You are on page 1of 7

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.

2, November 2019
ISSN : 2550-0198

MANAGEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM


UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PEREKONOMIAN
PETANI SAWIT DI KOPERASI KARYA MENTULIK (KSU-KM)

Zulfadli Hamzah*1, Tri Purnama Sari2


1
Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Riau
2
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKES Hang Tuah Pekanbaru
email: zulfadlihamzah@fis.uir.ac.id

Abstract

The importance of occupational health and safety (K3) management so that accidents at work can be
minimized which will ultimately also affect the performance and productivity of workers. The partners
in this community service activity are KSU by Mentulik because based on surveys and interviews
conducted there is still a lack of knowledge and awareness of workers in oil palm plantations about the
importance of occupational health and safety (K3). In addition, also met some workers in oil palm
plantations who did not use personal protective equipment (PPE) while working both when harvesting
and while doing maintenance. Based on these problems, community service activities try to provide a
number of solutions including conducting counseling on Occupational Health and Safety and
procurement of Personal Protective Equipment (PPE) for some workers. PKM activities are carried
out by adopting action research steps consisting of 4 (four) stages, namely: planning, action,
observation and reflection. The outputs that will be achieved in this activity consist of mandatory
outputs, namely video activities and publications in print or electronic media and increasing partner
empowerment for the problems faced, namely increasing the knowledge and awareness of workers and
management about the importance of Occupational Health and Safety, which in turn can also increase
Productivity workers and community economy.

Keywords: Work Productivity, Occupational Health and Safety, Personal Protective


Equipment, Community Economy.

Abstrak

Pentingnya manajemen Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) agar kecelakaan dalam bekerja dapat
di minimalisir yang akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas pekerja.
Adapun yang menjadi Mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah KSU karya
Mentulik karena berdasarkan survey dan wawancara yang dilakukan masih minimnya pengetahuan
dan kesadaran Pekerja di kebun kelapa sawit tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3). Selain itu, Juga di temui beberapa pekerja di kebun kelapa sawit yang tidak menggunakan alat
pelindung diri (APD) ketika sedang bekerja baik itu ketika lagi memanen maupun ketika sedang
melakukan perawatan. Berdasarkan dari permasalahan tersebut kegiatan pengabdian kepada
masyarakat berusaha memberikan beberapa solusi diantaranya dengan mengadakan penyuluhan
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk beberapa
pekerja. pelaksanaan kegiatan PKM ini dilakukan dengan mengadopsi langkah-langkah action
researchi yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Luaran yang akan di capai dalam kegiatan ini terdiri dari luaran wajib yaitu video kegiatan dan
publikasi pada media cetak atau elektronik serta meningkatnya keberdayaan mitra bagi permasalahan
yang dihadapi yaitu peningkatan pengetahuan dan kesadaran pekerja maupun manajemen tentang
pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang akhirnya juga dapat meningkatkan Produktivitas
pekerja dan perekonomian masyarakat.

154
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019
ISSN : 2550-0198
Kata Kunci: Produktivitas Kerja, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Alat Pelindung Diri,
Perekonomian Masyarakat.

