You are on page 1of 12

Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)

ISNN 2623-1573 (Print)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN UNIT
PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN
BANGKINANG KOTA
Ade Dita Puteri1, Susi Afrianti2
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Adedita10@Gmail.com

ABSTRACT

Work accident is an unexpected and undesirable event that disrupts the activities of
workers at work, causing harm to workers and the company. Some of the factors that
cause workplace accidents include Work Period, use of PPE and Behavior. The purpose
of this study was to determine the factors associated with workplace accidents in
Engineering Services Unit employees at PT. PLN Bangkinang City. Design quantitative
analytic research with cross sectional design. The sample in this study amounted to 45
people. The sampling technique is total sampling using a questionnaire. This research
was conducted on 6-12 September 2018 at PT. PLN Bangkinang City. The data
obtained were analyzed by Fisher's Exact Test with a significance level of 95%. Based
on the results of the study showed that there was a significant relationship between
work period and work accident as evidenced by the p value (0.002) <α (0.05), there was
a significant relationship between the use of PPE and work accidents as evidenced by
the p value (0,000) ≤ α (0 , 05) and there is a significant relationship between behavior
with workplace accidents evidenced by p value (0.002) <α (0.05). It is expected that the
technical service unit employees of PT. PLN Bangkinang Kota in 2018 to conduct
training and prioritize practical methods rather than theories set by the company.

Keywords : Work Period, Use of PPE, Behavior, Work Accident

PENDAHULUAN dilaksanakan oleh pemerintah


Dewasa ini pemerintah sedang dengan sendirinya memerlukan
giat-giatnya melaksanakan tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai
pembangunan disegala bidang untuk pelaksana pembangunan yang tiada
meningkatkan kesejahteraan bangsa lain adalah manusia dengan latar
dan negara. Pemerintah Indonesia belakang yang berbeda. Untuk itu
melaksanakan program diperlukan upaya perlindungan bagi
pembangunan Nasional yang tenaga kerja melalui usaha
dilaksanakan secara menyeluruh, peningkatan dan pencegahan (Utami,
terpadu, bertahap, terus menerus dan 2006).
berkesinambungan. Pemerintah Perlindungan kerja meliputi
mengarahkan pembangunan dibidang aspek-aspek yang cukup luas, antara
industri, mengikuti perkembangan lain perlindungan keselamatan dan
masyarakat dan pembangunan kesehatan kerja. Maksud
nasional. Usaha pembangunan yang perlindungan ini ialah agar tenaga

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 23


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

kerja secara umum melaksanakan dengan hubungan kerja pada


pekerjaannya sehari-hari untuk perusahaan (ILO, 1999) (Suma’mur,
meningkatkan produksi, karena itu 2015).
keselamatan merupakan segi penting Faktor- faktor yang dapat
dari perlindungan tenaga kerja mempengaruhi terjadinya kecelakaan
(Daryanto, 2007). kerja yaitu: Umur, Jenis kelamin,
Undang- undang nomor 14 tahun Masa kerja, Penggunaan Alat
1969 pasal 9 tentang ketentuan Pelindung Diri (APD), Tingkat
pokok mengenai tenaga kerja pendidikan, dan Perilaku. Masalah
menyebutkan bahwa setiap tenaga keselamatan dan kesehatan kerja
kerja berhak mendapatkan secara umum di Indonesia masih
perlindungan atas keselamatan, sering terabaikan. Hal ini
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan ditunjukkan dengan masih tingginya
moral kerja, serta perlakuan yang angka kecelakaan kerja diseluruh
sesuai dengan martabat manusia dan perusahaan yang menjadi anggota
moral agama. Sedangkan pada pasal jamsostek yang meliputi 7 juta
10 undang- undang tersebut pekerja. Jika jumlah pekerja di
menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia mencapai 90 juta orang,
membina perlindungan kerja maka diperkirakan lebih 700.000
mencakup: ganti kerugian, perawatan kejadian setiap tahun (Ramli, 2010).
dan rehabilitasi dalam kecelakaan Karena itu, Internasional Labour
kerja. Penerapan keselamatan dan Organization (ILO) memperkirakan
kesehatan pada perusahaan juga kerugian akibat kecelakaan mencapai
merupakan salah satu faktor penting kondisi keselamatan kerja
dalam mencapai derajat kesehatan perusahaan di Indonesia secara
tenaga kerja yang setinggi-tingginya umum diperkirakan termasuk rendah,
dan untuk meningkatkan padahal tenaga kerja adalah faktor
produktifitas kerja (Departemen penting bagi kegiatan perusahaan. 2-
Tenaga Kerja RI, 1996) (Ramli, 4 % dari Gross National Product
2010). (GNP) suatu negara. Kerugian akibat
Untuk menjamin keselamatan dan kecelakaan dan kejadian lainnya ini
kesehatan kerja diperlukan Alat merupakan risiko yang harus
Pelindung Diri (APD) yang dihadapi oleh setiap organisasi atau
memenuhi syarat sehingga dapat perusahaan (Putra DKK, 2012).
mengurangi terjadinya risiko Peraturan Menteri Tenaga Kerja
kecelakaan kerja (Departemen No. PER.05/MEN/1996 tentang
Kesehatan Kerja RI, 1996) (Ramli, sistem manajemen keselamatan dan
2010). Oleh karena itu, dengan kesehatan kerja memberikan
adanya industri yang sedang indikator tentang faktor-faktor yang
berkembang, maka keselamatan dan harus ditaati oleh setiap perusahaan
kesehatan kerja harus menjadi dalam pengelolaan keselamatan dan
pedoman bagi tenaga kerja maupun kesehatan kerja, diantaranya adalah
perusahaan. Timbulnya bahaya setiap perusahaan yang
akibat kerja dapat berupa kecelakaan memperkerjakan seratus orang
kerja. Kecelakaan akibat kerja dengan tingkat bahaya maka wajib
banyak sekali faktor-faktor yang melaksanakan manajemen K3,
mempengaruhinya, diantaranya perencanaan tempat kerja, komitmen
adalah kecelakaan yang berhubungan dan kebijakan keselamatan dan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 24


