Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN 2550-0864
1,2,3,4,5,6,7
Universitas Respati Yogyakarta
*
HP/Email : 082134535461 / ariyanto.nugroho@respati.ac.id
Abstract
Background: Implementation of safety and occupational health culture the company has
an important role in the creating a safety workplace, healthy, free from accidents and
ultimately improve the efficiency and productivity of work. However each companies have
different in K3 cultural practices because its depend on company's communication
patterns and the resources of the company.
Objective:This study aims to explore the implementation of K3 culture at the companies in
Sleman, Yogyakarta.
Method:The research was conducted by qualitative method with case study design. Data
were collected through interviews to informants management of the company and the
employees from three companiesas many as 19 people.
Result:The results showed: 1) a local company has implemented K3 program but cultural
use of personal protective equipment (PPE) is still lacking;2) a nationwide company has
implemented K3 culture as leaders keep reminding employees in terms of information K3,
and the APD facilities for employees;3) a national scale company received an award from
the Regent as the best Committee of Safety & Health (P2K3); the Companies have
generally been implementing K3 culture ranging from organization structure, and the
production process.
Conclusion: patterns of communication between leaders and employees, motivation of
employers and employees in the implementation of K3 and facilities of the company is very
important to cultivate K3 in the company.
Keywords: Safety and occupational health culture, company
Intisari
Latar Belakang: Pelaksanaan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
perusahaan mempunyai peran penting dalam menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari kecelakaan kerja dan pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Namun, praktek budaya K3 disetiap perusahaan bervariasi sesuai
dengan pola komunikasi dan sumber dayayang dimiliki perusahaan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi pelaksanaan budaya K3 pada
perusahaan di Sleman, Yogyakarta.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap informan yaitu pengurus
perusahaan dan karyawan dari 3 perusahaan sebanyak 19 orang.
63
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam suatu perusahaan. Pelaksanaan budaya
merupakan salah satu aspek perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja suatu
tenaga kerja.1 Di Indonesia telah ditetapkan perusahaan tidak terlepas dari pengaruh gaya
Kesehatan Kerja antara lain sebagai berikut dapat merespon kondisi lingkungan organisasi
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang dan mampu melakukan perbaikan secara
ditetapkan bertujuan untuk mencegah dan dipengaruhi juga oleh motivasi yang kuat dari
kerja sebaiknya dimulai dari tahap yang paling seseorang untuk mengambil tindakan karena
dasar, yaitu pembentukan budaya keselamatan orang tersebut ingin melakukannya. Motivasi
dan kesehatan kerja.Program keselamatan dan merupakan cara mendorong bawahan agar
kesehatan kerja dapat berfungsi dan efektif mereka mau bekerja keras dengan
individu yang terlibat. Komunikasi yang baik perusahaan dan mewujudkan budaya
keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan. motivasi diharapkan setiap individu karyawan
Aspek komunikasi juga sangat penting dalam mau bekerja keras dan antusias untuk
adanya komunikasi K3, para karyawan dapat Komitmen adalah tekad, keinginan dan
64
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017
e-ISSN 2550-0864
kesehatan kerja yang terkait sesuai dengan pada tahun 2011 sebanyak 1.031 perusahaan
Peraturan Pemerintah No 50/2012 tentang dengan jumlah tenaga kerja 56.342.Pada tahun
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan 2012 jumlah perusahaan di Kabupaten Sleman
dan Kesehatan Kerja (SMK3).6 sebanyak 1.080 perusahaan dengan jumlah
Penyebab kecelakaan adalah tenaga kerja sebanyak 59.423 orang.