PENDAHULUAN sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja


Kehadiran perkebunan kelapa sawit di pertahun di seluruh dunia.
tanah air diakui memberikan peluang besar Pada kenyataannya Kesehatan dan
untuk menciptakan lapangan kerja baru keselamatan karyawan mempengaruhi
dengan menjadi pekerja di perkebunan. kemampuan mereka untuk bekerja secara
Pekerja perkebunan merupakan salah satu produktif. Hasil OHS (Occupational Health
komponen penting dalam proses produksi and Safety) menyatakan ada empat alasan
minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil utama yang menghubungkan kesehatan dan
(CPO). Dalam menjalankan pekerjaannya, keselamatan kerja dengan produktivitas
para pekerja atau buruh perkebunan
antara lain: (1). Kebutuhan untuk
tersebut bekerja di areal perkebunan yang menemukan cara yang lebih inovatif untuk
jauh dari pemukiman. Pekerja juga sangat mengurangi tingginya tingkat kecelakaan
mungkin mengalami kecelakaan kerja yang kerja dan penyakit. (2). Tekanan untuk
dapat menyebabkan luka-luka, cacat mengurangi biaya sosial dan ekonomi
sebagian atau total pada tubuh bahkan dapat
cedera dan penyakit, khususnya biaya
menyebabkan pekerja atau buruh kompensasi. (3). Kebutuhan untuk
meninggal dunia. Dengan demikian, harus meningkatkan produktivitas tenaga kerja
ada perlindungan terhadap pekerja atau yang tidak mengakibatkan karyawan
buruh dalam menjalankan pekerjaannya, bekerja lebih lama dan mengambil lebih
namun kenyataannya di tengah produksi banyak pekerjaan. (4). Kebutuhan untuk
dan keuntungan perkebunan sawit yang menyediakan kondisi kerja yang baik
terus meningkat, tidak sebanding dengan dengan cara merekrut dan mempertahankan
pemberian sarana perlindungan pekerja terampil di pasar tenaga kerja yang
keselamatan dan kesehatan pekerja yang ketat [2]. Oleh karena itu, Program
sesuai standar oleh pengusaha. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat di
Keselamatan dan kesehatan merupakan perlukan Sekali oleh sebuah Instansi baik
hal yang penting secara ekonomi, moral, itu Perusahaan maupun Koperasi untuk
dan hukum, keselamatan dan kesehatan mengurangi tingkat Kecelakaan dalam
kerja. Perusahaan sedang berusaha untuk bekerja yang akhirnya dapat mempengaruhi
tetap menguntungkan dalam ekonomi Kinerja dan Produktivitas.
global yang semakin kompetitif, untuk ini
perusahaan menerapkan keselamatan dan Mitra dalam kegiatan ini adalah
kesehatan kerja agar praktik bisnis tetap Koperasi Serba Usaha Karya Mentulik
berjalan dengan baik [1]. (KSU-KM) yang berada di Desa Mentulik
Kabupaten kampar provinsi Riau. Koperasi
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja
Serba Usaha Karya Mentulik (KSU-KM)
dan Transmigrasi (Disnakertrans) jumlah didirikan berdasarkan akta pendirian nomor
kecelakaan kerja pada 2010 mencapai 256 42/BH/KWK.4/5.1/XII/1997 pada tanggal
kasus. Sedangkan pada tahun 2009 29 Desember 1997. KSU Karya Mentulik
sebanyak 173 kasus. Menurut data juga telah mendaftarkan diri ke Departemen
Internasional Labour Organitation (ILO) Perindustrian dan Perdagangan RI melalui
pada tahun 2010 tercatatnya setiap nomor Tanda Daftar Usaha Perdagangan
tahunnya lebih dari 2 juta orang yang (TDUP) Nomor 018/04-
meninggal akibat kecelakaan dan penyakit 06/TDUP/VII/1998 dengan nilai Investasi
akibat kerja, sekitar 160 juta orang awal perusahaan berjumlah Rp.
menderita penyakit akibat kerja dan terjadi 22.200.000. Pendirian Koperasi Serba

