksanakan sebagaimana SPBU di kota Pekanbaru
mestinya, hal ini terlihat dengan meskipun telah diatur
adanya kurangnya penerapan didalam Undang-Undang.
aturan tentang perlindungan Faktor penghambat tersebut
keselamatan dan kesehatan kerja mengakibatkan hak-hak dari
yang dilaksanakan oleh setiap pekerja tidak terpenuhi.
perusahaan terhadap para Faktor penghambat pelaksanaan
pekerja/operator SPBU di kota perlindungan hukum terhadap
Pekanbaru. Sesuai dengan teori perlindungan keselamatan dan
yang penulis gunakan yaitu kesehatan kerja pada
perlindungan hukum, dimana pekerja/operator SPBU di kota
perlindungan hukum adalah Pekanbaru terbagi kedalam dua
perlindungan terhadap subjek faktor yaitu faktor internal dan
hukum dalam bentuk perangkat faktor eksternal sebagai berikut:22
tertulis maupun tidak tertulis, 1. Faktor Internal Perusahaan
dalam hal ini yaitu Undang- a. Terdapatnya motto 3 S
Undang Nomor 13 Tahun 2003 dari pertamina.
Tentang Ketenagakerjaan dan Disaat para
Peraturan Menteri Tenaga Kerja pekerja/operator SPBU
Nomor 8 Tahun 2011 Tentang melaksanakan pekerjaannya
Alat Pelindung Diri, sehingga mereka dibekali dengan
apabila pelaksanaan Undang- adanya aturan dari pertamina
Undang ini sudah sesuai maka sebagai perusahaan yang
dapat mewujudkan keadilan bagi menaungi mereka. Salah satu
pekerja. Karena untuk mencapai peraturan tersebut adalah
suatu keadilan haruskan ada adanya penerapan motto 3S
peraturan yang mengaturnya. yaitu Senyum, Salam, Sapa.
H. Hambatan dalam pelaksanaan Motto tersebut bertujuan
perlindungan hukum terhadap untuk menciptakan
keselamatan dan kesehatan pelayanan yang nantinya
kerja pada pekerja/operator dapat memuaskan terhadap
Stasiun Pengisian Bahan Bakar
umum Kota pekanbaru 22
Wawancara dengan bapak Sahman,
Perlindungan hukum Supervisor SPBU Arifin Achmad, Hari
sebagai salah satu upaya Rabu 1 April 2015, Bertempat di SPBU
pemberian perlindungan Arifin Achmad.

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 9


para pelanggan ataupun memikirkan statusnya sebagai
konsumen. Menurut salah pekerja dan mendapatkan gaji
satu supervisor SPBU di kota tetap dibandingkan
Pekanbaru, dengan adanya memikirkan hak yang
motto tersebut diharapkan seharusnya mereka dapatkan.
nantinya dapat terjalin Pemkiran seperti ini dilatar
komunikasi yang baik antara belakangi oleh minimnya
pelanggan dan pengetahuan tentang
pekerja/operator SPBU perlindungan keselamatan
dalam melakukan pengisian dan kesehatan kerja yang
bahan bakar. Adanya motto seharusnya sudah menjadi
tersebut menjadi suatu alasan hak mereka sejak
bagi perusahaan untuk tidak menyandang status sebagai
menyediakan masker sebagai tenaga kerja.
alat pelindung pernafasan .
agar uap dari bahan bakar I. Upaya yang di lakukan
tidak terhirup. perusahaan dalam
b. Kurangnya melaksanakan perlindungan
pengetahuan yang luas dari keselamtan dan kesehatan
para pekerja. kerja pada pekerja/operator
Para pekerja/operator SPBU di kota Pekanbaru.
SPBU sendiri kurang Berbicara mengenai
memahami dengan adanya hambatan yang terjadi pada
aturan tentang perlindungan pelaksanaan perlindungan
keselamatan dan kesehatan keselamtan dan kesehatan kerja
kerja yang seharusnya ssudah pada pekerja/operator SPBU
menjadi hak mereka untuk tidak terlepas dari bagaimana
mendapatkannya. solusi untuk mengatasi
Para pekerja/operator tidak permasalahan tersebut. Dilihat
mengetahui perlindungan dari perspektif Undang-Undang
hukum terhadap keselamatan Ketenaga kerjaan yaitu Undang-
dan kesehatan kerja, mereka Undang Nomor 13 Tahun 2003
hanya mengetahui bahwa Tentang Ketenagakerjaan dan
jaminan perlindungan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
keselamatan dan kesehatan Nomor 8 Tahun 2011 ada
kerja sudah semuanya beberapa upaya dalam
tercantum dan di masukan melaksanakan perlindungan
kedalam Badan hukum terhadap perlindungan
Penyelenggara Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
Sosial (BPJS) pada pekerja/operator SPBU di
Ketenagakerjaan. kota Pekanbaru yaitu:
c. Kurangnya kesadaran 1. Peningkatan sosialisasi
dari para pekerja terhadap tentang perlindungan
perlindungan keselamatan keselamatan dan kesehatan kerja
dan kesehatan kerja dimana oleh perusahaan.
pekerja/operator SPBU hanya