keterbatasan fasilitas keselamatan kerja dan Sedangkan, pada tahun 2013 jumlah
kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip perusahaan di Kabupaten Sleman sebanyak
yang perlu diterapkan perusahaan.Makna 1.176 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebanyak 66.319 orang, dari data tersebut
memandang setiap karyawan diperusahaan dapat disimpulkan bahwa jumlah perusahaan
memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja dan jumlah tenaga kerja di Kabupaten Sleman
yang nyaman dan ketenangan dalam mengalami peningkatan selama 3 tahun
melaksanakan pekerjaan.Makna K3 ini belum terakhir.8
sepenuhnya dipahami baik oleh pihak Kasus kecelakaan kerja di Kabupaten
manajemen maupun karyawan.Usaha yang Sleman relatif tinggi. Bahkan, secara kuantitatif
harus ditanamkan adalah kesadaran jiwa selama empat tahun terakhir terus mengalami
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kenaikan, dan kasusnya di atas 100 kejadian,
merupakan bentuk kebutuhan.Budaya sehingga belum bisa mewujudkan zero
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak accident (nihil kecelakaan).Data Dinas Tenaga
hanya menjadi kepentingan pekerja namun Kerja dan Sosial (Disnakersos) Sleman
juga menjadi kepentingan dunia usaha. Secara menyebutkan, kecelakaan kerja hingga
global, ILO memperkirakan sekitar 337 juta Oktober 2013 mencapai 143 kejadian. Angka
kecelakaan kerja terjadi tiap tahunnya yang ini, meningkat jika dibandingkan tahun
mengakibatkan sekitar 2,3 juta pekerja sebelumnya, yaitu 134 kasus atau naik
7, 8
kehilangan nyawa. sembilan kasus.9
Data Kementerian Tenaga Kerja dan Banyak faktor yang mempengaruhi
Transmigrasi menyebutkan, sampai tahun keselamatan dan kesehatan kerja, banyak pula
2013 di Indonesia tidak kurang dari enam perusahaan yang belum memenuhi standar
pekerja meninggal dunia setiap hari akibat keselamatan dan kesehatan kerja sehingga
kecelakaan kerja. Angka tersebut tergolong banyak mengakibatkan terjadinya kecelakaan
tinggi dibandingkan negara Eropa hanya kerja. Pelaksanaan budaya keselamatan dan
sebanyak dua orang meninggal dua per hari kesehatan kerja sangat bervariasi pada setiap
karena kecelakaan kerja. Sementara menurut perusahaan karena dilandasi oleh model
data Internasional Labour Organization (ILO), program konseptual yang dipakai.
di Indonesia rata-rata per tahun terdapat 99.000 Pelaksanaan tersebut merupakan salah satu
kasus kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
sekitar 70 persen berakibat fatal yaitu kematian yang aman, sehat, bebas dari kecelakaan kerja
dan cacat seumur hidup.8 dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
Jumlah perusahaan di Kabupaten Sleman dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
65
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864
kerja.Tujuan penelitian ini adalah untuk diolah melalui tahapan coding, kategori dan
mengeksplorasipelaksanaan budaya tematik.Kemudian data dianalisis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada menggunakan tematik konten analisis.
perusahaan-perusahaan di Sleman,
Yogyakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perusahaan pertama yaitu PT Pabrik
METODE Cambric GKBI berlokasi Sleman,Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode PC GKBI memiliki 40 koperasi batik primer
10
kualitatif dengan rancangan studi kasus. yang berlokasi di Indonesia dan beranggotakan
Pemilihan Lokasi penelitian berdasarkan 8000 pengusaha batik perorangan. Unit
kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian personalia perusahaan tidak hanya menangani
adalah 3 perusahaan yang berlokasi di Sleman, urusan dari luar perusahaan tetapi juga
Yogyakarta yaitu PT GE Ligthing Indonesia menangani di bagian produksi dalam hal ini
(Perusahaan 1), PT. Mataram Tunggal Garmen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
(Perusahaan 2) dan Pabrik Cambric GKBI perusahaan. Unit personalia yang menangani
Medari (Perusahaan 3). Setiap perusahaan K3 perusahaan adalah karyawan personalia
memiliki karakteristik berbeda dari aspek yang telah mengikuti pelatihan-pelatihan K3
penerapan K3. Perusahaan 1 merupakan dan ahli di bidang K3.