155
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019
ISSN : 2550-0198
Usaha Karya Mentulik (KSU-KM) didasari alat pelindung diri dan pengenalan tanda
atas kesepakatan beberapa kelompok atau peringatan kesehatan dan keselamatan
petani, pedagang dan peternak di Kel. kerja.
Mentulik Kec. Kampar. Fokus usaha Berdasarkan analisis situasi, terdapat
Koperasi Serba Usaha Karya Mentulik beberapa permasalahan yang terjadi pada
(KSU-KM) saat ini adalah produksi tandan kedua mitra, yaitu:
buah segar kelapa sawit.
1. Berdasarkan hasil wawancara kepada
Saat ini, Pengurus KSU Karya Mentulik pihak koperasi didapati bahwa, para
berjumlah 5 orang dan badan pengawas pekerja sawit tidak memakai APD saat
sebanyak 2 orang. Perkebunan sawit yang bekerja seperti kaca mata, masker,
dikelola oleh KSU Karya Mentulik seluas sarung egrek/dodos, dan belum pernah
850 hektar. Dimana seluruh perkebunan mendapatkan materi penyuluhan
dikelola oleh kelompok tani KSU Karya mengenai kesehatan dan keselamatan
Mentulik yang berjumlah 15 kelompok tani kerja selama bekerja.
dengan total anggota 450 orang.
2. Berdasarkan hasil survey kepada pihak
Permasalahan yang dihadapi pada mitra ini koperasi didapat bahwa masih
yaitu belum terlaksananya praktek terbatasnya APD untuk pekerja kelapa
kersehatan dan kelamatan kerja bagi para
sawit, serta belum adanya tanda-tanda
pekerja atau buruh sawit seperti tidak atau peringatan kesehatan dan
menggunakan alat pelindung diri (APD) keselamatan kerja yang di pajang di area
secara optimal pada saat melakukan perkebunan koperasi.
pekerjaannya. Seperti yang terlihat di
gambar bawah ini : Berdasarkan hasil wawancara dan Survey
dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya
pengetahuan Pekerja Sawit tentang
pentingnya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dan rendahnya kesadaran pekerja
sawit untuk menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) dalam bekerja ditambah lagi
belum adanya kebijakan dan aturan yang di
keluarkan oleh KSU-KM mengenai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
bagi Pekerja.
Gambar 1. Foto Kegiatan Petani Sawit di
Kebun Kelapa Sawit METODE PENGABDIAN
Berdasarkan survey awal di perkebunan
kelapa sawit, kami menemukan bahwa Dalam rangka mencapai tujuan kegiatan
buruh sawit hanya menggunakan sepatu pengabdian kepada masyarakat ini, maka di
boots saat melakukan pekerjaan tanpa lakukan dengan metode pendekatan
menggunakan pelindung tangan (kaos komunitas dan pendekatan kepada kepala
tangan), pelindung mata (kacamata) dan koperasi serba usaha karya mentulik (KSU-
pelindung kepala (helm). KM). Pendekatan komunitas diwujudkan
dalam bentuk penyuluhan kepada pekerja di
Berdasarkan hasil wawancara kepada kebun kelapa sawit dan penekanan pada
mitra menyatakan bahwa, selama ini mitra kebijakan penerapan kesehatan dan
dan buruh perkebunan belum pernah kelamatan kerja. Sehingga dalam kegiatan
mendapatkan penyuluhan dan pendidikan pengabdian kepada masyarakat ini, KSU-
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja KM selaku mitra berperan dalam
di tempat kerja, serta mereka juga belum mengumpulkan para pekerja di kebun
pernah mendapatkan pelatihan penggunaan Kelapa Sawit untuk diadakannya

156
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019
ISSN : 2550-0198
penyuluhan yang berkaitan tentang 1) Tim pengusul melakukan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). penyuluhan hubungan kesehatan
dan keselamatan kerja (K3)
Rancangan mekanisme pelaksanaan
terhadap produktivitas kerja dan
kegiatan PKM ini dilakukan dengan
perekonomian masyarakat pada
mengadopsi langkah-langkah action
tanggal 19 juni 2019 di kantor desa
research yang terdiri dari 4 (empat)
mentulik.
tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan,
2) Tim pengusul melakukan
observasi dan refleksi. Kegiatan-kegiatan
penyuluhan tentang pentingnya
atau aktivitas-aktivitas dari masing- masing
kesehatan dan keselamatan kerja
tahapan adalah sebagai berikut:
(K3) di tempat kerja pada petani
1. Tahap Perencanaan sawit pada tanggal 25 Agustus
a. Tim pengusul melakukan pengurusan 2019 di balai desa mentulik.
surat pengantar dan surat izin b. Melaksanakan simulasi tentang
kegiatan pengabdian kepada penggunaan alat pelindung diri
masyarakat stimulus kepada LPPM (APD) sekaligus memberikan alat
Universitas Islam Riau dan pelindung diri kepada mitra
menyerahkan kepada ketua koperasi pengabdian kepada masyarakat pada
KSU-KM pada tanggal 21 Agustus tanggal 1September 2019 di balai
2018. desa mentulik.