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

kesehatan kerja, perencanaan kebutuhan tersebut. Dari perjalanan


identifikasi bahaya, penilaian dan pengelolaan K3 diatas semakin
pengendalian risiko, penerapan menyadarkan akan pentingnya K3
pelatihan keselamatan, komunikasi, dalam bentuk manajemen yang
audit manajemen keselamatan dan sistematis dan mendasarkan agar
kesehatan kerja dan pelaporan. dapat terintergrasi dengan
Sementara undang- undang No. 1 manajemen perusahaan yang lain.
tahun 1970 tentang keselamatan Integrasi ini diawali dengan
kerja menjelaskan tentang syarat - kebijakan dari perusahaan untuk
syarat keselamatan kerja diantaranya menerapkan suatu Sistem
adalah mencegah dan mengendalikan Manajemen K3 untuk mengelola K3.
timbulnya penyakit akibat kerja baik K3 mempunyai pola pengendalian
psikologis maupun fisik, keracunan, kerugian secara terintegrasi (Total
infeksi dan penularan, memberi alat Loss Control) yaitu sebuah kebijakan
pertolongan diri pada pekerja, untuk menghindarkan kerugian bagi
menyenggarakan penyegaran udara perusahaan, property, personel
yang cukup, memperoleh keserasian diperusahaan dan lingkungan melalui
antara tenaga kerja, alat kerja, penerapan Sistem Manajemen K3
lingkungan, cara dan proses yang mengintegrasikan sumber daya
kerjanya. manusia, material, peralatan, proses,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahan, fasilitas dan lingkungan
adalah suatu pemikiran dan upaya dengan pola penerapan prinsip
untuk menjamin keutuhan dan manajemen yaitu perencanaan (plan),
kesempurnaan jasmani maupun pelaksanaan (do), pemeriksaan
rohanitenaga kerja khususnyadan (check), peningkatan (action) (Ramli,
manusia pada umumnya serta hasil 2010).
karya dan budaya untuk menuju PT. PLN (persero) sebagai salah
masyarakat adil dan makmur satu perusahaan yang bergerak di
(Mangkunegara). Dengan sektor pertambangan dan energi yang
memperhatikan banyaknya risiko juga memiliki tingkat risiko kerja
yang diperoleh perusahaan, maka yang cukup tinggi, maka PT. PLN
mulailah diterapkan Manajemen (Persero) telah berkomitmen untuk
Risiko sebagai inti dan cikal bakal memberikan perlindungan kepada
Sistem Manajemen K3. Melalui pekerjanya. Dalam hal ini
konsep ini sudah mulai menerapkan manajemen perusahaan telah
pola preventif terhadap kecelakaan memberikan perlindungan dengan
yang akan terjadi. Manajemen Risiko cara penyediaan alat-alat dan sarana
menuntut tidak hanya keterlibatan perlindungan diri bagi tenaga kerja
pihak manajemen tetapi juga seperti topi, masker, baju pengaman,
komitmen manajemen dan seluruh serta menciptakan lingkungan kerja
pihak terkait termasuk pekerja. Peran yang aman, sehat dan nyaman,
manajemen sangat diperlukan menunjuk tenaga pengawas atau staff
terutama pada tahap pengendalian keselamatan kerja, mengadakan
risiko, karena pengendalian risiko pendidikan dan latihan bagi tenaga
membutuhkan ketersediaan semua kerja baru pada khususnya. Inilah
sumber daya yang dimiliki oleh hal-hal yang dilakukan oleh pihak
perusahaan dan hanyak pihak PT. PLN (Persero) untuk mengatasi
manajemen yang dapat memenuhi risiko yang terjadi (Purwati, 2011).