perusahaan berskala nasional dengan predikat Personalia yang ditugaskan untuk
terbaik dalam P2K3; Perusahaan 2 merupakan menangani K3 perusahaan akan berhubungan
perusahaan nasional dan telah menerapkan K3 langsung dengan karyawan produksi yang
dan Perusahaan 3 adalah perusahaan lokal bertindak sebagai kepala regu atau fungsional
yang belum sepenuhnya menerapkan K3. di tiap area kerja produksi. Penanganan K3
Kemudian informandalan penelitian ini diambil perusahaan yang dilakukan oleh unit
secara purposive samplingyaitukaryawan personalia dalam hal ini menyediakan fasilitas-
bagian produksi,ahli K3 atau pengurus fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
perusahaan. Jumlah informan perusahaan 1 pada bagian produksi seperti menyediakan alat
yaitu 5 orang karyawan bagian pelindung diri (APD), rambu-rambu K3, dan lain
produksi(Packing, Produksi Lampu, Quility, sebagainya. Selain itu mengadakan rapat P2K3
Packing Pijar, Fire Stand) dan 2 orang ahli K3; dengan pimpinan tiap 6 bulan sekali untuk
jumlah informan perusahaan 2 ialah 5 orang membahas permasalahan K3 yang ada di
bagian produksi (bagian pemotongan, jahit, perusahaan seperti fasilitas keselamatan dan
quality kontrol, seterika dan pengepakan) dan 1 kesehatan kerja (K3) yang diperlu diganti pada
orang pengurus perusahaan selanjutnya tiap area kerja, kecelakaan kerja, pembinaan
jumlah informan perusahaan 3 yaitu 5 orang K3, sosialisasi tentang K3 pada tiap area kerja
bagian produksi dan seorang wakil perusahaan dan lain sebagainya.Unit perdagangan GKBI
sehingga total informan adalah 19 orang. berperan sebagai factory outlet yang
Pengumpulan data dilakukan melalui difokuskan untuk melayani pasar lokal. Namun,
wawancara yang mendalam yang selanjutnya dalam kenyataan juga mampu melayani pasar
66
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017
e-ISSN 2550-0864
lokal. Namun, dalam kenyataan juga mampu Informan penelitian berasal dari 3
melayani pasar luar negeri (export). perusahaan yang berbeda yang berjumlah 19
Perusahaan kedua adalah PT. Mataram orang dengan penjelasan sebagai berikut : 1)
Tunggal Garment Yogyakarta merupakan Perusahaan pertama,PT Pabrik Cambric GKBI
perusahaan konveksi yang berbentuk terdapat 5 informan utama pada bagian
perseroan terbatas (PT) yang berstatus swasta produksi weaving loom III, Loom I AJL, finishing,
nasional yang berlokasi di jalan Balong, dan mekanik dengan lama bekerja di
Donoharjo Ngaglik Sleman.Fasilitas penunjang perusahaan 13-27 tahun danseorang informan
yang disediakan untuk karyawan oleh PT. triangulasi pada bagian personalia yang sudah
Mataram Tunggal garment yakni terdiri atas bekerja selama 24 tahun dan bertanggung
kamar mandi sebanyak 68 kamar untuk seluruh jawab terhadap P2K3 perusahaan; 2)
karyawan, tersedia juga fasilitas pelayanan Perusahaan kedua, PT. Mataram Tunggal
kesehatan disebut dengan UKP (Unit Garment terdapat 5 informan utamapada
kesehatan perusahaan). UKP perusahaan bagian yang berbeda-beda antara lain pada
terdapat 3 perawat yang melayani karyawan bagian cutting, sewing, warehouse, dan
jika karyawan mengalami kejadian kecelakaan sample, dan satu orang dari bagian pengurus
kerja dan UKP tersebut juga bisa digunakan perusahaan; 3) Perusahaan ketiga, PT. GE
karyawan untuk memeriksakan kesehatan. Ligthing Indonesia, terdapat 5 informan utama
Karyawan juga mendapatkan catering makan yang bekerja pada bagian Packing, Produksi
dari pihak perusahaan serta fasilitas lain seperti Lampu, Quility, Packing Pijar, Fire Stand.
Musolla. Kelima informan tersebut selalu mengikuti
Perusahaan ketiga, PT. GE Ligthing pelatihan-pelatihan tentang K3 yang diadakan
Indonesia berada di Sleman, Yogyakarta. perusahan.
Perusahaan ini memiliki Klinik bagi para Penerapan budaya K3 pada perusahaan
karyawan jika terjadi kecelakaan dan di klinik merupakan kombinasi dari beberapa aspek
tersebut terdapat satu dokter dan dua perawat, penting yaitu komunikasi yang dilakukan
tetapi para dokter dan perawat tidak bekerja 24 perusahaan terkait dengan K3 seperti
jam. Selain klinik, PT. GE Lighting Indonesia sosialisasi K3 dalam bentuk slogan atau
juga mempunyai kantor manajemen stres bagi training, pola kepemimpinan perusahaan
para karyawan. Budaya K3 di PT. GE Lighting dalam upaya penerapan K3, wujud komitmen
Indonesia telah dijalankan oleh perusahan dari perusahaan dan karyawan dalam pelaksanaan
awal berdiri pada tahun 1996. Budaya tersebut budaya K3, motivasi dalam upaya penerapan
seperti dengan adanya kesadaran para budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
karyawan dalam pemakaian APD yang teratur pada karyawan dan penyediaan fasilitas yang
dan pelaporan kecelakaan atau kondisi yang dapat menunjang pelaksanaan budaya K3
berbahaya di tempat kerja dari yang terkecil (Lampiran 1).
minimal satu kali 24 jam. Adapun prestasi yang Aspek komunikasi dalam penerapan
terdapat di PT. GE Lighting Indonesia yaitu keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
mendapat penghargaan P2K3 terbaik dari diperusahaan dapat berjalan dengan lancar
Kabupaten Sleman.