b. Tim pengusul melakukan perumusan 3. Tahap Observasi


masalah untuk menentukan prioritas Observasi dilakukan terhadap proses
penyelesaian masalah, menyusun pembinaan kepada pekerja kelapa sawit
kerangka penyelesaian masalah dalam memberikan penyuluhan dan
berdasarkan masalah yang dipilih, simulasi. Beberapa hal yang diobservasi
dan merumuskan tahapan kegiatan- adalah kendala- kendala, kekurangan-
kegiatan yang akan dilakukan oleh kekurangan dan kelemahan-kelemahan
tim pengusul pada tanggal 5 Maret yang muncul dalam proses pelatihan dan
2019 penyuluhan.

c. Tim pengusul bersama-sama 4. Tahap Refleksi


mempersiapkan kelengkapan Refleksi dilakukan terhadap kegiatan
peralatan penyuluhan seperti alat yang telah dilaksanakan. Hal ini
tulis, leaflet, laptop, infokus, dilakukan semata-mata untuk
doorpize, baleho dan alat pelindung mengetahui kekurangan-kekurangan
diri untuk diserahkan ke koperasi atau kelebihan-kelebihan terhadap
KSU-KM pada tanggal 21 Maret kegiatan yang telah dilakukan dalam
2019 rangka untuk menetapkan rekomendasi
terhadap keberlangsungan atau
d. Tim pengusul menjelaskan tujuan pegembangan kegiatan-kegiatan
kegiatan pengabdian kepada berikutnya.
masyarakat pada mitra, dan pekerja
kelapa sawit pada tanggal 17 April 5. Tahap Evaluasi
2019. a. Tim Pengusul Melakukan Proses
2. Tahap Tindakan Pengukuran Terhadap Managemen
a. Melaksanakan pengabdian kepada Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Masyarakat dengan memberikan Dalam Upaya Peningkatan
penyuluhan sebanyak dua kali Kesehatan Dan Perekonomian
dengan tema penyuluhan : Petani Sawit Di Koperasi Karya
Mentulik (KUSKM). Pengukuran