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 25


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Berkaitan dengan hal tersebut Sementara untuk jaminan kesehatan,


perusahaan mempunyai tugas ganda perusahaan menyediakan bantuan
yakni disamping memperoleh profit berupa asuransi kesehatan untuk
bagi perusahaan, perusahaan juga karyawan dan keluarga. Asuransi
mempunyai tanggung jawab sosial kesehatan ini adalah menanggung
terhadap lingkungan intern biaya pengobatan karyawan dan
perusahaan antara lain adanya keluarga baik itu rawat jalan maupun
jaminan keamanan dalam bekerja rawat inap di rumah-rumah sakit
dan upah yang layak (Ramli, 2010). yang telah ditunjuk oleh pihak
Target yang ingin dicapai PT. PLN asuransi dan PT. PLN (Persero)
(Persero) sendiri dengan adanya (Purwati, 2011).
jaminan keselamatan kerja adalah Berdasarkan laporan dari Biro
dapat mencapai nihil kecelakaan. Pelatihan Kerja, penyebab
Dengan adanya program K3 ini kecelakaan kerja yang terjadi saat ini
diharapkan dapat meminimalisir adalah akibat perlakuan yang tidak
tingkat risiko yang akan terjadi aman seperti tidak mematuhi
sehingga diharapkan akan peraturan, tidak mengikuti standar
berdampak pada meningkatnya prosedur kerja,kondisi badan lemah
produktivitas perusahaan (Purwati, dan tidak memakai APD. Terdapat
2011). Tujuan dari program K3 yang beberapa teknik baku yang dapat
diterapkan oleh PT. PLN (Persero) digunakan dalam pemeliharaan
itu sendiri adalah untuk melindungi kesehatan pekerja yang meliputi
aset perusahaan seluruh karyawan. pengambilan tindakan pencegahan
Diharapkan dengan adanya program penyakit yang memberikan sarana-
K3 ini dapat memberikan jaminan sarana untuk melindungi pekerja dari
kepada karyawan dalam subtansi-subtansi berbahaya. salah
melaksanakan aktivitas kerjanya satu cara yang dapat digunakan
sehingga produktivitas tenaga kerja dalam pencegahan terjadinya
akan semakin meningkat pula kecelakaan pada pekerja adalah
(Ramli, 2010). penggunaan APD (Ridley, 2006).
Dalam aktifitasnya PT.PLN Salah satu penyebab tingginya
(Persero) Bangkinang Kota tentunya angka kecelakaan kerja adalah tidak
mengharapkan agar tujuan menggunakan APD saat bekerja.
perusahaan dapat tercapai tanpa Menurut catatan ILO (International
kendala. Oleh karena itu, diperlukan Labor Organization) sekitar 2 juta
kesadaran dari tiap individu yang orang kehilangan nyawa mereka
berada didalam perusahaan tersebut setiap tahun akibat kecelakaan, luka-
dan tentunya tiap karyawan luka, atau penyakit ditempat kerja.
diharapkan bisa bersama-sama untuk Angka tersebut setara dengan 5.000
berusaha mencapai tujuan tersebut. pekerja setiap hari atau 3 orang
Jaminan keselamatan kerja yang setiap menitnya.
diterapkan diperusahaan ini berupa Berdasarkan (KEMENKES RI,
penyediaan alat safety kerja bagi 2015) angka kecelakaan kerja di
karyawan selama menjalankan tugas. tahun indonesia masih tergolong
Adanya prosedur kerja yang aman tinggi. Pada tahun 2013 terdapat
dan terhindar dari risiko, pemberian 35.917 kasus atau setara dengan
diklat yang berkaitan dengan 18%, pada tahun 2014 terdapat
program keselamatan kerja. 53.319 kasus atau setara dengan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 26