67
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864
daging para karyawan dikarenakan dari awal pemimpin terlibat aktif dalam mengarahkan
bekerja para karyawan selalu diingatkan oleh bawahan dan bersifat terbuka, semantara pada
atasan dan selalu melaporkan kondisi yang perusahaan ketiga pemimpin melakukan
tidak aman ditempat kerja.Selain informasi monitoring secara berkala pada setiap bagian
para karyawan.Ada salah satu informasi yang faktor risiko yang mungkin terjadi pada proses
selalu di patuhi oleh para karyawan yaitu tidak produksi. Pada perusahaan ketiga, pola
68
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017
e-ISSN 2550-0864
69
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864
70
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017
e-ISSN 2550-0864
mempengaruhi keselamatan kerja. Penelitian Tangung jawab ini tidak dapat dialihkan
di PT KRM menjelaskan bahwa saat pemimpin namun dapat dilimpahkan (cascade) secara
masih bersifat pasif, contohnya dengan beruntun ketingkat yang lebih rendah.14
bertindak saat sudah terjadi kecelakaan.12 Komitmen dan keterlibatan pemimpin
Untuk mengatasi permasalahan ini PT. KRM merupakan hal yang paling penting dalam
mulai menerapkan pencapaian SMK3 dan menggerakkan partisipasi pekerja terhadap
salah satu programnya adalah behavioral pemenuhan perilaku kerja aman untuk
based safety yang didalamnya terdapat mencapai budaya K3. Komitmen pemimpin
pelatihan untuk bertindak aktif dalam yang tinggi akan menjamin aspek K3 bisa
pelaksanaan K3.12 terpadu baik dalam struktur organisasi.15
Pola kepemimpinan yang baik sangat Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
dibutuhkan dalam suatu perusahaan dan dari kerja merupakan salah satu bentuk upaya
hasil wawancara mendalam yang dilakukan untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
oleh peneliti mendapatkan hasil bahwa sehat, bebas dari kecelakaan kerja yang pada
pemimpin menjalankan tugasnya sebagai akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
pemimpin dalam hal pelaksanaan keselamatan produktivitas kerja. 1 6 Selanjutnya untuk
dan kesehatan kerja perusahaan dengan cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja dapat
memberikan sosialisasi dan evaluasi pada saat dilakukan beberapa hal sebagai berikut
rapat K3 berlangsung. Seorang pemimpin memakai alat pelindung diri dengan sungguh-
berperan menentukan program kegiatan yang sungguh tanpa paksaan tentang APD,
didasarkan pada asumsi dasar organisasi, atau menyadari betapa pentingnya keselamatan
konsep manajemen yang digunakan.13Bila kerja, dan mematuhi segala peraturan yang
perilaku bawahan sesuai dengan program yang berlaku di tempat kerja.17
telah ditetapkan oleh pemimpin, nilai yang Hasil penelitian pada ketiga perusahaan
diperolehnya tinggi.Sebaliknya, apabila menunjukkan bahwa semua perusahaan
perilaku individu dalam organisasi jauh dari berkomitmen dan menghimbau kepada semua
kebenaran sebagaimana yang tertuang dalam karyawan untuk selalu menggunakan APD
program kerja yang dibuat oleh pemimpin, di pada saat bekerja, mematuhi peraturan
13
situ nilainya rendah. perusahaan dan selalu berhati-hati dalam
Salah satu organisasi profesional K3 di bekerja. Bahkan pada perusahaan ketiga (PT
USA, International Association Of Safety GE Ligthing Indonesia) berupaya menghindari
Professional (IASP) menetapkan prinsip K3 terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
adalah tanggung jawab menejemen atau kerja yaitu dengan penganan masalah dan
perusahaan merupakan bagian yang paling melakukan tindakan lanjut, pelaporan atau
bertanggung jawab mengenai K3.14 teguran dan peringatan kepada karyawan agar
Manajemen perusahaan bertanggungjawab menggunakan fasilitas perusahan seperti APD
terhadap semua aktivitas usaha termasuk dengan baik agar terlindungi dari bahan yang
aspek keselamatan dan kesehatan kerja yang berbahaya dan kecelakaansaat bekerja.