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 10


Berdasarkan hasil wawancara dalam bekerja tidak
yang penulis lakukan terhadap menghirup paparan uap
salah satu supervisor SPBU di bensin yang tentunya sangat
kota Pekanbaru, menyatakan berbahaya bagi kesehatan
bahwa selama ini pihak para pekerja/operator SPBU
perusahaan masih kurang dalam 3. Mempertegas Sanksi oleh
melaksanakan sosialisasi tentang pemerintah.
perlindungan keselamatan dan Berdasarkan hasil
kesehatan kerja kepada para wawancara dengan
pekerjanya/operator SPBU pekerja/operator, selama ini
sehingga para pekerja sangat pemerintah belum
mengharapkan adanya upaya memberikan sanksi yang
sosialisasi dari peerusahaan tegas terhadap adanya
tentang pentingnya perlindungan pelaksanaan perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja keselamatan dan kesehatan
bagi para pekerja/operator SPBU pada pekerja/operator SPBU
di kota Pekanbaru.23 di kota Pekanbaru yang tidak
Karena sosialisasi ini sesuai dengan Undang-
tentunya sangat bermanfaat bagi Undang.
para pekerja/operator agar para 4. Membentuk Serikat
pekerja/operator SPBU di kota pekerja/serikat buruh
Pekanbaru nantinya dapat Serikat pekerja/buruh
mengetahui apa saja hak-hak adalah organisasi yang di
mereka yang seharusnya mereka bentuk dari, oleh, dan untuk
dapatkan pada saat menjadi pekerja/buruh baik di
pekerja/operator SPBU di kota perusahaan maupun di luar
Pekanbaru. perusahaan, yang bersifat
2. Penyediaan Alat Pelindung bebas, terbuka, mandiri,
Diri. demokratis, dan bertanggung
Selama ini perusahaan jawab guna memperjuangkan,
menyediakan beberapa alat membela serta melindungi
pelindung diri yang masih hak dan kepentingan
kurang lengkap. Alat pekerja/buruh serta
pelindung diri yang tidak meningkatkan kesejahteraan
kalah pentingnya untuk pekerja/buruh dan
melindungi kesehatan para keluarganya.
pekerja/operator SPBU J. Kesimpulan
adalah alat pelindung perlindungan keselamatan
pernafasan. Alat ini bertujuan dan kesehatan kerja pada
untuk melindungi pernafasan pekerja/operator Stasiun
agar para operator SPBU Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) di kelurahan Tangkerang
23
Wawancara dengan bapak sahman, Tengah kota Pekanbaru belum
Supervisor SPBU Arifin Achmad, Hari terlaksana dengan baik. Para
Rabu 1 April 2015, Bertempat di SPBU pekerja/operator SPBU masih
Arifin Achmad. belum mendapatkan perlindungan