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

28%, sedangkan pada tahun 2015 belum sesuai dengan jumlah


angka kecelakaan kerja meningkat karyawan.
tajam yaitu 105.182 kasus atau setara Berdasarkan survey awal yang
dengan 54%, disebabkan oleh dilakukan oleh peneliti di PT. PLN
tindakan tidak aman terutama dalam Bangkinang Kota pada 10 karyawan,
pemakaian Alat Pelindung Diri 7 orang karyawan (70%) menyatakan
(APD) pada saat bekerja, data tidak memakai Alat Pelindung Diri
tersebut menggambarkan bahwa (APD) saat melakukan pekerjaan
kasus kecelakaan kerja secara dikarenakan malas dan tidak nyaman
nasional tergolong tinggi. dalam melakukan pekerjaan. Hal ini
Data dari Dinas tenaga Provinsi didapatkan sesuai hasil survey,
Riau mencatat pada tahun 2013 bahwa karyawan umumnya patuh
jumlah kecelakaan kerja sebanyak ketika supervisor turun untuk
1.310 kasus atau setara dengan 31%, memberikan pengarahan. Karyawan
sementara pada tahun 2014 terdapat juga patuh melaksanakan, jika
sebanyak 1.608 kasus atau setara supervisor memberikan contoh
dengan 38%, adapun pada tahun dalam pekasanaan keselamatan kerja.
2015 dari bulan Januari-April Dengan demikian faktor
sebanyak 1.292 kasus kecelakaan kepemiminan situasional di anggap
kerja atau setara dengan 31%. penting dalam mempengaruhi
Adapun kecelakaan kerja di kepatuhan karyawan akan
Kabupaten Kampar dari 2014-2015 keselamatan dan kesehatan kerja.
sebanyak 199 kasus. Tahun 2014 Maka berdasarkan data diatas
sebanyak 91 kasus atau sama dengan peneliti ingi melakukan penelitian
45% dan pada tahun 2015 sebanyak dengan judul “faktor –faktor yang
108 kasus atau sama dengan 54%. berhubungan dengan kecelakaan
Menurut data BPJS ketenagakerjaan kerja pada karyawan unit pelayanan
pada Oktober 2014 terjadi 88.207 teknik PT. PLN di Bangkinang Kota
kasus kecelakaan kerja yang tahun 2018”
mengakibatkan 1.978 korban
meninggal. METODE
Sejak tahun 2007 PT. PLN Penelitian ini dilakukan dengan
(Persero) Bangkinang Kota masih yaitu metode penelitian kuantitatif
belum terbebas dari kecelakaan analitik, penelitian yang
kerja. Dapat dilihat bahwa jumlah menggambarkan dan
kecelakaan dari tahun 2013 sampai menginterprestasika objek sesuai
dengan tahun 2017 terus mengalami dengan apa adanya, dengan
peningkatan. Kondisi ini rancangan cross sectional study.
menunjukkan bahwa penerapan Penelitian ini dilaksanakan di PT.
program K3 di PT. PLN (Persero) PLN Bangkinang Kota. dilakukan
Bangkinang Kota belum berjalan pada tanggal 6-12 September 2018
dengan baik dan sesuai dengan yang dengan 45 orang sampel yang
ditetapkan perusahaan. Hal ini terjadi bekerja di bagian unit pelayanan
karena faktor sumber daya manusia teknik.
yang belum disiplin dalam
menerapkan K3 serta jumlah
HASIL
perlengkapan atau peralatan yang
PT. PLN (Persero) Wilayah Riau
& Kepri Area Pekanbaru Rayon

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 27


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Bangkinang Kabupaten Kampar berada di PLTA Koto Panjang di


berlokasi di Bangkinang Kabupaten Desa Merangin Kecamatan Kuok
Kampar Propinsi Riau. PT. PLN Kabupaten Kampar Propinsi Riau.
(Persero) Wilayah Riau & Kepri PLN Bangkinang kota tahun 2018
Area Pekanbaru Rayon Bangkinang dengan jumlah responden 45 orang.
Kabupaten Kampar merupakan salah Penelitian ini dilakukan pada tanggal
satu penyedia atau pembangkit 6 - 12 September 2018. Untuk itu
tenaga listrik dengan membangun lebih jelasnya dapat dilihat dalam
waduk atau bendungan air sungai bentuk analisis univariat dan bivariat
Kampar. Pusat pembangkit tersebut :
Karakteristik Responden.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Dengan Kecelakaan Kerja
Di PT. PLN Bangkinang kota Tahun 2018.
No Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Umur
1 < 35 tahun 18 40
2  35 tahun 27 60
45 100
Tingkat pendidikan
1 Pendidikan Rendah (SMP) 13 28,9
2 Pendidikan Tinggi 32 71,1
(SMA,D1,D3)
45 100
Sumber : data primer tahun 2018
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa berpendidikan Tinggi sebanyak 32
mayoritas responden berumur orang (71,1 %)
 35 tahun sebanyak 27 orang (60 %) .
sedangkan mayoritas responden