timbul dari proses atau aktivitas operasinya. Prosedur keselamatan kerja merupakan
71
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864
salah satu faktor yang dapat meminimalisasi didasari atas keinginan manusia untuk mencari
kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi yang keuntungan-keuntungan tertentu. Motivasi
tidak aman karena dapat memberikan positif merupakan proses pemberian motivasi
gambaran dan batasan yang jelas terhadap atau usaha pembangkitan motif, dimana hal itu
13
penerapan program keselamatan kerja. diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi
Kemudian, adanya kepengurusan P2K3 juga orang lain agar dia bekerja secara baik dan
merupakan komitmen perusahaan terhadap antusias dengan cara memberikan keuntungan
pelaksanaan budaya K3, selain semua eleemn tertentu. 2) Motivasi negatif sering dikatakan
di perusahaan juga perlu memahami tentang sebagai motivasi yang bersumber dari rasa
manfaat P2K3 diperusahaan. Kemudian takut, misalnya jika tidak bekerja akan muncul
komitmen perusahaan untuk menyediakan Alat rasa takut dikeluarkan, tidak diberi gaji dan lain
Pelindung Diri pada setiap karyawan, disiplin sebagainya. 3) Motivasi dari dalam timbul pada
mentaati aturan perusahaan terkait dengan diri pekerja waktu dia menjalankan tugas-tugas
penerapan K3.18 Budaya perusahaan yang atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri
diterapkan dalam perusahaan akan pekerja itu sendiri. 4) Motivasi dari luar adalah
memberikan jaminan tumbuhnya kreativitas motivasi yang muncul sebagai akibat adanya
pada semua level, maka para pegawai tidak pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari
akan terjebak dalam aktivitas yang rutin dan luar diri pekerja itu sendiri.5.21
mampu meningkatkan produktivitas dan Para pekerja harus diberi motivasi untuk
kreativitasnya. Budaya perusahaan menggerakkan pelaksanaan K3 secara nyata
memberikan kontribusi positif terhadap dilapangan.Saling mengingatkan dan
tumbuhnya output yang dihasilkan para mengharapkan tindakan.15 Perlu ditanamkan
karyawan yang sekaligus mencerminkan bahwa tanggung jawab K3 bukan hanya untuk
meningkatnya produktivitas. Untuk diri sendiri tetapi juga terhadap diri rekan-rekan
mewujudkan nilai-nilai dari perusahaan sekerjanya. Dengan meningkatnya kegairahan,
tersebut, sebelumnya seorang karyawan keserasian kerja dan pertisipasi kerja karyawan
membutuhkan keamanan dalam maka dapat dipastikan motivasi kerja karyawan
pekerjaannya.19 Seorang karyawan pasti ingin dapat meningkat.Berdasarkan uraian yang
agar pekerjaannya dapat terlepas dari risiko, telah ditetapkan sebelumnya dapat
dan untuk memastikan hal tersebut maka disimpulkan bahwa keselamatan dan
diperlukan suatu manajemen yang dapat kesehatan kerja berkontribusi terhadap
meminimalkan risiko sehingga pekerja dapat motivasi kerja karyawan. Dengan adanya
berkomitmen secara penuh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yang
perusahaan. Hal inilah yang membuat sebuah diberikan oleh perusahaan maka diharapkan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja motivasi kerja dari karyawan dapat berjalan
sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan.9,20 sesuai dengan yang diinginkan oleh
Motivasi yang mempengaruhi manusia perusahaan.1
organisasional dalam bekerja atau mungkin Fasilitas atau sarana dan prasarana
menjauhi pekerjaan adalah 1) Motivasi positif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
72
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017
e-ISSN 2550-0864
dalam pelaksanaan budaya Keselamatan dan yang sesuai dengan hak dan martabatnya
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan. sehingga mampu bekerja secara aktif dan
Pengadaan fasilitas yang layak, seperti produktif, tenaga kerja dapat bekerja dengan
gedung, tanah, dan peralatan perkantoran akan produktif sehingga dapat meningkatkan hasil
menunjang dalam keberhasilan implementasi produksi. Dengan demikian dapat menambah
suatu program atau kebijakan. Dengan keuntungan bagi tenaga kerja, yaitu berupa
penyediaan APD ini, harapannya karyawan kenaikan gaji atau jaminan sosial bagi
bisa terhindar dari kecelakaan kerja dan kesejahteraan
penyakit akibat kerja.Fasilitas seperti APD yang Kemudian fasilitas dari perusahaan yang
disediakan oleh perusahan dan dipakai oleh diberikan kepada karyawan selanjutnya dalah
tenaga kerja harus memenuhi syarat klinik perusahaan. Semua perusahaan yang
pembuatan, pengujian dan sertifikat.22 APD diteliti memiliki fasilitas pelayanan kesehatan.