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 11


keselamatan dan kesehatan yang pada pekerja/operator SPBU di
baik seperti pemakaian alat kelurahan Tangkerang Tengah
pelindung pernafasan pada saat kota Pekanbaru adalah sebagai
bekerja. Sebagaimana yang telah berikut: Terdapatnya aturan dari
di jelaskan dalam Pasal 2 Ayat 1 Pertamina tentang motto 3S yaitu
³SHQgusaha wajib menyediakan Senyum Salam Sapa, Kurangnya
alat pelindung diri bagi pengetahuan yang luas dari para
SHNHUMD EXUXK GLWHPSDW NHUMD´ GDQ pekerja, Tidak tersedianya alat
Pasal 4 Ayat 1 Huruf m Peraturan pelindung pernafasan untuk para
Menteri Tenaga Kerja Nomor 8 pekerja/operator dan pemberian
7DKXQ ³ $ODW SHOLQGXQJ GLUL multivitamin, Kurangnya
wajib di gunakan di tempat kerja kesadaran dari para pekerja
dimana terdapat/menyebar suhu, terhadap perlindungan
kelembaban, debu, kotoran, api, keselamatan dan kesehatan kerja,
asap, gas, hembusan angin, cuaca, Kurangnya sosialisasi dari
sinar atau radiasi, suara atau perusahaan tentang pentingnya
JHWDUDQ´ GDQ SHPEHULDQ perlindungan keselamatan dan
multivitamin untuk menetralisir kesehatan kerja kepada para
racun yang masuk kedalam tubuh pekerja/operator SPBU, Sanksi
dengan cara terhirup oleh yang belum tegas, Tidak adanya
pekerja/operator SPBU pada saat serikat buruh.
melakukan pengisian bahan bakar. K. Saran
Selama ini bentuk perlindungan Bentuk perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja keselamatan dan kesehatan kerja
para pekerja/operator SPBU di bagi pekerja/operator Stasiun
Kelurahan Tangkerang Tengah Pengisian Bahan Bakar Umum di
Kota Pekanbaru hanya di kota Pekanbaru maka pihak SPBU
daftarkan pada Badan Pelayanan kota Pekanbaru khusunya di
Jaminan Sosial (BPJS) ketenaga kelurahan Tangkerang Tengah
kerjaan. sudah semestinya lebih
Upaya yang di lakukan oleh memperhatikan keselamatan dan
pihak SPBU terhadap pelaksanaan kesehatan para pekerjanya. Bukan
perlindungan keselamatan dan hanya memperhatikan kepuasan
kesehatan kerja pada dari para pelanggan saja yang
pekerja/operator SPBU di nantinya mengenyampingkan hak-
kelurahan Tangkerang Tengah hak dari para pekerja yang sudah
kota Pekanbaru adalah sebagai semestinya sudah di dapatkan
berikut: Peningkatan sosialisasi oleh para pekerja/operator
tentang perlindungan keselamatan SPBU.salah satu contoh
dan kesehatan kerja oleh peningkatan keselamatan dan
perusahaan, Mempertegas Sanksi kesehatan kerja yaitu dengan
oleh pemerintah, Membentuk menyediakan alat pelindung
Serikat pekerja/serikat buruh. pernafasan.
Kemudian, hambatan yang terjadi Pihak SPBU kota Pekanbaru
terhadap perlindungan seharusnya lebih giat dalam
keselamatan dan kesehatan kerja mensosialisasikan tentang

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 12


perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja kepada para
pekerja/operator SPBU. Sehingga
nantinya para pekerja/operator
SPBU mengetahui apa saja hak-
hak mereka yang sudah
semestinya mereka dapatkan.
Pekerja seharusnya membentuk
serikat pekerja yang nantinya
dapat memperjuangkan hak-hak
dari para pekerja/operator SPBU .
Dengan adanya skripsi yang
penulis tulis ini di harapkan
nantinya mampu menambah
wawasan bagi pihak SPBU untuk
dapat melaksanakan
kewajibannya kepada pekerja.
Begitu juga bagi pekerja untuk
dapat menambah wawasan agar
para pekeerja/operator SPBU
dapat menjalankan kewajibannya
dan mendapatkan hak nya sebagai
pekerja.

JOM Fakultas Hukum Volume 3 Nomor 1 Februari 2016 Page 13

You might also like