Analisis Univariat
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden dibagian Unit Pelayanan Teknik Di PT.
PLN Bangkinang kota Tahun 2018.
No Variabel Independent Frekuensi (n) Persentase (%)
M Masa Kerja
1 Lama ( 5) 24 53.3
2 Baru (< 5) 21 46,7
45 100
Penggunaan APD
1 Tidak Lengkap 27 60,0
2 Lengkap 18 40,0
45 100
Perilaku
1 Negatif 26 57,8
2 Positif 19 42,2
45 100
No Variabel Dependent Frekuensi (n) Persentase (%)
Kecelakaan Kerja
1 Tidak Pernah 25 55,6
2 Pernah 20 44,4
45 100
Sumber : data primer tahun 2018

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 28


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Setelah dilakukan analisis


mayoritas responden memiliki masa univariat, hasil penelitian dilanjutkan
kerja lama sebanyak 24 orang dengan analisis bivariat dengan
(53,3%), yang memiliki alat menggunakan Uji Fisher’s Exact
pelindung diri tidak lengkap Test untuk mengetahui hubungan
sebanyak 27 orang (60,0%), yang variable independen dengan variabel
berperilaku negatif sebanyak 26 dependen dengan derajat
orang (57,8%) dan mayoritas tidak kepercayaan 95 %, maka didapat
pernah mengalami kecelakaan kerja hasil sebagai berikut :
sebanyak 25 orang (55,6%).
Hubungan Masa Kerja Dengan Kecelakaan Kerja
Tabel 4.3 Hubungan Masa Kerja Dengan Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Di PT.
PLN Bangkinang Kota Tahun 2018.

Masa kerja Kecelakaan kerja Total % POR P Value


tentang
kecelakaan kerja
Pernah Tidak pernah 95%CI
mengalami mengalami
N % N %
Lama 16 66,7 8 33,3 24 100 8,500
0,002
Baru 4 19,0 17 33 81,0 21 100 (95%CI:2,
137-
33,824)
Jumlah 20 44,4 25 55,6 45 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui masa kerja dengan kecelakaan kerja


bahwa dari 21 responden yang masa hal ini dibuktikan dengan p value
kerjanya baru terdapat 17 responden (0,002) ≤α (0,05). Besar estimasi
(81,0%) yang tidak pernah risiko dengan POR = 8,500 (CI: 95%
mengalami kecelakaan. Sedangkan = 2,137-33,814), artinya responden
dari 24 responden yang masa kerja yang memiliki masa kerja baru lebih
lama terdapat 16 (66,7%) yang berisiko 8,5 kali untuk mengalami
pernah mengalami kecelakaan kerja. kecelakaan kerja dibandingkan
Berdasarkan uji statistik ada dengan responden yang mempunyai
hubungan yang signifikan antara masa kerja lama.
Hubungan Penggunaan APD Dengan Kecelakaan Kerja
Tabel 4.4 Hubungan Penggunaan APD Dengan Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Di
PT. PLN Bangkinang Kota Tahun 2018.
Penggunaan Kecelakaan Total % POR P Value
APD tentang kerja
kecelakaan
kerja
Pernah Tidak pernah 95%CI
mengalami mengalami
n % N %
Tidak Lengkap 18 66,7 9 33,3 27 100 0,062
0,000
Lengkap 2 11,1 16 88,9 18 100
(95%CI:0,
012-0,333)
Jumlah 20 44,4 25 55,6 45 100

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 29


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui penggunaan APD dengan kecelakaan


bahwa dari 27 responden yang kerja hal ini dibuktikan dengan p value
penggunaan APD tidak lengkap terdapat (0,000)  (0,05). Besar estimasi risiko
9 responden (33,3%) yang tidak pernah dengan POR = 0,062 (CI: 95% = 0,012-
mengalami kecelakaan. Sedangkan dari 0,333), artinya responden yang
18 responden yang penggunaan APD penggunaan APD tidak lengkap lebih
lengkap terdapat 2 responden (11,1%) berisiko 0,062 kali untuk mengalami
yang pernah mengalami kecelakaan kecelakaan kerja dibandingkan dengan
kerja. Berdasarkan uji statistik ada responden yang penggunaan APD yang
hubungan yang signifikan antara lengkap.
Hubungan Perilaku Dengan Kecelakaan Kerja
Tabel 4.5 Hubungan Perilaku Dengan Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Di PT.
PLN Bangkinang Kota Tahun 2018.
Perilaku Kecelakaan Total % POR P Value
tentang kerja
kecelakaan
kerja
Pernah mengalami Tidak pernah 95%CI
mengalami