bukanlah alat yang nyaman apabila dikenakan, Hal ini sesuai dengan pengertian klinik
tetapi fungsi dari alat ini sangatlah besar karena perusahaan adalah tempat untuk memberikan
dapat mencegah penyakit akibat kerja ataupun pelayanan terutama pada bidang kesehatan
kecelakaan pada waktu bekerja. kerja minimal peningkatan, pencegahan
Alat Pelindung Diri (APD) berperan penting pengobatan dan pemulihan yang di
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. selenggarakan oleh perusahaan atau badan
Dalam pembangunan nasional, tenaga kerja hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
memiliki peranan dan kedudukan yang penting klinik perusahaan berfungsi untuk memeliharan
sebagai pelaku pembangunan. Menggunakan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja,
APD merupakan kewajiban para pekerja atau membantu perusahaan menentukan kebijakan
buruh bangunan yang bekerja di sebuah proyek dalam bidang kesehatan kerja serta untuk
atau bangunan sebuah gedung. Kewajiban itu meningkatkan produktivitas karyawan, adapun
sudah disepakati oleh pemerintah melalui jenis pelayanan kesehatan kerja di klnik tempat
Depertemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. kerja antara lain meliputi pelayanan promotif,
Alat-alat demikian harus memenuhi preventif, kuratif dan rehabilitatif. 2 3 , 2 4 , 2 5
persyaratan tidak mengganggu kerja dan Selanjutnya hal karyawan atas keselamatan
memberikan perlindungan efektif terhadap dan kesehatan di jamin oleh perusahaan
jenis bahaya.22 tempat dia berkerja sesuai dengan pernyataan
Penggunaan APD memiliki peranan dalam UU Nomor 13 tahun 2003, yaitu setiap
penting karena bermanfaat tidak hanya bagi tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
tenaga kerja, tetapi juga bermanfaat bagi atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan,
perusahaan. Adapun manfaat APD bagi tenaga pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang
kerja adalah tenaga kerja dapat bekerja dengan sesuai dengan martabat manusia dan moral
lebih aman karena dapat terhindar dari agama.
17
berbagai bahaya kerja. Tenaga kerja dapat Secara sederhana, fasilitas yang diberikan
mencegah kecelakaan akibat kerja, tenaga perusahaan terkait dengan implementasi K3
kerja dapat memperoleh derajat kesehatan berbeda-beda tetapi tetap mengacu pada faktir
73
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864
risiko bahaya yang dapat terjadi di tempat dan sebagai sarana untuk meningkatkan
kerja.Penyediaan fasilitas tersebut akan produktivitas perusahaan
mendorong karyawan untuk bekerja tetapi tetap
selamat dan sehat. Fasilitas ini juga tidak DAFTAR PUSTAKA
terlepas dari kesadaran karyawan sendiri untuk 1. Aisyah, N, Al-Musadieq, M, Mukzam, D.
memanfaatkannya dengan baik atau tidak. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan
KESIMPULAN DAN SARAN (Studi Pada Karyawan Bagian Instalation
berbeda-beda. Hal ini tidak terlepas dari peran Brawijaya Malang; 2013
perusahaan dan karyawan dalam penerapan Tentang Kewajiban Bila Memasuki Tempat
berskala nasional penerapan budaya K3 lebih Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
menonjol dibandingkan perusahaan berskala Pada PT. Tunas Muda Jaya Kalimantan
lokal dan setiap perusahaan mempunyai sisi Timur [Laporan Praktek Kerja Lapangan];
kesehatan kerja (K3), tetapi budaya 5. Hasibuan, P. Organisasi & Motivasi Dasar
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) masih Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi
informasi K3, dan adanya fasilitas APD bagi Kerja Pada Peningkatan Fasilitas PT.
karyawan; 3) perusahaan ketiga skala nasional Trakindo Utama Balikpapan. Jurnal Sipil
mendapat penghargaan dari Bupati sebagai Statik. Pt. Trakindo Utama Balikpapan.
menjadi indikator untuk meningkatkan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Se-
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dunia, Pers Bersama : Jakarta ; 2014
74
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017
e-ISSN 2550-0864
75
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864
76