157
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019
ISSN : 2550-0198
dilakukan kepada seluruh petani kerangka penyelesaian masalah
sawit melalui penyebaran kuesioner. berdasarkan masalah yang dipilih, dan
merumuskan tahapan kegiatan-kegiatan
b. Tim pengusul melakukan analisa
yang akan dilakukan oleh tim pengusul
terhadap hasil kuesioner sebagai
pada tanggal 5 Maret 2019.
ukuran kesuksesan penyuluhan dan
4. Tim pengusul bersama-sama
simulasi Managemen Kesehatan
mempersiapkan kelengkapan peralatan
Dan Keselamatan Kerja kepada
penyuluhan seperti alat tulis, leaflet,
seluruh Petani Sawit.
laptop, infokus, doorpize, dan alat
HASIL DAN PEMBAHASAN pelindung diri untuk diserahkan ke
Pengabdian kepada masyarakat koperasi KSU-KM pada tanggal 21
stimulus dengan tema “Managemen Maret 2019.
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dalam 5. Tim pengusul menjelaskan tujuan
Upaya Peningkatan Kesehatan Dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
Perekonomian Petani Sawit Di Koperasi pada mitra, dan pekerja kelapa sawit
Karya Mentulik (KUSKM) ini telah pada tanggal 17 April 2019.
dilaksanakan sejak bulan Agustus 2018. 6. Tim pengusul melakukan penyuluhan
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah pertama tentang hubungan kesehatan
dilakukan adalah sebagai berikut: dan keselamatan kerja (K3) terhadap
produktivitas kerja dan perekonomian
1. Tim pengusul melakukan peninjauan masyarakat oleh Zulfadli Hamzah,
tempat untuk kegiatan penyuluhan BIFB, MIFB pada tanggal 19 juni 2019
kepada mitra pengabdian kepada di kantor desa mentulik. Pada kegiatan
masyarakat stimulus yang berlokasi di penyuluhan pertama oleh Zulfadli
Desa Mentulik Kabupaten Kampar. Dari Hamzah, BIFB, MIFB pada tanggal 19
hasil peninjauan tersebut tim pengabdian juni 2019 di kantor desa mentulik di
mendapati beberapa masalah ; 1. Adanya hadiri oleh ketua koperasi, wakil kepala
petani sawit yang tidak menggunakan desa, dan petani sawit.
Alat pelindung diri (APD) ketika bekerja 7. Tim pengusul melakukan penyuluhan
di kebun kelapa sawit., 2) belum adanya kedua tentang pentingnya kesehatan dan
kebijakan dan aturan dari pihak keselamatan kerja (K3) di tempat kerja
Koperasi KSU-KM mengenai pada petani sawit pada tanggal 01
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) September 2019 di depan kantor
padahal program K3 merupakan salah Koperasi KSU-KM. pada kegiatan
satu kewaiban bagi sebuah institusi yang tersebut tim pengabdian melakukan
telah di amanatkan oleh undang-undang. simulasi tentang penggunaan alat
2. Tim pengusul melakukan pengurusan pelindung diri (APD) sekaligus
surat pengantar dan surat izin kegiatan memberikan beberapa paket alat
pengabdian kepada masyarakat pelindung diri kepada pentani sawit
stimulus kepada LPPM Universitas yang terdiri dari : Helmet, Kaca mata,
Islam Riau dan menyerahkan kepada Masker, pakaian kerja, sarung tangan,
ketua koperasi KSU-KM pada tanggal dan sepatu boots.
21 Agustus 2018. Kegiatan ini sangat di 8. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
perlukan untuk menertibkan masyarakat ini mendapatkan respon
administrasi kegiatan baik pihak yang positif dari pengurus koperasi
Universitas Islam Riau, Koperasi KSU- KSU-KM dan Anggota koperasi KSU-
KM maupun bagi tim pengabdian. KM dimana mereka mulai memahami
3. Tim pengusul melakukan perumusan dan mengerti tentang pentingnya
masalah untuk menentukan prioritas keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
penyelesaian masalah, menyusun