N % N %
Negatif 17 65,4 9 34,6 26 100 0,099
0,002
Positif 3 15,8 16 84,2 19 100 (95%CI:
0,023-0,434)
Jumlah 20 44,4 25 55,6 45 100
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui melakukan pembahasan dan sebagai
bahwa dari 26 responden yang perilaku hasil akhir dapat dinyatakan sebangai
negatif terdapat 9 responden (34,6%) berikut :
yang tidak pernah mengalami Hubungan Masa Kerja Dengan
kecelakaan. Sedangkan dari 19 Kecelakaan Kerja Pada Karyawan
responden yang berperilaku positif Di PT. PLN Bangkinang Kota
terdapat 16 responden (84,2%) yang Tahun 2018.
pernah mengalami kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian dapat dilihat
Berdasarkan uji statistik ada hubungan bahwa dari 21 responden yang tidak
yang signifikan antara perilaku dengan terjadi kecelakaan kerja dengan masa
kecelakaan kerja hal ini dibuktikan kerja baru sebanyak 17 orang
dengan p value (0,002)  (0,05). Besar (81,0%). Sedangkan dari 24
estimasi risiko dengan POR = 0,099 responden terjadi kecelakaan kerja
(CI: 95% 0,023-0,434), artinya dengan masa kerja lama sebanyak 16
responden yang berperilaku negatif orang (66,7%) yang pernah
lebih berisiko 0,1 kali untuk mengalami mengalami kecelakaan. Berdasarkan
kecelakaan kerja dibandingkan dengan uji statistik diperoleh nilai p value
responden yang berperilaku positif. (0,002 )  α (0,05).dengan demikian
secara statistik ada hubungan antara
PEMBAHASAN masa kerja dengan kecelakaan kerja
Berdasarkan hasil penelitian telah pada karyawan bagian unit pelayanan
diperoleh data umum dan data teknik di PT. PLN Bangkinang Kota
penunjang. Data tersebut djadikan tahun 2018.
acuan dan tolak ukur dalam

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 30


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Menurut asumsi peneliti karyawan Sedangkan dari 18 responden terjadi


yang bekerja < 5 tahun (baru) kurang kecelakaan kerja dengan penggunaan
memiliki pengalaman dan Alat Pelindung Diri lengkap
pengetahuannya tentang penggunaan sebanyak 2 orang (11,1%). Dari uji
APD dalam bekerja tetapi mereka statistik yang dilakukan diperoleh
tetap menggunakannya karena nilai p value (0,000)   (0,05),
mengikuti peraturan yang telah dengan demikian ada hubungan yang
ditetapkan ditempat kerja, sedangkan signifikan antara penggunaan Alat
karyawan yang bekerja  5 tahun Pelindung Diri dengan kecelakaan
(lama) telah berpengalaman tentang kerja di PT. PLN Bangkinang Kota
penggunaan APD tetapi mereka tidak tahun 2018 mengalami kecelakaan
menggunakannya karena kerja dibandingkan penggunaan APD
beranggapan bahwa mereka telah Lengkap tentang kecelakaan kerja.
berpengalaman sehingga mereka Menurut asumsi peneliti, alat
tidak terlalu menggunakan APD pelindung diri yang disediakan oleh
yang dapat melindungi mereka saat PT sudah lengkap, hanya saja
bekerja. karyawan tidak mau menggunakan
Masa kerja adalah suatu kurun alat pelindung diri dengan alasan
waktu atau lamanya tenaga kerja itu mereka malas, lupa, tidak nyaman
bekerja disuatu tempat (Tarwaka, dan bisa memperlambat waktu
2010). Masa kerja merupakan salah mereka untuk bekerja sehingga
satu alat yang dapat mempengaruhi mereka beranggapan bahwa alat
kemampuan seseorang, dengan pelindung diri tidak terlalu penting.
melihat masa kerjanya kita dapat dari 27 responden terdapat 9
mengatahui telah berapa lama responden yang tidak pernah
seseorang bekerja dan kita dapat mengalami kecelakaan kerja. hal ini
menilai sajauh mana pengalamannya dikarenakan responden lebih berhati-
(Bachori,2006). hati saat bekerja.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Hal ini sesuai dengan penelitian
penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Kindi Amelia
Bahari (2014) dengan judul (2012) tentang analisa factor-faktor
hubungan masa kerja dengan penyebab kecelakaan kerja pada
terjadinya kecelakaan kerja pada PT. pembangunan gedung perkantoran
(PERSERO) Proyek Tiffani perkuliahan III Universitas Wijaya
Apartemen Kemang Jakarta Selatan Kusuma. Hasil penelitian didapatkan
dengan p value 0,02. bahwa sebanyak 51,8% pekerja
mengalami kecelakaan kerja karena
Hubungan Penggunaan Alat penggunaan alat pelindung di yang
Pelindung Diri Dengan Kecelakaan tidak lengkap.
Kerja Pada Karyawan Di PT. PLN Alat pelindung diri (APD) adalah
Bangkinang Kota Tahun 2018. alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam
Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan yang fungsinya
diketahui bahwa dari 27 responden mengisolasi tenaga kerja dari bahaya
yang tidak pernah mengalami ditempat kerja. APD adalah alat yang
kecelakaan kerja dengan penggunaan dipakai untuk melindungi pekerja
Alat Pelindung Diri tidak lengkap agar terhindar dari penyakit dan
sebanyak 9 orang (33,3%), cidera akibat kerja. APD digunakan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 31


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

jika usaha-usaha penanggulangan Menurut asumsi peneliti,


secara teknik dan administratif telah responden yang memiliki perilaku
dilaksanakan secara maksimal negatif berpengaruh pada
namun risiko bahaya masih tetap kecelakaan kerja. hal ini dibuktikan
tinggi. Penggunaan APD bukanlah dengan adanya sikap malas untuk
sebagai pengganti kedua usaha menggunakan APD, merasa sudah
tersebut, melainkan merupakan hebat dan handal dalam
alternatif terakhir untuk melindungi mengerjakan pekerjaannya dan saat
pekerja. maksimal namun risiko bekerja sudah merasa bahwa
bahaya masih tetap tinggi. menggunakan APD tidak terlalu
Penggunaan APD bukanlah sebagai penting sehingga menyebabkan
pengganti kedua usaha tersebut, terjadinya kecelakaan kerja. dari 26
melainkan merupakan alternatif responden terdapat 3 responden
terakhir untuk melindungi pekerja. yang pernah mengalami kecelakaan
Berdasarkan hasil analisis Rank kerja. hal ini dikarenakan
Spearman dengan nilai signifikansi responden tidak mengikuti
5% p value 0,332 dan rho 0,183 peraturan yang telah ditetapkan
menunjukkan tidak ada hubungan oleh perusahaan dan tidak
antara praktik penggunaan APD menggunakan APD yang telah
dengan kejadian kecelakaan kerja. disediakan oleh pihak perusahaan.
Hasil ini tidak sesuai dengan Perilaku adalah salah satu di
penelitian yang dilakukan oleh Adi antara faktor individual yang
Nugroho (2008) yang menunjukkan mempengaruhi tingkat kecelakaan.
terdapat hubungan yang bermakna Sikap karyawan, dan karakteristik
antara praktik penggunaan APD individual karyawan tampaknya
dengan kejadian kecelakaan kerja. berpengaruh pada kecelakaan kerja,
namun hubungan sebab akibat
Hubungan Perilaku Dengan masih sulit dipastikan. Walaupun
Kecelakaan Kerja Pada Karyawan manusianya telah berhati-hati,
Di PT. PLN Bangkinang Kota Tahun namun apabila lingkungannya tidak
2018. menunjang (tidak aman) maka
Berdasarkan hasil penelitian kecelakaan dapat pula terjadi,
diketahui bahwa dari 26 responden begitu pula sebaliknya. Oleh karena
yang perilaku negatif terdapat 9 itulah diperlukan pedoman
orang (34,6%) responden yang bagaimana bekerja yang memenuhi
tidak pernah mengalami prinsip-prinsip keselamatan. Sikap
kecelakaan. Sedangkan dari 19 atau perilaku akan berpengaruh
responden yang berperilaku positif terhadap terjadinya suatu
terdapat 16 orang (84,2%) kecelakaan. Tergesa-gesa selalu
responden yang pernah mengalami dapat mendatangkan kecelakaan,
kecelakaan kerja. Berdasarkan uji karena mereka cenderung tidak
statistik yang dilakukan diperoleh menghiraukan bahaya yang ada
nilai p value (0.002)   (0,05). disekitarnya maupun peraturan
dengan demikian ada hubungan yang ada. Sebaliknya, jika bekerja
yang signifikan antara perilaku penuh dengan kehati-hatian, maka
dengan kecelakaan kerja di PT. potensi untuk terjadinya kecelakaan
PLN Bangkinang Kota tahun 2018. sangatlah kecil.