158
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019
ISSN : 2550-0198
dan penggunaan Alat Pelindung Diri kesehatan kerja) secara
(APD) ketika bekerja. berkesinambungan.
9. Tim pengusul kembali melakukan 11. Tim pengabdian juga menyebarkan
peninjauan kepada mitra setelah kuesioner kepada beberapa petani
pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan sawit di Koperasi KSU-KM untuk
pembagian Alat pelindung diri (APD) ke mengukur tingkat pengetahuan mereka
beberapa petani sawit di Koperasi KSU- mengenai Keselamatan dan kesehatan
KM desa Mentulik. Tim pengabdian kerja (K3). Hasilnya menemukan
menemukan beberapa petani sawit yang bahwa 82% petani sawit di KSU-KM
menggunakan APD ketika berkerja sudah memahami dan mengetahui
walaupun atribut APD nya belum tentang penting penggunan APD (alat
lengkap. Ada beberapa petani yang pelindung diri). Sedangkan 18% lagi
menggunakan sarung tangan, sepatu mereka tidak memahami dan tidak
boots namun lupa menggunakan Helmet mengetahui tentang pentingnya APD
dan ada juga petani sawit yang (alat pelindung diri)
menggunakan helmet, sarung tangan,
Sepatu boot tetapi tidak menggunakan SIMPULAN
kaca mata. Kegiatan pengabdian kepada
10. Tim juga melakukan peninjuan ke masyarakat ini bertujuan untuk
pengurus Koperasi KSU-KM untuk menstimulus/ merangsang para pekerja
menanyakan mengenai kebijakan atau sawit di Koperasi Serba Usaha Karya
aturan manajemen keselamatan dan Mentulik (KSU-KM) untuk selalu
kesehatan petani sawit. Walaupun belum menggunakan alat Pelindung Diri (APD)
tertuang secara legalitas di aturan ketika bekerja. Alat Pelindung Diri (APD)
Koperasi KSU-KM, Pengurus sudah ini sangat berguna sekali untuk
membahas aturan tersebut di dalam meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
forum rapat pengurus koparasi dan baru Minimnya Pengetahuan pengurus koperasi
berupa draft. Adapun beberapa aturan Serba Usaha Karya Mentulik (KSU-KM)
atau kebijakan yang di buat adalah mengenai manajemen kesehatan dan
sebagai berikut : keselamatan Kerja (K3) mengakibatkan
a. Mewajibkan bagi setiap pekerja tingginya resiko terjadi kecelakaan kerja
sawati di KSU-KM untuk bagi pekerja di perkebunan Kelapa Sawit
menggunakan APD (alat pelindung sehingga akan berdampak kepada
diri) baik ketika memanen, produktivitas pekerja tersebut. Oleh karena
memupuk maupun pembersihan itu, dengan dilakukannya pengabdian
lahan. kepada masyarakat stimulus ini agar
b. Memberikan sanksi yang tegas bagi masyarakat dapat merubah perilaku pekerja
setiap pekerja yang tidak untuk selalu menggunakan alat pelindung
menggunakan APD ketika bekerja.
diri (APD) seperti sepatu Boots, Kaca mata,
c. Pihak koperasi akan membuat Kaos Kaki dan Helm. Di harapkan bagi
spanduk di sekitar lahan perkebunan pihak koperasi KSU-KM membuat
sawit untuk mengingat pekerja sawit kebijakan dan aturan mengenai
tentang pentingnya penggunaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
APD (alat pelindung diri). bagi meminimalisir atau menghindari
d. Pihak koperasi akan menyediakan resiko kerja.
APD (alat pelindung diri) bagi petani
sawit yang belum memiliki APD
UCAPAN TERIMA KASIH
(alat pelindung diri). Ucapan terimakasih kami tujukan
e. Pihak koperasi akan terus melakukan kepada Kemenristek Dikti yang telah
program K3 (keselamatan dan mendanai kegiatan pengabdian kepada

159
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019
ISSN : 2550-0198
masyarakat melalui program Hibah dikti Gosyen Publising; 2014
tahun pengajuan 2018 dan tahun [9] Sastrohadiwiryo S. Manajemen
pelaksanaan 2019 dengan Skema Program Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS). PT. Bumi Aksara; 2003.
[10] Tarwaka. Keselamatan dan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Kerja : Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja.
[1] Azwar S. Sikap Manusia Teori dan Surakarta: Harapan Press; 2014.
Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2010.
[2] Budiono S. Bunga Rampai Hiperkes
dan Keselamatan Kerja. Semarang:
Universitas Diponegoro; 2003.
[3] Friend, A.M. and Khon, P.J.
2007.Fundamental of Occupational
Safety and Helath. Fourth Edition.
Government Institutes. Lanham,
Maryland. Toronto.
[4] Occupational & Environmental
Health Foundation (OEHF). 2004.
Editorial: Establishing Research
Agenda in Health and Productivity‟.
Journal of Occupational
Environmental Medicine,
46(6):518-520
[5] Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2016
Tentang Tata Cara Pemberian
Program Kembali Kerja serta
Kegiatan Promotif dan Kegiatan
Preventif Kecelakaan Kerja dan
Penyakit Akibat Kerja. Jakarta:
Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia; 2016.
[6] Undang-Undang republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja, (1970).
[7] Silalahi B. Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Pustaka Binaman Pressindo; 1995.
[8] Sucipto CD. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Yogyakarta:

160

You might also like