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 32


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Dalam penelitian yang dilakukan PT. Linggarjati Mahardika


oleh Iqbal Al Faris, Feri Harianto muliadi pacitan.
(2014) dengan judul Pengaruh Eko Sri Wardiyanti tentang Hubungan
Perilaku Terhadap Kecelakaan Masa Kerja, Umur dan Perilaku
Kerja pada Konstruksi di Surabaya Kerja dengan Kejadian
2014 Berdasarkan hasil analisis, Kecelakaan Kerja pada Pekerja
perilaku kerja berpengaruh secara Pemecah Batu di Kota Semarang.
signifikan terhadap kecelakaan
kerja (R =0,519). Hidayat,Aa. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan Dan Teknik Analisa
Data. Jakarta. Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA Handayani & Suryani (2008) tentang
Hubungan antara penggunaan alat
Afrianto D. 2014. Pengaruh Penyuluhan pelindung diri, umur, dan masa
Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan kerja dengan kecelakaan kerja
Tindakan Petani Paprika Di Desa pada pekerja bagian rustic di PT
Kumbo. Borneo Melintang Buana Eksport
Budiman & Agus. ( 2013). Faktor – Yogyakarta.
Faktor Yang Mempengaruhi John Ridley. (2002).Kesehatan Dan
Pengetahuan. Keselamatan Kerja. (Alih Bahasa:
Bahari (2014) dengan judul hubungan Soni
masa kerja dengan terjadinya Astranto). Jakarta: Erlangga.
kecelakaan kerja pada PT. Kindi Amelia (2012) tentang analisa
(PERSERO) Proyek Tiffani faktor-faktor penyebab
Apartemen Kemang Jakarta kecelakaan kerja pada
Selatan. pembangunan gedung perkantoran
Barisqi (2015) tentang hubungan antara perkuliahan III Universitas
penggunaan APD dengan kejadian Wijaya Kusuma.
kecelakaan kerja pada pekerja Pt. Kemenkes, RI. (2015). Kecelakaan
Adhi Karya Tbk Proyek Rumah Kerja .
Sakit Telogorejo Semarang. Http://Www.Kemenkes.Go.Id Di
Depnaker. (1970). Undang – Undang Akses Tanggal 20 Maret 2018.
No 1 Tahun 1970. Jakarta. Notoadmodjo. (2010). Metode
Departemen Kesehatan. 2014. 1 Orang Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Pekerja Di Dunia Meninggal Rineka Cipta.
Setiap 15 Detik Karena Notoadmodjo. (2013). Faktor Yang
Kecelakaan Kerja. Berita Dan Mempengruhi Pengetahuan.
Informasi KecelakaanKerja Jakarta. Rineka Cipta.
(Http://Www.Depkes.Go.Id/Folde PT. PLN Di Bangkinang Kota . (2010).
r/View/01/Structure-Web- Laporan Jumlah Data Kecelakaan
Content-Rilis Beritadan- Kerja.
Informasi.Html). Diakses 22 Purwanti (2011).Penyedian Alat
Maret 2018. Pelindung Diri Di PT. PLN
Erwin Wahyu Pratama (2015) tentang (Persero).
Hubungan antara perilaku Penelitian Terkait Penggunaan Alat
pekerjadengan kejadian Pelindung Diri (APD) Dari
kecelakaan kerja bagianproduksi Bahaya Pestisida Tahun 2014.

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 33


Volume 3, Nomor 1, April 2019 ISNN 2623-1581 (Online)
ISNN 2623-1573 (Print)

Ramli (2010). Faktor-Faktor Yang


Dapat Mempengaruhi Terjadinya
Kecelakaan Kerja.
Suma’mur .(2015). Higiene Perusahaan
Dan Kesehatan Kerja
(Hiperkes).Jakarta: Sagung Seto .
Tarwaka.(2008). Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja. Manajemen Dan
Implementasi K3 Di Tempat
Kerja. Surakarta : Harapan Press.
Utami.(2006).Hubungan Antara
Pemakaian Alat Pelindung Diri
Denga Kecacatan Akibat
Kecelakaan Kerja Di PT. Purinusa
Eka Persada Semarang Tahun
2005. Skripsi: Universitas Negeri
Semarang.
Utami.(2006).Hubungan Antara
Pemakaian Alat Pelindung Diri
Denga Kecacatan Akibat
Kecelakaan Kerja Di PT. Purinusa
Eka Persada Semarang Tahun
2005. Skripsi: Universitas Negeri
Semarang.

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 34

You might also like